Anda di halaman 1dari 19

1.

Sanitasi kamar mandi kos yang kotor

Tidak pernah dilakukan


pengecatan ulang
Pipa saluran rusak

Cat tembok mengelupas Petugas kebersihan yang


WC mampet tidak bekerja maksimal

Sanitasi kamar mandi yang kotor

Bau di kamar mandi di kos Kecoa di kamar mandi

Tidak ada ventilasi tidak pernah dibersihkan

Tidak ada pengharum ruangan


Bakteri berkembang biak
2. Sampah yang menumpuk di kos

Penghuni kos yang padat


Kurangnya pengetahuan
penghuni kos
Banyak sampah yang dihasilkan
Tidak dilakukan pemilihan sampah

Sampah yang menumpuk di kos

Membuang sampah sembarangan


Sampah tidak diangkut

Tidak ada kesadaran warga kos


Tidak ada petugas
pengangkut sampah
3. Kepadatan nyamuk yang tinggi di kos

Terdapat sarang nyamuk

Baju kotor lama digantung


Banyak tanaman air

Bak mandi tidak pernah dikuras


Banyak genangan air
di sekitar kos
Banyak jentik di kamar
mandi

Banyak kaleng bekas yang di


buang sembarangan

Kepadatan nyamuk tinggi


4. Sanitasi lantai kos yang kotor

Lantai berdebu

Sandal berserakan
di lantai Tidak pernah disapu

Bakteri berkembang biak

Lantai bau apek Warna lantai kusam / tidak seperti


aslinya

Tidak pernah di pel

Sanitasi lantai kos yang kotor


Pengenalan: semut vs. rayap
Dapat dikatakan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia mengenal
jenis-jenis serangga yang umum kita sebut rayap. Sebutan lain yang juga
umum adalah semut putih. Di Sumatera digunakan istilah anai-anai di
Jawa rangas, sedangkan beberapa jenis rayap di daerah Jawa Barat disebut
rinyuh, sumpiyuh. Bergantung jenisnya, panjang tubuh rayap berkisar di
antara 4 - 11 mm, dan umumnya individu-individu rayap yang tak
bersayap berwarna keputih-putihan. Dari sini muncul nama semut putih.

Di antara jenis-jenis rayap banyak yang mirip satu sama lain sehingga bagi
mereka yang belum terlatih, agak sulit membedakannya, kecuali beberapa
jenis yang umum seperti rayap kayu kering (Cryptotermes) yang menghuni
dan makan kayu kering, dan rayap subteran (seperti Macrotermes) yang
sarang koloninya umumnya terdapat dalam tanah lembab, dengan ukuran
tubuh relatif besar.

Penampilan
rayap
memang
mirip semut.
Tetapi

perbedaannya cukup banyak, bahkan semut merupakan salah satu musuh


utama dari rayap. Dari segi sistematika/filogenetika semut mendekati
golongan lebah, sehingga kedua serangga ini dicakup dalam Ordo
Hymenoptera (bersayap selaput).

Gambar 2: Semut (kiri) dan prajurit rayap (kanan). (Arsip PSIH


IPB).
Jika kita mengamati seekor semut atau seekor lebah, secara morfologik
tampak batas yang jelas antara bagian "dada" (toraks) dan "perut"
(abdomen), bahkan pada beberapa jenis lebah batas ini demikian mencolok
sehingga menggenting (dengan pinggang yang sangat kecil). Pada jenis-
jenis rayap, batas antara toraks dan abdomen kurang jelas, atau secara
awam kita katakan "rayap tidak memiliki pinggang yang ramping".
Individu bersayap yang lazim disebut laron (atau sulung, alata, alates ),
memiliki sepasang sayap yang dalam keadaan diam cara melipatnya
memanjang lurus ke belakang, seperti halnya jenis-jenis belalang dan
lipas berbeda dengan Hymenoptera yang terlipat dalam beberapa simpul,
sebelum memanjang ke belakang. Bedasarkan tekstur dan struktur sayap
maka rayap digolongkan dalam satu ordo tersendiri yaitu Isoptera
(bersayap sama).

Dari perilaku hidupnya, perbedaan utama antara rayap dengan semut


adalah, semut mencari makan lebih "terbuka", sedangkan rayap selalu
"tertutup", menutup jalur-jalur kembaranya dengan bahan-bahan tanah.
Perkembangan hidup rayap adalah melalui metamorfosa hemimetabola ,
yaitu secara bertahap, yang secara teori melalui stadium (tahap pertum-
buhan) telur, nimfa dan dewasa. Walaupun stadium dewasa pada serangga
umumnya terdiri atas individu-individu bersayap (laron), karena sifat
polimorfismenya maka di samping bentuk laron yang bersayap, stadium
dewasa rayap mencakup juga kasta pekerja yang bentuknya seperti nimfa
yang berwarna keputih-putihan, dan kasta prajurit yang berbentuk khusus
dan berwarna lebih kecoklatan. Sedangkan pada semut perkembangannya
adalah holometabola, yaitu melalui tahap-tahap pertumbuhan telur, larva,
nimfa dan dewasa (alates dan pekerja yang tak bersayap).

Perbedaan lain antara rayap dan semut masih sangat banyak tapi kita tidak
akan membahasnya di sini. Yang pasti, tidak seperti rayap yang
memerlukan kayu (selulosa ) sebagai makanan pokok, semut makanan
pokoknya bukan kayu, tetapi macam-macam, dari serat sampai gula.

Sebaran dan makanan


Rayap pada dasarnya adalah serangga daerah tropika dan subtropika.
Namun sebarannya kini cenderung meluas ke daerah sedang (temperate )
dengan batas-batas 50o LU dan LS. Di daerah tropika rayap ditemukan
mulai dari pantai sampai ketinggian 3000 m di atas permukaan laut.
Makanan utamanya adalah kayu atau bahan yang terutama terdiri atas
selulosa. Dari perilaku makan yang demikian kita menarik kesimpulan
bahwa rayap termasuk golongan makhluk hidup perombak bahan mati
yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi kelangsungan kehidupan dalam
ekosistem kita. Mereka merupakan konsumen primer dalam rantai
makanan yang berperan dalam kelangsungan siklus beberapa unsur
penting seperti karbon dan nitrogen. Tapi masalahnya adalah manusia juga
merupakan konsumen primer yang memerlukan hasil-hasil tanaman bukan
saja untuk makanannya tetapi juga untuk membuat rumah dan bangunan-
bangunan lain yang diperlukannya. Di sinilah letak permasalahannya,
sehingga manusia bersaing dengan rayap. Semula agak mengherankan
para pakar bahwa rayap mampu makan (menyerap) selulosa karena
manusia sendiri tidak mampu mencernakan selulosa (bagian berkayu dari
sayuran yang kita makan, akan dikeluarkan lagi !), sedangkan rayap
mampu melumatkan dan menyerapnya sehingga sebagian besar ekskremen
hanya tinggal lignin saja. Keadaan menjadi jelas setelah ditemukan
berbagai protozoa flagellata dalam usus bagian belakang dari berbagai
jenis rayap (terutama rayap tingkat rendah: Mastotermitidae,
Kalotermitidae dan Rhinotermitidae), yang ternyata berperan sebagi
simbion untuk melumatkan selulosa sehingga rayap mampu mencernakan
dan menyerap selulosa. Bagi yang tak memiliki protozoa seperti famili
Termitidae, bukan protozoa yang berperan tetapi bakteria -- dan bahkan
pada beberapa jenis rayap seperti Macrotermes , Odontotermes dan
Microtermes memerlukan bantuan jamur perombak kayu yang dipelihara
di "kebun jamur" dalam sarangnya.

Perilaku makan

Semua rayap makan kayu dan bahan berselulosa, tetapi perilaku makan
(feeding behavior ) jenis-jenis rayap bermacam-macam. Hampir semua
jenis kayu potensial untuk dimakan rayap. Memang ada yang relatif awet
seperti bagian teras dari kayu jati tetapi kayu jati kini semakin langka.
Untuk mencapai kayu bahan bangunan yang terpasang rayap dapat
"keluar" dari sarangnya melalui terowongan-terowongan atau liang-liang
kembara yang dibuatnya. Bagi rayap subteran (bersarang dalam tanah
tetapi dapat mencari makan sampai jauh di atas tanah), keadaan lembab
mutlak diperlukan. Hal ini menerangkan mengapa kadang-kadang dalam
satu malam saja rayap Macrotermes dan Odontoterme s telah mampu
menginvasi lemari buku di rumah atau di kantor jika fondasi bangunan
tidak dilindungi. Sebaliknya, rayap kayu kering (Cryptotermes) tidak
memerlukan air (lembab) dan tidak berhubungan dengan tanah. Juga tidak
membentuk terowongan-terowongan panjang untuk menyerang obyeknya.
Mereka bersarang dalam kayu, makan kayu dan jika perlu
menghabiskannya sehingga hanya lapisan luar kayu yang tersisa, dan jika
di tekan dengan jari serupa menekan kotak kertas saja. Ada pula rayap
yang makan kayu yang masih hidup dan bersarang di dahan atau batang
pohon, seperti

Neotermes tectonae yang menimbulkan kerusakan (pembengkakan atau


gembol) yang dapat menyebabkan kematian pohon jati. Penggolongan
menurut habitat atau perilaku bersarang.

Berdasarkan lokasi sarang utama atau tempat tinggalnya, rayap perusak


kayu dapat digolongkan dalam tipe-tipe berikut :

1. Rayap pohon, yaitu jenis-jenis rayap yang menyerang pohon yang


masih hidup, bersarang dalam pohon dan tak berhubungan dengan
tanah. Contoh yang khas dari rayap ini adalah Neotermes tectonae
(famili Kalotermitidae), hama pohon jati.
2. Rayap kayu lembab, menyerang kayu mati dan lembab, bersarang
dalam kayu, tak berhubungan dengan tanah. Contoh : Jenis-jenis rayap
dari genus Glyptotermes (Glyptotermes spp., famili Kalotermitidae).

3. Rayap kayu kering, seperti Cryptotermes spp. (famili Kalotermitidae),


hidup dalam kayu mati yang telah kering. Hama ini umum terdapat di
rumah-rumah dan perabot-perabot seperti meja, kursi dsb. Tanda
serangannya adalah terdapatnya butir-butir ekskremen kecil berwarna
kecoklatan yang sering berjatuhan di lantai atau di sekitar kayu yang
diserang. Rayap ini juga tidak berhubungan dengan tanah, karena
habitatnya kering.

4. Rayap subteran, yang umumnya hidup di dalam tanah yang


mengandung banyak bahan kayu yang telah mati atau membusuk,
tunggak pohon baik yang telah mati maupun masih hidup. Di
Indonesia rayap subteran yang paling banyak merusak adalah jenis-
jenis dari famili Rhinotermitidae. Terutama dari genus Coptoterme s
(Coptotermes spp.) dan Schedorhinotermes. Perilaku rayap ini mirip
rayap tanah seperti Macrotermes namun perbedaan utama adalah
kemampuan Coptotermes untuk bersarang di dalam kayu yang
diserangnya, walaupun tidak ada hubungan dengan tanah, asal saja
sarang tersebut sekali-sekali memperoleh lembab, misalnya tetesan air
hujan dari atap bangunan yang bocor. Coptotermes pernah diamati
menyerang bagian-bagian kayu dari kapal minyak yang melayani
pelayaran Palembang-Jakarta. Coptotermes curvignathus Holmgren
sering kali diamati menyerang pohon Pinus merkusii dan banyak
meyebabkan kerugian pada bangunan.

5. Rayap tanah. Jenis-jenis rayap tanah di Indonesia adalah dari famili


Termitidae. Mereka bersarang dalam tanah terutama dekat pada bahan
organik yang mengandung selulosa seperti kayu, serasah dan humus.
Contoh-contoh Termitidae yang paling umum menyerang bangunan
adalah Macrotermes spp. (terutama M. gilvus) Odontotermes spp. dan
Microtermes spp. Jenis-jenis rayap ini sangat ganas, dapat menyerang
obyek-obyek berjarak sampai 200 meter dari sarangnya. Untuk
mencapai kayu sasarannya mereka bahkan dapat menembus tembok
yang tebalnya beberapa cm, dengan bantuan enzim yang dikeluarkan
dari mulutnya. Macrotermes dan Odontotermes merupakan rayap
subteran yang sangat umum menyerang bangunan di Jakarta dan
sekitarnya.

Taksonomi rayap selayang pandang

Taksonomi atau penggolongan jenis-jenis rayap merupakan salah satu


misteri dunia insekta karena tingginya tingkat kemiripan antar jenis rayap
dalam masing-masing famili. Kiranya kita tak perlu sangat memusingkan
jenis-jenis (spesies) rayap ini. Hal yang penting adalah dapat mengenal
tipe-tipe seperti telah disebut di muka. Pada umumnya rayap yang terdapat
dalam satu kategori memiliki kemiripan dalam hampir semua segi
perilakunya, sehingga metoda pengendalianyapun dapat disamakan.

Dapat dikatakan bahwa terdapat tiga famili rayap perusak kayu (yang
dianggap sebagai hama), yaitu famili Kalotermitidae, Rhinotermitidae dan
Termitidae. Kalotermitidae diwakili oleh Neotermes tectonae (hama pohon
jati) dan Cryptotermes spp. (rayap kayu kering); Rhinotermitidae oleh
Coptotermes spp dan Schedorhinotermes, sedangkan Termitidae oleh
Macrotermes spp., Odontotermes spp. dan Microtermes spp.). Masih
banyak jenis-jenis rayap yang juga penting tetapi agak jarang dijumpai
menyerang bangunan. Misalnya jenis-jenis Nasutitermes (famili
Termitidae), yang pada dahi prajuritnya terdapat "tusuk" (seperti hidung:
nasus, nasute), dan mampu melumpuhkan lawannya bukan dengan
menusuknya tetapi meyemprotkan cairan pelumpuh berwarna putih,
melalui saluran dalam "tusuk"nya.

[
]

[
]
Gambar 3. Berturut-turut dari kiri ke kanan, mulai dari atas: prajurit
Macrotermes gilvus, prajurit Microtermes sp., prajurit Nasutitermes
sp, prajurit Cryptotermes cynocephalus dan ratu Coptotermes
curvignathus. (Arsip PSIH IPB).

Bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih jauh cara mendeterminasi jenis
rayap perusak kayu, dapat digunakan kunci yang disusun penulis (lihat
kepustakaan nomor 7 pada akhir tulisan ini).

Koloni rayap -- masyarakat kriptobiotik

Jika kita menilik kehidupan rayap, kita tak akan menjumpai seekor rayap
yang mengembara sendirian seperti halnya kupu-kupu yang terbang solo
atau kumbang yang makan sendirian (soliter). Sebagai serangga sosial
rayap hidup dalam masyarakat yang disebut koloni. Jika kita hendak
menguji keampuhan obat (insektida) terhadap beberapa ekor ayap dari
kasta yang sama (misalnya kasta pekerja) yang dipisahkan dari koloninya,
maka hasilnya akan sia-sia. Karena tanpa diberi racunpun mereka akan
mati. Mengeluarkan individu rayap dari koloninya, sama saja dengan
membunuhnya. Mereka hanya bisa hidup jika (dan hanya jika) mereka
berada dalam masyarakatnya (koloninya). Mengapa demikian ? Karena di
dalam koloninya terdapat bahan-bahan dan proses-proses yang dapat
menjamin kelanjutan hidupnya. Ibarat seorang penderita penyakit yang
seumur hidupnya mutlak memerlukan sejenis obat yang selalu ditelannya
pada saat-saat tertentu, dan jika diumpamakan bahwa obat itu tak dapat
dibawanya ke mana-mana, hanya dapat disimpan di rumahnya, berarti ia
tak dapat meninggalkan rumahnya. Ia dapat hidup normal jika rumahnya ia
perpanjang dengan menambah lorong-lorong sempit, misalnya ke tempat
kerjanya, ke sekolah, ke pasar dsb. Dan lorong-lorong sempit yang tertutup
ini merupakan bagian dari rumahnya, di mana ia dapat memperoleh obat
demi kelangsungan hidupnya. Demikianlah halnya dengan kehidupan
rayap. Hal ini dapat kita amati pada kehidupan rayap subteran. Ia hanya
dapat mencapai makanannya (bangunan atau kayu) dengan menambah-
nambah panjang "rumahnya" dengan membuat terowongan-terowongan
kembara, yaitu jalur-jalur sempit yang berasal dari pusat sarang ke arah
kembara di mana makanannya berada, yang hanya dapat dilalui sekaligus
oleh sekitar 3 - 4 ekor rayap. Terowongan kembara ini ditutupnya dengan
bahan-bahan tanah sehingga pada galibnya liang-liang kembara tetap
merupakan bagian dari sarang koloninya. Dengan adanya liang-liang
tertutup ini maka praktis seluruh ruangan dari sarang rayap termasuk liang-
liang kembara merupakan lingkungan yang sangat lembab yang menjamin
kehidupan rayap tanah atau rayap subteran.Dalam kaitan dengan
kehidupan masyarakat rayap, terdapat beberapa istilah kunci yang perlu
diungkapkan, yaitu : polimorfi, feromon, trofalaksis, dan homeostatis.

Gambar 4. Ratu rayap


dikelilingi pekerja dan prajurit
(kiri) dan individu-individu
rayap Coptotermes yang
bergerombol (kanan). (Arsip
PSIH IPB.

[]

Polimorfi --
masyarakat
"komune"
dalam kasta-
kasta
Sebagian
masyarakat juga
sudah
mengetahui bahwa dalam koloni setiap jenis rayap, terdapat beberapa kasta
individu yang wujudnya berbeda, yaitu:

1. Kasta reproduktif terdiri atas individu-individu seksual yaitu betina


(yang abdomennya biasanya sangat membesar) yang tugasnya bertelur dan
jantan (raja) yang tugasnya membuahi betina. Raja sebenarnya tak
sepenting ratu jika dibandingkan dengan lamanya ia bertugas karena
dengan sekali kawin, betina dapat menghasikan ribuan telur; lagipula
sperma dapat disimpan oleh betina dalam kantong khusus untuk itu,
sehingga mungkin sekali tak diperlukan kopulasi berulang-ulang. Jika
koloni rayap masih relatif muda biasanya kasta reproduktif berukuran
besar sehingga disebut ratu. Biasanya ratu dan raja adalah individu
pertama pendiri koloni, yaitu sepasang laron yang mulai menjalin
kehidupan bersama sejak penerbangan alata. Pasangan ini disebut
reprodukif primer. Jika mereka mati bukan berarti koloni rayap akan
berhenti bertumbuh. Koloni akan membentuk "ratu" atau "raja" baru dari
individu lain (biasanya dari kasta pekerja) tetapi ukuran abdomen ratu baru
tak akan sangat membesar seperti ratu asli. Ratu dan raja baru ini disebut
reproduktif suplementer atau neoten. Jadi, dengan membunuh ratu atau
raja kita tak perlu sesumbar bahwa koloni rayap akan punah. Bahkan
dengan matinya ratu, diduga dapat terbentuk berpuluh-puluh neoten yang
menggantikan tugasnya untuk bertelur. Dengan adanya banyak neoten
maka jika terjadi bencana yang mengakibatkan sarang rayap terpecah-
pecah, maka setiap pecahan sarang dapat membentuk koloni baru.

2. Kasta prajurit . Kasta ini ditandai dengan bentuk tubuh yang kekar
karena penebalan (sklerotisasi) kulitnya agar mampu melawan musuh
dalam rangka tugasnya mempertahankan kelangsungan hidup koloninya.
Mereka berjalan hilir mudik di antara para pekerja yang sibuk mencari dan
mengangkut makanan. Setiap ada gangguan dapat diteruskan melalui
"suara" tertentu sehingga prajurit-prajurit bergegas menuju ke sumber
gangguan dan berusaha mengatasinya. Jika terowongan kembara diganggu
sehingga terbuka tidak jarang kita saksikan pekerja-pekerja diserang oleh
semut sedangkan para prajurit sibuk bertempur melawan semut-semut,
walaupun mereka umumnya kalah karena semut lebih lincah bergerak dan
menyerang. Tapi karena prajurit rayap biasanya dilengkapi dengan
mandibel (rahang) yang berbentuk gunting maka sekali mandibel menjepit
musuhnya, biasanya gigitan tidak akan terlepas walaupun prajurit rayap
akhirnya mati. Mandibel bertipe gunting (yang bentuknya juga bermacam-
macam) umum terdapat di antara rayap famili Termitidae, kecuali pada
Nasutitermes ukuran mandibelnya tidak mencolok tetapi memiliki nasut
(yang berarti hidung, dan penampilannya seperti "tusuk") sebagai alat
penyemprot racun bagi musuhnya. Prajurit Cryptotermes memiliki kepala
yang berbentuk kepala bulldogtugasnya hanya menyumbat semua lobang
dalam sarang yang potensial dapat dimasuki musuh. Semua musuh yang
mencapai lobang masuk sulit untuk luput dari gigitan mandibelnya. Pada
beberapa jenis rayap dari famili Termitidae seperti Macrotermes,
Odontotermes, Microtermes dan Hospitalitermes terdapat prajurit dimorf
(dua bentuk) yaitu prajurit besar (p. makro) dan prajurit kecil (p. mikro)

3. Kasta pekerja. Kasta ini membentuk sebagian besar koloni rayap.


Tidak kurang dari 80 persen populasi dalam koloni merupakan individu-
individu pekerja. Tugasnya melulu hanya bekerja tanpa berhenti hilir
mudik di dalam liang-liang kembara dalam rangka mencari makanan dan
mengangkutnya ke sarang, membuat terowongan-terowongan, menyuapi
dan membersihkan reproduktif dan prajurit, membersihkan telur-telur, dan
-- membunuh serta memakan rayap-rayap yang tidak produktif lagi
(karena sakit, sudah tua atau juga mungkin karena malas), baik
reproduktif, prajurit maupun kasta pekerja sendiri. Dari kenyataan ini
maka para pakar rayap sejak abad ke-19 telah mempostulatkan bahwa
sebenarnya kasta pekerjalah yang menjadi "raja", yang memerintah dan
mengatur semua tatanan dan aturan dalam sarang rayap. Sifat kanibal
terutama menonjol pada keadaan yang sulit misalnya kekurangan air dan
makanan, sehingga hanya individu yang kuat saja yang dipertahankan.
Kanibalisme berfungsi untuk mempertahankan prinsip efisiensi dan
konservasi energi, dan berperan dalam pengaturan homeostatika
(keseimbangan kehidupan) koloni rayap.
Feromon penanda jejak dan pendeteksi makanan. Telah merupakan suatu
diktum bahwa rayap (pekerja dan prajurit) itu buta. Mereka jalan
beriiringan atau dapat menemukan obyek makanan bukan karena mereka
mampu melihat atau mencium bau melalui "hidung". Kemampuan mende-
eksi dimungkinkan karena mereka dapat menerima dan menafsirkan setiap
bau yang esensial bagi kehidupannya melalui lobang-lobang tertentu yang
terdapat pada rambut-rambut yang tumbuh di antenanya. Bau yang dapat
dideteksi rayap berhubungan dengan sifat kimiawi feromonnya sendiri.
Feromon adalah hormon yang dikeluarkan dari kelenjar endokrin., tetapi
berbeda dengan hormon, feromon menyebar ke luar tubuh dan
empengaruhi individu lain yang sejenis. Untuk dapat mendeteksi jalur
yang dijelajahinya, individu rayap yang berada didepan mengeluarkan
feromon penanda jejak (trail following pheromone) yang keluar dari
kelenjar sternum (sternal gland di bagian bawah, belakang abdomen),
yang dapat dideteksi oleh rayap yang berada di belakangnya. Sifat kimiawi
feromon ini sangat erat hubungannya dengan bau makannannya sehingga
rayap mampu mendeteksi obyek makanannya.

Feromon dasar: pengatur perkembangan

Di samping feromon penanda jejak, para pakar etologi (perilaku) rayap


juga menganggap bahwa pengaturan koloni berada di bawah kendali
feromon dasar (primer pheromones ). Misalnya, terhambatnya
pertumbuhan/ embentukan neoten disebabkan oleh adanya semacam
feromon dasar yang dikeluarkan oleh ratu, yang berfungsi menghambat
diferensiasi kelamin. Segera setelah ratu mati, feromon ini hilang
sehingga terbentuk neoten-neoten pengganti ratu. Tetapi kemudian neoten
yang telah terbentuk kembali mengeluarkan feromon yang sama sehingga
pembentukan neoten yang lebih banyak dapat dihambat. Feromon dasar
juga berperan dalam diferensiasi pembentukan kasta pekerja dan kasta
prajurit, yang dikeluarkan oleh kasta reproduktif.

Dilihat dari biologinya, koloni rayap sendiri oleh beberapa pakar dianggap
sebagai supra-organisma, yaitu koloni itu sendiri dianggap sebagai
makhluk hidup, sedangkan individu-individu rayap dalam koloni hanya
merupakan bagian-bagian dari anggota badan supra-organisma itu.

Perbandingan banyaknya neoten, prajurit dan pekerja dalan satu koloni


biasanya tidak tetap. Koloni yang sedang bertumbuh subur memiliki
pekerja yang sangat banyak dengan jumlah prajurit yang tidak banyak
(kurang lebih 2 - 4 persen). Koloni yang mengalami banyak gangguan,
misalnya karena terdapat banyak semut di sekitarnya akan membentuk
lebih banyak prajurit (7 - 10 persen), karena diperlukan untuk
mempertahankan sarang.

Trofalaksis: masyarakat rayap yang terintegrasi


Rayap muda yang baru saja ditetaskan dari telur belum memiliki protozoa
yang diperlukannya untuk mencernakan selulosa. Demikian pula setiap
individu rayap yang baru saja berganti kulit tak memiliki protozoa karena
simbion ini telah keluar bersama kulit yang ditanggalkannya (karena kulit
usus juga ikut berganti). Individu rayap tersebut diberi "re-infeksi"
protozoa oleh para pekerja dengan melalui trofalaksis. Trofalaksis adalah
perilaku berkerumun di antara anggota-anggota koloni, dan saling
"menjilat" anus dan mulut. Dengan perilaku ini protozoa dapat ditularkan
kepada individu-individu yang memerlukannya. Penyebaran feromon
dasar juga diduga terlaksana melalui perilaku trofalaksis .

Strategi pengendalian
Dari uraian di muka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa untuk menghindar
atau meminimumkan kemungkinan terjadinya serangan rayap pada
bangunan perlu diperhatikan hal-hal berikut.

1. Hindari adanya bahan-bahan kayu seperti sisa-sisa tunggak pohon di


sekitar halaman bangunan, yang potensial untuk menjadi sumber infeksi
rayap. Demikian pula adanya pohon-pohon tua yang sebagian jaringan
pohon maupun akarnya telah mati merupakan sumber makanan rayap dan
dapat menjadi lokasi sarang perkembangan koloni rayap.

2. Hindari kontak antara tanah dengan bagian-bagian kayu dari bangunan.


Walaupun cara ini tidak mutlak mampu mencegah serangan rayap karena
rayap mampu membuat terowongan kembara di atas tembok, lantai dan
dinding untuk mencapai obyek kayu makanannya tetapi bagi bangunan
sederhana cara ini dapat memperlambat serangan rayap, dan adanya
terowongan-terowongan dapat dideteksi.

3. Pergunakan kayu yang awet (seperti bagian teras kayu jati), atau kayu
yang telah diawetkan dengan bahan-bahan pengawet anti rayap. Untuk
kayu-kayu yang digunakan di bawah atap jenis-jenis garam pengawet
seperti garam Wolman dengan retensi yang cukup telah memadai,
sedangkan bagi kayu di luar bangunan diperlukan bahan pengawet larut
minyak seperti kreosot .

4. Cara yang paling efektif adalah melindungi bangunan dengan cara


membuat "benteng yang kuat terhadap rayap" di bagian fondasi dengan
cara menyampur bahan fondasi dengan termitisida atau memperlakukan
tanah di bawah dan di sekitar fondasi dengan termitisida yang tahan
pencucian (persisten) serta memiliki afinitas dengan tanah.

5. Jika bangunan telah terserang, gunakanlah cara-cara pengendalian yang


ramah lingkungan, seperti dengan pengumpanan dan pengendalian koloni
dengan menggunakan insektisida penekan pertumbuhan kutikel seperti
heksaflumuron dsb.
ara Membasmi Rayap Secara Alami
Rayap merupakan musuh utama dari perabotan rumah yang terbuat dari bahan kayu. Keberadaan
rayap ini tentunya dapat menimbulkan kerugian dan sering membuat pemilik perabotan menjadi
kesal karena perabotan tersebut menjadi cepat rusak. Sebenarnya anda dapat menggunakan obat
anti rayap untuk membasminya. Namun, obat yang mengandung bahan kimia tersebut tentunya
berbahaya untuk kesehatan dan disarankan untuk menggunakan bahan-bahan alami yang terbukti
ampuh dalam membunuh rayap.

Beberapa alasan mengapa anda harus membasmi serangga ini:


Mencegah penyakit

Adanya rayap atau serangga lain tentu akan membuat penghuni rumah dapat diserang beberapa
penyakit seperti ruam kulit jika tergigit. Selain itu serangga seperti tungau juga dapat menimbulkan
masalah pada pernafasan. Selain itu, adanya serangga atau rayap dapat berbahaya pada makanan
karena kotoran, urine, dan zat berbahaya lainnya dapat mencemari makanan.

Mencegah kerusakan pada perabot atau furnitur

Perabot atau furnitur berbahan kayu sangat rentan untuk diserang oleh rayap. Oleh karena itu,
biasanya produsen furnitur memiliki cara khusus untuk membuat produknya tahan rayap. Biasanya
mereka menggunakan obat anti rayap khusus.

Mencegah kerusakan pada rumah


Rumah yang telah terserang rayap dapat membuat penghuninya terancam bahaya, apalagi jika rayap
menyerang struktur bangunan dan menyebabkan kayu penyangga keropos, maka dapat membuat
penghuninya terancam akibat bangunan dapat roboh sewaktu-waktu.

Mencegah pengeluaran uang yang lebih

Jika terjadi hal yang tidak diinginkan akibat rayap misalnya rumah yang roboh, furnitur yang rusak,
maupun menimbulkan penyakit maka anda harus menyiapkan dana ekstra untuk membeli perabot
baru, biaya rumah sakit, maupun merenovasi rumah.

Bahan-Bahan Alami Untuk Menghilangkan Rayap


Air cucian beras

Siapa yang menyangka jika air cucian beras yang selama ini selalu dibuang ternyata berguna untuk
membasmi hama. Caranya pun cukup dengan menyiramkan air bekas cucian beras tersebut ke
sekeliling sarang rayap.

Garam dapur

Obat anti rayap selanjutnya adalah garam dapur. Taburkan saja garam di sekitar sarang rayap,
namun cara ini dirasa kurang efektif karena garam hanya berada di permukaan saja. Akan lebih
efektif jika garam dicairkan dahulu menggunakan air lalu tambahkan tembakau. Setelah tercampur,
diamkan selama satu malam lalu semprotkan cairan tersebut ke tempat rayap bersarang.

Tembakau

Khasiat tembakau akan lebih efektif jika direndam dengan air lalu didiamkan selama satu malam.
Perendaman selama satu malam berguna untuk mengeluarkan seluruh sari tembakau. Setelah itu,
semprotkan air tembakau tersebut ke sarang rayap atau kayu yang terserang rayap.

Minyak tanah
Minyak tanah juga ampuh untuk mengusir rayap. Caranya dengan menyemprotkan minyak tanah
pada kayu yang dimakan rayap atau pada sarangnya.

Air kapur sirih

Kapur yang bersifat panas ini akan sangat cepat mengusir rayap karena kulit rayap yang lembut dan
tipis akan terkena panas dari kapur. Semprot atau siramkan air kapur sirih pada kayu yang diserang
rayap atau sarang rayap.

Tips Melindungi Rumah Dari Serangan Rayap


Berikan sedikit jarak antara tembok dan furnitur

Biasanya rayap memasuki rumah melalui celah tembok untuk mengurangi resiko diserang rayap,
sebaiknya berikan jarak antara tembok dan furnitur sekitar 10 cm.

Bersihkan saluran air

Mengapa kita harus membersihkan saluran air? Karena area lembab merupakan area favorit rayap.
Perhatikanlah kebersihan saluran air atau selokan. Jangan sampai ada sampah yang menyumbat

Bersihkan gudang

Gudang biasanya merupakan tempat yang kotor dan banyak barang tidak terpakai. Biasanya banyak
terdapat tumpukan kardus dan barang lain yang tidak terpakai. Inilah yang membuat gudang
merupakan daerah yang paling rentan terkena serangan rayap.

Proteksi Bangunan

Lakukan proteksi total pada bangunan. Proteksi total disini adalah treatment dari pasca konstruksi
hingga bangunan jadi. Cara ini akan menghambat kedatangan rayap dalam waktu lama dan
menghambat perkembangan rayap. Cara ini dilakukan dengan memberikan obat anti rayap ke
seluruh bangunan.
Perbaiki keran air yang bocor dirumah anda

Jika dirumah anda terdapat keran air yang bocor, segeralah perbaiki karena keran air bocor yang
terus menerus meneteskan air akan membuat rumah anda lembab. Area lembab ini akan menjadi
tempat yang nyaman bagi rayap. Tak ada salahnya memperbaiki keran air untuk pencegahan dan
penghematan air.

Perawatan pada elemen kayu secara berkala

Pilihlah kayu yang berkualitas baik untuk rumah anda. semakin rendah mutu kayu, maka rayap akan
semakin mudah untuk memakannya. Bersihkan kayu secara berkala dan gunakan varnish atau
pelitur untuk memulas ulang.

Demikian ulasan tentang cara menghilangkan rayap dan beberapa tips untuk melindungi rumah dari
serangan rayap. Pencegahan merupakan hal terbaik untuk dilakukan walaupun saat ini telah banyak
obat anti rayap yang dijual di pasaran.

Rayap membangun sarang dengan kotoran mereka


Rayap membangun sarang dan tabung penampung yang panjang lurus dari kombinasi hasil
kunyahan kayu dan kotoran mereka sendiri. Seperti dalam kasus rayap Formosa, yang
merupakan spesies invasif yang berasal dari Cina, namun sekarang spesies dapat ditemukan
di seluruh dunia termasuk negara yang beriklim hangat sekalipun seperti Amerika Selatan.

Sarang rayap mengandung material yang berasal dari kotoran, di mana kotoran dapat dengan
mudah menjadi kuman dan menjadi penyakit bila berada di lingkungan yang hangat, lembab,
dan tertutup.

Namun sebuah studi baru yang tertulis dalam Proceedings of Royal Society B menunjukkan
bahwa kotoran rayap sebenarnya justru menghasilkan antibiotik alami. Ilmuwan menemukan
bahwa butiran kotoran mengandung bakteri yang mengandung senyawa tertentu yaitu
Streptomyces. Streptomyces merupakan senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan
jamur yang berbahaya bagi koloni rayap.

Sarang rayap terbuat dari kayu


Beberapa hewan memang memiliki kemampuan mencerna kayu. Rayap dapat melakukannya
karena mendapat bantuan dari mikroba khusus yang merupakan salah satu ekosistem mikroba
yang paling kompleks di dunia hewan.
Mikroba dari spesies Reticulitermes speratus tidak hanya mengandung bakteri tetapi juga
organisme bersel tunggal yang biasa disebut archaea and protists. Beberapa mkiroorganis
hidup di dalam rayap yang mana tidak pernah ditemukan pada hewan lain sebelumnya.

Menguntungkan bagi manusia


Beberapa mikroba eksotis juga bermanfaat bagi manusia. Salah satunya ialah saat seorang
peneliti kanker menemukan bahwa mikroorganisme tertentu yang berada dalam hidgut rayap
(semacam usus besar pada manusia), dapat menghasilkan centrin yang lebih banyak
dibanding makhluk lain.

Centrin adalah protein yang berhubungan dengan pembelahan sel dan dengan mempelajari
bagaimana centrin bekerja, membantu peneliti menentukan peran centrin dalam divisi
membantu penanganan penyakit kanker.

Kotoran rayap dapat diubah menjadi tenaga


Para ilmuwan juga melihat bagaimana mikroba pada rayap dapat menghasilkan hidrogen dari
kayu yang dicerna. Mikroba dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk daya bahan bakar
hidrogen, jenis baterai yang hanya memancarkan air.

Rayap makan kotoran satu sama lain


Rayap tidak terlahir dengan mikroba baik (fungsional) di dalam tubuhnya. Seperti
kebanyakan hewan lainnya, mereka harus menyuntikkan tubuh mereka dengan zat lainnya.
Beberapa hewan mentransfer bakteri baik dari ibu ke anak mereka yang baru lahir melalui
proses menyusui dan kecupan. Namun tidak demikian dengan rayap,mereka mentransfer
bakteri baik dengan memberi makan satu sama lain melalui kotoran mereka.

Menurut salah seorang penulis studi, dengan memakan kotoran kawan, selain mentransfer
mikroba yang menguntungkan, proses ini juga membuat pemanfaatan nutrisi yang lebih
efisien, pengakuan dari pasangan dalam satu koloni, komunikasi satu sama lain, dan proses
distribusi yang berkaitan perbedaan kasta satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai