Anda di halaman 1dari 20

PLTU ( PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP)

1. PENGERTIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik
dari uap untuk menghasilkan energi listrik. PLTU merupakan mesin konversi
energi yang mengubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik. Pembangkit listrik
tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu-bara dan bahan bakar
minyak serta MFO untuk start awal.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :
Pertama: Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap
bertekanan dan temperatur tinggi.
Kedua: Energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
Ketiga: Energy mekanik diubah menjadi energy
Listrik.

Gambar 1. Proses konversi energi pada PLTU


2. PRINSIP KERJA PLTU
Siklus PLTU adalah siklus tertutup (close cycle) yang idealnya tidak memerlukan lagi air
jika memang kondisinya sudah mencukupi. Tetapi kenyataannya masih diperlukan banyak air
penambah setiap hari. Hal ini mengindikasikan banyak sekali kebocoran di pipa-pipa saluran air
maupun uap di dalam sebuah PLTU.
Untuk menjaga siklus tetap berjalan, maka untuk menutupi kekurangan air dalam siklus akibat
kebocoran, hotwell selalu ditambah air sesuai kebutuhannya dari air yang berasal dari
demineralized tank.
Secara sederhana, siklus PLTU digambarkan sebagai berikut :

1. Pertama-tama air demin ini berada disebuah tempat bernama Hotwell.

2. Dari Hotwell, air mengalir menuju Condensate Pump untuk kemudian dipompakan menuju LP
Heater (Low Pressure Heater) yang pungsinya untuk menghangatkan tahap pertama. Lokasi
hotwell dan condensate pump terletak di lantai paling dasar dari pembangkit atau biasa disebut
Ground Floor. Selanjutnya air mengalir masuk ke Deaerator.

3. Di dearator air akan mengalami proses pelepasan ion-ion mineral yang masih tersisa di air
dan tidak diperlukan seperti Oksigen dan lainnya. Bisa pula dikatakan deaerator memiliki pungsi
untuk menghilangkan buble/balon yang biasa terdapat pada permukaan air. Agar proses
pelepasan ini berlangsung sempurna, suhu air harus memenuhi suhu yang disyaratkan. Oleh
karena itulah selama perjalanan menuju Dearator, air mengalamai beberapa proses pemanasan
oleh peralatan yang disebut LP Heater. Letak dearator berada di lantai atas (tetapi bukan yang
paling atas). Sebagai ilustrasi di PLTU Muara Karang unit 4, dearator terletak di lantai 5 dari 7
lantai yang ada.
4. Dari dearator, air turun kembali ke Ground Floor. Sesampainya di Ground Floor, air langsung
dipompakan oleh Boiler Feed Pump/BFP (Pompa air pengisi) menuju Boiler atau tempat
memasak air. Bisa dibayangkan Boiler ini seperti drum, tetapi drum berukuran raksasa. Air
yang dipompakan ini adalah air yang bertekanan tinggi, karena itu syarat agar uap yang
dihasilkan juga bertekanan tinggi. Karena itulah konstruksi PLTU membuat dearator berada di
lantai atas dan BFP berada di lantai dasar. Karena dengan meluncurnya air dari ketinggian
membuat air menjadi bertekanan tinggi.

5. Sebelum masuk ke Boiler untuk direbus, lagi-lagi air mengalami beberapa proses
pemanasan di HP Heater (High Pressure Heater). Setelah itu barulah air masuk boiler yang
letaknya berada dilantai atas.

6. Didalam Boiler inilah terjadi proses memasak air untuk menghasilkan uap. Proses ini
memerlukan api yang pada umumnya menggunakan batubara sebagai bahan dasar pembakaran
dengan dibantu oleh udara dari FD Fan (Force Draft Fan) dan pelumas yang berasal dari Fuel Oil
tank.

7. Bahan bakar dipompakan kedalam boiler melalui Fuel oil Pump. Bahan bakar PLTU
bermacam-macam. Ada yang menggunakan minyak, minyak dan gas atau istilahnya dual firing
dan batubara.

8. Sedangkan udara diproduksi oleh Force Draft Fan (FD Fan). FD Fan mengambil udara luar
untuk membantu proses pembakaran di boiler. Dalam perjalananya menuju boiler, udara
tersebut dinaikkan suhunya oleh air heater (pemanas udara) agar proses pembakaran bisa
terjadi di boiler.

9. Kembali ke siklus air. Setelah terjadi pembakaran, air mulai berubah wujud menjadi uap.
Namun uap hasil pembakaran ini belum layak untuk memutar turbin, karena masih berupa uap
jenuh atau uap yang masih mengandung kadar air. Kadar air ini berbahaya bagi turbin, karena
dengan putaran hingga 3000 rpm, setitik air sanggup untuk membuat sudu-sudu turbin menjadi
terkikis.

10. Untuk menghilangkan kadar air itu, uap jenuh tersebut di keringkan di super heater
sehingga uap yang dihasilkan menjadi uap kering. Uap kering ini yang digunakan untuk memutar
turbin.

11. Ketika Turbin berhasil berputar berputar maka secara otomastis generator akan berputar,
karena antara turbin dan generator berada pada satu poros. Generator inilah yang
menghasilkan energi listrik.

12. Pada generator terdapat medan magnet raksasa. Perputaran generator menghasilkan beda
potensial pada magnet tersebut. Beda potensial inilah cikal bakal energi listrik.
13. Energi listrik itu dikirimkan ke trafo untuk dirubah tegangannya dan kemudian disalurkan
melalui saluran transmisi PLN.

14. Uap kering yang digunakan untuk memutar turbin akan turun kembali ke lantai dasar. Uap
tersebut mengalami proses kondensasi didalam kondensor sehingga pada akhirnya berubah
wujud kembali menjadi air dan masuk kedalam hotwell.

3. BAHAN BAKAR
Fungsi bahan bakar pada PLTU adalah untuk memanaskan air di boiler hingga menjadi
uap. Jenis bahan bakar yang digunakan ada tiga macam yaitu :
Batubara
Gambut
Minyak bumi
MFO
Berikut ini adalah sistem pembakaran PLTU dengan macam-macam bahan bakar :
3.1 Batubara
PLTU batubara sendiri adalah sumber utama listrik dunia saat ini. Sekitar 60%
listrik dunia bergantung pada batubara kerana biaya PLTU batubara sangat
terjangkau selain itu bahan bakar batubara sendiri mudah didapatkan dan
persediaannya berlimpah. Prinsip kerja PLTU berbahan bakar batubara adalah
dengan menggunakan boiler sebagai alat untuk proses pembakaran dan bentuk
utama pembangkit listrik tersebut adalah generator yang dihubungkan ke turbin
yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas.
Mula-mula batubara dari luar dialirkan kepenampung batubara dengan conveyor,
kemudian dihancurkan dengan menggunakan pulverized fuel coal. Lalu batubara
tersebut menjadi tepung halus , tepung halus batabara tersebut kemudian dicampur
dengan udara panas oleh forced draught. Dengan tekanan tinggi campuran tersebut
akan disemprotkan ke boiler yang akan dialirkan ke pipa boiler dan menjadi uap
setelah itu uap tersebut dialirkan ke super heaters yang akan menggerakan turbin.
Ada beberapa metode dalam pemerosesan bahan bakar batubara yaitu:
Metode lapisan pembakaran tetap.
Metode lapisan pembakaran tetap tersebut menggunakan stoker boiler
untuk proses pembakarannya. Dalam metode ini batubara yang digunakkan
mengandung kadar abu yang tidak terlalu rendah maka batubara perlu
dilakukan pengurangan jumlah fine coal yang ikut tercampur dalam batubara
tersebut.
Metode pembakaran batubara serbuk.
Pada metode ini batubara diremuk terlebih dahulu dengan
menggunakan coal pulverizer ,kemudian bersama-sama dengan udara
pembakaran di semprotkan ke boiler untuk di bakar. Metode pembakaran ini
sangat sensitive batubara yang digunakan harus memikiki sifat ketergrusan
dengan HGI(Hardgrove Grindabillity Index). Metode pembakaran ini
menghasilkan abu yang terdiri dari clinker ash dan sisanya adalah fly ash.
Metode pembakaran lapisan mengambang
Metode pembakaran tersebut menggunakan crusher untuk meremuk
batubara terlebih dahulu. Metode pembakaran ini tidak seperti metode
pembakaran yang lainnya dengan meletakkan batubara diatas kisi api tetapi
didalam metode ini campuran batubara disemprotkan dan menggunakan
udara pada saat pembakaran, butiran-butiran tersebut dijaga agar dalam
posisi mengambang dengan cara melewatkan angin dengan berkecepatan
tertentu dari bagian bawah boiler sehingga butiran-butiran batubara tersebut
mengambang.
Dalam pemerosesan bahan bakar batubara tersebut ada beberapa
macam peralatan yang digunakan. Tetapi peralatan yang sangat penting pada
pemerosesan tersebut adalah Coal Supply.
3.2 Gambut
Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa tumbuhan yang
setengah membusuk, oleh karena itu bahan organiknya tinggi. Oleh karena itu
gambut sering digunakan sebagai sumber energi alternatif.
Prinsip kerja pada bahan bakar gambut adalah dengan cara mengoksidasi yang
menghasilkan energy yaitu panas. Panas inilah yang kemudian digunakan untuk
memanaskan air sehingga dapat dihasilkan uap untuk memutar turbin dan
generator.
Terdapat beberapa bagian dalam proses tersebut yaitu:
Pengeringan gambut.
Penggalian gambut.
Konversi termal
Proses ini sangat mempengaruhi pembakaran pada gambut itu sendiri
karena gambut memiliki kandungan air dan bobot kekeringan yang tepat agar
gambut tersebut dapat menghasilkan pembakaran yang sempurna.
Peralatan yang digunakan PLTU berbahan bakar gambut.
Dari segi peralatan yang digunakan pada PLTU berbahan bakar gambut tersebut
tidak jauh beda dengan PLTU yang berbahan bakar batubara dan biomas yaitu : Boiler, Water
piping, super heater, re-heater , economizer, pump, fan, water dan waste treatment, dll.
3.3 MFO
Marine Fuel Oil adalah hasil produk penyulingan minyak bumi, yang
digunakan untuk pembakaran langsung di dapur-dapur industri dan pemakaian
lainnya seperti untuk Marine Fuel Oil. MFO merupakan bahan bakar minyak
termasuk jenis residue yang lebih kental pada suhu kamar serta berwarna hitam
pekat.
Minyak bumi atau minyak mentah (crude oil) merupakan bahan galian
dari perut bumi yang yang masih memerlukan proses lebih lanjut karena minyak
bumi tersebut belum dapat digunakan secara langsung. Untuk itu dilakukan
pengolahan agar didapat produk-produk yang sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan untuk masing-masing produk salah satunya sebagai bahan bakar
PLTU. Minyak heavy fuel oil yaitu Marine Fuel Oil (MFO) memiliki karakteristik
viskositas, kandungan sulfur dan kandungan logam, sedimen, kandungan abu dan
CCR cukup tinggi.

4. SISTEM-SISTEM YANG TERDAPAT PADA PLTU


Pada prinsipnya PLTU mempunyai system/siklus aliran, yaitu:

1. Sistem Air Pendingin

Air laut, sebelum masuk ke bak Water Intake, melalui bar screen dan terlebih dahulu
disemprot dengan larutan Chlorine dari Chloropac yang untuk melemahkan binatang-
binatang laut. Melalui travelling screen (berfungsi sebagai pembersih kotoran yang
mungkin terbawa masuk ke dalam bak penampungan), air dipompa oleh CWP yang
berada di Water Intake melalui Pressure Tunnel menuju Condenser untuk
mendinginkan uap bekas melalui pipa-pipa masuk/keluar Kondensor dan selanjutnya
dibuang lagi ke laut melalui outlet tunnel.

2. Sistem Air dan Uap

Air kondensat dari Condenser dipompa oleh Condensate Pump melalui Low Pressure
Heater I dan Low Pressure Heater II guna menaikkan temperatur air kondensat yang
menuju ke Deaerator untuk proses pembuangan O2 yang terkandung dalam air
kondensat, dengan sistem penyemprotan uap yang diambil dari Extraction Steam Turbin.
Boiler Feed Pump berfungsi memompa air dari Deaerator, melalui High Pressure Heater I
dan High Pressure Heater II ,untuk menaikkan temperatur air Feed Pump menuju Steam
Drum . Dari sini, air lalu didistribusikan ke seluruh pipa Water Wall untuk proses
pemanasan dalam Boiler hingga mencapai temperatur dan tekanan yang sesuai
kebutuhanmelalui Super Heater menuju Steam Line untuk memutar sudu-sudu Turbin.
Sebagian uap bekas untuk pemanas Low Pressure Heater dan Deaerator serta High
Pressure Heater yang telah berekspansi tersebut, kemudian diembunkan menjadi air
kondensat dalam Kondensor dan ditampung dalam Condensate Tank.

3. Sistem Bahan Bakar

Bahan bakar berupa residu/MFO dari Bunker Pertamina dipompakan ke Tangki


Persediaan PLTU - dengan pompa Main Fuel Oil Pump melalui Heater Set yang berfungsi
menaikkan temperaturnya untuk memudahkan proses pengabutan bahan bakar di
Burner dalam ruang bakar Boiler yang berjumlah 6 buah. Penggunaannya disesuaikan
dengan kebutuhan uap yang dibutuhkan dalam sistem.
4. Sistem Udara Pembakaran
Dalam proses pembakaran, udara luar yang dihasilkan oleh kipas tekan paksa Force
Draught Fan terlebih dahulu melalui Air Heater dan Wind Box yang selanjutnya menuju
ruang bakar. Dalam Air Heater sendiri sudah terjadi proses pemanasan yang dihasilkan
dari gas bekas hasil pembakaran Boiler. Akan terjadi proses tukar temperatur dalam
ruang Air Heater. Selanjutnya, udara bekas pembakaran langsung dibuang ke atmosfer
melalui cerobong/Stack.
5. Sistem Penyaluran Tenaga Listrik

Putaran turbin uap yang dikopling dengan poros Generator akan menghasilkan tenaga
listrik; yang sebagian dipakai untuk pemakaian sendiri melalui Auxiliary Transformer,
sedangkan selebihnya dinaikkan tegangannya sesuai kebutuhan dengan Trafo
Utama/Main Transformer. Selanjutnya, tenaga listrik tersebut dihubungkan oleh
PMT/Breaker ke Switch Yard yang paralel dengan transmisi.

6. Sistem Air Penambah

Di dalam sistem air dan uap tentu ada beberapa kebocoran sehingga diperlukan
penambahan untuk memenuhi kebutuhan. PLTU Perak Unit 3 dan 4 telah dilengkapi
dengan sistem pembuatan air penambah dengan:
a. Sistem Flash Evaporator yang berfungsi mengubah air laut menjadi air sulingan
dalam Flash Evaporator. Media yang digunakan untuk air pemanas diambil dari uap
bekas turbin (Extraction). Air sulingan tersebut lalu dipompa lagi melalui Distillate Pump
menuju Raw Water Tank ditambah dari PIT (PDAM) serta masih dilengkapi dengan
saluran pembuangan otomatis sebagai pengaman. Jika terjadi konduktifitas tinggi, maka
air sulingan tersebut langsung terbuang secara otomatis.
b. Sistem Demi-Plant untuk memurnikan air penambah dan menampungnya
dalam Demi-Tank yang kemudian bisa digunakan sesuai kebutuhan dalam unit melalui
Make-up pump.

5. KOMPONEN-KOMPONEN PLTU
5.1 Boiler
Boiler merupakan bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air
sampai terbentuk air panas atau steam berupa energi kerja. Air panas atau steam pada
tekanan dan suhu tertentu mempunyai nilai energi yang kemudian digunakan untuk
mengalirkan panas dalam bentuk energi kalor ke suatu proses. Jika air didihkan sampai
menjadi steam, maka volumenya akan meningkat sekitar 1600 kali, menghasilkan tenaga
yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga sistem boiler merupakan
peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.
5.1.1. Cara Kerja Boiler
Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan,
temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang akan digunakan.
Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur
rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan
perbedaan itu pemanfaatan steam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam
suatu proses untuk memanasakan cairan dan menjalankan suatu mesin (commercial and
industrial boilers), atau membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor
menjadi energi mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi
listrik (power boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler
tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan energi
listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-temperatur rendah
dapat dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan bantuan heat recovery boiler.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan
bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan
dari sistem air umpan, penanganan air umpan diperlukan sebagai bentuk pemeliharaan
untuk mencegah terjadi kerusakan dari sistem steam. Sistem steam mengumpulkan dan
mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke
titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan
dipantau dengan alat pemantau tekanan.
Sistem bahan bakar adalah semua perlatan yang digunakan untuk menyediakan
bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan
pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada
sistem.
5.1.2. Komponen-Komponen Boiler
Furnace Wall
Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar. Beberapa bagian
dari furnace diantaranya : refractory, ruang perapian, burner, exhaust for flue gas, charge
and discharge door.
Steam Drum
Berfungsi untuk menyimpan air dalam volume yang besar dan untuk
memisahkan uap dari air setelah proses pemanasan yang terjadi dalam Boiler. Secara
umum, ada empat jenis pipa sambungan dasar yang berhubungan dengan Steam Drum,
yaitu :
1. Feed Water Pipe, berfungsi mengalirkan air dari Economizer ke
Distribution Pipe yang panjangnya sama persis dengan Steam Drum.
Distribution Pipe bertugas mengalirkan air dari Economizer secara merata
keseluruh bagian Steam Drum.
2. Pipa sambungan yang kedua adalah pipa turun yang biasanya kita sebut
Downcomers. Downcomers biasanya ditempatkan disepanjang bagian
dasar Steam Drum dengan jarak yang sama antara satu dengan yang
lainnya. Pipa-pipa ini mengalirkan air dari Steam Drum menuju Boiler
Circulating Pump. Boiler Water Circulating Pump atau disingkat dengan
BWCP digunakan untuk memompa air dari Downcomers dan
mensirkulasikannya menuju Waterwall yang kemudian air tersebut
dipanaskan oleh pembakaran di Boiler dan selanjutnya dikirim kembali ke
Steam Drum.
3. Sambungan ketiga terletak di kedua sisi Steam Drum, yaitu Waterwall
Pipe. Waterwall merupakan pipa-pipa kecil yang berderet vertikal dalam
Boiler, setiap pipa dilas satu sama lain agar membentuk selubung yang
kontinyu dalam Boiler, konstruksi seperti ini biasanya disebut sebagai
konstruksi membran. Waterwall bertugas menerima dan mengalirkan air
yang berasal dari Boiler Circulating Pump untuk kemudian dipanaskan
dalam Boiler dan dialirkan ke Steam Drum.
4. Sambungan yang terakhir adalah Steam Outlet Pipe. Pipa ini diletakkan
dibagian atas Steam Drum untuk memungkinkan Saturated Steam keluar
dari Steam Drum dan menuju Superheater.
Dalam Steam Drum, Saturated Steam akan dipisahkan dan diteruskan untuk
pemanasan lebih lanjut di Superheater, sedangkan airnya tetap berada dalam Steam
Drum untuk kemudian dialirkan ke Downcomers, dari sini keseluruhan proses akan
dimulai lagi.
Selain pipa-pipa tersebut, juga terdapat Blowdown Pipe, letaknya didekat
bagian bawah Steam Drum, tepat dibawah lapisan permukaan air. Setiap kali air berubah
menjadi Steam, kotoran-kotoran air tetap tertinggal di air dalam Steam Drum. Jika
konsentrasi kotoran-kotoran ini menjadi tinggi, kemurnian Steam yang keluar dari Steam
Drum akan terpengaruh dan bahkan kotoran tersebut terbawa ke Superheater maupun
ke Turbine. Pipa Blowdown menghilangkan sebagian kecil air Boiler dari permukaan
Steam Drum, pipa ini akan mengalirkan kotoran-kotoran tersebut sehingga dapat
mengurangi konsentrasi kotoran dalam air Boiler, dan pada akhirnya dapat menjaga
Superheater maupun Turbine tetap bersih.
Super Heater (SH)
Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap
dikirim melalui main steam pipe dan siap untuk menggerakkan turbin uap
atau menjalankan proses industry.
Economizer
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan
untuk memanaskan air dari air yang terkondensasi dari sistem
sebelumnya maupun air umpan baru.
Selain komponen tersebut masih ada komponen pendukung lainya
yang tidak kalah pentingnya dalam proses produksi seperti, Reheater,
Boiler Water Circulating Pump (BWTP), Down Comer, Pulveraizer dan lain-
lain.
5.2. Turbin Uap
Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial
menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik
dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan elemen
lain, dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan. Tergantung dari jenis mekanisme
yang digerakkan turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang industri, seperti
untuk pembangkit listrik.
Turbin uap merupakan salah satu jenis mesin yang menggunakan metode
external combustion engine (mesin pembakaran luar). Pemanasan fluida kerja (uap)
dilakukan di luar sistem. Prinsip kerja dari suatu instalasi turbin uap secara umum adalah
dimulai dari pemanasan air pada ketel uap. Uap air hasil pemanasan yang
bertemperatur dan bertekanan tinggi selanjutnya digunakan untuk menggerakkan poros
turbin. Uap yang keluar dari turbin selanjutnya dapat dipanaskan kembali atau langsung
disalurkan ke kondensor untuk didinginkan. Pada kondensor uap berubah kembali
menjadi air dengan tekanan dan temperatur yang telah menurun. Selanjutnya air
tersebut dialirkan kembali ke ketal uap dengan bantuan pompa. Dari penjelasan diatas
dapat disimpulkan bahwa turbin uap adalah mesin pembangkit yang bekerja dengan
sistem siklus tertutup.
5.2.2 Komponen-Komponen Turbin
Sudu
Konversi energi terjadi melalui/pada sudu turbin. Turbin
mempunyai susunan sudu bergerak berselang-seling dengan sudu tetap.
Sudu bergerak dan sudu tetap tersebut berkerja besama untuk mengubah
energi panas dalam uap menjadi energi mekanis berotasi.

Nozel
Nozel berfungsi untuk merubah energi (pipa pancar) potensial
menjadi energi kinetik dari uap.
Disck (roda turbin)
Disck berfungsi untuk meneruskan tenaga putar turbin kepada pesawat
yang digerakkan. Tenaga yang dihasilkan poros ini tenaga mekanis uap.
Jadi secara ringkas kerja turbin adalah dimana tenaga potensial dari uap dari boiler
dirobah menjadi tenaga kinetis pada Nozel dan tenaga kinetis ini dirobah menjadi tenaga
putar pada Blade, dengan melalui Disck tenaga putar dirubah menjadi tenaga mekanis pada
poros (shaft).
5.2.2 Klasifikasi Turbin Uap
1. Klasifikasi Turbin berdasarkan Prinsip Kerja (ekspansi uap)
a. Turbin Impuls
Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin sederhana berotor satu atau banyak
(gabungan ) yang mempunyai sudu-sudu pada rotor itu. Sudu biasanya simetris dan
mempunyai sudut masuk dan sudut keluar. Karena pada sudu gerak tidak terjadi ekspansi
maka bentuk sudu gerak turbin tersebut adalah simetris
Uap kering (superheated vapor) diekspansikan di nosel sehingga terjadi pengubahan energi
potensial maksimal menjadi energi kinetik maksimal. Konversi energi ini ditunjukan dengan
persamaan:
h1h2
2
C 2 =
Dimana :
C2 = adalah kecepatan absolut yang keluar dari nosel
h1 = entalpi masuk
h2 = entalpi keluar dari nosel
Gas kecepatan tinggi menghantam bilah dimana sebagian besar dari energi kinetik diubah
menjadi putaran poros turbin. Untuk mendapatkan transfer energi maksimum maka bilah-
bilah turbin harus berotasi 1,5 kali kecepatan semburan uap kering.

b. Turbin Reaksi
Turbin reaksi adalah turbin dengan proses ekspansi (penurunan tekanan) yang terjadi
baik di dalam baris sudu tetap maupun sudu gerak, energi termal uap diubah menjadi energi
kinetik di sudu-sudu penghantar dan sudu-sudu jalan, dan kemudian gaya reaksi dari uap
akan mendorong sudu-sudu untuk berputar. Turbin reaksi disebut juga turbin Parsons sesuai
dengan nama pembuat turbin pertama, yaitu Sir Charles Parsons (Suyanto:2010)
Turbin reaksi, turbin yang proses ekspansi fluida kerjanya terjadi baik pada nosel
maupun sudu gerak, energi termal uap diubah menjadi energi kinetik di sudu-sudu
penghantar dan sudu-sudu jalan, dan kemudian gaya reaksi dari uap akan mendorong sudu-
sudu untuk berputar.
Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu masing-masingnya terdiri dari baris sudu
tetap dan dua baris sudu gerak. Sudu bergerrak turbin reaksi dapat dibedakan dengan
mudah dari sudu impuls karena tidak simetris, karena berfungsi sebagai nossel bentuknya
sama dengan sudu tetap walaupun arahnya lengkungnya berlawanan.
Turbin reaksi nekatingkat/bertingkat. Setiap tingkat terdiri dari nosel tetap dan nosel
bergerak. Penurunan tekanan terjadi di ke dua nosel tersebut. Turbin reaksi merupakan
turbin bertingkat dengan nosel tetap dan nosel bergerak selihberganti. Pasangan nosel tetap
dan nosel bergerak disebut satu tingkat. Seperti turbin impuls, turbin reaksi nekatingkat
dapat bekerja pada sudu dengan kecepatan rendah untuk menghasilkan daya maksimum.
Ciri-ciri turbin ini adalah :
Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu Gerak. Adanya perbedaan
tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan Bertingkat. Contoh dari turbin reaksi ini
adalah turbin hero.
2. Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada tingkat penurunan Tekanan Dalam Turbin
a. Turbin Tunggal ( Single Stage )
Uap dari nosel akan mendorong sudu-sudu secara terus menerus sehingga
mengakibatkan roda turbin berputar. Ekspansi uap melalui nosel mengubah energi termal
entalpi menjadi energi mekanik atau kecepatan tinggi. Kecepatan uap diekspansikan ke sudu
gerak.
Kombinasi antara nosel dan sudu gerak dalam turbin paling sederhana adalah turbin satu
tingkat (single stage). Turbin satu tingkat (single stage) digunakan pada kebutuhan khusus,
dan dapat dikenali dengan uap keluar yang masih memiliki banyak energi
Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk untuk daya kecil, misalnya
penggerak kompresor, blower, dll.
b. Turbin Bertingkat ( Aksi dan Reaksi)
Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya besar. Pada
turbin bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih. Sehingga turbin tersebut terjadi
distribusi kecepatan / tekanan.
Pada turbin dengan 3 tingkat misalnya, terdiri dari 3 sudu gerak yang terdapat pada poros.
Uap dari nosel mengenai sudu-sudu yang akan mengerakkan poros berputar. Ketika uap
melewati nosel pertama, kecepatan uap akan menaik, dan tekanan uap akan menurun.
Penurunan tekanan akan diikuti dengan kenaikan volume spesifik uap. Uap mengekspansi
sebagian energi ke sudu gerak dan meninggalkan nosel pertama, serta memasuki nosel ke 2,
dimana uap mengekspansi sebagian energi lagi. Energi diekspansi pada tingkat ke 2 dan ke
3. Setelah uap melalui tingkat ke 3, dimana uap memberikan energinya untuk mengasilkan
gerak, uap akan meninggalkan turbin sebagai uap ke luar. Ukuran sudu gerak setiap tingkat
akan lebih besar dari tingkat sebelumnya seiring dengan dengan kenaikan volume spesifik
uap.
Terdapat sedikit kerugian/kehilangan energi, ketika uap melalui nose!. Proses konversi
energi terjadi di nose!, dimana energi internal (tekanan) uap dikonversi menjadi energi
kinetik (kecepatan). Nosel harus didisain dengan penyempitan luas area aliran uap secara
halus. Kemudian uap akan mengalami percepatan melalui nosel karena penyempitan luas
area aliran dan akan meninggalkan nosel dengan kecepatan uap yang tinggi. Lalu, uap akan
menubruk sudu gerak, dimana sudu tersebut didisain untuk mengambil energi dari
kecepatan uap yang tinggi. Sudu gerak akan mengakibatkan perubahan kecepatan uap
ketika uap melewati sudu tersebut, yang mengakibatkan pemindahan energi dari uap sudu,
yaitu dalam bentuk kecepatan uap yang tinggi. Ketika uap menimpa sudu gerak, uap
memberikan gaya dan energinya ke sudu, dalam bentuk perubahan momentum, yang
mempercepat sudu bergerak. Didalam proses turbin, energi termaljenthalpi menjadi energi
mekanik, terdapat 2 transformasi energi utama, yaitu;
Transformasi energi pertama adalah proses thermodinamik, yaitu energi
thermal diubah ke energi kinetik, yang menghasilkan kecepatan uap yang
tinggi dan perubahan momentum.
Transformasi energi kedua adalah proses mekanik, yaitu uap menimpa
sudu gerak, yang imparting momentum sehingga memutar poros turbin.
3. Klasifikasi Turbin Berdasarkan Arah Aliran Uap
Salah satu karakter turbin dapat dibedakan berdasarkan arah aliran uap, yaitu
turbin aksial, turbin radial, dan turbin helikal. Secara umum, arah aliran uap ditentukan oleh
posisi relatif dari nosel, diaphragms, sudu tetap dan sudu gerak.
a. Turbin Aksial
Turbin aksial adalah turbin dengan arah uapnya mengalir sejajar terhadap sumbu turbin
(shaft). Pada proses ekspansinya turbin ini dapat dibedakan menjadi Turbin impuls dan
Turbin reaksi.
b. Turbin Radial
Turbin radial adalah turbin dengan arah uapnya mengalir tegak lurus terhadap sumbu
turbin (shaft).
c. Turbin Helikal
Turbin helikal adalah turbin dengan arah uapnya mengalir tangesial terhadap lingkaran
rotor dan menubruk/menimpa sudu gerak. Sudu-sudu dibentuk sedemikian rupa
sehingga arah aliran uap berbalik pada setiap sudu. Sebagian turbin helikal digunakan
untuk pemanfaatan uap kembali, dimana uap keluar dari sudu akan dikembalikan untuk
menubruk sudu gerak melalui kanal di turbin, hal tersebut akan mengekspansi energy
uap lebih banyak.
Pembagian aliran uap apakah aliran tunggal atau aliran ganda, tergantung apakah
aliran uap dalam satu arah atau dua arah.
Aliran uap tunggal: Uap memasuk ke inlet turbin dan mengalir sekali jalan melalui sudu
dengan arah aksial dan keluar dari turbin.
Aliran uap ganda: Uap memasuk melalui tengah turbin dan mengalir melalui sudu
menuju masing-masing ujung poros , dan keluar melaui exhaust
chambers.
Keunggulan dari aliran uap ganda adaalah sudusudu akan lebih pendek
dibnadingkan dengan aliran uap tunggal pada kapasitas yang sarna dan mengurangi daya
dorong aksial.
Sedangkan berdasarkan aplikasi dalam pemakaiannya, turbin uap dapat
digolongkan dalam tiga jenis utama, yaitu:
1. Turbin generator, yang dioperasikan di industri dan termaI.
2. Turbin mekanik, yang dioperasikan untuk menggerakan :kompresor, pompa, blower.
3. Turbin kapaI (marine turbine), yang dioperasikan untuk menggerakan baling-baling
kapaI, dan perlengkapan kapaI Perbedaan utama antara turbin mekanik dengan
turbin-turbin lainya adalah :
putaran bervariasi antara (80% sid 105%) dari putaran rancangan nomal

perbedaan karakteristik out put turbin.


putaran tinggi sesuai dengan standar API (American petroleum institute).

4. Klasifikasi turbin berdasarkan Proses Penurunan Tekanan Uap


a. Turbin Kondensasi.
d. Turbin kondisi dipakai bila seluruh energi uap dipergunakan untuk menghasilkan daya.
Uap yang keluar dari turbin dikondensasikan dalam kondenser, dengan tujuan
mendapatkan tekanan lawan yang cukup rendah, sehingga menghasilkan daya yang
tinggi. Kemudian air hasil kondensasi dapat disirkulasikan kembali ke dalam ketel. Turbin
kondensasi yang disebut juga turbin kondensasi langsung (straight condensing turbine).
Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam kompresor.

b. Turbin Tekanan Lawan.

Turbin tekanan lawan dipakai bila suatu industri (pabrik) membutuhkan pemakaian uap
yang berganda yaitu sebagai sumber energi potensial dan sekaligus sebagai sumber energi
untuk keperluan pemprosesan. Tekanan uap meninggalkan tekanan turbin ( tekanan lawan)
diatur sesuai dengan tekanan uap pemproses. Dengan demikian, tekanan dan temperatur
uap dari ketel harus diatur berdasarkan tekanan, temperatur uap pemroses dan daya yang
dihasilkan, efisiensi serta konsumsi uap untuk turbin. Daya turbin tekanan lawan dihasilkan
dari ekspansi uap dari tekanan awal (initial) ekonomis turun sampai tekanan pemanasan.
Layout dari instalasi uap untuk turbin tekanan lawan steam yang keluar masih bertekanan
relatif tinggi. Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari 1 atm sehingga masih dapat
dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin lain. Turbin jenis ini banyak digunakan di pabrik
kimia.

c. Turbin Ekstraksi
Turbin ekstraksi terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
turbin ekstraksi kondensasi
turbin ekstraksi tekanan lawan
Turbin ekstraksi kondensasi, beroperasi dengan penggunaan uap ganda, yaitu untuk
pembangkit tenaga (penyediaan daya), dan juga untuk penyediaan uap bagi keperluan-
keperluan ekstraksi. Bila tidak ada kebutuhan uap untuk ekstraksi, maka turbin akan
bekerja sebagai turbin kondensasi langsung. Didalam turbin ini sebagian uap dalam
turbin diekstraksi untuk roses pemanasan lain, misalnya proses industri.
Turbin ekstraksi kondensasi banyak ditemukan di beberapa industri, dimana uap
bertekanan rendah digunakan untuk berbagai pemprosesan (processing), dan uap
bertekanan tinggi sebagai penggerak mula (primer mover) untuk pembangkit tenaga.
Turbin itu disebut juga turbin uap dengan pembuangan dini.
Turbin dengan pembuangan dini (pass out turbine) terdiri dari dua bagian, yaitu
turbin bertekanan tinggi (TTT) dan turbin bertekanan rendah (TTR), dengan fungsi uap
ganda, yaitu: untuk keperluan pemprosesan dan pembangkit tenaga. Sebagian uap dari
turbin tekanan tinggi (TTT) dikeluarkan untuk kebutuhan pemprosesan. Selebihnya
masuk ke TTR, mengekspansi turbin yang akan menghasilkan daya untuk menggerakan
beban (load).
Uap dari pemprosesan dan uap dari TTR dimasukan dalam kondensor, yang
kemudian menghasilkan air kondensat. Air kondensat dapat dijadikan air pengisi ketel
(boiler feed water).
5.3. Generator
Generator adalah alat untuk membangkitkan listrik yang terdiri dari Stator dan Rotor.
Rotor tersebut dihubungkan dengan Shaft Turbine sehingga berputar bersama-sama.
Stator Bars didalam sebuah generator membawa arus hubungan output pembangkit. Arus
DC (Direct current) dialirkan melalui Brush Gear yang langsung bersentuhan dengan Slip
Ring yang dipasang jadi satu dengan Rotor sehingga akan timbul medan magnit (flux). Jika
Rotor berputar, medan magnit tersebut memotong kumparan pada Stator sehingga pada
ujung-ujung kumparan Stator timbul tegangan listrik.
Dengan adanya Rotor yang bergerak secara mekanis berotasi tentu terjadi kontak
dengan stator yang mengakibatkan terjadinya panas maka perlu sistem pendinginan
berikut pengenai sisitem pendinginannya :
a. Sistem Pendinginan Stator
Pembangkit tenaga listrik berpendingin hidrogen yang lebih besar
seringkali mempunyai sistim pemdingin terpisah untuk mendinginkan statornya.
Batangan- batangan stator (stator bars) didalam sebuah generator membawa
arus hubungan output pembangkit. Aliran arus yang melewati batangan-
batangan ini menghasilkan jumlah panas yang berarti/signifikan. Untuk generator
yang berpendingin hidrogen yang lebih kecil, hidrogen itu saja biasanya sudah
dapat menghisap panas. Akan tetapi generator yang lebih besar sering
mempunyai sistim pendingin air tambahan bagi batangan-batangan statornya.
Batangan stator yang umum terdiri atas sejumlah konduktor yang berlubang. Air
yang mengalir melewati konduktor ini menghisap panas yang dihasilkan oleh arus
yang dibawa batangan tersebut.
b. Sistem Pendinginan Rotor
Pendinginan dengan udara jarang digunakan pada pembangkit tenaga
listrik yang besar, karena pendinginan dengan udara bukanlah alat yang efisien
untuk menyingkirkan panas yang jumlahnya besar. Sebagian besar pembangkit
tenaga listrik yang besar menggunakan sistim pendinginan hidrogen untuk
mempertahankan temperatur kerja yang sesuai.
Hidrogen digunakan dengan jumlah yang sama, ia menyerap lebih banyak
panas daripada udara, sehingga pembangkit tenaga listrik lebih umum memakai
pendingin hidrogen.Untuk melepaskan panas dari komponen-komponen yang
ada didalam generator rotor hidrogennya harus disirkulasikan disekitar
komponen-komponen yang panas.
5.4 Air Preheater (APH)
Air Preheater ini adalah alat yang sistim kerjanya berputar dengan putaran rendah yang
gunanya untuk memanasi udara pembakaran sebelum dikirim ke furnace. Sedangkan
pemanas udara pembakaran tersebut diambil dari gas buang hasil pembakaran dari
furnace yang dialirkan melalui Air preaheater ini sebelum dibuang ke cerobong.
Komponen utama Air Preheater ini adalah jalan masuk udara, jalan keluar udara, sebuah
penutup yang berputar (rotating hood), sebuah elemen pemanas, jalan masuk gas panas
dan jalan keluar gas panas. Gas panas dari furnace diarahkan melalui saluran sehingga gas
melewati bagian elemen pemanas. Pada saat gas melewati permukaan elemen, gas
memanaskan plat-plat logam. Plat-plat panas tersebut berputar menuju sisi saluran udara
pembakaran, sehingga terjadi perpindahan panas.
5.5 Electrostatic Precipitator (ESP)
ElectroStatic Precipitator (ESP) adalah salah satu alternatif penangkap debu dengan
effisiensi tinggi (mencapai diatas 90%) dan rentang partikel yang didapat cukup besar.
Dengan menggunakan electro static precipitator (ESP) ini, jumlah limbah debu yang keluar
dari cerobong diharapkan hanya sekitar 0,16 % (efektifitas penangkapan debu mencapai
99,84%)
6. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN PLTU
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
dengan jenis pembangkit listrik lainnya. Keunggulan tersebut antara lain :

Dapat dioperasikan menggunakan berbagai jenis bahan bakar (padat, cair dan
gas).

Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi

Dapat dioperasikan dengan berbagai mode pembebanan

Kontinyuitas operasinya tinggi


Usia pakai (life time) relatif lama

Namun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) juga memiliki beberapakelemahan.


Kelemahan tersebut antara lain :

Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar

Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasokan listrik dari luar

Memerlukan tersedianya air pendingin yang sangat banyak dan kontinyu

Investasi awalnya mahal

Anda mungkin juga menyukai