Cervical root syndrome adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh iritasi atau kompresi dari
akar saraf cervical yang akan menimbulkan nyeri, ngilu, kesemutan serta rasa tidak enak pada
leher bagian belakang dan bisa menjalar ke bahu, lengan atas dan lengan bawah tergantung dari
akar mana yang terkena. Salah satu contoh penyakit cervical root syndrome adalah sindrom
radikulopati.
Radikulopati berarti radiks posterior dan anterior yang terkena proses patologik. Gangguan itu
dapat setempat atau menyeluruh.2 Radikulopati cervikalis merupakan disfungsi dari akar saraf
vertebralis. Akar saraf vertebralis yang paling sering terkena adalah C7 sekitar 60% dan C6 sekitar
25%. Radikulopati cervikalis adalah kondisi neurologis yang ditandai dengan disfungsi dari saraf
cervikalis, akar saraf, atau keduanya. Radikulopati cervikalis adalah kerusakan atau gangguan
fungsi saraf akibat kompresi salah satu akar saraf dekat vertebra cervikalis. Kerusakan akar saraf
di daerah cervikalis dapat menyebabkan rasa sakit dan gangguan sensibilitas pada ekstremitas
atas, tergantung di mana akar yang rusak berada.
3,4 Ciri khas radikulopati cervikalis adalah rasa nyeri radikuler pada leher dan bahu yang
menyebar ke lengan, yang akan bertambah pada perubahan posisi leher dan dapat diikuti
terbatasnya gerakan leher dan rasa sakit pada penekanan tulang dan kadang-kadang disertai
parastesia pada lengan. Namun seringkali gejala nyeri radikuler tersebut tidak terlokalisasi baik
sesuai dermatom. Hal ini dikarenakan adanya tumpang tindih daerah persarafan.4
Pada usia muda, radikulopati cervikalis merupakan akibat dari herniasi diskus
intervertebralis atau cedera akut yang menyebabkan tubrukan foramen dari saraf yang keluar.
Herniasi diskus intervertebralis sekitar 20-25% dari kasus radikulopati cervikalis. Pada
pasien yang lebih tua, radikulopati cervikalis sering merupakan akibat penyempitan foramen
EPIDEMIOLOGI
penyebabnya. Seperti jumlah penderita spondilosis cervikal digabung dengan penderita nyeri
Sejumlah 45% laki-laki yang masih aktif bekerja sedikitnya pernah satu kali
menderita kaku leher (stiff neck) dan 23% sedikitnya pernah mendapat sekali serangan
brakialgia dan 51% pernah mendapat kedua serangan tadi. Kekerapan nyeri leher hamper dua
Radikulopati cervikalis terjadi pada frekuensi yang jauh lebih rendah dibandingkan
radikulopati lumbalis. Kejadian tahunan adalah sekitar 85 kasus per 100.000 penduduk.
3,4
sebesar 107,3 per 100.000 pada laki-laki dan 63,5 per 100.000 pada perempuan, dengan
puncaknya pada usia 50 sampai 54 tahun. Riwayat trauma dan aktifitas fisik berlebihan
Penyebab paling sering radikulopati cervikalis (pada 70 sampai 75 persen dari kasus)
adalah gangguan foramen saraf spinal karena kombinasi faktor-faktor di antaranya penurunan
puncak diskus dan perubahan degeneratif dari sendi uncovertebral anterior dan
lumbal, herniasi nukleus pulposus hanya sekitar untuk 20 sampai 25 persen dari kasus.
Penyebab lainnya yang jarang yaitu tumor tulang belakang dan infeksi tulang belakang.
kompresi akar saraf menyebabkan nyeri anggota badan, sedangkan tekanan pada diskus
1. Tekanan
2. Stres
3. Postur
DIAGNOSIS
Anamnesis
Dalam menanggapi keluhan tentang nyeri tengkuk perlu ditanyakan lebih lanjut
mengenai ada tidaknya penjalaran nyeri serta daerah-daerah kulit yang parestetik/hipestetik.
Biasanya pertanyaan yang harus diajukan untuk melakukan anamnesa pada penderita
- Apakah sakitnya menjadi lebih berat atau sama seperti waktu pertama
kali terjadi
ditusuk-tusuk
berbaring
dimobil
emosional
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan neurologis berupa : fungsi motorik, lingkup gerak sendi, sensorik, dan
refleks.
1. Tes Naffziger
2. Tes Distraksi
3. Tes Kompresi
4. Tes Valsava
5. Tes Adson
1. Tes Provokasi
Tes Spurling atau tes Kompresi Foraminal, dilakukan dengan cara posisi leher diekstensikan
dan kepala dirotasikan ke salah satu sisi, kemudian berikan tekanan ke bawah pada puncak
kepala. Hasil positif bila terdapat nyeri radikuler ke arah ekstremitas ipsilateral sesuai arah
rotasi kepala. Pemeriksaan ini sangat spesifik namun tidak sensitif guna mendeteksi adanya
radikulopati servikal. Pada pasien yang datang ketika dalam keadaan nyeri, dapat dilakukan
distraksi servikal secara manual dengan cara pasien dalam posisi supinasi kemudian
dilakukan distraksi leher secara perlahan. Hasil dinyatakan positif apabila nyeri servikal
berkurang
Distraksi kepala akan menghilangkan nyeri yang diakibatkan oleh kompresi terhadap radiks
syaraf. Hal ini dapat diperlihatkan bila kecurigaan iritasi radiks syaraf lebih memberikan
gejala dengan tes kompresi kepala walaupun penyebab lain belum dapat disingkirkan.
Gambar 3. Tes Distraksi Kepala
Tindakan Valsava
Dengan tes ini tekanan intratekal dinaikkan, bila terdapat proses desak ruang di kanalis
membangkitkan nyeri radikuler. Nyeri syaraf ini sesuai dengan tingkat proses patologis
dikanalis vertebralis bagian cervical. Cara meningkatkan tekanan intratekal menurut Valsava
ini adalah pasien disuruh mengejan sewaktu ia menahan nafasnya. Hasil positif bila timbul
1. Foto rontgen yang perlu dibuat harus mencakup foto dengan proyeksi
2. EMG
3. CT Scan
4. MRI
PENATALAKSANAAN
Fisioterapi
Tujuan utama penatalaksanaan adalah reduksi dan resolusi nyeri, perbaikan atau
resolusi defisit neurologis dan mencegah komplikasi atau keterlibatan medulla spinalis lebih
lanjut.
1. Traksi
Tindakan ini dilakukan apabila dengan istirahat keluhan nyeri tidak berkurang atau pada
pasien dengan gejala yang berat dan mencerminkan adanya kompresi radiks saraf. Traksi
Gambar 5. Traksi
2. Cervical Collar
Pemakaian cervical collar lebih ditujukan untuk proses imobilisasi serta mengurangi
kompresi pada radiks saraf, walaupun belum terdapat satu jenis collar yang benar-benar
mencegah mobilisasi leher. Salah satu jenis collar yang banyak digunakan adalah SOMI
Collar digunakan selama 1 minggu secara terus-menerus siang dan malam dan diubah secara
intermiten pada minggu II atau bila mengendarai kendaraan. Harus diingat bahwa tujuan
imobilisasi ini bersifat sementara dan harus dihindari akibatnya yaitu diantaranya berupa atrofi
otot serta kontraktur. Jangka waktu 1-2 minggu ini biasanya cukup untuk
mengatasi nyeri pada nyeri servikal non spesifik. Apabila disertai dengan iritasi radiks saraf,
adakalanya diperlukan waktu 2-3 bulan. Hilangnya nyeri, hilangnya tanda spurling dan
3. Thermoterapi
Thermoterapi dapat juga digunakan untuk membantu menghilangkan nyeri. Modalitas terapi
ini dapat digunakan sebelum atau pada saat traksi servikal untuk relaksasi otot. Kompres
dingin dapat diberikan sebanyak 1-4 kali sehari selama 15-30 menit, atau kompres
panas/pemanasan selama 30 menit 2-3 kali sehari jika dengan kompres dingin tidak dicapai
hasil yang memuaskan. Pilihan antara modalitas panas atau dingin sangatlah pragmatik
4. Latihan
Berbagai modalitas dapat diberikan pada penanganan nyeri leher. Latihan bisa dimulai pada
akhir minggu I. Latihan mobilisasi leher kearah anterior, latihan mengangkat bahu atau
penguatan otot banyak membantu proses penyembuhan nyeri. Hindari gerakan ekstensi
maupun flexi. Pengurangan nyeri dapat diakibatkan oleh spasme otot dapat ditanggulangi
Operasi
Tindakan operatif lebih banyak ditujukan pada keadaan yang disebabkan kompresi
terhadap radiks saraf atau pada penyakit medula spinalis yang berkembang lambat serta
melibatkan tungkai dan lengan. Pada penanggulangan kompresi tentunya harus dibuktikan
dengan adanya keterlibatan neurologis serta tidak memberikan respon dengan terapi
medikamentosa biasa.
Larangan
Menghindari bekerja dengan kepala terlalu turun atau satu posisi dalam waktu yang lama,
DAFTAR PUSTAKA
1. Angliadi LS, Sengkey L, Gessal J, Mogi J. Buku diktat Ilmu Kedokteran Fisik dan
from:http://bimaariotejo.wordpress.con/2009/05/31/cervical-rootsyndrome
3. Gerard A Malanga, MD. Cervical Radiculopathy. Cited: February, 13th 2012. Available
from http://emedicine.medscape.com/article/94118-clinical#showall
pendekatan-diagnosis-raralaksana-radikulopati-servikal.
5. Simon Carette, MD, MPhil. Cervical Radiculopathy. Cited: February, 13th 2012.