Anda di halaman 1dari 22

TEORI PEMBENTUKAN HARGA

MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Pangan

oleh
ASRI PUTRI ALIFAH NIM P17331115057
DIFE NUR TIARA NIM P17331115069
FAUZIYAH ANNISAA NIM P17331115062

KELAS 2B

POLTEKKES KEMENKES RI BANDUNG


JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI DIPLOMA III
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini yang berjudul Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi Sosial.
Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Penyelenggaraan
Makanan Institusi (SPMI) Dalam makalah ini dipaparkan definisi, karakteristik, prinsip, proses,
hubungan, dan contoh system penyelenggaraan makanan institusi social.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, yaitu kepada :
(1) Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada
penulis
(2) Ibu Nurdjawati S. Akmal, SKM, MKM selaku dosen mata kuliah Sistem
Penyelenggaraan Makanan Institusi (SPMI)
(3) Orang tua yang selalu mendukung setiap aktivitas penulis.
(4) Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan-
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.

Cimahi, Maret 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
BAB I .......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 1
BAB II ......................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 2
2.1 HARGA ....................................................................................................................... 2
2.2 PASAR ........................................................................................................................ 8
2.3 PEMBENTUKAN HARGA NASIONAL DAN INTERNASIONAL ....................................... 9
2.4 MARGIN PEMASARAN ............................................................................................. 11
2.5 PERANAN PEMERINTAH DALAM PEMBENTUKKAN HARGA.................................... 12
2.6 PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH .......................................................... 16
BAB III ...................................................................................................................................... 18
PENUTUP ................................................................................................................................. 18
3.1 Simpulan ................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 HARGA
a. Definisi Harga

Menurut Stanton, (1984) Harga adalah Price is valueexpressed in terms of dollars and
cens, or any other monetary medium of exchange. yang kurang lebih memiliki arti harga
adalah nilai yang dinyatakan dalam dolar dan sen atau medium moneter lainnya sebagai alat
tukar.

Menurut Basu Swastha (1986: 147) Harga diartikan sebagai Jumlah uang
(kemungkinan ditambah barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi
dari barang beserta pelayanannya.

Menurut menurut Alex S Nitisemito (1991:55) Harga diartikan sebagai nilai suatu
barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut
seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak
lain.

Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang


dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang
atau jasa, Tjiptono (2001 : 151). Dan harga merupakan unsur satusatunya dari unsur bauran
pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan di banding unsur
bauran pemasaran yang lainnya (produk, promosi dan distribusi).

Harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa
(Djasmin Saladin, 2001:95)

Harga merupakan jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya (Basu
Swastha & Irawan, 2005:241)

2
Dari sejumlah definisi harga menurut para ahli diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa harga merupakan sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen sebagai alat
ganti atau tukar untuk mendapatkan sejumlah barang atau manfaat serta pelayanan dari
produk atau jasa yang akan didapat oleh konsumen tersebut. Harga juga dapat dikatakan
sebagai penentu nilai suatu produk atau jasa.
b. Konsep dan Peranan Harga

Pada tingkat harga, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya
akan meningkat pula, Demikian pula pada tingkat harga tertentu, nilai suatu barang atau jasa
akan meningkat seiring dengan meningkatnya manfaat yang dirasakan

Asumsi :

Harga bisa diungkapkan dengan berbagai istilah : misalnya Iuran, tarif, Sewa,
Bunga, Komisi, Upah, Gaji, Honorarium dsb
Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung pada laba perusahaan :
Laba = Pendapatan Total Biaya Total ( Harga per unit x Kuantitas yg terjual) - (Biaya
Tetap)
Disudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai indikator Nilai,
bilamana harga tsb. dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang
atau jasa.

c. Peranan Harga

ada dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli:

1. Peranan Alokasi Dari Harga :


Fungsi harga dalam membatu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh
manfaat atau utilitas tertinggi yg diharapkan berdasarkan daya beli
Dapat membantu pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya
pada berbagai jenis barang dan jasa
Dapat membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia
Memutuskan alokasi dana yang dikehendaki

2. Peranan Informasi dari Harga :


Fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti
kualitas
Membantu pembeli dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk
menilai faktor Produk/ manfaat secara abjektif

3
d. Pengertian penetapan harga

penetapan harga adalah suatu proses untuk menentukan seberapa besar


pendapatan yang akan diperoleh atau diterima oleh perusahan dari produk atau jasa
yang di hasilkan.

Penetapan harga telah memiliki fungsi yang sangat luas di dalam program
pemasaran. Menetapkan harga berarti bagaimana mempertautkan produk kita
dengan aspirasi sasaran pasar, yang berarti pula harus mempelajari kebutuhan,
keinginan, dan harapan konsumen.

Dalam penetapan harga, produsen harus memahami secara mendalam


besaran sensitifitas konsumen terhadap harga. Menurut Roberto pada buku Applied
Marketing Research, bahwa dari hasil penelitian menyebutkan isu utama yang
berkaitan dengan sensitifitas harga yaitu; elasitas harga dan ekspektasi harga.

e. Tujuan Penetapan Harga

1. Tujuan Berorientasi pada Laba


Dalam era persaingan global, kondisi yang dihadapi semakin kompleks dan
semakin banyak variabel yang berpengaruh terhadap daya saing setiap
perusahaan, sehingga tidak mungkin suatu perusahaan dapat mengetahui
secara pasti tingkat harga yang dapat menghasilkan laba maksimum.
Oleh karena itu ada pula perusahaan yang menggunakan pendekatan target
laba, yakni tingkat laba yang sesuai atau pantas sebagai sasaran laba.
Ada dua jenis target laba yang biasa digunakan, yaitu target marjin dan target
ROI (Return On Investment)

2. Tujuan Berorientasi pada Volume


Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan
harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu atau
yang biasa dikenal dengan istilah volume pricing objective.
Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume
penjualan atau pangsa pasar.
Tujuan ini banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan penerbangan.

4
3. Tujuan Berorientasi pada Citra
Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan
harga.
Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau
mempertahankan citra prestisius
Sementara itu harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai
tertentu (image of value), misalnya dengan memberikan jaminan bahwa
harganya merupakan harga yang terendah di suatu wilayah tertentu.
Pada hakekatnya baik penetapan harga tinggi maupun rendah bertujuan
untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran
produk yang ditawarkan perusahaan.

4. Tujuan Stabilisasi Harga


Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu
perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus
menurunkan pula harga mereka.
Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga
dalam industri-industri tertentu (misalnya minyak bumi).
Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan
harga pemimpin industri (industry leader).

5. Tujuan-tujuan lainnya
Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing,
mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau
menghindari campur tangan pemerintah.

f. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Harga :


1. Faktor Internal
Tujuan Pemasaran Perusahaan ;
(makimalisasi laba; mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan; meraih
pangsa pasar yang besar; menciptakan kepeminpinan dlm hal kualitas; mengatasi
persaingan; melaksanakan tanggung jawab sosial ; dll.)
Strategi Buran Pemasaran ;
(harga perlu dikoordinasikan dan saling menduung dengan bauran pemasaran lainya
yaitu pruduk, ditribusi dan promosi )

5
Biaya ;
(merupakan faktor ygpaling menetukan harga minimalyang harus ditetapkan agar
perusahaan tdk mengalami kerugian, dalam hal ini biaya tetap dan variabel)
Organisasi ;
- Manajemen perlu memutuskan siapa di dalam organisasi yang harus
menetapkan harga.
- Setiap perusahaan menangani masalahpenetapan harga menurut caranya masing-
masing.
-Pada perusahaan kecil, umumnya harga ditetapkan oleh manajemen puncak
-Pada perusahaan besar, seringkali masalah penetapan harga ditangani oleh devisi
atau manajer suatu lini produk.
-Dalam pasar Industri, para wiraniaga diperkenankan untuk bernegoisasi dengan
pelanggannya guna menetapkan rentang (range) harga tertentu.
-Dalam indutri penetapan harga merupakan faktor kunci (misalnya perusahaan
minyak, penerbangan luar angkasa) biasanya setiap perusahaan memiliki
departemen penetapan harga tersendiri yang bertanggung jawab kepada dept.
Pemasaran atau manajemen puncak.
-Pihak-pihak lain yang mempunyai pengaruh terhadap penetapan harga adalah
manajer penjualan, manajer produksi, manajer keuangan dan akuntan

2. Faktor Ekternal
Sifat Pasar dan Permintaan;
setiap perusahaan perlu memahami sifat dan permintaan yang dihadapinya, apakah
termasuk pasar persingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli, atau
monopoli. Faktor lain yang tdk kalah pentingnya adalah elastisitas permintaan
Persaingan;( Porter )
Ada lima kekuatan pokok yang berpengaruh dalam persaingan suatu industri :
-Persaingan dalam industri yang bersangkutan
-Produk Substitusi
-Pemasok
-Pelanggan dan
-Ancaman-ancaman baru

6
g. Metode Penetapan harga
Ada beberapa metode yang dapat digunakan sebagai rancangan dan variasi, dalam
penetapan harga menurut Marras (1999: 181-185), harga dapat ditentukan atau
dihitung :
Harga didasarkan pada biaya total ditambah laba yang diinginkan (cost plus pricing
method).
Harga yang berdasarkan pada keseimbangan antara permintaan dan suplai.
Penetapan harga pasar yang ditetapkan atas dasar kekuatan pasar.
Harga yang berdasarkan keseimbangan antara suplai dan permintaan.
Penetapan harga atas dasar kekuatan pasar.

h. Teori Pembentukan Harga


Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach)
Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan
(equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan
harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan
jumlah yang ditawarkan.
Pendekatan Biaya (cost oriented approach)
Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen
dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing dan break
even analysis.
Pendekatan Pasar (market approach)
Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-
variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik,
persaingan, sosial budaya, dan lain-lain

7
2.2 PASAR
1. Pengertian harga pasar

Harga pasar merupakan tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi atas
kesepakatan antara produsen/penawaran dengan konsumen atau permintaan.
Terbentuknya harga pasar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran.

Jika antara penjual dan pembeli berinteraksi, maka terjadilah suuatu kegiatan jual beli.
Pada saat terjadi kegiatan jual beli di pasar, antara penjual dan pembeli akan
melakukan sebuah tawar-menawar untuk mencapai suatu kesepakatan harga. Pembeli
selalu menginginkan harga yang murah, supaya dengan uang yang dipunyai nya
bisa mendapatkan barang yang banyak. Sebaliknya, penjual menginginkan harga tinggi,
dengan harapan ia bisa mendapatkan keuntungan yang banyak.

Perbedaan itulah yang bisa menimbulkan tawar-menawar harga. Harga yang


sudah disepakati oleh kedua belah pihak disebut dengan harga pasar. Pada harga
tersebut jumlah barang yang ditawarkan sama dengan jumlah barang yang dipinta.
Dengan demikian harga pasar disebut juga dengan harga keseimbangan (ekuilibrium).
Terdapat tiga cara yang bisa dipakai untuk menunjukkan keadaan keseimbangan pasar,
yakni dengan contoh yang memakai angka, dengan memakai kurva permintaan dan
penawaran, dan menentukan secara matematik.

2. Proses Terbentuknya harga pasar

Faktor terpenting dalam pembentukan sebuah harga yaitu kekuatan


permintaan dan penawaran. Permintaan dan penawaran akan berada dalam
keseimbangan pada harga pasar bila jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang
ditawarkan. bisa disimpulkan bahwa suatu proses terbentuknya harga pasar bila
terdapat hal-hal yang ada dibawah berkut ini :

8
Antara penjual dan pembeli terjadi suatu proses tawar-menawar.

Adanya suatu kesepakatan harga ketika jumlah barang yang diminta sama dengan
jumlah barang yang ditawarkan.

Kebijaksanaan harga maksimum mengakibatkan terjadinya kelebihan permintaan.


Hal ini bisa menciptakan pasar gelap, yakni suatu kegiatan jual beli yang dilakukan
tidak secara terbuka dan bertentangan dengan kebijakan harga maksimum yang
dilaksanakan.

2.3 PEMBENTUKAN HARGA NASIONAL DAN INTERNASIONAL


a. Mekanisme Pembentukkan Harga Nasional
1) Menetapkan harga
Untuk melindungi konsumen dari harga yang terlalu tinggi, pemerintah dapat
menetapkan harga eceran tertinggi (harga maksimum). Dengan adanya harga eceran
tertinggi maka produsen/penjual dilarang menjual di atas harga tersebut. Adapun
untuk melindungi produsen dari harga yang terlalu rendah, pemerintah dapat
menetapkan harga eceran terendah (harga minimum atau harga dasar). Tentu kalian
pernah mendengar istilah harga dasar gabah, yakni harga terendah pembelian gabah
dari petani. Harga dasar gabah ditetapkan untuk melindungi petani dari kerugian
yang disebabkan terlalu murahnya harga gabah sehingga tidak seimbang dengan
biaya produksi.
2) Memberikan subsidi
Subsidi (tunjangan) diberikan pemerintah terutama kepada pihak yang
menghasilkan barang kebutuhan pokok, seperti beras dan sejenisnya. Atau,
diberikan kepada perusahaan dengan tujuan agar perusahaan tersebut bisa bersaing
dengan produk luar negeri. Kalian tentu pernah mendengar adanya subsidi pupuk
yang diberikan pemerintah untuk membantu kehidupan para petani.
3) Menetapkan pajak
Untuk mempengaruhi harga, pemerintah dapat menetapkan pajak pada
barang. Pajak yang dikenakan bisa berbeda-beda untuk setiap jenis barang. Barang

9
yang merupakan bahan baku industri dikenai pajak yang sangat rendah atau bahkan
tanpa pajak sama sekali (=0); sedangkan barang-barang mewah dikenai pajak yang
tinggi. Barang yang mewah dikenai pajak yang tinggi karena umumnya hanya orang
kaya yang bisa membelinya. Dan pengenaan pajak yang tinggi bukanlah masalah bagi
orang kaya. Berikut ini contoh penetapan pajak oleh pemerintah.
4) Melakukan operasi pasar
Operasi pasar dilakukan pemerintah dengan cara membeli atau menjual
barang-barang terutama barang kebutuhan pokok seperti beras, gula, dan lain-lain,
agar jumlahnya seimbang dengan permintaan. Harga produk pertanian, seperti
beras, pada saat panen raya cenderung merosot karena jumlahnya yang melimpah.
Agar harga tidak terus menurun yang bisa merugikan produsen, maka pemerintah
melalui BULOG ikut membeli hasil pertanian dengan harga yang relatif tinggi untuk
disimpan di gudang. Jika saat paceklik tiba, BULOG akan menjual persediaan di
gudang untuk mencegah melambungnya harga akibat terlalu sedikitnya jumlah
barang di pasar. Dengan cara ini pemerintah telah melindungi konsumen dari harga
yang tidak rasional.

b. Keputusan Harga Internasional

1. Strategi Menetapkan Harga Global

Strategi menetapkan harga yang efektif untuk pasar internasional adalah strategi
yang dipengaruhi oleh persaingan dan biaya dalam mengambil keputusan menyangkut
harga. Harga kompetitif hanya dapat ditentukan dengan meninjau tingkat harga produk
pesaing dan produk pengganti di pasar sasaran. Seperti yang akan kita diskusikan kali ini.
Salah satu cara terbaik untuk memperoleh informasi ini adalah mengunjungi pasar itu
sendiri. Setelah tingkat harga ini ditetapkan harga dasar dapat ditentukan.

10
Empat langkah yang menentukan harga dasar adalah :

1. menetapkan elastisitas harga dari permintaan. Permintaan yang tidak fleksibel


memungkinkan harga yang lebih tinggi.
2. buat perkiraan biaya tetap dan biaya variabel dari proses manufaktur dengasn
volume penjualan yang diproyeksikan. Biaya adaptasi produk harus diperhtiungkan.
3. tetapkan semua biaya yang berhubungan dengan program pemasaran.
4. pilih harga yang memberikan marjin kontribusi paling tinggi.

2. Kebijakan Penetapan harga

Perluasan/Etnosentris

Kebijakan ini mengharuskan harga suatu barang sama diseluruh dunia dan pengimpor
menanggung ongkos kirim dan biaya impor.

Adaptasi/Polisentris

Kebijakan ini mengijinkan manajer anak perusahaan atau afiliasi menetapkan berapapun
harga yang mereka rasa paling cocok untuk situasi yang mereka hadapi.

Penemuan baru/Geosentris

Dengan menggunakan pendekatan ini, sebuah perusahaan tidak menetapkan satu harga
untuk diberlakukan di seluruh dunia dan tidak juga menyerahkan keputusan penentuan harga
kepada anak perusahaan, tetapi mengambil posisi diantara keduanya.

2.4 MARGIN PEMASARAN


Dalam teori harga dianggap produsen bertemu langsung dengan konsuen,
sehingga harga pasar yang terbentuk merupakan perpotongan antara kurva penawaran
dengan kurva permintaan. Realititas pemasaran pertanian sangat jauh dari anggapan ini,
sebab komoditi pertanian yang produksikan di daerah sentra produksi akan dikonsumsi
oleh konsumen akhir setelah menempuh jarak yag sangat jauh, antar kabupaten, anatr

11
propinsi, antar negara bahkan antar benua,baik komoditi olahan maupun olahan. Dengan
demikian sebenarnya jarang sekali produsen melalukan transaksi secara langsung dengan
kosume akhir. Untuk itu digunakan konsep marjin pemasaran. Marjin pemasaran dapat
ditinjau dari dua sisi, yaitu sudut pandang harga dan biaya pemasaran. Pada analisis
pemasaran yang sering menggunakan konsep marjin pemasaran yang dipandang dari sisi
harga ini. Marjin pemasaran merupakan selisih harga yang yang dibayar konsumen akhir
dan harga yang terima petani produsen.
Margin pemasaran dapat didefenisikan dengan dua cara, yaitu:
margin pemasaran merupakan selisih antara harga yang dibayar konsumen akhir
dengan harga yang diterima petani (produsen).
margin pemasaran merupakan biaya dari balas jasa-jasa pemasaran.
Marjin pemasaran adalah perbedaan harga di antara tingkat lembaga dalam sistem
pemasaran atau perbedaan antara jumlah yang dibayar konsumen dan jumlah yang diterima
produsen atas produk pertanian yang diperjualbelikan. Selain secara verbal, marjin
pemasaran dapat dinyatakan secara matematis dan secara grafis. Produk referensi
merupakan titik awal yang menunjukkan 1 kilogram dari produk yang dijual kepada
konsumen, misalnya petani perlu menyediakan 1,11 kilogram tomat untuk menyediakan 1
kilogram dari produk referensi karena 10 persen dari produk yang dijual telah hilang/rusak
dalam proses pemasaran.

2.5 PERANAN PEMERINTAH DALAM PEMBENTUKKAN HARGA


Peran pemerintah dalam pembentukan harga dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
intervensi secara langsung dan secara tidak langsung. Intervensi secara langsung terdiri dari
penetapan harga minimum dan harga maksimum, sedangkan intervensi secara tidak langsung
meliputi penetapan pajak dan pemberian subsidi.

12
1. Intervensi Pemerintah secara Langsung

Penetapan Harga Minimum (floor price)


Harga minimum atau harga dasar merupakan batas seberapa rendah harga
dapat dikenakan pada suatu produk melalui kesepakatan bersama atau ketentuan
pemerintah. Penetapan harga minimum atau harga dasar yang dilakukan oleh
pemerintah bertujuan untuk melindungi produsen, terutama untuk produk dasar
pertanian.
Kebijakan harga dasar dapat biasa digunakan pada saat ditemukan kapasitas
produksi di pasar terlalu sedikit sehingga kuantitas barang beredar di pasar lebih
rendah dari permintaan pasar, hal ini dikarenakan terlalu rendah nya harga jual yang
ada di pasar, sehingga selisih harga produksi dengan harga jual pasar terlalu kecil. Hal
ini menyebabkan produsen takut untuk memperbanyak kapasitas produksi
dikarenakan harga jual yang rendah dan supplier cenderung menyimpan barang
mereka menunggu harga pasar pulih kembali. Oleh karena itu dalam situasi seperti
ini pemerintah biasanya menetapkan harga dasar. Harga dasar yang ditetapkan akan
berada di atas harga equilibrium pasar. Konsumen akan diberatkan pada naiknya
harga suatu produk yang dikenakan harga dasar tersebut sehingga mereka harus
membayar lebih mahal. Sebaliknya, dari sisi produsen atau pun supplier, mereka akan
mendapatkan jaminan atas harga yang lebih tinggi dari sebelumnya, sehingga ada
keamanan untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Misalnya harga gabah kering terhadap harga pasar yang terlalu rendah. Hal
ini dilakukan supaya tidak ada tengkulak (orang/pihak yang membeli dengan harga
murah dan dijual kembali dengan harga yang mahal) yang membeli produk tersebut
diluar harga yang telah ditetapkan pemerintah. Jika pada harga tersebut tidak ada
yang membeli, pemerintah akan membelinya melalui BULOG (Badan Usaha Logistik)
kemudian didistribusikan ke pasar.

13
Penetapan Harga Maksimum (ceiling price)

Harga maksimum merupakan perubahan tertinggi yang diperbolehkan


terhadap suatu harga barang yang telah ditetapkan dalam suatu kontrak dalam suatu
masa perdagangan sesuai dengan aturan perdagangan yang ada. Harga pasar yang
terkena harga maksimum tidak diperbolehkan untuk menaikkan harga di atas harga
maksimum yang telah ditetapkan.

Kebijakan harga maksimum biasanya diberlakukan pada saat harga pasar


yang ada tidak mengalami kenaikan yang cenderung berarti dalam kurun waktu yang
singkat sedangkan suatu permintaan pasar terhadap produk meningkat. hal ini akan
memicu produsen atau supplier untuk menaikkan harga. Dalam situasi seperti ini
kebijakan harga maksimum perlu diberlakukan untuk menjaga stabilitas harga pasar
supaya kenaikan harga yang ditetapkan oleh produsen tidak terlalu tinggi dan tidak
membani produsen.

Penetapan harga maksimum atau Harga Eceran Tertinggi (HET) yang


dilakukan pemerintah bertujuan untuk melindungi konsumen. Kebijakan HET
dilakukan oleh pemerintah jika harga pasar dianggap terlalu tinggi diluar batas daya
beli masyarakat (konsumen). Penjual tidak diperbolehkan menetapkan harga diatas
harga maksimum tersebut. Contoh penetapan harga maksimum di Indonesia antara
lain harga obat-obatan diapotek, harga BBM, dan tarif angkutan atau transportasi
seperti tiket bus kota, tarif kereta api dan tarif taksi per kilometer. Seperti halnya
penetapan harga minimum, penetapan harga maksimum juga mendorong terjadinya
pasar gelap.

2.Intervensi Pemerintah secara Tidak Langsung


Penetapan Pajak
Kebijakan penetapan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara
mengenakan pajak yang berbeda-beda untuk berbagai komoditas. Misalnya untuk
melindungi produsen dalam negeri, pemerintah dapat meningkatkan tarif pajak yang

14
tinggi untuk barang impor. Hal tersebut menyebabkan konsumen membeli produk
dalam dalam negeri yang harganya relatif lebih murah.
Pengaruh pajak terhadap pembentukan harga adalah sebagai berikut:
-Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual barang
tersebut naik.
-Sebab setelah dikenakan pajak, produsen akan berusaha mengalihkan sebagian
beban pajak tersebut kepada konsumen, yaitu dengan menawarkan harga jual yang
lebih tinggi, artinya harga penawaran bertambah.
-Akibatnya harga keseimbangan yang tercipta dipasar menjadi lebih tinggi dan jumlah
keseimbangan lebih rendah.

Pemberian Subsidi
Pemerintah dapat melakukan intervensi atau campur tangan dalam
pembentukan harga pasar yaitu melalui pemberian subsidi. Subsidi biasanya
diberikan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan penghasil barang kebutuhan
pokok. Subsidi juga diberikan kepada perusahaan yang baru berkembang untuk
menekan biaya produksi supaya mampu bersaing terhadap produk-produk impor.
Kebijakan ini ditempuh pemerintah dalam upaya pengendalian harga untuk
melindungi produsen maupun konsumen sekaligus untuk menekan laju inflasi.

Pengaruh subsidi terhadap harga pasar adalah sebagai berikut:

-Subsidi yang diberikan atas produksi suatu barang menyebabkan harga jual barang
tersebut turun, karena biaya produksi menjadi lebih rendah.

-Subsidi dapat dinikmati oleh produsen dan konsumen, sebab dengan biaya produksi
lebih rendah maka harga beli konsumen juga lebih murah, artinya harga penawaran
berkurang.

-Akibatnya harga keseimbangan yang tercipta dipasar menjadi lebih rendah dan
jumlah keseimbangan lebih tinggi.

15
2.6 PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
a. Pengertian Pemasaran

Menurut WY. Stanton Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang
berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai
dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa
memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. (Fundamental of
marketing, 1997)

Menurut Organisasi.Org Marketing atau Pemasaran adalah suatu perpaduan dari


aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk mengetahui kebutuhan konsumen
serta mengembangkan promosi, distribusi, pelayanan dan harga agar kebutuhan
konsumen dapat terpuaskan dengan baik pada tingkat keuntungan tertentu. Dengan
adanya pemasaran, konsumen tidak perlu lagi memenuhi kebutuhan pribadi secara
sendiri-sendiri dengan melakukan pertukaran antara konsumen dengan pelaku
pemasaran sehingga akan ada banyak waktu konsumen untuk kegiatan yang dikuasai
atau disukai.

Menurut Annissa Wardani (TDA Community) Pemasaran adalah selalu berusaha


mengetahui apa yang konsumen inginkan (dan butuhkan), kemudian membuat
produk dan mempersuasi sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen produk
tersebut, untuk membuat konsumen tertarik dan membeli produk kita.

b. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah dan intervensi harus menangani lebih dari tujuan perdagangan
"rasionalisasi", yang sering terjadi dalam upaya untuk membuat praktik pemasaran
sesuai mekanik ke model modern. Pemasaran intervensi harus mempertimbangkan
kemampuan terbukti dari jaringan pemasaran.

Kebijakan harus ditujukan untuk bekerja dengan sistem yang ada, bukan
menggantikannya.

16
Pemerintah mencoba untuk menggantikan sistem pasar bebas sering menaikkan
biaya pemasaran, dengan demikian menyakiti konsumen, distorsi alokasi sumber
daya dan merusak perekonomian

Adalah penting bahwa para pembuat kebijakan melihat perdagangan sebagai


aktivitas yang diperlukan dan diinginkan sosial dilakukan dalam lingkungan risiko.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

18
DAFTAR PUSTAKA
Fandy Tjiptono. 2001. Manajemen Jasa. Yogyakarta :Andy Offset.

Karwowski, W and Marras, S.W. 1999. The Occupational Ergonomics Handbook. New York :
CRC Press LLC

Nitisemito, Alex S, 1991. Manajemen Personalia Manajemen Sumber Daya Manusia.


Jakarta: Ghalia

Pappas, James L. dan Hirschey, Mark. 1995. Ekonomi Manajerial.Jakarta : PT. Binarupa Aksara
Indonesia.

Stanton, William J. 1984. Prinsip Pemasaran. Jakarta : Penerbit Erlangga

Swasta, Basu DH dan Irawan. M.B.A. 1986. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Edisi
ke dua. Penerbit Liberty

Kotler, Philip. 1989. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan dan Pengendalian. edisi
5jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Tjiptono, Fandy. 1995. Strategi Pemasaran.Yogyakarta: Penerbit Andi Off-set.

Wahyudi, Agustinus Sri, SE, MBA. 1987. Manajemen Strategik: Pengantar

19

Anda mungkin juga menyukai