Anda di halaman 1dari 15

TUGAS BIOPSIKOLOGI

TIDUR

Oleh :
Stefany MJ
Carina Sudarjo
Visheila IM
Christoya Kezia
Barbara O
Herson Liem
Ritme Tidur dan Bangun
Pada tahun 1920-an sampai 1950-an banyak Psikologi yang meyakini tentang sikap
perilaku dapat dicari hubungannya dengan stimulasi eksternal. Sebagai contoh,
pergiliran antara tidur dan terbangun harus bergantung pada sesuatu yang ada di dunia
luar, misalnya siklus matahari terbit dan tenggelam atau fluktuasi suhu.
Siklus Endogern
Pada banyak kasus, seekor hewan harus bersiap menghadapi perubahan
(misalnya cahaya matahari dan suhu) sebelum perubahan tersebut terjadi.
Kesiapan hewan menghadapi perubahan musim dipicu sebagian mekanisme
internal.
Sebagai contoh, burung migran melihat beberapa tanda-tanda eksternal
yang memberi petunjuk untuk terbang ke arah selatan ketika musim dingin, tetapi
setelah mereka mencapai daerah tropis, tidak ada lagi tanda-tanda eksternal
yang memberi petunjuk kapan waktu yang tepat untuk kembali ke utara pada
musim semi (suhu antarmusim di daerah tropis tidak mengalami perubahan
terlalu banyak, serta panjang siang dan malam hari cenderung sama). Terlepas
dari itu semua, burung migran tetap terbang kembali ke utara pada saat yang
tepat.
Ternyata tubuh burung migran menghasilkan sebuah ritme, yang
menyiapkan burung tersebut terhadap perubahan musim. Ritme tersebut dikenal
dengan ritme sirkanual endogen (endogenus circannual rhytm)-endogen yang
berarti berasal dari dalam, sirkanual berasal dari Bahasa Latin circum yang
berarti sekitar dan annum yang berarti tahun. Seluruh hewan juga
menghasilkan ritme sirkadian endogen (endogenus circadian rhythm), sebuah
ritme yang berlangsung sekitar satu hari-Sirkadian verasal dari Bahasa Latin
circum yang berarti sekitar dan dies yang berarti hari. Ritme endogen pada
diri manusia yang paling dikenal, merupakan pengendali tidur dan bangun. Jika
individu tidur semalaman (seperti yang dilakukan sebagian besar Mahasiswa,
cepat atau lambat), maka semakin malam individu akan merasa semakin
mengantuk. Namun, ketika di pagi hari, individu akan mulai merasa tidak terlalu
mengantuk. Ternyata sebagian besar dorongan untuk tidur bergantung dari
waktu dalam satu hari dan bukan dari tidur yang baru saja individu lakukan.
Mamalia, termasuk manusia memiliki ritme sirkadian yang mengatur kapan
kita tidur dan terbangun, frekuensi makan dan minum, suhu tubuh, sekresi
hormone, volume urin yang dikeluarkan, sensitivitas terhadap obat, serta variable
lainnya.
Sebagai contoh, walau umumnya kita mengetahui bahwa suhu normal tubuh
manusia adalah 37oC, tetapi suhu normal tubuh dalam satu hari berfluktuasi
mulai dari titik terendah mendekati 36oC pada malam hari hingga sekitar 37oC
pada sore hari.
Namun, siklul sirkadian tiap individu berbeda-beda. Sebagian individu yang
bangun tidur lebih awal (individu pagi) menjadi lebih produktif dan
kewaspadaannya akan berkurang secara bertahap seiring dengan
berjalanannya waktu. Sedangkan individu lainnya (individu malam) lebih sulit
bangun pagi dalam makna denotative dan konotatif. Umur adalah salah satu
penentu ritme sirkadian.

- Durasi Ritme Sirkadian Manusia


Hasil percobaan, sekelompok individu masuk kedalam lingkungan
yang tidak memngkinkan mereka mengetahui waktu dan jadwal
tidurnya. Hasil yang didapat bergantung pada itensitas cahaya yang
digunakan. Sekelompok individu tersebut mengalami kesulitan tidur
di bawah cahaya terang konstan sehinggah mengeluh tentnag
percobaan yang sedang dilakukan. Ritme mereka berlangsung lebih
cepat daripada 24 jam. Sementara itu, sekelompok individu berada
dalam kegelapan konstan mengeluhkan kesulitan untuk bangun dari
tidur dan ritmenya berlansung lebih lambat dari 24 jam. Di dalam
kondisi tersebut sebagian besar ritme individu di dalam kelompok
mengikuti siklus yang lebih medekati 25 jam daripada yang 24 jam
dalam satu hari.

Mekanisme Jam Biologis


Jam biologis seperti apakah di dalam tubuh kita yang menghasilkan ritme
sirkadian? Pada tahun 1967 Curt Richter memperkenalkan sebuah konsep
bahwa otak menghasilkan ritmenya sendiri-yang merupakan jam biologis-dan
menyatakan bahwa jam biologis tersebut tidak sensitive terhadap sebagian
besar gangguan.
Hewan yang buta atau tuli menghasilkan ritme sirkadian yang mendekati
normal, walaupun fase mereka perlahan-lahan menjauh dari fase hewan normal.
Ritme srikadian individu tetap konstan walaupun kekurangan makanan dan
minuman, terkena sinar-X, obat bius, alkohol, anestesi, kekurangan oksigen,
mengalami kerusakan otak (sebagian besar), atau pengilangan kelenjar
hormone.

- Nukleus Suprakiasma (Suprachiasmatic Nucleus-SCN)


Cara paling ampuh untuk mengganggu jam tbiologis adalah
dengan merusak sebuah area pada hipotalamus yang disebut
nucleus suprakiasma (Suprachiasmatic Nucleus-SCN) karena
nucleus ini terletak di atas kiasma optic. Nucleus suprakiasma adalah
pengendali utama ritme sirkadian untuk tidur dan suhu tubuh. Setelah
SCN dirusak, ritme tubuh menjadi kurang konsisten dan tidak lagi
sinkron dengan pola terang-gelap lingkungan.

- Biokimia Ritne Sirkadian


Penelitian mengenai ritme sirkadian dimulai dari hewan serangga
yang memiliki informasi genetika lebih mudah dijelajahi, karena
serangga bereproduksi dalam hitungan minggu daripada hitungan
bulan atau tahun. Penelitian terhadap lalat buah Drosophila berhasil
menemukan gen-gen yang menghasilkan ritme sirkadian. Dua gen
yang dikenal dengan system period (disingkat dengan per) dan
timeless (tim) menghasilkan protein Per dan Tim.

- Melatonin
Nucleus suprakiasma mengendalikan fase bangun dan tidur
melalui pengendalian terhadap aktivitas beberapa area otak yang
lain, salah satunya adalah kelenjar pineal yang merupakan sebuah
kelenjar endokrin yang terletak pada sisi posterior thalamus. Kelenjar
pineal mengekskresikan hormone melatonin, sebuah hormone yang
dapat meningkatkan rasa kantuk. Pada manusia, proses itu sebagian
besar terjadi pada malam hari sehingga kita mengantuk.
Sekresi melatonin pada manusia umumnya terjadi 2 hingga 3 jam
sebelum waktu tidur. Konsumsi pil melatonin pada sore hari tidak
terlalu mempengaruhi rasa kantuk karena tubuh juga menghasilkan
elatonin. Akan tetapi, jika mengkonsumsi pil dilakukan di waktu lain,
maka rasa kantuk akan muncul dalam 2 jam kemudian.

Pengaturan dan Pengaturan Ulang Jam Biologis


Ritme sirkadian manusia memiliki durasi yang mendekati 24 jam. Setiap hari
kita harus mengatur ulang mekanisme internal agar fase tersebut tetap dapat
berlangsung seiring dengan dunia diluar. Walaupun tanpa cahaya, ritme
sirkadian tetap berlangsung tanpa adanya gangguan. Stimulus yang mengatur
ulang ritme sirkadian dikenal dalam istilah bahasa Jerman dengan zeitgeber,
yang artinya penambah waktu. Zeitgeber manusia bukan hanya cahaya, tetapi
terdapat juga faktor lain seperti olahraga, suara, konsumsi makan dan suhu
lingkungan. Apabila fase dalam ritme sejalan dengan jadwal kegiatan harian
individu tersebut, maka semua akan baik-baik saja. Namun, ketika fasenya tidak
sejalan lagi, akan menimbulkan insomnia di malam hari dan rasa kantuk di siang
hari.
Selain itu, adapun gangguan tidur yang dikenal dengan jet lag. Jet lag adalah
gangguan terhadap ritme sirkadian akibat dari pelintasan zona waktu. Sebagian
besar individu dapat lebih mudah menyesuaikan diri terhadap pelintasan zona
waktu apabila perjalanan dilakukan ke arah barat daripada ke arah timur.
Perjalanan yang dilakukan ke arah barat membuat kita harus memajukan fase
ritme sirkadian, dengan cara tidur lebih awal dan bangun lebih awal. Penyesuaisn
terhadap jet lag dapat menyebabkan stres yang memicu peningkatan hormon
kortisol di dalam darah. Peningkatan kortisol dalam jangka waktu panjang dapat
menyebabkan hilangnya neuron dalam hipokampus yang berada di area otak
yang berperan dalam memori yang berdampak pada volume hipokampus dan
struktur di sekitarnya lebih kecil daripada individu normal, dan juga
memperlihatkan adanya gangguan ingatan.
Adapun gangguan tidur yang disebabkan karena adanya waktu bekerja yang
tidak sesuai dengan ritme sirkadian. Individu yang memiliki jadwal tidur yang
tidak tetap menyadari bahwa durasi tidur mereka bergantung pada kapan mereka
tidur. Ketika harus tidur di pagi hari atau siang hari, durasi tidur mereka
berlangsung sangat singkat, walaupun telah terjaga selama 16 jam. Walaupun
beberapa individu telah berusaha menyesuakan waktu bekerja, bahkan setelah
berbulan-bulan hingga bertahun-tahun sebagian pekerja belum dapat
menyesuaikan diri secara penuh. Mereka biasa mengalami hal seperti kelelahan
saat bekerja, kesulitan tidur nyenyak di siang hari, dan meningkatnya suhu tubuh
pada saat berusaha tidur daripada malam hari saat mereka bekerja. Bekerja di
malam hari belum tuentu mengubah ritme sirkadian arena sebagian besar tempat
kerja menggunakan pencahayaan buatan dengan intensitas 150-180 lux.
Pekerja dengan waktu bekerja pada malam hari dapat beradaptasi lebih baik jika
di siang hari tidur dalam ruangan yang sangat gelap dan di malam hari mereka
bekerja di ruangan yang terang benderang sebanding dengan cahaya matahari.
Adapun mekanisme pengaturan ulang SCN (Supra Chiasma Nucleus) oleh
cahaya. SCN ini berfungsi dalam mengatur ritme sirkadian atau jam biologis
tubuh. Sebuah cabang kecil saraf optik yang dikenal dengan nama lintasan
retinohypothalamic secara langsung memanjang dari retina menuju SCN.
Lintasan retinohypothalamic yang mengarah ke SCN berasal dari sekumpulan
sel ganglion retina istimewa yang memiliki fotopigmen khusus dengan nama
melanopsin yang memberi respon langsung terhadap cahaya dan tidak
memerlukan input dari sel batang atau kerucut. Sel tersebut sebagian besar
terletak di hidung dan tersebut tidak teratur di retina. Rerata intensitas cahaya
dapat dihitung dalam satuan menit atau jam, sehingga informasi tersebut dapat
dimanfaatkan oleh SCN untuk memperkirakan waktu dalam sehari. Sel ganglion
istimewa tersebut tidak berperan dalam penglihatan sehingga tidak perlu
merespon perubahan cahaya yang singkat. Akan tetapi, neuron bukanlah satu-
satunya input ke SCN. Mencit yang tidak memiliki gen yang mengode melanopsin
tetap dapat menyesuaikan siklus mereka terhadap periode terang dan gelap,
walaupun tidak sebaik mencit normal. Hal ini disebabkan SCN dapat memberi
respon terhadap input retina normal atau input dari sel ganglion yang
mengandung melanopsis.

Tahapan dalam Tidur dan Tidur REM


Tahapan dalam Tidur
Electroencephalograph (EEG) digunakan untuk mengukur rerata potensial listrik sel-sel
dan serat otakyang letaknya paling dekat dengan elektroda di kulit kepala.
Tahap pertama ; dari hasil pengukuran EEG didominasi oleh gelombang patah
patah tidak beraturan yang bervoltase rendah. Aktivitas otak secara
keseluruhan masih tinggi, tetapi mulai menurun.
Tahap kedua ; dengan karakteristik yang paling menonjol yaitu spindle tidur dan
kompleks-K. Spindel tidur terdiri dari gelombang berfrekuensi 12-14 Hz yang
berlangsung selama ledakan (aktivitas), paling tidak selama setengah detik.
Spindel tidur adalah hasil dari interaksi antara sel sel pada thalamus dan
korteks yang berosilasi. Kompleks-K merupakan gelombang curam
beramplitudo tinggi.
Tahap ketiga ; detak jantung, tarikan nafas dan aktivitas otak melambat.
Gelombang lambat beramplitudo besar semakin sering muncul.
Taha keempat ; lebih dari setengah hasil rekaman terdiri dari gelombang besar
dengan durasi setengah detik.
Tahap ketiga dan keempat membentuk tidur gelombang lambat (slow wave sleep
SWS). Adanya SWS menandakan sinkronisasi tinggi aktivitas neuron. Pada tidur tahap
pertama dan kondisi terjaga, korteks menerima input yang sebagian besar berfrekuensi
tinggi. Hampir semua neuron aktif, tetapi tidak semua populasi neuron aktif bersamaan.
Oleh karena itu, hasil rekaman EEG dipenuhi oleh gelombang pendek dan patah patah
yang berlangsung cepat. Ketika masuk tahap keempat, terjadi penurunan tajam input
sensoris yang masuk ke korteks serebrum dan sumber input yang masih ada dapat
menyinkronisasi sejumlah besar sel.

Tidur Paradoks dan Tidur REM


Tidur Paradoks merupakan fenomena tidur pulas dan di sisi lain tidur tidak
pulas (istilah paradox berarti pernyataan yang seolah olah bertentangan).
Peneliti berkesimpulan bahwa dalam tidur terdapat fase gerak mata cepat (rapid
eye movement REM) dan menyadari bahwa tidur REM sinonim dengan tidur
paradox. Istilah tidur REM digunakan peneliti untuk manusia, sedangkan tidur
paradox digunakan sebagian besar peneliti lain untuk hewan selain manusia
karena banyak spesies hewan yang tidak menghasilkan pergerakan mata.
Selama berlangsungnya tidur REM terdapat gelombang cepat tidak
beraturan yang bervoltase rendah yang menandakan adanya peningkatan
aktivitas neuron, dalam kasus tersebur tidur REM merupakan tidur tidak pulas.
Akan tetapi, semua otot yang mendukung postur tubuh seperti otot pendukung
kepala, lebih berelaksasi selama tidur tahap REM daripada tahap lainnya. Dalam
kasus tersebut tidur REM merupakan tidur pulas. Tidur REM juga diasosiasikan
dengan ereksi pada pria dan kelembapan vagina bagi wanita. Detak jantung,
tekanan darah dan tarikan nafas lebih bervariasi pada tahap REM. Terdapat juga
karakteristik berjeda pada tidur REM misalnya kedutan wajah dan pergerakan
mata.
Adapun tahap tidur NonREM (NREM). Setiap individu akan memasuki tahap
pertama, kedua, ketiga dan keempat, walaupun urutan tersebut dapat
dikacaukan oleh beberapa gangguan seperti suara bising, cahaya, tingkat stress
dsb. Setelah tidur berlangsung satu jam, individu tersebut akan melewati siklus
dengan urutan yang terbalik yaitu tahap empat, tiga, dua dan REM. Siklus
tersebut akan berulang, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus
penuh kurang lebih 90 menit. Pada malam hari tidur tahap ketiga dan keempat
mendominasi. Memasuki dini hari, durasi tidur tahap empat berkurang sementara
durasi REM meningkat. Kecenderungan peningkatan REM tergantung pada
waktu, bukan pada lamanya tidur. Walaupun tidur lebih lambat, REM akan
meningkat pada waktu yang sama.
Pada awalnya penemuan REM peneliti yakin bahwa hal tersebut sama
dengan bermimpi. Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa ada juga
individu yang melaporkan mengalami mimpi ketika dibangunkan pada tahap
NREM. Mimpi yang melibatkan citra visual yang diluar normal dan kalan cerita
yang rumit (tidak selalu seperti itu) lebih mungkin terjadi dalam tahap REM
daripada NREM. Singkatnya, REM dan mimpi biasanya saling tumpang tindih,
tetapi kedua hal tersebut berbeda.

Mekanisme Otak terhadap Keterjagaan dan Kegairahan


1. Struktur Otak Terkait dengan Kegairahan dan Perhatian
Otak bagian tengah bukan hanya berfungsi sebagai penerus sinyal, tetapi
memiliki pula mekanisme pemicu keterjagaan. Apabila otak bagian tengah
dipotong, kegairahan akan turun karena rusaknya formasi reticular, yaitu sebuah
struktur yang memanjang dari medulla menuju otak bagian depan.
Istilah reticular (berasal dari bahasa Yunani rete yang berarti jarring)
menggambarkan adanya jejaring menyeluruh antar-akson di dalam sistem
tersebut. Salah satu formasi reticular yang berperan dalam kegairahan korteks
dikenal dengan nama pontomesenchephalon. Istilah pontomesenchephalon
berasal dari kata pons dan mesencephalon atau otak bagian tengah. Akson
pontomesenchephalon memanjang ke arah otak bagian depan melepaskan
asetil kolin dan glutamat yang akan menghasilkan efek eksitator di dalam
hipotalamus, talamus, dan dasar otak bagian depan. Oleh sebab itu,
pontomesenchephalon mempertahankan kegairahan selama periode
keterjagaan dan meningkatkan keterjagaan sebagai respons terhadap kegiatan
baru atau menantang. Stimulasi terhadap pontomesenchephalon akan
menyebabkan terjaganya individu yang tidur atau meningkatkan kewaspadaan
pada individu yang sudah terjaga.
Kegairahan dan perhatian bukanlah proses tunggal. Bangun tidur,
menyimpan ingatan, dan peningkatan usaha berorientasi hasil bergantung pada
proses yang terpisah. Contohnya locus coeruleus ( tempat yang biru
kehitaman), sebuah struktur kecil yang terletak pada pons otak. Locus coeruleus
melepaskan norepinefrin secara menyeluruh di seluruh korteks sehingga struktur
kecil ini memiliki pengaruh yang besar. Stimulasi terhadap locus coeruleus
memperkuat penyimpanan ingatan yang baru dan meningkatkan keterjagaan.
Biasanya locus coeruleus tidak aktif dalam periode tidur.
Hipotalamus memiliki beberapa lintasan yang dapat memengaruhi
kegairahan. Satu kelompok akson melepaskan neurotransmitter histamine yang
akan menimbulkan efek eksitator pada otak secara meluas sehingga
meningkatkan keterjagaan dan kewaspadaan.
Lintasan lain yang berasal dari hipotalamus, terutama yang berasal dari
nukleus lateral hipotalamus melepaskan sebuah neurotransmitter peptide yang
disebut oreksin. Akson pelepas oreksin memiliki percabangan yang meluas ke
arah otak bagian depan dan batang otak. Oreksin akan menstimulasi sel pelepas
asetil kolin sehingga meningkatkan keterjagaan dan kegairahan. Keterjagaan
dari tidur bergantung pada oreksin, terutama menjelang sore hari. Sebuah studi
yang mempelajari monyet bajing yang memiliki jadwal terjaga dan tidur mirip
manusia mengungkapkan bahwa pada pagi hari jumlah oreksin rendah. Seiring
dengan berlalunya hari, terjadi peningkatan jumlah oreksin dan apabila monyet
bajing tersebut tetap dipertahankan untuk terjaga melewati waktu tidur
normalnya, maka jumlah oreksin akan tetap tinggi. Setelah monyet bajing
tersebut tidur, jumlah oreksin mulai menurun.
Lintasan lain yang berasal dari lateral hipotalamus mengendalikan sel-sel
pada dasar otak bagian depan (sebuah area otak pada sisi anterior dan dorsal
hipotalamus), menumbuhkan akson yang melintas menuju talamus dan korteks
serebrum. Beberapa akson tersebut melepaskan asetil kolin yang memiliki efek
eksitator dan cenderung meningkatkan kegairahan. Penderita penyakit
Alzheimer mengalami kerusakan pada sejumlah sel-sel pelepas asetil kolin
tersebut. Kerusakan pada sel tersebut mengganggu kewaspadaan dan
perhatian.
Sebagian akson lain yang berasal dari dasar otak bagian depan melepaskan
GABA, neurotransmitter inhibitor utama pada otak. Peran GABA sangat penting
untuk tidur, artinya tanpa adanya inhibisi oleh GABA, tidur tidak akan muncul.

Struktur Neurotransmiter yang Pengaruh terhadap perilaku


dilepaskan

Pontomesenchephalon Asetil kolin, glutamat Meningkatkan kegairahan


korteks

Locus coeruleus Norepinefrin Meningkatkan penyimpanan


informasi dalam masa terjaga,
menghambat tidur REM

Dasar otak bagian depan


Sel-sel eksitator Asetil kolin Mengeksitasi talamus dan
korteks, meningkatkan
pembelajaran, mengubah
tidur NREM menjadi REM

Sel-sel inhibitor GABA Menginhibisi talamus dan


korteks
Hipotalamus (sebagian) Histamin Meningkatkan kegairahan
Oreksin Mempertahankan keterjagaan
Rafe dorsal dan pons Serotonin Menginterupsi tidur REM
2. Proses Menuju Tidur
Agar tidur dapat berlangsung, dibutuhkan penurunan kegairahan dengan
bantuan adenosine. Apabila individu kurang tidur, adenosine yang terakumulasi
akan menghasilkan rasa kantuk yang diperpanjang (sebuah fenomena yang
dikenal dengan nama hutang tidur atau sleep debt).
Kafein adalah sebuah senyawa yang terkandung dalam kopi, teh, dan
banyak minuman lain. senyawa tersebut dapat meningkatkan kegairahan
dengan cara menghambat reseptor adenosine. Intinya, apabila anda ingin
begadang cobalah minum kopi, jika anda memiliki gangguan tidur cobalah
kurangi konsumsi kopi.
Prostaglandin adalah senyawa kimia tambahan yang salah satu fungsinya
adalah pemicu tidur. Seperti layaknya adenosine, prostaglandin juga
terakumulasi sepanjang siang hari hingga akhirnya menghasilkan rasa kantuk.
Jumlah prostaglandin berangsur-angsur turun selama kita tidur. Sebagai bentuk
respons terhadap infeksi sistem imunitas menghasilkan prostaglandin lebih
banyak sehingga menghasilkan rasa kantuk yang muncul saat kita sakit.

Fungsi Otak pada Tidur REM


Dalam periode tidur REM, terjadi peningkatan aktivitas pada pons dan sistem
limbic (yang berperan penting untuk respons emosi). Sementara itu, terjadi
penurunan aktivitas pada korteks visual utama, korteks motor, dan korteks
prefrontal dorsolateral, namun terjadi peningkatan aktivitas pada korteks parietal
dan temporal.
Tidur REM diasosiasikan dengan pola potensial listrik beramplitudo tinggi
yang diukenal dengan nama gelombang PGO, singkatan dari pons-genikulat-
oksipital. Selain menjadi asal-muasal gelombang PGO, sel-sel pada pons juga
berperan terhadap tidur REM dengan cara mengirimkan informasi ke sumsum
tulang belakang untuk menghambat motor neuron yang mengendalikan otot-otot
besar dalam tubuh.
Sepertinya tidur REM bergantung pada hubungan antara neurotransmitter
serotonin dan asetil kolin. Penyuntikkan obat corbachol (yang menstimulasi
sinapsis asetil kolin) kepada individu yang tertidur dapat langsung menyebabkan
mereka memasuki tahap tidur REM. Asetil kolin berperan penting dalam
keterjagaan dan juga tidur REM, dua kondisi yang mengaktivasi sebagian besar
area otak. Serotonin memiliki pengaruh yang bertolak belakang, neurotransmitter
tersebut justru menginterupsi atau memperpendek periode tidur REM. Pengaruh
yang sama juga diperlihatkan oleh norepinefrin pada locus coeruleus , ledakan
aktivitas pada locus coeruleus menghambat tidur REM.
A. Gangguan Tidur

Gangguan tidur merupakan kelainan yang dapat menyebabkan masalah


pada pola tidur manusia, seperti tidak dapat tertidur, sering terbangun pada
malam hari, atau tidak mampu tidur kembali ketika terbangun. Macam-macam
gangguan tidur, yaitu:
1. Insomnia
Insomnia merupakan istilah untuk orang yang kesulitan untuk tidur.
Penyebab dari insomnia adalah suara, stres, depresi, dll. Orang yang ritme
sirkadiannya mundur, maka ia tidak dapat tidur seperti waktu yang biasanya atau
yang waktu yang umumnya. Sedangkan orang yang ritme sirkadiannya maju,
maka ia dapat tidur dengan mudah.
2. Apnea Tidur
Apnea tidur merupakan istilah untuk orang yang tidak mampu bernapas
ketika sedang tidur. Biasanya ini terjadi pada orang yang sudah lanjut usia sekitar
berumur 45 tahun ke atas. Apnea tidur terjadi pada tahap REM. Orang-orang
yang menderita gangguan apnea tidur, mengalami kehilangan neuron yang
mungkin disebabkan oleh kurangnya oksigen pada saat mereka tidur. Akibat dari
kehilangannya neuron tersebut ditandai dengan adanya gangguan dalam
belajar, perhatian, dan ingatan.
Apnea tidur dapat disebabkan oleh kerusakan mekanisme pengendali napas
akibat lanjut usia, dan bisa juga karena obesitas. Pengobatan medis yang dapat
dilakukan dengan melakukan pembedahan untuk menghilangkan penghalang
jalur napas dan mengalirkan udara bertekanan yang cukup tinggi, sehingga
saluran napas tetap terbuka.
3. Narkolepsi
Narkolepsi merupakan istilah untuk orang yang rasa kantuknya muncul pada
siang hari. Narkolepsi terjadi pada tahap tidur REM. Penyebab dari narkolepsi
adalah kekurangan sel-sel hipotalamus penghasil dan pelepas neurotransmitter
oreksin. Oreksin merupakan yang berperan mempertahankan keterjagaan.
Pengobatan narkolepsi umumnya menggunakan obat stimulan; seperti
metilfeidat yang meningkatkan keterjagaan dengan cara meningkatkan aktivitas
dopamin dan norepinefrin.
4. Gangguan pergerakan anggota badan periodik
Gangguan pergerakan anggotan badan periodik merupakan sebuah gerakan
refleks pada bagian kaki dan tangan secara berulang. Biasanya terjadi
pergerakan menendang selama 20-30 detik, bahkan biasa berjam-jam dan
terjadi pada tidur NREM. Tendangan kaki yang sangat kuat itu dapat membuat
orang tersebut akan bangun dari tidurnya.
5. Gangguan perilaku REM
Gangguan perilaku REM merupakan gangguan yang terjadi dengan
bergerak-gerak penuh semangat dalam periode REM, seperti mereka sedang
bergerak sesuai denga mimpi mereka. Orang yang menderita gangguan ini
biasanya bermimpi tentang mempertahankan diri mereka dari sebuah serangan,
sehingga mereka melakukan gerakan seperti memukul, menendang, dan
melompat.

Apa manfaat tidur REM dan mimpi?


Manfaat tidur
Tidur memiliki beragam manffat. Hal-hal yang terjadi selama kita tidur antara lain
otot-otot diistirahatkan, metabolism menurun penyusunan ulang protein di otak,
mengorganisasi ulang, dan memperkuat memori. Individu yang kekurangan tidur
mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi dan lebih rentan terhadap penyakit. Oleh
karena itu, sudah pasti kita membutuhkan tidur. Apakah kita dapat mengidentifikasi satu
alasan utama mengapa kita tidur.

Tidur dan Konservasi Energi


Penurunan aktivitas otot menyebabkan lebih banyak lagi energy yang terkonsevasi.
Hewan meningkatkan durasi tidur pada saat terjadi kekurangan persediaan makanan,
pada masa inilah konservasi energy menjadi masalah yang sangat penting. Oleh karena
itu, dalam beberapa hal tidur analog dengan hibernasi. Hibernasi adalah kebutuhan yang
mutlak bagi beberapa hewan.
Fungsi restorasi tidur
Setiap invidu memiliki kebutuhan tidur yang berbeda beda. Hasil pengamatan
terhadap dua pria dewasa mengungkapkan bahwa mereka rata-rata hanya tidur selama
3 jam dan bangun dengan segar. Diketahui pula bahwa seorang wanita yang berumur
70 Tahun, rata-rata setiap malam hanya durasi tidur REM apabila memiliki kesempatan
untuk melakukannya.Satu malam tanpa tidur pun dapat meningkatkan aktivitas system
imun secara sementara. Artinya, tubuh anda bereaksi terhadap pengurangan tidur
seolah-olah anda sakit.

Hipotesis Hipotesis
Tidur REM dan NREM mungkin berperan penting dalam mengonsolidasi tipe-tipe
ingatan yang berbeda. Individu yang mengalami pengurangan periode awal tidur di
malam hari , menderita gangguan proses belajar verbal seperti mengingat urutan kata-
kata. Sementara itu, individu yang mengalami pengurangan priode kedua tidur,
mengalami gangguan konsolidasi keterampilan motor yang telah di pelajari. Di lain pihak
individu yang mengonsumsi obat yang menginhibisi MAO tidak melaporkan adanya
gangguan memori apa pun dan penelitian tentang obat-obat tersebut justru
mengindikasikan bahwa obat tersebut terkadang memperkuat memori.

Pengaruh pengurangan tidur REM


William Dement mengamati prilaku delapan pria yang telah setuju untuk menjalani
pengurangan tidur rem sebanyak empat hingga tujuh jam per malam secara berturut-
turut , selama hari keempat hingga ke tujuh berlangsungnya peneliti menemukan
individu yang mengalami pengurangan tidur REM akan meningkatkan usahanya untuk
mencapai tidur REM. Pada malam pertama setelah pengurangan tidur REM usai,
partisipan menghabiskan 50% waktu tidur lebih lama dalam periode tidur REM..

Anda mungkin juga menyukai