1. Pengertian Pap smear adalah pemeriksaan pengambilan specimen dari serviks dan porsio
untuk dilakukan pemeriksaan sitology untuk mendeteksi kanker cervik.
2. Tujuan Untuk melihat adanya tanda tanda infeksi pada bekas luka pemasangan implant.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi 1. UU Kesehatan No 36 Tahun 2009
2. UU Praktek Kedokteran Tahun 2004
3. Permenkes No. 128 Tahun 2004
4. Perbub No. 51 Tahun 2012
5. Buku panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Tahun 2010
7. Unit Apotek
Terkait KIA
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :440/277
SOP No.Revisi :00
Tanggal Terbit :10
November 2015
Halaman :1/3
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012
1. Pengertian Asuhan persalinan normal adalah memberikan Pelayanan Persalinan normal
sesuai dengan standar.
5. Langkah langkah 1. Menyambut pasien dan menjelaskan prosedur dari tindakan yang akan
dilakukan.
2. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
3. Meminta dan membantu pasien untuk membuka pakaian bagian atas
4. Meminta klien untuk duduk.
5. Meminta ibu untuk melihat: kontur payudara, bentuk payudara, dan
penampang dengan tangan berada disamping dengan posisi rileks
6. Meminta ibu untuk melihat: kontur payudara, bentuk payudara, dan
penampang dengan tangan diatas kepala badan dimiringkan ke kanan
dan ke kiri.
7. Meminta ibu untuk melihat: kontur payudara, bentuk payudara, dan
penampang dengan tangan berada di pinggang badan dimiringkan ke
kanan dan ke kiri.
8. Meminta pasien tidur terlentang, dengan tangan berada di kepala,
melakukan penekanan dari tulang klavikula hingga mencakup ke
seluruh mammae menggunakan 3 jari.
9. Palpasi dapat dilakukan menggunakan baby oil
10. Petugas meminta pasien untuk mengulang kembali pemeriksaan
SADARI.
11. Petugas menanyakan adakah yang kurang jelas dengan pemeriksaan
SADARI.
12. Interprestasi data
13. Mencuci tangan
1. Pengertian Pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) adalah suatu tindakan
mengoleskan asam asetat 3 5 %.selama 2 menit untuk melihat
perubahan warna pada portio.
1. Pengertian Kontrol IUD adalah memeriksa posisi benang IUD atau melihat adanya
tanda peradangan pada portio.
1. Pengertian Pelayanan Kontrasepsi pil kombinasi adalah suatu metode mencegah kehamilan
dengan menggunakan Pil Kombinasi.
PELAYANAN KONTRASEPSI
SUNTIK
1. Pengertian KBI dan KBE pada persalinan adalah suatu tindakan untuk merangsang
kontraksi pada uterus untuk mencegah perdarahan
1. Pengertian Pemeriksaan ibu hamil dengan faktor resiko adalah suatu prosedur yang
memuat langkah-langkah yang harus dilakukan untuk pemeriksan Ibu Hamil
yang mempunyai faktor Resiko.
2. Tujuan Untuk deteksi dini komplikasi kehamilan secara bermakna yang secara tidak
langsung dapat menyebabkan kematian Ibu.
4. Referensi Buku Pemantauan wilayah setempat Kesehatan Ibu da Anak (PWS KIA) Depkes
Tahun 2009
1. Pengertian Stimulasi deteksi dini dan intervensi tumbuh kembang anak adalah suatu
kegiatan yang dilakukan untuk deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang
balita dan anak pra sekolah termasuk menindak lanjuti setiap keluhan orang tua
terhadap masalah tumbuh kembang anaknya.
2. Tujuan Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua bailta dan
anak prasekolah di wilayah Puskesmas Pundong.
1. Pengertian Pengelolaan anemia pada kehamilan adalah Ibu hamil dengan anemia HB <11
gr
2. Tujuan Menemukan anemia pada kehamilan secara dini dan melakukan tindak lanjut
untuk mengatasinya.
2. Tujuan Penatalaksaan secara dini hypertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan
yang diperlukan.
6. Alat & Bahan 1. Tensi meter air raksa dan stetoskop yang berfungsi baik
2. Buku KIA dan kartu ibu
3. Alat pemeriksaan protein urin
7. Unit terkait Poli Umum, UGD
PENANGANAN PERDARAHAN
DALAM KEHAMILAN
No. Dokumen : 440/291
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012
1. Pengertian Penanganan perdarahan dalam kehamilan adalah suatu cara mengenali secara
tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan, serta melakukan
pertolongan pertama dan merujuknya.
2. Tujuan Mengenali dan melakukan tindakan cepat dan tepat perdarahan dalam
kehamilan.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi 1. Undang-undang Kesehatan Nomor. 36 Tahun 2009
2. Undang-undang Praktek Kedokteran Tahun 2004
3. Permenkes Nomor 128 Tahun 2004
4. Perbub Nomor 51 Tahun 2012
5. Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal th 2002
5.Langkah langkah 1. Cuci tangan gunakan sarung tangan bersih
2. Melakukan penilaian KU Ibu Amnamnese
3. Tidak melakukan periksa dalam( Perdarahan diatas 22 minggu biasanya
karena plasenta praevia, periksa dalam akan memperburuk keadaan)
4. Memberikan penyuluhan dan nasehat tentang bahaya perdarahan dari
jalan lahir sebelum bayi bayi lahir kepada ibu, suami/keluarganya rujuk
ibu yang mengalami perdarahan per vagina pada trimester III ke Rumah
Sakit.
5. Jika ada tanda gelala syok, atau ibu mengalami perdarahan hebat,
segera RUJUK dengan diberikan pertolongsn pertama: berikan cairan IV
Nacl 0,95 atau RL menggunakan Jarum 16G atau 18G, infus diberikan
dengan tetesan cepat sesuai dengan kondisi ibu hingga denyut nadi ibu
membaik.
6. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
7. Membuat catatan lengkap (Keterangan mengenai perdarahan,
golongan,jumlah darah).
6. Alat & Bahan 1. Sabun
2. Air bersih yang mengalir
3. Handuk bersih
4. Spuid
5. Infus set
6. Abucath
7. Cairan RL
8. Sarung tangan
7. Unit terkait KIA,IGD
PENJAHITAN LASERASI PADA
PERINEUM (HEACTING
PERINEUM)
No. Dokumen : 440/292
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012
1. Pengertian Penjahitan laserasi pada perineum adalah tindakan penjahitan pada perenium
yang mengalami laserasi
2. Tujuan Bertujuan untuk memperbaiki laserasi yang dikarenakan proses persalinan
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2005
Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal Depkes RI tahun 2008
5. Langkah 1. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
langkah 2. Memperhatikan aspek privacy dari pasien
3. Mencuci tangan sebelum tindakan serta mengeringkan dengan handuk
bersih.
4. Memeriksa keadaan Umum ibu
5. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan
6. Memposisikan pasien dalam posisi litotomi atau dorsal recumbent.
7. Menenmpatkan lampu kearah laserasi dibagian jalan lahir ibu
8. Mengalasi bokong menggunakan kain bersih atau underpet yang baru.
9. Menggunakan sarung tangan steril
10. Membersihkan perineum menggunakan larutan antiseptic dan kassa
DTT /steril
11. Menentukan derajat laserasi mulai dari derajat 1-4
12. Melakukan anastesi pada bagian laserasi, tunggu sampai anastesi
bekerja.
13. Melakukan penjahitan dengan tehnik jelujur, satu-satu, matras modifikasi
sesuai dengan kasus yang terjadi.
14. Setelah penjahitan selesai, masukkan jari kelingking ke dalam anus untk
memastikan tidak adanya robekan hingga rectum.
15. Memberika KIE unutk mobilisasi dini dan personal hygiene.
6. Alat & Bahan 1. Nald voeder
2. Pinset cirurgis
3. Gunting benang
4. Jarum jahit
5. Benang jahit (cromic cut gut)
6. Kasa steril
7. Sarung tangan steril
7. Unit terkait 1. Ruang bersalin
2. Rawat Inap
3. Poli KIA dan KB
MANUAL PLASENTA
1. Pengertian Manual plasenta adalah tindakan pengeluaran plasenta dengan cara manual
atau menggunakan tangan.
2. Tujuan Bertujuan untuk melahirkan plasenta yang tidak dapat lahir spontan.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi 1. Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2005
2. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal Depkes RI Tahun 2008
5. Langkah 1. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
langkah 2. Informed consent
3. Memperhatikan aspek privacy dari pasien
4. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan serta mengeringkanya
dengan handuk bersih
5. Memeriksa keadaan umum ibu dan tanda vital
6. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan
7. Memasangkan infuse dengan menggunakan tranfusi set, kemudian
pasang Oksigen bila diperlukan
8. Memposisikan pasien dalam posisi litotomi atau dorsal recumbent.
9. Menempatkan lampu kearah laserasi dibagian jalan lahir ibu
10. Menggunakan sarung tangan steril
11. Membersihkan perenium menggunakan larutan antiseptic dan kassa
DTT/steril atau vulva hygiene.
12. Melkukan katerisasi untuk mengososongkan kandung kemih
13. Melakukan prosedur manual plasenta setelah terjadi tanda tanda
pelepasan plasenta
14. Setelah plasenta lahir lakukan massase uterus dan memastikan
kontraksi baik.
15. Menyuntikan ergometrine dibagian paha ibu
16. Mencuci tangan
1. Pengertian Persalinan patologi presentasi bokong adalah persalinan yang dilakukan secara
normal tetapi posisi kepala bayi berada di atas, sedangkan pantat atau kaki bayi
keluar terlebih dahulu.
2. Tujuan Untuk melahirkan bayi yang letak abnormal dengan presentasi bokong.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Prawiroharjo, 2010 Ilmu Kandungan Jakarta: Bina Pustaka
5. Langkah 1. Persetujuan tindakan lanjut
langkah 2. Pakai pelindung diri
3. Cuci atngan 7 langkah dibawah air mengalir
4. Keringkan tangan dengan handuk pribadi
5. Posisikan ibu litotomi
6. Pakai sarung tangan
7. Bersihkan daerah perenium dan kandung kemih
8. Pakai duk dibawah bokong pasien
9. Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput
ketuban dnan penurunan bokong serta kemungkinan penyulit.
10. Instruksikan pada pasien agar mengedan dengan benar selama ada his,
Mulai dengan menarik nafas dalam, katupkan mulut, upayakan tenaga
mendorong ke abdomen dan anus. Kedua tangan menarik lipat lutut,
angkat kepala dan lihat ke pusar.
11. Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul, lakukan
episiotemi mediolateralis saat bokong membuka vulva dan perineum
sudah tipis.
12. Setelah bokong lahir bokong di cengkeram dengan cara bracht (kedua
jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang
daerah panggul)
13. Melonggarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada.
14. Lakukan hyperlordosis janin paa saat angulus scapula inferior tampak
dibawah symphisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu
punggung janin didekatkan ke arah perut ibu tanpa tarikan) disesuaikan
dengan lahirnya badan bayi.
15. Gerakan ke atas hingga lahir dagu,mulut hidung, dahi dan kepala.
16. Segera setelah bokong lahir bokong di cengkeram dan dilahirkan
sehingga bokong dan kaki lahir.
17. Tali pusat dikendorkan
18. Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke
atas.
19. - Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu untuk
melahirkan bahu kiri bayi yang berada di belakang.
- Dengan tangan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu, untuk
melahirkan bahu kanan bayi yang berada di belakang.
20. Masukkan dua jari tangan kanan atau kiri ( sesuai letak bahu belakang )
sejajar dengan lengan bayi untuk melahirkan lengan bayi.
21. Setelah bahu dan lengan belakang lahir, kedua kaki di tarik ke arah
bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya, untuk melahirkan bahu
dan lengan depan bayi dengan cara yang sama.
22. Meletakan bayi diatas perut ibu.
Untuk dilakukan pemotongan talipusat, jangan sampai bayi terjatuh.
23. Lahirkan plasenta dan lakukan proseedur seperti persalinan normal
24. Lakukan dekontaminasi
25. Periksa tanda vital, kontraksi uterus, dan perdarahan
26. Cuci tangan
27. Beri informasi pada ibu hasil tindakan
28. Dokumentasikan hasil tindakan
6. Alat & Bahan 1. Partus set steril
2. Tranfusi set
3. Duk steril
4. Kateter
5. Spuit 3 cc
6. Bak instrument
7. APD lengkap
8. Resesitasi set
9. Obat uterotonika (OKsitosin, misoprostol)
10. Larutan clorin 0,5%
11. Vital sign ( tensimeter, jam tangan, thermometer)
12. Lampu halogin
13. Safety box
14. Bengkok
15. Tempat sampah infeksius dan non infeksius
16. Perlak / underpad
7. Unit terkait 1. Kamar Bersalin
2. Ruang KIA
3. Rawat Inap
PEMERIKSAAN IBU NIFAS
No. Dokumen : 440/295
SOP No.Revisi : M00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
1. Pengertian Pemeriksaan ibu nifas adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
pemeriksaan ibu nifas
2. Tujuan Mengetahui kelainan pada ibu nifas sedini mungkin.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi 1. Undang-undang Kesehatan Nomor. 36 Tahun 2009
2. Undang-undang Praktek Kedokteran Tahun 2004
3. Permenkes Nomor 128 Tahun 2004
4. Perbub Nomor 51 Tahun 2012
5. Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal th 2002
5. Langkah 1. Mempersiapkan lingkungan pasien di kamar periksa
langkah 2. Melakukan Pemeriksaan Umum:
a. Pemeriksaan inspeksi
b. Mengumpulkan data ibu yang diperlukan, obyektif subyektif
3. Melakukan Pemeriksaan :
a. Mempersilahkan pasien berbaring diatas tempat tidur
b. Mengatur posisi psien untuk pemeriksaan
c. Memeriksa payudara atau pengeluaran ASI
d. Memeriksa fundus uteri
e. Memeriksa kontraksi uterus
f. Memeriksa luka perineum jika ada luka perineum dan melihat
pengeluaran lokea
g. Periksa HB jika Anemia Semasa kehamilan/perdarahan berat saat
persalinan
4. Melakukan diagnosa kebidanan
5. Memberikan konseling mengenai Gizi, Perawatan payudara, personal
hygiene dan ASI ekslusif.
6. Memberikan konseling jika ditemukan keadaan resiko tinggi atau
komplikasi nifas.
7. Memberikn rujukan ke Rumah Sakit atau dokter specialis obsgyn jika
ditemukan resiko tinggi atau komplikasi nifas ( Perdarahan berat,
pervaginam,Kesakitan/Nyeri perut/ Pelvis,Pusing yang berlebihan, suhu
>380 C,lochea berbau, Kesulitan atau nyeri saat BAK, tanda mastitis).
1. Pengertian Bendungan asi adalah suatu cara dalam melakukan perawatan pada payudara
yang mengalami sumbatan.
2. Tujuan 1. Mencegah terjadinya Mastitis
2. Memberikan rasa nyaman pada pasien
3. Mendukung program ASI Ekslusif
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2005
5. Langkah 1. Petugas menyampaikan maksud dan tujuan
langkah 2. Petugas Menjelaskan prosedur pelaksanaan
3. Petugas Memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya
4. Petugas Memposisikn pasien
5. Petugas Memasang handuk dibawah payudara
6. Petugas Mengompres payudara dengan air hangat dan dingin selang
seling selama 5 menit
7. Petugas Mengeluarkan ASI dengan cara memencet payudara dengan
memencet areola mammae dan menampung dalam gelas sampai
payudara kosong
8. Petugas Membersihkan payudara
9. Petugas Membersihkan pasien
10. Petugas Membereskan alat
11. Petugas Mencuci tangan
12. Petugas Mendokumentasikan tindakan
6. Alat & Bahan 1. Bak instrument berisi handscoon
2. Kapas steril
3. Air hangat
4. Air dingin
5. Baby oil
6. Handuk
7. Waslap
8. Gelas
9. Bengkok
10. Tempat sampah
7. Unit terkait 1. Klinik Umum
2. Rawat Inap
3. Immunisasi
4. Ruang KIA, KB
5. Puskesmas Pembantu;.
INJEKSI VITAMIN K
1. Pengertian Injeksi vitamin K adalah suatu cara dalam memberikan Injeksi Vitamin K pada
bayi baru lahir
2. Tujuan Mencegah perdarahan pada bayi baru lahir.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi 1. Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2005
2. Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal th 2002
5. Langkah 1. Petugas menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan, dan
langkah meminta persetujuan
2. Petugas Mencuci tangan
3. Petugas Mengisi spuit dengan vit K1 neo K sebanyak 0,1 ml
4. Petugas Menyiapkan bagian yang akan di injeksi 1/3 tengah paha kiri
bagian luar
5. Petugas Menusukkan jarum tegak lurus ke bawah melalui kulit, antara
ibu jari dan jari tengan sampai kedalam otot ( Injeksi muscular)
6. Petugas Membersihkan alat
7. Petugas Mencuci tangan
8. Petugas Mendokumentasikan tindakan
6. Alat & Bahan 1. Bak instrument steril
2. Alat tulis
3. Kapas alcohol
4. Obat injeksi
5. Spuit injeksi
7. Unit terkait 1. Kamar Bersalin
1. Pengertian Salep mata pada bayi adalah obat berbentuk salep yang mengandung antibiotic
untuk mencegah infeksi pada mata.
2. Tujuan Memberikan / memasukan salep mata antibiotic untuk mencegah infeksi mata
pada bayi baru lahir.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi 1. Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2005
2. Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal th 2002
5. Langkah 1. Petugas mengucapkan salam,
langkah 2. Petugas Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
3. Petugas Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
4. Petugas Menyiapkan obat mata (berlabel)
5. Petugas Mengatur posisi klien semi defleksi sehingga mata yang diobati
sedikit lenih rendah dri mata yang lain
6. Petugas Meletakkan 3 jari tangan dibawah mata dan tarik ke bawah
dengan pelan-pelan tetapi kuat .
7. Petugas Memegang tube secara tegak lurus dan salep dibuang dulu
memulai di sebelah dalam centhus, berikan salep mata pada konjungtiva.
8. Mencuci tangan
6. Alat & Bahan 1. Bak instrument steril
2. Alat tulis
3. Salep mata
7. .Unit Terkait 1. Kamar Bersalin
TINDIK TELINGA
1. Pengertian Tindik telinga adalah suatu suatu tindakan yang akan dilakukan untuk membuat
lubang kecil pada telinga.
2. Tujuan Membantu klien dalam estetika kecantikan.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi
5. Alat dan bahan 1. Needle nomor 18
2. Alkohol 70 %
3. Kapas
4. Ethyel Kloride
5. Betadine
6. Kassa
7. Sarung tangan
8. Anting yang dibawa pasien
6. Langkah 1. Mempersiapkan pasien dikamar periksa
langkah 2. Bayi atau balita di bedong atau dipegangi keluarganya
3. Memakai sarung tangan
4. Membersihkan daun teling dengan kapas alkohol
5. Memberikan anastesi lokal
6. Menusuk daun telinga bagian tengah
7. Mamasukkan anting
8. Menekan luka dengan kassa betadine
9. Menutup luka dengan kassa betadine
10. Memberikan penyuluhan kepada klien atau keluarga untuk menjaga
kebersihan daun telinga
11. Melakukan dokumentasi
12. Merapikan peralatan
13. Mencuci tangan
7. Unit Terkait Poly KIA,UGD
LANGKAH AWAL DAN RESUSITASI
ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR
1. Pengertian Langkah awal dan resusitasi asfiksia pada bayi baru lahir adalah suatu tindakan
yang ditujukan untuk menangani Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia
2. Tujuan Untuk membantu Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia agar mampu bernafas dengan
spontan.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Pedoman Perawatan Dasar Depkes RI Tahun 2005
Mohammad, 2007 Neonatus Dengan Asfiksia. Jakarta ,Salemba Medika
5. Langkah 1. Petugas menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
langkah 2. Petugas Mempertahankan suhu tubuh bayi
3. Petugas Atur posisi exstensi kepala bayi
4. Petugas Membersihkan lendir mulut dan hidung bayi menggunakan
delay
5. Petugas Mengeringkan tubuh bayi menggunakan handuk dan rangsang
taktil.
6. Petugas Mengatur posisi kembali
7. Petugas melakukan penilaian, jika masih megap megap lanjutkan
langkah resusitasi:
a. Pasang selang O2
b. Melakukan percobaan resusitasi sebanyak 2 menit dengan tiap 30
detik penilaian, jika 2 menit tidak bisa bernafas normal siapkan
rujukan sambil tetap dilakukan VTP
Apabila bayi tidak bias dirujuk, maka lanjutkan VTP sampai 20 menit
8. Petugas Mencuci tangan setelah tindakan
9. Petugas mendokumentasikan tindakan
1. Pengertian MTBS adalah penanganan bayi dan balita sakit dengan menggunakan
management terpadu balita sakit.
2. Tujuan Penanganan bayi dan balita sakit sesuai dengan Protap yang ada
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Tata laksana balita sakit
5. Langkah 1. Petugas Mencuci tangan
langkah 2. Petugas menyampaikan salam
3. Petugas Menanyakan keluhan subyektif
4. Petugas Melakukan pemeriksaan obyektif
5. Petugas Mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan form MTBS
6. Petugas Menyimpulkan
7. Petugas Memberikan pengobatan
8. Petugas Melakukan rujukan bila perlu
9. Petugas Menyampaikan salam
10. Petugas Mendokumentasikan
11. Petugas mencuci tangan
6. Alat & Bahan 1. Stetoskop
2. Termometer
3. Timer
4. Timbangan
7. Unit Terkait 1. BP Umum
2. Immunisasi
3. Ruang KIA, KB
4. Gizi
PELAYANAN KONTRASEPSI
KONDOM
PEMILIHAN KONTRASEPSI
SECARA UMUM
1. Pengertian Pemilihan kontrasepsi secara umum adalah suatu tindakan oleh petugas
memberikan edukasi tentang pemilihan alat kontrasepsi yang terbaik untuk Ibu
dengan menggunakan ABPK.
1. Pengertian Pelaksanaan senam hamil adalah merupakan terapi latihan gerakan untuk
menjaga stamina dan kebugaran ibu selama hamil dan menyiapkan ibu secara
fisik maupun mental untuk menghadapi persalinan secara optimal.
1. Pengertian Pemasangan iud Cooer T adalah suatu cara pemasangan kontrasepsi non
hormonal yaitu suatu alat berbentuk T yang dipasang pada rahim.
12. Masukan pendorong kedalam tabung inserter dan dorong hati hati
sampai menyentuh ujung batang IUD
13. Letakkan kembali pada bagian transparan
14. Pegang dan tahan kedua ujung lengan IUD dari atas penutup
transparan, dorong inserter sampai kepangkal lengan hingga kedua
lenghan akan terlipat mendekati inserter
15. Tahan kedua lengan yang sudah terlipat dan tarik tabung inserter
melewati kedua ujung lengan kemudian dorong kembali dan putar
sampai kedua ujung lengan masuk kedalam tabung inserter dan terasa
ada tahanan
16. Masukan speculum, usap vagina dan servik dengan larutan anti septic
17. Jepit serviks dengan menggunakan tenakulumpada posisi jam 10 atau
jam12
18. Masukan sonde uterus untuk menentukan posisi dan kedalaman rongga
uterus
19. Sesuaikan ukuran uterus dengan leher biru, posisikan leher biru
horizontal sejajar dengan lengan IUD
20. Pasang IUD Copper 380A, Tarik tenakulum yang masih menjepit serviks
(terpasang saat melakukan sonde uterus) sehingga rongga uterus,
saluran serviks dan saluran vagina berada dalam satu garis lurus
21. Masukkan dengan pelan dan hati hati tabung inserter yang sudah berisi
IUD kedalam salum serviks dengan mempertahankan posisi leher biru
dalam arah horizontal
22. Sesuai arah dan posisi rongga uterus dorong tabung inserter sampai
leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa ada tahanan dari
fundus uteri. Pastikan leher biru tetap dalam posisi horizontal
23. Pegang dan tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan.
Sedang tangan yang lain menarik tabung inserter sampai pangkal
pendorong.
24. Setelah lengan IUD keluar dari tabung inserter dorong kembali tabung
inserter dengan pelan pelan dan hati hati sampai terasa ada tahanan dari
fundus
25. Keluarkan pendorong
26. Tarikbenang yang masuk tabung inserter tetapi tidak sampai benangnya
terlepas dari tabung
27. Potong benang IUD kira kira 3-4 cm
28. Lepas tenakulum bula ada perdarahan tekan dengan kasa steril sampai
berhenti
29. Lepas speculum lakukan dikontaminasi peralatan dan sarung tangan
30. Cucitangan
31. Ajarkan pada klien bagiamana memeriksa IUD
32. Mintalah klienmenunggu 15-30 menit setelah pemasangan untuk
mengamati bila terjadi rasa sakit
33. Lakukan konseling akhir
6. Bahan dan alat Bivalve speculum (kecil, sedang, besar)
Tenakulum
Sonde Uterus
Forcep / korentang
Gunting
Mangkuk untuk larutan anti septic
Sarung tangang (yang telah di DTT atau disterilisasi atau sarung tangan
periksa yang baru)
Cairan anti septic ( povidon iodine) untuk membersihkan servik
Kain kasa atau kapas
Lampu senter
Copper T 308A IUD yang belum rusak dan terbuka
7. Unit terkait KIA-KB
PERSALINAN PATOLOGI
PRESENTASI BOKONG
1. Pengertian Persalinan patologi presentasi bokong adalah keadaan dimana janin terletak
memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong berada dibawah kavum
uteri.
2. Tujuan Untuk melahirkan bayi yang letak abnormal dengan presentasi bokong.
11. Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul, lakukan
episiotemi mediolateralis saat bokong membuka vulva dan perineum
sudah tipis.
12. Setelah bokong lahir bokong di cengkeram dengan cara bracht (kedua
jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang
daerah panggul)
13. Melonggarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada.
14. Lakukan hyperlordosis janin paa saat angulus scapula inferior tampak
dibawah symphisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu
punggung janin didekatkan ke arah perut ibu tanpa tarikan) disesuaikan
dengan lahirnya badan bayi.
15. Gerakan ke atas hingga lahir dagu,mulut hidung, dahi dan kepala.
16. Segera setelah bokong lahir bokong di cengkeram dan dilahirkan
sehingga bokong dan kaki lahir.
17. Tali pusat dikendorkan
18. Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke
atas.
19. - Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu untuk
melahirkan bahu kiri bayi yang berada di belakang.
- Dengan tangan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu, untuk
melahirkan bahu kanan bayi yang berada di belakang.
20. Masukkan dua jari tangan kanan atau kiri ( sesuai letak bahu belakang )
sejajar dengan lengan bayi untuk melahirkan lengan bayi.
21. Setelah bahu dan lengan belakang lahir, kedua kaki di tarik ke arah
bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya, untuk melahirkan bahu
dan lengan depan bayi dengan cara yang sama.
22. Meletakan bayi diatas perut ibu.
Untuk dilakukan pemotongan talipusat, jangan sampai bayi terjatuh.
23. Lahirkan plasenta dan lakukan proseedur seperti persalinan normal
24. Lakukan dekontaminasi
25. Periksa tanda vital, kontraksi uterus, dan perdarahan
26. Cuci tangan
27. Beri informasi pada ibu hasil tindakan
28. Dokumentasikan hasil tindakan
6. Alat & Bahan 1. Partus set steril
2. Tranfusi set
3. Duk steril
4. Kateter
5. Spuit 3 cc
6. Bak instrument
7. APD lengkap
8. Resusitasi set Set O2
9. Obat uterotonika (tensi meter, jam tangan, thermometer)
10. Lampu halogin
11. Safety box
12. Bengkok
13. Tempat sampah infeksius dan non infeksius
14. Perlak/underpad
7. Unit terkait 1. Kamar Bersalin
2. Ruang KIA
3. Rawat Inap
PELAYANAN KONTRASEPSI
METODE MINI PIL
1. Pengertian Pelayanan Kontrasepsi metode mini pil adalah suatu cara mencegah kehamilan
dengan menggunakan Mini Pil.
MTBM
1. Pengertian MTBM (Managemen Terpadu Bayi Muda ) adalah suatu pendekatan yang
digunakan dengan konsep yang terpadu untuk bayi muda yang usianya 1
hari- 2 bulan baik yang berkondisi sehat ataupun sakit.
2. Tujuan Dapat melakukan manegemen Terpadu Bayi Muda (MTBM).
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
DENGAN LEOPOLD
No. Dokumen : 440/310
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/3
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012
Leopold II
a. Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan
telapak tangan kanan pada dinding lateral kiri ibu secara sejajar atau
pada ketinggian yang sama.
b. Meraba sisi lateral perut ibu dengan 2 teknik ( pilih salah satu ) :
Teknik 1
Memulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau
bersamaan oleh telapak tangan kanan dan kiri, kemudian geser
ke bawah kemudian rasakan bagian bagian yang teraba.
Teknik 2
Ketika akan memeriksa sisi kanan, maka tangan kanan
pemeriksa menahan perut ibu sebelah kiri, kemudian tangan kiri
pemeriksa memeriksa atau meraba bagian yang ada di sebelah
kiri. Lakukan hal yang sama untuk memeriksa sisi kiri ibu dengan
tangan yang berlawanan dari yang pertama.
1. Pengertian Menghitung denyut jantung janin dengan dopler adalah suatu cara untuk
menghitung berapa jumlah denyut jantung janin.
2. Tujuan Untuk Mengetahui kelainan pada denyut jantung janin.
1. Pengertian Mengukur tinggi badan adalah pemeriksaan dengan mengukur tinggi badan.
2. Tujuan Mengetahui status gizi pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Petunjuk Praktikum Asuhan Kebidanan
5. Bahan dan alat Persiapan Alat
1. Status pasien
2. Alat Tulis
3. Mikro toa
4. Langkah 1. Letakkan mikrotoise dilantai yang lurus kemudian pita ditarik keluar
langkah sampai 2 meter, kemudian ujung mikrotoise ditempelkan dengan
menggunakan paku didinding, pengukuran dilakukan dengan menarik
tuas mikrotois yang sudah tergantung.
2. Lepaskan sepatu, sandal,topi, agar menghasilkan pengukuran yang
akurat
3. Mengatur ibu posisi tegak lurus menghadap ke depan kaki lurus, tumit,
pantat, punggung, dan kepala bagian belakang harus menempel pada
dinding dan muka menghadap lurus dengan pandangan kedepan.
4. Ibu diminta untuk menarik nafas dalam-dalam dan posisi tulang belakang
diluruskan, serta melemaskan bahu (pundak)
5. Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas,siku-siku
harus lurus menempel pada dinding
6. Membaca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan
mikrotoa
7. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu
8. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada status pasien dan register
1. Pengertian Mengukur lingkar lengan atas adalah cara pemeriksaan dengan mengukur
lingkar lengan atas sebagai gambaran tentang keadaan jaringan otot dan
lapisan lemak bawah kulit.
2. Tujuan Mengetahui status gizi pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Petunjuk Praktikum Asuhan Kebidanan
5. Langkah 1. Tetapkan posisi bahu dan siku, tangan harus ditekuk 90 drajat
langkah 2. Letakkan pita pengukur antara bahu dan siku
3. Tentukan titik tengah lengan
4. Lingkarkan pita lila tepat pada titik tengah lengan
5. Pita jangan terlalu ketat, jangan pula terlalu longgar
6. Pembacaan skala yang tertera pada pita dalam centi meter, posisi
tangan lurus
7. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu
8. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada status pasien dan register
6. Bahan dan alat 1. Status pasien
2. Alat Tulis
3. Mikro toa
7. Unit terkait KIA-KB
BP Umum
1. Pengertian Pengisian kartu ibu hamil adalah suatu cara untuk mengetahui
perkembangan ibu hamil.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pengisian kartu status secara lengkap dan teliti
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Petunjuk Praktikum Asuhan Kebidanan
5. Langkah 1. Mengisi identitas keluarga dan ibu hamil
langkah 2. Mengisi catatan pelayanan kesehatan ibu hamil
3. Mengisi catatan ibu bersalin
4. Mengisi catatan rujukan
5. Mengisi catatan ibu nifas
6. Mengisi kesimpulan akhir nifas
7. Mengisi pelayanan kb ibu nifas
8. Mengisi keterangan lahir
9. Mengisi identitas anak
10. Mengisi catatan tumbang
11. Mengisi catatan pelayanan kesehatan anak
12. Mengisi pemberian vitamin A
13. Mengisi anjuran pemberian rangsangan perkembangan dan nasehat
pemberian makan
14. Mengisi catatan penyakit dan masalah perkembangan
15. Mengisi catatan pemberian imunisasi
6. Bahan dan Persiapan Alat
alat 1. Status pasien
2. Alat Tulis
7. Unit terkait KIA-KB
BP Umum
1. Pengertian Menimbang berat badan bayi adalah suatu cara untuk mengetahui
perkembangan dan penambahan berat badan bayi
2. Tujuan Untuk mengetahui status gizi
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Petunjuk Praktikum Asuhan Kebidanan
5. Langkah 1. Letakkan timbangan pada alas yang rata dan kuat
langkah 2. Beri alas tipis dan bersih
3. Pastikan bahwa jarum berada pada angka nol
4. Sebelum ditimbang lepaskan alas kaki baju dan tepi bayi, bayi
sebaiknya ditimbang tanpa pakaian
5. Pengukur berdiri di depan skala timbangan
6. Bayi di tidurkan pada timbangan
7. Ketika menimbang tangan petugas diletakkan diatas tubuh bayi(
tidak menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat ditimbang
8. Tentukan hasil berat badan bayi sesuai dengan jarum petunjuk
pada timbangan kemudian catat hasil pengukurannya
6. Bahan dan alat Persiapan Alat
1. Status pasien
2. Timbangan bayi
7. Unit terkait KIA-KB
BP Umum
PEMERIKSAAN HEATH TO TO
No. Dokumen : 440/318
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/1
Puskesmas Pundong drg. Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012
1. Pengertian Heath to to adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan dengan melihat, meraba,
mendengar keadaan tubuh dari ujung kepala sampai kaki
2. Tujuan Untuk mengetahui kelaianan pada organ tubuh
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi Buku Petunjuk Praktikum Asuhan Kebidanan
5. Langkah 1. Memeriksa rambut dan kulit kepala
langkah 2. Memeriksa mata
3. Memeriksa hidung
4. Memeriksa mulut
5. Memeriksa telinga
6. Memeriksa leher
7. Memeriksa mamae
8. Memeriksa axial
9. Memeriksa ekstremitas atas
10. Memeriksa abdomen
11. Memeriksa ekstremitas bawah
12. Memeriksa punggung
13. Memeriksa reflek patella
14. Memeriksa kemaluan
6. Bahan dan alat 1. Status pasien
2. Stetoskop
3. Linac/Dopler
4. Metline
5. Humer
6. Alat tulis
7. Unit terkait KIA-KB
BP Umum
ANC TERPADU
No. Dokumen : 440/319
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 10 November 2015
Halaman : 1/2
Puskesmas Pundong drg.Sapta Adisuka M, Ph.D
NIP: 197506222006041012
7. Pengertian ANC terpadu adalah adalah memberikan pelayanan kepada ibu hamil
sesuai dengan standart
8. Tujuan Agar ibu hamil mendapatkan pelayanan sesuai dengan standart
9. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
10. Referensi 1. UU kesehatan 36 tahun 2009
2. UU praktek kedokteran 2004
3. Permenkes 128 tahun 2004
4. Permenkes 51 tahun 2012
5. Panduan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal tahun 2002
11. Langkah 1. Mempersiapkan alat dan bahan medis non medis yang diperlukan
langkah 2. Petugas memanggil pasien sesuai dengan tombol antrian
3. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan RM
Bila tidak cocok dikembalikan ke pendaftaran dan minta RM yang sesuai
Bila cocok dilanjutkan dengan pelayanan pasien
4. 4 Petugas mencuci tangan dengan sabun anti septic dan bilas dengan air
mengalir dan keringkan dengan handuk
5 .Petugas melaksanakan anamnesis riwayat imunisasi TT (skrening TT),
identitas pasien lengkap, riwayat obstetric, Rencana persalinan, status
riwayat haid, HPHT, Riwayat komplikasi kebidanan, Riwayat penyakit
kronis dan alergi
6 Petugas melakukan pemeriksaan umum, keadaan ibu hamil, ukur vital
sign: Tensi,nadi,respirasi,suhu. Pemeriksaan fisik menyeluruh dari kepala
sampai ekstremitas
Pemeriksaan khusus
Palpasi : Leopold I,II,III,IV,Auskultasi,DJJ
Bila pertama kali periksa : cek lab (PP test, HB, Hbsag, Goldar)
konsultasi ke gigi, konsultasi ke dokter umum, dan konsultasi ke gizi
dengan menggunakan blangko ANC terpadu
Pemeriksaan khusus trimester II dan III
Palpasi : Leopold I,II,III,IV
Auskultasi : DJJ
Pemeriksaan tambahan : periksa cek laboratorium (Protein urine, Urine
Reduksi, dan gula darah, Hb ulang, dll. Konsul gigi, konsul dokter umum,
dan konsul gizi dengan menggunakan ANC terpadu bila belum dilakukan
7. Petugas membuat kesimpulan hasil pemeriksaan
8. Petugas menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu hamil dan keluarga
meliputi usia kehamilan, letak janin, tafsiran persalinan, posisi jjanin,
denyut jantung janin, resiko yang ditemukan atau penyakit lain
9 Jelaskan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang sesuai dengan
jadwal ANC kesepakatan
10 Memberikan alasan apabila pasien perlu dirujuk di RS
11 Petugas memberikan KIE sesuai kasus
12 Petugas memberikan resep, kuitansi, kartu kepuasan pasien sebagai
evaluasi pelayanan di KIA
13 Petugas cuci tangan
Petugas menyelesaikan dokumentasi di RM , Buku register, Kohort ibu
hamil, simpus, dan Pcare BPJS
7 Bahan dan 1. Lenec
alat 2. Dopler
3. Jely
4. Meteran kain pengukur TFU, Lila
5. Selimut
6. Reflek hummer
7. Spuit injeksi disposibel 0,5 ml
8. Air hangat
9. Timbangan berat badan dewasa
10. Tensi meter air raksa
11. Stetoskop
12. Bed obstetric
13. Lampu halogen/senter
14. Kalender kehamilan
15. Handscon
16. Kapas steril
17. Kasa steril
18. Sabun antiseptic
19. Wastafel dengan air mengalir
20. Vaksin TT
21. Tisu kering
14 Unit terkait KIA-KB
BP Umum
Gigi
Gizi
Laboratorium
1. Pengertian Perdarahan post partum adalah Perdarahan yang terjadi setelah placenta
lahir.
2. Tujuan Untuk menangani perdarahan.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
4. Referensi
5. Langkah 1. Pastikan sebab perdarahan, dengan 4 T
langkah 2. Petugas mengatasi peyebab perdarahan
3. Petugas mengontrol VS
4. Pasang infus dengan tranfusi set, Abbocat no 18, cairan RL + drip
oxytocin 1 Amp dan grojog 1 plabot dihabiskan dalam waktu 7 10
menit.
5. Pasang O2 4ml/jam, Pasang Dower Cateter.
6. Tambahkan cairan infus dengan drip Oxitocyn dan Ergometrin 1 Amp
apabila perdarahan belum berhenti atau kontraksi belum ada.
7. Pemberian cairan diberikan dalam waktu cepat sesuai denagn perkiraan
perdarahan yang keluar dengan perbandingan 1 : 3
8. Kalau perdarahan belum berhenti atau berkurang drip lagi dengan
dengan infus 2 jalur dengan botol 1 de beri oksitosin 1 ampul yang botol
ke 2 dengan metil ergomitrin 1 ampul dengan tetesan 50-60 tts /mnt
9. Bila tidak ada perbaikan rujuk dengan perlindungan infus
10. Bila kondisi pasien baik lakukan perawatan nifas normal
6. Pengertian Pre eklamsi Perdarahan post partum adalah Perdarahan yang terjadi
setelah placenta lahir.
7. Tujuan Untuk menangani perdarahan.
8. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 005/KAPUS/XI/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di Puskesmas Pundong
9. Referensi
10. Langkah 11. Pastikan sebab perdarahan, dengan 4 T
langkah 12. Petugas mengatasi peyebab perdarahan
13. Petugas mengontrol VS
14. Pasang infus dengan tranfusi set, Abbocat no 18, cairan RL + drip
oxytocin 1 Amp dan grojog 1 plabot dihabiskan dalam waktu 7 10
menit.
15. Pasang O2 4ml/jam, Pasang Dower Cateter.
16. Tambahkan cairan infus dengan drip Oxitocyn dan Ergometrin 1 Amp
apabila perdarahan belum berhenti atau kontraksi belum ada.
17. Pemberian cairan diberikan dalam waktu cepat sesuai denagn perkiraan
perdarahan yang keluar dengan perbandingan 1 : 3
18. Kalau perdarahan belum berhenti atau berkurang drip lagi dengan
dengan infus 2 jalur dengan botol 1 de beri oksitosin 1 ampul yang botol
ke 2 dengan metil ergomitrin 1 ampul dengan tetesan 50-60 tts /mnt
19. Bila tidak ada perbaikan rujuk dengan perlindungan infus
20. Bila kondisi pasien baik lakukan perawatan nifas normal