Anda di halaman 1dari 142

PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI

KECURANGAN DALAM PERUSAHAAN


(Studi Terhadap Persepsi Eksternal dan Internal Auditor di Wilayah Jakarta dan
Sekitarnya)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
Kartika Aisyah Rahman
NIM: 1111082000049

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015

i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Kartika Aisyah Rahman
2. Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 06 Agustus 1994
3. Alamat : Jl. Alternatif Cibubur, Kompleks
Legenda Wisata, Zona Mozart Blok G5
No. 2, Cibubur, Jakarta Timur, 16495
4. Telepon : 0812-8455-6145
5. Email : kartikaaisyahr@mhs.uinjkt.ac.id

II. PENDIDIKAN
1. SDN 008 Berau : Tahun 2002 2005
2. SMPN 21 Makassar : Tahun 2005 2008
3. SMA 01 Sejahtera Depok : Tahun 2008 2011
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Tahun 2011 2015
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan
Akuntansi

III. PENGALAMAN ORGANISASI


1. Anggota Divisi CCA (Cerdas Cermat Accounting) untuk
Accounting Fair UIN Jakarta 2013 (Tahun 2012 2013)
2. 1st Winner for Accounting Debate Competition in UIN Jakarta
Accounting Fair 2014

vi
IV. PENGALAMAN KERJA

1. Accounting Freelancer in PT Mitra Handal April Juni 2012


Mandiri (General Contractor)

2. Owner in Missjung Online Shop September 2011 - sekarang


3. Social Media Content Planner in Unltd November 2014 April 2015
Indonesia

4. Research Assistant for Doctoral Student of Oktober 2014 sekarang


Padjajaran University

V. LATAR BELAKANG KELUARGA


1. Ayah : Ir. Abdul Rahman NK
2. Ibu : Nengzih, SE.,M.Si.,Ak.,CA.
3. Anak ke : 1 dari 2 Bersaudara

vii
PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI
KECURANGAN DALAM PERUSAHAAN
(Studi terhadap Persepsi Eksternal dan Internal Auditor di Jakarta dan
Sekitarnya)

ABSTRAK

Penelitian ini menguji bagaimana perbedaan persepsi eksternal dan internal


auditor di Jakarta dan sekitarnya terhadap efektivitas metode red flags untuk
mendeteksi kecurangan dalam perusahaan. Responden dalam penelitian ini adalah
auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik, BUMN, Institusi Negara, dan beberapa
perusahaan swasta. Jumlah auditor yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak
94 auditor. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dan
metode penelitian yang digunakan adalah Independent Sample T-test.
Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan persepsi di beberapa indikator red
flags yang terbagi atas 4 dimensi red flags, dimana eksternal auditor secara keseluruhan
menilai red flags lebih efektif untuk mendeteksi kecurangan di perusahaan.

Kata kunci: red flags, fraud diamond, eksternal auditor, internal auditor

viii
THE USE OF RED FLAGS METHOD TO DETECT FRAUD WITHIN THE
COMPANIES
(Study on the Perception of External and Internal Auditor in Jakarta and Its
Surrounding Areas)

ABSTRACT

The purpose of this study is to examine how differences in the perception of the
external and internal auditors in Jakarta and its surrounding areas on the effectiveness
of red flags method to detect fraud within the company. Respondents in this study are
the auditors who work in public accounting firm, state-owned enterprises, state
institutions, and several private companies. Number of auditors sampled in this study
were 94 auditors. The sampling method for this study is purposive sampling, and the
research method used for this study is independent sample T-test.
The results of this study showed that there are differences in the perception of
red flags in some of its indicators which divided into four dimensions of red flags. This
study also find that overall external auditors assessed the red flags more effectively to
detect fraud within the company.

Keywords: red flags, fraud diamond, external auditor, internal auditor

ix
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Segala puji bagi Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang
telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Penggunaan Metode Red Flags Untuk Mendeteksi
Kecurangan Dalam Perusahaan (Studi terhadap Persepsi Eksternal Auditor dan
Internal Auditor di Jakarta dan Sekitarnya) dengan baik. Skripsi ini disusun
dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan,
bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam
penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Mama yang tersayang dan tercinta, yang selalu mencurahkan perhatian, cinta dan
sayang, saran, kritikan, dukungan serta doa yang tertuju untukku.
2. Bapak yang tersayang, terimakasih atas semua masukan, saran, dorongan dan kritik,
perhatian dan doanya yang tidak pernah putus.
3. Adikku Hazairin yang tersayang, yang terkadang menyusahkan tapi selalu
membantu dan menemaniku ketika susah dan gembira.
4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE.,MM., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Dr. Amilin, M.Si.,Ak.,CA.,QIA.,BKP selaku Dosen Pembimbing Skripsi I
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan
dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah
Bapak berikan selama ini.
7. Ibu Reskino, SE., M.Si.,Ak.,CA selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang
tersayang, yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing
x
dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran dan
pembelajaran yang Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai
terlaksananya sidang skripsi.
8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
9. Akuntansi B UIN 2011, teman terbaik, terimakasih atas memori empat tahun kita
bersama-sama menghadapi kehidupan kampus yang penuh warna. Semoga kita
semua mencapai kesuksesan di masa depan.
10. Seluruh teman-temanku UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2011, terima
kasih atas doa, semangat dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama ini,
semoga kita semua meraih kesuksesan yang diinginkan, amin.
11. Ka iyan, Amanah, Yudho, Fakhri, Eva, terimakasih banyaaaak atas semuanya, you
guys are definitely the best!
12. Yang jauh di Birmingham, terimakasih atas semua perhatian, doa dan saran serta
kritikannya yang walaupun seringkali pedas, tapi sebenarnya masuk akal semua,
haha.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, Mei 2015

Kartika Aisyah Rahman

xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi .................................................................................. ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ............................................................. iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ........................................................................ iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .......................................................... v
Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................... vi
Abstract...viii
Abstrak .................................................................................................................. ix
Kata Pengantar ...................................................................................................... x
Daftar Isi................................................................................................................ xii
Daftar Tabel .......................................................................................................... xi
Daftar Gambar....................................................................................................... xv
Daftar Lampiran .................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 12
1. Tujuan Penelitian ........................................................................... 12
2. Manfaat Penelitian ......................................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 14
A. Tinjauan Literatur ................................................................................ 14
1. Fraud Triangle Theory ................................................................. 14
2. Fraud Diamond Theory ................................................................ 17
3. Jenis jenis Auditor ..................................................................... 20
4. Red Flags ..................................................................................... 21
5. Fraud (Kecurangan) ...................................................................... 23

xii
B. Keterkaitan antar Variabel dan Perumusan Hipotesis .......................... 27
1. Persepsi eksternal dan internal auditor terhadap
efektivitas red flags untuk mendeteksi kecurangan ........................ 27

C. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 29


D. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 35
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 35
B. Metode Pemilihan Sampel ................................................................. 35
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 36
D. Metode Analisis Data ......................................................................... 38
1. Statistik Deskriptif ........................................................................ 38
2. Uji Kualitas Data .......................................................................... 38
a. Uji Reliabilitas ................................................................... 38
b. Uji Validitas ....................................................................... 39
3. Uji Normalitas Data ...................................................................... 40
4. Uji Hipotesis ................................................................................ 40
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian................................................... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 49
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................... 49
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ........................................................... 54
C. Pembahasan ........................................................................................ 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 72
A. Kesimpulan ........................................................................................ 72
B. Implikasi ............................................................................................. 76
C. Keterbatasan ....................................................................................... 77
D. Saran ................................................................................................... 78

xiii
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 79
LAMPIRAN ......................................................................................................... 83

xiv
DAFTAR TABEL
NO. KETERANGAN HALAMAN
1.1 Kasus Penyimpangan Akuntansi di Indonesia ......................................... 2
1.2 10 Penyimpangan Akuntansi Besar di Dunia ........................................... 5
2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ............................................................. 29
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ....................................................... 47
4.1 Data Sampel Penelitian ........................................................................... 50
4.2 Distribusi Sampel Penelitian ................................................................... 50
4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Auditor .................... 52
4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Auditor ................. 52
4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Audit ............. 53
4.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................................... 54
4.7 Hasil Uji Validitas Opportunity ............................................................... 56
4.8 Hasil Uji Validitas Pressure ..................................................................... 56
4.9 Hasil Uji Validitas Rationalization .......................................................... 57
4.10 Hasil Uji Validitas Capability .................................................................. 57
4.11 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................................ 58
4.12 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ............................................. 59
4.13 Hasil Uji Hipotesis untuk Dimensi Opportunity ...................................... 60
4.14 Hasil Uji Hipotesis untuk Dimensi Pressure ........................................... 62
4.15 Hasil Uji Hipotesis untuk Dimensi Rationalization ................................. 63
4.16 Hasil Uji Hipotesis untuk Dimensi Capability ......................................... 64

xv
DAFTAR GAMBAR
NO. KETERANGAN HALAMAN
2.1 Tiga Elemen Fraud Triangle Theory .......................................................... 15
2.2 Empat Elemen Fraud Diamond Theory ...................................................... 18
2.3 Skema Kerangka Pemikiran ........................................................................ 33

xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran - Lampiran ............................................................................................ 83
Surat Penelitian Penyebaran Kuesioner ................................................................ 84
Surat Keterangan Dari Responden ........................................................................ 87
Kuesioner Penelitian ............................................................................................. 92
Jawaban Responden .............................................................................................. 93
Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ................................................................... 11

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Owojiri dan Asaolu (2009: 183) menyebutkan fakta bahwa banyak bisnis

menghadapi kebangkrutan karena tekanan ekonomi dan konsekuensi akibat

pengawasan karyawan yang kurang memadai yang kemudian meningkatkan risiko

terjadinya kecurangan (fraud) setiap harinya. Ozkul dan Pektekin (2009: 59) juga

menambahkan penggunaan teknologi dalam akuntansi dan sulitnya mengendalikan

kecurangan yang muncul dari media elektronik menjadikan risiko terjadinya

kecurangan dalam perusahaan menjadi semakin tinggi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh ACFE (Association of Certified Fraud

Examiners) dalam Widjaja (2011) menunjukkan bahwa 58% dari total kasus

kecurangan yang dilaporkan dilakukan oleh karyawan perusahaan pada tingkat

manajerial, 36% dilakukan oleh manajer perusahaan tanpa melibatkan pihak lain

(stand-alone fraudster) dan 6% sisanya dilakukan oleh manajer melalui kolusi bersama

karyawan perusahaan. Koroy (2008) lalu menambahkan bahwa dari keseluruhan kasus

kecurangan yang terjadi, jenis kecurangan yang paling banyak terjadi adalah asset

misappropriations sebesar 85%, yang kedua adalah kasus kecurangan jenis korupsi

dengan presentase sebesar 13%, sisanya adalah kasus kecurangan dalam laporan

keuangan (fraudulent statements).

1
Kasus kecurangan di perusahaan - perusahaan dalam satu dekade terakhir,

diantaranya Enron dan Worldcom di Amerika Serikat menyebabkan kerugian besar di

pasar modal.

Tabel 1.1
Kasus Penyimpangan Akuntansi di Indonesia

No Nama Perusahaan Tuduhan Kasus Kecurangan


PT Kimia Farma Tbk Kementerian BUMN dan pemeriksa Bapepam
1. (2001) (Bapepam, 2002) menemukan indikasi adanya
salah saji dalam laporan keuangan yang
mengakibatkan overstatement net profit untuk
periode berakhir 31 Desember 2001 sebesar 32,7
miliar dimana 24,7% adalah dari net profit dan
2,3% berasal dari penjualan
(Koroy, 2008) Salah saji ini terjadi dengan
melebihsajikan penjualan dan persediaan pada 3
unit usaha, dan kemudian mengelembungkan
harga persediaan pada unit distribusi PT Kimia
Farma Tbk. Manajemen PT Kimia Farma Tbk
melakukan pencatatan ganda atas penjualan 2
unit usaha, pencatatan ganda dilakukan pada unit
unit yang tidak termasuk dalam sampling yang
diambil auditor eksternal
PT Kereta Api Indonesia Piutang PPN per 31 Desember 2005 senilai Rp 95,2
2. (2005) M, menurut Komite Audit harus dicadangkan
penghapusannya pada tahun 2005 karena diragukan
kolektibilitasnya, tetapi tidak dilakukan oleh
manajemen dan tidak dikoreksi oleh auditor.
Saldo beban yang ditangguhkan per 31 Desember
2005 sebesar Rp 6 M yang merupakan penurunan
nilai persediaan tahun 2002 yang belum di
amortisasi, menurut Komite Audit harus dibebankan
sekaligus pada tahun 2005 sebagai beban usaha.
Berkaitan dengan pengalihan persediaan suku cadang
RP 1,4 M yang dialihkan dari satu unit kerja ke unit
kerja lainnya di lingkungan PT KAI yang belum
selesai proses akuntansinya per 31 Desember 2005,
menurut Komite Audit seharusnya telah menjadi
beban tahun 2005.

2
PT Sari Husada (2005) Terjadi indikasi praktek insider trading yang
3. dilakukan oleh direksi Sari Husada. Akar dari kasus
ini adalah ketika manajemen Sari Husada
mengeluarkan kebijakan ESOP (Empoyee Stock
Option Program, yaitu kebijakan penjualan saham
perusahaan kepada karyawan dengan harga yang
lebih murah) sebesar 5% (94 juta lembar) dari
keseluruhan sahamnya. Saham dari ESOP yang
seharusnya dibeli oleh karyawan, malah mayoritas
dibeli pihak komisaris, direksi, dan manajer senior
(dengan rincian 3 komisaris (44,8%), 5 direksi
(42,5%), dan para manajer (12,7%)
4. Citibank Indonesia (2011) Terjadi praktik kecurangan yang dilakukan oleh
Relationship Manager kepada nasabah A-List
Citibank. Masalah berakar dari pelaku yang
mendapat kepercayaan dari para nasabah yang
kemudian disalahgunakan. Kerugian nasabah
diperkirakan 17 miliar lebih.
Sumber: Martin, Michael, Journal of Business Cases and Applications, 2011.

Dalam mekanisme pelaporan keuangan, suatu audit dirancang untuk memberikan

keyakinan bahwa laporan keuangan tidak dipengaruhi salah saji (misstatement) yang

material dan memberikan keyakinan yang memadai atas akuntabilitas manajemen

terhadap aktiva perusahaan (Koroy, 2008:1). Perusahaan kemudian mengandalkan

auditor eksternal maupun internal untuk memberikan keyakinan pada pemegang saham

dan calon investor bahwa laporan keuangan yang dibuat adalah laporan keuangan yang

relevan dan dapat dipercaya. Untuk itu, dibutuhkan kemampuan, integritas, dan

independensi yang tinggi, karena jika hasil audit terbukti salah dan ditemukan indikasi

kecurangan, maka kepercayaan masyarakat terhadap profesi auditor bisa berangsur -

angsur hilang.

3
Selain itu, bila seorang auditor tidak mampu mendeteksi kecurangan yang terjadi

dalam perusahaan melalui pelaporan keuangan yang materil, dapat dipastikan pihak

perusahaan dan pemegang saham akan merugi. Menelisik kembali di tahun tahun

sebelumnya, banyaknya variasi kecurangan dan skandal skandal manipulasi atas

laporan keuangan perusahaan tak pelak mendatangkan persepsi negatif kepada para

akuntan publik maupun internal. Kecurangan dan skandal manipulasi yang besar

memang biasanya hanya terjadi pada perusahaan dengan skala besar.

Fakta ini sesuai dengan pernyataan Thomas dan Gibson, dan

PricewaterhouseCoopers (2003) bahwa bisnis yang lebih besar lebih mungkin

mengalami tindakan kejahatan ekonomi, namun tindakan kecurangan mungkin lebih

mahal untuk usaha kecil. Selain itu, kerusakan yang ditimbulkan oleh tindakan

kecurangan melampaui kerugian keuangan langsung. Kerusakan tersebut termasuk

merugikan hubungan eksternal bisnis, semangat kerja karyawan, reputasi perusahaan,

dan branding. Bahkan, beberapa efek dari tindakan kecurangan, seperti reputasi

perusahaan yang buruk, dapat memiliki dampak jangka panjang (Pricewaterhouse

Coopers, 2003). Kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan ini skalanya cukup

bervariasi, mulai dari pemalsuan informasi di laporan keuangan, konspirasi yang

terjadi antara manajemen dan akuntan publiknya sendiri, dan lain lain. Melihat dari

tren penyimpangan yang terjadi selama beberapa tahun ini, penyimpangan akuntansi

yang terjadi lebih banyak pada bentuk manajemen laba yang tidak sah dan opini auditor

eksternal yang tidak benar. Berikut ini disajikan tabel berisi daftar penyimpangan

akuntansi yang terjadi dari tahun 2000 sekarang.


4
Tabel 1.2
10 Penyimpangan Akuntansi Besar di Amerika
No Nama Perusahaan Tuduhan Kasus Kecurangan

1. Bank of Credit and Skandal BCCI adalah salah satu skandal terbesar
Commerce International dalam sejarah keuangan dengan total kecurangan
(BCCI) sekitar USD 20 milyar lebih. Tuduhan tuduhan lain
yang disangkakan kepada BCCI termasuk
penyuapan, mendukung terorisme, pencucian uang,
penggelapan, menjual teknologi nuklir, dan lain
lain.

2. Enron Corporation Hutang dari Enron Corporation disembunyikan dan


keuntungan perusahaan meningkat menjadi lebih dari
USD 1 miliar. Enron Corporation juga menawarkan
suap terhadap pemerintah luar negeri untuk
memenangkan kontrak mereka yang ada di luar
negeri.

3. WorldCom Cash Flow perusahaan dinaikkan pada laporan posisi


keuangan dan USD 3.8 miliar dicatat sebagai capital
expenses bukan sebagai operating expenses.

4. Tyco International CEO Dennis Kozlowski dan mantan CFO Mark H.


Swartz dituduh melakukan pencurian sebesar USD
600 juta dari perusahaan Tyco International di tahun
2002.

5. Kanebo Limited Mendongkrak keuntungan perusaahan sebesar USD


2 miliar selama 5 tahun berturut turut.

6. Waste Management,Inc Laba didongkrak naik sekitar USD 1.7 miliar dengan
menaikkan umur manfaat penyusutan untuk property
dan perlengkapan perusahaan tersebut di tahun 2002.

7. Parmalat Total utang perusahaan berjumlah lebih dari dua kali


lipat dari total neraca. Tuduhan lainnya adalah
pemalsuan dan kebangkrutan.

8 Health South Corporation Pemasukan perusahaan dilebihkan sebesar 4700%


dan mendongkrak USD 1.4 miliar agar memenuhi
ekspektasi para investor.

Bersambung di halaman selanjutnya

5
Tabel 1.1 (Lanjutan)

No. Nama Perusahaan Tuduhan Kasus Kecurangan

9. American International Perusahaan mempertahankan perjanjian dengan


Group (AIG) payoff yang menguntungkan, melakukan
kecurangan dalam proses tawar-menawar untuk
kontrak asuransi dan melambungkan nilai neraca
sebesar USD 2.7 miliar di 2005.

10. Satyam Computer Service Melambungkan kas dan saldo bank lebih dari USD
1.5 miliar, melakukan overstated pada nilai
piutang, dan melakukan understated pada utang
perusahaan sebesar USD 250 juta yang dilakukan
untuk kepentingan pemilik perusahaan sendiri.
Sumber: The Top 10 Embezzlement Cases in US Modern History by Marquet

Kesimpulan yang dapat diambil dari 10 kasus kecurangan diatas adalah perusahaan

yang terlibat rata rata adalah perusahaan dengan skala nasional dan internasional, dan

sudah melakukan Initial Public Offering (IPO) yang berarti perusahaan harus

mempekerjakan akuntan internal yang bertanggungjawab atas pembuatan laporan

keuangan perusahaan dan auditor independen yang bertanggungjawab atas hasil opini

audit terhadap laporan keuangan perusahaan. Jika oknum dalam perusahaan melakukan

kecurangan, dan tidak terdeteksi oleh auditor, maka publik akan menempatkan

kesalahan pada auditor karena dinilai telah gagal mendeteksi kecurangan yang terjadi.

6
Pandangan ini berlaku tidak hanya pada auditor eksternal namun juga auditor

internal, misalnya jika auditor internal tidak berhasil mendeteksi kecurangan yang

dilakukan oleh manajemen perusahaan, maka dewan komisaris adan pemegang

kepentingan akan kehilangan kepercayaannya kepada divisi auditor internal.

Kesimpulannya adalah auditor eksternal dan internal harus berusaha untuk bisa

mendeteksi kecurangan yang terjadi dalam perusahaan dengan menggunakan berbagai

pendekatan, teknik dan metode.

(Moyes, Young dan Faizal, 2013) menyatakan bahwa standar professional tidak

meminta auditor internal untuk berasumsi bahwa tanggung jawab utama mereka adalah

untuk mendeteksi dan melakukan investigasi terhadap kecurangan. Auditor internal

diminta untuk melakukan due professional care dengan mempertimbangkan dan

mengevaluasi probabilitas dari kesalahan yang signifikan atau kecurangan terjadi.

Auditor internal sendiri bertanggungjawab langsung kepada dewan komisaris, komite

audit. Faktor utama yang membedakan kesalahan dan kecurangan adalah kecurangan

terjadi karena tindakan yang disengaja untuk mengakibatkan salah saji material dalam

laporan keuangan suatu perusahaan.

Kecurangan biasanya dipoles sedemikian rupa agar salah saji yang material sulit

untuk ditemukan oleh auditor (SAS 82 Paragraf 31). Untuk itu, auditor perlu untuk

mempertimbangkan kejadian atau fakta yang ada dan menimbulkan indikasi adanya

kecurangan dalam perusahaan. Auditor, dikarenakan sifat alamiah dari pekerjaannya,

tidak bisa menghindar dari fakta bahwa mereka adalah satu dari beberapa pihak yang

mampu mendeteksi terjadinya kecurangan bahkan dari tahap awal proses audit
7
dilaksanakan, namun tanggungjawab untuk mendeteksi kecurangan tidak hanya

dimiliki auditor.

Manajemen perusahaan juga memiliki tanggungjawab yang tidak berbeda,

dikarenakan fakta bahwa mereka seharusnya bisa mendeteksi kecurangan di dalam

perusahaan melalui pengendalian internal yang diterapkan (Smith dan Baharuddin,

2005). Lain halnya, apabila kecurangan tersebut justru dilakukan oleh manajemen

puncak yang duduk di posisi yang tepat dan memiliki kemampuan untuk melakukan

kecurangan.

Ada beberapa metode, pendekatan dan teknik teknik yang auditor biasa lakukan

dalam usahanya mendeteksi kecurangan dalam laporan keuangan, mulai dari critical

point auditing (CPA), job sensitivity analysis (JSA), analisis vertikal, analisis

horizontal, analisis rasio, red flags, dan sebagainya. Sebagai contoh, critical point

auditing adalah teknik dimana melalui pemeriksaan atas catatan pembukuan, gejala

sebuah kecurangan dapat diidentifikasi. Hasil dari teknik ini berupa gejala atau indikasi

indikasi terjadinya kecurangan, dimana tindakan yang biasanya perusahaan ambil

adalah penyelidikan lebih rinci.

Red flags ini dapat digunakan pada setiap perusahaan dan semakin akurat dan

komprehensif catatan pembukuan yang dimilki perusahaan, semakin efektif teknik ini

dalam mendeteksi gejala kecurangan. Lalu ada metode red flags dimana red flags

menurut DiNapoli adalah a set of circumstances that are unusual in nature or vary

from the normal activity atau keaadan yang tidak biasa terjadi atau variasi dari

8
aktivitas normal. SAS 99 menekankan pentingnya auditor untuk bisa mendeteksi

indikasi kecurangan dalam melakukan pekerjaan auditnya.

SAS 99 mengharuskan auditor menilai risiko salah saji yang disebabkan oleh

kecurangan, dan menyediakan pedoman operasional dalam mempertimbangkan

indikasi kecurangan saat melakukan audit laporan keuangan. Metode red flags adalah

salah satu metode yang relatif mudah untuk dilakukan oleh auditor dalam mendeteksi

kecurangan. Banyak penelitian yang telah dilakukan di tahun tahun sebelumnya

mengenai metode ini, misalnya persepsi auditor sebagai pengguna metode ini, tingkat

efektivitas metode red flags dibandingkan dengan metode deteksi kecurangan lainnya,

bagaimana efektivitas penggunaan metode red flags sebagai metode deteksi

kecurangan baik itu di perusahaan kecil maupun perusahaan besar, dan lain sebagainya.

Penelitian-penelitian mengenai red flags ternyata menunjukkan hasil yang berbeda-

beda. Hal tersebut disebabkan adanya perbedaan persepsi dalam menilai red flags.

Perbedaan karakteristik pribadi dapat mengakibatkan perbedaan persepsi (Robbins dan

Judge, 2008). Persepsi tersebut dapat mempengaruhi keputusan dan langkah yang

diambil oleh auditor dalam proses pelaksanaan audit. Persepsi auditor yang berbeda

dapat mengakibatkan perbedaan dalam menilai tingkat efektivitas red flags dalam

mendeteksi fraud.

Penelitian ini membahas mengenai bagaimana persepsi auditor eksternal dan

internal terhadap efektivitas metode red flags dalam mendeteksi terjadinya kecurangan

atau salah saji yang disengaja dalam laporan keuangan. Hegazy dan Kassem, (2010);

9
Moyes et., al (2006) dalam Moyes., et al (2013) mengklaim dalam penelitian mereka

bahwa metode red flags efektif untuk digunakan dalam mendeteksi kecurangan.

Sementara penelitian Heiman-Hoffman et al., (1996); Moyes, (2006) dalam Moyes

et al., 2013 menyatakan bahwa tidak semua indikator dalam metode red flags

mempunyai tingkat efektivitas yang sama dalam mendeteksi kecurangan, dan bahwa

auditor eksternal dan internal mempunyai pandangan yang berbeda terhadap efektivitas

pendeteksian kecurangan melalui metode red flags.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Albrecht dan Romney (1986) yang

menemukan bahwa partner audit beranggapan bahwa red flags yang berkaitan dengan

karakter personal dari manajemen perusahaan itu efektif untuk digunakan mendeteksi

kecurangan, sedangkan red flags yang berkaitan dengan karakter perusahaan tidak

efektif untuk digunakan mendeteksi kecurangan.

Apostolou et., al (2001) menyatakan bahwa auditor melihat red flags yang terkait

dengan karakter personal manajemen dan pengaruh dari lingkungan pengendalian

sebagai metode yang paling efektif untuk mendeteksi kecurangan. Terlihat dengan jelas

perbedaan pendapat dari beberapa penelitian terdahulu mengenai metode red flags, ada

yang menyatakan efektif, beberapa menyatakan efektif dengan kondisi tertentu,

beberapa menyatakan metode red flags tidak efektif digunakan untuk mendeteksi

kecurangan.

Ini yang menjadi dasar pemikiran dari penelitian kali ini, penelitian ini ingin

meneliti mengenai Persepsi auditor eksternal dan internal mengenai metode red flags

untuk mendeteksi kecurangan di perusahaan dengan studi pada auditor eksternal dan
10
internal di wilayah Jakarta, Indonesia. Penelitian ini merupakan pengembangan dari

penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Moyes dan Faizal (2013),

Objek penelitian ini adalah auditor eksternal dan internal di KAP dan lembaga

pemerintahan di Jakarta, sementara objek penelitian sebelumnya adalah auditor

eksternal dan internal, yang merupakan auditor di institusi pemerintahan di Malaysia.

Variabel dalam penelitian ini sama dengan variabel penelitian sebelumnya, namun

penelitian ini menambahkan satu variabel dimana penelitian sebelumnya telah

memiliki tiga variabel yang mengacu pada teori fraud triangle dengan berfokus pada

red flags untuk kecurangan, yaitu pressure atau tekanan, opportunity atau kesempatan,

dan rationalization atau rasionalisasi. Penelitian ini menambahkan indikator individual

capability atau kemampuan individual untuk membuat kecurangan dalam laporan

keuangan perusahaan terjadi. Alasan penambahan indikator pada variabel ini karena

diyakini bahwa kasus kasus kecurangan terjadi tidak cukup hanya karena adanya

tekanan, kesempatan atau rasionalisasi melainkan ada seseorang atau sekelompok

orang yang memiliki kemampuan yang cukup untuk menggabungkan ketiga faktor

terjadinya kecurangan tersebut menjadi kecurangan yang nyata.

11
B. Perumusan Masalah

Terdapat banyak penelitian yang mengangkat isu kecurangan dalam laporan

keuangan perusahaan yang memang menjadi tren di beberapa tahun belakangan ini,

begitu juga dengan penelitian mengenai teknik apa yang menurut auditor adalah paling

efektif dalam mendeteksi kecurangan, dan metode red flags adalah satu dari banyaknya

metode yang ada, ditambah penelitian yang mengangkat efektivitas dari metode red

flags untuk mendeteksi kecurangan masih sangat sedikit di Indonesia.

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka perumusan

masalah yang hendak diteliti untuk penelitian ini adalah:

1. Bagaimana persepsi auditor eksternal terhadap efektivitas metode red flags

dalam mendeteksi kecurangan?

2. Bagaimana persepsi auditor internal terhadap efektivitas metode red flags

dalam mendeteksi kecurangan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian mengenai persepsi auditor internal, auditor eksternal, efektivitasi metode

red flags untuk mendeteksi kecurangan ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui dan memperoleh bukti empiris mengenai persepsi auditor internal

terhadap efektivitas metode red flags dalam mendeteksi kecurangan.

2. Mengetahui dan memperoleh bukti empiris mengenai persepsi auditor eksternal

terhadap efektivitas metode red flags dalam mendeteksi kecurangan.

12
D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian mengenai persepsi auditor internal,

auditor eksternal, efektivitasi metode red flags untuk mendeteksi kecurangan ini

adalah:

1. Untuk mahasiswa jurusan Akuntansi, penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat

sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk

menambah ilmu pengetahuan.

2. Untuk masyarakat, penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk sarana

informasi tambahan mengenai bagaimana persepsi auditor internal dan

eksternal terhadap metode red flags dalam mendeteksi kecurangan dalam

laporan keuangan perusahaan.

3. Untuk peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan

melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Segitiga Kecurangan (Fraud Triangle Theory)

Teori segitiga kecurangan ini pertama kali oleh Cressey (1953) dalam Tuanakotta

(2013:45). Tuanakotta menyebutkan bahwa Cressey tertarik pada embezzlers yang

disebutnya sebagai trust violators atau pelanggar kepercayaan, yakni mereka yang

melanggar kepercayaan atau amanah yang dititipkan kepada mereka. Penelitian

Cressey diterbitkan dengan judul Other Peoples Money: A Study in the Social

Psychology of Embezzlement (1950), hipotetis penelitiannya adalah:

Trusted person become trust violator when they conceive of themselves as having
financial problem which is non-shareable, are aware this problem can be secretly
resolved by violation of the position of financial trust, and are able to apply to their
own conduct in that situation verbalizations which enable them to adjust their
conceptions of themselves as trusted person with their conceptions of themselves as
users of the entrusted funds or property.
Terjemahan:

Orang yang dipercaya menjadi pelanggar kepercayaan ketika ia melihat

dirinya sendiri sebagai orang yang mempunyai masalah keuangan yang tidak dapat

diceritakannya kepada orang lain, sadar bahwa masalah ini secara diam diam dapat

diatasinya dengan menyalahgunakan wewenangnya sebagai pemegang kepercayaan di

bidang keuangan, dan tindak tanduk sehari harinya memungkinkannya

14
menyesuaikan pandangan mengenai dirinya sebagai seseorang yang bisa dipercaya

dalam menggunakan dana atau kekayaan yang dipercayakan. Dalam teori segitiga

kecurangan, terdapat model segitiga kecurangan yang dibuat untuk menjawab

pertanyaan, mengapa orang melakukan kecurangan, atau mengapa kecurangan terjadi?

Berikut ini adalah tiga elemen yang terdapat dalam teori segitiga kecurangan yang

dikemukakan Cressey (1953):

Pressure

Fraud Triangle

Opportunity Rationalization

Gambar 2.1

a. Pressure (Tekanan)

Sudut paling atas, adalah pressure atau tekanan yang dirasakan pelaku

kecurangan yang dipandangnya sebagai kebutuhan keuangan yang tidak dapat

diceritakannya kepada orang lain (perceived non-shareable financial needs),

maka dari itu si pelaku kecurangan mulai mempertimbangkan tindakan illegal

seperti menyalahgunakan aset perusahaan atau melakukan salah saji yang


15
disengaja pada laporan keuangan untuk menyelesaikan masalah keuangannya.

Lister (2007: 63) mendefinisikan pressure sebagai sumber panas untuk api

namun tidak berarti karena ada tekanan dalam diri seseorang, lantas orang

tersebut akan melakukan fraud. Menurut Lister (2007: 63), terdapat tiga jenis

tekanan yang memotivasi individu untuk melakukan fraud di perusahaan

tempatnya bekerja, yaitu:

1. Personal pressure, yaitu kondisi dimana individu melakukan

kecurangan karena gaya hidup,

2. Employment pressure, dimana individu tertekan untuk melakukan

kecurangan karena tuntutan pekerjaan atau target kerja, atau karena

kepentingan keuangan yang dimiliki manajemen perusahaan,

3. External pressure, misalnya ancaman terhadap stabilitas keuangan

perusahaan, ekspektasi pasar, dan sebagainya.

b. Opportunity (Kesempatan)

Sudut kedua adalah opportunity atau kesempatan yang didefinisikan

Tuanakotta (2013:46) sebagai peluang untuk melakukan kecurangan seperti

yang dipersepsikan pelaku kecurangan. ACFE mendefenisikan kesempatan

pada model segitiga kecurangan ini sebagai metode yang bisa digunakan untuk

melaksanakan kecurangan. Pelaku kecurangan harus bisa melihat celah untuk

bisa melakukan kecurangan dengan menghindari risiko sekecil mungkin

tindakan kecurangannya tersebut diketahui orang lain. Lister (2007: 63)

mendefinisikan kesempatan sebagai bahan bakar yang terus membuat api


16
atau dengan kata lain, walaupun individu memiliki tekanan dalam dirinya untuk

melakukan fraud, itu tidak akan bisa dilakukan jika tidak ada kesempatan.

Contoh opportunity yang membuat fraud bisa terjadi misalnya; tingginya

tingkat turnover di divisi manajemen yang memegang peranan penting di

perusahaan, atau pemisahan tugas yang tidak memadai, atau transaksi yang

sifatnya kompleks, atau bahkan struktur manajemen.

c. Rationalization (Rasionalisasi)

Sudut terakhir dari segitiga kecurangan ini adalah rasionalisasi. Rasionalisasi

adalah pembenaran yang dibisikkan untuk melawan hati nurani si pelaku

kecurangan. ACFE mengklaim bahwa kebanyakan pelaku kecurangan adalah

first-time offender atau orang orang yang baru pertama kali melakukan praktik

kecurangan, dan tidak melihat diri mereka sebagai pelaku kriminal. Mereka

melihat diri mereka sebagai individu yang jujur yang terjebak dalam situasi

yang buruk, dan mereka menjustifikasi praktik kecurangan mereka sebagai

tindakan yang legal atau bisa diterima secara umum. Vona (2008) menjabarkan

contoh rasionalisasi yang biasanya dilakukan; manajer akan beralasan bahwa

mereka melakukan kecurangan karena dituntut untuk memenuhi target margin

perusahaan tahun ini, dan ketika mereka gagal, usaha terakhirnya adalah

melakukan kecurangan untuk memberikan comfortness kepada para

stockholders.

17
2. Teori Fraud Diamond (Fraud Diamond Theory)

Teori fraud diamond merupakan pandangan baru mengenai kecurangan dimana

teori ini adalah penyempurnaan dari teori segitiga kecurangan yang dicetuskan Cressey

di tahun 1953. Teori fraud diamond ini dikemukakan oleh Wolfe dan Hermanson (2004)

dimana teori ini menambahkan satu elemen yaitu individual capability, elemen ini

diyakini memiliki pengaruh signifikan dalam kecurangan. Dengan demikian ada total

empat elemen, dimana tiga elemen sebelumnya adalah pressure, opportunity dan

rationalization yang sudah ada dalam teori fraud triangle Cressey.

Gambar 2.2

Pressures Opportunity

Rationalization Capability

2.1. Elemen Fraud Diamond

Secara keseluruhan, teori fraud diamond merupakan penyempurnaan dari teori

fraud triangle yang dikemukakan Cressey, adapun elemen elemen dari fraud

diamond adalah:

1. Pressures/Incentives 4. Capability

2. Opportunity

3. Rationalization
18
a. Capability (Kemampuan)

Teori fraud triangle menjelaskan bahwa elemen opportunity atau kesempatan

yang terbuka di dalam sistem perusahaan yang memungkinkan kecurangan tersebut

dilakukan, sementara elemen pressure atau tekanan timbul karena kondisi kondisi

tertentu dalam perusahaan, lifestyle, tuntutan finansial, dan lain lain. Elemen terakhir,

yaitu rationalization atau rasionalisasi adalah tindakan pembenaran yang dilakukan

oleh pelaku kecurangan atas kecurangan yang dilakukannya dalam perusahaan.

Menurut Wolfe dan Hermanson (2004), orang yang melakukan kecurangan

tersebut harus memiliki capability atau kapabilitas untuk menyadari pintu yang terbuka

sebagai peluang emas dan untuk memanfaatkanya bukan hanya sekali namun berkali-

kali, inilah elemen yang ditambahkan dalam teori fraud diamond dan dianggap

memberikan pengaruh yang signifkan dalam studi tentang bagaimana sebenarnya

kecurangan dalam perusahaan bisa terjadi.

Wolfe dan Hermanson (2004) juga mengemukakan bahwa pada saat mendesain

suatu sistem deteksi, sangat penting untuk mempertimbangkan siapa saja yang ada di

perusahaan yang memiliki kapabilitas untuk melakukan kecurangan atau berpotensi

menyebabkan tugas yang seharusnya dilakukan oleh auditor internal dialihkan kepada

auditor eksternal, Wolfe dan Hermanson (2004) juga menjelaskan bahwa kunci dalam

memitigasi kecurangan adalah dengan fokus pada situasi khusus yang terjadi selain

pressure, rationalization, tapi juga kombinasi antara opportunity dan capability.

19
3. Jenis jenis Auditor

Dalam Boynton, et al (2006) menyatakan orang orang yang ditugaskan

melakukan audit atas kegiatan dan peristiwa ekonomi baik itu untuk perorangan atau

perusahaan, pada umumnya diklasifikasikan dalam tiga kelompok, antara lain:

a. Auditor Independen (External Auditor)

Auditor independen atau yang di USA biasa disebut dengan Certified Public

Accountant (CPA), dimana mereka adalah praktisi individual atau auditor yang

bekerja di KAP yang memberikan jasa auditing professional kepada klien, atau

biasa disebut juga dengan eksternal auditor. Klien dapat berupa badan

pemerintah, perusahaan berorientasi laba, entitas nirlaba, maupun perseorangan.

Lisensi untuk dapat melakukan suatu audit diberikan kepada mereka yang

bersertifikasi CPA serta memiliki pengalaman praktik dalam bidang audit.

Auditor ini juga bertanggung jawab atas pemeriksaan atau mengaudit laporan

keuangan dengan memberikan opini atas entitas yang diauditnya.

b. Auditor Internal (Internal Auditor)

Auditor internal merupakan karyawan suatu perusahaan, baik itu perusahaan

milik negara maupun swasta, tempat mereka melakukan pekerjaan audit. Tugas

utama auditor internal adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang

ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau

tidaknya pengamanan terhadap aset perusahaan, menentukan efisiensi dan

efektivitas setiap prosedur kegiatan perusahaan, serta menentukan kendala

informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian dari perusahaan.Sehingga

20
dukungan dari manajemen informasi dari sisi auditor internal tidak banyak

dimanfaatkan oleh pihak eksternal karena independensinya terbatas. Hal inilah

yang membedakan auditor internal dan auditor eksternal.

4. Red Flags

Istilah red flags atau bendera merah sudah sering digunakan dalam berbagai

literatur audit, maknanya adalah tanda bahaya, tanda bahwa ada hal yang tidak sesuai

pada tempatnya dan perlu mendapat perhatian. Tuanakotta (2013) menyebutkan bahwa

auditor dan investigator menggunakan tanda bahaya (red flags) sebagai petunjuk atau

indikasi terjadinya fraud atau kecurangan pada sebuah laporan keuangan. Red

flags juga bisa dikatakan sebagai suatu kondisi yang janggal atau berbeda dengan

keadaan normal.

Dengan kata lain, red flags adalah petunjuk atau indikasi adanya sesuatu yang tidak

biasa dan memerlukan penyidikan lebih lanjut. Red flags tidak mutlak menunjukan

apakah seseorang bersalah atau tidak tetapi merupakan tanda-tanda peringatan bahwa

kecurangan sedang atau telah terjadi. Red flags dikatakan penting sebagaimana dikutip

dalam SAS 99 Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit yang

menyatakan bahwa auditor diminta untuk secara spesifik menilai risiko salah saji yang

disebabkan oleh kecurangan dan SAS 99 ini juga menyediakan pedoman operasi bagi

auditor saat menilai kecurangan ditengah proses audit.

21
Tidak hanya akuntan publik yang harus bisa mengenali red flags, akuntan yang

bekerja di sektor publik juga perlu memiliki kemampuan untuk mengenali red flags

karena potensi kecurangan tidak hanya ada pada perusahaan swasta. DiNapoli (2012)

dalam Red Flags for Fraud menyebutkan bahwa banyak studi yang membahas

kecurangan, dimana saat kecurangan tersebut sedang terjadi, red flags pun muncul,

baik itu di laporan keuangan perusahaan, atau terlihat pada saat auditor sedang

melakukan pemeriksaan, tapi tidak disadari atau mungkin disadari namun tidak ada

tindakan yang diambil.

DiNapoli mengatakan bahwa pada saat red flag telah muncul, seseorang harus

mengambil tindakan untuk mengivestigasi situasi dan menentukan apakah memang

kecurangan telah terjadi. Memang sudah seharusnya jika ada indikasi kecurangan

dilakukan tindakan untuk memeriksa apakah kecurangan terindikasi tersebut terjadi,

namun terkadang kesalahan salah saji dalam laporan, perubahan lifestyle karyawan,

volume penjualan yang tiba tiba naik drastis, dan sebagainya tidak selalu

mengindikasikan adanya kecurangan.

Untuk itu, akuntan publik dan auditor harus bisa mengetahui perbedaannya dan

mengingat bahwa tanggung jawab untuk melakukan follow-up investigation untuk

sebuah tanda bahaya harus berada di tangan orang yang dapat dipercaya dan

bertanggungjawab. Agar akuntan publik dan auditor dapat mengenali red flags dengan

baik maka mereka perlu mengetahui kategori red flags.

22
Red flags dikategorikan menjadi tiga menurut Moyes (2007:10) dan terdiri atas:

1. Kesempatan atau (opportunities),

2. Tekanan atau (pressures/incentives), dan

3. Perilaku (attitudes) atau rasionalisasi (rationalization).

Tiga kategori red flags ini telah dijelaskan pada bagian mengenai teori segitiga

kecurangan, dimana red flags memang diciptakan dengan berdasarkan konsep teori

segitiga kecurangan.

5. Kecurangan (Fraud)

Istilah fraud merupakan istilah hukum yang diserap ke dalam disiplin ilmu

akuntansi, dan menjadi bagian penting dalam kosa kata akuntansi forensik. Fraud jika

diartikan secara harfiah, artinya adalah kecurangan. Namun, pengertian ini telah

berkembang dan sekarang mempunyai cakupan yang luas. Black Law Dictionary

mendefinisikan fraud sebagai Segala macam yang dapat dipikirkan manusia, dan yang

diupayakan oleh seseorang atau beberapa orang, untuk mendapatkan keuntungan dari

orang lain dengan saran yang salah atau pemaksaan kebenaran, dan mencakup semua

cara yang tidak terduga, penuh siasat, serta menggunakan setiap cara yang tidak jujur

yang menyebabkan orang lain tertipu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa fraud

adalah perbuatan curang yang berkaitan dengan sejumlah uang atau properti.

Sementara itu, The Institute of Internal Auditor (IIA) menyatakan bahwa

fraud adalah An array of irregularities and illegal acts characterized by intentional

deception atau sekumpulan tindakan yang tidak diizinkan dan melanggar hukum yang

ditandai dengan adanya unsur kecurangan yang disengaja. ISA 240 The auditors

23
responsibility to consider fraud in an audit of financial paragraf 6 mendefenisikan

fraud sebagai Tindakan yang disengaja oleh anggota manajemen perusahaa, pihak

yang berperang dalam governance perusahaan, karyawan, atau pihak ketiga yang

melakukan kebohongan, atau penipuan untuk memperoleh keuntungan yang tidak adil

atau illegal.

Kesimpulan dari beberapa pendapat diatas adalah bahwa fraud atau kecurangan

dilakukan atas tujuan yang sama, yaitu untuk memperkaya diri sendiri/golongan dan

cara yang dilakukan dalam tujuan memperkaya diri sendiri/golongan tersebut adalah

dengan cara yang illegal. Adapun SAS No.99 menyatakan bahwa fraud adalah

Tindakan yang disengaja untuk menghasilkan salah saji material dalam laporan

keuangan yang merupakan subjek audit.

Fraud berbeda dengan robbery (perampokan). Perampokan umumnya terjadi

secara paksa, biasanya disertai dengan ancaman dan tindakan kekerasan dari satu orang

atau sekelompok orang kepada orang lain, dan yang menjadi perbedaan mendasar,

perampokan ini diketahui oleh pihak korban secara langsung pada saat kejadian

berlangsung. Tidak demikian halnya dengan kasus kasus fraud, pada kasus kasus

ini, fraud dilakukan dengan cara yang halus, terencana, dan terstruktur sehingga pihak

korban hampir tidak mengetahui bahwa dia sedang atau telah dibohongi. Selain itu,

jumlah kerugian yang timbul dari perampokan tidak seberapa jika dibandingkan

dengan kerugian yang timbul jika terjadi fraud pada sebuah perusahaan.

24
Fraud biasanya terjadi pada perusahaan dengan skala besar, walaupun kasus fraud

menunjukkan fakta bahwa perusahaan kecil pun rentan terhadap fraud karena berbagai

faktor. Sebagai contoh fraud pada perusahaan besar adalah perusahaan Enron, dimana

jumlah kerugian yang timbul sangatlah besar, dan kerugian ini tidak hanya timbul dari

uang para investor yang disalahgunakan oleh manajemen perusahaan dibantu dengan

auditor eksternal dan internal yang dibawahi oleh KAP Arthur Andersen saat itu,

namun juga dana pensiun para karyawan juga lenyap disalahgunakan.

Bagan Uniform Occupational Fraud Classification System, The ACFE

(Association of Certified Fraud Examiner, 2000) membagi fraud kedalam tiga jenis,

yaitu:

a. Penggelapan aset (asset misappropriation), tindakan penipuan ini meliputi

penyalahgunaan aset atau pencurian aset perusahaan. Tindakan penggelapan

aset adalah tindakan penipuan yang paling mudah dideteksi karena sifatnya

yang tangible atau dapat dihitung.

b. Pernyataan yang salah (fraudulent misstatement), dimana tindakan ini

dilakukan melalui rekayasa terhadap laporan keuangan (financial engineering)

untuk memperoleh keuntungan dari berbagai pihak. Jika ada tindakan

penggelapan aset, maka dapat berujung pada penyajian laporan keuangan yang

tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan akhirnya

menghasilkan laba yang atraktif (window dressing).

c. Korupsi (corruption), tergolong fraud yang paling sulit dideteksi karena

biasanya tidak dilakukan oleh satu orang, melainkan dilakukan berkelompok.

25
Adapun kerjasama yang disiratkan disini adalah berupa penyalahgunaan

wewenang, penyuapan, penerimaan hadiah yang ilegal dan pemerasan secara

ekonomi.

Seorang auditor, baik itu auditor internal maupun eksternal harus mampu

mengenali tiga jenis kecurangan ini, untuk itu, auditor harus mengetahui apa saja yang

termasuk gejala gejala awal terjadinya fraud dalam sebuah perusahaan. Ada dua

kategori gejala awal terjadinya fraud, yaitu:

a. Gejala fraud pada manajemen

Gejala awal fraud pada manajemen yang dapat dijadikan sebagai red flags,

misalnya ada ketidakcocokan antara manajemen puncak dalam menentukan

kebijakan perusahaan, menurunnya motivasi karyawan karena ketidakpercayaan

terhadap manajemen, tingkat keluhan yang tinggi dari pelanggan, vendor atau

badan otoritas terkait terhadap perusahaan, terjadi kekurangan kas yang tidak

terstruktur karena ada pengeluaran yang tidak dicatat atau tanpa bukti, terjadi

penurunan kinerja perusahaan, terjadi peningkatan utang dan piutang yang tidak

wajar, dan lain sebagainya.

b. Gejala fraud pada karyawan

Gejala awal fraud pada karyawan yang muncul dan dapat dijadikan sebagai red

flags bagi auditor adalah misalnya, pengeluaran keuangan tanda dokumen

pendukung, sering terjadi kesalahan pencatatan atau catatan transaksi tidak akurat,

bukti transaksi yang merupakan dokumen sumber seringkali tidak dapat

diperlihatkan dengan alasan hilang, persediaan yang dibeli perusahaan seringkali

26
tidak sesuai kuantitas dan kualitasnya, harga persediaan yang terlalu tingi dari yang

sebelumnya, terjadi penyesuaian dalam pembukuan perusahaan tanpa ada bukti

otorisasi dari manjamen.

B. Keterkaitan antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen dan variabel dependen

dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Persepsi eksternal dan internal auditor terhadap efektivitas red flags

untuk mendeteksi kecurangan.

Terdapat empat dimensi dalam efektivitas metode red flags untuk mendeteksi

kecurangan. Moyes dan Faizal (2013:95) menjabarkan tiga dimensi tersebut, yaitu

dimensi opportunity, dimensi pressure, dan dimensi rationalization, dimana ketiga

dimensi ini diperoleh dari fraud triangle theory atau teori segitiga kecurangan yang

dikemukakan oleh Cressey (1953). Selanjutnya, Wolfe dan Hermanson (2004)

mengemukakan teori terbaru yang merupakan pengembangan selanjutnya dari

fraud triangle theory dimana di teori ini, ditambahkan satu dimensi lagi, yaitu

dimensi capability (Omar, 2010:3).

Penelitian Apostolou et al. (2001) mengenai persepsi auditor terhadap

efektivitas indikator kecurangan tidak menemukan adanya perbedaan persepsi dari

eksternal auditor dan internal auditor. Heiman-Hoffman et al. (1996) dan Moyes

(2006) dalam Moyes (2013:95) menyebutkan bahwa dari semua red flags, tidak

semuanya mempunyai efektivitas yang sama dalam mendeteksi fraud, selain itu

27
eksternal dan internal auditor juga melihat efektivitas red flag dengan persepsi yang

berbeda.

Moyes et al. (2009:12) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan pendapat

antara eksternal, internal dan auditor pemerintah mengenai efektivitas red flags

dalam mendeteksi kecurangan di Malaysia dan Amerika, hasil penelitiannya

menunjukkan perbedaan persepsi, baik itu signifikan atau tidak di tiap indikator

atas efektivitas setiap dimensi red flags. Moyes dan Faizal (2013: 103)

mengungkapkan bahwa secara umum, terdapat perbedaan persepsi antara eksternal

dan internal auditor untuk masing masing dimensi efektivitas red flags. Faktanya,

eksternal auditor menilai bahwa red flags lebih efektif untuk mendeteksi

kecurangan, dan hal sebaliknya dengan internal auditor.

Adanya pro dan kontra atas persepsi eksternal dan internal auditor atas

efektivitas opportunity red flags dalam mendeteksi kecurangan di berbagai negara

merupakan hal yang lumrah dikarenakan berbagai faktor, mulai dari budaya yang

berbeda, kondisi ekonomi negara yang berbeda, dan lainnya. Penelitian ini

mengajukan hipotesis bahwa di Indonesia, khususnya DKI Jakarta, tidak terdapat

perbedaan persepsi eksternal dan internal auditor yang signifikan atas efektivitas

opportunity red flags dalam mendeteksi kecurangan.

Ho: Tidak terdapat perbedaan persepsi yang mencolok antara eksternal dan

internal auditor terhadap efektivitas red flags untuk mendeteksi kecurangan.

H1: Terdapat perbedaan persepsi antara eksternal dan internal auditor terhadap

efektivitas red flags untuk mendeteksi kecurangan.

28
C. Hasil Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.1

Hasil hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian


(Tahun)
Persamaan Perbedaan

1. Moyes & Malaysian internal Variabel persepsi Perbedaan grand Secara umum, auditor di
Young dan and external auditor eksternal dan internal theory pada Malaysia memiliki
Hezri Faizal perceptions of the auditor, lalu variabel penelitian, yang persepsi yang berbeda
(2013) effectiveness of red efektivitas red flags berujung pada mengenai efektivitas red
flags for detecting untuk mendeteksi penambahan satu flags untuk mendeteksi
fraud kecurangan, dimensi yaitu kecurangan, dimana setiap
pengukuran variabel Capability yang indikator red flags
menggunakan skala disebutkan dalam memiliki tingkat
Likert, dan metode Fraud Diamond efektivitas yang berbeda-
analisis menggunakan Theory beda, namun eksternal
Independent T-test auditor berpersepsi bahwa
red flags lebih efektif
mendeteksi kecurangan
daripada internal auditor.

Bersambung di halaman selanjutnya

29
Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian


(Tahun)
Persamaan Perbedaan
2. Yucel Effectiveness of Red Variabel persepsi Perbedaan grand Auditor di Turki berpersepsi
(2013) Flags in Detecting eksternal auditor, dan theory pada red flags cukup efektif
Fraudulent Financial variabel efektivitas penelitian, yang sebagai metode deteksi
Reporting: An red flags, pengukuran berujung pada kecurangan, namun
Application in Turkey variabel menggunakan penambahan satu opportunity red flags adalah
skala Likert. dimensi yaitu yang paling efektif untuk
Capability yang mendeteksi kecurangan.
disebutkan dalam Opportunity untuk
Fraud Diamond melakukan kecurangan lebih
Theory berpotensi menimbulkan
kecurangan dibandingkan
kategori red flags lainnya.
3. Rukmawati Persepsi Manajer dan Variabel Persepsi Tidak terdapat Ada persamaan persepsi
dan Chariri Auditor Eksternal Auditor Eksternal, variabel persepsi antara manajer dan auditor
(2011) Mengenai Efektivitas Pengukuran variabel internal auditor, eksternal, dari total 34
Metode Pendeteksian menggunakan skala dan efektivitas indikator metode
dan Pencegahan Likert. metode red flags. pendeteksian dan
Tindakan Kecurangan pencegahan tindakan
Keuangan kecurangan, hanya 8
indikator yang memiliki
persepsi yang berbeda.
Bersambung pada halaman selanjutnya

30
Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian


(Tahun)
Persamaan Perbedaan

Adanya persamaan maupun


perbedaan persepsi antara
manajer dan auditor
eksternal dapat disebabkan
karena adanya perbedaan
tingkat pendidikan dari
setiap responden, selain itu
juga dipengaruhi oleh
pengalaman kerja, serta latar
belakang dari setiap
responden.
4. Moyes et al. The Effectiveness of Variabel efektivitas Menguji efektivitas Level efektivitas dari setiap
(2009) The Auditing red flags untuk red flags kategori red flags berbeda
Standards To Detect mendeteksi berdasarkan menurut setiap jenis auditor,
Fraudulent Financial kecurangan, demografi, ini bisa terjadi karena
Reporting Activities in Pengukuran variabel terhadap setiap adanya perbedaan
Financial Statements menggunakan skala kategori red flags. pengalaman kecurangan
Audits in Malaysia Likert, Ada unit menggunakan red flags
analisis yang sama untuk setiap jenis auditor,
(eksternal dan internal selain itu dipengaruhi oleh
auditor) kultur budaya, tingkat
pendidikan, gender dan
beberapa faktor lainnya.
Bersambung ke halaman selanjutnya

31
Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian


(Tahun)
Persamaan Perbedaan

5. Moyes, The Differences in Variabel efektivitas red Grand theory Persepsi auditor eksternal dan
(2007) Perceived Level of flags untuk mendeteksi berbeda, penelitian internal auditor memang
Fraud-Detecting kecurangan, variabel Moyes menggunakan bervariasi, namun konsisten
Effectiveness of SAS eksternal auditor dan fraud triangle theory dengan penelitian-penelitian
No.99 Red Flags internal auditor, sementara penelitian terdahulu, dimana eksternal
Between External and pengukuran variabel ini menggunakan auditor melihat red flags
Internal Auditors dengan skala Likert, dan fraud diamond sebagai metode deteksi
metode analisis data theory. Info kecurangan yang lebih efektif
menggunakan demografis yang dibandingkan dengan internal
Independent T-test. berbeda yang auditor.
kemudian dipakai
sebagai
pertimbangan
analisis hasil
penelitian.

32
D. Kerangka Pemikiran

Skema kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar

2.1

Maraknya Kecurangan dan Pelanggaran yang Dilakukan


Manajemen Terhadap Perusahaan

Tanggungjawab Eksternal dan Internal Auditor untuk Bisa


Mendeteksi Kecurangan Dalam Perusahaan

Metode Deteksi Kecurangan yang Digunakan Auditor

Efektivitas Metode Red Flags untuk Mendeteksi Kecurangan Dalam


Perusahaan

Variabel Independen Variabel Dependen

Persepsi Internal
Auditor (X1) Efektivitas Red
Flags Dalam
Mendeteksi
Kecurangan (Y)
Persepsi Eksternal
Auditor (X2)

Grand Theory: Fraud Diamond Theory, Fraud Triangle Theory, dan


Teori teori Audit

Bersambung ke halaman selanjutnya

33
Gambar 2.1 (Lanjutan)

Metode Pengujian Hipotesis: Independent T-test

Hasil Pengujian Data dan Analisis Data

Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran


Penelitian

Gambar 2. 1

Skema Kerangka Pemikiran

34
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi

auditor independen dan persepsi auditor internal terhadap efektivitas red flag untuk

mendeteksi kecurangan dalam perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor

yang bekerja di kantor akuntan publik, auditor yang bekerja di Badan Usaha Milik

Negara (BUMN), dan auditor yang bekerja di institusi negara yang berlokasi di Jakarta.

B. Metode Pemilihan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada

kantor akuntan publik, BUMN dan institusi negara yang berlokasi di wilayah Jakarta.

Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Metode

purposive sampling menurut Sugiyono (2011:66) adalah teknik pemilihan sampel

dimana tidak dilakukan generalisasi terhadap sampel yang diambil. Bungin (2005:125)

menjelaskan bahwa teknik purposive sampling lebih digunakan pada penelitian

penelitian yang lebih mengutamakan tujuan penelitian daripada sifat populasi dalam

menentukan sampel penelitian.

35
Populasi dalam penelitian ini adalah eksternal auditor yang bekerja di kantor

akuntan publik di DKI Jakarta dan BPKP Pusat dan internal auditor yang bekerja di

Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan BPK Pusat yang semuanya berlokasi di DKI

Jakarta.

Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut:

1. Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di Jakarta

dan sesuai dengan Directory KAP per Februari 2015 yang dipublikasikan oleh

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).

2. Auditor yang bekerja di BUMN yang ada di Jakarta dan sesuai dengan Daftar

BUMN yang diterbitkan oleh Kementrian BUMN per Februari 2015.

3. Auditor yang bekerja di BPK dan BPKP wilayah Jakarta per Februari 2015.

4. Auditor memiliki nomor register akuntan atau tidak, pernah melaksanakan

pekerjaan audit dengan pengalaman minimal dua tahun.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua cara, yaitu

penelitian pustaka dan penelitian lapangan. Berikut penjelasannya:

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Peneliti memperoleh informasi yang berkaitan dengan topik yang

sedang diteliti melalui buku, jurnal, tesis, skripsi, website resmi dan perangkat

lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

36
2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah auditor yang

bekerja di KAP wilayah Jakarta dan BPKP Pusat yang biasa dikenal dengan

sebutan eksternal auditor, dan auditor yang bekerja di BUMN wilayah Jakarta

dan BPK Pusat yang dikenal dengan sebutan internal auditor. Metode

pengumpulan data lapangan dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode angket atau kuesioner, Bungin (2011:133) menjelaskan

bahwa metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang

disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden, setelah

diisi, kuesioner dikirim kembali atau dikembalikan kepada peneliti.

Waktu pengumpulan data dimulai dengan penyebaran kuesioner pada

tanggal 16 April 2015 dan batas pengumpulan kuesioner adalah tanggal 16 Mei

2015. Peneliti memperoleh data dengan memberikan kuesioner secara langsung

maupun melalui perantara. Sebelum kuesioner diberikan kepada responden

sesungguhnya, terlebih dahulu dilakukan pre-test kuesioner terhadap 20

mahasiswa S1 akuntansi yang dipilih secara random. Pre-test kuesioner

bertujuan untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan dalam

mengumpulkan data dapat dengan mudah dipahami, dan responden tidak

mengalami kesulitan dalam menangkap maksud yang diajukan dalam kuesioner.

Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang

telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari sampel

sebagai responden penelitian.

37
D. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji

non-response bias, uji normalitas data dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif diperlukan untuk memberikan gambaran umum,

mengenai responden yang dilihat dari nilai rata rata (mean), standar

deviasi, varian, maksimum, sum, range, kurtosis, dan skewness

(kemencengan distribusi) (Imam Ghozali. 2009:19).

2. Uji Kualitas Data

Untuk mengetahui keandalan suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel penelitian, maka diperlukan uji reliabilitas dan

validitas (Hair, Black, Balbin, dan Anderson, 2009: 75). Untuk menguji

kualitas data yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan, maka

diperlukan uji validitas dan reliabilitas. Terdapat dua jenis uji kualitas data

yang dilakukan dalam penelitian ini:

a. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau

andal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu (Imam Ghozali, 2009:45). Imam Ghozali

(2009:46) menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu:

38
1) Repeated Measure atau pengukuran ulang: Disini seseorang akan

disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan

kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.

2) One Shot atau pengukuran sekali saja: Disini pengukurannya hanya

sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain

atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Kriteria

pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach

Alpha (). Suatu variabel dikatakan andal jika memberikan nilai

Cronbach Alpha > 0.70.

b. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Kuesioner dikatakan dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2009:49). Pengujian validitas dalam

penelitian ini menggunakan Pearson Correlation, yaitu dengan cara

menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan

pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di

bawah 0.05 dimana artinya data yang diperoleh adalah valid (Imam Ghozali,

2009).

39
3. Uji Normalitas Data

Screening terhadap normalitas data merupakan langkah awal yang harus

dilakukan untuk setiap analisis multivariat, khususnya jika tujuannya adalah

inferensi. Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal

dan independen (Imam Ghozali, 2009:27). Pada penelitian ini, pengujian

terhadap normalitas data akan dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov, dimana syarat sekelompok data dikatakan normal apabila

probabilitasnya diatas 0.05.

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis untuk penelitian ini adalah dengan menggunakan

Independent Sample t-Test atau uji t dua sampel. Uji t dua sampel digunakan

untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai

rata rata (mean) yang berbeda. Uji t dua sampel dilakukan dengan cara

membandingkan perbedaan antara dua nilai mean dengan standar error dari

perbedaan mean dari kedua sampel (Imam Ghozali, 2009:60).

Pada prinsipnya, tujuan uji t dua sampel ini adalah ingin mengetahui

apakah ada perbedaan mean antara dua populasi, dengan melihat mean dua

sampelnya (Singgih Santoso, 2014:248). Uji t dua sampel dilakukan dalam dua

tahapan; tahapan pertama adalah menguji apakah varians dari dua populasi bisa

dianggap sama atau tidak melalui nilai levene test.

40
Selanjutnya dilakukan pengujian untuk melihat nilai t-test untuk

menentukan apakah terdapat perbedaan nilai rata rata secara signifikan atau

tidak (Imam Ghozali, 2009:61). Pada dasarnya, uji t mensyaratkan adanya

kesamaan varians dari dua populasi yang diuji (Singgih Santoso, 2014:61).

Menurut Singgih Santoso (2014: 253), dasar pengambilan keputusan

adalah sebagai berikut:

1) Jika probabilitas > 0.05, maka Ho diterima, atau Ha ditolak. Ini

berarti, tidak terdapat perbedaan persepsi yang mencolok antara

eksternal auditor dan internal auditor terhadap efektivitas red flags

untuk mendeteksi kecurangan di perusahaan.

2) Jika probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak, atau Ha diterima. Jika ini

terjadi, berarti terdapat perbedaan persepsi yang mencolok antara

eksternal auditor dan internal auditor terhadap efektivitas red flags

untuk mendeteksi kecurangan di perusahaan.

41
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada sub-bab ini akan diuraikan definisi dari masing masing variabel yang

digunakan, berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.

1. Persepsi Auditor

a. Persepsi Eksternal Auditor

Mahmud (1990) dalam Rukmawati dan Chariri (2011) mengungkapkan

bahwa persepsi merupakan faktor psikologis yang mempunyai peranan

penting dalam mempengaruhi perilaku seseorang. Perbedaan persepsi

sangat dipengaruhi oleh interpretasi yang berbeda pada setiap individu atau

kelompok.

Robbins (2008) menyatakan bahwa persepsi adalah proses dimana

individu mengatur dan menginterpretasikan kesan sensoris mereka, guna

memberikan arti bagi lingkungan mereka. Sama halnya dengan ketika

auditor baik itu independen maupun internal, mereka dapat memiliki

persepsi yang sama atau berbeda terhadap beberapa jenis metode deteksi

kecurangan, bahkan walaupun metode yang digunakan sama persis, pasti

akan terjadi perbedaan persepsi atas tingkat efektivitas metode tersebut.

Variabel ini diukur dengan membedakan jenis respondennya yaitu

auditor eksternal yang bekerja baik itu di KAP dan BPK Pusat yang

berlokasi di DKI Jakarta, dengan menggunakan acuan instrumen dari

Moyes dan Faizal (2013).

42
b. Persepsi Internal Auditor

Seperti yang telah dipaparkan di atas, bahwa walaupun auditor eksternal

dan internal menggunakan metode deteksi kecurangan yang sama, yaitu

metode red flags, persepsi yang dimiliki auditor tersebut bisa saja sama atau

berbeda. Persamaan persepsi bisa terjadi karena ruang lingkup pekerjaan

yang tidak jauh berbeda, dimana auditor eksternal sebagai pihak

independen bertanggungjawab untuk mendeteksi kecurangan.

Sementara, auditor internal sebagai pihak yang bertanggungjawab

untuk mengawasi pengendalian internal dalam perusahaannya. Namun,

perbedaan persepsi juga sangat mungkin terjadi di tingkat efektivitas setiap

metode, karena auditor eksternal dan internal memiliki pertimbangannya

masing masing, dan pertimbangan ini dipengaruhi oleh banyak faktor,

diantaranya insting, pengalaman, kondisi perusahaan, dan lain lain.

Variabel ini diukur dengan membedakan jenis respondennya yaitu

auditor internal yang bekerja baik itu di BUMN dan BPKP Pusat yang

berlokasi di DKI Jakarta, dengan menggunakan acuan instrumen dari

Moyes dan Faizal (2013).

2. Efektivitas Red Flags

Analisis mengenai red flags pasti akan dikaitkan dengan pemahaman

mengenai fraud. Tuanakotta (2013) menyebutkan bahwa auditor dan

investigator menggunakan tanda bahaya (red flags) sebagai petunjuk atau

indikasi terjadinya fraud atau kecurangan pada sebuah laporan keuangan.

43
Red flags juga bisa dikatakan sebagai suatu kondisi yang janggal atau

berbeda dengan keadaan normal. Variabel efektivitas red flags dalam penelitian

ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Moyes

dan Faizal (2013) dan instrumen terbaru yang dikembangkan oleh Omar (2010).

Variabel ini kemudian diukur dengan menggunakan skala interval (Likert) yang

terdiri atas 5 poin, dimulai dari sangat tidak efektif (1), tidak efektif (2), netral

(3), efektif (4) dan sangat efektif (5).

a. Opportunity (Kesempatan/Peluang)

Tuanakotta (2013:46) mendefinisikan opportunity atau kesempatan

sebagai peluang untuk melakukan kecurangan seperti yang dipersepsikan

pelaku kecurangan. Lister (2007: 63) mendefinisikan kesempatan sebagai

bahan bakar yang terus membuat api atau dengan kata lain, walaupun

individu memiliki tekanan dalam dirinya untuk melakukan fraud, itu tidak

akan bisa dilakukan jika tidak ada kesempatan.

Contoh opportunity yang membuat fraud bisa terjadi misalnya;

tingginya tingkat turnover di divisi manajemen yang memegang peranan

penting di perusahaan, atau pemisahan tugas yang tidak memadai, atau

transaksi yang sifatnya kompleks, atau bahkan struktur manajemen.

Opportunity diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan

oleh Moyes dan Faizal (2013), dengan menggunakan skala interval Likert

1 sampai 5. Jawaban yang didapat memiliki skor, yaitu; (1) sangat tidak

efektif, (2) tidak efektif, (3) netral, (4) efektif, dan (5) sangat efektif.

44
b. Pressure (Tekanan/Insentif)

Pressure atau tekanan yang dirasakan pelaku kecurangan yang

dipandangnya sebagai kebutuhan keuangan yang tidak dapat diceritakannya

kepada orang lain (perceived non-shareable financial needs), maka dari itu

si pelaku kecurangan mulai mempertimbangkan tindakan illegal seperti

menyalahgunakan aset perusahaan atau melakukan salah saji yang

disengaja pada laporan keuangan untuk menyelesaikan masalah

keuangannya. Lister (2007:63) juga mendefinisikan pressure sebagai

sumber panas untuk api namun tidak berarti karena ada tekanan dalam

diri seseorang, lantas orang tersebut akan melakukan fraud.

Dalam penelitian ini, pressure diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan oleh Moyes dan Faizal (2013), dengan menggunakan

skala interval Likert 1 sampai 5. Jawaban yang didapat memiliki skor, yaitu;

(1) sangat tidak efektif, (2) tidak efektif, (3) netral, (4) efektif, dan (5) sangat

efektif.

c. Rationalization (Rasionalisasi)

Rae dan Subramaniam (2008) melihat pressure berkaitan dengan

motivasi karyawan untuk melakukan fraud sebagai akibat dari kerakusan

atau tekanan keuangan pribadi, sementara opportunity adalah kelemahan di

dalam sistem yang membuat karyawan mampu memanfaatkan celah

tersebut dan kemudian melakukan fraud, dan rasionalisasi adalah justifikasi

dari praktik kecurangan yang dilakukannya.

45
Rasionalisasi ini akan timbut apabila karyawan tersebut tidak memiliki

integritas atau alasan moral lainnya. Dalam penelitian ini, rationalization

diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Moyes

dan Faizal (2013), dengan menggunakan skala interval Likert 1 sampai 5.

Jawaban yang didapat memiliki skor, yaitu; (1) sangat tidak efektif, (2)

tidak efektif, (3) netral, (4) efektif, dan (5) sangat efektif.

d. Capability (Kemampuan)

Wolfe dan Hermanson (2004) memperkenalkan capability sebagai

dimensi yang terbaru untuk melengkapi fraud triangle theory yang diusung

Cressey (1953) yang sekarang dikenal dengan nama fraud diamond theory.

Capability didefinisikan sebagai karakter pribadi dari si pelaku kecurangan,

secara teoritis kecurangan akan lebih mudah dilakukan apabila si pelaku

cenderung agak memaksa, memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan

memiliki kuasa untuk membuat keputusan langsung.

Dalam penelitian ini, capability diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan oleh Omar (2010), dengan menggunakan skala interval

Likert 1 sampai 5. Jawaban yang didapat memiliki skor, yaitu; (1) sangat

tidak efektif, (2) tidak efektif, (3) netral, (4) efektif, dan (5) sangat efektif.

46
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Butir Skala


Pertanyaan Pengukuran
Efektivitas Opportunity Penerimaan dalam kas 1 Interval
red flags (Moyes et al., perusahaan
(Y) 2013) Pengawasan terhadap 2
(Moyes et pengendalian internal
al., 2013) Pemisahan tugas 3
Pengawasan terhadap 4
aset perusahaan
Pencatatan transaksi 5
Rekonsiliasi aset 6
Turnover karyawan dan 7
kinerja staf
Sistem otorisasi 8
transaksi
Transaksi tidak biasa 9
Karakteristik 10
persediaan
Pressure Regulasi baru 1 Interval
(Moyes et al., Kompensasi 2
2013) manajamen
Kompetisi bisnis dan 3
kejenuhan pasar
Pertumbuhan dan 4
profitabilitas
perusahaan
Kemampuan margin 5
perusahaan
Kebutuhan terhadap 6
utang/tambahan biaya
modal
Permintaan barang/jasa 7
menurun
Kerentanan perusahaan 8
terhadap kondisi
eksternal bisnis
Penyetujuan terhadap 9
utang perusahaan
Kepentingan 10
manajemen terhadap
keuangan perusahaan.

47
Rationalization Meningkatkan harga 1 Interval
(Moyes et al., saham/tren pendapatan
2013) Perselisihan antar 2
auditor
Memperbaiki margin 3
Indikasi ketidakpuasan 4
karyawan
Pendapatan terlapor 5
Catatan pelanggaran 6
hukum oleh perusahaan
Usaha pengurangan 7
risiko
Dominasi manajemen 8
Pengendalian internal 9
Perilaku & lifestyle 10
Capability Posisi dalam 1 Interval
(Moyes et al., perusahaan
2013) Mampu memanfaatkan 2
pengendalian internal
perusahaan
Ego dan kepercayaan 3
diri yang besar
Kepribadian yang 4
persuasive
Perilaku tidak jujur / 5
menghindari auditor

48
BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap auditor eksternal dan internal yang bekerja

di Kantor Akuntan Publik (KAP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) serta beberapa perusahaan swasta di wilayah Jakarta. Adapun auditor

yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi manajer, supervisor, auditor

senior, maupun auditor junior dan setingkatnya yang melaksanakan pekerjaan

di bidang auditing.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian

secara langsung, seperti dengan cara mendatangi responden, atau via pos, serta

secara tidak langsung melalui perantara kepada setiap responden. Penyebaran

kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 16 April 2015 hingga 3 Mei 2015.

Kuesioner yang disebarkan berjumlah 126 kuesioner dan jumlah kuesioner

yang kembali adalah sebanyak 95 kuesioner atau 75.39%. Kuesioner yang tidak

kembali sebanyak 28 buah atau 22.22%, hal ini mungkin karena waktu

penyebaran kuesioner yang kurang tepat.

49
Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 95 buah atau 71.67%. Sedangkan

kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak diisi secara lengkap oleh

responden sebanyak 3 buah atau 2.3%. Gambaran mengenai data sampel

disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah Presentase


1. Jumlah kuesioner yang disebar 126 100%
2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 28 76.67%
3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 3 6.9%
4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 95 71.67%
Sumber: Data primer yang diolah

Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat dalam

tabel 4.2.

Tabel 4.2
Distribusi Sampel Penelitian

No. Nama Kantor/Institusi/BUMN Kuesioner Kuesioner


dikirim dikembalikan
1 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 20 18
8 Badan Pengawasan Keuangan dan 20 10
Pembangunan (BPKP)
3 PT. Nindya Karya 10 9
4 PT. Brantas Abipraya 10 8
5 PT. ASDP Indonesia Ferry 5 3
6 PT. Angkasa Pura II 10 7
7 PT. Dok dan Perkapalan Koja Bahari 5 4
8 PT. Wijaya Karya (Beton) 2 2
9 PT. Lippo Karawaci Tbk 2 1
10 PT. BPR Central Artha Rejeki 2 2
11 PT. Cantik Group 1 1
12 KAP Purwantono, Suherman & Surja 2 2
(EY Indonesia)

50
Tabel 4.2 (Lanjutan)

No. Nama Kantor/Institusi/BUMN Kuesioner Kuesioner


dikirim dikembalikan
13 KAP Heliantono & Rekan 10 4
14 KAP Junaedi, Chairul dan Subyakto 5 5
15 KAP Doli Bambang Sulistiyanto & Ali 10 10
16 KAP Abdul Hamid & Khairunnas 5 4
17 KAP Amachi Arifin, Mardani dan 2 1
Muliadi
18 KAP Herman Dody Tanumihardja & 1 1
Rekan
19 KAP Joachim Poltak Lian Michell and 1 1
Rekan
20 KAP Griselda Wisnu & Arum 2 1
21 KAP Kanaka Purwadiredja Soehartono 1 1
Total 126 95

2. Karakteristik Profil Responden.

Responden dalam penelitian ini adalah auditor eksternal dan internal yang

bekerja pada KAP, BPK, BPKP, BUMN dan beberapa perusahaan swasta di

wilayah Jakarta dan sekitarnya. Baik yang memiliki Nomor Register Akuntan

Publik maupun tidak, serta pernah melaksanakan pekerjaan di bidang auditing,

dan telah memiliki pengalaman kerja minimal dua tahun.

Deskripsi yang disajikan berupa data demografi mengenai posisi terakhir

jabatan responden dan pengalaman kerja responden. Berikut ini adalah

deskripsi mengenai identitas reponden penelitian yang terdiri dari jenis auditor,

posisi terakhir jabatan, dan pengalaman kerja responden:

51
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis auditor

Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi reponden

berdasarkan jenis auditor:

Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Auditor

Frequency Percent Valid Cummulative


Percent Percent
Eksternal 47 50,0 50,0 50,0
Valid Internal 47 50,0 50,0 100,0
Total 94 100,0 50,0
Sumber: data primer yang diolah

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah responden eksternal auditor dan

internal auditor adalah sama, yaitu masing masing berjumlah 47 responden.

b. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir

Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi reponden

berdasarkan posisi terakhir:

Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Auditor

Frequency Percent Valid Cummulative


Percent Percent
Setara Audit Manager 8 8.5 8.5 8.5
Valid Setara Supervisor 14 14.9 14.9 23.4
Setara Senior Auditor 31 33.0 33.0 56.4
Setara Junior Auditor 29 30.9 30.9 87.2
Tidak Dicantumkan 12 12.8 12.8 100.0
Total 94 100 100
Sumber: data primer yang diolah

52
Berdasarkan tabel 4.4, dapat diperoleh kesimpulan bahwa responden

setara audit manager terdapat 8 responden, setara supervisor terdapat 14

responden, setara senior auditor terdapat 31 responden, setara junior auditor

terdapat 12 reponden dan yang tidak mencantumkan jabatan terakhir sebanyak

12 responden.

c. Deskripsi responden berdasarkan lama pengalaman kerja

Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan lama pengalaman kerja:

Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Audit

Frequency Percent Valid Cummulative


Percent Percent
Tidak dicantumkan 17 18.1 18.1 18.1
Valid 2 5 tahun 36 38.3 38.3 56.4
5 tahun 31 33.0 33.0 89.4
10 tahun 10 10.6 10.6 100.0
Total 94 100.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah

Tabel 4.5 menunjukkan data bahwa terdapat 17 responden yang tidak

mencantumkan lama pengalaman audit, 36 responden yang memiliki

pengalaman audit yang berkisar 2 -5 tahun, 31 responden yang memiliki

pengalaman audit selama > 5 tahun, 10 responden yang memiliki pengalaman

audit selama >10.

53
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi

persepsi eksternal auditor, persepsi internal auditor, dan efektivitas red flags

untuk mendeteksi kecurangan dalam perusahaan yang memiliki empat

dimensi, yaitu dimensi opportunity, pressure, rationalization dan capability.

Hasil uji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.5.

Tabel 4.5
Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Auditor 94 1 2 1.50 .503


Opportunity 94 16 50 39.26 6.171
Pressure 94 26 50 36.60 4.030
Rationalization 94 16 50 37.96 5.624
Capability 94 9 25 19.12 2.723
Valid N (listwise) 94
Sumber: data primer yang diolah

Tabel 4.5 menjelaskan bahwa pada dimensi opportunity, total jawaban

minimum responden sebesar 16 dan maksimum sebesar 50, dengan rata rata

total jawaban sebesar 39.36 dan standar deviasi sebesar 6,171. Dimensi

pressure memiliki total jawaban minimum responden sebesar 26 dan

maksimum sebesar 50, dengan rata rata total jawaban 36,60 dan standar

deviasi sebesar 4,030.

54
Dimensi rationalizaition memiliki total jawaban minimum sebesar 16

dan total jawaban maksimum sebesar 50, yang kemudian rata rata untuk total

jawabannya adalah 39.96, dengan standar deviasi sebesar 5,624. Dimensi

terakhir yaitu capability memiliki total minimum sebesar 9 dan total maksimum

sebesar 25, dengan rata rata 19.12 dan standar deviasinya adalah 2,723.

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diatas, dapat disimpulkan

bahwa rata rata jawaban responden untuk dimensi opportunity, pressure,

rationalization, dan capability adalah Efektif.

2. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson

Correlation, dimana pedoman suatu model dapat dikatakan valid jika

tingkat signifikansinya dibawah 0.05 maka butir pertanyaan tersebut dapat

dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari empat

dimensi dari satu variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

opportunity (OP), pressure (PR), rationalization (RA), capability (CA)

dengan 88 sampel responden.

55
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Opportunity

Nomor Butir Pearson Sig (2- Keterangan


Pernyataan Correlation tailed)
1 (OP1) 0,484** 0,000 Valid
2 (OP2) 0,782** 0,000 Valid
3 (OP3) 0,771** 0,000 Valid
4 (OP4) 0,668** 0,000 Valid
5 (OP5) 0,810** 0,000 Valid
6 (OP6) 0,698** 0,000 Valid
7 (OP7) 0,698** 0,000 Valid
8 (OP8) 0,777** 0,000 Valid
9 (OP9) 0,731** 0,000 Valid
10 (OP10) 0,517** 0,000 Valid
Sumber: data primer yang diolah

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dimensi opportunity mempunyai kriteria

valid untuk semua item pernyataan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari

0.05.

Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Pressure

Nomor Butir Pearson Sig (2- Keterangan


Pernyataan Correlation tailed)
11 (PR1) 0,335* 0,000 Valid
12 (PR2) 0,525** 0,000 Valid
13 (PR3) 0,901** 0,000 Valid
14 (PR4) 0,786** 0,000 Valid
15 (PR5) 0,817** 0,000 Valid
16 (PR6) 0,627** 0,000 Valid
17 (PR7) 0,550** 0,000 Valid
18 (PR8) 0,762** 0,000 Valid
19 (PR9) 0,738** 0,000 Valid
20 (PR10) 0,540** 0,000 Valid
Sumber: data primer yang diolah

56
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa dimensi pressure mempunyai kriteria

valid untuk semua item pernyataan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari

0.05.

Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Rationalization

Nomor Butir Pearson Sig (2- Keterangan


Pertanyaan Correlation tailed)
21 (RA1) 0,467** 0,000 Valid
22 (RA2) 0,407** 0,000 Valid
23 (RA3) 0,657** 0,000 Valid
24 (RA4) 0,793** 0,000 Valid
25 (RA5) 0,758** 0,000 Valid
26 (RA6) 0,735** 0,000 Valid
27 (RA7) 0,706** 0,000 Valid
28 (RA8) 0,669** 0,000 Valid
29 (RA9) 0,642** 0,000 Valid
30 (RA10) 0,356* 0,000 Valid
Sumber: data primer yang diolah

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dimensi rationalization mempunyai

kriterian valid untuk semua item pernyataan dengan nilai signifikansi lebih

kecil dari 0.05.

Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Capability

Nomor Butir Pearson Sig (2- Keterangan


Pernyataan Correlation tailed)
31 (CA1) 0,772** 0,000 Valid
32 (CA2) 0,565** 0,000 Valid
33 (CA3) 0,777** 0,000 Valid
34 (CA4) 0,612** 0,000 Valid
35 (CA5) 0,598** 0,000 Valid
Sumber: data primer yang diolah

57
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa dimensi capability mempunyai kriteria

valid untuk semua item pernyataan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari

0.05.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrument

penelitian. Suatu instrument penelitian dapat dikatakan reliabel atau andal

jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0.70. Tabel 4.7 menunjukkan hasil

uji reliabilitas untuk 4 dimensi variabel efektivitas red flags yang digunakan

dalam penelitian ini.

Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas

Dimensi Cronbachs Alpha Keterangan


Opportunity 0,872 Reliabel
Pressure 0,866 Reliabel
Rationalization 0,816 Reliabel
Capability 0,866 Reliabel
Sumber: data primer yang diolah

Tabel 4.7 menunjukkan nilai Cronbachs alpha atas variabel efektivitas

red flags dengan empat dimensi yaitu dimensi opportunity sebesar 0.872,

dimensi pressure sebesar 0.866, dimensi rationalization sebesar 0.816 dan

dimensi capability sebesar 0.866. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan

bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai

Cronbachs Alpha lebih besar dari 0.70.

58
Hasil ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan

mampu memperoleh data yang konsisten, yang jika pernyataan itu diajukan

kembali, akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban

sebelumnya.

3. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sekumpulan data

dari setiap variabel berdistribusi normal. Jika terdapat normalitas, maka

residual akan terdistribusi secara normal dan independen. Walaupun normalitas

suatu variabel tidak selalu diperlukan dalam analisis, akan tetapi hasil uji

statistik akan lebih baik jika semua variabel berdistribusi normal (Imam

Ghozali, 2009:28).

Tabel 4.11
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 88
Mean 0E-7
a,b
Normal Parameters Std.
9.71308675
Deviation
Absolute .111
Most Extreme
Positive .111
Differences
Negative -.101
Kolmogorov-Smirnov Z 1.045
Asymp. Sig. (2-tailed) .225
Sumber: data primer yang diolah

59
Berdasarkan tabel 4.11, dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel

berdistribusi normal, karena sesuai dengan pedoman pengambilan keputusan

(Singgih Santoso, 2014:191), apabila nilai Sig. atau signifikansi atau nilai

probabilitas (0.225) > 0.05 maka sampel tersebut berdistribusi normal.

4. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji Hipotesis Opportunity

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

perbedaan rata rata di antara dua kelompok sampel. Karena masing masing

kelompok sampel yang diuji sifatnya saling independen, maka pengujian

dilakukan dengan menggunakan independent sample t-test yang terdapat pada

program SPSS versi 20. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel tabel

yang tersaji dibawah sebagai berikut:

Tabel 4.12
Hasil Uji Hipotesis
(Variabel Efektivitas Red Flags untuk Mendeteksi Kecurangan Dalam
Perusahaan untuk Dimensi Opportunity)

Efektivitas rata -rata


No. Dimensi Opportunity (berdasarkan ranking)
Eksternal Internal
Auditor Auditor
st
1. Transaksi tidak biasa 4,28 (1 ) 4,04 (1st)
2. Pengawasan terhadap pengendalian internal 4,28 (1st) 3,85 (5th)
nd
3. Sistem otorisasi transaksi 4,19 (2 ) 3,94 (4th)
4. Pengawasan terhadap aset perusahaan 4,13 (3rd) 3,74 (8th)
5. Penerimaan dalam kas perusahaan 4,09 (4th) 3,81 (6th)
th
6. Pemisahan tugas 4,02 (5 ) 4,02 (2nd)
7. Pencatatan transaksi 4,02 (5th) 3,98 (3rd)
Bersambung di halaman selanjutnya

60
Tabel 4.12 (Lanjutan)

Efektivitas rata -rata


No. Dimensi Opportunity (berdasarkan ranking)
Eksternal Internal
Auditor Auditor
th
8. Karakteristik persediaan 4,81 (6 ) 3,45 (10th)
9. Turnover karyawan dan kinerja staf 3,70 (7th) 3,72 (9th)
th
10. Rekonsiliasi aset 3,66 (8 ) 3,79 (7th)
Sumber: data primer yang diolah

Tabel 4.12 menunjukkan level atau peringkat efektivitas metode red

flags dalam mendeteksi kecurangan berdasarkan persepsi eksternal auditor dan

internal auditor menurut dimensi opportunity. Rata rata tertinggi berdasarkan

persepsi eksternal auditor adalah 4.28 dan rata rata terendahnya yaitu 3.66.

Sementara, rata rata tertinggi berdasarkan persepsi internal auditor adalah

4.04 dan rata rata terendahnya adalah 3.45.

b. Hasil Uji Hipotesis Pressure

Tabel 4.13 menunjukkan level atau ranking penilaian efektivitas

metode red flags dalam mendeteksi kecurangan berdasarkan persepsi eksternal

dan internal auditor menurut dimensi pressure. Berikut ini adalah hasil

pengujian hipotesis untuk variabel efektivitas metode red flags untuk

mendeteksi kecurangan dalam perusahaan dalam dimensi pressure:

61
Tabel 4.13
Hasil Uji Hipotesis
(Variabel Efektivitas Red Flags untuk Mendeteksi Kecurangan Dalam
Perusahaan untuk Dimensi Pressure)

Efektivitas rata -rata


No. Dimensi Pressure (berdasarkan ranking)
Eksternal Internal
Auditor Auditor
st
11. Kepentingan manajemen terhadap 4,21 (1 ) 3,96 (1st)
keuangan perusahaan
12 Penyetujuan terhadap utang perusahaan 4,11 (2nd) 3,79 (2nd)
13. Kerentanan perusahaan terhadap kondisi 3.91 (3rd) 3,02 (10th)
bisnis
14. Pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan 3,81 (4th) 3,72 (3rd)
15. Kompensasi manajemen 3,74 (5th) 3,47 (5th)
16. Kompetisi bisnis dan kejenuhan pasar 3,74 (5th) 3,36 (9th)
17. Kemampuan margin perusahaan 3,72 (6th) 3,38 (8th)
18. Permintaan barang/jasa menurun 3,70 (7th) 3,68 (4th)
19. Regulasi baru 3,57 (8th) 3,43 (6th)
20. Kebutuhan terhadap utang/tambahan biaya 3,45 (9th) 3,40 (7th)
modal
Sumber: data primer yang diolah

Rata rata tertinggi untuk eksternal auditor adalah 4.21 pada indikator 11

mengenai kepentingan manajemen terhadap perusahaan dan terendah adalah

3.45 pada indikator 20 mengenai kebutuhan terhadap utang/tambahan biaya

modal. Sementara, rata rata tertinggi untuk internal auditor adalah 3.96 pada

indikator yang sama dan terendah pada indikator 13 mengenai kerentanan

perusahaan terhadap kondisi bisnis.

62
c. Hasil Uji Hipotesis Rationalization

Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis untuk variabel efektivitas

metode red flags untuk mendeteksi kecurangan dalam perusahaan dalam

dimensi rationalization.

Tabel 4.14
Hasil Uji Hipotesis
(Variabel Efektivitas Red Flags untuk Mendeteksi Kecurangan Dalam
Perusahaan untuk Dimensi Rationalization)

Efektivitas rata -rata


No. Dimensi Rationalization (berdasarkan ranking)
Eksternal Internal
Auditor Auditor
21. Pengendalian internal st
4,17 (1 ) 3,29 (9th)
22 Usaha pengurangan risiko 4,09 (2nd) 4,04 (1st)
rd
23. Memperbaiki margin 4,06 (3 ) 3,89 (3rd)
24. Pendapatan terlapor 3,96 (4th) 3,96 (2nd)
th
25. Perilaku & lifestyle 3,94 (5 ) 3,77 (3rd)
26. Catatan pelanggaran hukum oleh 3,91 (6th) 3,74 (6th)
perusahaan
27. Meningkatkan harga saham/tren 3,77 (7th) 3,64 (7th)
pendapatan
28. Dominasi manajemen 3,68 (8th) 3,79 (4th)
29. Indikasi ketidakpuasan karyawan 3,60 (9th) 3,79 (4th)
30. Perselisihan antar auditor 3,51 (10th) 3,36 (8th)
Sumber: data primer yang diolah

Tabel 4.14 menunjukkan level atau ranking penilaian efektivitas

metode red flags dalam mendeteksi kecurangan berdasarkan persepsi eksternal

dan internal auditor menurut dimensi rationalization. Rata rata tertinggi untuk

eksternal auditor adalah 4.17 pada indikator 21 mengenai pengendalian internal

yang diabaikan atas penyalahagunaan aset atau gagal memperbaiki

pengendalian internal yang lemah.

63
Sementara, rata rata terendah untuk eksternal auditor adalah 3.51 pada

indikator 30 mengenai perselisihan yang sering terjadi antara auditor sekarang

dan auditor sebelumnya terkait masalah akuntansi, audit atau pelaporan

keuangan. Kemudian, rata rata tertinggi untuk internal auditor adalah 4.04

pada indikator 22 mengenai usaha pengurangan risiko yang terkait dengan

penyalahgunaan aset, dan terendah pada indikator 21 mengenai pengendalian

internal yang diabaikan atas penyalahagunaan aset atau gagal memperbaiki

pengendalian internal yang lemah.

d. Hasil Uji Hipotesis Capability

Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis untuk variabel efektivitas

metode red flags untuk mendeteksi kecurangan dalam perusahaan dalam

dimensi capability.

Tabel 4.15
Hasil Uji Hipotesis
(Variabel Efektivitas Red Flags untuk Mendeteksi Kecurangan Dalam
Perusahaan untuk Dimensi Capability)

Efektivitas rata -rata


No. Dimensi Capability (berdasarkan ranking)
Eksternal Internal
Auditor Auditor
31. Mampu memanfaatkan pengendalian st
4,15 (1 ) 3,85 (3rd)
internal perusahaan
32 Perilaku tidak jujur/menghindari deteksi 4,15 (1st) 4,00 (2nd)
auditor
33. Posisi di perusahaan 4,04 (2nd) 4,04 (1st)
34. Ego dan kepercayaan diri yang besar 3,64 (3rd) 3,49 (4th)
35. Kepribadian yang persuasive 3,43 (4th) 3,45 (5th)
Sumber: data primer yang diolah

64
Tabel 4.15 menunjukkan level atau ranking penilaian efektivitas

metode red flags dalam mendeteksi kecurangan berdasarkan persepsi eksternal

dan internal auditor menurut dimensi capability. Rata rata tertinggi untuk

eksternal auditor adalah 4.15 pada indikator 31 dan 31 mengenai pengendalian

internal perusahaan dan perilaku tidak jujur/menghindari deteksi auditor..

Sementara, rata rata terendah untuk eksternal auditor adalah 3.43 pada

indikator 35 mengenai karyawan yang memiliki kepribadian yang persuasif,

dimana nilai rata rata untuk internal auditor juga sama.. Kemudian, rata rata

tertinggi untuk internal auditor adalah 4.04 pada indikator 33 mengenai posisi

posisi tertentu di perusahaan yang sulit digantikan oleh karyawan lain.

C. Pembahasan

1. Efektivitas red flags dalam mendeteksi kecurangan dalam dimensi

Opportunity

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa terdapat dua indikator red flags dalam

dimensi opportunity yang menunjukkan perbedaan persepsi eksternal dan

internal auditor yang cukup signifikan terhadap efektivitas dua indikator red

flags ini dalam mendeteksi fraud. Kedua indikator ini yaitu indikator nomor 2

dan 4. Eksternal auditor di Jakarta berpersepsi bahwa pengawasan terhadap

pengendalian internal (indikator nomor 2) lebih efektif untuk mendeteksi

kecurangan dalam perusahaan dimana internal auditor adalah sebaliknya. Hal

ini mungkin disebabkan karena internal auditor adalah pihak yang bertugas

65
untuk meneliti dan menilai apakah pelaksanaan daripada pengendalian internal

di bidang akuntansi dan operasi cukup dan memenuhi syarat (Hartanto,

1994:294), dan eksternal auditor adalah pihak yang bertugas memberikan

pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan sebuah perusahaan ditambah

dengan pemberitahuan atau rekomendasi mengenai kelemahan pengendalian

internal, dan saran saran perbaikan lainnya (Boynton, 2006:147).

Sesuai hasil uji hipotesis tabel 4.9, internal auditor berpersepsi bahwa

pengawasan pengendalian internal yang tidak memadai memiliki tingkat

efektivitas yang kurang dibandingkan dengan persepsi eksternal auditor yang

melihat bahwa tingkat efektivitasnya cukup tinggi.

Hal ini wajar terjadi, karena internal auditor adalah pihak yang

menyusun dan memberikan rekomendasi terhadap pengendalian internal untuk

perusahaannya, inilah yang disebut dengan bias, dimana ini adalah hal yang

sangat mungkin terjadi. Untuk itulah, perusahaan butuh opini pihak ketiga

sebagai pihak yang independen untuk menilai kondisi sebuah perusahaan, pihak

ini adalah eksternal auditor. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Paramita

(2014: 1264) dan penelitian Widyastuti dan Sugeng (2009: 60).

Sejatinya, eksternal auditor akan bisa melihat potensi kecurangan atau

salah saji dari lemahnya pengawasan terhadap pengendalian internal suatu

perusahaan dengan lebih objektif dari internal auditor. Inilah yang mungkin

menjadi salah satu penyebab eksternal auditor berpersepsi bahwa pengawasan

66
terhadap pengendalian internal yang tidak memadai adalah salah satu indikator

yang efektif untuk mendeteksi kecurangan.

Selanjutnya, tabel 4.12 menunjukkan perbedaan persepsi yang cukup

signifikan antara eksternal dan internal auditor di indikator nomor 4, dimana

rata rata persepsi eksternal auditor adalah 4.13 dan internal auditor sebesar

3,74. Indikator nomor 4 ini berbicara mengenai pengawasan manajemen

terhadap karyawan karyawan perusahaan yang bertanggungjawab atas aset

perusahaan, misalnya bagian kas, piutang, investasi jangka pendek, dan

semacamnya. Terjadinya perbedaan persepsi ini masih terkait dengan

penjelasan mengenai indikator 2 dimana salah satu tugas internal auditor juga

untuk menilai apakah aset perusahaan aman dari kehilangan atau kerusakan dan

penyelewengan (Wahid, 2013).

Perusahaan butuh opini kedua setelah internal auditor, dimana ini adalah

tugas eksternal auditor. Tugas eksternal auditor salah satunya memberikan

saran saran perbaikan maupun pemberitahuan mengenai kelemahan aktivitas

pengendalian internal di perusahaan (Boynton, 2006:146).

Penyebab eksternal auditor menilai bahwa pengawasan manajemen

yang tidak memadai terhadap karyawan yang bertanggungjawab terhadap aset

perusahaan bisa juga disebabkan auditor terikat tanggungjawab untuk

memberikan keyakinan yang beralasan terhadap laporan keuangan sebuah

perusahaan bebas dari salah saji, dimana salah saji ini bisa terjadi murni karena

kesalahan atau fraud.

67
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi

antara eksternal dan internal auditor terhadap efektivitas red flags dengan dimensi

opportunity untuk mendeteksi kecurangan, atau H1 diterima. Hasil penelitian ini

sejalan penelitian Rukmawati dan Chariri (2011) dan sejalan dengan Moyes dan

Faizal (2013).

2. Efektivitas red flags dalam mendeteksi kecurangan dalam dimensi Pressure

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa terdapat 2 indikator yang menunjukkan

perbedaan persepsi antar eksternal dan internal auditor yang cukup signifikan.

Indikator tersebut adalah indikator 13 dan 17. Indikator 13 berbicara mengenai

kemampuan margin perusahaan untuk memenuhi persyaratan listing atau

pembayaran utang, dan indikator 17 adalah kerentanan perusahaan terhadap

perubahan teknologi, keusangan produk, atau tingkat suku bunga yang tinggi.

Perbedaan persepsi mungkin terjadi pada indikator 13 dikarenakan

eksternal auditor menilai bahwa perusahaan cenderung lebih berpotensi

melakukan praktik kecurangan atau salah saji yang disengaja pada laporan

keuangannya, khususnya di bagian pendapatan, untuk memenuhi syarat syarat

listing di bursa atau ketika perusahaan memiliki utang yang segera jatuh tempo.

Ketika perusahaan memiliki utang yang akan segera jatuh tempo dan

perusahaan tersebut tidak memiliki kemampuan untuk membayar utangnya,

auditor eksternal berpersepsi bahwa manajemen perusahaan bisa melakukan

praktik kecurangan dengan sengaja melakukan salah saji pada laporan

keuangannya, dikarenakan pressure yang dirasakan karena utang tersebut, dan

68
kemudian menarik investor agar berinvenstasi di perusahaan mereka (Fiandrea,

2014).

Investasi yang baru ditanam inilah yang kemudian digunakan

perusahaan untuk membayar utangnya. Mekanisme kecurangan ini adalah

mekanisme yang sama digunakan olen Enron untuk menutupi kerugian mereka

dengan memanipulasi informasi di laporan keuangannya (Healy dan Palepu,

2003: 17).

Perbedaan persepsi selanjutnya terjadi di indikator 17 mengenai

kerentanan perusahaan terhadap perubahan teknologi, keusangan produk atau

tingkat suku bunga. Internal auditor mungkin menilai bahwa perusahaan yang

rentan terhadap perubahan teknologi, keusangan produk atau tingkat suku

bunga adalah hal yang sangat wajar, dikarenakan kebanyakan perusahaan besar

maupun skala menengah memang rentan terhadap kondisi bisnis yang tidak

terelakkan tersebut.

Sementara, bagi eksternal auditor, semakin rentan suatu perusahaan

terhadap perubahan teknologi, keusangan produk atau tingkat suku bunga,

maka potensi untuk manajemen atau individual dalam perusahaan melakukan

fraud. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi

antara eksternal dan internal auditor terhadap efektivitas red flags dengan

dimensi pressure untuk mendeteksi kecurangan, atau H1 diterima. Hasil

penelitian sejalan dengan penelitian Fiandrea (2014) dan penelitian Moyes dan

Faizal (2013) dan juga sejalan dengan penelitian Moyes et al. (2009).

69
3. Efektivitas red flags dalam mendeteksi kecurangan dalam dimensi

Rationalization

Tabel 4.14 kemudian menunjukkan bahwa terjadi perbedaan persepsi

yang mencolok terhadap indikator nomor 21, dimana eksternal auditor

berpersepsi bahwa indikator nomor 21 adalah yang paling efektif untuk dimensi

rationalization sementara internal auditor berpersepsi bahwa indikator nomor

21 adalah yang paling rendah efektivitasnya dalam dimensi rationalization

untuk mendeteksi kecurangan. Perbedaan persepsi mungkin terjadi dikarenakan

auditor eksternal adalah pihak independen yang bertugas untuk mengobservasi

dan kemudian memberikan saran saran atau perbaikan terhadap pengendalian

internal perusahaan agar dapat diterapkan dengan seefektif mungkin.

Sementara internal auditor bertugas untuk memastikan pengendalian

internal berjalan dengan efektif di perusahaan. Tugas eksternal dan internal

sekilas hampir sama, namun sebenarnya berbeda. Oleh karena itu, perbedaan

persepsi sangat wajar terjadi karena memang lingkup kerjanya juga berbeda.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi

antara eksternal dan internal auditor terhadap efektivitas red flags dengan

dimensi rationalization untuk mendeteksi kecurangan, atau H1 diterima. Hasil

penelitian sejalan dengan penelitian Moyes dan Faizal (2013) dan penelitian

Moyes et al. (2013).

70
4. Efektivitas red flags dalam mendeteksi kecurangan dalam dimensi

Capability

Terdapat 2 indikator yang memperoleh nilai rata rata tertinggi untuk

eksternal auditor yaitu 4.15 untuk indikator 31 mengenai karyawan tertentu

yang memiliki kemampuan untuk memahami dan memanfaatkan kelemahan

pengendalian internal perusahaan, dan indikator 32 mengenai karyawan

tertentu berperilaku tidak jujur atau dinilai menghindari deteksi auditor saat

sedang melakukan pengauditan.

Bisa disimpulkan melalui hasil tabel 4.15 bahwa terjadi perbedaan

persepsi antara eksternal dan internal auditor yang cukup mencolok di indikator

32 mengenai perilaku tidak jujur atau sengaja menghindari deteksi auditor.

Perbedaan persepsi di indikator 32 dinilai wajar terjadi karena eksternal auditor

akan memberikan opini terhadap laporan keuangan sesuai dengan kondisi

sebenarnya perusahaan. Termasuk yang dipertimbangkan saat pemberian opini

adalah apakah saat pengauditan, auditor tidak dibatasi ruang lingkupnya, atau

kemampuan auditor mengumpulkan bukti audit dimana auditor perlu kerjasama

dari manajemen perusahaan dan juga internal audit (Mulyadi, 2002:19).

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi

antara eksternal dan internal auditor terhadap efektivitas red flags dengan

dimensi rationalization untuk mendeteksi kecurangan, atau H1 diterima.

Hasil penelitian terhadap keempat dimensi ini mendukung penelitian

yang dilakukan oleh Moyes dan Faizal (2013) dan Moyes et al. (2009), juga

71
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rukmawati dan Chariri (2011)

bahwa terjadi perbedaan persepsi antara eksternal dan internal auditor terhadap

efektivitas metode red flags untuk mendeteksi kecurangan dalam perusahaan.

72
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi eksternal auditor

dan internal auditor terhadap efektivitas metode red flags untuk mendeteksi

kecurangan dalam perusahaan. Responden penelitian ini berjumlah 95 auditor

yang bekerja di 6 BUMN, 2 institusi negara, 3 perusahaan swasta, dan 10

Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya

berdasarkan Directory KAP yang diterbitkan IAPI pada tahun 2014.

Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah

dilakukan terhadap permasalah dengan menggunakan independen sample t-test,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan persepsi yang mencolok terhadap efektivitas metode

red flags untuk mendeteksi kecurangan dalam dimensi opportunity

sebanyak 2 indikator, yaitu indikator 2, 4 dan 8. Eksternal auditor

berpersepsi bahwa pengawasan yang tidak memadai terhadap pengendalian

internal lebih efektif untuk mendeteksi kecurangan, begitu juga dengan

indikator 4 dimana pengawasan manajemen yang tidak memadai terhadap

karyawan yang bertanggungjawab atas aset perusahaan, misalnya bagian

kas, piutang, investasi jangka pendek dan sejenisnya dinilai lebih efektif

untuk mendeteksi kecurangan.

73
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Moyes dan Faizal (2013) yang

menyatakan terdapat perbedaan terhadap masing masing indikator red

flags untuk mendeteksi kecurangan, lalu juga sejalan dengan Heiman-

Hoffman et al. (1996) yang menyatakan bahwa tidak semua indikator dalam

red flags mempunyai tingkat efektivitas yang sama dalam mendeteksi

kecurangan, dan bahwa auditor eksternal dan internal mempunyai

pandangan yang berbeda terhadap efektivitas pendeteksian kecurangan

melalui metode red flags.

2. Terdapat perbedaan persepsi yang mencolok terhadap efektivitas metode

red flags untuk mendeteksi kecurangan dalam dimensi pressure sebanyak

2 indikator. Indikator tersebut adalah indikator 13 dan 17. Indikator 13

adalah mengenai kemampuan margin perusahaan untuk memenuhi

persyaratan listing atau pembayaran utang, dan indikator 17 adalah

kerentanan perusahaan terhadap perubahan teknologi, keusangan produk,

atau tingkat suku bunga yang tinggi.

Perbedaan persepsi mungkin terjadi pada indikator 13 dikarenakan

eksternal auditor menilai bahwa perusahaan cenderung lebih berpotensi

melakukan praktik kecurangan atau salah saji yang disengaja pada laporan

keuangannya, khususnya di bagian pendapatan, untuk memenuhi syarat

syarat listing di bursa atau ketika perusahaan memiliki utang yang segera

jatuh tempo.

74
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Moyes dan Faizal (2013) yang

menyatakan terdapat perbedaan terhadap masing masing indikator red

flags untuk mendeteksi kecurangan, lalu juga sejalan dengan Heiman-

Hoffman et al. (1996) yang menyatakan bahwa tidak semua indikator dalam

red flags mempunyai tingkat efektivitas yang sama dalam mendeteksi

kecurangan, dan bahwa auditor eksternal dan internal mempunyai

pandangan yang berbeda terhadap efektivitas pendeteksian kecurangan

melalui metode red flags.

3. Terjadi perbedaan persepsi yang mencolok terhadap indikator nomor 21,

dimana eksternal auditor berpersepsi bahwa indikator nomor 21 adalah

yang paling efektif untuk dimensi rationalization sementara internal auditor

berpersepsi bahwa indikator nomor 21 adalah yang paling rendah

efektivitasnya dalam dimensi rationalization untuk mendeteksi kecurangan.

Perbedaan persepsi mungkin terjadi dikarenakan auditor eksternal adalah

pihak independen yang bertugas untuk mengobservasi dan kemudian

memberikan saran saran atau perbaikan terhadap pengendalian internal

perusahaan agar dapat diterapkan dengan seefektif mungking. Sementara

internal auditor bertugas untuk memastikan pengendalian internal berjalan

dengan efektif di perusahaan. Tugas eksternal dan internal sekilas hampir

sama, namun sebenarnya berbeda. Oleh karena itu, perbedaan persepsi

sangat wajar terjadi karena memang lingkup kerjanya juga berbeda.

75
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Moyes dan Faizal (2013) yang

menyatakan terdapat perbedaan terhadap masing masing indikator red

flags untuk mendeteksi kecurangan, lalu juga sejalan dengan Heiman-

Hoffman et al. (1996) yang menyatakan bahwa tidak semua indikator dalam

red flags mempunyai tingkat efektivitas yang sama dalam mendeteksi

kecurangan, dan bahwa auditor eksternal dan internal mempunyai

pandangan yang berbeda terhadap efektivitas pendeteksian kecurangan

melalui metode red flags.

4. Terjadi perbedaan persepsi antara eksternal dan internal auditor yang cukup

mencolok di indikator 32 mengenai perilaku tidak jujur atau sengaja

menghindari deteksi auditor. Perbedaan persepsi di indikator 32 dinilai

wajar terjadi karena eksternal auditor akan memberikan opini terhadap

laporan keuangan sesuai dengan kondisi sebenarnya perusahaan. Termasuk

yang dipertimbangkan saat pemberian opini adalah apakah saat pengauditan,

auditor tidak dibatasi ruang lingkupnya, atau kemampuan auditor

mengumpulkan bukti audit dimana auditor perlu kerjasama dari manajemen

perusahaan dan juga internal audit (Mulyadi, 2002:19).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Moyes dan Faizal (2013) yang

menyatakan terdapat perbedaan terhadap masing masing indikator red

flags untuk mendeteksi kecurangan, lalu juga sejalan dengan Heiman-

Hoffman et al. (1996) yang menyatakan bahwa tidak semua indikator dalam

red flags mempunyai tingkat efektivitas yang sama dalam mendeteksi

76
kecurangan, dan bahwa auditor eksternal dan internal mempunyai

pandangan yang berbeda terhadap efektivitas pendeteksian kecurangan

melalui metode red flags.

B. Saran

Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih berkualitas lagi dnegan adanya beberapa masukan mengenai

beberapa hal, diantaranya:

1. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menambah variabel untuk

membuat ruang lingkup penelitian ini lebih luas.

2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas wilayah survei penelitian,

tidak hanya di Jakarta dan sekitarnya, misalnya pulau Jawa.

3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah responden agar

hasil penelitian bisa ditarik kesimpulannya secara general.

4. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan teori yang lebih baru dari

fraud diamond theory.

5. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah data berupa wawancara dari

beberapa auditor yang menjadi responden penelitian agar bisa mendapatkan

data yang lebih nyata dan bisa keluar dari pertanyaan pertanyaan kuesioner

yang mungkin terlalu sempit atau kurang menggambarkan keadaan yang

sesungguhnya.

77
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A., Randal, J. Elder., Beasley, Mark. 2012. Auditing and Assurance
Services An Integrated Approach. New Jersey. Prentice Hall.
Albrecht, Conan C., Albrecht, W. Steve., Dunn, J. Gregory. 2000. Conducting a
Pro-Active Fraud Audit: A Case Study. Journal of Forensic Accounting Vol.
II, pp 203 218.
Albrecht, Steve. W., Romney, Marshall. 1986. Red-Flagging Management Fraud:
A Validation. Advances in Accounting Vol 2, pp 323 334.
Amrizal. 2004. Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan Oleh Internal Auditor.
http://www.bpkp.go.id/unit/investigasi/cegah_deteksi.pdf
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). 2012. Consideration
of Fraud in a Financial Statement Audit, Statement on Auditing Standard No.
99. New York. AICPA.
Apostolou, Barbara A., Hassell, John M., Webber, Sally, Sumners, Glen. 2001. The
Relative Importance of Management Fraud Risk Factors. Behavioural
Research in Accounting Vol. 13, pp 1 24.
Apostolou, Barbara A., Hassell, John M. 1993. An Empirical Examination of the
Sensitivity of the Analytic Hierarchy Process to Departures from
Recommended Consistency Rations. Mathl Compute Modelling Vol 17
No.4/5, pp 163 170.
Association of Certified Fraud Examiner. 2010. http://www.acfe.com/fraud-
101.aspx. Tanggal akses 16 January 2015.
Boynton, William C. 2006. Modern Auditing: Assurance Services and the Integrity
of Financial Reporting 8th Edition. Canada. John Wiley & Sons.
Bierstaker, James L., Brody, Richard G., Pacini, Carl. 2006. Accountants
Perceptions Regarding Fraud Detection and Prevention Method. Managerial
Auditing Journal Vol 21 No. 5, pp 520 535.
Cressey, Donald R. 1950. Other People: A Study in a Social Psychology of
Embezzlement. Freepress.
Deshmukh, Ashutosh., Romine, Jeff., Siegel, Philip H. 1997. Measurement and
Combination of Red Flags to Assess the Risk of Management Fraud: A Fuzzy
Approach. Managerial Finance Vol. 23 No. 6, pp 35 48.
Daljono, Martantya. 2013. Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Melalui
Faktor Risiko Tekanan dan Peluang (Studi Kasus pada Perusahaan yang
Mendapat Sanksi dari Bapepam Periode 2002 2006). Semarang.
Diponegoro Journal of Accounting Vol. 2 No.2: 1 12.

79
DiNapoli, Thomas P. 2010. Red Flags for Fraud. New York. State of New York
Office of the State Comptroller, pp 1 14.
Gbegi, D.O., Adebisi, J.F. 2014. Forensic Accounting Skills and Techniques in
Fraud Investigation in the Nigerian Public Sector. MCSER Publishing.
Mediterranean Journal of Social Sciences Vol. 5 No.3, pp 243 252.
Gbegi,, D.O., Adebisi, J.F. 2013. The New Fraud Diamond Model How Can It
Help Forensic Accountants in Fraud Investigation in Nigeria. European
Journal of Accounting Auditing and Finance Research Vol. 1 No. 4, pp 129
138.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hair, Joseph., Black, William C., Babin, Barry J., Anderson, Rolp. E. 2009.
Multivariate Data Analysis 7th Edition. Prentice Hall.
Hegazy, Mohamed., Kassem, Rasha. 2010. Fraudulent Financial Reporting: Do
Red Flags Really Help?. International Journal of Academic Research:
Economics and Engineering Vol. 4, pp 69 79.
Heiman-Hoffman, Vicky B., Morgan, Kimberly P., Patton, James M. 1996. The
Warning Signs of Fraudulent Financial Reporting. Journal of Accountancy
Vol. 182 No. 4, pp 75 77.
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). 2012. Tujuan Keseluruhan Auditor
Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit, Standar
Audit (SA) 200. Jakarta. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
International Federation of Accountants (IFAC). 2010. International Standard on
Auditing 240: The Auditor's Responsibilities Relating to Fraud in an Audit
of Financial Reporting. International Federation of Accountants (IFAC).
Koroy, Tri Ramaraya. 2008. Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan
oleh Auditor Eksternal. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10 No. 1 Mei
22 -33: 1-12.
Lister, Linda M. 2007. A Practical Approach to Fraud Risk: Comprehensive Risk
Assessment Can Enable Auditors to Focus Anti Fraud Efforts on Areas
Where Their Organization is Most Vulnerable. Internal Auditors Vol. 64 No.
6.
Moyes, Glen D. 2006. The Differences in Perceived Level of Fraud-Detecting
Effectiveness of SAS No. 99 Red Flags Between External dan Internal
Auditors. Journal of Business and Economics Research, pp 9 25.

80
Moyes, Glen D., Ling, Ping., Landry, Raymond M., Vicdan, Handad. 2006. Internal
Auditors Perceptions of the Effectiveness of Red Flags to Detect Fraudulent
Financial Reporting. Social Science Research Network, pp 1 28.
Moyes, Glen D., Lin, Ping., Landry, Raymond M,Jr. 2005. Raise the Red Flag. The
Internal Auditor Vol. 62 No. 5, pp 47 52.
Moyes, Glen D., Mohamed Din, Hesri Faizal. 2013. Malaysian Internal and
External Auditor Perceptions of the Effectiveness of Red Flags for Detecting
Fraud. International Journal of Auditing Technology Vol. 1 No. 1, pp 91
106.
Moyes, Glen D., Mohamad Din, Hesri Faizal., Omar, N. 2009. The Effectiveness of
the Auditing Standards to Detect Fraudulant Financial Reporting Activities
in Financial Statement Audits in Malaysia. International Business &
Economics Research Journals Vol. 8 No. 9, pp 1 17.
Omar, Normah Binti., Mohamad Din, Hesri Faizal. 2010. Fraud Diamond Risk
Indicator: An Assessment of Its Importance and Usage. IEEE. Science and
Social Research (CSSR), pp 1 6.
Owojiri, Anthony A., Asaolu, T.O. 2009. The Role of Forensic Accounting in
Solving The Vexed Problem of Corporate World. European Journal of
Scientific Research, Vol. 29. No. 22, pp 183 187.
Paramita, Irma. 2014. Persepsi Auditor Internal dan Eksternal Mengenai Efektivitas
Metode Pendeteksian dan Pencegahan Tindakan Kecurangan Keuangan. 3 rd
Economics & Business Research Festival, November 2014, pp 1260 - 1276
Popoola, Oluwatoyin Muse Johnson., Ahmad, Ayoib Che., Samsudin, Rose
Samsiah. 2014. Forensic Accounting Knowledge and Mindset on Task
Performance Fraud Risk Assessment. Canadian Center of Science and
Education. International Journal of Business and Management Vol. 9 No. 9,
pp 118 134.
Rukmawati, Afhita Dias., Anis, Chariri. 2011. Persepsi Manajer dan Auditor
Eksternal Mengenai Efektivitas Metode Pendeteksian dan Pencegahan
Tindakan Kecurangan Keuangan. Universitas Diponegoro: 1 26.
Robbins, Stephen A., Judge, Timothy. 2008. Perilaku Organisasi 2 Edisi 12.
Jakarta. Salemba Empat.
Santoso, Singgih. 2014. Statistik NonParametrik Edisi Revisi. Jakarta. PT Elex
Media Komputindo.
Santoso, Singgih. 2014. Panduan Lengkap SPSS Versi 20 Edisi Revisi. Jakarta. PT
Elex Media Komputindo.

81
Santoso, Singgih. 2014. Statistik Parametrik Edisi Revisi. Jakarta. PT Elex Media
Komputindo.
Smith, Malcolm., Omar, Normah Haji., Sayd Idris, Syed Iskandar Zulkarnain.,
Baharuddin, Ithnahaini. 2005. Auditors perception of fraud risk indicators
Malaysian Evidence. Managerial Auditing Journal, pp 73 83.
Shelton, Austin. 2014. Analysis of Capabilities Attributed to the Fraud Diamond.
East Tenenessee State University, pp 1 29.
Tuanakotta, Theodorus M. 2013. Mendeteksi Manipulasi Laporan Keuangan.
Jakarta. Salemba Empat.
Vona, I. W. 2008. Fraud Risk Assessment: Building a Fraud Audit Programme.
New Jersey. John Wiley & Sons Inc.
Weisenborg, Dana., Norris, Daniel M. 1997. Red Flags of Management Fraud. The
National Public Accountant, pp 29 33.
Widjaja, Amin Tunggal. 2011. Pengantar Internal Auditing. Jakarta. Harvarindo.
Wolfe, David T., Hermanson, Dana. R. 2004. The Fraud Diamond: Considering
the Four Elements of Fraud. The CPA Journal, pp 38 42.
Yang, Weifang., Moyes, Glen D., Hamedian, Hamed., Rahradian, Azar. 2010.
Professional Demographic Factors That Influence Iranian Auditors
Perceptions of the Fraud-Detecting Effectiveness of Red Flags. International
Business & Economics Research Journal January, Vol. 9 No.1, pp 83-102.
Yucel, Elif. 2013. Effectiveness of Red Flags in Detecting Fraudulent Financial
Reporting: An Application in Turkey. Journal of Accounting and Finance, pp
139 158.

82
LAMPIRAN 1

SURAT PENELITIAN PENYEBARAN KUESIONER

83
84
85
LAMPIRAN 2

SURAT KETERANGAN DARI KAP

86
87
88
89
90
LAMPIRAN 3

KUESIONER PENELITIAN

91
LAMPIRAN 4

JAWABAN RESPONDEN

92
Jawaban Responden Eksternal Auditor untuk Dimensi Opportunity

RESPONDEN OP1 OP2 OP3 OP4 OP5 OP6 OP7 OP8 OP9 OP10 TOP
EKSTERNAL
1 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 44
2 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 44
3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 41
4 4 5 5 5 4 4 3 4 5 5 44
5 4 4 4 5 5 3 3 3 4 4 39
6 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 42
7 5 4 4 3 4 3 4 4 5 2 38
8 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 35
9 4 5 4 5 5 5 3 5 5 5 46
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
11 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 44
12 4 5 3 4 4 4 3 3 5 4 39
13 4 4 5 5 5 4 5 5 5 3 45
14 4 5 5 5 4 3 4 4 5 5 44
15 3 5 5 4 4 4 4 5 5 3 42
16 3 4 4 4 5 5 4 3 5 2 39
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
18 3 5 5 5 4 4 4 4 5 3 42
19 3 2 2 3 1 2 2 2 3 3 23
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
21 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29
22 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 32
23 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 45
24 4 4 4 5 5 4 3 5 3 4 41
25 5 4 4 5 4 3 5 4 4 4 42
26 5 4 4 4 5 4 3 4 3 3 39
27 5 4 3 4 4 2 3 4 3 4 36
28 4 5 4 4 5 5 4 5 5 1 42
29 4 4 4 3 3 4 3 5 3 5 38
30 4 5 4 3 4 3 3 4 5 4 39
31 4 5 4 4 3 3 3 4 5 4 39
32 4 4 3 4 3 4 4 5 5 4 40
33 5 4 4 5 4 3 3 5 5 5 43
34 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 36
35 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 36
36 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 37
37 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 37
38 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 37
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
40 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 37

79
41 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 43
42 4 5 4 2 5 5 2 4 4 4 39
43 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 42
44 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41
45 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 45
46 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 38
47 4 5 4 4 4 2 4 5 4 3 39

48 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 38

80
Jawaban Responden Eksternal Auditor untuk Dimensi Pressure

PR1 PR2 PR3 PR4 PR5 PR6 PR7 PR8 PR9 PR10 TPR
4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 46
4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 45
3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 35
4 3 4 4 3 3 4 3 3 5 36
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 3 3 3 2 3 3 4 5 34
4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 37
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
3 4 3 3 4 4 3 3 5 5 37
3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 38
3 4 2 2 2 2 4 4 4 3 30
4 4 4 4 3 4 5 4 5 5 42
3 4 4 5 5 4 3 5 5 5 43
3 4 4 5 5 3 4 5 5 5 43
3 3 4 5 5 2 3 5 5 5 40
3 3 4 5 5 4 3 5 5 5 42
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
3 4 5 5 5 4 4 5 5 5 45
4 4 3 3 2 4 3 4 2 4 33
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
4 5 4 3 4 5 4 5 3 3 40
4 4 5 3 3 4 4 3 5 5 40
4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 35
4 5 3 4 4 3 3 4 4 5 39
4 3 3 4 4 4 5 5 3 4 39
5 3 3 4 2 2 5 5 3 5 37
4 3 4 3 4 3 4 5 3 4 37
4 3 4 4 3 4 5 3 4 3 37
4 3 4 4 3 3 4 3 5 4 37
4 4 3 3 4 4 3 4 5 5 39
4 5 4 3 3 4 3 4 5 5 40
2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 35
3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 36
3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 38
3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 36
3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 34
4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 37
3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 31
4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 36

81
5 4 2 4 2 2 4 4 4 4 35
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
3 5 4 4 4 4 3 4 3 5 39
3 4 4 4 5 4 4 5 5 4 42
3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 40
4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 36

4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 38

82
Jawaban Responden Eksternal Auditor untuk Dimensi Rationalization

RA1 RA2 RA3 RA4 RA5 RA6 RA7 RA8 RA9 RA10 TRA
4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 43
5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 46
3 4 4 3 3 3 5 3 5 4 37
3 3 4 4 5 5 4 4 5 4 41
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
3 3 4 3 4 4 4 2 4 4 35
4 3 5 5 5 5 4 4 4 5 44
3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 33
3 3 3 3 4 5 5 3 5 5 39
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
2 5 5 5 5 5 5 4 5 3 44
3 4 4 4 5 5 5 4 5 4 43
4 3 5 4 4 5 5 5 5 5 45
3 2 5 5 5 4 5 4 5 5 43
4 2 4 4 5 4 5 4 5 5 42
3 3 5 5 5 4 5 4 5 5 44
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
3 2 5 5 5 4 5 4 5 5 43
3 2 4 3 2 3 3 4 3 4 31
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
3 4 4 4 5 3 4 3 4 5 39
4 3 5 3 3 5 4 3 4 5 39
3 4 4 3 4 3 4 3 5 4 37
4 3 4 3 4 5 4 3 5 3 38
3 4 4 3 2 4 3 3 2 4 32
3 5 4 5 5 3 3 2 4 3 37
4 3 4 3 3 2 4 3 4 4 34
4 5 4 3 3 4 5 3 5 3 39
4 3 4 3 4 3 3 5 4 3 36
4 3 4 4 3 3 5 3 4 4 37
5 3 3 3 4 3 4 3 4 4 36
4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 37
4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 37
4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 37
4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 37
4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 38
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 38
3 3 4 4 4 5 4 5 5 4 41
4 3 5 3 4 3 3 4 4 4 37

83
4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 39
5 4 4 2 4 4 5 4 4 3 39
5 4 4 4 3 2 2 4 2 2 32
5 2 3 3 3 2 4 5 3 2 32
5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 40
4 3 4 4 4 5 3 4 3 4 38

5 3 4 3 4 4 4 5 4 4 40

84
Jawaban Responden Eksternal Auditor untuk Dimensi Capability

Responden CA1 CA2 CA3 CA4 CA5 TCA


Eksternal
1 5 4 5 5 4 23
2 5 5 5 5 5 25
3 5 4 4 4 5 22
4 4 5 3 3 5 20
5 4 4 4 4 4 20
6 3 4 3 3 5 18
7 4 4 3 3 5 19
8 4 4 3 3 3 17
9 4 4 2 3 4 17
10 4 4 4 4 4 20
11 5 5 3 2 5 20
12 4 4 4 4 4 20
13 5 5 4 4 5 23
14 5 5 4 5 5 24
15 5 5 2 3 5 20
16 5 5 3 2 5 20
17 4 4 4 4 4 20
18 5 5 4 3 5 22
19 3 4 3 4 2 16
20 5 5 5 5 5 25
21 3 3 3 3 3 15
22 3 3 3 3 3 15
23 5 3 5 4 5 22
24 4 5 3 3 4 19
25 3 4 2 2 3 14
26 5 4 3 3 4 19
27 4 5 3 3 4 19
28 3 5 5 3 2 18
29 4 3 4 3 5 19
30 3 4 3 3 4 17
31 4 3 5 3 3 18
32 4 3 5 3 4 19
33 4 4 5 3 4 20
34 4 4 3 3 4 18
35 4 4 3 3 4 18
36 4 4 3 3 4 18
37 4 4 3 3 4 18
38 3 3 4 4 3 17
39 4 4 4 4 3 19
40 3 4 4 3 5 19
41 5 3 3 3 4 18
42 4 4 4 4 4 20

85
43 3 4 4 3 4 18
44 4 5 3 4 4 20
45 3 5 5 4 4 21
46 4 4 3 4 5 20
47 4 4 3 4 4 19
48 3 5 4 4 4 20

86
Jawaban Responden Internal Auditor untuk Dimensi Opportunity

RESPONDEN OP OP OP OP OP OP OP OP OP OP1 TO
INTERNAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 P
1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 22
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
8 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 47
9 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 24
10 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 21
11 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
12 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 45
13 4 3 4 3 4 3 4 5 4 4 38
14 5 5 5 5 4 3 4 5 4 4 44
15 4 4 4 4 5 3 3 4 4 3 38
16 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 37
17 2 1 1 1 1 1 2 1 2 4 16
18 2 1 1 1 2 2 2 1 2 4 18
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
21 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 48
22 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 41
23 5 4 5 4 3 5 4 4 5 3 42
24 3 4 5 4 4 3 4 5 5 3 40
25 3 5 4 3 4 5 4 5 5 3 41
26 3 4 5 5 4 4 4 4 5 2 40
27 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 37
28 4 4 5 5 5 4 4 4 4 2 41
29 4 4 4 4 5 5 4 3 4 2 39
30 3 4 3 4 5 4 4 3 4 3 37
31 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 37
32 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 37
33 3 5 5 4 4 4 3 5 4 3 40
34 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 37
35 4 3 4 5 5 4 4 4 5 3 41
36 3 4 4 4 5 3 4 4 5 4 40
37 3 4 4 5 5 5 3 5 4 4 42
38 4 4 5 3 5 5 5 4 5 4 44
39 3 5 4 4 4 2 4 5 4 3 38
40 5 3 4 3 4 4 4 4 4 3 38

87
41 5 3 5 4 4 4 4 4 4 3 40
42 4 4 5 4 4 4 3 5 5 3 41
43 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 39
44 5 5 3 4 4 4 4 4 5 3 41
45 5 4 5 3 4 5 4 4 4 3 41
46 4 4 5 3 5 5 3 3 4 4 40
47 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 41

88
Jawaban Responden Internal Auditor untuk Dimensi Pressure

Responden PR1 PR2 PR3 PR4 PR5 PR6 PR7 PR8 PR9 PR10 TPR
Eksternal
1 4 4 3 3 3 3 2 2 3 2 29
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
7 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 31
8 5 4 3 3 4 4 4 3 4 4 38
9 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 38
10 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4 35
11 4 4 3 3 4 4 3 2 3 3 33
12 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 40
13 4 4 4 4 3 3 3 2 4 5 36
14 4 4 4 4 3 3 3 2 4 5 36
15 2 2 3 2 2 3 4 3 3 3 27
16 2 2 3 2 3 3 4 2 2 3 26
17 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 36
18 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 35
19 3 3 3 4 3 3 3 3 5 5 35
20 1 3 3 5 1 1 5 1 5 5 30
21 1 3 3 4 2 2 5 1 5 4 30
22 4 3 3 4 4 4 4 3 4 5 38
23 4 3 3 4 3 3 4 5 5 4 38
24 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 37
25 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 36
26 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 34
27 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 35
28 4 3 3 4 4 4 3 2 3 4 34
29 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 34
30 3 4 2 4 3 3 4 2 4 5 34
31 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 35
32 4 3 3 5 3 3 4 3 3 4 35
33 3 4 3 4 3 2 4 2 3 4 32
34 4 3 3 4 3 4 4 3 4 5 37
35 4 4 4 5 4 3 3 3 4 4 38
36 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 37
37 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 34
38 4 4 3 4 3 4 3 2 4 4 35
39 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 34
40 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 34

89
41 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 37
42 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 33
43 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 35
44 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 36
45 4 3 4 3 4 3 4 2 3 5 35
46 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 35
47 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 38

90
Jawaban Responden Internal Auditor untuk Dimensi Rationalization

Responden RA1 RA2 RA3 RA4 RA5 RA6 RA7 RA8 RA9 RA10 TRA
Eksternal
1 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 25
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
7 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 38
8 2 2 2 3 4 4 4 3 4 4 32
9 4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 28
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
11 4 2 2 2 3 4 2 2 2 2 25
12 3 5 5 4 5 4 4 4 4 4 42
13 4 5 5 4 5 4 5 2 3 4 41
14 3 5 5 4 5 4 4 3 3 3 39
15 1 2 3 3 4 4 4 3 3 4 31
16 1 2 3 2 3 3 3 2 2 2 23
17 4 2 1 2 1 1 1 2 1 1 16
18 4 2 1 2 1 1 2 1 2 1 17
19 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 46
20 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 48
21 5 5 5 4 3 5 5 5 5 4 46
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
23 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 42
24 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 43
25 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 37
26 3 3 4 4 5 4 4 4 4 5 40
27 4 4 5 4 5 5 5 5 1 5 43
28 4 4 5 3 5 5 5 5 3 4 43
29 4 3 4 4 4 3 5 4 2 3 36
30 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 34
31 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 37
32 4 3 4 4 5 3 4 4 2 5 38
33 3 3 5 4 4 3 4 4 4 4 38
34 4 3 4 4 5 4 5 4 2 4 39
35 4 4 3 3 3 4 5 5 3 3 37
36 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 43
37 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 38
38 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 38
39 4 3 4 4 4 3 5 4 3 3 37
40 4 2 5 3 5 5 4 5 3 4 40

91
41 5 4 3 4 5 3 4 4 3 4 39
42 3 4 4 5 4 4 5 3 1 4 37
43 3 2 4 5 4 4 5 5 4 3 39
44 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39
45 4 3 4 5 4 4 5 4 2 5 40
46 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 40
47 3 3 4 5 4 2 4 4 4 4 37

92
Jawaban Responden Internal Auditor untuk Dimensi Capability

CA1 CA2 CA3 CA4 CA5 TCA


2 2 2 3 2 11
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
4 4 4 3 4 19
4 5 4 3 4 20
2 3 2 3 2 12
4 4 4 4 4 20
2 2 3 3 2 12
4 4 4 3 5 20
5 5 3 3 4 20
4 4 4 4 5 21
5 5 3 3 5 21
5 5 3 3 5 21
2 1 2 2 2 9
2 1 2 2 2 9
5 5 5 2 5 22
5 1 5 3 5 19
4 2 5 4 5 20
4 3 4 4 4 19
4 4 3 4 4 19
5 3 4 4 4 20
5 4 3 4 4 20
4 3 3 4 4 18
4 5 3 4 5 21
4 5 3 3 5 20
4 4 4 4 4 20
5 5 4 4 4 22
5 4 3 4 4 20
4 4 4 3 5 20
5 4 4 4 3 20
4 4 4 4 4 20
4 4 3 3 5 19
5 5 3 4 4 21
2 5 3 3 4 17
4 4 3 4 4 19
4 4 4 3 4 19
5 4 4 3 4 20
4 5 3 3 4 19

93
5 4 4 4 5 22
5 4 3 4 4 20
4 5 3 3 4 19
4 4 3 4 4 19
4 4 4 3 3 18
4 4 3 3 4 18

94
LAMPIRAN 5

HASIL PENGUJIAN INSTRUMEN PENELITIAN

95
Tabel Frekuensi

Statistics

Auditor Jabatan Pengalaman_audit

Valid 94 94 94
N
Missing 0 0 0
Std. Deviation .503 1.123 .902
Variance .253 1.262 .814
Skewness .000 -.314 .111
Std. Error of Skewness .249 .249 .249
Kurtosis -2.044 -.506 -.741
Std. Error of Kurtosis .493 .493 .493
Range 1 4 3
Minimum 1 1 1
Maximum 2 5 4
10 1.00 2.00 1.00
Percentiles
90 2.00 5.00 4.00

*Hasil deskripsi responden berdasarkan jenis auditor


Auditor

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Eksternal 47 50.0 50.0 50.0

Valid Internal 47 50.0 50.0 100.0

Total 94 100.0 100.0

*Hasil deskripsi responden berdasarkan jabatan terakhir responden


Jabatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Setara Audit Manager 8 8.5 8.5 8.5

Setara Supervisor 14 14.9 14.9 23.4

Setara Senior Auditor 31 33.0 33.0 56.4


Valid
Setara Junior Auditor 29 30.9 30.9 87.2

Tidak dicantumkan 12 12.8 12.8 100.0

Total 94 100.0 100.0

101
*Hasil deskripsi responden berdasarkan lama pengalaman audit responden
Pengalaman_audit

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak dicantumkan 17 18.1 18.1 18.1

2 - 5 Tahun 36 38.3 38.3 56.4

Valid > 5 Tahun 31 33.0 33.0 89.4

> 10 Tahun 10 10.6 10.6 100.0

Total 94 100.0 100.0

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Auditor 94 1 2 1.50 .503


Opportunity 94 16 50 39.26 6.171
Pressure 94 26 50 36.60 4.030
Rationalization 94 16 50 37.96 5.624
Capability 94 9 25 19.12 2.723
Valid N (listwise) 94

102
Hasil Uji Kualitas Data

*Hasil Uji Reliabilitas

Case Processing Summary

N %

Valid 20 100.0

Cases Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

.888 4

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted

Opportunity 100.75 143.566 .711 .872


Pressure 102.95 113.945 .777 .866
Rationalization 101.00 127.158 .855 .816
Capability 121.60 171.516 .855 .866

103
*Hasil Uji Validitas untuk Dimensi Opportunity

Correlations
Item Item Item Item_4 Item Item Item_ Item_ Item_ Item_1 Skor_OP
_1 _2 _3 _5 _6 7 8 9 0

Pearson
1 .136 .118 .030 .357 .181 .401 .459* .285 .377 .484*
Item_ Correlation
1 Sig. (2-tailed) .567 .619 .900 .122 .445 .079 .042 .223 .101 .031

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson .684*
.136 1 .619** .560* .461* .351 .455* .701** .483* .782**
Item_ Correlation *

2 Sig. (2-tailed) .567 .001 .004 .010 .041 .129 .044 .001 .031 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson .684*
.118 1 .691** .543* .355 .666** .638** .551* .201 .771**
Item_ Correlation *

3 Sig. (2-tailed) .619 .001 .001 .013 .125 .001 .002 .012 .396 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson .619* .691*
.030 1 .491* .324 .259 .338 .390 .533* .668**
Item_ Correlation * *

4 Sig. (2-tailed) .900 .004 .001 .028 .163 .270 .144 .089 .016 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson .711*
.357 .560* .543* .491* 1 .597** .562** .556* .206 .810**
Item_ Correlation *

5 Sig. (2-tailed) .122 .010 .013 .028 .000 .005 .010 .011 .383 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson .711*
.181 .461* .355 .324 1 .512* .531* .516* .181 .698**
Item_ Correlation *

6 Sig. (2-tailed) .445 .041 .125 .163 .000 .021 .016 .020 .444 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson .666* .597*
.401 .351 .259 .512* 1 .647** .508* -.019 .698**
Item_ Correlation * *

7 Sig. (2-tailed) .079 .129 .001 .270 .005 .021 .002 .022 .937 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson .459 .638* .562*
.455* .338 .531* .647** 1 .441 .288 .777**
Item_ Correlation * * *

8 Sig. (2-tailed) .042 .044 .002 .144 .010 .016 .002 .052 .219 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson .701*
.285 .551* .390 .556* .516* .508* .441 1 .218 .731**
Item_ Correlation *

9 Sig. (2-tailed) .223 .001 .012 .089 .011 .020 .022 .052 .355 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

105
Pearson
.377 .483* .201 .533* .206 .181 -.019 .288 .218 1 .517*
Item_ Correlation
10 Sig. (2-tailed) .101 .031 .396 .016 .383 .444 .937 .219 .355 .019
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson .484 .782* .771* .810* .698*
.668** .698** .777** .731** .517* 1
Skor_ Correlation
* * * * *

OP Sig. (2-tailed) .031 .000 .000 .001 .000 .001 .001 .000 .000 .019

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

105
*Hasil Uji Validitas untuk Dimensi Pressure
Correlations

Item_ Item_ Item_ Item_ Item_ Item_ Item_ Item_ Item_ Item_ Skor_
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 PR

Pearson
1 .363 .391 .000 -.113 .473* .543* -.023 -.131 .077 .335
Correlation
Item_
11 Sig. (2-tailed) .116 .088 1.000 .635 .035 .013 .924 .582 .748 .149

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
.363 1 .371 .000 .290 .331 .497* .339 .333 .060 .525*
Item_ Correlation
12 Sig. (2-tailed) .116 .107 1.000 .215 .153 .026 .143 .151 .800 .018
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
.391 .371 1 .754** .719** .587** .569** .641** .517* .400 .901**
Item_ Correlation
13 Sig. (2-tailed) .088 .107 .000 .000 .006 .009 .002 .020 .081 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
.000 .000 .754** 1 .825** .371 .165 .719** .567** .631** .786**
Item_ Correlation
14 Sig. (2-tailed) 1.000 1.000 .000 .000 .108 .488 .000 .009 .003 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
-.113 .290 .719** .825** 1 .337 .105 .699** .755** .535* .817**
Item_ Correlation
15 Sig. (2-tailed) .635 .215 .000 .000 .147 .659 .001 .000 .015 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
.473* .331 .587** .371 .337 1 .384 .331 .221 .187 .627**
Item_ Correlation
16 Sig. (2-tailed) .035 .153 .006 .108 .147 .094 .153 .350 .430 .003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
.543* .497* .569** .165 .105 .384 1 .331 .319 -.083 .550*
Item_ Correlation
17 Sig. (2-tailed) .013 .026 .009 .488 .659 .094 .154 .171 .728 .012
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
-.023 .339 .641** .719** .699** .331 .331 1 .619** .242 .762**
Item_ Correlation
18 Sig. (2-tailed) .924 .143 .002 .000 .001 .153 .154 .004 .304 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
-.131 .333 .517* .567** .755** .221 .319 .619** 1 .501* .738**
Item_ Correlation
19 Sig. (2-tailed) .582 .151 .020 .009 .000 .350 .171 .004 .024 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

106
Pearson
.077 .060 .400 .631** .535* .187 -.083 .242 .501* 1 .540*
Item_ Correlation
20 Sig. (2-tailed) .748 .800 .081 .003 .015 .430 .728 .304 .024 .014
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
.335 .525* .901** .786** .817** .627** .550* .762** .738** .540* 1
Correlation
Skor_
PR Sig. (2-tailed) .149 .018 .000 .000 .000 .003 .012 .000 .000 .014

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

107
*Hasil Uji Validitas untuk Dimensi Rationalization
Correlations

Item_ Item_ Item_ Item_ Item_ Item_ Item_ Item_ Item_ Item_ Skor_
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 RA

Pearson
1 .348 .105 .176 .128 .241 .050 .482* -.057 .295 .467*
Item_ Correlation

21 Sig. (2-tailed) .133 .659 .459 .592 .305 .833 .032 .811 .207 .038

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
.348 1 .048 .148 .143 .369 .185 .206 .140 -.523* .407
Item_ Correlation

22 Sig. (2-tailed) .133 .840 .534 .547 .109 .435 .383 .556 .018 .075

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
.105 .048 1 .854** .384 .280 .385 .625** .225 .259 .657**
Item_ Correlation

23 Sig. (2-tailed) .659 .840 .000 .094 .233 .093 .003 .340 .270 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
.176 .148 .854** 1 .682** .420 .399 .670** .320 .262 .793**
Item_ Correlation

24 Sig. (2-tailed) .459 .534 .000 .001 .066 .081 .001 .169 .265 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
.128 .143 .384 .682** 1 .655** .552* .243 .659** .281 .758**
Item_ Correlation

25 Sig. (2-tailed) .592 .547 .094 .001 .002 .012 .301 .002 .230 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
.241 .369 .280 .420 .655** 1 .508* .358 .516* .156 .735**
Item_ Correlation

26 Sig. (2-tailed) .305 .109 .233 .066 .002 .022 .121 .020 .510 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
.050 .185 .385 .399 .552* .508* 1 .203 .894** .372 .706**
Item_ Correlation

27 Sig. (2-tailed) .833 .435 .093 .081 .012 .022 .391 .000 .106 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
.482* .206 .625** .670** .243 .358 .203 1 .133 .212 .669**
Item_ Correlation

28 Sig. (2-tailed) .032 .383 .003 .001 .301 .121 .391 .575 .369 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
-.057 .140 .225 .320 .659** .516* .894** .133 1 .319 .642**
Item_ Correlation
29 Sig. (2-tailed) .811 .556 .340 .169 .002 .020 .000 .575 .171 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
108
Pearson
.295 -.523* .259 .262 .281 .156 .372 .212 .319 1 .356
Item_ Correlation
30 Sig. (2-tailed) .207 .018 .270 .265 .230 .510 .106 .369 .171 .124
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
.467* .407 .657** .793** .758** .735** .706** .669** .642** .356 1
Correlation
Skor_
RA Sig. (2-tailed) .038 .075 .002 .000 .000 .000 .001 .001 .002 .124

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*Hasil Uji Validitas untuk Dimensi Capability


Correlations

Item_31 Item_32 Item_33 Item_34 Item_35 Skor_CA


Pearson Correlation 1 .667** .368 .149 .600** .772**

Item_31 Sig. (2-tailed) .001 .110 .530 .005 .000

N 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .667** 1 .070 -.094 .618** .565**
Item_32 Sig. (2-tailed) .001 .769 .694 .004 .009
N 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .368 .070 1 .780** .116 .777**
Item_33 Sig. (2-tailed) .110 .769 .000 .628 .000
N 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .149 -.094 .780** 1 -.126 .612**
Item_34 Sig. (2-tailed) .530 .694 .000 .595 .004
N 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .600** .618** .116 -.126 1 .598**
Item_35 Sig. (2-tailed) .005 .004 .628 .595 .005
N 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .772** .565** .777** .612** .598** 1

Skor_CA Sig. (2-tailed) .000 .009 .000 .004 .005

N 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

109
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 88
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 9.71308675
Absolute .111
Most Extreme Differences Positive .111
Negative -.101
Kolmogorov-Smirnov Z 1.045
Asymp. Sig. (2-tailed) .225

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Hasil Uji Hipotesis

*Hasil Uji Hipotesis untuk Dimensi Opportunity


Group Statistics

Auditor N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Eksternal 47 4.09 .583 .085


OP1
Internal 47 3.81 .947 .138
Eksternal 47 4.28 .579 .084
OP2
Internal 47 3.85 1.000 .146
Eksternal 47 4.02 .489 .071
OP3
Internal 47 4.02 1.093 .159
Eksternal 47 4.13 .679 .099
OP4
Internal 47 3.74 1.052 .153
Eksternal 47 4.02 .821 .120
OP5
Internal 47 3.98 .967 .141
Eksternal 47 3.66 .939 .137
OP6
Internal 47 3.79 1.041 .152
Eksternal 47 3.70 .657 .096
OP7
Internal 47 3.72 .772 .113
Eksternal 47 4.19 .647 .094
OP8
Internal 47 3.94 1.092 .159
Eksternal 47 4.28 .713 .104
OP9
Internal 47 4.04 .859 .125
OP10 Eksternal 47 3.81 .851 .124

111
Internal 47 3.45 .802 .117
Independent Samples Test

Levene's Test for t-test for Equality of Means


Equality of
Variances

F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. 95% Confidence


tailed) Differenc Error Interval of the
e Differenc Difference
e Lower Upper

Equal variances
13.475 .000 1.704 92 .092 .277 .162 -.046 .599
OP assumed
1 Equal variances 76.51
1.704 .092 .277 .162 -.047 .600
not assumed 2
Equal variances
4.163 .044 2.526 92 .013 .426 .168 .091 .760
OP assumed
2 Equal variances 73.72
2.526 .014 .426 .168 .090 .761
not assumed 2
Equal variances
14.751 .000 .000 92 1.000 .000 .175 -.347 .347
OP assumed
3 Equal variances 63.66
.000 1.000 .000 .175 -.349 .349
not assumed 7
Equal variances
8.014 .006 2.096 92 .039 .383 .183 .020 .746
OP assumed
4 Equal variances 78.67
2.096 .039 .383 .183 .019 .747
not assumed 4
Equal variances
.002 .964 .230 92 .819 .043 .185 -.325 .410
OP assumed
5 Equal variances 89.64
.230 .819 .043 .185 -.325 .410
not assumed 0
Equal variances
.031 .861 -.624 92 .534 -.128 .205 -.534 .279
OP assumed
6 Equal variances 91.03
-.624 .534 -.128 .205 -.534 .279
not assumed 3
Equal variances
.347 .557 -.144 92 .886 -.021 .148 -.315 .272
OP assumed
7 Equal variances 89.69
-.144 .886 -.021 .148 -.315 .272
not assumed 3
Equal variances
4.507 .036 1.379 92 .171 .255 .185 -.112 .623
OP assumed
8 Equal variances 74.79
1.379 .172 .255 .185 -.113 .624
not assumed 5

112
Equal variances
.608 .438 1.437 92 .154 .234 .163 -.089 .557
OP assumed
9 Equal variances 89.00
1.437 .154 .234 .163 -.089 .558
not assumed 7
Equal variances
.544 .462 2.121 92 .037 .362 .171 .023 .700
OP assumed
10 Equal variances 91.69
2.121 .037 .362 .171 .023 .700
not assumed 0

*Hasil Uji Hipotesis untuk Dimensi Pressure

Group Statistics

Auditor N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Eksternal 47 3.57 .651 .095


PR1
Internal 47 3.43 .927 .135
Eksternal 47 3.74 .736 .107
PR2
Internal 47 3.47 .687 .100
Eksternal 47 3.74 .706 .103
PR3
Internal 47 3.36 .568 .083
Eksternal 47 3.81 .680 .099
PR4
Internal 47 3.72 .682 .099
Eksternal 47 3.72 .826 .121
PR5
Internal 47 3.38 .709 .103
Eksternal 47 3.45 .746 .109
PR6
Internal 47 3.40 .681 .099
Eksternal 47 3.70 .749 .109
PR7
Internal 47 3.68 .594 .087
Eksternal 47 3.91 .803 .117
PR8
Internal 47 3.02 .897 .131
Eksternal 47 4.11 .759 .111
PR9
Internal 47 3.79 .623 .091
Eksternal 47 4.21 .657 .096
PR10
Internal 47 3.96 .751 .109

113
Independent Samples Test

Levene's Test for t-test for Equality of Means


Equality of
Variances

F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. 95% Confidence


tailed) Differenc Error Interval of the
e Differenc Difference
e Lower Upper

Equal variances
3.812 .054 .902 92 .370 .149 .165 -.179 .477
PR assumed
1 Equal variances 82.51
.902 .370 .149 .165 -.180 .477
not assumed 2
Equal variances
.001 .980 1.883 92 .063 .277 .147 -.015 .568
PR assumed
2 Equal variances 91.56
1.883 .063 .277 .147 -.015 .568
not assumed 0
Equal variances
.405 .526 2.897 92 .005 .383 .132 .120 .646
PR assumed
3 Equal variances 87.97
2.897 .005 .383 .132 .120 .646
not assumed 3
Equal variances
.002 .967 .606 92 .546 .085 .141 -.194 .364
PR assumed
4 Equal variances 91.99
.606 .546 .085 .141 -.194 .364
not assumed 9
Equal variances
.844 .361 2.144 92 .035 .340 .159 .025 .656
PR assumed
5 Equal variances 89.91
2.144 .035 .340 .159 .025 .656
not assumed 6
Equal variances
.875 .352 .289 92 .773 .043 .147 -.250 .335
PR assumed
6 Equal variances 91.23
.289 .773 .043 .147 -.250 .335
not assumed 5
Equal variances
3.612 .060 .153 92 .879 .021 .139 -.256 .298
PR assumed
7 Equal variances 87.42
.153 .879 .021 .139 -.256 .298
not assumed 6
PR Equal variances
.003 .960 5.090 92 .000 .894 .176 .545 1.242
8 assumed

114
Equal variances 90.90
5.090 .000 .894 .176 .545 1.242
not assumed 3
Equal variances
2.268 .135 2.229 92 .028 .319 .143 .035 .604
PR assumed
9 Equal variances 88.66
2.229 .028 .319 .143 .035 .604
not assumed 8
Equal variances
.649 .423 1.754 92 .083 .255 .146 -.034 .544
PR assumed
10 Equal variances 90.42
1.754 .083 .255 .146 -.034 .544
not assumed 5

*Hasil Uji Hipotesis untuk Dimensi Rationalization

Group Statistics

Auditor N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Eksternal 47 3.77 .758 .111


RA1
Internal 47 3.64 .845 .123
Eksternal 47 3.51 .804 .117
RA2
Internal 47 3.36 .965 .141
Eksternal 47 4.06 .604 .088
RA3
Internal 47 3.89 1.005 .147
Eksternal 47 3.60 .876 .128
RA4
Internal 47 3.79 .832 .121
Eksternal 47 3.96 .806 .118
RA5
Internal 47 3.96 .908 .132
Eksternal 47 3.91 .880 .128
RA6
Internal 47 3.74 .920 .134
Eksternal 47 4.09 .747 .109
RA7
Internal 47 4.04 .884 .129
Eksternal 47 3.68 .783 .114
RA8
Internal 47 3.79 .931 .136
Eksternal 47 4.17 .761 .111
RA9
Internal 47 3.26 1.073 .156
Eksternal 47 3.94 .763 .111
RA10
Internal 47 3.77 .914 .133

115
Independent Samples Test

Levene's Test for t-test for Equality of Means


Equality of
Variances

F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. 95% Confidence


tailed) Differenc Error Interval of the
e Differenc Difference
e Lower Upper

Equal variances
.034 .855 .771 92 .443 .128 .166 -.201 .457
RA assumed
1 Equal variances 90.93
.771 .443 .128 .166 -.201 .457
not assumed 2
Equal variances
2.680 .105 .813 92 .418 .149 .183 -.215 .513
RA assumed
2 Equal variances 89.09
.813 .419 .149 .183 -.215 .513
not assumed 6
Equal variances
4.947 .029 .995 92 .322 .170 .171 -.170 .510
RA assumed
3 Equal variances 75.42
.995 .323 .170 .171 -.171 .511
not assumed 8
Equal variances -
1.823 .180 92 .280 -.191 .176 -.542 .159
RA assumed 1.086
4 Equal variances - 91.75
.280 -.191 .176 -.542 .159
not assumed 1.086 9
Equal variances
.001 .978 .000 92 1.000 .000 .177 -.352 .352
RA assumed
5 Equal variances 90.73
.000 1.000 .000 .177 -.352 .352
not assumed 8
Equal variances
.002 .965 .916 92 .362 .170 .186 -.199 .539
RA assumed
6 Equal variances 91.82
.916 .362 .170 .186 -.199 .539
not assumed 3
Equal variances
.015 .903 .252 92 .801 .043 .169 -.293 .378
RA assumed
7 Equal variances 89.51
.252 .802 .043 .169 -.293 .378
not assumed 7
Equal variances
.060 .807 -.599 92 .550 -.106 .177 -.459 .246
RA assumed
8 Equal variances 89.37
-.599 .550 -.106 .177 -.459 .246
not assumed 9
RA Equal variances
9.078 .003 4.769 92 .000 .915 .192 .534 1.296
9 assumed
116
Equal variances 82.94
4.769 .000 .915 .192 .533 1.296
not assumed 1
Equal variances
1.002 .320 .980 92 .330 .170 .174 -.175 .515
RA assumed
10 Equal variances 89.17
.980 .330 .170 .174 -.175 .515
not assumed 2

*Hasil Uji Hipotesis untuk Dimensi Capability

Group Statistics

Auditor N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Eksternal 47 4.04 .721 .105


CA1
Internal 47 4.04 .908 .132
Eksternal 47 4.15 .691 .101
CA2
Internal 47 3.85 1.083 .158
Eksternal 47 3.64 .870 .127
CA3
Internal 47 3.49 .748 .109
Eksternal 47 3.43 .744 .109
CA4
Internal 47 3.45 .619 .090
Eksternal 47 4.15 .751 .110
CA5
Internal 47 4.00 .860 .125

117
Independent Samples Test

Levene's Test for t-test for Equality of Means


Equality of
Variances

F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. 95% Confidence


tailed) Differenc Error Interval of the
e Differenc Difference
e Lower Upper

Equal variances
.108 .744 .000 92 1.000 .000 .169 -.336 .336
CA assumed
1 Equal variances 87.51
.000 1.000 .000 .169 -.336 .336
not assumed 3
Equal variances
2.452 .121 1.590 92 .115 .298 .187 -.074 .670
CA assumed
2 Equal variances 78.11
1.590 .116 .298 .187 -.075 .671
not assumed 9
Equal variances
1.624 .206 .890 92 .376 .149 .167 -.184 .481
CA assumed
3 Equal variances 89.96
.890 .376 .149 .167 -.184 .482
not assumed 8
Equal variances
1.146 .287 -.151 92 .881 -.021 .141 -.302 .259
CA assumed
4 Equal variances 89.03
-.151 .881 -.021 .141 -.302 .259
not assumed 1
Equal variances
.321 .573 .894 92 .373 .149 .167 -.182 .480
CA assumed
5 Equal variances 90.37
.894 .374 .149 .167 -.182 .480
not assumed 4

118

Anda mungkin juga menyukai