Oleh :
Sunardi 1310220009
Arif Firman Syah 1310220016
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud Peserta Didik dengan kesulitan Belajar?
2. Apa Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar?
3. Apa yang dimaksud Diagnosis Kesulitan Belajar?
4. Apa Pentingnya Motivasi untuk Mengatasi Kesulitan Belajar?
1
PEMBAHASAN
2
dikategorikan ke dalam slow learners atau belum matang (immature) sehinngga
mungkin harus menjadi pengulang (repeaters) pelajaran.1
1
Abin Syamsuddin, Psikologi kependidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005) Hal: 307
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2013), Hal : 170
3
Sutrisno Ahmad dkk, Psikologi Pendidikan, Untuk Siswa Kelas 6 KMI, (Ponorogo: Darussalam Press, 2004),
Hal: 82.
3
Oleh karena itu, bila menilai pengetahuan atau kemampuan seorang siswa, kita
menemui penyimpangan atau ternyata hasilnya jauh lebih kurang daripada apa yang
kita harapkan. Maka seorang guru dapat mendiagnosa bahwa kesalahan tersebut
terletak pada alat-alat inderanya. Jadi, kita hendaklah mengecek mata dan telinganya
untuk mengetahui apakah organ-organ itu perlu diperbaiki agar ia dapat belajar.4
4
Koestoer Partowisastro dkk, Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1986), hal: 107
5
Sutrisno Ahmad dkk, Psikologi Pendidikan, Untuk Siswa Kelas 6 KMI, (Ponorogo: Darussalam Press, 2004),
Hal: 85-91.
4
Faktor Khusus
Selain faktor-faktor yang bersifat umum diatas, ada pula faktor-faktor lain
yang juga menimbulkan kesulitan belajar siswa. Di antara faktor-faktor yang dapat
dipandang sebagai faktor khusus ini ialah sindrom psikologis berupa learning
disability (ketidak mampuan belajar). Sindrom yang berarti satuan gejala yang muncul
sebagai indikator adanya keabnormalan psikis (Reber, 1988) yang menimbulkan
kesulitan belajar itu.
1. Disleksia, yakni ketidak mampuan belajar membaca.
2. Disgrafia, yakni ketidak mampuan menulis.
3. Diskalkulia, yakni ketidak mampuan belajar matematika.
Akan tetapi, siswa yang mengalami sindrom-sindrom diatas secara umum
sebenarnya memiliki potensi IQ yang normal bahkan diantaranya ada yang memiliki
kecerdasan diatas rata-rata. Oleh karenanya, kesulitan belajar siswa yang menderita
sindrom-sindrom tadi mungkin hanya disebabkan oleh adanya minimal brain
dysfunction, yaitu gangguan ringan pada otak (Lask, 1985: Reber, 1988).6
Adapun untuk mengatasi kesulitan belajar dalam learning disability, guru dan
orangtua sangat dianjurkan untuk memanfaatkan guru pendukung. Guru khusus ini
biasanya bertugas menangani siswa pengidap sindrom-sindrom tersebut disamping
melakukan remedial teaching (pengajaran perbaikan).7
6
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2013), Hal : 171
7
Ridwan Idris. Lentera Pendidikan Vol. 12 No.2 (ed), Mengatasi Kesulitan Belajar (hal 161-162), 2009
8
Aunur Rahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal.197
5
tertentu yang dialami siswa. Prosedur seperti ini dikenal sebagai diagnostik
kesulitan belajar.9
Langkah-langkah diagnosis kesulitan belajar
Banyak langkah-langkah diagnostik yang dapat ditempuh guru, antara lain
yang cukup terkenal adalah prosedur Weener & Senf (1982) sebagaimana yang dikutip
Wardani (1991) sebagai berikut:
1) Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika
mengikuti pelajaran.
2) Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga
mengalami kesulitan belajar.
3) Mewawancarai orangtua / wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang
mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
4) Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat
kesulitan belajar yang dialami siswa.
5) Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang
diduga mengalami kesulitan belajar.10
9
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal.186-187
10
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal.186-187
11
Aunur Rahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal.197-198
6
grahita), orang tua hendaknya mengirimkan siswa tersebut ke lembaga pendidikan
khusus anak-anak tuna grahita (sekolah luar biasa), karena lembaga/ sekolah biasa
tidak menyediakan tenaga pendidik dan kemudahan belajar khusus untuk anak-anak
abnormal. Selanjutnya, para siswa yang nyata-nyata menunjukkan misbehavior berat
seperti perilaku agresif yang berpotensi antisosial atau kecanduan narkotika, harus
diperlakukan secara khusus pula, umumnya dimasukkan ke lembaga pemasyarakatan
anak-anak atau ke pesantren khusus pecandu narkotika.
Adapun untuk mengatasi kesulitan belajar siswa pengidap sindrom disleksia,
disgafia, dan diskalkulia, sebagaimana yang telah diuraikan, guru dan orang tua sangat
dianjurkan untuk memanfaatkan support teacher (guru pendukung). Guru khusus ini
biasanya bertugas menangani siswa pengidap sindrom-sindrom tadi disamping
melakukan remedial teaching (pengajaran perbaikan).
Dalam rangka diagnosis ini biasanya diperlukan berbagai bantuan tenaga ahli,
misalnya:
1) Dokter, untuk mengetahui kesehatan anak.
2) Psikolog, untuk mengetahui tingkat IQ anak.
3) Psikiater, untuk mengetahui kejiwaan anak.
4) Social worker, untuk mengetahui kelainan sosial yang mungkin dialami anak.
5) Ortopedagogik, untuk mengetahui kelainan-kelainan yang ada pada anak.
6) Guru kelas, untuk mengetahui perkembangan belajar anak selama di sekolah.
7) Orang tua anak, untuk mengetahui kebiasaan anak dirumah.12
12
Abu Ahmadi,dkk, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hal.98-99
7
D. Pentingnya Motivasi untuk Mengatasi Kesulitan Belajar
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya
perilaku yang penuh energy, terarah dan bertahan lama.13 Motivasi adalah usaha yang
didasari untuk mengerahkan dan menjaga tingkah seseorang agar ia terdorong untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.14
Sedangkan pengertian dari motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam
diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan (Frederick J.Mc.Donald dalam H Nashar, 2004:39).
Berikut beberapa peranan atau manfaat motivasi
1. Sardiman AM (1996 : 86) menjelaskan terdapat (tiga) fungsi motivasi, antara lain :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak. Motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
2. Pandangan lain mengenai fungsi motivasi dikemukakan oleh Kartini Kartono (2002 :
17), bahwa motivasi berfungsi sebagai alasan dasar, pikiran dasar, gambaran dan
dorongan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu karena motivasi berpengaruh besar
sekali terhadap tingkah laku manusia dalam merealisasikan keinginan-keinginan yang
ada pada dirinya.
3. Sedangkan menurut Djudju Sudjana (2000 : 156) menguraikan tujuan motivasi yang
terdapat dalam diri seseorang, sebagai berikut : Motivasi pada dasarnya bertujuan
menggerakkan seseorang atau kelompok orang dengan menumbuhkan dorongan atau
motive dalam diri orang atau kelompok orang tersebut untuk melakukan tugas atau
kegiatan yang diberikan kepadanya sesuai rencana dalam rangka mencapai tujuan-
tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Dari beberapa pendapat mengenai Manfaat atau peranan motivasi dalam belajar
di atas, maka dapat disimpulkan beberapa manfaat motivasi yaitu :
1. Membuat anak bersemangat dalam belajar.
13
John W. Santrock, psikologi pendidikan, jilid 2, Jakarta, fajar interpratama mandiri, 2004,hlm 510
14
Sardiman,A.M.2000.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta Grafindo Persada.
8
2. Mata pelajaran yang duluhnya tidak disukai murid bias menjadi mata pelajaran yang
paling disukainya.
3. Anak menjadi lebih kreatif dalam belajar, misalnya menyusun jadwalnya dengan baik
dan benar.
4. Anak menjadi rajin dalam mengerjakan tugas, membaca,menulis dan sebagainya.
5. Membuat anak menjadi lebih aktif.
6. Dengan memotivasi anak kita tidak perlu memaksakan si anak dalam belajar. Karena
melalui motifasi yang baik dan benar dengan sendirinya si anak akan belajar karena
didorong oleh motivasi.
7. Guru tidak perlu menggunakan kekerasan dalam menyuruh anak untuk belajar, cukup
dengan memotivasi anak tersebut.
8. Tanpa di awasi oleh guru atau pun orang tua si anak dapat belajar dengan baik.
9. Dengan motivasi siswa akan mengetahui dengan jelas makna dalam belajar.
10. Anak akan lebih fokus dalam mengembangkan kemampuannya atau pun bakatnya.
11. Anak akan mengurangi sikap yang kurang menguntungkan atau kurang baik,
misalnya bermain atau menonton tv.
12. Anak yang gagal mengerjakan sesuatu, tidak akan menyerah dan mencobanya lagi
dengan adanya dorongan motivasi (pantang menyerah).
Dengan melihat daftar manfaat atau peranan motivasi itu dapat disimpulkan bahwa
ternyata motivasi itu sangat berperan dalam proses belajar. Kita bisa bayangkan kalau
dalam proses belajar tidak ada yang namanya motivasi, siswa akan malas dan tidak
bersemangat dalam belajar.15
15
Rante,Hesron Tiku. Peranan Motivasi Dalam Belajar. https://hesronfree.wordpress.com. Diakses tgl 18 April
2017 Pukul: 22.00 WIB
9
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesulitan belajar siswa dapat ditunjukkan oleh adanya hambatan tertentu untuk
mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut bisa bersifat psikologis, sosiologis maupun
fisiologis.
Secara garis besar, factor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua
macam, yakni : faktor intern siswa (Yang bersifat kognitif, afektif, psikomotor) dan faktor
ekstern siswa (Lingkungan keluarga, Lingkungan Sekolah, Lingkungan Masyarakat).
Faktor-faktor lain yang juga menimbulkan kesulitan belajar siswa antara lain : Disleksia,
Disgrafia, Diskalkulia.
Diagnosis adalah keputusan atau penentu mengenai hasil dari pengolahan data tentang
siswa yang mengalami kesulitan belajar dan jenis kesulitan yang dialami siswa.
Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Manfaat atau
peranan motivasi itu sangat berperan dalam proses belajar. Kita bisa bayangkan kalau
dalam proses belajar tidak ada yang namanya motivasi, siswa akan malas dan tidak
bersemangat dalam belajar.
10
DAFTAR PUSTAKA
11