PADA TN. S DENGAN OLD MIOKARD INFARK DI RUANG IGD RSUD KOTA
SEMARANG
Disusun oleh :
RINAWATI 1408121
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirrobbil alamin segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam penulis panjatkan , karena
atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Asuhan
Keperawatan Gawat Darurat Pada Klien Tn. S Dengan Diagnosa Old Miokard Infark Di
Ruang IGD RSUD Kota Semarang.
Dalam penulisan makalah ini penulis menemukan kesulitan, Namun berkat bantuan, bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan
waktu yang diberikan.
Penulis menyadari Makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan Makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya profesi keperawatan.
DAFTAR ISI
Cover............................................................................................................. 1
Kata Pengantar............................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............... 5
B. Tujuan Penulisan............... 5
C. Metode Penulisan.................. 6
D. Sistematika Penulisan............ 6
1. Pengertian .............. 7
2. Etiologi .............. 7
3. Klasifikasi .............. 10
4. Patofisiologi .............. 11
5. Pathway.............................................................................................. 13
7. Komplikasi ............. 16
9. Penatalaksanaan ............. 17
1. Pengkajian .............. 17
A. Pengkajian ............. 28
C. Intervensi Keperawatan.................42
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan .......................................................................................... 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................ 72
B. Saran ............. 72
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan gawat darurat merupakan bentuk pelayanan yang bertujuan untuk menyelamatkan
kehidupan penderita, mencegah kerusakan sebelum tindakan/perawatan selanjutnya dan
menyembuhkan penderita pada kondisi yang berguna bagi kehidupan. Karena sifat pelayanan gawat
daruarat yang cepat dan tepat, maka sering dimanfaatkan untuk memperoleh pelayanan
pertolongan pertama dan bahkan pelayanan rawat jalan bagi penderita dan keluarga yang
menginginkan pelayanan secara cepat. Oleh karena itu diperlukan perawat yang
mempunyai kemampuan yang bagus dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan gawat darurat
untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan baik aktual atau potensial mengancam kehidupan
tanpa atau terjadinya secara mendadak atau tidak di perkirakan tanpa atau disertai kondisi lingkungan
yang tidak dapat dikendalikan.
Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek keperawatan gawat
darurat yang diberikan kepada klien oleh perawat yang berkompeten di ruang gawat darurat. Asuhan
keperawatan yang diberikan meliputi biologis, psikologis, dan sosial klien baik aktual yang timbul
secara bertahap maupun mendadak, maupun resiko tinggi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
asuhan keperawatan gawat darurat, yaitu : kondisi kegawatan seringkali tidak terprediksi baik kondisi
klien maupun jumlah klien yang datang ke ruang gawat darurat, keterbatasan sumber daya dan
waktu, adanya saling ketergantungan yang sangat tinggi diantara profesi kesehatan yang bekerja di
ruang gawat darurat, keperawatan diberikan untuk semua usia dan sering dengan data dasar
yang sangat mendasar, tindakan yang diberikan harus cepat dan dengan ketepatan yang
tinggi (Maryuani, 2009).
Infark miokardial merupakan nekrosis jaringan jantung akibat iskemia jantung tak berubah. Penyakit
ini sering disebut dengan serangan jantung. Kebanyakan pasien salah mengartikan dengan
mendeskripsikan serangan jantung sebagai jantung yang meledak. Dalam hal ini, pasien harus diajari
etiologi nyata mengenai infark miokard. Dalam menangani pasien yang mengidap penyakit ini.
Perawat harus secara rutin memonitir tanda vital, termasuk kadar hemodinamis, dan suara detak
jantung. Selama tahap infark akut, perawat perlu menyediakan suasana yang tenang bagi pasien.
Selain itu perawat juga harus mengkaji keberadaan nyeri dada.
Pada pasien dengan old infark miokard perlu penanganan khusus maka dari itu penulis mengangkat
kasus ini sebagai seminar kelompok dengan judul Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Tn.S
Dengan Diagnosa Medis Old Miokard Infark Di IGD RSUD Kota Semarang
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan Old Miokard Infark.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada klien dengan Old Miokard Infark
b. Mahasiswa mampu menganalisa data hasil pengkajian pada klien dengan Old Miokard Infark
c. Mahasiswa mampu melakukan rencana tindakan pada klien dengan Old Miokard Infark
d. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawata pada klien dengan Old Miokard Infark
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada klien dengan Old
Miokard Infark
C. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan penjabaran
masalah-masalah yang didapatkan dan menggunakan studi kepustakaan dari literatur yang ada, baik di
buku, jurnal maupun di internet.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari lima bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
BAB III :Laporan kasus terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Old Infark Miokard adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena sumbatan arteri koroner
(Hudak & Gallo; 2007). Sumbatan terjadi oleh karena adanya ateroksklerotik pada dinding arteri
koroner, sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung.
Aterosklerotik adalah suatu penyakit pada arteri-arteri besar dan sedang dimana lesi lemak yang
disebut Plak Ateromatosa timbul pada permukaan dalam dinding arteri. Sehingga mempersempit
bahkan menyumbat suplai aliran darah ke arteri bagiuan distal (Hudak & Gallo; 2007)
B. Etiologi
Old Infark miokard disebabkan oleh karena atherosclerosis atau penyumbatan total atau sebagian oleh
emboli dan atau thrombus
Faktor resiko yang menjadi pencetus terjadinya Old Infark Miokard old adalah :
b. Minor stress, kepribadian tipe A (emosional, agresif, dan ambivalen) daninaktifitas fisik.
a. Hereditas/keturunan
c. Ras, insiden lebih tinggi orang berkulit hitam. Sex, pria lebih sering daripada wanita.
C. Patofisiologi
Thrombus menyumbat aliran darah arteri koroner, sehingga suplai nutrisi dan O2 ke bagian distal
terhambat., sel oto jantung bagian distal mengalami hipoksia iskhemik infark, kemudian serat otot
menggunakan sisa akhir oksigen dalam darah, hemoglobin menjadi teroduksi secara total dan menjadi
berwarna birui gelap, dinding arteri menjadi permeable, terjadilah edmatosa sel, sehingga sel mati.
Hipoksia yang terjadi pada jaringan otot jantung memaksa sel untuk melakukan metabolisme CO2
(metabolisme anaerob), sehingga menghasilkan asam laktat dan juga merangsang pengeluaran zat-
zatiritatif lainnya seperti histamine, kinin, atau enzim proteolitik sleuler merangsang ujung-ujung
syaraf reseptor nyeri di otot jantung, impuls nyeri dihantarkan melalui serat sraf aferen simpatis,
kemudian dihantarkan ke thalamus, korteks serebri, serat saraf aferen, dan dipersepsikan nyeri.
Perangsangan syaraf simpatis yang berlebihan akan menyebabkan :
3. Menekan kerja parasimpatis, sehingga gerakan peristaltik menurun, akumulai cairan di saluran
pencernaan, rasa penuh di lambung, sehingga merangsangf rasa mual / muntah.
4. Vasokonstriksi pembuluh darah ferifer, sehinga alir balik darah vena ke atrium kanan
meningkat, dan akhirnya tekanan darah meningkat.
Tanda dan gejala yang timbul pada Old Infark Miokard adalah sebagai berikut :
1. Nyeri hebat pada dada kiri menyebar ke bahu kiri, leher kiri dan lengan atas kiri, kebanyakan
lamanya 30 menit sampai beberapa jam, sifatnya seperti ditusuk-tusuk, ditekan, tertindik.
2. Takhikardi
4. Kadang mual bahkan muntah diakibatkan karena nyeri hebat dan reflek vasosegal yang
disalurkan dari area kerusakan miokard ke trakus gastro intestinal
5. Dispnea
E. Komplikasi
Terjadi peningkatan akhir diastole ventrikel kiri dan peningkatan tekanan vena pulmonal sehingga
meningkatkan tekanan hydrostatic yang mengakibatkan cairan merembes keluar.
2. Gagal jantung
Karena ada kelainan otot jantung menyebabkan menurunnya kontraktilitas, sehingga jantung tidak
mampu memompa darah dengan adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan
nutrisi.
3. Syok kardiogenik
Karena adanya kerusakan jantung mengakibatkan penurunan curah jantung, sehingga menurunkan
tekanan darah arteri ke organ-organ vital. Adapun tand-tandanya tekanan darah rendah, nadi cepat dan
lemah, hypoxia, kulit dingin dan lembab.
4. Tromboemboli
Murangnya mobilitas pasien dengan sakit jantung dan adanya gangguan sirkulasi yang menyertai
kelainan ini berleran dalam pembentukan thrombus intracardial dan intravesikular
5. Disritmia
6. Rupture miokardium
Dapat terjadi bila terdapat infark miokardium, proses infeksi dan disfungsi miokadium lain yang
menyebabkan otot jantung melemah.
Masuknya cairan kedalam kantung perikardium karena adanya perikarditis dan gagal jantung.
1. Vasodilatator
Vasodilatator pilihan untuk mengurangi rasa nyeri jantung adalah nitroglycerin, baik secara intra vena
maupun sublingual, efek sampingnya yaitu dapat mengurangi preload, beban kerja jantung dan after
load.
2. Antikoagulan
Heparin adalah anti koagulan pilihan utama, heparin bekerja memperpanjang waktu pembekuan
darah, sehingga mencegah thrombus Trombolitik
Untuk melarutkan thrombus yang telah terbentuk di arteri koroner, memperkecil penyumbatan dan
meluasnya infark, teombolitik yang biasa digunakan adalah streptokinase, aktifasi plasminogen
jaringan dan amistropletase
3. Analgetik
Pemberian dibatasi hanya untukk pasien yang tidak efektif dengan pemberian nitrat dan antiloagulan,
analgetik pilihan adalah morvin sulfat secara IV
A. Pengkajian
Salah satu aspek penting perawatan pasien MI adalah pengkajian keperawatan. Pengkajian
dilakukan untuk mendapatkan data dasar tentang informasi status terkini pasien, sehingga setiap
perubahan bisa diketahui sesegera mungkin. Pengkajian keperawatan harus sistematis dan ditunjukan
untuk mengidentifikasi kebutuhan jantung pasien dan menentukan prioritas tadi.
B. Diagnosa keperawatan
wajah meringis
gelisah
delirium
2. Resiko penurunan curah jantung b.d perubahan faktor-faktor listrik, penurunan karakteristik
miokard.
3. Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan penurunan perfusi ginjal,
peningkatan natrium / retensi air, peningkatan tekanan hidrostatik, penurunan protein plasma.
4. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan
utama paru, perubahan membran alveolar- kapiler ( atelektasis , kolaps jalan nafas/ alveolar edema
paru/efusi, sekresi berlebihan / perdarahan aktif ) ditandai dengan : Dispnea berat, Gelisah, Sianosis,
Perubahan GDA, Hipoksemia
5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan
kebutuhan, adanya iskemik/ nekrosis jaringan miokard ditandai dengan gangguan frekuensi jantung,
tekanan darah dalam aktifitas, terjadinya disritmia, kelemahan umum
7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang fungsi jantung / implikasi
penyakit jantung dan status kesehatan yang akan datang , kebutuhan perubahan pola hidup ditandai
dengan pernyataan masalah, kesalahan konsep, pertanyaan, terjadinya kompliksi yang dapat dicegah.
C. Intervensi Keperawatan
Misalnya Pada pasien dengan Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Pantau / catat karakteristik nyeri dada Identifikasi karakteristik nyeri dada secara tepat
pasien : lokasi, radius, durasi, kualitas, akan menjadi acuan untuk melakukan intervensi.
dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
NO INTERVENSI RASIONAL
2 Ukur dan catat tanda vital tiap jam. supply O2 koroner yang adekuat dapat
dimanifestasikan dengan kestabilan tanda vital.
6 Lakukan pemeriksaan ECG tiap hari Pemeriksaan ECG tiap hari dan saat nyeri dada
dan saat nyeri dada timbul. timbul berguna untuk mendiagnosa luasnya
infark.
7 Berikan terapi tirah baring (bedrest) Tirah bating/istirahat total dapat mengurangi
selama 24 jam pertama post serangan. konsumsi/demand O2 miokard.
D. Evaluasi
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Identitas pasien
Nama : Tn.S
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
No.RM : 321620
Umur : 55 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
Nyeri dada
Q: Terasa tertusuk-tusuk
R: Dada kiri
S: 6
T: Menetap
Klien dan keluarga mengatakan klien tidak mempunyai riwayat darah tinggi maupun gula darah atau
dietus militus, keluarga klien mengatakan sebelumnya klien pernah di rawat di rumah sakit 1 tahun
yang lalu dengan keluhan yang sama, klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi obat ataupun
makanan.
60 tahun
Ket:
Keluarga klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit yang sama.
e. Riwayat alergi
3. PENGKAJIAN PRIMER
4. PENGKAJIAN SEKUNDER
a. Kesadaran : Composmentis
b. Penampilan : klien nampak lemas dan sesak nafas, terpasang oksigen dengan nasal
kanul 3 liter
c. Vital sign :
Nadi : 104
RR : 28
Suhu : 37,5%
d. Kepala : bentuk kepala mesocephal, warna rambut hitam dan beruban, kulit kepala bersih
dan tidak ada lesi
e. Mata : kemampuan melihat baik pupil isokor reflek cahaya kanan kiri positif,
konjungtivitas simetris, tidak menggunakan alat bantu
f. Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada polip hidung, klien terpasang kanul O2 3 liter
g. Telinga : simetris kanan dan kiri, tidak ada gangguan pendengaran, tidak menggunakan
alat bantu pendenaran.
h. Mulut dan tenggorokan : klien berbicara normal, gigi bersih dan tidak ada gangguan mengunyah
ataupun menelan, tidak ada pembesaran tonsil
i. Dada
Jantung
- Auskultasi : Bunyi jantung I dan II terdengar, ada bunyi tambahan III (Mur-mur)
Paru-Paru
- Auskultasi : vesikuler
j. Abdoment
- Inspeksi : datar
- Perkusi : timpani
k. Genetalia
l. Ekstemitas
- Bawah :
m. Kulit
n. Data Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Ht 45,30
Trombosit 381
Leukosit 12,3
GDS 100
Ureum/Kreatinin 30,6/0,9
SGOT 50 Hight
SGPT 35 Hight
Natrium 139,0
Kalium 4,9
Calcium 1,2
p. Therapy
- Inf RL 16 tpm
- Cefotaxime 3x1 gr
- CPG 1x1
5.ANALISA DATA
Q: Terasa tertusuk-tusuk
R: Dada kiri
S: 6
T: Menetap
DO :- klien terlihat
meringis menahan rasa
nyeri
Terpasang o2 3
liter,terpasang infus
RL 16tpm
P: arteriosclerosis
Q; terasa tertusuk-tusuk
R; dada kiri
S: Menetap
Do: rr ; 28x/menit
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan nyeri dan sesak nafas
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan tirah baring kelemahan umum imobilisasi, sesak
nafas
7. INTERVENSI
4. Kolaborasi : ke program
rehabilitasi jantung
- Q : terasa tertusuk
- S:6
- T : Nyeri menetap
Nadi : 104
RR : 28
Suhu : 37,5%
2 - Memberikan O2 DS: -
DO : O2 : 3 liter/ menit
- Q : Terasa tertusuk-tusuk
- S: 6
- T : Menetap
- Melakukan perekaman
jantung (ECG)
E. EVALUASI SUMATIF
P : Arterosklerosis
Q : tertusuk-tusuk
S:6
P : Lanjutkan intervensi
P : lanjutkan intervensi
- P : Arterosklerosis
- Q : terasa tertusuk-tusuk
- S:6
O : RR : 28 X/ Menit
P : lanjutkan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Arief Mansjoer, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1, Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius
FKUI
Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
Smeltzer,S.C& Bare,B.G. 2006. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8.Jakarta : EGC
Sudoyo,W.et al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.Edisi 4.Jakarta : Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam.
Wilkinson, JM & Ahern,N. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Intervensi NIC, kriteria hasil
NOC.Edisi 9.Jakarta : EGC
http://bayudikapratama.blogspot.co.id/2015/05/asuhan-keperawatan-gawat-darurat-pada.html?m=1