Anda di halaman 1dari 3

6.

3 Uji Segitiga

Bagian pada uji Segitiga (ASTM 2004; ISO 2004c), menjadi yang pertama dalam buku ini, cukup
kompleks dan mencakup banyak detail diantaranya (1) semua analis sensorik harus tahu, (2) umum
untuk banyak metode, dan (3 ) karena itu dihilangkan dalam metode berikutnya. Penerapan
pendekatan terpadu dijelaskan dalam Contoh 6.3 dan Contoh 6.4.

6.3.1 Ruang Lingkup dan Aplikasi

Gunakan metode ini bila tujuan pengujian adalah untuk menentukan apakah ada perbedaan
sensorik antara dua produk. Metode ini sangat berguna terutama dalam situasi di mana dampak
perlakuan yang mungkin menghasilkan perubahan produk yang tidak dapat dikarakterisasi hanya
dengan satu atau dua atribut. Meskipun secara statistik lebih efisien daripada uji pasangan dan uji
duo-trio, uji segitiga telah dibatasi penggunaannya dengan produk yang melibatkan kelelahan
sensorik, akumulasi (carryover), atau adaptasi, dan dengan subjek yang terlalu bingung melakukan
pengujian tiga sampel. Metode ini efektif dalam keadaan tertentu:

1. Untuk menentukan apakah perbedaan produk dihasilkan dari perubahan dalam bahan,
pengolahan, pengemasan, atau penyimpanan

2. Untuk menentukan apakah secara keseluruhan ada perbedaan, di mana tidak ada atribut spesifik
yang dapat diidentifikasi sebagai yang terpengaruh

3. Untuk memilih dan memantau panelis dalam kemampuan untuk membedakan perbedaan yang
diberikan

6.3.2 Prinsip Pengujian

Sajikan kepada setiap subyek tiga sampel yang telah diberi kode. Arahkan subyek bahwa dua sampel
itu identic dan satu lagi berbeda (atau asing). Mintalah subyek untuk mencicipi (merasakan,
memeriksa) setiap produk dari kiri ke kanan dan pilih sampel yang asing. Hitunglah jumlah balasan
yang benar dan lihat Tabel 17.8* untuk interpretasi.

6.3.3 Subjek pengujian

Umumnya, 20-40 subyek yang digunakan untuk uji segitiga, meskipun sedikitnya 12 orang dapat
digunakan ketika perbedaan besar dan mudah untuk diidentifikasi. Pengujian kesamaan, di sisi lain,
membutuhkan 50-100 subyek. Minimalnya, subyek harus mudah dikenali dengan uji segitiga
(format, perintah, prosedur untuk evaluasi), dan dengan produk yang diuji, terutama karena ingatan
rasa berperan dalam pengujian segitiga. Sesi orientasi dianjurkan sebelum uji rasa yang sebenarnya
untuk membiasakan subyek dengan prosedur pengujian dan karakteristik produk. Perhatian harus
dilakukan untuk menyediakan informasi yang cukup agar instruktif dan memotivasi, sementara tidak
berprasangka pada subyek dengan informasi spesifik tentang dampak perlakuan dan identitas
produk.

6.3.4 Prosedur Pengujian

Pemantauan pengujian (dijelaskan secara rinci dalam Bab 3) harus mencakup area uji yang dipartisi
di mana setiap subyek dapat bekerja secara mandiri. Pengaturan pencahayaan mungkin diperlukan
untuk mengurangi variabel warna. Siapkan dan sajikan sampel dalam kondisi optimum untuk jenis
produk yang diselidiki, misalnya, sampel harus merangsang dan disajikan dengan baik. Berikan
sampel secara bersamaan, jika memungkinkan; namun, sampel yang besar, meninggalkan aftertaste,
atau menunjukkan sedikit perbedaan dalam penampilan mungkin diberikan secara berurutan tanpa
mengabaikan pengujian. Siapkan jumlah yang sama dari enam kombinasi yang mungkin (ABB, BAA,
AAB, BBA, ABA, dan BAB) dan sajikan sampel secara acak kepada subyek. Mintalah subyek untuk
memeriksa (mencicipi, merasakan, membaui, dll) sampel dengan urutan dari kiri ke kanan, dengan
pilihan untuk kembali mengulang evaluasi masing-masing saat pengujian berlangsung. Lembar
penilaian, ditunjukkan pada Gambar 6.1, bisa menyediakan lebih dari satu set sampel. Namun, ini
hanya bisa dilakukan jika kelelahan sensoriknya rendah. Jangan bertanya tentang preferensi,
penerimaan, tingkat perbedaan, atau jenis perbedaan setelah pemilihan awal dari sampel yang
asing. Hal ini karena pilihan subjek dari sampel yang asing mungkin bias tanggapan nya atas
pertanyaan-pertanyaan tambahan. Tanggapan terhadap pertanyaan tersebut dapat diperoleh
melalui pengujian tambahan. Lihat Bab 12 untuk acuan dan uji penerimaan dan Bab 7 untuk uji
pembeda berkaitan dengan ukuran atau jenis (atribut) dari pembeda.

6.3.5 Analisis dan Interpretasi Hasil

Hitung jumlah jawaban yang benar (sampel asing diidentifikasi dengan benar) dan jumlah total
tanggapan. Tentukan apakah angka yang benar untuk angka yang diuji sama dengan atau lebih besar
dari jumlah yang ditunjukkan dalam Tabel 17.8. Jangan menghitung tanggapan "tidak ada
perbedaan" sebagai tanggapan yang valid. Instruksikan subjek untuk menebak jika sampel asing
tidak terdeteksi.

6.4 Uji Duo-Trio

6.4.1 Ruang Lingkup dan Aplikasi

Uji duo-trio (ISO 2004a) secara statistik kurang efisien daripada uji segitiga karena kesempatan untuk
memperoleh hasil yang benar dengan menebak adalah 1 dari 2. Di sisi lain, pengujian ini sederhana
dan mudah dipahami. Dibandingkan dengan uji pasangan, pengujian ini memiliki keunggulan bahwa
sampel referensi disajikan untuk menghindari kekeliruan sehubungan dengan yang merupakan
pembeda, tetapi sebuah kerugian adalah bahwa tiga sampel, daripada dua, harus dicicipi. Gunakan
metode ini bila tujuan pengujian adalah untuk menentukan apakah ada perbedaan sensorik antara
dua sampel. Metode ini sangat berguna dalam keadaan:

1. Untuk menentukan apakah perbedaan produk dihasilkan dari perubahan dalam bahan,
pengolahan, pengemasan, atau penyimpanan

2. Untuk menentukan apakah ada perbedaan secara keseluruhan, di mana tidak ada atribut tertentu
yang dapat diidentifikasi sebagai yang terpengaruh.

Uji duo-trio memiliki aplikasi umum dimana lebih dari 15, dan bahkan lebih dari 30, subjek pengujian
yang tersedia. Dua bentuk tes yang ada: cara acuan tetap (constant reference mode), di mana
sampel yang sama, biasanya diambil dari produksi tetap, selalu dijadikan acuan, dan cara acuan
seimbang (balanced reference mode), di mana kedua sampel yang dibandingkan digunakan secara
acak sebagai acuan. Gunakan cara acuan tetap dengan subyek terlatih dimana produk yang mereka
kenal dapat digunakan sebagai acuan. Gunakan cara acuan seimbang jika kedua sampel tidak
diketahui atau jika subyek yang tidak terlatih yang digunakan. Jika ada aftertaste, uji duo-trio ini
kurang cocok dibandingkan uji pasangan.
6.4.2 Prinsip pengujian

Sajikan sampel acuan yang telah diberi identitas untuk setiap subyek, diikuti oleh dua sampel yang
telah diberi kode, yang salah satunya sesuai dengan sampel acuan. Mintalah subyek untuk
menunjukkan sampel dengan kode yang mana yang sesuai dengan acuan. Hitung jumlah jawaban
yang benar dan mengacu pada Tabel 17.10 untuk interpretasi.

6.4.3 Subyek pengujian

Pilih, latih, dan instruksikan subyek seperti yang dijelaskan pada Bagian 6.3.3. Sebagai aturan umum,
minimumnya adalah 16 subyek, tetapi jika kurang dari 28, kesalahan- tinggi. Perbedaan akan lebih
meningkat jika 32, 40, atau jumlah yang lebih besar dapat dipekerjakan.

6.4.4 Prosedur Pengujian

Untuk pemantauan pengujian dan pemantauan produk, lihat hal. 66. Berikan sampel secara
sekaligus, jika memungkinkan, atau secara berurutan. Siapkan nomor yang sama dari kombinasi yang
mungkin (lihat contoh) dan sediakan set secara acak diantara subyek. Contoh lembar penialaian
(sama seperti cara acuan seimbang dan cara acuan tetap) ditunjukkan pada Gambar 6.5. Ruang
untuk beberapa uji duo-trio boleh diberikan pada lembar penilaian, namun tidak boleh mengajukan
pertanyaan tambahan (misalnya, tingkat atau jenis perbedaan atau preferensi subjek) sebagai
pilihan subjek dalam mencocokan sampel mungkin bias terhadap tanggapannya atas pertanyaan-
pertanyaan tambahan tersebut. Hitung jumlah jawaban yang benar dan jumlah total tanggapan dan
mengacu pada Tabel 17.10. Tidak boleh menghitung tanggapan "tidak ada perbedaan"; subyek harus
menebak meskipun ragu-ragu.

Anda mungkin juga menyukai