Oleh :
KELOMPOK SATU :
1. AFIFAH AMALIA NIM. 061540411881
2. DEA WIDYA SYAFRIANI NIM. 06154041
3. DIO RIZKY WICAKSONO NIM. 06154041
4. INDAH LESTAR NIM. 06154041
5. M. BINTANG CENDIKIA NIM. 06154041
6. M. JAKA DEWANTARA NIM. 06154041
7. RIDUAL HIJRIA GANDHA NIM. 06154041
8. TIARA ANGGRAINI NIM. 06154041
9. WAHYU TRIAJI NIM. 06154041
10. AGEM GUNARDI NIM. 06154041
KELAS : 4 EGC
I. Tujuan Percobaan
Melakukan pembenihan dan pengembang biakan mikroorganisme untuk mengolah
limbah cair secara aerobik.
BOD:N:P = 60:3:1
BM glukosa = 180
Untuk membuat 10 liter limbah dengan BOD 400 mg/l keperluan glukosa
(10x400x180/192) mg = 3750 mg= 3,75 gram.
BM KNO3 = 101 BAN =14
KNO3 yang dibutuhkan = (3/60x750x101/14) mg=1352 mg= 1,35 gr
Pembibitan (Seeding)
Proses seeding dilakukan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme sehingga
didapatkan jumlah biomassa yang mencukupi untuk mengolah air buangan pabrik
minyak kelapa sawit. Bibit mikroorganisme diambil dari lumpur kolam pengolahan air
buangan pabrik minyak kelapa sawit yang ditumbuhkan secara aerob. Pada tahap seeding
ini yang perlu diperhatikan adalah konsentrasi zat organik (substrat), dan VSS.
Selama periode waktu detensi tertentu dilakukan pemeriksaan parameter organik,
VSS, TSS, pH, dan temperatur. Terjadinya penambahan biomassa ditandai dengan warna
lumpur yang semakin gelap (coklat kehitaman). Konsentrasi oksigen terlarut (DO) selalu
dijaga di atas 4 mg/l untuk memastikan proses aerob dapat berlangsung dengan baik.
Temperatur juga dijaga pada temperatur kamar, selain itu pH juga dijaga agar tetap
dalam kisaran normal yaitu berkisar antara 7,0-8,5 dengan cara penambahan larutan
asam atau basa.
Aklimatisasi
Proses aklimatisasi dilakukan untuk mendapatkan suatu kultur mikroorganisme
yang stabil dan dapat beradaptasi dengan air buangan pabrik kelapa sawit yang telah
disiapkan. Selama masa aklimatisasi kondisi dalam reaktor dibuat tetap aerob dengan
menjaga konsentrasi, temperatur, dan pH. Proses ini dilakukan secara batch.
Proses aklimatisasi dapat dianggap selesai jika pH, VSS, temperatur, dan efisiensi
penyisihan senyawa organik telah konstan dengan fluktuasi yang tidak lebih dari 10%.
1. Menyiapkan cawan pijar dan kertas saring,cawan pijar yang telah bersih dipanaskan
dalam oven 600C selama 1 jam,kemudian dimasukkan ke dalam desikator. Setelah itu
menimbang sampai konstan( a gram). Kertas saring bebas abu dibasahi dengan
aquadest,kemudian memanaskan di dalam oven 100C selam 1 jam,memasukan ke
dalam desikator timbang (b gram).
2. Menyaring 40 ml contoh air dengan kertas saring bebas abu yang telah ditimbang.
Kertas saring yang berisi endapan dimasukkan ke dalam cawan pijar dan dipanaskan
dalam oven 105C selama 1 jam. mendinginkan dalam desikator,kemudian timbang (c
gram).
3. Memanaskan cawan tersebut di dalam oven 600oC selama 2 jam.
4. Setelah dingin kemudian memasukan ke dalam desikator dan menimbang ( d gram).
Perhitungan :
(ca)
TSS = x 106 mg/l
ml sample
(cd)
VSS= x 106 mg/l
ml sample
V. Data Pengamatan
DO = 48,3 % 3,69 mg/l
TDS = 311,3 ppm
Konduktivity = 328,4 s
Salinity = 309,2 ppm
pH = 6 ke 7
Data untuk TSS dan VSS
Hari ke-7 (terakhir)
Sample = 40 ml
Berat crusible + tutup (a) = 33,37 gram
Berat kertas saring (b) = 0,69 gram
Berat crusible (tutup) + k.saring + endapan (110oC) (c) = 33,8881 gram
Berat crusible (tutup) + k.saring + endapan (600oC) (d) = 33,3781 gram
VI. Perhitungan
a. Pembuatan Substrat
Misalkan BOD limbah yang akan diolah = 40mg/l,volume awal pembenihan 1 liter.
BOD : N : P = 60:3:1
BM glukosa = 180
1. TSS
(ca)
TSS = x 106 (mg/L)
ml sample
(33,888133,37)gram
TSS = x 106 (mg/L)
40 ml
2. VSS
(cd)
VSS = x 106 (mg/L)
ml sample
(33,888133,3781)gram
TSS = x 106 (mg/L)
40 ml
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa sampai yang
digunakan di dalam pembenihan dan pengembangan mikroorganisme limbah cair
digunakan limbah cair (lumpur) yang berasal dari limbah rumah tangga. Hal-hal yang
harus diperhatikan di dalam pembenihan dan pengembangan mikroorganisme adalah
suhu, derajat, aerasi, substrat, dan konduktivitas.
Suhu dalam pengkondisian yang optimal pada suhu kamar 30 oC. Namun pada
percobaan yang dilakukan suhu berkisar antara 26-30oC. Meskipun dibawah suhu
optimal,bakteri tetap bisa hidup. Selain suhu, derajat keasamaan juga perlu dijaga
kondisinya. Bakteri dapat hidup pada pH sekitar 7-8,5. Pada data percobaan yang
didapat pH selalu berada diangka netral.
Sumber makanan yang didapat agar bakteri dapat hidup dengan diberi
makanan setiap hari sebanyak 100 ml larutan yang mengandung senyawa
carbon,nitrogen,dan fosfor. Campuran berasal dari glukosa sebagai sumber
carbon,KNO3 sebagai sumber nitrogen,dan KH2PO4 sebagai sumber fosfor.
Dilihat dari parameter dalam pembibitan yang dilakukan,pengkondisian yang
dilakukan pada bakteri agar bakteri dapat menyesuaikan diri dan dapat hidup dan
berkembang telah bagus,hal ini terbukti dari data yang didapat telah memenuhi syarat
yang ditentukan.
Pada percobaan didapat data bahwa, setelah penambahan substrat terjadi
kenaikan pH dari 6 ke 7, hal tersebut disebabkan karena adanya kandungan asam pada
substrat yang diberikan. pH optimum mikrorganisme adalah 7 sebab jika terlalu asam
maka dilakukan penambahan basa, maupun sebaliknya. Hal lain yang harus
diperhatikan selain pH adalah suhu dan aerasi. Aerasi harus selalu ada agar
mikroorganisme tidak kekurangan DO (oksigen terlarut) karena mikroorganisme yang
digunakan termasuk mikroorganisme aerob yaitu membutuhkan oksigen bebas.
Terakhir adalah mengecek nilai TSS dan VSS pada hari terakhir, sampel yang
diambil adalah sebanyak 40 ml. Di hari terakhir didapat nilai TSS 12952,5 mg/L dan
nilai VSS adalah 12750 mg/L. Dengan nilai TSS yang tinggi tersebut menandakan
limbah tersebut dapat mencemari lingkungan, karena melewati ambang batas yaitu
100 mg/L.
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan, bahwa :
1. Seeding adalah kegiatan untuk mengembangbiakan mikroorganisme sehingga
didapatkan jumlah biomassa yang mencukupi untuk mengolah limbah air buanagn.
2. Proses seeding menggunakan mikroorganisme aerob, oleh sebab itu harus selalu
tersedia oksigen terlarut.
3. Substrat yang diberikan harus mengandung nitrogen, carbon, dan posfor.
4. Untuk mendapatkan nilai TSS sample harus dipanasi pada suhu 110oC dan untuk
VSS harus dipanasi hingga suhu 600oC.
5. Hari terakhir didapat nilai TSS 12952,5 mg/L dan VSS nya sebesar 12750 mg/L.
DAFTAR PUSTAKA