Anda di halaman 1dari 6

[Jurnal Florence] Vol. IV No.

1 Januari 2013

DETEKSI DINI MASALAH KESEHATAN JIWA REMAJA PADA


KELUARGA TKI

Ririn Nasriati
Program Studi D3 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo

ABSTRAK
Pada masa remaja terdapat tugas tugas perkembangan yang dapat menjadi ancaman
bagi remaja dan juga sangat dipengaruhi oleh faktor faktor lingkungan. Adanya hambatan
dalam tahap perkembangan dapat menimbulkan masalah kesehatan jiwa bila tidak
terselesaikan dengan baik. Masalah tersebut dapat berasal dari remaja sendiri, hubungan
dengan orang tua atau akibat interaksi sosial diluar lingkungan keluarga.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran masalah kesehatan jiwa
remaja pada keluarga TKI di SMPN 2 Balong. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
siswa yang orang tuanya menjadi TKI di luar negeri. Sampel 40 responden yang ditentukan
dengan total sampling yang diambil pada bulan Oktober . Variabel yang diteliti meliputi:
harga diri, kesulitan belajar, kenakalan remaja dan perilaku seksual.
Hasil penelitian menunjukkan harga diri remaja sebagian besar tinggi yaitu 57,5
%,kesulitan belajar sebagian besar tinggi yaitu 57,5%, kenakalan remaja sebagian besar
ringan yaitu 92,5% dan perilaku seksual sebagian besar sehat yaitu 92,5%.
Direkomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi kesulitan belajar pada remaja.

Kata Kunci : Remaja, Kesehatan Jiwa, Keluarga TKI

PENDAHULUAN 19,61 % dari jumlah penduduk. Pada tahun


Masa remaja seringkali dihubungkan 2008, jumlah remaja di Indonesia
dengan mitos dan stereotip mengenai diperkirakan sudah mencapai 62 juta jiwa (
penyimpangan dan ketidakwajaran. Hal Idai ,2012 )
tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori- Remaja adalah masa yang penuh
teori perkembangan yang membahas dengan permasalahan dan masa terjadinya
ketidakselarasan, gangguan emosi dan krisis identitas atau pencarian identitas
gangguan perilaku sebagai akibat tekanan- diri. Karakteristik remaja yang sedang
tekanan yang dialami remaja karena berproses untuk mencari identitas diri ini
perubahan-perubahan yang terjadi pada sering menimbulkan masalah pada diri
dirinya maupun akibat perubahan remaja. Oleh karena itu orang tua atau
lingkungan. Remaja juga dihadapkan pada orang yang berhubungan dengan remaja
tugas-tugas perkembangan yang harus perlu mengetahui ciri perkembangan jiwa
diselesaikan sehingga apabila individu remaja , pengaruh lingkungan terhadap
mampu menyelesaikan tugas perkembangan jiwa remaja serta masalah
perkembangan dengan baik maka akan maupun gangguan jiwa remaja.
tercapai kepuasan dan dan kebahagiaan Pengetahuan tersebut dapat membantu
sehingga akan berdampak pada mendeteksi secara dini bila terjadi
keberhasilan individu memenuhi tugas perubahan yang menjurus kepada hal
pada fase berikutnya. negatif.
Berdasarkan data Departemen Ketidakhadiran salah orang tua pada
Kesehatan (Depkes) Republik Indonesia saat remaja mengalami fase-fase
tahun 2006, remaja Indonesia (usia 10 19 perkembangan karena harus bekerja
tahun ) berjumlah sekitar 43 juta jiwa atau sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di

FIK UNMUH PONOROGO 1


[Jurnal Florence] Vol. IV No. 1 Januari 2013

luar negeri akan berdampak pada sukses S : Standar deviasi (simpangan


tidaknya remaja mencapai tugas baku) kelompok 1
perkembangan, sehingga akan Rumus untuk sampangan baku (Sugiyono,
mencetuskan masalah-masalah kesehatan 2004:50)
jiwa pada remaja.
s=
(x x )2

METODOLOGI PENELITIAN n
Pada penelitian ini menggunakan Keterangan :
metode penelitian deskriptif. Penilitian ini S : Simpangan baku
dimaksudkan untuk mengangkat fakta, x : Skor responden
keadaan, variabel dan fenomena yang x : Nilai rata-rata kelompok
terjadi selama penelitian berlangsung dan n : Jumlah sampel
menyajikan apa adanya. Penelitian ini
tidak melakukan tindakan atau T
Rumus MT (Azwar,S.2002:156)
pengontrolan perlakuan pada subjek
penelitian (wasis, 2008:11). Metode n
penelitian ini digunakan untuk Keterangan :
memecahkan atau menjawab permasalahan MT : Mean T
yang sedang dihadapi pada situasi T : Skor
sekarang. Didalam penelitian ini N : jumlah responden
dimaksudkan untuk menggambarkan
masalah kesehatan jiwa remaja pada Setelah dilakukan pengolahan data
keluarga TKI. Populasi pada penelitian ini maka untuk mempermudah penilaian maka
adalah seluruh siswa kelas IX yang orang hasil prosentase variabel independen,
tuanya menjadi TKI dengan jumlah sampel peneliti menginterpretasikan menjadi 2
pada penelitian ini adalah 40 responden kategori yaitu :
yang diambil dengan total sampling.
Variabel dalam penelitian ini adalah T > MT : Harga diri tinggi
harga diri, kesulitan belajar, kenakalan T < MT : Harga diri rendah
remaja dan perilaku seksual. Tekhnik
pengumpulan data dengan cara Sedangkan Variabel kesulitan
memberikan angket untuk mengukur harga belajar, kenakalan remaja dan perilaku
diri, kesulitan belajar, kenakalan remaja seksual pengolahan menggunakan skoring
dan perilaku seksual. dari jawaban responden jika ya = 1 dan
Analisa data untuk variabel harga tidak = 0 kemudian dianalisis secara
diri menggunakan scoring nilai skala deskriptif dengan distribusi frekwensi
Likert untuk pertanyaan positif, sangat yang ditampilkan dalam bentuk narasi dan
setuju : 4,setuju : 3,tidak setuju : 2 , sangat tabel.
tidak setuju : 1 dan untuk peryataan
negatif, sangat setuju: 1,setuju : 2,tidak HASIL PENELITIAN DAN
setuju : 3,sangat tidak setuju : 4. PEMBAHASAN
Harga Diri
Rumus yang digunakan untuk adalah : Berdasarkan hasil penelitian
x x didapatkan data harga diri remaja di
SMPN 2 Balong sebagian besar tinggi
s
T = 50 + 10 yaitu 57,5 % atau 27 responden dan
Keterangan : sebagian kecil yaitu 42,5% atau 17
x : Skor responden responden mempunyai harga diri rendah.
x : Nilai rata-rata kelompok Menurut (Hartono (1994) self-
esteem merupakan persepsi diri individu
FIK UNMUH PONOROGO 2
[Jurnal Florence] Vol. IV No. 1 Januari 2013

terhadap rasa keberhargaan, proses membentuk harga diri yang positif.


tersebut diperoleh dari hasil interaksi Dukungan emosional dan persetujuan
dengan lingkungan serta penghargaan, sosial dalam bentuk konfirmasi dari orang
penerimaan dan perilaku orang lain yang lain juga merupakan pengaruh yang
diterima individu. penting bagi harga diri pada remaja.
Self-esteem berasal dari 2 sumber, Dalam perkembangan sosial remaja,
yaitu diri sendiri dan orang lain, self- harga diri yang positif sangat berperan
esteem tergantung pada kasih sayang dan dalam pembentukan pribadi yang kuat,
penerimaan. Self-esteem mencakup sehat dan memiliki kemampuan untuk
penerimaan diri sendiri karena nilai dasar, menentukan pilihan termasuk mampu
meski lemah dan terbatas. Seseorang yang berkatatidakuntuk hal-hal yang negatif
menghargai dirinya dan merasa dihargai dengan kata lain tidak mudah terpengaruh
oleh orang lain biasannya mempunyai self- berbagai godaan yang dihadapi seorang
esteem yang tinggi. Seseorang yang remaja setiap hari dari teman sebaya
merasa tidak berharga dan menerima mereka sendiri (peer pressure) (Utamadi,
sedikit respek orang lain biasanya 2001).
mempunyai self-esteem yang rendah. Bagi Kesulitan Belajar
remaja determinan terkuat dari harga diri Keberhasilan dalam bidang
adalah kualitas hubungan dengan teman pendidikan adalah salah satu tujuan utama
sebaya, terutama sahabat dan pasangan pada masa remaja. Gangguan belajar dapat
romantik (Purwakania Hasan,2006) berperan besar pada kemampuan belajar,
Konsep diri dalam hal ini harga diri keberhasilan di sekolah dan melakukan
dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu pekerjaan.
usia. Berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan tabel 6 didapatkan data
didapatkan data sebagian besar 57,5 % sebagian besar 57,5 % atau sebanyak 23
atau 23 responden berusia 15 tahun. responden mengalami kesulitan belajar
Remaja yang berusia 15 tahun sudah tinggi. Terdapat beberapa faktor yang
matang dan apabila diberlakukan seperti berpengaruh terhadap kesulitan belajar
orang yang hampir dewasa dapat diantaranya adalah pendidikan orang tua
mengembangkan konsep diri yang yang rendah, jenis kelamin serta minat dan
menyenangkan sehingga dapat motivasi remaja.
menyesuaikan diri dengan baik Pendidikan orang tua sangat
(Harloock,2008 ). Mereka lebih percaya berperan dalam belajar remaja, dimana
diri dan mampu dalam menyesuaikan diri orang tua dengan pendidikan rendah
atau dapat memecahkan masalah terhadap cenderung kurang/ tidak memperhatikan
tuntutan hidup serta peran yang dihadapi. pendidikan anaknya, acuh tak acuh
Selain faktor usia remaja yang terhadap belajar anaknya, tidak
mempunyai harga diri tinggi tinggal memperhatikan sama sekali kepentingan
bersama orang tua. Berdasarkan penelitian dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam
didapatkan data sebagian besar 85 % atau belajar, tidak mengatur waktu belajarnya,
34 responden tinggal dengan salah satu tidak menyediakan/melengkapi alat
orang tua. Ketidakhadiran salah satu orang belajarnya, tidak memperhatikan anaknya
tua tidak menyebabkan remaja kehilangan belajar atau tidak, tidak mau tahu
kasih sayang sehingga remaja mampu kemajuan belajar anaknya, kesulitan yang
menghadapi lingkungan secara aktif dan dialami dalam belajar sehingga dapat
mampu beradaptasi secara efektif untuk menyebabkan anak/kurang berhasil dalam
berubah serta cenderung merasa aman belajarnya. Minat orang tua terhadap
(Yosep,2010). Harga diri pada remaja di keberhasilan pendidikan remaja,
perlukan dukungan dan hubungan yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap
baik antara orang tua dan remaja guna perjalanan dan motivasi remaja di sekolah.
FIK UNMUH PONOROGO 3
[Jurnal Florence] Vol. IV No. 1 Januari 2013

Hal ini didukung dengan hasil penelitian lingkungan tempat tinggal remaja, dan
dimana didaptkan data sebagian besar lembaga pendidikan dimana anak
orang tua berpendidikan SMP 40% atau 16 menuntut ilmu. Temperamen remaja yang
responden dan 14 responden cenderung sebagai prediktor terjadinya
berpendidikan SD. Selain faktor gangguan tingkah laku. Aspek-aspek
pendidikan kondisi diatas juga dapat kepribadian seperti tingkat aktifitas
terjadi pada orang tua yang sibuk dengan remaja, respon emosional, kualitas mood
pekerjaannya dan ini didukung dengan dan adaptasi sosial merupakan bagian dari
data bahwa sebagian besar orang tua temperamen remaja (Soetjiningsih,2004).
responden 77,5 % atau 31 orang lama Remaja sebagai makhluk sosial dengan
menjadi TKI lebih dari 3 tahun. segala sesuatuyang mereka lakukan
Faktor jenis kelamin juga turut bertujuan untuk mendapatkan tempat
berperan terhadap gangguan belajar pada dalam kelompok yang penting bagi
remaja. Perbandingan gangguan belajar mereka, keinginan untuk berperan serta,
antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1 untuk dapat diterima dalam kelompok
sampai dengan 4:1 (Soetjiningsih,2004). untuk memberikan bantuan kepada
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kelompoknya adalah motivasi-motivasi
data sebagian besar responden 55% atau yang berada dibelakang perilakunya(
22 responden berjenis kelamin laki-laki. Kartono,1996).
Remaja laki-laki usia pertengahan Faktor keluarga yang mendukung
pada tahap perkembangannya kenakalan remaja adalah adanya
mengembangkan minat yang besar dalam perceraian, kemiskinan, pengangguran dan
bidang seni dan olah raga seperti musik, keluarga besar. Anak-anak yang hidup dari
basket dan lain-lain sehinggadampaknya keluargadengan kondisi tersebut
mungkin mengabaikan pelajaran sekolah mempunyai resiko gangguan tingkah laku
karena adanya minat yang baru ini dan ini 2-4 kali lebih besar (Soetjiningsih,2004).
akan berdampak pada belajarnya. Selain Lingkungan masyarakat yang tidak
itu remaja usia pertengahan juga mulai kondusif untuk pertumbuhan dan
membutuhkan banyak teman dan rasa setia perkembangan moral anak juga menjadi
kawan serta mulai membina hubungan faktor vital munculnya masalah ini.
dengan lawan jenis sehinggaakan Bahkan interaksi sosial di lingkungan
berdampak remaja ingin menghabiskan sekolah ternyata disamping berpengaruh
lebih banyak waktunya dengan teman positif, juga memiliki dampak yang
daripada belajar. negatif.
Minat dan motivasi remaja juga Dari hasil pengisian angket
merupakan faktor yang mendukung belajar didapatkan data sebanyak 17 responden
pada remaja. Remaja yang mempunyai sering melawan perintah orang tua( item
minat dan motivasi yang tinggi terhadap no 6) . Salah satu ciri remaja adalah ingin
belajar tentunya akan mampu bebas dan terlepas dari setiap kekuasaan,
menyelesaikan segala hambatan dan terutama dari orang tua yang bersifat
kesulitan yang dialami selama proses otoriter, suka memaksakan pendapat,
belajar. melarang dan menyuruh sepanjang hari.
Kenakalan Remaja Walaupun pada masa sebelum remaja
Berdasarkan tabel 7 diadapatkan (anak-anak) mereka patuh tanpa komentar.
data sebagain besar remaja 92,5% atau 37 Akan tetapi setelah mereka memasuki
reponden melakukan kenakalan remaja masa remaja, maka pandangan mereka
ringan. terhadap kekuasaan orang tua berubah,
Penyebab kenakalan remaja bisa mereka ingin bebas dan terlepas dari
disebabkan oleh berbagai faktor yaitu belenggu orang tua. Oleh karena itu
biologi remaja sendiri, keluarga, kadang-kadang mereka terbentur dalam
FIK UNMUH PONOROGO 4
[Jurnal Florence] Vol. IV No. 1 Januari 2013

menghadapi keharusan patuh kepada kesehatan reproduksi remaja. Selain


kekuasaan orang tua dan pandangan baru melalui sekolah pembinaan luar sekolah
yang tidak ingin diperintah. yang amat penting ialah didalam keluarga.
Kecenderungan untuk mengkritik Keluarga merupakan unit terkecil dari
dan membantah apa yang diharuskan masyarakat tetapi paling penting perannya
kepadanya bersama pertumbuhan dalam menumbuhkan anak menjadi remaja
kecerdasan, maka remaja tidak mau yang sehat secara biologis, psikologis, dan
menerima begitu saja apa yang dikatakan sosial termasuk aktivitas seksual yang
kepadanya bahwa sesuatu itu benar akan sehat.
tetapi ia mempunyai pendapat sendiri dan SIMPULAN DAN SARAN
pendirian tertentu. Kadang- kadang dia Harga diri remaja sebagian besar
berpegang kepada pendapatnya dan tidak tinggi yaitu 57,5 % atau 27 responden
mau mundur serta menyangka bahwa yang didukung oleh faktor usia responden
dirinya yang benar. Keinginan remaja dan tempat tinggal remaja. Kesulitan
untuk bebas dan terlepas dari setiap Belajar remaja sebagian besar 57,5 % atau
kekuasaan juga berdampak pada keinginan sebanyak 23 responden mengalami
remaja untuk tidak patuh terhadap tugas- kesulitan belajar tinggi yang didukung
tugas di sekolah dan hal ini dibuktikan oleh faktor pendidikan orang tua dan jenis
dengan hasil penelitian dari angket kelamin, kenakalan remaja sebagian besar
sebanyak 18 responden tidak mengerjakan 92,5% atau 37 reponden melakukan
tugas sekolah yang diberikan guru mereka( kenakalan remaja ringan dan perilaku
item no 4 ). seksual remaja sebagian besar sehat yaitu
Perilaku Seksual 92,5% atau 37 responden.
Berdasarkan tabel 8 didapatkan Berdasarkan simpulan diatas dapat
sebagian besar 92,5% atau 37 remaja dibuat saran sebagai berikut :1)bagi
perilaku seksualnya sehat. sekolah hendaknya lebih intensif dalam
Perkembangan yang terjadi pada memberikan bimbingan dan konseling
remaja secara umum adalah terjadi bagi remaja terutama mengenai cara
pematangan fisik dan biologis, mengatasi kesulitan belajar 2) optimalisasi
meningkatnya empati sesamanya, peran serta keluarga dalam memberikan
meningkatnya keinginan untuk bebas dari bimbingan dan arahan bagi remaja
ketergantungan, meningkatnya hubungan sehingga remaja dapat menyelesaikan
dengan teman sebayanya, meningkatnya tugas-tugas perkembangannya
orentasi seksual, masa mencoba-coba 3)penanaman pendidikan agama di
aktifitas seksual dan mempunyai inisiatif masyarakat sebagai pondasi bagi remaja
untuk melakukan hubungan seksual yang untuk bekal hidup bermasyarakat.
pertama (Soetjiningsih,2004).Karakteristik
perkembangan remaja seperti diatas DAFTAR PUSTAKA
merupakan dampak perubahan hormonal Azwar (2007). Penyusunan Skala
dan kelenjar- kelenjar dalam tubuh serta Psikologi,Yogyakarta: Pustaka
sudah berfungsinya hormon-hormon Pelajar
seksual pada remaja. Davidson G C (2006). Psikologi
Perilaku seksual remaja yang sehat Abnormal. Jakarta: Raja Gravindo
didukung oleh hasil penelitian dimana Persada
sebanyak 36 responden mengetahui bahaya Depkes (2010). Kesehatan Remaja
penyakit menular seksual (item no 5). :Problem dan Solusinya, Jakarta:
Pengetahuan remaja tentang penyakit Salemba Medika
menular seksual diperoleh dari sekolah Desmita (2005). Psikologi Perkembangan.
yang memberikan informasi tentang Bandung: Remaja Rosda Karya.
pendidikan kesehatan khusunya
FIK UNMUH PONOROGO 5
[Jurnal Florence] Vol. IV No. 1 Januari 2013

Friedman,M (1998). Keperawatan Soetjiningsih (2004). Tumbuh Kembang


Keluarga Teori dan Praktek, Ed 3, Remaja dan Permasalahannya.
Jakarta:EGC Jakarta: Sagung Seto
http://sweetyq- Soetjiningsih (2007). Pertumbuhan
kesehatanwanita.blogspot.com/2009/ somatik pada remaja,Jakarta:Sagung
11/03/kesehatan-remaja.html) Seto
Hurlock,E (2001). Psikologi Towsend, MC (1998). Diagnosa
Prekembangan Suatu Pendekatan Keperawatan pada Keperawatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, Ed Psikiatri. Jakarta: EGC
5, Surabaya:Erlangga Yosep, I (2010). Keperawatan Jiwa,
Kartono,K (1996).Psikologi Sosial,Jakarta: Bandung: Refika Aditama
Rajawali Press ___________________(2011). Pedoman
Mappiare (1982). Psikologi Kesehatan Jiwa Remaja.Dinkes
Remaja,Surabaya:Usaha Nasional Sulsel go. Id Diakses tanggal 23
Purwakania,AB (2006). Psikologi Desember 2011
Perkembangan Islami, Jakarta:Raja ___________________(2012). Overview
Grafindo Persada Adolesencent Health Problem And
Santoso, S (2006). Mobilitas Vertikal dan Service. www.idai.or.id diakses
Pola Aliran Uang TKI di Ponorogo. tanggal 13 Maret 2012.
Santoso.umpo.ac.id/wp.../03/Proposa ___________________(2012). Overview
l-TKI.pdf Adolesencent Health Problem And
Slameto (1995). Belajar dan Faktor-faktor Service.www.idai.or.id diakses
yang Mempengaruhinya, Jakarta: tanggal 13 Maret 2012
Rineka Cipta

FIK UNMUH PONOROGO 6

Anda mungkin juga menyukai