Anda di halaman 1dari 12

F41 GANGGUAN ANXIETAS LAINNYA

Manifestasi dari anxietas merupakan gejala utama dari gangguan ini dan
tidak terbatas pada situasi lingkungan tertentu saja. Dapat disertai gejala depresif
dan obsesif, bahkan juga beberapa unsur dari anxietas fobik, asal saja jelas bersifat
sekunder atau ringan / tidak begitu parah.

F41.0 Gangguan Panik (Anxietas Paroksismal Episodik)


Definisi
Gangguan panik adalah ditandai dengan terjadinya serangan panik yang
spontan dan tidak diperkirakan. Serangan panik adalah periode kecemasan atau
ketakutan yang kuat dan relatif singkat (biasanya kurang dari satu tahun), yang
disertai oleh gejala somatik tertentu seperti palpitasi dan takipnea. Frekuensi pasien
dengan gangguan panik mengalami serangan panik adalah bervariasi dari serangan
multiple dalam satu hari sampai hanya beberapa serangan selama setahun.
Epidemiologi
Wanita dua sampai tiga kali lebih sering terkena daripada laki laki.
Gangguan paling sering berkembang pada dewasa muda usia rata rata timbulnya
adalah kira kira 25 tahun.
Etiologi
1. Faktor Biologis
Hipotesis hasil penelitian menyebutkan bahwa gangguan panik melibatkan
regulasi sistem saraf perifer dan pusat di dalam patofisiologi gangguan panik
(peningkatan tonus simpatetik). Sistem neurotransmitter utama yang terlibat
adalah norepinefrin, serotonin, dan gamma-aminobutyric acid (GABA).
2. Faktor Genetika
Adanya peningkatan risiko gangguan panik sebesar empat sampai delapan kali
lipat pada sanak saudara derajat pertama pasien dengan gangguan panik
dibandingkan dengan sanak saudara derajat pertama dari pasien dengan
gangguan psikiatrik lainnya.
3. Faktor Psikososial
- Teori kognitif perilaku
Teori perilaku menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang
dipelajari baik dari perilaku modeling orang tua atau melalui proses
pembiasaan klasik.
- Teori psikoanalitik
Teori psikoanalitik memandang serangan panik sebagai akibat dari pertahanan
yang tidak berhasil dalam melawan impuls yang menyebabkan kecemasan.
Apa yang sebelumnya merupakan suatu sinyal kecemasan ringan menjadi
suatu perasaan ketakutan yang melanda, lengkap dengan gejala somatik. Onset
serangan panik biasanya berhubungan dengan faktor lingkungan atau
psikologis. Pasien dengan ganggauan panik memiliki insidensi yang lebih
tinggi peristiwa kehidupan yang penuh ketegangan, khususnya kehilangan,
dibandingkan dengan kontrol dalam beberapa bulan sebelum onset gangguan
panik.
Pedoman Diagnostik
Gangguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak
ditemukan adanya gangguan anxietas fobik (F40.-)
Untuk diagnosis pasti, harus ditemuka adanya beberapa kali serangan
anxietas berat (severe attacks of autonomic anxiety) dalam masaa kira kira satu
bulan :
a. Pada keadaan keadaan di mana sebenarnya secara objektif tidak ada
bahaya;
b. Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga
sebelumnya (unpredictable situations)
c. Dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala gejala anxietas pada periode
di antara serangan serangan panik (meskipun demikian, umumnya dapat
terjadi juga anxietas antisipatorik, yaitu anxietas yang terjadi setelah
membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi).
Gambaran Klinis
- Dapat terjadi spontan atau setelah luapan kegembiraan, kelelahan
fisik, aktifitas seksual, atau trauma emosional sedang.
- Serangan berlangsung 20 30 menit, jarang > 1 jam.
- Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat dan suatu perasaan
ancaman kematian dan kiamat. Pasien biasanya tidak mampu untuk
menyebutkan sumber ketakutannya.
- Merasa kebingungan dan sulit memusatkan perhatian.
- Takikardia, palpitasi, sesak nafas, dan berkeringat.
- Kesulitan berbicara, gangguan daya ingat.
- Gejala penyerta : depresi, resiko bunuh diri, depersonalisasi.
Diagnosis Banding
Gangguan medis : Infark miokard, kelainan tiroid,
paratiroid, adrenal, intoksikasi obat, gangguan saraf perifer atau sentral.
Gangguan mental : Pura pura, gangguan buatan,
hipokondriasis, gangguan depersonalisasi, fobia sosial dan spesifik, gangguan
stress paskatraumatik, gangguan somatoform, gangguan depresif dan skizofrenia
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Gangguan panik biasanya memiliki onset selama masa remaja akhir atau
masa dewasa awal, walaupun onset selama anak anak, remaja awal, dan usia
pertengahan dapat terjadi. Pada umumnya gangguan panik adalah suatu gangguan
kronis. Frekuensi dan keparahan serangan panik mungkin berfluktuasi. Serangan
panik dapat terjadi beberapa kali sehari atau kurang dari satu kali dalam sebulan.
Depresi dapat mempersulit gambaran gejala pada kira kira 40 80 % dari
semua pasien. Walaupun pasien tidak cenderung berbicara tentang gagasan bunuh
diri, mereka berada dalam risiko yang meninggi untuk melakukan bunuh diri.
Prestasi di sekolah dan pekerjaan dan interaksi keluarga seringkali terganggu. Pasien
dengan fungsi pramorbid yang baik dan lama, gejala yang singkat cenderung
memiliki prognosis yang baik.
Terapi
Farmakoterapi
Obat trisiklik (clomipramine dan imipramine) dan tetrasiklik, inhibitor
monoamine oksidase (MAOIs : phenelzine , tranylcypromine), inhibitor ambilan
kembali spesifik serotonin (SSRIs : fluoxetine, sertraline, paroxetine), dan
benzodiazepine adalah efektif di dalam pengobatan gangguan panik. Tetapi,
antagonis reseptor adrenergic beta (contoh : propranolol) adalah tidak efektif untuk
mengobati gangguan panik azasprinoes yang sekarang tersedia, sebagai contohnya
buspirone (BuSpar) kemungkinan tidak efektif, walaupun uji coba definitif belum
pernah dilakukan.

Terapi Kognitif dan Perilaku


Dua pusat utama terapi kogitif untuk gangguan panik adalah instruksi tentang
kepercayaan salah dari pasien dan informasi tentang serangan panik. Penerapan
relaksasi diperlukan untuk memasukkan suatu rasa pengendalian pada pasien
tentang tingkat kecemasan dan relaksasinya. Latihan pernafasan diperlukan untuk
mengendalikan hiperventilasi pada serangan panik. Pemaparan in vivo juga
dilakukan sebagai terapi perilaku primer untuk gangguan panik.
Terapi Psikososial lain
- Terapi keluarga
- Psikoterapi berorientasi tilikan :membantu pasien mengarti arti bawah sadar dari
kecemasan, simbolisme situasi yang dihindari, kebutuhan untuk merepresi impuls.

F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh


Definisi
Gangguan kecemasan umum didefinisikan dalam DSM-IV sebagai
kekhawatiran yang berlebihan dan meresap, disertai oleh berbagai gejala somatic,
yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan atau
penderitaan yang jelas bagi pasien.
Epidemiologi
Gangguan kecemasan umum kemungkinan merupakan gangguan yang
paling sering ditemukan dengan gangguan mental penyerta, biasanya gangguan
kecemasan atau gangguan mood lainnya. Rasio wanita dan laki laki adalah kira
kira 2 berbanding 1.
Etiologi
1. Faktor Biologis
2. Faktor Genetik
3. Faktor Psikososial
a. Bidang kognitif perilaku : Adanya respon secara tidak
tepat dan tidak akurat terhadap bahaya yang dihadapi yang disebabkan oleh
perhatian selektif terhadap perincian negatif di dalam lingkungan, oleh
distorsi pemprosesan informasi, dan oleh pandangan yang terlalu negatif
tentang kemampuan seseorang untuk mengatasinya.
b. Bidang psikoanalitik : Kecemasan adalah suatu gejala
konflik bawah sadar yang tidak terpecahkan.
Pedoman Diagnostik
Penderita harus menunjukan anxietas sebagai gejala primer yang
berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan,
yang tidak terbatas atau halnya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu
saja (sifatnya free floating atau mengambang)
Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur - unsur berikut :
a. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit
konsentrasi, dsb.);
b. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai);
c. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-
debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering,dsb.).
Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk
ditenangkan (reassurance) serta keluhan keluhan somatik berulang yang
menonjol.
Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa
hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama Gangguan
Anxietas Menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari
episode depresif (F32,-), gangguan anxietas fobik (F40.-), gangguan panik
(F41.0), atau gangguan obsesif-kompulsif (F42.-).
Gambaran Klinis
Gejala utamanya adalah kecemasan, ketegangan motorik (kegemetaran,
kegelisahan, dan nyeri kepala), hiperaktivitas otonomik (sesak nafas, keringat
berlebihan, palpitasi, dan berbagai gejala gastrointestinal) dan kewaspadaan kognitif
(lekas tersinggung, mudah dikejutkan).
Diagnosis Banding
- Gangguan kecemasan karena kondisi medis umum
- Gangguan panik, fobia dan gangguan obsesif-kompulsif
- Gangguan depresi berat
- Gangguan penyesuaian dengan kecemasan,
- Hipokondriasis
- Gangguan hiperaktivitas / defisit-atensi
- Gangguan somatisasi
- Gangguan kepribadian
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Menurut definisinya, gangguan kecemasan umum adalah suatu keadaan
kronis yang mungkin seumur hidup. Sebanyak 25% pasien akhirnya mengalami
gangguan panik. Sejumlah besar pasien kemungkinan memiliki gangguan depresif
berat.
Terapi
Farmakoterapi
Dua obat utama yang harus dipertimbangkan dalam pengobatan gangguan
kecemasan umum adalah buspirone dan benzodiazepine. Obat lain yang dapat
digunakan adalah obat trisiklik, antihistamin dan Blocker. Walaupun terapi obat
untuk gangguan kecemasan umum seringkali dipandang sebagai pengobatan selama
6 sampai 12 bulan, beberapa bukti menyatakan bahwa pengobatan harus jangka
panjang kemungkinan seumur hidup.
Benzodiazepine merupakan obat terpilih untuk gangguan kecemasan umum.
Efek samping yang sering terjadi adalah terjadi toleransi, ketergantungan dan
gangguan kesadaran. Sehingga, keputusan klinis untuk memulai terapi harus
dipertimbangkan, spesifik, dan diberikan untuk periode yang terbatas. Pengobatan
untuk sebagian besar keadaan kecemasan berlangsung 2 6 minggu, diikuti oleh 1
atau 2 minggu menurunkan obat perlahan lahan (tapering off) sebelum akhirnya
obat dihentikan.
Buspirone kemungkinan besar efektif pada 60 80 % pasien dengan
kecemasan umum. Buspirone lebih efektif menurunkan gejala kognitif dari
gangguan kecemasan umum dibandingkan dengan menurunkan gejala somatic.
Rasio manfaat-risiko lebih baik dibandingkan benzodiazepine, tidak adanya efek
kognitif dan psikomotor, dan tidak ada gejala putus obat sehingga buspirone
merupakan obat lini pertama dalam pengobatan gangguan kecemasan umum.
Kerugian utama buspirone efeknya memerlukan waktu 2 3 minggu. Buspirone
bukan merupakan terapi efektif untuk putus benzodiazepine.
Jika pengobatan dengan buspirone atau benzodiazepine tidak atau kurang
efektif maka dapat digunakan obat trisiklik atau blocker atau kombinasi buspirone
dan benzodiazepine atau salah satu dari obat tersebut dengan obat trisiklik atau
blocker.
Psikoterapi
- Terapi kognitif perilaku
- Terapi suportif
- Terapi psikoterapi berorientasi tilikan.

F41.2 Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi


Definisi
Gangguan campuran anxietas dan depresi adalah gangguan yang ditandai
adanya gejala kecemasan dan depresif tetapi tidak memenuhi kriteria diagnostik
untuk suatu gangguan kecemasan maupun suatu gangguan mood. Kombinasi dua
gejala ini menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna pada orang yang
terkena.
Epidemiologi
Sebanyak duapertiga dari semua pasien dengan gejala depresif memiliki
gejala kecemasan yang menonjol, dan sepertiga mungkin memenuhi kriteria
diagnostik untuk gangguan panik.
Etiologi
Empat bukti utama adanya hubungan sebab akibat antara gejala kecemasan
dan depresif :
1. Temuan neuroendokrin yang sama pada gangguan depresif dan gangguan
kecemasan, khususnya gangguan panik, termasuk penumpulan respon kortisol
terhadap hormon adrenokortikotropik (ACTH), hormon pertumbuhan terhadap
clonidine, thyroid stimulating hormon (TSH) dan prolaktin terhadap thyrotropin
releasing hormon (TRH).
2. Adanya hiperaktivitas system noradrenergic pada gangguan depresif dan
panik.
3. Obat serotonergik, seperti fluxetine dan chlorimipramine berguna dalam
mengobati gangguan depresif maupun kecemasan.
4. Gejala kecemasan dan depresif adalah berhubungan secara genetik pada
sekurangnya beberapa keluarga.
Pedoman Diagnostik
Terdapat gejala-gejala anxietas maupun
depresi dimana masing masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang
cukup berat untuk menegakkan diagnosis sendiri. Untuk anxietas, beberapa
gejala otonomik yang harus ditemukan walaupun tidak terus menerus,
disamping rasa cemas atau kekhawatiran yang berlebihan.
Bila ditemukan anxietas berat disertai dengan
depresi yang lebih ringan, maka harus dipertimbangkan kategori gangguan
anxietas lainnya atau gangguan anxietas fobik.
Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas
yang cukup berat untuk menegakkan masing-masing diagnosis maka kedua
diagnosis tersebut harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak
dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu
diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan.
Bila gejala-gejala tersebut berkaitan dengan
stres kehidupan yang jelas, maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan
penyesuaian.
Gambaran Klinis
- Kombinasi beberapa gejala gangguan kecemasan dan beberapa gejala
gangguan depresif.
- Gejala hiperaktivitas system saraf otonom.
Diagnosis Banding
Gangguan kecemasan lain : Gangguan cemas menyeluruh.
Gangguan mood : Gangguan distimik dan gangguan depresif ringan.
Gangguan kepribadian : Gangguan kepribadian menghindar, tergantung,
obsesif kompulsif
Gangguan somatoform
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Selama perjalanan penyakit, gejala kecemasan dan depresif mungkin
berganti gantian muncul. Prognosis adalah tidak diketahui saat ini.
Terapi
Cara pengobatan untuk gangguan campuran anxietas dan depresif sekarang
ini belum tersedia, klinisi kemungkitan besar mengobati pasien atas dasar gejala
yang tampak, keparahannya, tingkat kesenangan dan pengalaman klinisi sendiri.
Farmakoterapi
- Obat antianxietas : Triazolobenzodiazepine (contoh : alprazolam)
diindikasikan dalam mengobati depresi yang disertai dengan kecemasan.
Buspirone mungkin juga diindikasikan.
- Obat antidepresan : Antidepresan serotogenik (contoh : fluxetine)
mungkin yang paling efektif dalam mengobati gangguan campuran anxietas
dan depresif.
Psikoterapi
- Terapi kognitif-modifikasi perilaku
- Psikoterapi berorientasi tilikan

F41.3 Gangguan Anxietas Campuran Lainnya


Kategori ini harus digunakan untuk gangguan yang memenuhi kriteria
gangguan anxietas menyeluruh (F41.1) dan yang juga menunjukkan (meskipun
hanya dalam jangka pendek) ciri ciri yang menonjol dari gangguan lain dalam F40
F49 walaupun kriteria yang lengkap untuk gangguan tambahan ini tidak dipenuhi.
Contoh yang paling umum adalah gagguan obsesif-kompulsif (F42.-), gangguan
disosiatif (F44.-), gangguan somatisasi (F45.0), gangguan somatoform tak terinci
(F45.1), dan gangguan hipokondrik (F45.2). Apabila gejala gejala yang memenuhi
kriteria untuk gangguan ini terjadi dan berkaitan erat dengan perubahan atau stress
kehidupan yang bermakna, maka dimasukkan dalam kategori F43.2, yaitu gangguan
penyesuaian.

F41.8 Gangguan Anxietas Lainnya YDT


Termasuk : hysteria anxietas (anxiety hysteria)

F41.9 Gangguan Anxietas YTT


Termasuk : anxietas YTT
Kriteria Diagnostik Untuk Gangguan Kecemasan Karena Kondisi Medis
Umum (DSM IV)
A. Kecemasan yang menonjol, serangan panik, obsesi atau kompulsi yang
menguasai gambaran klinis.
B. Terdapat bukti bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan
laboratorium bahwa gangguan adalah akibat fisiologis langsung dari kondisi
medis umum.
C. Gangguan tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain
(misalnya, gangguan penyesuaian dengan kecemasan, dimana stresor adalah
suatu kondisi medis umum yang serius).
D. Gangguan tidak terjadi semata-mata selama perjalanan suatu delirium.
E. Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakana secara klinis atau
gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.

Kriteria diagnostik untuk Gangguan Kecemasan Akibat Zat (DSM IV)


A. Kecemasan yang menonjol, serangan panik, obsesi atau kompulsi yang
menguasai gambaran klinis.
B. Terdapat bukti bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan
laboratorium salah satu dari (1) atau (2) :
(1) Gejala dalam kriteria A berkembang selama, atau dalam 1 bulan dari
intoksikasi zat atau putus zat.
(2) Pemakaian medikasi berhubungan secara etiologis dengan gangguan.
C. Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan kecemasan yang
bukan akibat zat. Bukti-bukti gejala lebih baik diterangkan oleh suatu gangguan
kecemasan yang bukan akibat zat seperti berikut : gejala mendahului onset
pemakaian zat (atau pemakaian medikasi; gejala menetap untuk jangka waktu
yang cukup lama (misalnya kira-kira sebulan)setelah hilang putus akut atau
intoksikasi parah atau melebihi apa yang diperkirakan menurut jenis atau jumlah
yang digunakan atau lama pemakaian;atau terdapat bukti lain yang menyatakan
adanya suatu gangguan kecemasan bukan akibat zat yang tersendiri (misalnya,
riwayat episode tidak berhubungan zat yang rekuren).
D. Gangguan tidak terjadi semata mata selama perjalanan suatu delirium.
E. Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau
gangguan dalam fungsi social, pekerjaan atau fungsi penting lain.
Catatan : Diagnosis ini harus dibuat bukannya diagnosis intoksikasi zat atau putus
zat hanya jika gejala kecemasan adalah yang melebihi dari yang biasanya
berhubungan dengan sindroma intoksikasi atau putus dan jika gejala kecemasan
adalah cukup arah shingga memerlukan perhatian klinis tersendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Pedoman


Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) Di Indonesia III World
Health Organization. Cetakan pertama. Jakarta. 1993.

Anda mungkin juga menyukai