Anda di halaman 1dari 52

Bedah Buku Prof. Dr.

Sri-Edi Swasono
Ekspose Ekonomika:
Mewaspadai Globalisasi dan Pasar Bebas

Pembedah Buku: Dr. Prasetijono Widjojo M.J., MA.


Yogyakarta, 16 Februari 2017
Kerangka Paparan
1. Pengantar
2. Antara Ekonomi Pasar dan Strukturalisme
3. Mewaspadai Globalisasi
4. Daulat Pasar atau Daulat Rakyat
5. Belajar Dari Sejarah
6. Tantangan Ke Depan
7. Penutup
2
1. Pengantar
Strukturalisme, Ilmu Ekonomi sebagai Moral Science, Demokrasi Ekonomi,
Initiative of New Economic Thinking, Tantangan Globalisasi, Buku Wajib bagi
Mahasiswa.
3
Pengantar
Prof. Sri-Edi Swasono dan Prof. Sritua Arief Strukturalisme dan Nasionalisme
Ekonomi.
Ilmu ekonomi adalah ilmu moral (moral science), normative untuk kepentingan
bangsa dan negara.
Prinsip-prinsip:
Berdasar UUD 1945 Amanah Konstitusi
Gotong-Royong
Azas kekeluargaan
Demokrasi ekonomi bukan subordinasi dan dependensi ekonomi.
Sebagai INET (Initiative for New Economic Thinking).
Tantangan Globalisasi ekonomi yang rakus (greedy)
Buku wajib bagi para mahasiswa fakultas ekonomi, agar tidak kehilangan arah dan
tetap berakar pada budaya bangsa. 4
2. Antara Ekonomi Pasar dan
Strukturalisme
Bukan Ekonomi Pasar
Demokrasi Ekonomi dan Ekonomi Pasar
Strukturalisme Menghasilkan Keadilan Sosial-Ekonomi
Bidang dan Dimensi Strukturalisme
5
Bukan Ekonomi Pasar
1947 Panitia Pemikir Siasat Ekonomi; Dewan Perancang Nasional; Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).
Pasal 33 UUD 1945: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan:
Perekonomian disusun bukan diatur oleh mekanisme pasar
Sebagai usaha bersama dari semua untuk semua, nilai gotong-royong
Asas kekeluargaan bukan asas individual
Ilmu ekonomi adalah ilmu moral (moral science), memuat nilai-nilai antara
lain: gotong-royong, keadilan (justice/fairness), pemerataan (equity),
persamaan (equality), kemanusiaan (humanity) serta menghormati nilai-
nilai agama (religious values). Sebagai ilmu moral, ilmu ekonomi secara
etikal mengenal dan menghormati kepentingan-kepentingan bersama 6

serta kepentingan-kepentingan individu.


Demokrasi Ekonomi dan Ekonomi Pasar
Demokrasi Ekonomi, Mohammad Hatta (1932): bagi Indonesia kemakmuran
masyarakat lebih utama daripada kemakmuran orang-seorang (tercermin
dalam Pasal 33 UUD 1945).
Ekonomi Pasar: dari paham kompetitivisme melahirkan paham
fundamentalisme pasar (market fundamentalism) Bab II
Ilmu ekonomi yang diajarkan di fakultas-fakultas ekonomi masih menganut faham
kompetitivisme belaka (sebagai kapsul konservatisme), hanya meliputi lingkup free
competition-based economy dan mengabaikan faham kooperativisme. Yang dikenal
hanyalah maksimisasi kepuasan ataupun laba, minimisasi biaya ataupun kerugian
dalam dimensi mono-utilitas.
Ruang-ruang kelas masih mengagungkan keseimbangan pasar (market equilibrium)
tetapi mengabaikan keseimbangan sosial (social equilibrium). 7
Strukturalisme:
Menghasilkan Keadilan Sosial-Ekonomi (Bab III)
The defects and the failures of market mechanism (George Soros, 1998; Helbroner
and Thurow, 1994). Thurow mengemukakan tentang the dangerous currents atau
arus deras mekanisme pasar yang berbahaya, karena pasar hanya merupakan
suatu mekanisme lelangan (auction mechanism) belaka.
Paham strukturalisme adalah paham yang menolak ketimpangan-ketimpangan
struktural sebagai sumber ketidak adilan sosial-ekonomi. Ketimpangan-
ketimpangan struktural berkaitan dengan pemusatan penguasaan dan pemilikan
asset ekonomi, ketimpangan distribusi pendapatan, produktivitas dan kesempatan
ekonomi. Ilmu ekonomi ditempatkan secara normative dalam rangka perwujudan
keadilan dan kesetaraan sosial-ekonomi. Paham strukturalisme menolak
mekanisme pasar bebas dan persaingan bebas yang secara inheren menumbuhkan
ketidakadilan sosial-ekonomi.
8
Strukturalisme (lanjutan)
Kelemahan pasar dalam perwujudan demokrasi ekonomi: tidak sekadar
mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi tetapi juga nilai tambah
sosio-kultural.
Menurut Strukturalisme: Globalisasi benar-benar perlu diwaspadai (global
capitalism, turbo capitalism, new imperialism, cowboy capitalism, Old-West
capitalism, the dangerous currents, the winner-take all market, the zero sum
society, the winner-take-all society, dsb).
Strukturalisme peduli akan harkat manusia dalam lingkup moralitas
ekonomi, menolak homo economicus, menolak eksploitasi, pelumpuhan dan
pemiskinan sosial-ekonomi. Strukturalisme mendukung homo ethicus bukan
homo economicus. 9
Bidang dan Dimensi Strukturalisme
1. Restrukturisasi Pemilikan dan Penguasaan Aset Ekonomi: pemilikan dan
penguasaan asset oleh rakyat harus semakin merata;
2. Restrukturisasi Alokatif: menyangkut alokasi dana-dana pembangunan;
3. Restrukturisasi Spasial: untuk mencapai pemerataan dan keseimbangan
pembangunan serta pertumbuhan antara Kawasan Barat dan Timur Indonesia;
4. Restrukturisasi Sektoral: untuk mencapai keseimbangan dinamis antar sektor;
5. Restrukturisasi Perpajakan: sumber penerimaan negara dan sarana redistribusi;
6. Restrukturisasi Strategis: memperkukuh kemandirian ekonomi, mengurangi
dependensi, dan meningkatkan inter-dependensi resiprokal yang seimbang
untuk memperkokoh fundamental ekonomi;
7. Restrukturisasi Pola Pikir atau Reorientasi Budaya: GBHN berdasar demokrasi
ekonomi;
8. Restrukturisasi sosial-politik dan sosial-budaya: untuk mendukung keberhasilan
retrukturisasi ekonomi. 10
3. Mewaspadai Globalisasi
Globalisasi dan Beberapa Kutipan Penting
Kekaguman Terhadap Globalisasi?

11
Globalisasi dan Beberapa Kutipan Penting (1)
Raymond Aron, The Industrial Society: Three Essays on Ideology and Development,
1967: Fenomena konvergensi kapitalisme dan komunisme;
George Soros, The Crisis of Global Capitalism, 1998: Communism abolished the
market mechanism and imposed collective control over all economic activities. Market
fundamentalism seeks to abolish collective decision making and to impose the
supremacy of market values over all political and social values. Both extremes are
wrong. What we need is a correct balance between politics and markets, between rule
making and playing by the rules.;
Henry Kissinger, 1998: globalisasi adalah nama lain dari dominasi Amerika Serikat;
Thomas Friedman, The Lexus and The Olive Tree, 2001: culturally speaking,
globalization has tended to involve the spread (for better or worse) of
Americanization globalization tends to turn all friends and enemies into 12
competitors;
Globalisasi dan Beberapa Kutipan Penting (2)

Joseph E. Stiglitz, Globalization and Its Discontents, 2002: many have


actually been made worse offjobs destroyed and their lives become
insecure development will continue to create poverty and instability culture
eroded . Without reform the backlash that has already started will mount
and discontent with globalization will grow The way globalization has been
managedneed to be radically rethought;
Samuel P. Huntington, 1996: in an increasingly globalized world there
is an exacerbation of civilizational, societal and ethnic self-consciousness..;
Gidden, 1999: The third way.
Mohammad Hatta, 1966: ada jalan-lain dan ada jalan lurus. 13
Kekaguman Terhadap Globalisasi?
Hendaknya kita tidak terpaku pada fenomena global tentang kapitalisme vs
komunisme;
Kita harus mampu mengartikulasikan secara normative-ilmiah system ekonomi
Indonesia dan kemudian melaksanakannya sesuai dengan cita-cita kemerdekaan
Indonesia;
Hendaknya kita tidak terkurung oleh kapsul ekonomi neo-klasikal;
Kita harus meletakkan kepentingan nasional, kesejahteraan sosial dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai pedoman utama mengembangkan
pemikiran ekonomi, namun tidak mengabaikan hak dan tanggung jawab global
kita;
Kalau kita lengah, globalisme akan menjadi globalisasi yang mendorong proses
pelumpuhan diri (self-disempowerment), suatu proses aborijinisasi ekonomi dan
14
sosial-kultural, dalam suatu discriminatory fragmented global society penuh sekat.
4. Daulat Pasar atau Daulat Rakyat
Siapa Yang Berdaulat: Pasar atau Rakyat?
Kedaulatan Di Tangan Rakyat
Transformasi Ekonomi dan Transformasi Sosial
Strategi Pembangunan
Sistem Ekonomi Subordinasi

15
Siapa yang Berdaulat: Pasar atau Rakyat?
Sikap kaum elit dan akademisi Indonesia yang kelewat mengagumi pasar-
bebas dengan persaingan bebasnya, dan tergenggam oleh fanatisme
market fundamentalism, menobatkan pasar-bebas sebagai berdaulat,
mengganti dan menggeser kedaulatan rakyat;
Herman Suwardi, Filsafat Koperasi atau Kooperativisme, 1995: the invisble
hand-nya Adam Smith yang semula diharapkan berperan sebagai Ratu-
Adil ternyata menjadi raksasa serakah yang melakukan ketimpangan dan
pengrusakan;
Adalah kekeliruan besar menganggap pasar sebagai omniscient dan
omnipotent, sehingga mampu self-regulating dan self-correcting, dan
mampu mengatasi ketimpangan struktural baik pada tataran nasional
maupun global. 16
Kedaulatan Di Tangan Rakyat
Stiglitz: Tidak secara eksplisit menekankan distorsi pasar dari segi market
failure, tetapi lebih dari segi kepentingan berdasar kerakusan beyond self-
interest;
Ranis: mendukung Stiglitz, lebih memojokkan ortodoksi neoklasikal,
orthodoxy is trying to protect itself. Neoklasikal sebagai wadah market
fundamentalism adalah timeless dan a historical sehingga tidak dapat
menangani proses dinamis;
Bagi bangsa Indonesia, konstitusinya berdasar kedaulatan rakyat, posisi
rakyat adalah sentral-substansial. Daulat pasar tidak boleh menggusur
daulat rakyat.
17
Transformasi Ekonomi dan Transformasi Sosial
Dalam Ekonomi Rakyat
Pasar tidak mampu memfasilitasi terjadinya transformasi ekonomi dan
transformasi sosial.
Rakyat sebagai subyek dalam pembangunan ekonomi. Membangun
ekonomi rakyat, sebagai suatu strategi ekonomis-ideologis, perlu
pemihakan sebagai suatu sikap altruitis-filantropis dan memuliakan
kedaulatan rakyat. Namun pemihakan bukanlah satu-satunya justifikasi.
Strategi meningkatkan peran dan produktivitas rakyat dan utilisasi efektif
sumber-sumber daya yang tersedia, sebagai suatu strategi grassroots-based
dan sekaligus resource-based. Rakyat diposisikan sebagai sentral-
substansial, asset nasional yang dominan.
Membangun ekonomi dengan pendekatan partisipatori dan emansipatori,
sebagai paham demokrasi ekonomi. 18
Strategi Pembangunan (1)
1. Membangun ekonomi rakyat berarti konsisten memposisikan rakyat
sebagai agen pembangunan yang berdaulat;
2. Membangun ekonomi rakyat berarti memberi kesempatan kepada rakyat
untuk partisipatif-emansipatif secara aktif dalam kegiatan ekonomi;
3. Membangun ekonomi rakyat berarti memberdayakan rakyat;
4. Pembangunan ekonomi rakyat meningkatkan daya beli rakyat;
5. Pembangunan ekonomi rakyat meningkatkan collective bargaining position
dari rakyat dan mencegah eksploitasi dan subordinasi terhadap rakyat;
6. Nilai tambah ekonomi semakin banyak terjadi di dalam negeri dan untuk
kepentingan ekonomi dalam negeri;
7. Pembangunan ekonomi rakyat lebih menyesuaikan kemampuan rakyat
19
yang ada (resource-based and people-centered strategy)
Strategi Pembangunan (2)
8. Pembangunan ekonomi rakyat akan lebih menyerap tenaga kerja;
9. Pembangunan ekonomi rakyat akan lebih bersifat quick-yielding dalam suasana
ekonomi yang sesak napas dan langka modal;
10.Pembangunan perekonomian rakyat sebagai sokoguru perekonomian nasional
akan meningkatkan kemandirian ekonomi dalam negeri, menekan
ketergantungan terhadap impor, dsb;
11.Pemberdayaan ekonomi rakyat lebih mampu memperkokoh pasaran dalam
negeri yang menjadi dasar pengembangan pasaran luar-negeri (ekspor);
12.Mewaspadai paham globalisasi yang cenderung menyingkirkan paham
nasionalisme;
13.Mempertegas daulat rakyat bukan daulat pasar;
14.Merupakan misi politik dalam melakukan demokratisasi ekonomi sebagai 20
tanggung jawab ideologis dan rasionalitas pemihakan kepada rakyat kecil.
Strategi Pembangunan (3)
15.Perlu meninjau ulang strategi-strategi pembangunan, seperti social-
market economy;
16.Lebih menjamin terjadinya Pembangunan Indonesia, bukan sekadar
Pembangunan di Indonesia;
17.Pembangunan ekonomi kerakyatan bertumpu pada platform bahwa yang
kita bangun adalah rakyat, bangsa, dan negara. Pembangunan ekonomi
(GNP) adalah derivasi dari platform ini;
18.Ekonomi rakyat memberikan kehidupan yang murah (cheap livelihood,
lowcost economy, dan low cost of living) kepada rakyat. Ekonomi rakyat
memberi trickle-up effect yang mensubsidi perekonomian besar diatasnya;
19.Dan seterusnya. Mendukung transformasi ekonomi dan transformasi 21
sosial.
Transformasi Ekonomi dan Transformasi Sosial dalam
Perekonomian Rakyat
Mohammad Hatta:
Transformasi ekonomi dan transformasi sosial penting untuk melepaskan diri dari
system ekonomi subordinatif penuh ketergantungan;
Ekonomi rakyat adalah ekonominya kaum inlander atau ekonominya kaum marhaen
pribumi, bukan ekonominya kaum Vreemde Oosterlingen atau ekonominya kaum
European.
Transformasi ekonomi adalah suatu upaya restrukturisasi membentuk
system ekonomi baru meninggalkan asas perorangan (individualisme) dan
menggantinya dengan paham kebersamaan dan asas kekeluargaan
(mutualism dan brotherhood) berdasarkan Demokrasi Ekonomi.
Transformasi sosial adalah membentuk hubungan sosial-ekonomi yang
partisipatori-emansipatori. Di zaman penjajahan berlaku sistem ekonomi
subordinasi (tuan-hamba, taoke-koelie, juragan-buruh) semacam economic
slavery system. 22
Sistem Ekonomi Subordinasi
Dalam sistem ekonomi subordinasi: partisipasi sosial-ekonomi terbatas,
emansipasi sosial-ekonomi terhalang oleh sekat-sekat sosial-politik dan
sosial-kultural; Menjadi sumber ketimpangan dalam pembagian
pendapatan, serta terjadinya praktek-praktek eksploitatif.
Kolonialisme dan Imperialisme menjadi pemicu dan sekaligus sebab awal
hubungan ekonomi subordinasi yang eksploitatori-diskriminatori.
Ekonomi subordinasi: tidak sesuai dengan demokrasi ekonomi yang
partisipatori-emansipatori. Dengan model pembangunan ekonomi yang
teknokratik nonstrukturalis, kandaslah cita-cita transformasi ekonomi dan
transformasi sosial untuk mengubah ekonomi kolonial menjadi ekonomi
nasional berdasar pasal 33 UUD 1945.
23
Ekonomi Rakyat
Menempatkan sektor ekonomi rakyat sebagai sokoguru ekonomi nasional
merupakan desain strategis agar ekonomi nasional tumbuh dan berakar di
dalam negeri. Arah kebijaksanaan ekonomi nasional harus pula ditujukan
kepada sektor-sektor yang sarat dengan kepentingan rakyat;
Berdasar sumber-sumber sendiri (domestic resources-based strategy),
bertitik sentral pada rakyat (people-centered), mengutamakan kepentingan
rakyat (putting people first). Tidak tergantung pada komponen luar negeri.
Meningkatkan processing dan manufacturing yang resources-based;
Rakyat adalah konsepsi politik, bukan konsepsi aritmatik atau statistik.
Rakyat adalah the common people, rakyat adalah orang banyak. Rakyat
adalah kaum marhaen inlander yang bukan Vreemde Oosterlingen dan bukan
European.
Paham kebersamaan (mutualism) dan asas kekeluargaan (brotherhood, 24
broederschap atau ukhuwah)
Masa Depan Reformasi Pemikiran Ekonomi
Membersihkan diri dari Hollands denken, harus mampu melakukan
unlearning (atau afleren) di samping juga melakukan learning (atau aan-
leren) untuk memperkukuh dan mengembangkan daya kreasi
kemandirian, kepribadian serta potensi budaya Indonesia.
Ideologi dan praktek pasar-bebas (free market atau laissez-faire) akan
menggagalkan cita-cita mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Pasar bebas merintangi hak demokrasi ekonomi rakyat, yang
miskin tanpa daya beli hanya menjadi penonton.
Ekonomi Kerjasama berjangkauan kepentingan multiparsial (multipartitus)
untuk mencapai nilai tambah ekonomi (to have more) sekaligus nilai
tambah sosial-kultural (to be more).
Globalisasi penuh dengan discontents dan perlu direformasi, baik
mekanisme maupun arahnya. Globalisasi adalah bentuk imperialisme 25

baru.
Mewaspadai Globalisasi
Globalisasi dan pasar bebas diimajinasikan untuk mencapai efisiensi
ekonomi global.
Mekanisme pasar yang self-regulating tidak bisa terpenuhi. Pasar harus
dimanaged, dikendalikan, agar pasar ramah terhadap rakyat dan terhadap
kepentingan nasional.
Global Common Interests: pembangunan sosial, pemberantasan
kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, memperkokoh solidaritas global,
mempererat integrase sosial, proteksi dan pemeliharaan lingkungan,
pelanggaran HAM, pemberatasan terorisme, MDGs, SDGs, dsb. (Hal ini
perlu dicermati dan diwaspadai kemungkinannya hanya sebagai flagship,
sebagai bendera, ataupun password untuk masuk ke wilayah kedaulatan
suatu negara, Catatan Prasetijono Widjojo MJ).
Globalisasi masih dalam proses mencari bentuknya (masa transisi), 26
bagaimana bentuk global society untuk mendukung global economy.
Langkah-Langkah Menghadapi Globalisasi
Melalui Empat Fronts
1. Melalui usaha masing-masing negara untuk berbenah diri guna
meningkatkan kemampuan domestik dan kinerja produktif nasionalnya;
2. Menggalang Kerjasama regional, diawali dengan Kerjasama ekonomi dan
kemandirian ASEAN, dengan upaya mengembalikan Indonesia sebagai the
leader of ASEAN;
3. Bergabung dan meningkatkan keterlibatan Indonesia dengan gerakan-
gerakan menentang keadilan inheren yang melekat pada globalisasi di
fora internasional;
4. Semangat Kerjasama dan kesadaran global harus dapat dimanfaatkan
untuk melindungi kepentingan nasional.
27
Kemerdekaan, Kemandirian dan Martabat
Kemandirian memberikan martabat bagi bangsa yang memangku
kemerdekaan.
Martabat suatu bangsa adalah posisinya yang tidak tergantung pada bangsa
lain, tidak berada dalam protektorat, tidak pula tersubordinasi.
Kemerdekaan, kemandirian dan martabat memperoleh hakikat rahmatan lil
alamiin yang hanya dapat dipahami oleh bangsa yang mampu mengenal
tugas budayanya meraih harga diri dan percaya diri.
Mengakhiri masa jajahan adalah mengakhiri subordinasi, diskriminasi, dan
humiliasi di segala bidang kehdupan, dan menegakkan emansipasi. Ini
adalah pandangan awal strukturalisme para perintis kemerdekaan. 28
Menegaskan Ekonomi Pancasila
Mubyarto (1981) menyatakan ciri-ciri Ekonomi Pancasila:
1. Roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan moral;
2. Kehendak kuat dari seluruh masyarakat ke arah kemerataan sosial (egalitarianism)
sesuai asa-asa kemanusiaan;
3. Prioritas kebijakan ekonomi adalah penciptaan perekonomian nasional yang
tangguh, yang berarti nasionalisme menjiwai tiap-tiap kebijakan ekonomi;
4. Koperasi merupakan sokoguru perekonomian dan merupakan bentuk yang paling
konkret dari usaha bersama;
5. Adanya imbangan yang jelas dan tegas antara perencanaan di tingkat nasional
dengan desentralisasi dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi untuk menjamin
keadilan ekonomi dan sosial.
Ekonomi Pancasila tidak terlepas dari kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara dan falsafah hidup bangsa, dan sebagai konsekuensinya merupakan
filsafat ilmu. 29
Ekonomi Konstitusi
Membangun ekonomi nasional haruslah membangun berdasar ideologi
Pancasila, khususnya berdasar Pasal 33 UUD 1945 dan pasal-pasal
pendukung lainnya.
Orientasi utama system ekonomi konstitusi adalah pada pengutamaan
kepentingan rakyat dan memajukan ekonomi rakyat. Wadah ekonomi
rakyat adalah koperasi.
Sudah saatnya menyusun strategi nasional menuju kemandirian dan
ketahanan nasional yang tangguh: untuk meningkatkan daya-efisiensi,
mengatasi ekonomi biaya tinggi, dsb.
Memegang teguh platform ideologi nasionalisme Indonesia yang
senantiasa mengutamakan kepentingan nasional tanpa mengabaikan
tanggung jawab global. 30
Sistem Ekonomi:
Ekonomi Liberalisme vs
Demokrasi Ekonomi
Indonesia Shifts of
Paradigms

31
5. Belajar Dari Sejarah
Pembukaan UUD 1945 Alenia 4: Tujuan Bernegara, Visi-Misi Abadi Bangsa
Pembangunan Nasional Semesta Berencana Delapan Tahun
Deklarasi Ekonomi
Pembangunan Nasional Di Berbagai Era

32
Pembukaan UUD 1945 Alenia 4
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam
suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang
adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 33
Pembangunan Semesta Berencana Delapan Tahun:
Syarat Pokok Pembangunan
Syarat pokok untuk pembangunan rokhaniah yang sehat dan kuat adalah
antara lain menegakkan kembali kepribadian dan kebudayaan Indonesia
yang berdasarkan semangat demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin dan
gotong royong seperti dijelaskan dalam dasar negara Pancasila, dan
mengutamakan kesadaran hidup bersahaja dan kejujuran sesuai dengan
ajaran ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
Syarat pokok untuk pembangunan tata perekonomian nasional adalah
antara lain pembebasan berjuta-juta kaum tani dan rakyat pada umumnya
dari pengaruh kolonialisme, imperialism, feodalisme dan kapitalisme
dengan melaksanakan land-reform menurut ketentuan-ketentuan Hukum
Nasional Indonesia, seraya meletakkan dasar-dasar bagi industrialisasi,
terutama industri dasar dan industri berat yang harus diusahakan dan 34

dikuasai oleh negara.


Deklarasi Ekonomi:
Strategi Dasar dan Tujuan Kegiatan Ekonomi

Strategi dasar ekonomi Indonesia dalam tahap pertama: kita harus menciptakan
susunan ekonomi yang bersifat nasional dan demokratis, yang bersih dari sisa-sisa
imperialisme dan bersih dari sisa-sisa feodalisme. Meletakkan dasar bagi
perekonomian dan menumbuhkan ekonomi nasional yang bebas dari imperialisme
dan feodalisme, menuju masyarakat Sosialis Indonesia.
Strategi Dasar Tahap kedua: tahap ekonomi Sosialis Indonesia, ekonomi tanpa
penghisapan manusia oleh manusia, tanpa exploitation de lhomme par lhomme.
Tujuan kegiatan ekonomi: masyarakat Sosialis Indonesia tiap-tiap orang dijamin
akan pekerjaan, sandang-pangan, perumahan serta kehidupan kultural dan
spiritual yang layak. 35
Gambar 1. UUD 1945 RPJPN RPJMN RKP
UUD 45 (Visi dan Misi Abadi)
VISI : Negara Indonesia Yang Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil dan Makmur

MISI : (1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;
(2) Memajukan kesejahteraan umum; (3) Mencerdaskan kehidupan bangsa;
(4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan kedilan sosial

R P J P N (Visi Misi Interim, 2005-2025)


RPJMN RPJMN RPJMN RPJMN
2004-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2024

RKP RKP RKP RKP


RKP RKP
2006 RKP
2006 RKP
2006
2006 RKP
2006 RKP
2006 RKP
2006
RKP
2006 RKP RKP RKP
RKP
2006 2006 2006 2006
2009
RKP 2014
RKP 2019
RKP 2025
RKP
2009 2014 2019 2024 36

Sumber: Bappenas
Gambar 2. Tahapan Pembangunan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025
RPJM 4
(2020-2024)
RPJM 3 Mewujudkan masya-
(2015-2019) rakat Indonesia
RPJM 2 Memantapkan pem-
yang mandiri, maju,
adil dan makmur
(2010-2014) bangunan secara
RPJM 1 menyeluruh dengan
melalui percepatan
Memantapkan pembangunan di
(2005-2009) penataan kembali
menekankan pem-
segala bidang
bangunan keung-
Menata kembali NKRI, dengan struktur
gulan kompetitif
NKRI, membangun meningkatkan perekonomian yang
perekonomian yang
Indonesia yang kualitas SDM, kokoh berlandaskan
berbasis SDA yang
aman dan damai, membangun keunggulan
tersedia, SDM yang
yang adil dan kemampuan iptek, kompetitif.
berkualitas, serta
demokratis, dengan memperkuat daya
kemampuan iptek
tingkat saing perekonomian
kesejahteraan yang
lebih baik. 37

Sumber: Bappenas UU No.17/2007 Tentang RPJPN 2005-2025


Gambar 3. Pembangunan Nasional Indonesia
ERA SOEKARNO: Pembangunan Semesta Berencana 8 Tahun; Deklarasi Ekonomi; Ekonomi Terpimpin; New
Emerging Forces (NEFO): Konferensi Asia-Afrika, Gerakan Non-Blok; Dekrit Presiden 5 Juli 1959; Situasi Politik Tidak
Stabil, berbagai pemberontakan: Di/TII, PRRI/Permesta, G.30S-PKI.
ERA SUHARTO: GBHN (Tap MPR); Repelita I-VI; Trilogi Pembangunan: Pertumbuhan, Stabilisasi, Pemerataan;
Peran Penanaman Modal Asing; Dwi Fungsi ABRI; Melanjutkan Gerakan Non-Blok; Suharto Mengundurkan Diri dan
dilanjutkan oleh Dr. BJ Habibie; Masuk Program IMF.
ERA TRANSISI (Krisis Keuangan Asia 1997): Amandemen UUD 1945 sebanyak 4 kali; MPR bukan sebagai Lembaga
Tertinggi Negara; Sistem Banyak Partai; Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal; Masa Pemulihan Ekonomi,
Masih dalam Program IMF; Dimulainya upaya-upaya Reformasi besar-besaran (Big Bang Reform).

ERA SBY (REFORMASI): Pembangunan Berdasar RPJP (UU no.17/2007) dan RPJMN I dan II (Ditetapkan dengan
Perpres); Four Track Strategies: Pro-Growth, Pro-Poor, Pro-Job, Pro-Environment; Pemilihan Presiden Secara
Langsung; Pilkada Langsung; Melanjutkan Gerakan Non-Blok;

ERA JOKOWI: Pembangunan Berdasar RPJP (UU No.17/2007) Dan RPJMN III (Ditetapkan Dengan Perpres);
Menjabarkan Trisakti; 9 Agenda Nawacita; Kabinet Kerja (Partai Politik, Professional); Membangun Indonesia Dari
Pinggiran, Pemilihan Presiden Secara Langsung; Pilkada Langsung; Melanjutkan Gerakan Non-blok; Visi:
Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong
38
Agenda Pembangunan Nasional
Sebagai Penjabaran Operasional Nawa Cita
(1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara;
(2) Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya;
(3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan;
(4) Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;
(5) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;
(6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional;
(7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik;
(8) Melakukan revolusi karakter bangsa; dan
(9) Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. 39
6. Tantangan Kedepan

40
Tantangan Pembangunan Ekonomi
Tantangan tersebut berasal dari luar (external forces) dan dari dalam (internal forces).
Untuk menghadapi tantangan kedepan dibutuhkan tidak hanya mewujudkan kedaulatan
politik berupa penguatan demokrasi sesuai UUD 1945 dan membangun kemandirian
ekonomi, serta pembangunan manusia yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Membangun ekonomi dan pada saat yang sama menjaga demokrasi dalam kerangka NKRI:
Keberlanjutan Demokrasi Politik, Demokrasi Ekonomi, dan Sosio-Demokrasi.
Pengaruh globalisasi yang sudah mencapai pada tingkat grass root economies, yang
diakselerasi oleh kemajuan IT;
Di satu sisi penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 250 juta sangat potensiil sebagai
pasar. Di pihak lain ada kesempatan emas untuk pemanfaatan bomus demografi yang
hanya dialami Indonesia satu kali dalam sejarah bangsa.
Implementasi Otonomi Daerah/Desentralisasi yang cenderung mendorong bertumbuhnya
sifat kedaerahan serta berpotensi menggerus persatuan bangsa. Perlu sinergi yang kuat
antara pusat dan daerah.
Masalah KKN/Korupsi, dan berbagai bentuk penyimpangan dalam pengelolaan
pembangunan yang dapat menyebabkan menurunnya kepercayaan rakyat terhadap
penyelenggara negara;
Permasalahan ekonomi: pengangguran, kemiskinan, utang DN dan LN, pangan, energi,
keterbatasan sumber pembiayaan dalam negeri, lemahnya daya saing ekonomi (ekonomi
biaya tinggi), dsb. Meningkatkan kualitas SDM dan produktivitas menjadi suatu keharusan.
41
Gambar 4. Perubahan Lingkungan Strategis
Kemajuan Teknologi
Informasi, Komunikasi,
Transportasi

Globalization Decentralization
INTERAKSI/
Forces INTERVENSI Forces
(Faktor Eksternal) (Faktor Internal)

Perubahan Lingkungan Strategis

Perubahan Paradigma Pembangunan


42
(Politik, Ekonomi, Sosial-Budaya, HANKAM, dsb.)
Gambar 5: Peta Global - Jalan Masuk Pengaruh
Globalisasi Dalam Suatu Negara
Multilateral Flow of Resources: Technical
USA Organization: Assistance, Loan (Soft/Commercial),
IMF, WB, UN, Grants, Investment (Direct/Indirect),
ADB, WTO, dsb. Others (In-Cash or In-Kind), Capital Flows,
Japan Trade in Goods and Services.
Bilateral

China Regional/ Conducive Environment: Standard


International & Codes, Best Practices, Macro Conditions,
Forum: Soft and Hard Infrastructure,
Uni Eropa APEC, RCEP Law and Order, Data Dissemination.
ASEAN, G-20,
TPP, dll. Issues: Human Rights, Intellectual Property
India Rights, Food Security, Drug, Financial Abuse/
NGO/CSO Crime, Governance, Democratization, Poverty
Reduction, Energy, Financial Stability, Terrorism,
Others Sektor Swasta Surveillance, HIV/AIDS, Human Trafficking,
(MNCs, FDI) 43
Environment (Deforestation, Ozone Layer)
Gambar 6. Tantangan Efek Noodle Bowl Syndrome
Noodle Bowl Syndrome Proses regionalisme di
kawasan telah
menyebabkan
kerumitan dalam
implementasi dan
monitoringnya. Hal ini
karena puluhan
kesepakatan
perdagangan telah
ditandatangani, bahkan
sebagian masih dalam
proses negosiasi dan
sebagian lagi masih
dalam proses pengusulan.

44
Sumber: Bappenas
Gambar 7. Peta Partisipasi Indonesia
Dalam Perundingan Internasional
Pakistan*# Keterangan:
ASEAN+3FTA India*
Uni Eropa*# APEC * : ASEAN + 1
Korea
China* FTA
Selatan* RCEP#
# : Masih dalam
AFTA Hongkong EFTA tahap perundingan
Taiwan /consultation/study
Kamboja AANZFTA Iran
(regional)
Myanmar Thailand Rusia Bangladesh : Indonesia
Filipina Indonesia Papua Nugini bernegosiasi dalam
Laos Turki
kerangka ASEAN
: Non Binding
Brunai Darusalam Malaysia Australia Amerika Serikat Underlined : Kerjasama
Singapura Vietnam Selandia Chile bilateral Indonesia
Baru Peru Italic : Masih dalam
Meksiko WTO tahap perundingan
/consultation/study
Kanada TPP#
Jepang* G20 (bilateral)

Sumber: Bappenas, diupdate. 45


Gambar 8. Wawasan Kebangsaan: Mengelola
Keberagaman Nusantara

WAWASAN KEBANGSAAN:
Sumpah Pemuda, Panca Sila,
Proklamasi 17 Agustus 1945,
UUD 1945 (PEMBUKAAN),
Bhinneka Tunggal Ika, NKRI.

CENTRIFUGAL CENTRIPETAL
(DAYA MEMECAH) (DAYA MEMPERSATUKAN)

Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil dan Makmur:


Berdaulat di Bidang Politik, Berdikari di Bidang Ekonomi, dan
Berkepribadian di Bidang Kebudayaan
(Mewujudkan Visi-Misi Abadi Bangsa dalam Pembukaan UUD 1945) 46
Tantangan Ekonomi Saat ini Antara Lain:
Kemiskinan: Jumlah penduduk miskin per Maret 2016 sebesar 28,01 juta orang atau
10,86 persen dari jumlah penduduk. Terjadi penurunan namum penurunannya
melambat, dan jumlahnya masih tinggi.
Kerentanan: sebagian penduduk yang hidup di atas garis kemiskinan sebenarnya masih
rentan terhadap goncangan ekonomi
Kesenjangan: Gini ratio yang menurun namun masih cukup tinggi (0,394 per September
2016) meskipun sudah sedikit menurun. Menurun 0,008 poin dibandingkan Gini rasio
September 2016 yang sebesar 0,402.
Tingkat pengangguran terbuka yang masih cukup tinggi (5,5%) meskipun terus
mengalami penurunan. Penciptaan lapangan kerja untuk mendorong penghidupan yang
layak bagi rakyat.
Perlambatan ekonomi global yang masih berlanjut
Paska Brexit dan Perubahan politik di AS yang dampaknya luas, noodle bowl syndrome.
Penurunan harga komoditas yang masih belum pulih
Kondisi fiskal yang masih dihadapkan pada persoalan belum optimalnya penerimaan
negara dan belanja yang masih harus dipertajam sesuai prioritas. Defisit anggaran yang
harus dijaga dan keseimbangan primer (negatif) yang masih harus diperbaiki. 47
Pasal 33 UUD 1945 Setelah Amandemen

Ayat (1): Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas


asas kekeluargaan.
Ayat (2): Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
Ayat (3): Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
Ayat (4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Ayat (5): Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur
dalam undang-undang.
48
7. Penutup
Kesimpulan dan Rekomendasi

49
Kesimpulan dan Rekomendasi (1)
1. Buku Ekspose Ekonomika adalah buku yang monumental sebagai buku
wajib para mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi di bidang ekonomi;
2. Buku tersebut memberikan gambaran dan kerangka berpikir yang sangat
jelas dan komprehensif tentang khasanah ilmu ekonomi secara ideologis;
3. Perlu commitment dan political will untuk mendalami dan
mengembangkan konsepsi ekonomi rakyat sebagai ilmu moral pada
tataran operasional, sehingga dapat mewujudkan pembangunan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat;
4. Dengan adanya perubahan yang super cepat dalam teknologi digital, cyber
terkait bidang Informasi, Komunikasi, Transportasi, Perdagangan, dan
hampir di semua lini, perlu dikaji dalam kerangka pikir struktural
bagaimana kemajuan teknologi tersebut dapat bermanfaat bagi
50
kesejahteraan rakyat;
Kesimpulan dan Rekomendasi (2)
5. Di era globalisasi (noodle bowl syndrome, neo-imperialism, perubahan konstelasi
world power, dsb.) dan desentralisasi serta adanya berbagai persoalan seperti
kemiskinan dan pemiskinan, ketimpangan, kesenjangan, dan persoalan-persoalan
struktural lainnya, perlu dikaji kembali perlu tidaknya Garis-Garis Besar Haluan
Negara (GBHN) agar pembangunan nasional dapat dijaga pada koridor yang sesuai
dengan Pancasila dan tujuan bernegara seperti tercantum dalam Pembukaan UUD
1945;
6. Dalam Pasal 33 (Ayat 5) UUD 1945 setelah amandemen disebutkan: Ketentuan
lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang. Sudah
sekitar 15 tahun sejak Amandemen UUD 1945 di 2002, mandat untuk mengatur
dalam undang-undang tersebut belum ditindaklanjuti;
7. Perlu dikumpulkan data/informasi melalui studi/survei untuk mendukung konsepsi
ekonomi kerakyatan yang dikembangkan dalam buku Ekspose Ekonomika sebagai
bentuk kongkrit realisasi ekonomi rakyat pada tataran empiris. Hal ini penting
sebagai basis untuk pengembangan teorinya yang memperkuat dari sisi evidence
based. 51
Terima Kasih
Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA
praswidjojomj@gmail.com
52

Anda mungkin juga menyukai