Anda di halaman 1dari 88

PEMERIKSAAN PAPSMEAR

No. Dokumen : 440/274


SOP No.Revisi :00
Tanggal Terbit :10 November 2015
Halaman :1/2
Puskesmas drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
Pundong NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Pap smear adalah pemeriksaan pengambilan specimen dari serviks dan porsio
untuk dilakukan pemeriksaan sitology untuk mendeteksi kanker cervik.

2. Tujuan Untuk mendeteksi dini kanker leher rahim sedini mungkin.


3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi 1. UU Kesehatan No 36 Tahun 2009
2. UU Praktek Kedokteran Tahun 2004
3. Permenkes No. 128 Tahun 2004
4. Perbub No. 51 Tahun 2012
5. Langkah 1. Petugas menjelaskan kepada kien manfaat, tujuan dan prosedur yang
langkah akan dilaksanakan.
2. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan
mengeringkan.
3. Petugas menyiapkan alat, tempat dan pasien.
4. Petugas mempersilahkan klien untuk melepas pakaian dalam.
5. Petugas mempersilahkan klien untuk mengosongkan kandung kemih dan
membersihkan genetalia.
6. Petugas memposisikan klien di meja gynekologi dengan posisi litotomi.
7. Petugas memasang sarung tangan.
8. Petugas melakukan inspeksi di daerah vulva dan perineum.
9. Petugas melakukan vulva hygiene dengan kapas DTT.
10. Petugas memasang spekulum.
11. Petugas mengambil spesimen menggunakan ujung pendek spatula ayre.
12. Petugas memulas spatula 360 derajad pada seluruh permukaan obyek
glass berlawanan jarum jam sekali gesek.
13. Petugas memasukan larutan fiksasi alkohol 95% ke obtek glass selama 30
menit.
14. Petugas melepaskan spekulum.
15. Petugas melepaskan sarung tangan, merapikan pasien, membersihkan
alat, memcuci sarung tangandalam larutan klorin dilepas dalam keadaan
terbalik.
16. Cuci tangan dengan dan air mengalir.
17. Konseling akhir
18. Dokumentasi hasil tindakan.
6. Alat&bahan 1. Spekulum
2. Sarung tangan
3. Tampon tang
4. Lampu sorot
5. Kapas DTT
6. Kapas lidi DTT
7. Asam Asetat 3-5%
8. Meja gynecologi
9. Status pasien
10. ATK
7. Unit Terkait KIA
SOP PEMASANGAN IMPLANT

No. Dokumen :440/275


SOP No.Revisi :00
Tanggal Terbit :10 November 2015
Halaman :1/3
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Pemasangan implant adalah kontrasepsi yang di susupkan di bawah kulit.

2. Tujuan Mencegah kehamilan

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan Pelayanan


Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi 1. UU Kesehatan No 36 Tahun 2009
2. UU Praktek Kedokteran Tahun 2004
3. Permenkes No. 128 Tahun 2004
4. Perbub No. 51 Tahun 2012
5. Buku panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Tahun 2010

5. Langkah 1. Petugas menjelaskan kepada pasien manfaat,tujuan, efek samping dan


langkah prosedur yang akan dilakukan
2. Petugas melakukan amnanesa lengkap.
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik klien yaitu TB, BB, dan kecurigaan
adanya kehamilan, Ca mamae, farises, dan penyakit lain..
4. Petugas melakukan inform consent pada calon peserta KB.
5. Petugas menjelaskan apabila ternyata ada kontraindikasi yang
ditemukan, ibu di berikan tindakan untuk KB dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
6. Petugas mempersiapkan alat, tempat dan pasien di ruangan yang
nyaman dan tertutup.
7. Petugas memasang kain penutup (duk)/pasang duk lobang steril atau
DTT di sekeliling lengan pasien.
8. Petugas menyuntikan anastesi lokal (lidocain 1%-2%) 0,3 -0,5 cc tepat
dibawah kulit (intradermal) pada tempat insisi yang telah ditentukan
sampai kulit menggelembung.

9. Petugas membuat insisi dangkal selebar 2mm dengan ujung bisturi


hingga mencapai lapisan subdemal.
10. Petugas membuka selubung plastik trokar dan pastikan kedua kapsul
implant dalam posisi baik dan berurutan di alam trokat serta kenali
pangkal trokar yang ada tnada panahnya.
11. Petugas memasukkan ujung trokar (tanda panah di posisi atas) hingga
mencapai lapisan subdemal kemudian luruskan trokar sejajar dengan
permukaan kulit.
12. Petugas mengungkit kulit dan dorong trokar dan pendorongnya sampai
batas tanda 1 (pada pangkal trokar) tepat berada pada luka insisi.
13. Petugas memasukan ujung pendorong ( perhatikan tanda panah pada
pendorong berada pada posisi di sebelah atas atau sama dengan trokar)
pada lubang dipangkal trokar hingga terasa tahanan.
14. Petugas memutar pendorong hingga sudut 180% searah jarum jam
hingga terbebas dari tahanan dan ujungnya memasuki jalur tempat
kapsul dan tahan pada posisi tersebut.
15. Petugas menarik trokar ke arah pendorong hingga terasa tahan untuk
menempatkan kapsul pertama di lapisan subdemal (pangkal trokar tidak
bertemu dengan pangkal pendorong karena hanya mencapai setengan
dari panjang pendorong) tahan ujung kapsul dibawah kulit, tarik trokar
dan pendorongnya secara bersma sama sampai batas tanda 2 ( ujung
trokar) terlihat pada luka insisi.
16. Petugas membelokkan arah trokar kesamping kapsul pertama dan
diarhkan ke sisi lain dari kaki segitiga terbalik (imajiner) hingga tanda satu
mencapai luka insisi, kemudiaan putar pendorong 1800berlawanan arah
jarum jam hingga terbebas dari tahanan dan ujung memasuki jalur
tempat kapsul.
17. Petugas menahan pendorong dan menarik trokar ke arah pangkal
pendorong untuk menempatkan kapsul kedua.
18. Petugas menahan ujung kapsul kedua yang sudah terpasng kemudian
tarik trokar dan pendorong hingga keluar dari luka insisi.
19. Petugas menahan kapsul untuk memastikan kedua kapsul terpasang
dengan baik pada posisinya.
20. Dengan kassa menekan tempat insisi untuk menghentikan pendarahan
dan dekatkan ujung ujung insisi dan tutup dengan band aid,
21. Petugas memberikan konseling cara merawat luka.
22. Petugas membereskan alat dengan rendam klorin 0,5% selama 10 menit.
23. Petugas mencuci tangan dan keringkan.
24. Petugas menulis dalam rekam medis /Dokumentasi.
25. Petugas melakukan observasi selama 5-20 menit sebelum
meperbolehkan klien pulang.
6. Alat & Bahan 1. Hanscond
2. Implan set
3. Spuit 3 cc
4. Lidocain 2 %
5. Betadine
6. Kasa steril
7. Plester
8. Implan
9. Gunting
10. Tempat Sampah
11. Larutan klorin 5 %
12. Bed Pasien

7. Unit terkait 1. KIA


KONTROL IMPLANT

No. Dokumen :440/276


SOP No.Revisi :00
Tanggal Terbit :10 November
2015
Halaman :1/1
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012
1. Pengertian Kontrol implant adalah memeriksa kondisi luka bekas pemasangan implant.

2. Tujuan Untuk melihat adanya tanda tanda infeksi pada bekas luka pemasangan implant.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi 1. UU Kesehatan No 36 Tahun 2009
2. UU Praktek Kedokteran Tahun 2004
3. Permenkes No. 128 Tahun 2004
4. Perbub No. 51 Tahun 2012
5. Buku panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Tahun 2010

5. Langkah 1. Petugas menyiapkan alat, tempat, dan pasien


langkah 2. Petugas melakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan
keringkan
3. Petugas mebuka verban dengan kapas alkohol
4. Petugas membersihkan daerah luka pemasangan implant dengan kapas
betadine.
5. Petugas melihat adakah adanya infeksi memastikan posisi pemasangan
implant
6. Petugas menutup luka pemasangan pemasangan implant.
7. Petugas menyampaikan kunjungan ulang.
8. Mendolumentasikan
6. Alat & 1. Kasa steril
bahan 2. Betadine
3. Plester
4. Kapas akohol
5. Bengkok
6. Pinset

7. Unit Apotek
Terkait KIA
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :440/277
SOP No.Revisi :00
Tanggal Terbit :10
November 2015
Halaman :1/3
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012
1. Pengertian Asuhan persalinan normal adalah memberikan Pelayanan Persalinan normal
sesuai dengan standar.

2. Tujuan Mendapatkan persalinan yang aman.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan Pelayanan


Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi 1. Kementrian Kesehatan RI Tahun 2015 tentang daftar tilik penyeliaan
Fasilitas Asuhan Persalinan Tingkat Puskesmas Perawatan.
2. Undang-undang Kesehatan No, 36 Tahun 2009
3. Undang-undang Kedokteran tahun 2004
4. Permenkes No. 128 tahun 2004
5. Perbub No 51 tahun 2012
6. Buku 1 standar pelayanan kebidanan APN tahun 2008.

5. Langkah 1. Petugas memberi salam pada klien dan mempersilahkan masuk


langkah 2. Petugas memberi tahu klien untuk dilakukan anmesa, artopometri..
3. Petugas menijinkan ibu untuk memilih orang yang akan mendampingi
selam proses persalinan.
4. Petugas menanyakan riwayat kehamilan secara lengkap.
5. Petugas menulis hasil amnanesa, pemeriksaan serta mengisi inform
konsen.
6. Petugas menganjurkan ibu BAK dan mencuci organ kemaluan.
7. Petugas menyiapkan alat-alat partu.
8. Petugas melakukan persiapan Penolong Persalinan (memakai APD).
9. Petugas mencuci tangan
10. Petugas membantu ibu mengambil posisi paling nyaman.
11. Petugas memakai sarung tangan
12. Petugas membersihkan vulva dan perineum.
13. Petugas melakukan pemeriksaan dalam
14. Petugas Dekontminasi sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%
15. Periksa KU,VS,HIS dan DJJ.
16. Petugas memberi tahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudh lengkap.
17. Petugas meminta ibu dan keluarga menyiapkan posisi meneran.
18. Petugas melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada
dorongan kuat untuk meneran.
19. Menganjurkan ibu untuk mengambil posisi yang nyaman.
20. Petugas meletakan kain bersih diatas perut ibu.
21. Letakkan kain/underpad dibawah bokong ibu.
22. Buka tutup partus set dan perhatikan kelengkapan alat.
23. Petugas memakai sarung tangan STT saat bayi kelihatan.
24. Petugas membantu kepala bayi lahir, periksa kemungkinan adanya lilitan
tali pusat.
25. Petugas sambil menunggu kepala putar paksi begitu kepla bayi lahir usap
mulut hidung dengan kasa bersih dan biarkan kepala bayi memutar.
26. Petugas pada saat bahu pada posisi depan dan belakang yang benar
membantu persalinan dengan cara yang tepat.
27. Setelah bayi lahir petugas melakukan penilaian keadaan bayi , dan
meletakan bayi diatas perut ibu dan segera keringkan dengan kain bersih.
28. Petugas meminta ibu untuk memegang bayinya.
29. Petugas memastikan bayi tunggal.
30. Petugas memberi tahu ibu akan dilakukan penyuntikan okditoksin.
31. Petugas memberikan asuhan BBL Normal
32. Petugas menjepit, memotong dan mengikat tali pusat.
33. Petugas menghisap lendir jika diperlukan.
34. Petugas mengeringkan bayi, mengganti dengan kain II.
35. Petugas melakukan IMD
36. Memindahkan klem 5-10 cm di depan vulva.
37. Petugas melakukan penegangan tali pusat terkendali.
38. Lahirkan plsenta dan kelengkapan plasenta
39. Masase Fundus
40. Periksa robekan jalan lahir
41. Petugas menjahit luka sesuai kebutuhan, Periksa jahitan pastikan tak ada
kassa /tampon yang taertinggal.
42. Memberi tahu tindakan sudah selesai
43. Membersihkan ibu
44. Merapikan alat-alat /DTT
45. Cuci tangan
46. Pengawasan 2 jam post partum
47. Memindahkan pasien ke bangsal denagn kursi roda
48. Pemberian therapi dan menyelesaikan administrasi dan catat temuan
dengan seksama
49. Petugas memberikan placenta pada keluarga ibu
6. Alat & 1. Tensi Meter
Bahan 2. Stetoskop dewasa
3. Dopler
4. Timbangan bayi dan sewasa
5. Metline (pita pengukur fundus uteri)
6. Korentang dan tempetnya
7. Spekulum Sym dan cocor bebek
8. Gunting verban
9. Kursi roda
10. Bak partus set
11. Hecting set
12. Resusitasi set
13. Kateter
14. Lampu hologen/senter
15. Sarung tangan
16. Kapas sterl
17. Kassa steril
18. Sabun antiseptic
19. Wastafel dengan air mengalir
20. Bed obstertrik

7. Unit Terkait UGD, KIA, APOTEK, RANAP


PEMERIKSAAN PAYUDARA
SENDIRI (SADARI)
No. Dokumen :440/278
SOP No.Revisi :00
Tanggal Terbit :10 November
2015
Halaman :1/2
Puskesmas Pundong drg.. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Pemeriksaan payudara sendiri Adalah Suatu kegiatan penyuluhan atau


pelatihan yang diberikan kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan
payudara sendiri.
2. Tujuan Untuk mendeteksi secara dini adanya penyakit kanker payudara.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan


Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Pedoman Perawatan dasar Depkes RI Tahun 2005.
Diananda ,R 2009 Panduan Lengkap Mengenal Kanker Yogyakarta: Mirza
Media Pustaka

5. Langkah langkah 1. Menyambut pasien dan menjelaskan prosedur dari tindakan yang akan
dilakukan.
2. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
3. Meminta dan membantu pasien untuk membuka pakaian bagian atas
4. Meminta klien untuk duduk.
5. Meminta ibu untuk melihat: kontur payudara, bentuk payudara, dan
penampang dengan tangan berada disamping dengan posisi rileks
6. Meminta ibu untuk melihat: kontur payudara, bentuk payudara, dan
penampang dengan tangan diatas kepala badan dimiringkan ke kanan
dan ke kiri.
7. Meminta ibu untuk melihat: kontur payudara, bentuk payudara, dan
penampang dengan tangan berada di pinggang badan dimiringkan ke
kanan dan ke kiri.
8. Meminta pasien tidur terlentang, dengan tangan berada di kepala,
melakukan penekanan dari tulang klavikula hingga mencakup ke
seluruh mammae menggunakan 3 jari.
9. Palpasi dapat dilakukan menggunakan baby oil
10. Petugas meminta pasien untuk mengulang kembali pemeriksaan
SADARI.
11. Petugas menanyakan adakah yang kurang jelas dengan pemeriksaan
SADARI.
12. Interprestasi data
13. Mencuci tangan

6. Alat & Bahan 1. Minyak Baby oil


2. Kaca

7. Unit terkait 1. Klinik Umum


2. Rawat Inap
3. Ruang KIA dan KB
4. Puskesmas Pembantu
PEMERIKSAAN INSPEKSI
VISUAL ASAM ASETAT(IVA)
No. Dokumen : 440/280
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November
2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) adalah suatu tindakan
mengoleskan asam asetat 3 5 %.selama 2 menit untuk melihat
perubahan warna pada portio.

2. Tujuan Bertujuan untuk mendeteksi secara dini kanker servix.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan


Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2005

5. Langkah langkah 1. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan.


2. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
3. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan
4. Mempersiapkan ibu dalam posisi dorsal recumbent
5. Memperhatikan aspek privasi ibu dan kenyamanan selama
tindakan, menutup daerah paha keatas menggunakan selimut.
6. Mengatur arah lampu sorot ke arah vagina ibu agar mampu melihat
portio dengan jelas
7. Menggunakan sarunr tangan DTT/ steril
8. Melakukan vulva hygine dengan menggunakan kapas DTT
9. Memaskkan speculum secara hati hati
10. Memasukkan lidi wotten ke dalam vagina sampai menyentuh portio
yang sebelumnya di celupkan ke dalam asam asetat.
11. Mengoleskan lidi wotten ke seluruh permukaan porsio dengan cara
memutar searah jarum jam, tunggu hingga dua menit dan lihat
hasilnya.
12. Bila terjadi proses karsinogen maka porsio akan berubah warna
menjadi putih pucat ( white epithelium)

6. Alat dan Bahan 1. Alat dan Bahan yang digunakan;


a. Handscoon
b. Specullum Vagina
c. Tampon Tang
d. Kom Kecil steril
e. Lidi woten
f. Asam asetat
g. Selimut
h. Lampu sorot
i. Tempat sampah basah
j. Formulir Pemeriksaan IVA
k. Formulir Pemeriksaan Papsmear

7. Unit terkait 1. Rawat Inap


2. Unit KIA dan KB
KONTROL IUD

No. Dokumen : 440/281


SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November
2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Kontrol IUD adalah memeriksa posisi benang IUD atau melihat adanya
tanda peradangan pada portio.

2. Tujuan Untuk mengetahui posisi benang IUD

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan


Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong

4. Referensi 1. Undang-undang Kesehatan Nomor. 36 Tahun 2009


2. Undang-undang Praktek Kedokteran Tahun 2004
3. Permenkes Nomor 128 Tahun 2004
4. Perbub Nomor 51 Tahun 2012
5. Langkah langkah 1. Petugas menyiapkan alat, tempat dan pasien
2. Petugas melakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
dan keringkan
3. Petugas melakukan vulva hybiene dengan kapas DTT
4. Petugas membuka vulva dengan memasang sepculum dan
diarahkan ke daerah porsio
5. Petugas membersihkan daerah porsio daengan kapas betadine
6. Petugas meliht apakah ada erosi di daerah porsio, adanya infeksi
memastikan adanya benang IUD, bila ada pastikan IUD masih
terpasng
7. Petugas melepas speculum secara perlahan lahan dan melakukan
dekontaminasi peralatan dan sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5 % selam 10 menit
8. Petugas mencuci tangan
9. Petugas memberikan penjelasan tentang hasil pemeriksaan
kepada klien
10. Petugas melakukan dokumentasi
11. Petugas memberikan resep sesuai dengan indikasi
6. Alat & Bahan 1. Bedgyn
2. Speculum
3. Sarung tangan
4. Kapas DTT
5. Klem portio
6. Betadine
7. Larutan klorin 0,5%
8. Albotil
9. Sabun dan air mengalir
10. Lampu sorot
11. Selimut
12. Safety bok
13. Status Pasien
14. ATK
15. Kursi petugas
7. Unit terkait 1. BP
2. KIA
3. Apotek
PELAYANAN KONTRASEPSI
METODE PIL KOMBINASI

No. Dokumen : 440/282


SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Pelayanan Kontrasepsi pil kombinasi adalah suatu metode mencegah kehamilan
dengan menggunakan Pil Kombinasi.

2. Tujuan Untuk mengatur kehamilan.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan


Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong

4. Referensi Buku Tilik KB


5. Langkah 1. Memberikan salam
langkah 2. Menanyakan alasan klien ingin menggunakan pilprogestin
3. Memberikan KIE mengenai pil progestin, meliputi; cara kerja, manfaat
kontrasepsi, dan non kontrasepsi, keterbatasan, efek samping, dan
penanganannya
4. Mencuci tangan
5. Melakukan pemeriksaan fisiksesuai kebutuhan
6. Memberikan pil kombinasi untuk satu siklus dengan menggunakan
informasi sebagai berikut
a. Pil dapat mulai diminum setiap saat selagi haid, untuk
meyakinkan klien tidak hamil
b. Pil dapat mulai diminum hari pertama sampai hari ke tujuh siklus
haid
c. Pil dapat diminum pada hari kedelapan tetapi perlu menggunakan
kontrasepsi yang lain ( kondom) mulai hari kedelapan sampai hari
ke empat belas atau tidak melakukan hubungan sexual
sampaiklien telah menghabiskan paket pil tersebut.
d. Bila berhenti menggunakan kontrasepsiinjeksi dan ingin
menggantikan dengan piulkombinasi pil dapat segera diberikan
tanpa perlu menunggu haid
7. Memberikan instruksi cara minum pil
a. Minum setiap hari pada waktu yang sama
b. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ketujuh
siklus haid, sangat dianjurkan diminum pada hari pertama haid
c. Beberapa paket pil mempunyai 28 pil yang lain 21 pil.
d. Bilapaket 28pil habis, sebaiknya klien mulai minumpil dari paket
yang baru.
e. Bila paket 21 habis tunggu 1 minggu baru kemudian mulai minum
pil dari paket yang baru.
f. Bila klien muntah dalam waktu 2jam setelah minum pil, minum pil
yqang lain atau gunakan metode kontrasepsi lain
g. Bilaterjadi muntah hebat atau diare lebih dari 24jam, maka bila
keadaan memungkinkan dan tidak memperburuk keadaan klien
pil dapat diteruskan.
h. Bila muntah dan diare berlangsung 2 hari atau lebih ikuti cara
penggunaan pil yaitu segera minum pil lagi
i. Bila lupa minum satu pil hari pertama sampai ke dua) sebaiknya
minum pil tersebut segera setelah ingat walaupun harus minum
dua pil pada hari yang sama, Tidak perlu menggunakan metode
kontrasepsi yang lain. Bila lupa 2 pil atau lebih ( hari pertama
sampai 21) sebaiknya minum 2 pil tsetiap hari sampai sesuai
skedul yang ditetapkan. Juga sebaiknya gunakan metode
kontrasepsi lain atau tidak melakukan hubungan sex sampai
setelah menghabiskan paket pil.
j. Bila tidak haid perlu segera kepetugas kesehatan untuk tes
kehamilan.
8. Yakinkan klien telah mengerti dengan informasi yang telah diberikan.
6. Alat & Bahan 1. Pil KB kombinasi
2. 2. Status pasien
3. ATK
7. Unit terkait BP, Apotek

PELAYANAN KONTRASEPSI
SUNTIK

No. Dokumen : 440/283


SOP No.Revisi :00
Tanggal Terbit :10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012
1. Pengertian Pelayanan kontrasepsi suntik adalah memberikan kontrasepsi hormonal yang
diberikan setiap 3 bulan sekali dengan cara injeksi.

2. Tujuan Untuk mengatur kehamilan

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan


Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong

4. Referensi 1. Undang-undang Kesehatan Nomor. 36 Tahun 2009


2. Undang-undang Praktek Kedokteran Tahun 2004
3. Permenkes Nomor 128 Tahun 2004
4. Perbub Nomor 51 Tahun 2012

5. Langkah 1. Petugas menyiapkan alat, tempat dan pasien


langkah 2. Petugas melakukan amnamnesis lengkap
3. Petugas melakukan pemeriksaan Tanda Vital
4. Pemeriksaan dari kepala sampai exstremitas bawah
5. Petugas menjelaskan kepada klien manfaat, tujuan. Efek samping dan
prosedur yang akan dilakukan.
6. Petugas melakukan inform consent
7. Petugas mencuci tangan
8. Petugas memakai sarung tangan
9. Petugas melaksanakan penyuntikan KB
10. Petugas setelah selesai penyuntikan spuit dimasukan ke sfaety box
11. Petugas membersekan alat-alat
12. Petugas melepas sarung tangan
13. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan keringkan
14. Petugas menginformasikan kunjungan ulang
15. Dokumentasi
6. Alat & Bahan 1. Jarum suntik disposibel 3 cc
2. Kapas alcohol 70%
3. Obat suntik depo 3 bulan
4. Safety bok
5. Inform cnsent
6. Stetoskop
7. Tensimeter
8. Timbangan badan
9. Sarung tangan
10. Kran air mengalir
11. Satus pasien
12. Catatan dan kartu register KB
13. Unit terkait 1. BP
2. KIA
3. Apotek
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
KUNJUNGAN ULANG

No. Dokumen : 440/284


SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Pemeriksaan kehamilan kunjungan ulang adalah pemeriksaan ulang yang


diberikan kepada ibu hamil sesuai dengan standar.

2. Tujuan Agar ibu hamil mendapatkan pelayanan ulang sesuai standar.


3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong

4. Referensi 1. Undang-undang Kesehatan Nomor. 36 Tahun 2009


2. Undang-undang Praktek Kedokteran Tahun 2004
3. Permenkes Nomor 128 Tahun 2004
4. Perbub Nomor 51 Tahun 2012
5. Pedoman Pelayanan Antenatal Tepadu Edisi Kedua Kementrian
Kesehatan RI Direktorat Jendrl Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Direktoral Jendral Bina Kesehatan Ibu.
5. Langkah 1. Petugas mempersiapkan alat, tempat dan pasien
langkah 2. Pemeriksaan tanda vital
3. Petugas melaksanakan pemeriksaan 10 T
4. Pemeriksaan kehamilan-Inspeksi: hyperpigmentasi (areola
mammae,linea nigra, striae)- Palpasi: Pemeriksaan leopold Auskultasi:
dengarkan DJJ.
5. Petugas menjelaskan hasil pemeriksan, jika ditemukan pemeriksaan
yang tidak normal dilakukan kolaborasi terkait dan atau rujukan.
6. Petugas memberikan resep sesuai indikasi
7. Dokumentasi
6. Alat & Bahan 1. Linen
2. Dopler
3. Meteran kain pengukur TFU
4. Reflek Humer
5. Timbangan berat badan dewasa
6. Tensimeter air raksa
7. Stetoskop
8. Bed Obstetrik
9. Kalender kehamilan
10. Sabun anti septic
11. Wastafel dengan air yang mengalir
12. Buku KIA
7. Unit terkait 1. KIA
2. Poli Umum
3. Poli gigi
4. Gizi
5. Apotek
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
KUNJUNGAN I

No. Dokumen : 440/285


SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Pemeriksaan kehamilan kunjungan pertama adalah memberikan pelayanan


kepada ibu hamil yang pertama kali sesuai dengan standar.

2. Tujuan Agar ibu hamil mendapatkan pelayanan pertama sesuai standar.


3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong

4. Referensi 1. Undang-undang Kesehatan Nomor. 36 Tahun 2009


2. Undang-undang Praktek Kedokteran Tahun 2004
3. Permenkes Nomor 128 Tahun 2004
4. Perbub Nomor 51 Tahun 2012

5. Langkah 1. Petugas mempersiapkan alat, tempat dan pasien


langkah 2. Petugas melakukan Amnamnesa-Riwayat Perkawinan, Riwayat Penyakit
Ibu dan keluarga,HPHT, Riwayat Imunisasi,Kebiasaan Ibu,Riwayat
KB,Riwayat Obsteri.
3. Pemeriksaan tanda vital
4. Petugas melakukan pemeriksaan 7T
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh (dari kepala sampai
ekstremitas bawah)
6. Pemeriksaan kehamilan- Inspeksi: hyperpigmentasi ( areola
mammae,linea nigra, striae)- palpasi: pemeriksaan leopold, Auskultasi:
dengarkan DJJ,Anc terpadu.
7. Petugas menjelaskan hasil pemeriksaan
8. Petugas memberikan resep sesuai Indikasi
9. Dokumentasi

6. Alat dan bahan 1. Linen


2. Dopler
3. Meteran kain pengukur Tfu
4. Reflek hammer
5. Timbangan berat badan dewasa
6. Tensimeter air raksa
7. Stetoskop
8. Bed Obstetric
9. Senter
10. Kalender kehamilan
11. Meteran pengukur LILA
12. Tisu
13. Sabun Antiseptic
14. Wastafel dengan air mengalir
15. Buku KIA
7. Unit terkait BP Umum,BP Gigi, Laboratorium, Petugas Gizi Apotik

KBI DAN KBE PADA PERSALINAN

No. Dokumen : 440/286


SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian KBI dan KBE pada persalinan adalah suatu tindakan untuk merangsang
kontraksi pada uterus untuk mencegah perdarahan

2. Tujuan Merangsang terjadinya kontraksi sehingga tidak terjadinya perdarahan.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan


Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi 1. Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2005

5. Langkah 1. Jika dalam 15 detik uterus tidak berkontraksi maka:


langkah a. Memasang O2 dengan aliran 5 lpm
b. Memasang tranfusi set RL dengan jarum besar (18)
c. Lakukan kompresi Bimanual Internal selama 3-5 menit hingga timbul
kontraksi bila terjadi kontraksi tambah 2-3 menit.
d. Jika tidak timbul kontraksi, lakukan kompresi Bimanual ekternal
dengan meminta tolong kepada keluarga pasien untuk menekan
supra pubik dengan tangan kanan dengan posisi tinju.Posisi tangan
kiri menggantikan posisi tangan kanan bidan. tambahan selama 2
menit. bilatimbulnya kontraksi kemudian ulang kompresi bimanual
interna selam 5menit jika tidak ada kontraksi lakukan kompresi
bimanual eksterna selama 3menit
e. Jika tetap tidak ada kontraksi, maka hentikan konpresi Bimanual
Interna dan berikan oxitocyn drip2 ampul dalam infus RL 500 cc
digrojok , injeksi ergomethrin 2 ampul IM sedangkan microprostol 3-5
tablet per rectal.
f. Jika uterus tidak berkontraksi lakukan kompresi bimanual interna
kembali sambil melakukan persiapan rujukan ke RS dengan tetap
terpasang infus hingga tiba di tempat rujukan
g. Menginformasikan kepada tempat rujukan hasil tindakan yang telah
kita lakukan.
h. Memberekan alat
i. Cuci tangan
j. Mendokumentasikan hasil tindakan
2. Alat & Bahan 1. Tranfusi set
2. Infus RL dengan jarum besar
3. Oxitosin, ergometrin dan misoprostol
4. Partus set
5. Sarung tangan panjang
6. O2 dan selang
3. Unit terkait 1. KIA
2. Poli Umum
3. Apotek
PEMERIKSAAN IBU HAMIL
DENGAN FAKTOR RESIKO

No. Dokumen : 440/287


SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Pemeriksaan ibu hamil dengan faktor resiko adalah suatu prosedur yang
memuat langkah-langkah yang harus dilakukan untuk pemeriksan Ibu Hamil
yang mempunyai faktor Resiko.
2. Tujuan Untuk deteksi dini komplikasi kehamilan secara bermakna yang secara tidak
langsung dapat menyebabkan kematian Ibu.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan


Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong

4. Referensi Buku Pemantauan wilayah setempat Kesehatan Ibu da Anak (PWS KIA) Depkes
Tahun 2009

5. Langkah 1. Mempersiapkan lingkungan pasien dikamar periksa.


langkah 2. Melakukan pemeriksaan Umum:
a. Pemeriksaan Inspeksi
b. Melakukan amnamnesa
c. Mengukur TB dan LILA
d. Mengukur tekanan darah dan BB
3. Melaksanakan pemeriksaan abdomen
a. Mempersilahkan pasien berbaring diatas tempat tidur
b. Mengatur posisi pasien untuk pemeriksaan
c. Melakukan pemeriksaan leopold I, II, III, IV
d. Menghitung DJJ
e. Mencatat hasil pemeriksaan
4. Merujuk ke laboratorium untuk pemeriksaan HB, dan urine bila
diperlukan
5. Melakukan diagnosa kebidanan
6. Memberikan konseling
7. Membuat rujukan Internal untuk konsultasi Gizi, Psikologi, Poli Umum
dan Poli Gigi ( Bila Diperlukan) Berkaitan Dengan Faktor Resiko Yang
Ditemukan.
8. Memberikan obat roborantia dan tambah darah
9. Membereskan perlengkapan pada pemeriksaan ANC
10. Melakukan dokumentasi/mencatat semua hasil pemeriksaan
6. Alat & bahan 1. Status pasien
2. Dopler
3. Metlin
4. Tensi, thermometer, arloji
5. Handskon
6. Alat tulis
7. Unit terkait UGD, Poli Gigi, Poli Umum,Lab,RS tempat rujukan
STIMULASI, DETEKSI DAN
INTERVENSI DINI TUMBUH
KEMBANG ANAK

No. Dokumen : 440/288


SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Stimulasi deteksi dini dan intervensi tumbuh kembang anak adalah suatu
kegiatan yang dilakukan untuk deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang
balita dan anak pra sekolah termasuk menindak lanjuti setiap keluhan orang tua
terhadap masalah tumbuh kembang anaknya.
2. Tujuan Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua bailta dan
anak prasekolah di wilayah Puskesmas Pundong.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan


Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong

4. Referensi 1. Buku Pedoman Pelaksanaan SDIDTK di tingkat Pelayanan Kesehatan


Dasar, Kemenkes RI Tahun 2012.
2. Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita ,Kemenkes RI Ditjen Bina gizi
dan KIA Direktortat Bina Gizi Th 2014

5. Langkah 1. Petugas datang ke sekolah dengan membawa peralatan


langkah 2. Petugasmelakukan ukur tinggi badan,BB, Lingkar
Kepala,KPSP,TDD,TDL,KMME,CHAT,GPPH,Pemeriksaan Gigi, Tonsil,
telinga dan kebersihan kuku.
3. Petugas mencatat semua hasil pemeriksaan, jika di dapat penyimpangan
motivasi di sampaikan ke keluarga melalui guru sekolah untuk dilakukan
rujukan ke Puskesmas.
4. Catatn hasil pemeriksaan dilakukan analisis dan kesimpulan
5. Hasil juga disampaikan saat pertemuan IGTK
6. Alat & Bahan 1. Alat tulis
2. Ceklis
3. Alat ukur, timbangan injak
7. Unit terkait 1. Program KIA
2. Program Gizi
3. BP Umum
4. BP Gigi
5. IGD
PENGELOLAAN ANEMIA PADA
KEHAMILAN

No. Dokumen : 440/289


SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Pengelolaan anemia pada kehamilan adalah Ibu hamil dengan anemia HB <11
gr

2. Tujuan Menemukan anemia pada kehamilan secara dini dan melakukan tindak lanjut
untuk mengatasinya.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan


Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku standar Pelayanan Kebidanan tahun 2009

5. Langkah 1. Petugas Memeriksa kadar HB semua Ibu hamil pada kunjungan


langkah pertama.
2. Untuk pasien yang ditemukan Anemia atau hasil HB <11 gr% dilakukan
rujukan Internal ke Poli Gizi, dan lakukan pemeriksaan HB ulANG.
3. Petugas memberikan multivitamin dan mineral (Zat besi, Asam Folat,
Vitamin C) pada semua ibu hamil sedikitnya 1 tablet selama 90 hari
beturut turut.
4. Jika ditemukan HB 8 s/d 10 grberikan 2x1 tablet multivitamin dan
mineral (Zat besi, Asam Folat, Vitamin C) per hari.
5. Petugas bila menemukan HB 8 s/d 10 gr%, usia kehamilan <28 minggu
segera rujuk ke Rumah Sakit, jika usia kehamilah <28 minggu, berikan
tablet multivitamin dan mineral (Zat besi, Asam Folat, Vitamin C) 3x1
sehari. Ibu hamil Anemia berat disarankan untuk bersalin di Rumah
Sakit.
6. Petugas memberikan penyuluhan Gizi / Kolaborasi dengan petugas Gizi
tentang pentingnya Minum zat besi, makanan yang mengandung zat besi
dan kaya vitamin C dan menghindari Teh/Kopi/Susu dalam 1 jam
sebelum /sesudah makan.
6. Alat & Bahan 1. Status Pasien
2. Pengukur vital sign
3. Alat pemeriksaan HB
4. Blangko Rujukan
7. .Unit terkait 1. Program KIA
2. Program Gizi
3. BP Umum
4. BP Gigi
5. IGD
PENGELOLAAN DINI HIPERTENSI
PADA KEHAMILAN
No. Dokumen : 440/289
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012
1. Pengertian Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan adalah melakukan penatalaksanaan
kasus hipertensi pada kehamilan, serta mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya.

2. Tujuan Penatalaksaan secara dini hypertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan
yang diperlukan.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan


Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi 1. Undang-undang Kesehatan Nomor. 36 Tahun 2009
2. Undang-undang Praktek Kedokteran Tahun 2004
3. Permenkes Nomor 128 Tahun 2004
4. Perbub Nomor 51 Tahun 2012
5. Langkah 1. Memeriksa tekanan darah secara tepat pada setiap pemeriksaan
langkah kehamilan, termasuk pengukuran darah dengan tehnik yang benar, Catat
tekanan darah.
2. Jika tekanan darah diatas 140/90 mnhg atau peningkatan diastole 15
mnhg atau lebih ( sebelum 20 minggu) ulangi pengukuran tekanan darah
dalam 1 jam. Jika tetap berarti ada kenaikan tekanan darah. Periksa
adanya uderma terutama pada wajah atau pada tungkai bawah/tulang
kering atau daerah sakraal.
a. Kolaborasi dengan dokter Umum di Poli Umum.
b. Segera rujuk Ibu hamil ke Rumas Sakit bila:
Tekanan darah sangat tinggi (Misal diatas 160/110 atau lebih)
Kenaikan darah terjadi secara tiba-tiba.
Berkurangnya air seni (sedikit dan berwarna gelap)
Ederma berat yang bersifat mendadak khususnya pada
wajah/daerah sakral, punggung bawah atau proteinuria
3. Jika tekanan drah tetap,/naik walaupun tidak ada uderma dan proteinura
rujuk ibu untuk mendapatkan pemeriksaan lanjutan ke Rumah Sakit
4. Jika tekanan darah kembali normal atau kenaikan kurang 15mnhg, beri
penjelasan kepada ibu tentang tanda tanda eklamsia yang mengancam,
khususnya sakit kepala, pandangan mata kabur, nyeri ulu hati, dan
pembengkaan mnedadak pada kaki/ punggung/wajah. Jika tanda itu
diketemukan segera ibu ke Rumah Sakit.
5. Bicarakan seluruh temuan dengan ibu hamil/suami/keluarganya.
Catat seluruh temuan pada Buku KIA dan Kartu Ibu.

6. Alat & Bahan 1. Tensi meter air raksa dan stetoskop yang berfungsi baik
2. Buku KIA dan kartu ibu
3. Alat pemeriksaan protein urin
7. Unit terkait Poli Umum, UGD
PENANGANAN PERDARAHAN
DALAM KEHAMILAN
No. Dokumen : 440/291
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Penanganan perdarahan dalam kehamilan adalah suatu cara mengenali secara
tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan, serta melakukan
pertolongan pertama dan merujuknya.

2. Tujuan Mengenali dan melakukan tindakan cepat dan tepat perdarahan dalam
kehamilan.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi 1. Undang-undang Kesehatan Nomor. 36 Tahun 2009
2. Undang-undang Praktek Kedokteran Tahun 2004
3. Permenkes Nomor 128 Tahun 2004
4. Perbub Nomor 51 Tahun 2012
5. Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal th 2002
5.Langkah langkah 1. Cuci tangan gunakan sarung tangan bersih
2. Melakukan penilaian KU Ibu Amnamnese
3. Tidak melakukan periksa dalam( Perdarahan diatas 22 minggu biasanya
karena plasenta praevia, periksa dalam akan memperburuk keadaan)
4. Memberikan penyuluhan dan nasehat tentang bahaya perdarahan dari
jalan lahir sebelum bayi bayi lahir kepada ibu, suami/keluarganya rujuk
ibu yang mengalami perdarahan per vagina pada trimester III ke Rumah
Sakit.
5. Jika ada tanda gelala syok, atau ibu mengalami perdarahan hebat,
segera RUJUK dengan diberikan pertolongsn pertama: berikan cairan IV
Nacl 0,95 atau RL menggunakan Jarum 16G atau 18G, infus diberikan
dengan tetesan cepat sesuai dengan kondisi ibu hingga denyut nadi ibu
membaik.
6. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
7. Membuat catatan lengkap (Keterangan mengenai perdarahan,
golongan,jumlah darah).
6. Alat & Bahan 1. Sabun
2. Air bersih yang mengalir
3. Handuk bersih
4. Spuid
5. Infus set
6. Abucath
7. Cairan RL
8. Sarung tangan
7. Unit terkait KIA,IGD
PENJAHITAN LASERASI PADA
PERINEUM (HEACTING
PERINEUM)
No. Dokumen : 440/292
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Penjahitan laserasi pada perineum adalah tindakan penjahitan pada perenium
yang mengalami laserasi
2. Tujuan Bertujuan untuk memperbaiki laserasi yang dikarenakan proses persalinan
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2005
Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal Depkes RI tahun 2008
5. Langkah 1. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
langkah 2. Memperhatikan aspek privacy dari pasien
3. Mencuci tangan sebelum tindakan serta mengeringkan dengan handuk
bersih.
4. Memeriksa keadaan Umum ibu
5. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan
6. Memposisikan pasien dalam posisi litotomi atau dorsal recumbent.
7. Menenmpatkan lampu kearah laserasi dibagian jalan lahir ibu
8. Mengalasi bokong menggunakan kain bersih atau underpet yang baru.
9. Menggunakan sarung tangan steril
10. Membersihkan perineum menggunakan larutan antiseptic dan kassa
DTT /steril
11. Menentukan derajat laserasi mulai dari derajat 1-4
12. Melakukan anastesi pada bagian laserasi, tunggu sampai anastesi
bekerja.
13. Melakukan penjahitan dengan tehnik jelujur, satu-satu, matras modifikasi
sesuai dengan kasus yang terjadi.
14. Setelah penjahitan selesai, masukkan jari kelingking ke dalam anus untk
memastikan tidak adanya robekan hingga rectum.
15. Memberika KIE unutk mobilisasi dini dan personal hygiene.
6. Alat & Bahan 1. Nald voeder
2. Pinset cirurgis
3. Gunting benang
4. Jarum jahit
5. Benang jahit (cromic cut gut)
6. Kasa steril
7. Sarung tangan steril
7. Unit terkait 1. Ruang bersalin
2. Rawat Inap
3. Poli KIA dan KB
MANUAL PLASENTA

No. Dokumen : 440/293


SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Manual plasenta adalah tindakan pengeluaran plasenta dengan cara manual
atau menggunakan tangan.
2. Tujuan Bertujuan untuk melahirkan plasenta yang tidak dapat lahir spontan.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi 1. Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2005
2. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal Depkes RI Tahun 2008
5. Langkah 1. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
langkah 2. Informed consent
3. Memperhatikan aspek privacy dari pasien
4. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan serta mengeringkanya
dengan handuk bersih
5. Memeriksa keadaan umum ibu dan tanda vital
6. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan
7. Memasangkan infuse dengan menggunakan tranfusi set, kemudian
pasang Oksigen bila diperlukan
8. Memposisikan pasien dalam posisi litotomi atau dorsal recumbent.
9. Menempatkan lampu kearah laserasi dibagian jalan lahir ibu
10. Menggunakan sarung tangan steril
11. Membersihkan perenium menggunakan larutan antiseptic dan kassa
DTT/steril atau vulva hygiene.
12. Melkukan katerisasi untuk mengososongkan kandung kemih
13. Melakukan prosedur manual plasenta setelah terjadi tanda tanda
pelepasan plasenta
14. Setelah plasenta lahir lakukan massase uterus dan memastikan
kontraksi baik.
15. Menyuntikan ergometrine dibagian paha ibu
16. Mencuci tangan

6. Alat & Bahan 1. Sarung tangan panjang steril


2. Larutan disifektan
3. Infus RL jarum besar
4. Kateter
5. Oksigen dan selang oksigen
6. Oksitosin dan ergometrin
7. Set partus
7. Unit terkait 1. Ruang bersalin
2. Rawat Inap
3. Poli KIA dan KB
PERSALINAN PATOLOGI
PRESENTASI BOKONG

No. Dokumen : 440/294


SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November
2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Persalinan patologi presentasi bokong adalah persalinan yang dilakukan secara
normal tetapi posisi kepala bayi berada di atas, sedangkan pantat atau kaki bayi
keluar terlebih dahulu.
2. Tujuan Untuk melahirkan bayi yang letak abnormal dengan presentasi bokong.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Prawiroharjo, 2010 Ilmu Kandungan Jakarta: Bina Pustaka
5. Langkah 1. Persetujuan tindakan lanjut
langkah 2. Pakai pelindung diri
3. Cuci atngan 7 langkah dibawah air mengalir
4. Keringkan tangan dengan handuk pribadi
5. Posisikan ibu litotomi
6. Pakai sarung tangan
7. Bersihkan daerah perenium dan kandung kemih
8. Pakai duk dibawah bokong pasien
9. Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput
ketuban dnan penurunan bokong serta kemungkinan penyulit.
10. Instruksikan pada pasien agar mengedan dengan benar selama ada his,
Mulai dengan menarik nafas dalam, katupkan mulut, upayakan tenaga
mendorong ke abdomen dan anus. Kedua tangan menarik lipat lutut,
angkat kepala dan lihat ke pusar.
11. Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul, lakukan
episiotemi mediolateralis saat bokong membuka vulva dan perineum
sudah tipis.
12. Setelah bokong lahir bokong di cengkeram dengan cara bracht (kedua
jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang
daerah panggul)
13. Melonggarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada.
14. Lakukan hyperlordosis janin paa saat angulus scapula inferior tampak
dibawah symphisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu
punggung janin didekatkan ke arah perut ibu tanpa tarikan) disesuaikan
dengan lahirnya badan bayi.
15. Gerakan ke atas hingga lahir dagu,mulut hidung, dahi dan kepala.
16. Segera setelah bokong lahir bokong di cengkeram dan dilahirkan
sehingga bokong dan kaki lahir.
17. Tali pusat dikendorkan
18. Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke
atas.
19. - Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu untuk
melahirkan bahu kiri bayi yang berada di belakang.
- Dengan tangan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu, untuk
melahirkan bahu kanan bayi yang berada di belakang.
20. Masukkan dua jari tangan kanan atau kiri ( sesuai letak bahu belakang )
sejajar dengan lengan bayi untuk melahirkan lengan bayi.
21. Setelah bahu dan lengan belakang lahir, kedua kaki di tarik ke arah
bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya, untuk melahirkan bahu
dan lengan depan bayi dengan cara yang sama.
22. Meletakan bayi diatas perut ibu.
Untuk dilakukan pemotongan talipusat, jangan sampai bayi terjatuh.
23. Lahirkan plasenta dan lakukan proseedur seperti persalinan normal
24. Lakukan dekontaminasi
25. Periksa tanda vital, kontraksi uterus, dan perdarahan
26. Cuci tangan
27. Beri informasi pada ibu hasil tindakan
28. Dokumentasikan hasil tindakan
6. Alat & Bahan 1. Partus set steril
2. Tranfusi set
3. Duk steril
4. Kateter
5. Spuit 3 cc
6. Bak instrument
7. APD lengkap
8. Resesitasi set
9. Obat uterotonika (OKsitosin, misoprostol)
10. Larutan clorin 0,5%
11. Vital sign ( tensimeter, jam tangan, thermometer)
12. Lampu halogin
13. Safety box
14. Bengkok
15. Tempat sampah infeksius dan non infeksius
16. Perlak / underpad
7. Unit terkait 1. Kamar Bersalin
2. Ruang KIA
3. Rawat Inap
PEMERIKSAAN IBU NIFAS
No. Dokumen : 440/295
SOP No.Revisi : M00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2

Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D


NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Pemeriksaan ibu nifas adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
pemeriksaan ibu nifas
2. Tujuan Mengetahui kelainan pada ibu nifas sedini mungkin.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi 1. Undang-undang Kesehatan Nomor. 36 Tahun 2009
2. Undang-undang Praktek Kedokteran Tahun 2004
3. Permenkes Nomor 128 Tahun 2004
4. Perbub Nomor 51 Tahun 2012
5. Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal th 2002
5. Langkah 1. Mempersiapkan lingkungan pasien di kamar periksa
langkah 2. Melakukan Pemeriksaan Umum:
a. Pemeriksaan inspeksi
b. Mengumpulkan data ibu yang diperlukan, obyektif subyektif
3. Melakukan Pemeriksaan :
a. Mempersilahkan pasien berbaring diatas tempat tidur
b. Mengatur posisi psien untuk pemeriksaan
c. Memeriksa payudara atau pengeluaran ASI
d. Memeriksa fundus uteri
e. Memeriksa kontraksi uterus
f. Memeriksa luka perineum jika ada luka perineum dan melihat
pengeluaran lokea
g. Periksa HB jika Anemia Semasa kehamilan/perdarahan berat saat
persalinan
4. Melakukan diagnosa kebidanan
5. Memberikan konseling mengenai Gizi, Perawatan payudara, personal
hygiene dan ASI ekslusif.
6. Memberikan konseling jika ditemukan keadaan resiko tinggi atau
komplikasi nifas.
7. Memberikn rujukan ke Rumah Sakit atau dokter specialis obsgyn jika
ditemukan resiko tinggi atau komplikasi nifas ( Perdarahan berat,
pervaginam,Kesakitan/Nyeri perut/ Pelvis,Pusing yang berlebihan, suhu
>380 C,lochea berbau, Kesulitan atau nyeri saat BAK, tanda mastitis).

6. Alat & Bahan 1. Tensimeter


2. Stetoskop
3. Alat pengukur BB
4. Termometer
5. Bengkok
6. Kapas DTT
7. perlak
7. Unit terkait 1. Kamar Bersalin
2. Ruang KIA
3. Rawat Inap
MENGAWASI DAN MENILAI
DALAM PROSES INVOLUSIO
No. Dokumen : 440/296
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/1

Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D


NIP: 197506222006041012
1. Pengertian Mengawasi dan menilai dalam proses infulosio adalah suatu cara dalam
memberikan pelayanan kepada ibu nifas untuk mencegah komplikasi pada
masa nifas dan melakukan deteksi dini penyulit pada masa nifas.
2. Tujuan 1. Mengawasi proses infolusi
2. Mengetahui penyulit nifas sedini mungkin
3. Memberikan rasa nyaman pada masa nifas
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi 1. Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI tahun 2005
2. Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal th 2002
5. Langkah 1. Petugas menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
langkah 2. Petugas Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan serta
mengeringkan dengan handuk bersih
3. Petugas Memeriksa keadaan umum ibu
4. Petugas Memeriksa payudara dan laktasi
5. Petugas Memeriksa tinggi fundus uteri
6. Petugas Memeriksa lochea (kedalaman) memeriksa kontraksi,
memeriksa luka jahitan perineum uterus.
7. Petugas Membersihkan pasien/vulva htgiene
8. Petugas Membersihkan alat
9. Petugas Mencuci tangan
10. Petugas Mendokumentasi
6. Alat & Bahan 1. Kapas DTT
2. Sarung tangan
3. Bengkok
4. Larutan klorin 0,5%
5. Status ibu
7. Unit terkait 1. Kamar Bersalin
2. Rawat Inap
3. Ruang KIA KB
4. Puskesmas Pembantu
BENDUNGAN ASI

No. Dokumen : 440/297


SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Bendungan asi adalah suatu cara dalam melakukan perawatan pada payudara
yang mengalami sumbatan.
2. Tujuan 1. Mencegah terjadinya Mastitis
2. Memberikan rasa nyaman pada pasien
3. Mendukung program ASI Ekslusif
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2005
5. Langkah 1. Petugas menyampaikan maksud dan tujuan
langkah 2. Petugas Menjelaskan prosedur pelaksanaan
3. Petugas Memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya
4. Petugas Memposisikn pasien
5. Petugas Memasang handuk dibawah payudara
6. Petugas Mengompres payudara dengan air hangat dan dingin selang
seling selama 5 menit
7. Petugas Mengeluarkan ASI dengan cara memencet payudara dengan
memencet areola mammae dan menampung dalam gelas sampai
payudara kosong
8. Petugas Membersihkan payudara
9. Petugas Membersihkan pasien
10. Petugas Membereskan alat
11. Petugas Mencuci tangan
12. Petugas Mendokumentasikan tindakan
6. Alat & Bahan 1. Bak instrument berisi handscoon
2. Kapas steril
3. Air hangat
4. Air dingin
5. Baby oil
6. Handuk
7. Waslap
8. Gelas
9. Bengkok
10. Tempat sampah
7. Unit terkait 1. Klinik Umum
2. Rawat Inap
3. Immunisasi
4. Ruang KIA, KB
5. Puskesmas Pembantu;.
INJEKSI VITAMIN K

No. Dokumen : 440/298


SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/1
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Injeksi vitamin K adalah suatu cara dalam memberikan Injeksi Vitamin K pada
bayi baru lahir
2. Tujuan Mencegah perdarahan pada bayi baru lahir.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi 1. Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2005
2. Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal th 2002
5. Langkah 1. Petugas menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan, dan
langkah meminta persetujuan
2. Petugas Mencuci tangan
3. Petugas Mengisi spuit dengan vit K1 neo K sebanyak 0,1 ml
4. Petugas Menyiapkan bagian yang akan di injeksi 1/3 tengah paha kiri
bagian luar
5. Petugas Menusukkan jarum tegak lurus ke bawah melalui kulit, antara
ibu jari dan jari tengan sampai kedalam otot ( Injeksi muscular)
6. Petugas Membersihkan alat
7. Petugas Mencuci tangan
8. Petugas Mendokumentasikan tindakan
6. Alat & Bahan 1. Bak instrument steril
2. Alat tulis
3. Kapas alcohol
4. Obat injeksi
5. Spuit injeksi
7. Unit terkait 1. Kamar Bersalin

SALEP MATA PADA BAYI

No. Dokumen : 440/299


SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/1

Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D


NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Salep mata pada bayi adalah obat berbentuk salep yang mengandung antibiotic
untuk mencegah infeksi pada mata.
2. Tujuan Memberikan / memasukan salep mata antibiotic untuk mencegah infeksi mata
pada bayi baru lahir.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi 1. Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2005
2. Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal th 2002
5. Langkah 1. Petugas mengucapkan salam,
langkah 2. Petugas Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
3. Petugas Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
4. Petugas Menyiapkan obat mata (berlabel)
5. Petugas Mengatur posisi klien semi defleksi sehingga mata yang diobati
sedikit lenih rendah dri mata yang lain
6. Petugas Meletakkan 3 jari tangan dibawah mata dan tarik ke bawah
dengan pelan-pelan tetapi kuat .
7. Petugas Memegang tube secara tegak lurus dan salep dibuang dulu
memulai di sebelah dalam centhus, berikan salep mata pada konjungtiva.
8. Mencuci tangan
6. Alat & Bahan 1. Bak instrument steril
2. Alat tulis
3. Salep mata
7. .Unit Terkait 1. Kamar Bersalin

TINDIK TELINGA

No. Dokumen : 440/300


SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Tindik telinga adalah suatu suatu tindakan yang akan dilakukan untuk membuat
lubang kecil pada telinga.
2. Tujuan Membantu klien dalam estetika kecantikan.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi
5. Alat dan bahan 1. Needle nomor 18
2. Alkohol 70 %
3. Kapas
4. Ethyel Kloride
5. Betadine
6. Kassa
7. Sarung tangan
8. Anting yang dibawa pasien
6. Langkah 1. Mempersiapkan pasien dikamar periksa
langkah 2. Bayi atau balita di bedong atau dipegangi keluarganya
3. Memakai sarung tangan
4. Membersihkan daun teling dengan kapas alkohol
5. Memberikan anastesi lokal
6. Menusuk daun telinga bagian tengah
7. Mamasukkan anting
8. Menekan luka dengan kassa betadine
9. Menutup luka dengan kassa betadine
10. Memberikan penyuluhan kepada klien atau keluarga untuk menjaga
kebersihan daun telinga
11. Melakukan dokumentasi
12. Merapikan peralatan
13. Mencuci tangan
7. Unit Terkait Poly KIA,UGD
LANGKAH AWAL DAN RESUSITASI
ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen : 440/301


SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Langkah awal dan resusitasi asfiksia pada bayi baru lahir adalah suatu tindakan
yang ditujukan untuk menangani Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia
2. Tujuan Untuk membantu Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia agar mampu bernafas dengan
spontan.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2005
Mohammad, 2007 Neonatus Dengan Asfiksia. Jakarta ,Salemba Medika
5. Langkah 1. Petugas menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
langkah 2. Petugas Mempertahankan suhu tubuh bayi
3. Petugas Atur posisi exstensi kepala bayi
4. Petugas Membersihkan lendir mulut dan hidung bayi menggunakan
delay
5. Petugas Mengeringkan tubuh bayi menggunakan handuk dan rangsang
taktil.
6. Petugas Mengatur posisi kembali
7. Petugas melakukan penilaian, jika masih megap megap lanjutkan
langkah resusitasi:
a. Pasang selang O2
b. Melakukan percobaan resusitasi sebanyak 2 menit dengan tiap 30
detik penilaian, jika 2 menit tidak bisa bernafas normal siapkan
rujukan sambil tetap dilakukan VTP
Apabila bayi tidak bias dirujuk, maka lanjutkan VTP sampai 20 menit
8. Petugas Mencuci tangan setelah tindakan
9. Petugas mendokumentasikan tindakan

6. Alat & Bahan 1. Bak instrument steril


2. Alat tulis
3. Ambubag
4. Selang O2 dan O2
5. Delay
6. Lampu warmer
7. Handuk/kain kering
7. Unit Terkait 1. Kamar Bersalin
2. Rawat Inap
MTBS

No. Dokumen : 440/302


SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/1

Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D


NIP: 197506222006041012

1. Pengertian MTBS adalah penanganan bayi dan balita sakit dengan menggunakan
management terpadu balita sakit.
2. Tujuan Penanganan bayi dan balita sakit sesuai dengan Protap yang ada
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Tata laksana balita sakit
5. Langkah 1. Petugas Mencuci tangan
langkah 2. Petugas menyampaikan salam
3. Petugas Menanyakan keluhan subyektif
4. Petugas Melakukan pemeriksaan obyektif
5. Petugas Mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan form MTBS
6. Petugas Menyimpulkan
7. Petugas Memberikan pengobatan
8. Petugas Melakukan rujukan bila perlu
9. Petugas Menyampaikan salam
10. Petugas Mendokumentasikan
11. Petugas mencuci tangan
6. Alat & Bahan 1. Stetoskop
2. Termometer
3. Timer
4. Timbangan
7. Unit Terkait 1. BP Umum
2. Immunisasi
3. Ruang KIA, KB
4. Gizi

PELAYANAN KONTRASEPSI
KONDOM

No. Dokumen : 440/303


SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/1
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Pelayanan Kontrasepsi Kondom adalah metode Kontrasepsi barrier jenis


Kondom.

2. Tujuan Untuk mengatur kehamilan


3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Undang undang Kesehatan No 36 tahun 2009
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Tahun 2010
5. Langkah 1. Petugas memanggil pasien sesuai urutan
langkah 2. Petugas memberikan salam kepada pasien
3. Petugas melakukan amnamnese
4. Petugas menjelaskan tentang KB Kondom (Pengertian efektifitas cara
pemakaian, keuntungan, efek samping dll)
5. Petugas memberikan kondom sesuai kebutuhan
6. Petugas melakukan Dokumentasi

6. Alat & Bahan 1. Status pasien


2. Kondom
7. Unit Terkait KIA-KB

PEMILIHAN KONTRASEPSI
SECARA UMUM

No. Dokumen : 440/304


SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Pemilihan kontrasepsi secara umum adalah suatu tindakan oleh petugas
memberikan edukasi tentang pemilihan alat kontrasepsi yang terbaik untuk Ibu
dengan menggunakan ABPK.

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penapisan akseptor sebelum pemilihan


kontrasepsi.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No: 005/KAPUS/XI/2015


tentang Pelayanan Klinis

4. Referensi Lembar Balik ABPK

5. Langkah 1. Petugas memanggil pasien


langkah 2. Petugas memberi salam kepada Pasien
3. Petugs mencocokan identitas pasien dengan catatan medis
4. Petugas mempersilahkan pasien duduk lalu dilakukan:
a. Amnanesa
1) Identitas pasien
2) Macam peserta KB (Baru/Lama)
3) Cara KB Terakhir ( Bagi Peserta KB lama)
b. Pemeriksaan untuk menentukan alat kontrasepsi yang digunakan
1) Keadaan umum
2) Tekanan darah
3) Hamil /tersangka hamil
4) Haid terakhir
5) Berat badan
6) Keadaan peserta KB saat ini:
a) Sakit Kuning
b) Perdarahan pervaginaan yang tidak diketahui
sebabnya
c) Tumor Genekolosi
5. Petugas menjelaskan pemilihan kontrasepsi dengan menggunakan
ABPK tentang metode apa yang terbaik untuk ibu tersebut.
6. Petugas membuatkan Informed Consent setelah ibu menyetujui metode
KB apa yang dipilih.
7. Petugas siap untuk melayani
8. Petugas mencatat di buku register KB
9. Petugas mengisi SIMPUS dan Peare untuk pasien BPJS

6. Alat & Bahan 1. Lembar balik ABPK


2. Status pasien
3. ATK
7. Unit Terkait Ruang Periksa KIA-KB
PELAKSANAAN SENAM HAMIL
No. Dokumen :440/305
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2

Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D


NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Pelaksanaan senam hamil adalah merupakan terapi latihan gerakan untuk
menjaga stamina dan kebugaran ibu selama hamil dan menyiapkan ibu secara
fisik maupun mental untuk menghadapi persalinan secara optimal.

2. Tujuan 1. Memperkuat elastisitas otot dasar panggul


2. Membentuk sikap tubuh
3. Memperoleh relaksasi yang sempurna
4. Menjaga kesehatan

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan


Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku petunjuk praktikum asuhan kebidanan 1

5. Langkah 1. Petugas menyiapkan alat, tempat, dan pasien


langkah 2. Petugas melakukan pemeriksaan tanda vital dan DJJ
3. Petugas menjelaskan tentang manfaat, tujuan, dan proses senam hamil
4. Petugas memberi contoh dengan urutan memulai pemanasan dan
latihan pernafasan
5. Memutar lengan dan mengencangkan payudara
6. Gerakan Relaksasi
7. Gerakan Pergerakan Kaki dan Mengayuh
8. Mengangkat Panggul
9. Latihan Mengejan
10. Melenturkan Punggung
11. Gerakan Anti Sungsang
12. Petugas melakukan pemeriksaan Post Excercise/setelah senam
13. Petugas Membereskan alat dan tempat
14. Petugas Cuci tangan sebanyak 6 langkah
15. Petugas mencatat hasil pemeriksaan sebelum dan sesudah senam

6. Alat & Bahan 1. Matras


2. Tensimeter
3. Termometer
4. Stetoskop
5. Dopler
6. Selimut
7. Bantal
7. Unit Terkait KIA dan Fisioterapi
PEMASANGAN IUD COPPER T

No. Dokumen : 440/306


SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/3
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Pemasangan iud Cooer T adalah suatu cara pemasangan kontrasepsi non
hormonal yaitu suatu alat berbentuk T yang dipasang pada rahim.

2. Tujuan Untuk mencegah terjadinya kehamilan.


3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku petunjuk daftar tilik KB
5. Langkah 1. Memberikan salam,memperkenalkan diri anda dan menanyakan maksud
langkah kedatangan klien
2. Ajaklah klien bercakap- cakap mengenai apa yang akan anda lakukan.
Smpaikan kepada klien kemungkinan ada sesuatu yang kurang bpada
waktu pemasangan.
3. Pastikan klien telah mengkosongkan kandung kemih
4. Cuci tangan dengan menggunakan sabun kemudian memakai hanscon
5. Periksa vulva untuk mngetahui adanya suatu kelainan
6. Lakukan pemeriksaan speculum untuk memeriksa adanya cairan vagina
dan servisitis
7. Lakukan pemeriksaan pangguluntuk menentukan besar, posisi,
konsistensi, dan mobilitas uterus,nyeri gerak servik dan adanya masa
tumor pada adneksa atau kavum doglas
8. Masukan lengan IUD Copper T di dalam kemasan sterilnya, pastikan
batang IUD seluruhnya dalam tabung inserter
9. Letakkan kemasan diatas permukaan yang datar, keras dan bersih
10. Buka kertas penutup yang berlawanan tempat IUD sampai setengah
jarak mleher biru
11. Angkat kemasan dengan memegang bagian yang sudah dibuka, lipat
kertas yang terbuka pada masing masing sisi

12. Masukan pendorong kedalam tabung inserter dan dorong hati hati
sampai menyentuh ujung batang IUD
13. Letakkan kembali pada bagian transparan
14. Pegang dan tahan kedua ujung lengan IUD dari atas penutup
transparan, dorong inserter sampai kepangkal lengan hingga kedua
lenghan akan terlipat mendekati inserter
15. Tahan kedua lengan yang sudah terlipat dan tarik tabung inserter
melewati kedua ujung lengan kemudian dorong kembali dan putar
sampai kedua ujung lengan masuk kedalam tabung inserter dan terasa
ada tahanan
16. Masukan speculum, usap vagina dan servik dengan larutan anti septic
17. Jepit serviks dengan menggunakan tenakulumpada posisi jam 10 atau
jam12
18. Masukan sonde uterus untuk menentukan posisi dan kedalaman rongga
uterus
19. Sesuaikan ukuran uterus dengan leher biru, posisikan leher biru
horizontal sejajar dengan lengan IUD
20. Pasang IUD Copper 380A, Tarik tenakulum yang masih menjepit serviks
(terpasang saat melakukan sonde uterus) sehingga rongga uterus,
saluran serviks dan saluran vagina berada dalam satu garis lurus
21. Masukkan dengan pelan dan hati hati tabung inserter yang sudah berisi
IUD kedalam salum serviks dengan mempertahankan posisi leher biru
dalam arah horizontal
22. Sesuai arah dan posisi rongga uterus dorong tabung inserter sampai
leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa ada tahanan dari
fundus uteri. Pastikan leher biru tetap dalam posisi horizontal
23. Pegang dan tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan.
Sedang tangan yang lain menarik tabung inserter sampai pangkal
pendorong.
24. Setelah lengan IUD keluar dari tabung inserter dorong kembali tabung
inserter dengan pelan pelan dan hati hati sampai terasa ada tahanan dari
fundus
25. Keluarkan pendorong
26. Tarikbenang yang masuk tabung inserter tetapi tidak sampai benangnya
terlepas dari tabung
27. Potong benang IUD kira kira 3-4 cm
28. Lepas tenakulum bula ada perdarahan tekan dengan kasa steril sampai
berhenti
29. Lepas speculum lakukan dikontaminasi peralatan dan sarung tangan
30. Cucitangan
31. Ajarkan pada klien bagiamana memeriksa IUD
32. Mintalah klienmenunggu 15-30 menit setelah pemasangan untuk
mengamati bila terjadi rasa sakit
33. Lakukan konseling akhir
6. Bahan dan alat Bivalve speculum (kecil, sedang, besar)
Tenakulum
Sonde Uterus
Forcep / korentang
Gunting
Mangkuk untuk larutan anti septic
Sarung tangang (yang telah di DTT atau disterilisasi atau sarung tangan
periksa yang baru)
Cairan anti septic ( povidon iodine) untuk membersihkan servik
Kain kasa atau kapas
Lampu senter
Copper T 308A IUD yang belum rusak dan terbuka
7. Unit terkait KIA-KB
PERSALINAN PATOLOGI
PRESENTASI BOKONG

No. Dokumen : 440/307


SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/3
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Persalinan patologi presentasi bokong adalah keadaan dimana janin terletak
memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong berada dibawah kavum
uteri.
2. Tujuan Untuk melahirkan bayi yang letak abnormal dengan presentasi bokong.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan


Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong

4. Referensi Prawiroharjo, 2010 Ilmu Kandungan Jakarta: Bina Pustaka


5. Langkah 1. Persetujuan tindakan lanjut
langkah 2. Pakai alat pelindung diri lengkap
3. Cuci tangan 7 langkah dibawah air mengalir
4. Keringkan tangan dengan handuk pribadi
5. Posisikan ibu litotomi
6. Pakai sarung tangan
7 Bersihkan daerah perenium dan kandung kemih
8 Pakai duk dibawah bokong pasien
9 Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput
ketuban dan penurunan bokong serta kemungkinan penyulit
10. Instruksikan pada pasien agar mengedan dengan benar selama ada his,
Mulai dengan menarik nafas dalam, katupkan mulut, upayakan tenaga
mendorong ke abdomen dan anus. Kedua tangan menarik lipat lutut,
angkat kepala dan lihat ke pusar.

11. Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul, lakukan
episiotemi mediolateralis saat bokong membuka vulva dan perineum
sudah tipis.
12. Setelah bokong lahir bokong di cengkeram dengan cara bracht (kedua
jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang
daerah panggul)
13. Melonggarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada.
14. Lakukan hyperlordosis janin paa saat angulus scapula inferior tampak
dibawah symphisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu
punggung janin didekatkan ke arah perut ibu tanpa tarikan) disesuaikan
dengan lahirnya badan bayi.
15. Gerakan ke atas hingga lahir dagu,mulut hidung, dahi dan kepala.
16. Segera setelah bokong lahir bokong di cengkeram dan dilahirkan
sehingga bokong dan kaki lahir.
17. Tali pusat dikendorkan
18. Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke
atas.
19. - Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu untuk
melahirkan bahu kiri bayi yang berada di belakang.
- Dengan tangan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu, untuk
melahirkan bahu kanan bayi yang berada di belakang.
20. Masukkan dua jari tangan kanan atau kiri ( sesuai letak bahu belakang )
sejajar dengan lengan bayi untuk melahirkan lengan bayi.
21. Setelah bahu dan lengan belakang lahir, kedua kaki di tarik ke arah
bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya, untuk melahirkan bahu
dan lengan depan bayi dengan cara yang sama.
22. Meletakan bayi diatas perut ibu.
Untuk dilakukan pemotongan talipusat, jangan sampai bayi terjatuh.
23. Lahirkan plasenta dan lakukan proseedur seperti persalinan normal
24. Lakukan dekontaminasi
25. Periksa tanda vital, kontraksi uterus, dan perdarahan
26. Cuci tangan
27. Beri informasi pada ibu hasil tindakan
28. Dokumentasikan hasil tindakan
6. Alat & Bahan 1. Partus set steril
2. Tranfusi set
3. Duk steril
4. Kateter
5. Spuit 3 cc
6. Bak instrument
7. APD lengkap
8. Resusitasi set Set O2
9. Obat uterotonika (tensi meter, jam tangan, thermometer)
10. Lampu halogin
11. Safety box
12. Bengkok
13. Tempat sampah infeksius dan non infeksius
14. Perlak/underpad
7. Unit terkait 1. Kamar Bersalin
2. Ruang KIA
3. Rawat Inap
PELAYANAN KONTRASEPSI
METODE MINI PIL

No. Dokumen : 440/308


SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Pelayanan Kontrasepsi metode mini pil adalah suatu cara mencegah kehamilan
dengan menggunakan Mini Pil.

2. Tujuan Untuk mencegah kehamilan.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan


Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong

4. Referensi Buku Daftar Tilik KB


5. Langkah 1. Memberikan salam
langkah 2. Menanyakan alasan klien ingin menggunakan pilprogestin
3. Memberikan KIE mengenai pil progestin, meliputi; cara kerja, manfaat
kontrasepsi, dan non kontrasepsi, keterbatasan, efek samping, dan
penanganannya
4. Mencuci tangan
5. Melakukan pemeriksaan fisiksesuai kebutuhan
6. Memberikan pil progestin untuk satusiklus dengan memberikan informasi
sebagai berikut ;
Jika pil mulai diminum dari hari pertama sampai hari ke 5 siklus
hait.tidak diperlukan pencegahan dan kontrasepsi lain.
Pil dapat mulai diminum setiap saat, asalkan tidak terjadi
kehamilan. Bila menggunakannya setelah hari kelima siklus haid
jangan melakukan hubungan sexual selama dua hari atau
menggunakan metode kontrasepsi lain untuk dua hari saja.
Bila klien haid( amenorea) minipil dapat digunakan setiap saat
asal saja diyakini tidak hamil. Jangan melakukan hubungan
sexual selama dua hari atau menggunakan metode kontrasepsi
lain untuk dua hari saja
Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan
tidak haid mini pil dapat dimulai setiap saat.
Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi
tambahan.
Bila lebih dari 6 minggu pasca persalinan dank lien telah
mendapatkan haid mini pil dapat dimulai pada hari satu sampai
lima siklus haid.
Mini pil dapat segera diberikan pasca keguguran
Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormanallain
dan ingin menggantinya dengan mini pil
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah suntikan minipil diberikan
pada jadwal suntikan yang berikutnta, tidak diperlukan
penggunaan kontrasepsi lain.
Bila kontrasepsi sebelumnya non hormonaldan klien ingin
menggantinya dengan minipil maka mini pil diberikan pada hari
satu sampai lima siklus haid dan tidak memerlukan metode
kontrasepsi lain.
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR ( termasuk AKDR
yang mengandung hormone) mini pil diberikanpada satu sampai
lima siklus haiddilakukan pengangkatan AKDR.
7. Memberikan instruksi cara minum pil
Minum setiap hari pada waktu yang sama
Bila klien muntah dalam waktu 2 jam setelah minum pil, minum pil
yang lain, atau gunakan metode kontrasepsi lain bila klien berniat
melakukan hubungan sexual pada 48jam berikutnya.
Bila klien terlambat minum pillebih dari 3jam. Minumlah pil
tersebut bila ingat. Gunakanmetode pelindung setelah 48 jam
berikutnya
Bila klien luoa satu atau dua pil minumlah segera pil yang terlipa
tersebut segera. Klien ingat dan gunakan metode pelindung
sampai akhir bulan.
Bila haid klien terratur setiap bulan kemudian kehilangan satu
siklus tidak haid) atau bila merasa hamil temui petugas
kesehatan untuk periksa uji kehamilan.
8. Yakinkan klien telah mengerti dengan informasi yang telah kita berikan.
9. Alat & Bahan 1. Status pasien
2. ATK
3. Mini pil
10. Unit terkait KIA, Apotek

MTBM

No. Dokumen : 440/309


SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2

Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D


NIP: 197506222006041012

1. Pengertian MTBM (Managemen Terpadu Bayi Muda ) adalah suatu pendekatan yang
digunakan dengan konsep yang terpadu untuk bayi muda yang usianya 1
hari- 2 bulan baik yang berkondisi sehat ataupun sakit.
2. Tujuan Dapat melakukan manegemen Terpadu Bayi Muda (MTBM).

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan


Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Aprilia Asri R, S. Kep, Ners. Diktat Kuliah Keperawatan Anak 1. 2011
5. Langkah 1. Petugas Mencuci tangan
langkah 2. Petugas menyampaikan salam
3. Petugas Menanyakan keluhan subyektif
4. Petugas Melakukan pemeriksaan obyektif
5. Petugas Mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan form MTBM
6. Petugas Menyimpulkan
7. Petugas Memberikan pengobatan
8. Petugas Melakukan rujukan bila perlu
9. Petugas Menyampaikan salam
10. Petugas Mendokumentasikan
11. Petugas mencuci tangan
6. Alat & Bahan 1. ATK
2. Status pasien
3. Form MTBM
7. Unit Terkait 1. BP Umum
2. Immunisasi
3. Ruang KIA, KB
4. Gizi

PEMERIKSAAN KEHAMILAN
DENGAN LEOPOLD
No. Dokumen : 440/310
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/3
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Pemeriksaan kehamilan dengan Leopold adalah suatu pemeriksaan


yang dilakukan pada ibu hamil untuk mengetahui posisi janin
2. Tujuan Untuk mengetahui letak dan posisi janin.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Petunjuk Praktikum Asuhan Kebidanan
5. Langkah 1. Mengatur posisi ibu
langkah 2. Cuci tangan dengan sabun dan mengeringkannya dengan handuk kecil
pribadi
3. Pemeriksa disebelah kanan ibu
Leopold I :
a. Meletakkan posisi lateral telunjuk tangan kiri pada puncak fundus uteri
untuk mengukur tinggi fundus
b. Mengangkat jari telunjuk kiri kemudianatur posisi pemeriksa sehingga
menghadap ke kepala ibu
c. Meletakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan
rasakan bagian janin yang ada difundus dengan cara menekan secara
lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secar bergantian.
d. Menyimpulkan bagian janin yang ada di fundus :
Jika teraba bagian yang bulat, lunak, tidak dapat digoyangkan,
berarti bokong
Jika teraba bagian yang bulat, keras, melenting, dan mudah
digoyangkan, berarti kepala.

Leopold II
a. Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan
telapak tangan kanan pada dinding lateral kiri ibu secara sejajar atau
pada ketinggian yang sama.
b. Meraba sisi lateral perut ibu dengan 2 teknik ( pilih salah satu ) :
Teknik 1
Memulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau
bersamaan oleh telapak tangan kanan dan kiri, kemudian geser
ke bawah kemudian rasakan bagian bagian yang teraba.
Teknik 2
Ketika akan memeriksa sisi kanan, maka tangan kanan
pemeriksa menahan perut ibu sebelah kiri, kemudian tangan kiri
pemeriksa memeriksa atau meraba bagian yang ada di sebelah
kiri. Lakukan hal yang sama untuk memeriksa sisi kiri ibu dengan
tangan yang berlawanan dari yang pertama.

c. Menyimpulkan hasil pemeriksaan :


Jika teraba bagian yang rata, keras, ada tahanan, berarti
punggung.
Jika teraba bagian berupa tonjolan- tonjolan kecil dan banyak,
serta tidak memenuhi ruangan uterus
Leopold III
a. Pemeriksa masih menghadap ke kepala ibu
b. Menempatkan tangan kiri di fundus dan tangan kanan dibagian bawah
c. Raba bagian terbawah janin,goyangkan
d. Menyimpulkan hasil pemeriksaan
Jika teraba bagian bulat, keras,melenting, berarti kepala dan jika masih
dapat digoyangkan berarti kepal belum masuk panggul
Jika teraba bagian yang bulat, lunak, besar, dan tidak melenting berarti
bokong.Saat digoyangkan tangan kiri yang ada difundus juga merasakan
adanya lentingan kepala (balotemen)
Leopold IV
a. Pemeriksa menghadap ibu
b. Meletakkan ujung telapak tangan kanan dan kiri pada lateralkanan dan
kiri bagian bawah uterus, ujung uju8ng jari tangan kanan dan kiri
berada pada tepi atas simpisis.
c. Menemukan kedua ibu jari kanan dan kiri kemudian rapatkan semua jari
jari tangan yang meraba dinding bawah uterus.
d. Memperhatikan sudut yang bdibentuk oleh jari jari tangan kiri dan kanan
, bila divergen atau tidak dapat saling bertemu berarti kepala sudah
masukpanggul, dan jika konfergen atau dapat saling bertemu berarti
kepala belum masuk panggul
e. Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian
terbawah janin bilapreskep mengupayakan memegang kepala di dekat
leher.
f. Memfiksasi bagian tersebut kemudian meletakkan jari- jari tangan kanan
di antara tangan kiri dan simpisis untuk menilai seberapa jauhb bagian
terbawah telah masuk kedalam panggul.
4. Cuci tangan dengan sabun dengan air mengalir
5. Mengeringkan tangan dengan handuk kecil
6. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada status pasien dan register.
6. Alat & Bahan 1. Status pasien
2. Alat Tulis
3. Selimut
4. Tempat tidur lengkap dengan bantal
5. Sabun cair untuk mencuci tangan
6. Handuk pribadi
7. Wastafel
7. Unit terkait KIA-KB
MENGHITUNG DENYUT JANTUNG
JANIN DENGAN LENEC
No. Dokumen : 440/311
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/1
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012
1. Pengertian Periksaan kehamilan dengan menghitung denyut jantung janin
2. Tujuan Pemeriksaan denyut Jantung Janin untuk mengetahui kelainan pada denyut
jantung janin
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Petunjuk Praktikum Asuhan Kebidanan
5. Langkah 1. Mengatur posisi ibu
langkah 2. Cuci tangan dengan sabun dan mengeringkannya dengan handuk
kecil pribadi
3. Pemeriksa disebelah kanan ibu
4. Menempelkan lenec dengan tangan kiri sesuai dengan posisi
punggung bayi
5. Menghitung denyut jantung janin dalam waktu detik kemudian
hasil dikalikan 4
6. Cuci tangan dengan sabun dengan air mengalir
7. Mengeringkan tangan dengan handuk kecil
8. Merapikan ibu dan mempersilahkan turun dari ranjang gynecologi
9. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu
10. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada status pasien dan
register.
6. Bahan dan alat 1. Status pasien
2. Alat Tulis
3. Selimut
4. Tempat tidur lengkap dengan bantal
5. lenec
6. Sabun cair untuk mencuci tangan
7. Handuk
8. Wastafel
7. Unit terkait KIA-KB
BP Umum

MENGHITUNG DENYUT JANTUNG


JANIN DENGAN DOPLER
No. Dokumen : 440/311
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November
2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Menghitung denyut jantung janin dengan dopler adalah suatu cara untuk
menghitung berapa jumlah denyut jantung janin.
2. Tujuan Untuk Mengetahui kelainan pada denyut jantung janin.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan


Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Petunjuk Praktikum Asuhan Kebidanan
5. Langkah 1. Mengatur posisi ibu
langkah 2. Cuci tangan dengan sabun dan mengeringkannya dengan
handuk kecil
3. Pemeriksa disebelah kanan ibu
4. Memberi jelly pada posisi punggung janin yang akan di periksa
dengan dopler
5. Menghidupkan dopler
6. Menempelkan dopler dengan tangan kanan,tangan kiri
memegang monitor
7. Melihat hasil yang tampak pada layar monitor
8. Cuci tangan dengan sabun dengan air mengalir
9. Mengeringkan tangan dengan handuk kecil
10. Merapikan ibu dan mempersilahkan turun dari ranjang
gynecologi
11. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu
12. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada status pasien dan
register.

6. Bahan dan Persiapan Alat


alat 1. Status pasien
2. Alat Tulis
3. Selimut
4. Tempat tidur lengkap dengan bantal
5. Dopler
6. Jely
7. Sabun cair untuk mencuci tangan
8. Handuk
9. Wastafel
7. Unit terkait KIA-KB
BP Umum
MENGUKUR BERAT BADAN
DIGITAL
No. Dokumen : 440/312
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/1
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Mengukur berat badan digital adalah pemeriksaan dengan menimbang


berat badan
2. Tujuan Mengetahui status gizi
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Petunjuk Praktikum Asuhan Kebidanan
5. Langkah 1. Lepaskan alas kaki
langkah 2. Ketika alat timbangan menunjuk angka 00.00 ibu disuruh berdiri
ditengah-tengah alat timbangan
3. Mengatur posisi ibu badan tegak,mata lurus kedepan, kaki tidak
menekuk dan kepalatidak menunduk kebawah
4. Setelah ibu berdiri dengan benar
5. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu
6. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada status pasien dan register
6. Bahan dan alat 1. Status pasien
2. Alat Tulis
3. Timbangan injak

7. Unit terkait KIA-KB


BP Umum

MENGUKUR TINGGI BADAN


No. Dokumen : 440/313
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/1
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Mengukur tinggi badan adalah pemeriksaan dengan mengukur tinggi badan.
2. Tujuan Mengetahui status gizi pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Petunjuk Praktikum Asuhan Kebidanan
5. Bahan dan alat Persiapan Alat
1. Status pasien
2. Alat Tulis
3. Mikro toa

4. Langkah 1. Letakkan mikrotoise dilantai yang lurus kemudian pita ditarik keluar
langkah sampai 2 meter, kemudian ujung mikrotoise ditempelkan dengan
menggunakan paku didinding, pengukuran dilakukan dengan menarik
tuas mikrotois yang sudah tergantung.
2. Lepaskan sepatu, sandal,topi, agar menghasilkan pengukuran yang
akurat
3. Mengatur ibu posisi tegak lurus menghadap ke depan kaki lurus, tumit,
pantat, punggung, dan kepala bagian belakang harus menempel pada
dinding dan muka menghadap lurus dengan pandangan kedepan.
4. Ibu diminta untuk menarik nafas dalam-dalam dan posisi tulang belakang
diluruskan, serta melemaskan bahu (pundak)
5. Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas,siku-siku
harus lurus menempel pada dinding
6. Membaca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan
mikrotoa
7. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu
8. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada status pasien dan register

5. Unit terkait KIA-KB


BP Umum

MENGUKUR LINGKAR LENGAN


ATAS
No. Dokumen : 440/314
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November
2015
Halaman : 1/1
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Mengukur lingkar lengan atas adalah cara pemeriksaan dengan mengukur
lingkar lengan atas sebagai gambaran tentang keadaan jaringan otot dan
lapisan lemak bawah kulit.
2. Tujuan Mengetahui status gizi pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Petunjuk Praktikum Asuhan Kebidanan
5. Langkah 1. Tetapkan posisi bahu dan siku, tangan harus ditekuk 90 drajat
langkah 2. Letakkan pita pengukur antara bahu dan siku
3. Tentukan titik tengah lengan
4. Lingkarkan pita lila tepat pada titik tengah lengan
5. Pita jangan terlalu ketat, jangan pula terlalu longgar
6. Pembacaan skala yang tertera pada pita dalam centi meter, posisi
tangan lurus
7. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu
8. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada status pasien dan register
6. Bahan dan alat 1. Status pasien
2. Alat Tulis
3. Mikro toa
7. Unit terkait KIA-KB
BP Umum

PEMERIKSAAN REFLEK PATELA


No. Dokumen : 440/315
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/1
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Pemeriksaan reflek patella adalah cara untuk mengetahui respon


otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute lengkung
reflek
2. Tujuan Mengetahui reflek patela
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Petunjuk Praktikum Asuhan Kebidanan
5. Langkah 1. Mengalihkan perhatian ibu dengan pembicaraan yang membuat ibu
langkah merasa tertarik
2. Mengetukkan palu reflek tepat pada tendon patella secara perlahan
dan pasti
3. Mengamati reaksi reflek
4. Mempersilahkan ibu untuk duduk yang aman
5. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu
6. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada status pasien dan
register
6. Bahan dan Persiapan Alat
alat 1. Status pasien
2. Alat Tulis
3. Mikro toa

7. Unit terkait KIA-KB


BP Umum

PENGISIAN KARTU IBU HAMIL


No. Dokumen : 440/316
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/1
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Pengisian kartu ibu hamil adalah suatu cara untuk mengetahui
perkembangan ibu hamil.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pengisian kartu status secara lengkap dan teliti
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Petunjuk Praktikum Asuhan Kebidanan
5. Langkah 1. Mengisi identitas keluarga dan ibu hamil
langkah 2. Mengisi catatan pelayanan kesehatan ibu hamil
3. Mengisi catatan ibu bersalin
4. Mengisi catatan rujukan
5. Mengisi catatan ibu nifas
6. Mengisi kesimpulan akhir nifas
7. Mengisi pelayanan kb ibu nifas
8. Mengisi keterangan lahir
9. Mengisi identitas anak
10. Mengisi catatan tumbang
11. Mengisi catatan pelayanan kesehatan anak
12. Mengisi pemberian vitamin A
13. Mengisi anjuran pemberian rangsangan perkembangan dan nasehat
pemberian makan
14. Mengisi catatan penyakit dan masalah perkembangan
15. Mengisi catatan pemberian imunisasi
6. Bahan dan Persiapan Alat
alat 1. Status pasien
2. Alat Tulis
7. Unit terkait KIA-KB
BP Umum

MENIMBANG BERAT BADAN BAYI


No. Dokumen : 440/317
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/1
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Menimbang berat badan bayi adalah suatu cara untuk mengetahui
perkembangan dan penambahan berat badan bayi
2. Tujuan Untuk mengetahui status gizi
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Petunjuk Praktikum Asuhan Kebidanan
5. Langkah 1. Letakkan timbangan pada alas yang rata dan kuat
langkah 2. Beri alas tipis dan bersih
3. Pastikan bahwa jarum berada pada angka nol
4. Sebelum ditimbang lepaskan alas kaki baju dan tepi bayi, bayi
sebaiknya ditimbang tanpa pakaian
5. Pengukur berdiri di depan skala timbangan
6. Bayi di tidurkan pada timbangan
7. Ketika menimbang tangan petugas diletakkan diatas tubuh bayi(
tidak menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat ditimbang
8. Tentukan hasil berat badan bayi sesuai dengan jarum petunjuk
pada timbangan kemudian catat hasil pengukurannya
6. Bahan dan alat Persiapan Alat
1. Status pasien
2. Timbangan bayi
7. Unit terkait KIA-KB
BP Umum

PEMERIKSAAN HEATH TO TO
No. Dokumen : 440/318
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/1
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Heath to to adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan dengan melihat, meraba,
mendengar keadaan tubuh dari ujung kepala sampai kaki
2. Tujuan Untuk mengetahui kelaianan pada organ tubuh
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Petunjuk Praktikum Asuhan Kebidanan
5. Langkah 1. Memeriksa rambut dan kulit kepala
langkah 2. Memeriksa mata
3. Memeriksa hidung
4. Memeriksa mulut
5. Memeriksa telinga
6. Memeriksa leher
7. Memeriksa mamae
8. Memeriksa axial
9. Memeriksa ekstremitas atas
10. Memeriksa abdomen
11. Memeriksa ekstremitas bawah
12. Memeriksa punggung
13. Memeriksa reflek patella
14. Memeriksa kemaluan
6. Bahan dan alat 1. Status pasien
2. Stetoskop
3. Linac/Dopler
4. Metline
5. Humer
6. Alat tulis
7. Unit terkait KIA-KB
BP Umum

ANC TERPADU
No. Dokumen : 440/319
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg.Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

7. Pengertian ANC terpadu adalah adalah memberikan pelayanan kepada ibu hamil
sesuai dengan standart
8. Tujuan Agar ibu hamil mendapatkan pelayanan sesuai dengan standart
9. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
10. Referensi 1. UU kesehatan 36 tahun 2009
2. UU praktek kedokteran 2004
3. Permenkes 128 tahun 2004
4. Permenkes 51 tahun 2012
5. Panduan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal tahun 2002
11. Langkah 1. Mempersiapkan alat dan bahan medis non medis yang diperlukan
langkah 2. Petugas memanggil pasien sesuai dengan tombol antrian
3. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan RM
Bila tidak cocok dikembalikan ke pendaftaran dan minta RM yang sesuai
Bila cocok dilanjutkan dengan pelayanan pasien
4. 4 Petugas mencuci tangan dengan sabun anti septic dan bilas dengan air
mengalir dan keringkan dengan handuk
5 .Petugas melaksanakan anamnesis riwayat imunisasi TT (skrening TT),
identitas pasien lengkap, riwayat obstetric, Rencana persalinan, status
riwayat haid, HPHT, Riwayat komplikasi kebidanan, Riwayat penyakit
kronis dan alergi
6 Petugas melakukan pemeriksaan umum, keadaan ibu hamil, ukur vital
sign: Tensi,nadi,respirasi,suhu. Pemeriksaan fisik menyeluruh dari kepala
sampai ekstremitas
Pemeriksaan khusus
Palpasi : Leopold I,II,III,IV,Auskultasi,DJJ
Bila pertama kali periksa : cek lab (PP test, HB, Hbsag, Goldar)
konsultasi ke gigi, konsultasi ke dokter umum, dan konsultasi ke gizi
dengan menggunakan blangko ANC terpadu
Pemeriksaan khusus trimester II dan III
Palpasi : Leopold I,II,III,IV
Auskultasi : DJJ
Pemeriksaan tambahan : periksa cek laboratorium (Protein urine, Urine
Reduksi, dan gula darah, Hb ulang, dll. Konsul gigi, konsul dokter umum,
dan konsul gizi dengan menggunakan ANC terpadu bila belum dilakukan
7. Petugas membuat kesimpulan hasil pemeriksaan
8. Petugas menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu hamil dan keluarga
meliputi usia kehamilan, letak janin, tafsiran persalinan, posisi jjanin,
denyut jantung janin, resiko yang ditemukan atau penyakit lain
9 Jelaskan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang sesuai dengan
jadwal ANC kesepakatan
10 Memberikan alasan apabila pasien perlu dirujuk di RS
11 Petugas memberikan KIE sesuai kasus
12 Petugas memberikan resep, kuitansi, kartu kepuasan pasien sebagai
evaluasi pelayanan di KIA
13 Petugas cuci tangan
Petugas menyelesaikan dokumentasi di RM , Buku register, Kohort ibu
hamil, simpus, dan Pcare BPJS
7 Bahan dan 1. Lenec
alat 2. Dopler
3. Jely
4. Meteran kain pengukur TFU, Lila
5. Selimut
6. Reflek hummer
7. Spuit injeksi disposibel 0,5 ml
8. Air hangat
9. Timbangan berat badan dewasa
10. Tensi meter air raksa
11. Stetoskop
12. Bed obstetric
13. Lampu halogen/senter
14. Kalender kehamilan
15. Handscon
16. Kapas steril
17. Kasa steril
18. Sabun antiseptic
19. Wastafel dengan air mengalir
20. Vaksin TT
21. Tisu kering
14 Unit terkait KIA-KB
BP Umum
Gigi
Gizi
Laboratorium

PERDARAHAN POST PARTUM


No. Dokumen :
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg.Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

1. Pengertian Perdarahan post partum adalah Perdarahan yang terjadi setelah placenta
lahir.
2. Tujuan Untuk menangani perdarahan.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi
5. Langkah 1. Pastikan sebab perdarahan, dengan 4 T
langkah 2. Petugas mengatasi peyebab perdarahan
3. Petugas mengontrol VS
4. Pasang infus dengan tranfusi set, Abbocat no 18, cairan RL + drip
oxytocin 1 Amp dan grojog 1 plabot dihabiskan dalam waktu 7 10
menit.
5. Pasang O2 4ml/jam, Pasang Dower Cateter.
6. Tambahkan cairan infus dengan drip Oxitocyn dan Ergometrin 1 Amp
apabila perdarahan belum berhenti atau kontraksi belum ada.
7. Pemberian cairan diberikan dalam waktu cepat sesuai denagn perkiraan
perdarahan yang keluar dengan perbandingan 1 : 3
8. Kalau perdarahan belum berhenti atau berkurang drip lagi dengan
dengan infus 2 jalur dengan botol 1 de beri oksitosin 1 ampul yang botol
ke 2 dengan metil ergomitrin 1 ampul dengan tetesan 50-60 tts /mnt
9. Bila tidak ada perbaikan rujuk dengan perlindungan infus
10. Bila kondisi pasien baik lakukan perawatan nifas normal

8 Bahan dan 1. Tranfusi set


alat 2. Abbocat no 18
3. Cairan Infus RL
4. Oksigen
5. Inj Oxitocyn
6. Inj Metergin
7. Spuit 3 cc
8. Spuit 10 cc
9. Sarung tangan panjang dan pendek
10. Under pad
11. Tensimeter
12. Stetoscop
13. Dower cateter

9.Unit terkait UGD


KIA-KB
Laboratorium
PRE EKLAMSI
No. Dokumen :
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg.Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012

6. Pengertian Pre eklamsi Perdarahan post partum adalah Perdarahan yang terjadi
setelah placenta lahir.
7. Tujuan Untuk menangani perdarahan.
8. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
9. Referensi
10. Langkah 11. Pastikan sebab perdarahan, dengan 4 T
langkah 12. Petugas mengatasi peyebab perdarahan
13. Petugas mengontrol VS
14. Pasang infus dengan tranfusi set, Abbocat no 18, cairan RL + drip
oxytocin 1 Amp dan grojog 1 plabot dihabiskan dalam waktu 7 10
menit.
15. Pasang O2 4ml/jam, Pasang Dower Cateter.
16. Tambahkan cairan infus dengan drip Oxitocyn dan Ergometrin 1 Amp
apabila perdarahan belum berhenti atau kontraksi belum ada.
17. Pemberian cairan diberikan dalam waktu cepat sesuai denagn perkiraan
perdarahan yang keluar dengan perbandingan 1 : 3
18. Kalau perdarahan belum berhenti atau berkurang drip lagi dengan
dengan infus 2 jalur dengan botol 1 de beri oksitosin 1 ampul yang botol
ke 2 dengan metil ergomitrin 1 ampul dengan tetesan 50-60 tts /mnt
19. Bila tidak ada perbaikan rujuk dengan perlindungan infus
20. Bila kondisi pasien baik lakukan perawatan nifas normal

9 Bahan dan 14. Tranfusi set


alat 15. Abbocat no 18
16. Cairan Infus RL
17. Oksigen
18. Inj Oxitocyn
19. Inj Metergin
20. Spuit 3 cc
21. Spuit 10 cc
22. Sarung tangan panjang dan pendek
23. Under pad
24. Tensimeter
25. Stetoscop
26. Dower cateter

9.Unit terkait UGD


KIA-KB
Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai