Abstract
Health problem is a very complex of inter-related with other issues beyond health itself.
Diarrhea is one of environment-based disease remains a problem in Indonesia. Knowing the
relationship between the research goals of public health behaviors with the incidence of
diarrhea and explain behavior (knowledge, attitudes, actions) on the incidence of diarrhea
public health in Barito Kuala regency. With a sample of 114 households. to analyze factors
that determine the behavior of public health such as the incidence of diarrhea used chi square
analysis. The results showed that the respondents were knowledgeable good (31.6%),
adequate (56.1%), less (12.3%), respondents who behave well (13.2%), adequate (83.3%),
less (3.5%) and respondents with both measures (34.3%), adequate (38.6%), less (27.1%).
There is a relationship between the incidence of diarrhea location p-value 0.016, no
knowledge of the relationship with the incidence of diarrhea p-value of 0.000, there was no
correlation with the incidence of diarrhea attitude p-value 0.129. The relationship between the
action with diarrhea p-value 0.002 and the relationship between the incidence of health
behavior based on environmental sanitation aspects of the p-value of 0.024
Tabel 1. Tabel silang lokasi dengan kejadian diare berdasarkan aspek sanitasi lingkungan
di kabupaten barito kuala
Kejadian Diare
Lokasi Ya Tidak Jumlah %
Jlh % Jlh %
Barambai 19 63,3 11 36,7 30 100
Ulu Benteng 22 55,0 18 45,0 40 100
Jelapat I 14 31,8 30 68,2 44 100
Jumlah 55 48,2 59 100 114 100
2
X = 8,221 df = 2, p value = 0,016 = 0,005
Ada beberapa kepala keluarga yang cuci, mandi, dan sisanya menggunakan air
memiliki sumur tapi jarang digunakan, dan PDAM dan air galon untuk minum. Dan air
itu pun dipakai sendiri. Tiap kepala sungai dilakukan pengolahan sebelumnya
keluarga sudah memiliki jamban sendiri, dengan memberikan kapur didalamnya,
tetapi hampir semua orang masih banyak untuk air minum direbus terlebuh dahulu.
kepala keluarga yang menggunakan jamban Tidak semua kepala keluarga memiliki
cubluk dengan lubang pembuangannya jamban, 1 jamban bisa digunakan 4 kepala
berjarak 1 meter. Tidak ada SPAL yang keluarga. Karena responden bermukim di
dimiliki oleh tiap kepala keluarga, untuk pinggir sungai hampir seluruh keluarga
pembuangan sampah, sampah dibuatkan membuang sampah di sungai, dan tidak
lubang lalu sampah dibakar tidak memiliki sarana pembuangan air limbah.
dipisahkan antara sampah basah dan Untuk Desa Jelapat I Kecamatan Tamban
sampah kering. hampir sama dengan kelurahan Ulu
Di Kelurahan Ulu Benteng 70% Benteng masyarakat kebanyakan berdiam
kepala keluarga menggunakan air sungai di pinggiran anak sungai, tiap rumah sudah
untuk keperluan sehari hari seperti masak, memiliki jamban keluarga tetapi
36 Megasari, et al/EnviroScienteae 11 (2015) 33-40
pembuangannya langsung ke anak sungai, value 0,000 dengan nilai ini < 0,05,
dan pembuangan sampah beberapa keluarga menunjukan bahwa adanya hubungan yang
yang membuang sampah langsung kesungai signifikan antara pengetahuan dengan
dan beberapa lainnya membakar sampah kejadian diare di Kabupaten Barito Kuala.
yang telah dihasilkan. Dilihat dari nilai Odds Ratio yaitu sebesar
8,448 dapat diartikan bahwa masyarakat
2. Hubungan Pengetahuan Kesehatan yang berpengetahuan kurang berisiko sakit
Masyarakat Dengan Kejadian Diare diare sebesar 8,448 kali dibandingkan orang
yang berpengetahuan baik. Hasil analisa
Berdasarkan penelitian yang pengetahuan dengan kejadian diare dapat
dilakukan di dapatkan nilai signifikan p- dilihat pada Tabel 2 :
Tabel 2. Tabel silang pengetahuan kesehatan masyarakat dengan kejadian diare berdasarkan
aspek sanitasi lingkungan di kabupaten barito kuala
Kejadian Diare
Pengetahuan Ya Tidak Jumlah % Odds Ratio
Jlh % Jlh %
Kurang 49 62,8 29 37,2 78 100
Baik 6 16,7 30 83,3 36 100 8,448
Jumlah 55 48,2 59 51,8 114 100
X2 = 19,206 df = 1, p value = 0,000 = 0,05
Tabel 3. Tabel silang sikap kesehatan masyarakat dengan kejadian diare berdasarkan aspek
sanitasi lingkungan di Kabupaten Barito Kuala
Kejadian Diare
Sikap Ya Tidak Jumlah % Odds Ratio
Jlh % Jlh %
Kurang 51 51,5 48 48,5 99 100
Baik 4 26,7 11 73,3 15 100 2,922
Jumlah 55 48,2 59 51,8 114 100
X2 = 2,303 df = 1, p value = 0,129 = 0,05
Tabel 4. Tabel silang tindakan kesehatan masyarakat dengan kejadian diare berdasarkan
aspek sanitasi lingkungan di Kabupaten Barito Kuala
Kejadian Diare
Tindakan Ya Tidak Jumlah % Odds Ratio
Jlh % Jlh %
Kurang 28 37,3 47 62,7 75 100
Baik 27 69,2 12 30,8 39 100 0,265
Jumlah 55 48,2 59 51,8 114 100
X2 = 9,217 df = 1, p value = 0,002 = 0,05
Tabel 5. Tabel silang perilaku kesehatan masyarakat dengan kejadian diare berdasarkan
aspek sanitasi lingkungan Di Kabupaten Barito Kuala
Kejadian Diare
Perilaku Ya Tidak Jumlah % Odds Ratio
Jlh % Jlh %
Kurang 48 54,5 40 45,5 88 100
Baik 7 26,9 19 73,1 26 100 3,257
Jumlah 55 48,2 59 51,8 114 100
X2 = 5,077 df = 1, p value = 0,024 = 0,05
Odds Ratio yaitu sebesar 3,275 dapat Kejadian Diare Pada Anak Batita Di
diartikan bahwa masyarakat yang Posyandu Kelurahan Rangkapan
berperilaku kurang berisiko sakit diare Jaya Depok Tahun 2010. Skripsi,
sebesar 3,275 kali dibandingkan orang yang Universitas Pembangunan Nasional
berperilaku baik. Veteran Jakarta
Penelitian ini ditegaskan dari Azwar, Syafuddin, 2011. Sikap Manusia:
penelitian dari penelitian yang dilakukan Teori dan Pengukurannya Edisi
oleh Kusumawati (2009) yang menyatakan Kedua. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
bahwa terdapat hubungan perilaku hidup Dinkes Barito Kuala, 2012. Profil Dinas
bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian Kesehatan Barito Kuala. Kab. Batola
diare dengan p value 0,025. Selain itu dari Gibson, 2000, Organisasi, Perilaku,
penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Struktur, Proses, Jilid I Erlangga,
yang dilakukan oleh Utari (2009) Jakarta
menyatakan bahwa hubungan antara Kristiandy, Mart, Hubungan Tingkat
perilaku hidup bersih dan sehat dengan Pengetahuan Ibu Tentang Perilaku
kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Delanggu dengan nilai kemaknaan adalah Dengan Kejadian Diare pada Balita
0,000, oleh karena p < 0,05. Di Puskesmas Dinoyo Malang.
Skripsi, Universitas Brawijaya.
Kusumawati, Oktania, Heryanto Adi
Kesimpulan Nugroho,dkk. 2009. Hubungan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
1. Terdapat hubungan yang signifikan Dengan Kejadian Diare Pada Balita
antara perilaku kesehatan masyarakat Usia 1-3 Tahun Studi Kasus Di Desa
dengan kejadian diare berdasarkan Tegowanu Wetan Kecamatan
aspek sanitasi lingkungan di Kabupaten Tegowanu Grobongan. Stikes, Ilmu
Barito Kuala. Dengan Odds Ratio 3,27 Keperawatan dan Kebidanan
dinyatakan masyarakat yang Tegalrejo, Jurnal Keperawatan. 1: 1.
berperilaku kurang berisiko sakit diare Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Ilmu
sebesar 3,275 kali dibandingkan orang Kesehatan Masyarakat (Prinsip-
yang berperilaku baik. Prinsip dasar). Rineka Cipta. Jakarta.
2. Pengetahuan responden berdasarkan Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Metodologi
aspek sanitasi lingkungan baik dengan Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
persentase (31,5%), cukup dengan Jakarta.
persentase (56,1%), dan kurang dengan Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu
persentase (12,3%), sikap responden Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
berdasarkan aspek sanitasi lingkungan Jakarta
baik dengan persentase (13,2%), cukup Riskesdas Provinsi Kalimantan Selatan,
dengan persentase (83,3%), kurang 2007. Kemenkes RI,Jakarta
dengan persentase (3,5%) dan tindakan Sri Rahayu, Dedeh, 2012. Hubungan
responden baik dengan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang
persentase(34,3%), cukup dengan Diare Dengan Terjadinya Diare Pada
persentase (38,6%) dan tindakan Anak Balita (1 4 Tahun) Di Rumah
kurang dengan persentase (27,1%). Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi,
Stikes Budi Luhur, Jurnal Kesehatan
Keperawatan Stikes Budi Luhur. 4:
Daftar Pustaka 5-7.
Sri Winarsih dan Ahsan, 2012. Hubungan
Annisa, Octaria Anna, 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang
Tindakan Personal Hygiene Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
40 Megasari, et al/EnviroScienteae 11 (2015) 33-40