Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Komunitas sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang menempati
suatu wilayah nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta
terikat oleh rasa identitas suatu komunitas. (Koentjaraningrat, 1990; Wahit
Iqbal Mubarak & Nurul Chayatin, 2013)
Sedangkan ANA (1973) mendefinisikan keperawatan komunitas
merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan
masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan
penduduk. (Wahit Iqbal Mubarak & Nurul Chayatin, 2013)
Dari dua definisi diatas menjelaskan bahwa dalam suatu masyarakat
ataupun komunitas perlu adanya peningkatan kesadaran dari komunitas
tentang kesehatan sehingga adanya keperawatan komunitas membantu proses
tersebut dan dapat mencegah pengendalian wabah penyakit terutama penyakit
menular.
Dalam pelaksanaannya, keperawatan kesehatan masyarakat
diupayakan dekat dengan masyarakat, sehingga strategi pelayanan kesehatan
yang utama merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan pelayanan
kesehatan yang akan diberikan. Artinya, upaya pelayanan atau asuhan yang
diberikan tersebut merupakan upaya yang esensial atau sangat dibutuhkan
oleh masyarakat, dan secara universal upaya tersebut mudah dijangkau.
Dengan demikian, di dalam keperawatan komunitas penggunaan teknologi
tepat guna sangat ditekankan. Wujud aplikasi kegiatan nyatanya adalah
seorang perawat komunitas mampu melakukan rangsangan atau memotivasi
masyarakat di wilayah binaannya dengan memilih alat edukatif sederhana
yang tersedia di wilayah tersebut.
Sehingga hal ini dapat memberikan perawat sisi lain dari proses
keperawatan yang ada pada rumah sakit. Oleh karena itu, dalam makalah ini
akan dibahas mengenai proses asuhan keperawatan komunitas.

1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa semester VI Akademik Keperawatan Notokusumo
mendapatkan pengalaman nyata mengenai keperawatan kesehatan
komunitas dalam kontek pelayanan kesehatan utama (PHC) khususnya
usaha-usaha pokok Puskesmas dan mampu membina kesehatan
keluarga yang mempunyai masalah kesehatan, di daerah binaan yang
ditentukan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mendapat pengalaman belajar asuhan keperawatan
komunitas dan keluarga diharapkan mampu:
1. Melakukan pengkajian komunitas dari berbagai sumber dan
metode pengkajian
2. Mampu menganalisa masalah dari hasil pengkajian komunitas
3. Mampu menetapkan diagnose keperawatan komunitas
4. Mampu merencanakan intervensi asuhan keperawatan komunitas
dengan memperdayakan dan kerja sama dengan masyarakat
5. Mampu mengimplementasikan asuhan keperawatan komunitas
6. Mampu mengevaluasi pelaksaan asuhan keperawatan komunitas
7. Mampu mengdokumentasikan asuhan keperawatan komunitas
dengan prinsip yang benar

1.3 Manfaat
Manfaat yang didapat dari studi kasus ini adalah :
1.3.2 Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung
dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas khususnya
di Desa Kricak Kidul RW.09 Tegalrejo Yogyakarta
1.3.2 Bagi Masyarakat
Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk,
kesehatan lingkungan, pendidikan, keselamatan dan
permasalahan kesehatan yang ada serta pelayanan sosial yang
ada / kegiatan sosial kemasyarakatan.
1.3.2 Bagi Institusi
Sebagai masukan dan penambahan perpustkan yang dapat
dijadikan bahan bacaan untuk semua mahasiswa Akademik
Keperawatan Notokusumo
1.3.2 Bagi Preofesi Keperawatan
Perawat dapat menggunakan standar untuk
mengkomunikasikan inti asuhan keperawatan kepada
konsumen dan profesi kesehatan yang lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Keperawatan dan Kesehatan Komunitas


2.1.1 Definisi Keperawatan Kesehatan Komunitas
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu
tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta
mempunyai minat dan interest yang sama. Komunitas adalah kelompok
dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah
pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka
tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi,
2007).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai masalah
keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi,
2009).
Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat dijelaskan
bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan
yang merupakan perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan
masyarakat (Public health) dengan dukungan peran serta masyarakat
secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (Nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
(Mubarak, 2005).
Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar
suatu institusi yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga
(Elisabeth, 2007).

2.1.2 Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas


Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya berikut ini:
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, dan kelompok dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah
atau isu kesehatan masyarakat dapat memengaruhi keluarga,
individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2. Menetapkan dan memprioritaskan masalah kesehatan
3. Merumuskan serta memecahkkan masalah
4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi
yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan secara mandiri (self care).

2.1.3 Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas


Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga, dan kelompok, baik yang sehat maupun yang
sakit, khususnya mereka yang berisiko tinggi dalam masyarakat.
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, sosial, dan spiritual. Peran perawat
komunitas disini adalah membantu individu agar dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya karena adanya kelemahan fisik dna mental yang
dialami, keterbatasan pengetahuannya, dan kurangnya kemauan
menuju kemandirian.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan anggota keluarga lainnya yang berkumpul
dan tinggal dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan
ikatan perkawinan atau adopsi. Antara keluarga yang satu dengan
yang lainnya saling bergantung dan berinteraksi. Dan fokus
pelayanan kesehatan yang strategis adalah keluarga.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus merupakan sekumpulan individu yang
mempunyai kesamaan jenis kelamin, usia, permasalahan (problem),
serta kegiatan terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan. Berikut ini kelompok khusus yang ada di masyarakat dna
institusi yang diklasifikasikan berdasarkan permasalahan dan
kebutuhan yang mereka hadapi:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai
akibat perkembangan dan pertumbuhan (growth development)
seperti: kelompok ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, anak
balita, anak usia sekolah dan kelompok usia lanjut.
b. Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, seperti:
penderita penyakit menular, penderita penyakit tidak menular, dan
kelompok cacat yang memerlukan rehabilitasi.

2.1.4 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas

1. Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan
a. Penyuluhan kesehatan
b. Peningkatan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e. Olahraga teratur
f. Rekreasi
g. Pendidikan seks
2. Preventif
a. Imunisasi
b. Pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan
kunjungan rumah
c. Pemberian vitamin A, Iodium
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui
Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan:
3. Kuratif
Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang
sakit atau masalah kesehatan melalui kegiatan:
a. Perawatan orang sakit dirumah
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut dari Pukesmas atau
rumah sakit
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis
d. Perawatan buah dada
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir

4. Rehabilitatif
Upaya pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau
kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC,
kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan:
a. Latihan fisik pada penderita kusta, patah tulang dan lain sebagainya
b. Fisioterapi pada penderita strooke, batuk efektif pada penderita TBC
dll

5. Resosialitatif
Adalah upaya untuk mengemabalikan penderita ke masyarakat
yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita
AIDS, kusta dan wanita tuna susila.

2.1.5 Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas


Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat
mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat
pelayanan kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan
praktik keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu,
keluarga, kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah
(school health nursing), di perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan
di daerah binaan kesehatan masyarakat.
b. Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah
perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
c. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
d. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka
hadapi
e. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan
penanganan lebihlanjut
f. Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan
amsyarakat
g. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan
kesehatan
h. Melaksanakan asuhan keperawatan komuniti, melalui pengenalan
masalah kesehatan masyarakat, perencanaan kesehtan, pelaksanaan
dan penilaian kegiatan dengan menggunakan proses keperawatan
sebagai suatu usaha pendekatan ilmiah keperawatan.
i. Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan
komuniti
j. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan
instansi terkait.
k. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan
keperawatan dan kesehatan.

2.1.8 Prinsip Dasar Keperawatan Komunitas

1. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat


2. Empat tingkat sasaran dalam pelayanan pelayanan kesehatan
masyarakat (individu, keluarga dan kelompok). kelompok khusus
dan masyarakat.
3. Perawat komunitas selalu mengikut sertakan partisipasi masayarakat
dalam menanggulangi kesehatan mereka sendiri
4. Pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diberikan lebih
menekanankan pada upaya promotif (peningkatan) dan preventif
(pencegahan) dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.
5. Dasar utama pelayanan kesehatan masyarakat adalah menggukanan
pendekatan pemecahan masalah yang dituangakan dalam proses
keperawatan
6. Kegiatan utamanya yaitu,masyarakat secara keseluruhan baik yang
sehat maupun yang sakit.
7. Tujuannnya yaitu meningkatkan fungsi kehidupan, sehingga dapat
menigkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
8. Penekanan pada upaya pembinaan perilaku sehat masyarakat
9. Bekerja secara tim bukan individu
10. Meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani masyarakat
yang sehat dan sakit.
11. Kunjungan rumah
12. Pendidikan kesehatan
13. Pelaksanaan kesehatan masyarakat mengacu pada sistem pelayanan
kesehatan yang ada
14. Pelaksanaan askep masyarakat dilakukan di puskesmas, panti,
sekolah dan keluarga sebagai unik pelayanan.

2.1.8 Model Pendekatan Keperawatan Komunitas


Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan
pemecahan masalah (problem solving approach) yang dituangkan dalam
proses keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang
dikatkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC).
Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap
masalah kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan
masyakrakat akan dapat diatsi oleh perawat melalui keterampilan
melaksanakan intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam
melaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.
Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan
pendekatan terhadapat keluarga binaan disebut dengan family approach,
maka bila pembinaann keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang
datang ke Puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut
dengan case approach, sedangkan bila pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat daerah
binaan melalui survei mawas diri dengan melibatkan partisipasi
masyarakat disebut community approach.

2.1.8 Metode ( Tahap-tahap dalam Melakukan Asuhan Keperawatan


Komunitas )
Pelaksanaan keperawatan komunitas dilakukan melalui beberapa
fase yang tercakup dalam proses keperawatan komunitas dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis. Fase-fase
pada proses keperawatan komunitas secara langsung melibatkan
komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan kontrak /
partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
a. Pengkajian
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses
tindakan untuk mengenal komunitas. Orang-orang yang berada di
komunitas merupakan mitra dan berperan didalam proses
keperawatan kesehatan komunitas. Tujuan keperawatan dalam
mengkaji komunitas adalah mengidentifikasi faktor positif dan
negatif yang berbenturan dengan masalah kesehatan dari masyarakat
hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan
merancang strategi untuk promosi kesehatan. Pengkajian suatu
komunitas dimulai dengan mengidentifikasi sistem yang ada
didalamnya perlu diingat, bahwa sistem adalah keseluruhan unit yang
berfungsi karena saling tergantungnya bagian tersebut. Komunitas
juga merupakan keseluruhan kesatuan fungsi karena saling
ketergantungan antar bagian subsistem.
Pada tahap pengkajian ini perlu didahului dengan sosialisasi
program keperawatan kesehatan komunitas serta program apa saja
yang akan dikerjakan bersama-sama dalam komunitas tersebut.
Sasaran dari sosialisasi ini meliputi tokoh masyarakat baik formal
maupun nonformal, kader masyarakat, serta perwakilan dari setiap
elemen dimasyarakat (PKK, Karangtaruna, dan lainnya). Setelah itu,
kegiatan dilanjutkan dengan dilakukannya survei mawas diri (SND)
yang diikuti dengan kegiatan musyawarah masyarakat desa (MMD).
Beberapa metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
yang ada di komunitas adalah sebagai berikut:
1) Windshield survey
Digunakan perawat komunitas untuk mengidentifikasi
berbagai dimensi dari komunitas, lingkungan, serta gaya hidup
masyarakat.
2) Data sekunder
Pada metode ini perawat menggunakan data yang telah
tercatat sebelumnya, yang termasuk dalam data sekunder
meliputi data-data seperti data statistik, dokumen yang telah
diterbitkan, catatan dalam pertemuan, hasil survey kesehatan,
dan catatan kesehatan (C. O. Helvie, 1998)
Selain data sekunder diatas, metode pengkajian
komunitas bisa didapatkan dari data survey, wawancara dengan
informan, observasi komunitas, serta forum komunikasi. (Ferry
Efendi dan Makhfudli, 2009)
b. Diagnosa
Anderson dan Mc Farlane (1996) menggunakan teori Neuman
dari komunitas dan mengembangkan diagnosis keperawatan
berdasarkan sistem penggabungan penarikan kesimpulan. Pada
sistem ini mereka menggunakan logika berpikir atau penarikan
kesimpulan untuk menggambarkan masalah, menjelaskan faktor
etiologi, serta identifikasi tanda dan gejala yang menjadi karakteristik
masalah. Tanda dan gejala dari diagnosis keperawatan kesehatan
komunitas adalah pernyataan kesimpulan yang menjelaskan durasi
atau besarnya masalah. Sedangkan, Carl O. Helvie (1998) berfokus
pada konsep energi atau memasukkan teori energi dalam diagnosis
keperawatan kesehatan komunitas. (Ferry Efendi dan Makhfudli,
2009)
c. Perencanaan/Intervensi
Langkah-langkah dalam perencanaan yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut:
1. Menentukan prioritas
Melalui pengkajian, perawat akan mampu mengidentifikasi
respon komunitas yang aktual atau potensial yang memerlukan
suatu tindakan. Dalam menentukan perencanaan perlu disusun
suatu sistem untuk menentukan diagnosis yang akan diambil
tindakan pertama kali. Salah satu sistem yang bisa digunakan
adalah hierarki Kebutuhan Komunitas.
8. Menentukan kriteria hasil
Penentuan kriteria hasil (outcomes) harus ditunjukkan
untuk komunitas. Kriteria hasil harus menunjukkan apa yang
akan dilakukan komunitas serta kapan dan sejauh mana tindakan
akan dilaksanakan. Kriteria hasil harus spesifik, dapat diukur,
dapat dicapai, rasional, dan ada batas waktu.
9. Menentukan rencana tindakan
Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk
membantu komunitas dalam mencapai kriteria hasil. Rencana
tindakan dilaksanakan berdasarkan komponen penyebab dari
diagnosis keperawatan. Oleh sebab itu, rencana mendefinisikan
suatu aktivitas yang dilakukan untuk membatasi faktor-faktor
pendukung terhadap suatu permasalahan.
10. Dokumentasi
Rencana tindakan keperawatan ditulis dalam suatu
bentuk yang bervariasi untuk mempromosikan perawatan yang
meliputi: perawatan individu, keluarga, dan komunitas;
perawatan yang kontinu (berkesinambungan); komunikasi; dan
evaluasi.
Perencanaan asuhan keperawatan pada klien (komunitas)
seyogyanya menyertakan 3 prinsip, yaitu pemberdayaan
(empowerment), negosiasi (negotiation) dan kerjasama lintas
sektor (networking). (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009)
d. Pelaksanaan/Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (lyer dkk, 1996).
Tahap implementasi dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditunjukkan pada rencana strategi untuk membantu komunitas
mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, rencana tindakan
yang spesifik direncanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
memengaruhi masalah kesehatan komunitas. Tujuan dari
implementasi adalah membantu komunitas dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping.
Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan
baik, jika selama tahap pelaksanaan, perawat terus melakukan
pengumpulan data dan memilih tindakan keperawatan yang paling
sesuai dengan kebutuhan komunitas. (Ferry Efendi dan Makhfudli,
2009)
e. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan,
rencana tindakan, dan implementasinya sudah berhasil dicapai.
Evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor kealpaan yang
terjadi selama tahap pengkajian, analisis perencanaan, dan
implementasi tindakan (Ignatavicius dan Bayne, 1994). Tujuan
evaluasi adalah melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan hal
ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien
berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang
diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan. Proses
evaluasi terdiri atas dua tahap yang mengukur pencapaian tujuan
klien baik kognitif, afektif, psikomotor, dan perubahan fungsi tubuh
serta gejalanya, dan membandingkan data yang terkumpul dengan
tujuan dan pencapaian tujuan. (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009)

Anda mungkin juga menyukai