Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SKRIPSI
OLEH :
HENDRA SAPUTRA
2012 31 774
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Program Sarjana Strata
Satu (S1) Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas
Pejuang Republik Indonesia
Hendra Saputra
2012 31 774
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Pejuang R.I
TIM PENGUJI
Mengetahui
terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini
hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Hendra Saputra
v
MOTTO DAN PERUNTUKAN
BELAJAR
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita sekalian, khususnya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Pemilihan Alternatif Investasi
Alat Muat Dan Alat Angkut Pada Penambangan Batubara Di PT. Lamindo
Inter Multikon Site Bunyu, Kab. Bulungan, Prov. Kalimantan Utara dapat
terselesaikan dengan baik.
Ibu DR. Hj. Andi Niniek Fariaty Lantara, SE.,MS, Rektor Universitas
Pejuang Republik Indonesia Makassar. Bapak Andi Ilham Samanlangi
ST.,MT, Dekan Fakultas Teknik Universitas Pejuang Republik Indonesia
Makassar. Ibu Enni Tri Mahyuni ST.,MT, selaku Ketua Jurusan Teknik
Pertambangan Universitas Pejuang Republik Indonesia Makassar. Bapak
vii
Andi Ilham Samanlangi ST.,MT, selaku Pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya di sela kesibukan beliau untuk mengarahkan dan
membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai tahap
penyelesaian. Ibu Enni Tri Mahyuni ST.,MT, selaku Pembimbing II yang
telah membimbing dan mengarahkan dalam upaya penyusunan skripsi ini
sampai tahap penyelesaian. Bapak dan Ibu Dosen pengajar dan Staf
pegawai Fakultas Teknik yang selalu memberikan ilmu kepada penulis
selama mengikuti perkuliahan serta membantu dan memberikan
dukungan dalam penyusunan skripsi ini. Bapak Arpen Sumantri, ST
selaku Kepala Teknik Tambang PT. Lamindo Inter Multikon yang telah
mengizinkan penulis meneliti di lokasi tambang tersebut. Bapak Aco
Amir, ST selaku Wakil Kepala Teknik Tambang PT. Lamindo Inter
Multikon yang telah membantu dan mengajarkan penulis dalam
melakukan penilitian. Bapak M.Sadaruddin, S.Sos selaku Kepala CSR
Comdev PT. Lamindo Inter Multikon yang telah menerima dan
mengizinkan penulis meneliti diperusahaan tersebut. Bapak Muhammad
Riyadi, Rahman, ST dan Sakarun Lahading selaku pembimbing
lapangan yang telah banyak membantu mengumpulkan data dan
mengajarkan ilmunya kepada penulis. Seluruh Departement dan Staf PT.
Lamindo Inter Multikon. Terutama kepada Departement Mining Survey,
Departement Mining, Departement CSR dan Departement HSE yang telah
banyak membantu dalam pengambilan data dan penyusunan laporan
Tugas Akhir.
viii
dan perkuliahan yang tidak singkat ini. Rekan-rekan Teknik Pertambangan
UPRI Makassar khususnya angkatan 2012 dan semua pihak yang tidak
bisa disebutkan satu persatu atas bantuannya dan dukungannya.
Akhir kata, penulis berharap semoga amal baik semua pihak yang turut
memberikan andil dalam penyusunan skripsi ini mendapat pahala dari
Allah SWT. Semoga kesalahan atau kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini akan semakin memotivasi penulis dalam belajar, Amiin Amiin
Amiin Yaa Rabbal Alamin.
Hendra Saputra
2012 31 774
ix
ABSTRAK
Hendra Saputra. Analisis Pemilihan Alternatif Investasi Alat Muat dan Alat
Angkut Pada Penambangan Batubara Site Bunyu, Kab. Bulungan, Prov.
Kalimantan Utara. Dibimbing oleh Andi Ilham Samanlangi dan Enni Tri
Mahyuni.
PT. Lamindo Inter Multikon adalah salah satu perusahaan swasta nasional
yang bergerak di industri pertambangan Indonesia, yang terletak di Pulau
Bunyu Kecamatan Bunyu Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara.
Di wilayah ini PT. Lamindo Inter Multikon mempunyai luas area
penambangan 844,759 Ha, untuk saat ini melakukan penambangan di tiga
Pit yaitu Pit Mitra, Pit Warga Utama dan Pit 10 dengan target produksi
sebesar 500.000 ton/bulan atau 6.000.000 ton/tahun yang hasil
produksinya akan di ekspor ke India.
Kata kunci : Produksi, alat muat, alat angkut, biaya, sewa dan beli
x
ABSTRACT
xi
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL .. i
HALAMAN JUDUL .. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING iii
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .. v
HALAMAN MOTTO DAN PERUNTUKAN . vi
KATA PENGANTAR .. vii
ABSTRAK x
ABSTRACT . xi
DAFTAR ISI . xii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR TABEL . xv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG . xvi
DAFTAR LAMPIRAN . xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1-1
1.2 Rumusan Masalah ... 1-3
1.3 Tujuan Penelitian . 1-4
1.4 Manfaat Penelitian .. 1-4
1.5 Kerangka Pikir . 1-5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum ... 2-1
2.2 Penelitian Relevan .. 2-11
2.3 Landasan Teori ... 2-15
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian . 3-1
3.2 Jenis Penelitian ...... 3-1
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian . 3-2
xii
3.3 Jenis dan Sumber Data . 3-4
3.4 Defenisi Operasional Variabel .. 3-6
3.5 Teknik Pengumpulan Data 3-7
3.6 Populasi dan Sample . 3-7
3.7 Instrumen Penelitian .. 3-8
3.8 Metode Pengelolaan .. 3-9
3.9 Analisis Data 3-10
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan Jumlah Produksi Alat 4-1
4.2 Perhitungan Biaya Beli dan Sewa Alat 4-2
4.3 Perbandingan Antara Beli dan Sewa Alat .. 4-6
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .. 5-1
5.2 Saran 5-1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Kerangka Pikir 1-4
2.1 Stratigrafi Regional IUP PT. LIM 2-3
2.2 Cara Penentuan Fill Factor 2-16
3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3-1
3.3 Peta Lokasi 3-3
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Data Curah Hujan 2-2
2.2 Data Kualitas Batubara 2-6
2.3 Penelitian Relevan 2-9
3.1 Cycle Time Alat Muat 3-8
3.2 Cycle Time Alat Angkut 3-9
3.3 Fill Factor 3-9
3.4 Daftar Biaya Alat 3-9
4.1 Produksi Pit Mitra 4-1
4.2 Produksi Pit Warga Utama 4-1
4.3 Produksi Pit 10 4-2
4.4 Investasi Alat 4-2
4.5 Nilai Sisa Alat 4-3
4.6 Biaya Kepemilikan Alat 4-3
4.7 Biaya Operasi Alat Muat 4-4
4.8 Biaya Operasi Alat Angkut 4-4
4.9 Biaya Sewa Alat 4-5
4.10 Analisa PWC Beli Alat Muat 4-7
4.11 Analisa PWC Beli Alat Angkut 4-7
4.12 Analisa FWC Beli Alat Muat 4-8
4.13 Analisa FWC Beli Alat Angkut 4-9
4.14 Analisa PWC Sewa Alat Muat 4-10
4.15 Analisa PWC Sewa Alat Angkut 4-10
4.16 Analisa FWC Sewa Alat Muat 4-11
4.17 Analisa FWC Sewa Alat Angkut 4-12
4.18 Perbandingan Alternatif Beli dan Sewa Alat 4-12
xv
DAFTAR SIMBOL/ISTILAH
Lambang/Singkatan Keterangan
a.r As Received
C Cost
OC Opportunity Cost
C Karbon
H Hidrogen
N Nitrogen
O Oksigen
P Nilai Sekarang
i Suku Bunga
L Nilai Sisa
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Koordinat Wilayah Izin Pertambangan PT. LIM L 1-1
2. Data Jam Kerja PT. Lamindo Inter Multikon .. L 2-1
3. Daftar Harga Beli dan Sewa Alat Muat dan Alat Angkut ... L 3-1
4. Perhitungan Jumlah dan Produksi Alat L 4-1
5. Perhitungan Biaya Beli dan Sewa Alat L 5-1
6. Perbandingan Antara Beli Alat Dan Sewa Alat .. L 6-1
7. Data Pengamatan Cycle Time Alat Muat ... L 7-1
8. Data Pengamatan Cycle Time Alat Angkut . L 8-1
9. Data Pengamatan Fill Factor Alat Muat ... L 9-1
10. Faktor Pengembang (Swell Factor) .. L 10-1
11. Data Perhitungan Effisiensi Kerja Alat Muat ... L 11-1
12. Data Perhitungan Effisiensi Kerja Alat Angkut L 12-1
13. Faktor Perbaikan Alat Berat .. L 13-1
14. Spesifikasi Alat Muat Excavator Doosan S500 LC-V L 14-1
15. Spesifikasi Alat Angkut Mercedes Benz Actros .. L 15-1
16. Peta Lokasi Penelitian L 16-1
xvii
BAB I PENDAHULUAN
PT. Lamindo Inter Multikon adalah salah satu perusahaan swasta nasional
yang bergerak di industri pertambangan Indonesia, yang terletak di Pulau
Bunyu Kecamatan Bunyu Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara.
Di wilayah ini PT. Lamindo Inter Multikon mempunyai luas area
penambangan 844,759 Ha, untuk saat ini melakukan penambangan di tiga
Pit yaitu Pit Mitra, Pit Warga Utama dan Pit 10 dengan target produksi
sebesar 500.000 ton/bulan atau 6.000.000 ton/tahun yang hasil
produksinya akan di ekspor ke India. Kegiatan penambangannya
menggunakan sistem tambang terbuka (surface mining) dengan metode
open pit. Tahap-tahap penambangan yang dilakukan adalah pembersihan
lahan (land clearing), pengupasan tanah pucuk (stipping top soil),
pengupasan tanah penutup (stripping overburden), pembersihan batubara
(coal cleaning up), penggalian batubara (coal getting), pemuatan dan
pengangkutan batubara (coal getting), pengolahan batubara (coal
crushing), pengangkutan batubara ke stockpile (coal hauling &
rehandling), dan penjualan/pemasaran (coal loading).
1-1
setiap tahapan kegiatannya, dapat menghasilkan keuntungan sebesar
besarnya dengan tetap memperhatikan faktor sosial dan lingkungan. Pada
kegiatan penambangan itu sendiri, keberadaan alat mekanis memegang
peranan penting untuk menunjang keberhasilan kegiatan penambangan
sehingga dibutuhkan perancangan yang tepat agar penggunaan alat
menjadi optimal. Selain itu, rancangan yang tepat juga dibutuhkan dalam
menganalisa segi investasi terhadap pemilihan alat mekanis yang akan
digunakan apakah ingin membeli atau dengan sewa, berdasarkan biaya
operasi alat yang ditinjau dari biaya terkecil yang dikeluarkan perusahaan
dengan tetap memperhitungkan pencapaian target produksi.
Hal inilah yang menjadi dasar bagi penulis untuk mengajukan judul tugas
akhir dengan judul Analisis Pemilihan Alternatif Investasi Alat Muat dan
Alat Angkut Pada Penambangan Batubara Di PT. Lamindo Inter Multikon
Site Bunyu Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara.
1-2
2. Biaya operasi alat muat dan alat angkut yang akan dikeluarkan
selama penambangan.
3. Biaya yang paling ekonomis yang akan dikeluarkan antara investasi
alat baru dengan sewa alat.
1-3
Analisis Pemilihan
Alternatif Investasi Alat
Muat Dan Alat Angkut
Pemuatan Pengangkutan
Analisa Ekonomi
Present Worth Cost
(PWC) dan Future
Worth Cost (FWC)
1-4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2-1
Tabel 2.1 Data Curah Hujan Tahun 2013 2016
2013 2014 2015 2016
No Bulan CH CH CH CH
Hari Hari Hari Hari
(mm) (mm) (mm) (mm)
2.1.1.3 Topografi
2-2
2.1.1.4 Keadaan Flora Dan Fauna
Formasi batuan yang menyusun daerah penelitian yaitu terdiri dari batu
lempung pasiran, batupasir dengan selingan batubara. Batupasir
penyusunnya adalah batupasir kuarsa, batupasir yang mengandung
kepingan batubara dan batupasir dengan struktur lapisan bersusun dari
penyebaran jenis batuan dapat ditunjukan bahwa proses pengendapan
berada didaerah delta dan laut dangkal.
Pleitosen
Akhir
Tengah
Sajau
Awal
Sinjin
Pleitosen
KENOZOIKUM
Akhir Tabul
Miosen
Tengah Meliat
Tersier
Awal
Naintipo Jelai
Oligosen
Eosen Sembakung
Paleosen
Bengara
Kapur
Akhir
Bawah
Sumber : PT. LIM
2-3
2.1.2.2 Geologi Regional
2-4
2.1.2.3 Struktur Geologi
Batubara berasal dari tumbuh tumbuhan yang hidup di air tawar pada
daerah tropis atau sub tropis dimana tumbuhan tumbuhan yang
mengandung karbon (C), hidrogen (H), dan sedikit nitrogen (N) yang
paling banyak adalah Cellulosa (C6H10O5), kemudian tumbuh
tumbuhan tersebut mati tumbang dan terendam air. Dengan terbentuknya
endapan sisa tumbuh tumbuhan tersebut di dalam lingkungan hampa
udara (anaerob) maka terjadi proses biokimia atau hasil kerja organisme.
2-5
akan mengalami perubahan yakni mulai dari peat, lignit, sub bitumious,
bituminous, dan antrasit sampai pada meta antrasit.
2.1.4 Penambangan
2.1.4.1 Sistem Penambangan
2-6
sehingga terdapat kemudahan dalam membuang overburden dalam
jumlah yang besar ke dalam pit yang telah ditinggalkan. Sistem ini lebih
dikenal dengan sistem Back Filling.
2-7
galian, agar bahan galian tersebut menjadi tersingkap. Untuk mewujudkan
kondisi kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yang baik diperlukan
alat yang mendukung dan sistimatika pengupasan yang baik.
2-8
pembersihan lapisan batubara dari unsur pengotor (sisa lapisan tanah
penutup/parting). Proses pembersihan batubara ini dilakukan oleh alat
excavator yang telah dilengkapi dengan cutting blade pada sisi luar kuku
bucket. Hal ini menjadikan ujung bucket bukan berupa kuku tajam,
melainkan berupa ujung bucket yang datar rata.
2-9
dari excavator dan dump truck sehingga
ketercapaian produksi tidak maksimal.
Sehingga diperlukan adanya optimasi terhadap
waktu kerja efektif, yaitu dengan cara
memperkecil waktu hambatan yang tidak
direncanakan agar produksi
dapat meningkat. Secara teoritis ketercapaian
produksi pada Pit 3 Banko Barat adalah
sebesar 780.975,79 BCM/bulan, kemudian
dilakukan perbaikan pada waktu kerja efektif.
Perbaikan pada waktu kerja efektif dapat
meningkatkan ketercapaian produksi menjadi
872.080,59 BCM/bulan (121,12%) dari target
produksi, dan dengan keserasian kerja alat
sebesar 1,02.
2015 Mayyondra PT. Karbindo Abesyapradhi adalah salah satu
Vol 3, No 03 tambang batubara yang terletak di provinsi
(2015) Sumatera Barat Sijunjung. Dalam
ISSN: 2302- pertambangan PT. Karbindo Abesyapradhi
3333 bekerjasama dengan PT. Pasura Bina
Tambang sebagai kontraktor sub yang
merupakan anak perusahaan dari Srikandi
Group. Berdasarkan pengamatan di stripping
overburden di PT. Karbindo Abesyapradhi,
ditemukan bahwa kegiatan produksi
overburden tidak optimal. Hal ini disebabkan
oleh peralatan yang bekerja pada bidang non
optimal ketika digunakan, yang terlihat dari alat
bongkar muat sedang menunggu di lapangan.
Sebenarnya total produksi bongkar muat
adalah 104.910 BCM / bulan, dan alat angkut
84.590 BCM / bulan, menyebabkan tidak
tercapainya target produksi overburden yang
telah direncanakan tidak tercapai. Setelah
analisis ditemukan bahwa penyebab efisiensi
kerja produksi rendah rendah dan kurangnya
transportasi yang digunakan. Dengan
meningkatkan efisiensi kerja dan membuat
angkut tambahan, maka diperoleh total
produksi 131.090 BCM alat bongkar / bulan
dan angkut 123.436 BCM / bulan. Dari hasil
perhitungan, biaya produksi dan alat angkut
dan bongkar muat alat untuk stripping
overburden sebelum dianalisis adalah
Rp.2,511,980,033 / bulan atau Rp.29,696 /
BCM, dan setelah menganalisis biaya alat
2-10
produksi dan alat angkut cocok ke
Rp.3,022,347,665 / bulan atau Rp.24,485 /
BCM, sehingga untuk strip overburden sesuai
dengan biaya yang diperlukan target produksi
yang direncanakan Rp.2,938,200,000.
2014 Androly PT. Semen Padang (Persero) merupakan
Andreas, salah satu perusahaan pertambangan yang
Sumarya ., berlokasi di Sumatera Barat. Pada saat ini
Dedi Yulhendra penambangan dilakukan pada front IV tapi
Vol 1, No 1 karena kadar silika pada front tersebut sudah
(2014) menurun perusahaan mempunyai rencana
ISSN: 2302- melakukan penambangan pada area
3333 242,3Ha yang belum pernah dilakukan
penambangan sebelumnya. Penambangan di
kuari bukit karang putih mengunakan
kombinasi antara alat muat (Excavator Hitachi)
dan alat angkut (Dump Truck Komatsu). Untuk
mencapai target produksi yang ditetapkan
perusahaan maka pada area 242,3Ha
penambangan mengunakan kombinasi alat
mekanis yang berupa Excavator dan Dump
Truck dimana Excavator yang ada saat ini
sebanyak 2 buah sedangkan Dump Truck yang
dibutuhkan sebanyak 7 buah untuk shift I
yang terdiri dari 4 buah Dump Truck
berkapasitas 100 ton dan 3 buah yang
berkapasitas 80 ton sedangkan untuk shift II
mengunakan 2 buah Excavator dan 6 buah
Dump truk yang terdiri dari 3 buah untuk
yang berkapasitas 100 ton dan 3 buah untuk
berkapsitas 80 ton. Secara teoritis kemampuan
produksi yang dapat dihasilkan alat mekanis
jika dilakukan penambangan pada area
242,3Ha dengan kondisi seperti saat ini adalah
sebesar 33214,654 ton perhari sedangkan
target produksi yang ditargetkan perusahaan
adalah sebesar 30.000 ton perhari dengan
demikian target produksi yang dihasilkan nanti
akan tercapai. Biaya yang dibutuhkan jika
dilakukan penambangan pada area 242,3Ha
ini untuk alat muat pada shift I adalah sebesar
Rp 2668,377/ton, dan untuk alat angkut pada
shift I adalah Rp 5841,278/ton sedangkan
pada shift II biaya pemuatan sebesar Rp
2668,377/ton dan untuk biaya pengangkutan
Rp 5476,955/ton.
2-11
2015 Elvhyn Novan Tujuan penelitian ini adalah, Untuk mengetahui
Ananda alternatif yang lebih menguntungkan antara
Vol 3, No 3 : membeli atau menyewa Bulldozer pada CV.
531-545 (2015) Putri Dita di Tenggarong. Untuk menganalisis
ISSN 2355- permasalahan maka alat analisis yang penulis
5408 kemukakan mengacu pada akuntansi
manajemen dalam menganalisis biaya
differensial dalam memilih alternatif membeli
atau menyewa alat berat bulldozer dengan
membandingkan biaya-biaya yang relevan dari
kedua alternatif. Untuk menghitung modal dan
biaya-biaya relevan membeli alat berat yang
ditaksir mempunyai umur ekonomis selama 5
tahun, digunakan perhitungan nilai waktu uang
dimasa sekarang (present value) dari masa
manfaat alat berat dimasa yang akan datang
sebagai alat bantu dalam pengambilan
keputusan. Nilai waktu uang sekarang untuk
umur ekonomis 5 tahun dapat dihitung dengan
menggunakan discount factor dari jumlah biaya
modal rata-rata tertimbang. Lebih dahulu
dihitung nilai sekarang dari harga beli dan
biaya-biaya relevan yang berhubungan dengan
membeli alat berat dengan umur ekonomis.
Nilai sekarang dihitung dengan menggunakan
discount factor berdasarkan modal
perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa dalam pemilihan alternatif
membeli atau menyewa alat berat mayoritas
lebih menguntungkan untuk membeli
menggunakan kredit bank dibandingkan
dengan menyewa dengan menggunakan sewa
guna usaha dengan selisih nilai total PV arus
kas keluar sebesar Rp 76,257,322.93 dimana
hasil tersebut merupakan selisih dari selisih
nilai tunai arus kas keluar antara alternatif
kredit bank sebesar Rp 1,307,217,877.07 dan
Alternatif menyewa dengan sewa guna usaha
sebesar Rp 1,383,475,200.00.
2016 Hj. Rezky Kegiatan Pengupasan Lapisan Tanah Penutup
Anisari, merupakan suatu proses pemindahan lapisan
Vol 16 , No. 1 tanah penutup yang bertujuan mengambil
(2016) bahan galian yang berada di bawahnya. Untuk
melaksanakan kegiatan produksi pengupasan
lapisan tanah penutup di perlukan alat mekanis
seperti alat gali muat dan alat angkut. Untuk
2-12
mengetahui alat muat dan alat angkut bekerja
maksimal maka diperlukan perhitungan
produktivitas alat. Produktivitas alat merupakan
kemampuan kerja alat yang dihitung dalam
satuan jam. Untuk menghitung Produktivitas
alat diperlukan beberapa data diantaranya
waktu siklus alat. Penelitian dilakukan dengan
metode observasi lapangan dan wawancara
dengan objek studi adalah kegiatan
pengupasan dan pengangkutan pada material
lapisan tanah penutup di pit 8 fleet D PT.
Jhonlin Baratama job site Satui. Dari hasil
penelitan didapatkan rata-rata waktu siklus alat
muat aktual yang dihitung berdasarkan data
penelitian di lapangan sebanyak 209 data
adalah 20,68 detik/siklus. Sedangkan rata-rata
waktu siklus alat angkut yang dihitung
berdasarkan data di lapangan dengan 100
data adalah 518,35 detik/siklus. Produktivitas
aktual alat muat Excavator CAT 390 D adalah
457,32 Bcm/jam dari target yang di
rencanakan 427 Bcm/jam maka target telah
tercapai. Sedangkan Produktivitas alat angkut
Heavy Duty CAT 773 E adalah 126,01
Bcm/jam/unit dari target yang direncanakan
127 Bcm/jam/unit maka target tidak tercapai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas
adalah kondisi jalan angkut yang
bergelombang dikarenakan kurangnya
perawatan pada jalan angkut sehingga
mengakibatkan Waktu siklus alat angkut Heavy
Duty CAT 773 E mencapai 518,35 detik/siklus
2-13
pengadaan alat mekanis, apakah dengan cara membeli alat atau
menyewa alat.
Segi teknik dan biaya pengadaan peralatan mekanis secara garis besar
meliputi beberapa hal :
a. Tujuan Dan Sasaran Penggunaan
Tujuan dan sasaran penggunaan alat mekanis dapat mencerminkan
jenis alat yang akan digunakan, sehingga dapat membatasi lingkup
pertimbangan hanya kepada alat yang benar-benar dapat digunakan
dan diperkirakan berdaya guna sesuai dengan tujuan
penggunaannya.
b. Data Unjuk Kerja
Data unjuk kerja alat mekanis yang sering digunakan antara lain
berupa data operasi, waktu operasi dan produksi peralatan mekanis
dimana data tersebut bergantung pada jenis pekerjaan dan tujuan
penggunaannya.
c. Pendanaan
Pengadaan alat mekanis secara umum dapat diadakan dengan cara
membeli atau menyewa alat. Pembelian dapat dilakukan secara
langsung ke pabrik pembuat atau melalui agen resmi.
d. Pemilihan Spesifikasi
Pemilihan spesifikasi merupakan daya guna dari segi ekonomis pada
pelaksanaan pekerjaan yang sebagian besar bergantung dari
pemilihan spesifikasi alat berat secara tepat. Penggunaan alat berat
harus menguntungkan pada biaya perawatan, tetapi tingkat produksi
tinggi.
e. Despresiasi
Despresiasi merupakan penurunan atau penyusutan ekonomis dari
suatu alat berat yang dapat dipengaruhi oleh pemakaian alat,
kehausan alat dan usia alat yang digunakan.
f. Perawatan Dan Perbaikan
2-14
Perawatan harus meliputi seluruh kegiatan mulai dari perawatan yang
sifatnya pencegahan dari permasalahan kecil sampai yang besar
sehingga perlu adanya program perawatan dan perbaikan secara
kontinyu.
g. Penggantian Peralatan
Penggantian peralatan alat berat benar-benar sangat tergantung dari
waktu dan jadwal yang tepat dalam pelaksanaannya. Dimana umur
ekonomis alat sangat dipengaruhi oleh jenis, model, merek, cara
penggunaan, keterempilan operator dan mekanik alat.
h. Penyediaan Suku Cadang
Penyediaan suku cadang dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan
pelaksanaan perawatan dan perbaikan, sehingga kegiatan produksi
tidak tergangu.
Dari data tersebut di atas maka dipilih atau digunakan alat-alat produksi
yang sesuai pada front penambangan, dilihat dari type, ukuran dan
kemampuan produksinya yang sesuai dengan kondisi endapan dan
medan kerja.
Swell faktor adalah faktor pengembangan volume material dari volume asli
yang dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah material yang harus di
pindahkan dari kedudukan aslinya. Ketika digali, material akan terlepas
dan terberai sedemikian rupa dan tidak akan kembali ke bentuk rongga-
rongga udara atau voids di antara partikel-partikel material lepas tersebut.
Besarnya perubahan volume sebelum dan sesudah digali ini disebut
dengan faktor pengembangan. Secara matematis dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Vi
Swell Factor x 100% ......(2.1)
Vl
2-15
Dimana : SF = Sweel faktor
Vi = Volume insitu
VI = Volume loose
Kapasitasnyata
Fill Factor x 100% ...(2.2)
Kapasitas teoritis
Cara penentuan fill faktor dari bucket alat muat, yaitu dengan pengamatan
dan perbandingan langsung pada saat pemuatan di lapangan. Dimana
2-16
terlihat adanya variasi pengisian bucket alat muat baik pada material yang
sama maupun pada material yang berbeda.
2-17
Secara umum, untuk menentukan effisiensi kerja alat dapat di gunakan
persamaan :
We
Effesiensi Kerja x 100% ........(2.3)
Wt
Dimana :
Ek = Effisiensi kerja
We = Waktu efektif
Wt = Waktu kerja tersedia
Waktu Edar merupakan kemampuan suatu alat dalam melakukan satu kali
daur produksi. Waktu edar alat muat dan alat angkut sangat berpengaruh
terhadap kemampuan produksi alat tersebut, dimana jika waktu edar dari
masing-masing alat besar maka kemampuan produksinya akan semakin
kecil. Waktu edar dapat dipengaruhi oleh kondisi jalan, jarak, kondisi
mekanis suatu alat, skil operator, dll.
2-18
akan menjadi licin, sehingga peralatan mekanis yang digunakan tidak
dapat bekerja dengan maksimal.
2-19
Kb x sf x ff x eff x 3600 detik/jam
PE ....(2.4)
CT (detik)
Dimana :
PE = Produksi alat muat ( m3/jam )
Eff = Effisiensi kerja ( % )
Kb = Kapasitas Bucket ( m3 )
Sf = Swell factor ( % )
Ff = Fill factor ( % )
Ct = Cycle time ( detik )
2-20
2.3.4 Kebutuhan Alat Muat Dan Alat Angkut
A. Investasi Alat
Nilai sisa peralatan adalah nilai sisa peralatan bekas pakai, dimana umur
ekonomisnya sudah habis. Secara umum bahwa nilai sisa peralatan
dihargai 10% dari harga barunya. Berikut cara menghitung nilai sisa alat :
2-21
C. Perhitungan Biaya Kepemilikan Dan Biaya Operasi
1. Biaya Kepemilikan
Bunga, pajak, asuransi dan sewa diambil 10% (bunga 5%, pajak 2%,
dan asuransi 3%) dari penanaman modal tahunan yang dapat dihitung
dengan persamaan :
(1 n) x 100%
Modal tahunan .....(2.9)
2 (n)
= n adalah umur alat
2-22
10% x penanamanmodal tahunan x harga alat
..(2.10)
Umur ekonomisalat (jam)
2. Biaya Operasi
2-23
2.3.5.2 Alternatif Sewa Alat
A. Sewa Alat
Pihak penyewa alat yang ditanggung hanya biaya sewa alat. Biaya
operasi dan lain-lainnya ditanggung oleh pihak yang menyewakan.
2-24
keuntungan dalam jangka panjang atau tidak. Untuk menjelaskan apakah
pilihan yang diambil sudah merupakan pilihan yang terbaik dari alternatif
yang tersedia perlu dilakukan analisis pemilihan alternatif.
Dalam memilih alternatif investasi alat baru atau menyewa alat, tidak
terlepas dari pertimbangan biaya yang dikeluarkan, disamping itu juga
perlu diperhatikan mengenai umur tambang, dimana umur tambang yang
singkat sebaiknya menyewa alat, tetapi jika umur tambangnya cukup lama
perlu diadakan kajian ekonomis, apakah diperlukan penyewaan alat atau
membeli alat.
Pada penelitian ini memilih alternatif apakah membeli atau sewa alat yang
lebih efektif digunakan pada penambangan batubara. Dengan
menggunakan analisa ekonomi Present Worth Cost (PWC) dan Future
Worth Cost (FWC) ditinjau dari biaya terkecil yang akan dikeluarkan.
Berikut ini adalah rumus dasar yang berkaitan dengan penentuan nilai
Present Worth dan Future Worth, yaitu :
a) Singel Payment Present Worth Factor (mencari nilai sekarang
berdasarkan nilai yang akan datang)
2-25
P = F (P/Fi.n)
P = F (P/Fi.n) F ...(2.11)
P F = P (F/Pi.n) ..(2.12)
2-26
BAB III METODE PENELITIAN
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Penyusunan Laporan
3-1
3.3 Waktu Dan Lokasi Penelitian
3.3.1 Waktu Penelitian
3-2
Sumber : Departemen Mining Survey PT. LIM
3-3
3.4 Jenis Dan Sumber Data
3.4.1 Jenis Data
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam
bentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan/scoring. Adapun data
kuantitatif dalam penelitian ini adalah :
a. Waktu edar (cycle time) alat muat dan alat angkut yang digunakan oleh
perusahaan untuk memuat dan mengangkut batubara dari front ke
ROM.
b. Waktu kerja efektif (We), seperti jumlah waktu kerja (W) dan jumlah
waktu delay (Wd), serta waktu standby dan waktu repair alat mekanis.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja alat mekanis, seperti faktor
pengisian (fill factor), dan faktor pengembangan (swell factor).
d. Jumlah alat muat dan alat angkut yang digunakan pada kegiatan
penambangan batubara di setiap pit.
e. Biaya operasi alat muat dan alat angkut, seperti bahan bakar,
pelumas-pelumas, grease, filter-filter, perbaikan dan pemeliharaan,
pergantian ban, dan upah operator.
f. Daftar harga beli alat dan sewa alat .
g. Spesifikasi alat muat dan alat angkut.
h. Data curah hujan.
Dan adapun data pendukung yang di ambil dalam penelitian ini, yaitu:
a. Peta kesampaian wilayah IUP PT. Lamindo Inter Multikon.
b. Penelitian terdahulu.
c. Profil perusahaan.
d. Kondisi geologi daerah penelitian.
e. Kualitas batubara.
f. Luas areal penambangan dan peta daerah penelitian.
3-4
3.4.2 Sumber Data
3.4.2.1 Data Primer
Data sekunder adalah data yang sudah ada, baik yang bersumber dari
studi literatur, hasil penelitian sebelumnya ataupun instansi yang
memberikan penjelasan atau gambaran umum mengenai lokasi penelitian
dan informasi-informasi yang terkait dengan permasalahan dalam
penelitian ini, data-data sekunder antara lain :
1. Profil Perusahaan.
2. Data curah hujan.
3. Data peta lokasi dan kesampaian daerah penelitian.
4. Kondisi geologi daerah penelitian.
5. Kualitas batubara.
6. Luas areal penambangan dan peta daerah penelitian.
7. Data jam kerja PT. Lamindo Inter Multikon.
8. Harga beli dan sewa alat.
3-5
3.5 Defenisi Operasional Variabel
3-6
f. Investasi
Suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan
keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi
suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan
pada masa depan.
g. Alternatif
Satu dari dua atau lebih cara untuk mencapai tujuan atau akhir yang
sama. Alternatif tidak harus menjadi pengganti dekat untuk pilihan
pertama (atau alternatif lain), atau harus memecahkan masalah
dengan cara tertentu.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteritik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.
Dengan kata lain populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Apabila
3-7
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah
penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah alat muat Excavator
Doosan S500 LC-V dan alat angkut Dump Truck Mercedes Benz Actros
4046 AK.
3.7.2 Sample
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Dikarenakan terbatasnya waktu, tenaga dan biaya yang
dimiliki peneliti, maka peneliti hanya mengambil sampel sebanyak 150
sampel dari populasi yang ada dengan pertimbangan bahwa jumlah
tersebut sudah melebihi jumlah sampel minimal dalam penelitian (n =
30).
3-8
b. Cycle Time Alat Angkut
c. Fill Factor
Pada Tahap ini dilakukan pengolahan data terhadap data yang telah
dikumpulkan. Tahapan proses ini mencakup :
3-9
a. Perhitungan waktu kerja efektif dan efisiensi kerja terhadap alat muat
Excavator Doosan S500 LC-V dan alat angkut Mercedes Benz Actros
4046 AK.
Untuk menghitung waktu kerja efektif dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Waktu Efektif = Waktu Kerja Tersedia Waktu Hambatan
Untuk menghitung effisiensi kerja dapat dihitung dengan menggunakan
rumus pada (Persamaan 2.3).
b. Kemampuan Produksi Alat Muat
Dalam menentukan kemampuan produksi alat muat dapat dihitung
dengan menggunakan rumus pada (Persamaan 2.4).
c. Kemampuan Produksi Alat Angkut
Dalam menentukan kemampuan produksi suatu alat angkut dapat
dihitung dengan menggunakan rumus pada (Persamaan 2.5).
d. Kebutuhan Alat Muat Dan Alat Angkut
Dalam menentukan kebutuhan alat mekanis dalam pencapaian target
produksi dapat dihitung dengan menggunakan rumus pada
(Persamaan 2.6).
e. Analisa Beli Dan Sewa Alat
Pada penelitian ini memilih alternatif apakah membeli atau sewa alat
yang lebih efektif digunakan pada penambangan batubara. Dengan
menggunakan analisa ekonomi Present Worth Cost (PWC) dan Future
Worth Cost (FWC) ditinjau dari biaya terkecil yang akan dikeluarkan.
Untuk analisa Present Worth Cost (PWC) dan Future Worth Cost
(FWC) dapat dihitung menggunakan rumus pada (Persamaan 2.11 -
2.12).
Dari hasil pengolahan data, maka analisa data yang dilakukan adalah
perhitungan cycle time alat muat dan alat angkut, fill factor alat muat
dengan menggunakan Software pengolah data statistik yaitu SPSS
3-10
(Statistical Product and Service Solutions), perhitungan waktu kerja efektif
dan efesiensi kerja, perhitungan produksi dan jumlah alat untuk mencapai
target produksi, perhitungan biaya operasi alat muat dan alat angkut,
menganalisa biaya yang paling ekonomis yang akan dikeluarkan antara
beli alat dan sewa alat.
3-11
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berikut ini adalah data perhitungan hasil produksi dan jumlah alat muat
dan alat angkut yang di dapat dari lapangan yaitu :
Jadi produksi yang dapat dicapai pada Pit Mitra dengan efesiensi kerja
untuk alat muat 65% adalah 163.086,72 ton / bulan dan alat angkut 70%
adalah 160.822,40 ton / bulan, sedangkan jumlah alat yang digunakan 10
unit. Hasil perhitungan dapat dilihat pada ( Lampiran 4).
4-1
Jadi produksi yang dapat dicapai pada Pit Warga Utama dengan efesiensi
kerja untuk alat muat 65% adalah 163.086,72 ton / bulan dan alat angkut
70% adalah 155.180,16 ton / bulan, sedangkan jumlah alat yang
digunakan 6 unit. Hasil perhitungan dapat dilihat pada (Lampiran 4).
Jadi produksi yang dapat dicapai pada Pit 10 dengan efesiensi kerja untuk
alat muat 65% adalah 163.086,72 ton / bulan dan alat angkut 70% adalah
161.295,68 ton / bulan, sedangkan jumlah alat yang digunakan 7 unit.
Hasil perhitungan dapat dilihat pada (Lampiran 4).
Nilai sisa peralatan bekas pakai dimana umur ekonomisnya sudah habis,
secara umum bahwa nilai sisa peralatan dihargai 10% dari harga barunya.
Tabel 4.5 Nilai Sisa Alat
Umur
No Uraian Alat Nilai Sisa Alat 10%
(Tahun)
Excavator Doosan S500 LC-V Rp. 250.000.000
1 10
Untuk 3 Unit Rp. 1.200.000.000
Mercedes Benz Actros 4046 AK Rp. 340.000.000
2 10
Untuk 23 Unit Rp. 5.750.000.000
Total Nilai Sisa Alat Rp. 6.770.000.000
Sumber : PT. LIM
Dari table di atas dapat lihat bahwa total nilai sisa alat untuk 3 unit alat
muat Excavator Doosan S500 LC-V dan 23 unit alat angkut Mercedes
Benz Actros 4046 AK adalah Rp. 6.770.000.000. Untuk hasil perhitungan
nilai sisa alat dapat dilihat pada (Lampiran 5).
Biaya kepemilikan alat adalah biaya dari pembelian alat yang seharusnya
diterima kembali dan hitung perjam serta diperhitungkan selama umur
ekonomisnya.
4-3
Dari table di atas biaya kepemilikan untuk 3 unit alat muat adalah Rp.
174.946,14 / jam dan untuk 23 unit alat angkut Rp. 986.215,85 / jam. Hasil
perhitungan biaya kepemilikan dapat dilihat pada (Lampiran 5).
Kebutuhan
No Jenis Biaya Harga /Jam
(Jam)
Dari table di atas biaya operasi yang dikeluarkan untuk 3 unit alat muat
Excavator Doosan S500 LC-V setiap tahunnya adalah Rp.
7.005.237.327,36 / tahun. Hasil perhitungan biaya operasi alat muat dapat
dilihat pada (Lampiran 5).
4-4
4.2.1.3.3 Biaya Operasi Alat Angkut
Kebutuhan
No Jenis Biaya Harga /Jam
(Jam)
Dari table di atas biaya operasi yang dikeluarkan untuk 23 unit alat angkut
Mercedes Benz Actros 4046 AK setiap tahunnya adalah Rp.
36.480.403.246,08 / tahun. Hasil perhitungan biaya operasi alat angkut
dapat dilihat pada (Lampiran 5).
Salah satu alternatif dalam penyediaan alat muat dan alat angkut untuk
melakukan penambangan batubara untuk mencapai target produksi yang
telah ditetapkan PT. Lamindo Inter Multikon adalah dengan menyewa alat.
Oleh karena itu perlu diketahui harga sewa alat dari pihak yang
menyewakan, dalam hal ini PT. Karebet Mas Indonesia dan PT. Alam
4-5
Bumi Jasindo yang merupakan mitra kerja PT. Lamindo Inter Multikon.
Berikut ini adalah harga sewa alat dari pihak penyewa, yaitu :
Tabel 4.9 Biaya Sewa Alat
Harga Sewa Harga Sewa Harga Sewa
No Uraian
( / jam ) ( / hari) ( / bulan)
Alat Muat Rp. 400.000 Rp. 6.400.000 Rp. 185.600.000
1
3 Unit Rp. 1.200.000 Rp. 19.200.000 Rp. 556.800.000
Alat Angkut Rp. 300.000 Rp. 4.800.000 Rp. 139.200.000
2
23 Unit Rp. 6.900.000 Rp. 110.400.000 Rp. 3.201.600.000
Sumber : PT. LIM
Dari hasil perhitungan diperoleh biaya kepemilikan dan biaya operasi yang
dikeluarkan untuk 3 unit alat muat Excavator Doosan S500 LC-V dari
tahun ke 1 sampai tahun ke 9 adalah sebesar Rp. 7.979.337.435 / tahun
sedangkan untuk 23 unit alat angkut Dump Truck Mercedes Benz Actros
4-6
4046 AK dari tahun ke 1 sampai tahun ke 9 adalah sebesar Rp.
41.971.653.109 / tahun.
Dari tabel analisa Present Worth Cost (PWC) biaya yang dikeluarkan beli
alat untuk 3 unit Excavator Doosan S500 LC-V dari tahun ke 1 sampai
tahun ke 9 adalah Rp. 42.167.033.200. Hasil perhitungan PWC alat muat
dapat dilihat pada (Lampiran 6).
b. Untuk Alat Angkut
Tabel 4.11 Analisa PWC Beli Alat Angkut
Tahun Faktor
Jenis Biaya Cost PW Cost
Ke - (i =20%)
Investasi Awal - 57.500.000.000 - 57.500.000.000
1 41.971.653.109 0,8333 34.974.978.536
Biaya
2 41.971.653.109 0,6944 29.145.115.919
Kepemilikan dan
3 41.971.653.109 0,5787 24.288.995.654
Biaya Operasi
4 41.971.653.109 0,4823 20.242.928.294
4-7
5 41.971.653.109 0,4019 16.868.407.385
6 41.971.653.109 0,3349 14.056.306.626
7 41.971.653.109 0,2791 11.714.288.383
8 41.971.653.109 0,2326 9.762.606.513
9 41.971.653.109 0,1938 8.134.106.373
Nilai Sisa Alat 9 5.750.000.000 0,1938 1.114.350.000
Total 225.573.383.683
Sumber : Data Olahan
Dari tabel analisa Present Worth Cost (PWC) biaya yang dikeluarkan beli
alat untuk 23 unit Mercedes Benz Actros 4046 AK dari tahun ke 1 sampai
tahun ke 9 adalah Rp. 225.573.383.683. Hasil perhitungan PWC alat muat
dapat dilihat pada (Lampiran 6).
Dari tabel analisa Future Worth Cost (FWC) biaya yang dikeluarkan beli
alat untuk 3 unit Excavator Doosan S500 LC-V dari tahun ke 1 sampai
4-8
tahun ke 9 adalah Rp. 204.090.893.239. Hasil perhitungan FWC alat muat
dapat dilihat pada (Lampiran 6).
b. Untuk Alat Angkut
Tabel 4.13 Analisa FWC Beli Alat Angkut
Tahun Faktor
Jenis Biaya Cost PW Cost
Ke - (i =20%)
Investasi Awal - 57.500.000.000 - 57.500.000.000
1 41.971.653.109 1,2000 50.365.983.731
2 41.971.653.109 1,4400 60.439.180.477
3 41.971.653.109 1,7280 72.527.016.572
Biaya 4 41.971.653.109 2,0736 87.032.419.887
Kepemilikan dan 5 41.971.653.109 2,4883 104.438.064.431
Biaya Operasi 6 41.971.653.109 2,9860 125.327.356.183
7 41.971.653.109 3,5832 150.392.827.420
8 41.971.653.109 4,2998 180.469.714.038
9 41.971.653.109 5,1598 216.565.335.712
Nilai Sisa Alat 9 5.750.000.000 5,1598 29.668.850.000
Total 1.075.389.048.452
Sumber : Data Olahan
Dari tabel analisa Future Worth Cost (FWC) biaya yang dikeluarkan beli
alat untuk 23 unit Mercedes Benz Actros 4046 AK dari tahun ke 1 sampai
tahun ke 9 adalah Rp. 1.075.389.048.452. Hasil perhitungan FWC alat
muat dapat dilihat pada (Lampiran 6).
4-9
6.681.600.000 / tahun dan untuk sewa alat angkut 23 unit dari tahun ke 1
sampai tahun ke 9 adalah Rp. 38.419.200.000 / tahun.
Dari tabel analisa Present Worth Cost (PWC) biaya yang dikeluarkan
sewa alat untuk 3 unit alat angkut dari tahun ke 1 sampai tahun ke 9
adalah Rp. 26.933.529.600. Hasil perhitungan PWC alat muat dapat
dilihat pada (Lampiran 6).
b. Untuk alat angkut
Tabel 4.15 Analisa PWC Sewa Alat Angkut
Tahun Faktor
Jenis Biaya Cost PW Cost
Ke - (i =20%)
1 38.419.200.000 0,8333 32.014.719.360
2 38.419.200.000 0,6944 26.678.292.480
3 38.419.200.000 0,5787 22.233.191.040
Sewa Alat 4 38.419.200.000 0,4823 18.529.580.160
5 38.419.200.000 0,4019 15.440.676.480
6 38.419.200.000 0,3349 12.866.590.080
7 38.419.200.000 0,2791 10.722.798.720
4-10
8 38.419.200.000 0,2326 8.936.305.920
9 38.419.200.000 0,1938 7.445.640.960
Total 154.867.795.200
Sumber : Data Olahan
Dari tabel analisa Present Worth Cost (PWC) biaya yang dikeluarkan
sewa alat untuk 23 unit alat angkut dari tahun ke 1 sampai tahun ke 9
adalah Rp. 154.867.795.200. Hasil perhitungan PWC alat muat dapat
dilihat pada (Lampiran 6).
Dari tabel analisa Present Worth Cost (PWC) biaya yang dikeluarkan
sewa alat untuk 3 unit alat muat dari tahun ke 1 sampai tahun ke 9 adalah
Rp. 166.764.049.920. Hasil perhitungan PWC alat muat dapat dilihat pada
(Lampiran 6).
4-11
b. Untuk Alat Angkut
Tabel 4.17 Analisa FWC Beli Alat Angkut
Tahun Faktor
Jenis Biaya Cost PW Cost
Ke - (i =20%)
1 38.419.200.000 1,2000 46.103.040.000
2 38.419.200.000 1,4400 55.323.648.000
3 38.419.200.000 1,7280 66.388.377.600
4 38.419.200.000 2,0736 79.666.053.120
Sewa Alat 5 38.419.200.000 2,4883 95.598.495.360
6 38.419.200.000 2,9860 114.719.731.200
7 38.419.200.000 3,5832 137.663.677.440
8 38.419.200.000 4,2998 165.194.876.160
9 38.419.200.000 5,1598 198.235.388.160
Total 958.893.287.040
Sumber : Data Olahan
Dari tabel analisa Future Worth Cost (FWC) biaya yang dikeluarkan beli
alat untuk 23 unit alat angkut dari tahun ke 1 sampai tahun ke 9 adalah
Rp. 958.893.287.040. Hasil perhitungan FWC alat muat dapat dilihat pada
(Lampiran 6).
4-12
Berdasarkan table di atas perbedaan biaya yang dikeluarkan antara biaya
beli dan sewa alat setelah melakukan perhitungan dengan analisa Present
Worth Cost dan Future Worth Cost adalah untuk 3 unit alat muat PWC =
Rp. 15.233.503.600 dan FWC = Rp. 37.326.843.319, sedangkan untuk 23
unit alat angkut PWC = Rp. 70.705.588.483 dan FWC = Rp.
116.495.761.412. Hasil perhitungan analisa Present Worth Cost dan
Future Worth Cost dapat dilihat pada (Lampiran 6).
4-13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
5-1
2. Karena kegiatan penambangan batubara dilakukan dalam 2 shift maka
perlu diperhatikan adalah jam perbaikan, pemeliharaan mesin alat
harus dilakukan secara teratur agar kerja alat tetap baik sampai umur
ekonomis dan umur tambang.
3. Karena hasil penelitian ini hanya mempertimbangkan sisi biaya
investasi operasional saja maka sebaiknya dilakukan lagi penelitian
dalam segi analisis income value.
5-2
DAFTAR PUSTAKA
Rezky Anisari, Vol 16, No 1, 2016, Produktivitas Alat Muat Dan Angkut
Pada Pengupasan Lapisan Tanah Penutup Di Pit 8 Fleet D Pt. Jhonlin
Baratama Jobsite Satui Kalimantan Selatan ISSN 1412-5609.
Toni Mayyondra, Vol 3, No 03, 2015, Biaya Produksi Alat Muat Dan Alat
Angkut Pada Kegiatan Pengupasan Overburden Penambangan
Batubara Di PT. Karbindo Abesyapradhi ISSN: 2302-3333.
DP
L
A
P
I
N
LAMPIRAN 1 : Koordinat Wilayah Izin Pertambangan PT. Lamindo Inter
Multikon
L 1-1
LAMPIRAN 2 : Data Jam Kerja PT. Lamindo Inter Multikon
Adapun pembagian jam kerja dalam satu shift dapat di lihat sebagai
berikut :
Tabel L 2.1 Jam Kerja PT. Lamindo Inter Multikon
Jam Kerja
No Shift Jam Kerja Jam Istirahat
Lanjutan
L 2-1
LAMPIRAN 3 : Daftar Harga Beli Dan Sewa Alat Muat Dan Alat Angkut
2 Biaya Operasi :
- Pelumas-pelumas : -
- Filter-filter : -
L 3-1
Tabel L 3.2 Daftar Harga Alat Angkut
2 Biaya Operasi :
- Pelumas-pelumas : -
- Filter-filter : -
L 3-2
LAMPIRAN 4 : Perhitungan Jumlah Dan Produksi Alat
Diketahui :
Kapasitas bucket = 3,2 m3 x Density Loose
= 3,2 m3 x 1,30 ton/m3
= 4,16 ton
Swell factor = 74 % (Lampiran 10)
Fill factor = 97,83 % (Lampiran 9)
Effesiensi kerja = 65 % (Lampiran 11)
Cycle time = 20,05 detik (Lampiran 7)
Kb x sf x ff x eff x 3600 detik / jam
PE =
CT (detik)
4,16 ton x 0,74 x 0,9783 x 0,65 x 3600 detik / jam
=
20,05 detik
= 351,48 ton/jam
= 351,48 ton/jam x 16 jam
= 5623,86 ton/hari x 29 hari
= 163.086,72 ton/bulan
L 4-1
a. Pit Mitra ( Jarak 3000 meter )
Diketahui :
Jumlah pengisian = 5 kali
Kapasitas bucket = 3,2 m3 x Density Loose
= 3,2 m3 x 1,30 ton/m3
= 4,16 ton
Swell factor = 74 % (Lampiran 10)
Fill factor = 97,83 % (Lampiran 9)
Effesiensi kerja = 70 % (Lampiran 12)
Cycle time = 1094,76 detik (Lampiran 8)
Kb x sf x ff x n x eff x 3600 detik / jam
PD =
CT (detik)
4,16 ton x 0,74 x 0,9783 x 5 x 0,70 x 3600 detik / jam
=
1094,76 detik
= 34,66 ton/jam
= 34,66 ton/jam x 16 jam
= 554,56 ton/hari x 29 hari
= 16.082,24 ton/bulan
L 4-2
Kb x sf x ff x n x eff x 3600 detik / jam
PD =
CT (detik)
4,16 ton x 0,74 x 0,9783 x 5 x 0,70x 3600 detik / jam
=
680,78 detik
= 55,74 ton/jam
= 55,74 ton/jam x 16 jam
= 891,84 ton/hari x 29 hari
= 25.863,36 ton/bulan
L 4-3
3. Kebutuhan Alat Muat Dan Alat Angkut
Berikut ini adalah data perhitungan hasil kebutuhan alat muat dan alat angkut
yang di dapat dari lapangan yaitu :
L 4-4
= 6,44 6 di bulatkan
Jadi jumlah alat muat dan alat angkut yang dibutuhkan pada penambangan
batubara di Pit Mitra, Pit Warga Utama dan Pit 10 adalah sebagai berikut :
Jumlah alat angkut : 23 unit
Jumlah alat muat : 3 unit
Dari hasil perhitungan di atas maka produksi yang dicapai alat muat dan alat
angkut adalah sebagai berikut :
Jadi total produksi yang dapat dicapai Alat Muat Doosan S500 LC-V pada Pit
Mitra, Pit Warga Utama dan Pit 10 adalah 489.260,16 ton/bulan.
L 4-5
= 160.822,40 ton/bulan
Produksi Pada Pit Warga Utama = 55,74 ton/jam x 6 unit
= 334,44 ton/jam x 16 jam
= 5.351,04 ton/hari x 29 hari
= 155.180,16 ton/bulan
Produksi Pada Pit 10 = 49,66 ton/jam x 7 unit
= 347,62 ton/jam x 16 jam
= 5.561,92 ton/hari x 29 hari
= 161.295,68 ton/bulan
Jadi total produksi yang dapat dicapai Alat Angkut Mercedes Benz Actros
4046 AK pada Pit Mitra, Pit Warga Utama, dan Pit 10 adalah 160.822,40
ton/bulan + 155.180,16 ton/bulan + 161.295,68 ton/bulan = 477.298,24
ton/bulan.
L 4-6
LAMPIRAN 5 : Perhitungan Biaya Beli Dan Sewa Alat
Nilai sisa peralatan bekas pakai dimana umur ekonomisnya sudah habis,
secara umum bahwa nilai sisa peralatan dihargai 10% dari harga barunya.
Biaya kepemilikan alat adalah biaya dari pembelian alat yang seharusnya
diterima kembali dan hitung perjam serta diperhitungkan selama umur
ekonomisnya.
L 5-2
Rp. 3.400.000.000 - Rp. 340.000.000
Biaya penyusutan =
55680 jam
= Rp. 54.956,90 / jam
Pajak, bunga, modal, asuransi dan sewa gedung diambil 10% dari
modal tahunan :
1 10
Penanaman modal tahunan =
2 (10)
= 0,55
10% x 0,55 x Rp. 3.400.000.000
Pajak, bunga, asuransi =
55680 jam
= Rp. 3.358,48 / jam
Jadi biaya kepemilikan =Rp.54.956,90/jam + Rp. 3.358,48/jam
= Rp. 58.315,38 / jam
Untuk 3 unit = Rp. 174.946,14 / jam
L 5-3
Rp. 240.259,5 / 4 bulan
- Hydrolik filter =
1856 jam / 4 bulan
= Rp. 129,45 / jam
Rp. 3.679.844 / 2 bulan
- Air cleaner =
928 jam / 2 bulan
= Rp. 3.965,34 / jam
Total biaya filter = Rp. 6.004,51 / jam
Ongkos perbaikan dan pemeliharaan
Factor perbaikan x harga alat
=
Umur alat (jam)
0,4 x Rp. 3.400.000.000
=
55680 jam
= Rp. 24.425,28 / jam
Rp. 3.278.250 / bulan
Upah operator =
232 jam / bulan
= Rp. 14.130,39 / jam
Rp. 980.592,39 / tahun
Safety dan pakaian =
2784 jam / tahun
= Rp. 352,22 / jam
Jadi total biaya operator = Rp.14.130,39/jam + Rp.352,22/jam
= Rp. 14.482,61 / jam
Jadi total biaya operasi alat muat Excavator Doosan S500 LC-V
adalah : Rp. 419.374,84 / jam
L 5-4
= Rp. 2.659.779.145 / tahun x 3 unit
= Rp. 7.979.337.435 / tahun
Pajak, bunga, modal, asuransi dan sewa gedung diambil 10% dari
modal tahunan :
1 10
Penanaman modal tahunan =
2 (10)
= 0,55
10% x 0,55 x Rp. 2.500.000.000
Pajak, bunga, asuransi =
55680 jam
= Rp. 2.469,47 / jam
Jadi biaya kepemilikan =Rp. 40.409,48/jam+Rp. 2.469,47/jam
= Rp. 42.878,95 / jam
Untuk 23 unit = Rp. 986.215,85 / jam
L 5-5
Filter-filter :
Rp.100.000 / bulan
- Oil filter =
464 jam / bulan
= Rp. 215,51 / jam
Rp.100.000 / bulan
- Engine filter =
464 jam / bulan
= Rp. 215,51 / jam
Rp. 400.000 / 2 bulan
- Air cleaner =
928 jam / 2 bulan
= Rp. 413,03 / jam
Total biaya filter = Rp. 844,05 / jam
Ongkos perbaikan dan pemeliharaan
Factor perbaikan x harga alat
=
Umur alat (jam)
0,5 x Rp. 2.500.000.000
=
55680 jam
= Rp. 22.449,71 / jam
Harga ban baru
Ongkos pergantian ban baru =
Umur pemakaianban
Rp. 6.459.595
=
6496 jam / 14 bulan
= Rp. 994,39 / jam
Rp. 3.278.250 / bulan
Upah operator =
232 jam / bulan
= Rp. 14.130,39 / jam
Rp. 980.592,39 / tahun
Safety dan pakaian =
2784 jam / tahun
= Rp. 352,22 / jam
Jadi total biaya operator = Rp.14.130,39/jam + Rp.352,22/jam
= Rp. 14.482,61 / jam
L 5-6
Jadi total biaya operasi alat angkut Dump Truck Mercedes Benz
Actros 4046 AK adalah : Rp. 284.860,72 / jam
Total biaya kepemilikan dan biaya operasi alat angkut Dump Truck
Mercedes Benz Actros 4046 AK per unit adalah :
= Rp. 42.878,95 / jam + Rp. 284.860,72 / jam
= Rp. 327.739,67 / jam
Jadi biaya kepemilikan dan biaya operasi alat angkut Dump Truck
Mercedes Benz Actros 4046 AK setiap tahunnya adalah :
= Rp. 327.739,67 / jam x 5568 jam / tahun
= Rp. 1.824.854.483 / tahun x 23 unit
= Rp. 41.971.653.109 / tahun
Didasarkan atas besarnya biaya sewa alat yang akan disewakan maka
perhitungan jumlah sewa alat adalah sebagai berikut :
L 5-7
= Rp. 139.200.000 / bulan
= Rp. 139.200.000 / bulan x 12 bulan / tahun
= Rp. 1.670.400.000 / tahun
= Rp. 1.670.400.000 / tahun x 23 unit
= Rp. 38.419.200.000 / tahun
L 5-8
LAMPIRAN 6 : Perbandingan Antara Beli Alat Dan Sewa Alat
P =
OC = 7.979.337.435 OC = 7.979.337.435 OC = 7.979.337.435 OC = 7.979.337.435
C = 10.200.000.000 OC = 7.979.337.435 OC = 7.979.337.435 OC = 7.979.337.435
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
L = 1.020.000.000
i = 20%
L 6-1
b. Untuk alat angkut
P =
OC = 41.971.653.109 OC = 41.971.653.109 OC = 41.971.653.109 OC = 41.971.653.109
C = 57.500.000.000 OC = 41.971.653.109 OC = 41.971.653.109 OC = 41.971.653.109
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
L = 5.750.000.000
i = 20%
PW Cost = 57.500.000.000 + 41.971.653.109 (P/F20,1) + 41.971.653.109
(P/F20,2) + 41.971.653.109 (P/F20,3) + 41.971.653.109
(P/F20,4) + 41.971.653.109 (P/F20,5) + 41.971.653.109
(P/F20,6) + 41.971.653.109 (P/F20,7) + 41.971.653.109
(P/F20,8) + 41.971.653.109 (P/F20,9) 5.750.000.000
(P/F20,9)
= 57.500.000.000 + 41.971.653.109 (0,8333) + 41.971.653.109
(0,6944) + 41.971.653.109 (0,5787) + 41.971.653.109
(0,4823) + 41.971.653.109 (0,4019) + 41.971.653.109
(0,3349) + 41.971.653.109 (0,2791) + 41.971.653.109
(0,2326) + 41.971.653.109 (0,1938) 5.750.000.000
(0,1938)
= 57.500.000.000 + 34.974.978.536 + 29.145.115.919 +
24.288.995.654 + 20.242.928.294 + 16.868.407.385 +
14.056.306.626 + 11.714.288.383 + 9.762.606.513 +
8.134.106.373 1.114.350.000
= 226.687.733.683 1.114.350.000
PW Cost = Rp. 225.573.383.683
L 6-2
Perhitungan dengan menggunakan Analisa Future Worth Cost (FWC)
adalah sebagai berikut :
F=
OC = 7.979.337.435 OC = 7.979.337.435 OC = 7.979.337.435 OC = 7.979.337.435
C = 10.200.000.000 OC = 7.979.337.435 OC = 7.979.337.435 OC = 7.979.337.435
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
L = 1.020.000.000
i = 20%
FW Cost = 10.200.000.000 + 7.979.337.435 (F/P20,1) + 7.979.337.435
(F/P20,2) + 7.979.337.435 (F/P20,3) + 7.979.337.435 (F/P20,4)
+ 7.979.337.435 (F/P20,5) + 7.979.337.435 (F/P20,6) +
7.979.337.435 (F/P20,7) + 7.979.337.435 (F/P20,8) +
7.979.337.435 (F/P20,9) - 1.020.000.000 (F/P20,9)
= 10.200.000.000 + 7.979.337.435 (1,2000) + 7.979.337.435
(1,4400) + 7.979.337.435 (1,7280) + 7.979.337.435 (2,0736)
+ 7.979.337.435 (2,4883) + 7.979.337.435 (2,9860) +
7.979.337.435 (3,5832) + 7.979.337.435 (4,2998) +
7.979.337.435 (5,1598) - 1.020.000.000 (5,1598)
= 10.200.000.000 + 9.575.204.922 + 11.490.245.906 +
13.788.295.088 + 16.545.954.105 + 19.854.985.340 +
23.826.301.581 + 28.591.561.897 + 34.309.555.103 +
41.171.785.297 5.262.996.000
= 209.353.889.239 5.262.996.000
FW Cost = Rp. 204.090.893.239
F = .
OC = 41.971.653.109 OC = 41.971.653.109 OC = 41.971.653.109 OC = 41.971.653.109
C = 57.500.000.000 OC = 41.971.653.109 OC = 41.971.653.109 OC = 41.971.653.109
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
L = 5.750.000.000
i = 20%
L 6-3
FW Cost = 57.500.000.000 + 41.971.653.109 (F/P20,1) + 41.971.653.109
(F/P20,2) + 41.971.653.109 (F/P20,3) + 41.971.653.109
(F/P20,4) + 41.971.653.109 (F/P20,5) + 41.971.653.109
(F/P20,6) + 41.971.653.109 (F/P20,7) + 41.971.653.109
(F/P20,8) + 41.971.653.109 (F/P20,9) 5.750.000.000
(F/P20,9)
= 57.500.000.000 + 41.971.653.109 (1,2000) + 41.971.653.109
(1,4400) + 41.971.653.109 (1,7280) + 41.971.653.109
(2,0736) + 41.971.653.109 (2,4883) + 41.971.653.109
(2,9860) + 41.971.653.109 (3,5832) + 41.971.653.109
(4,2998) + 41.971.653.109 (5,1598) 5.750.000.000
(5,1598)
= 57.500.000.000 + 50.365.983.731 + 60.439.180.477 +
72.527.016.572 + 87.032.419.887 + 104.438.064.431 +
125.327.356.183 + 150.392.827.420 + 180.469.714.038 +
216.565.335.712 29.668.850.000
= 1.105.057.898.452 29.668.850.000
FW Cost = Rp. 1.075.389.048.452
L 6-4
2. Alternatif Sewa Alat
P =
OC = 6.681.600.000 OC = 6.681.600.000 OC = 6.681.600.000 OC = 6.681.600.000
C = 0 OC = 6.681.600.000 OC = 6.681.600.000 OC = 6.681.600.000 OC = 6.681.600.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
L=0
i = 20%
PW Cost = 6.681.600.000 (P/F20,1) + 6.681.600.000 (P/F20,2) +
6.681.600.000 (P/F20,3) + 6.681.600.000 (P/F20,4) +
6.681.600.000 (P/F20,5) + 6.68p1.600.000 (P/F20,6) +
6.681.600.000 (P/F20,7) + 6.681.600.000 (P/F20,8) +
6.681.600.000 (P/F20,9)
= 6.681.600.000 (0,8333) + 6.681.600.000 (0,6944) +
6.681.600.000 (0,5787) + 6.681.600.000 (0,4823) +
6.681.600.000 (0,4019) + 6.681.600.000 (0,3349) +
6.681.600.000 (0,2791) + 6.681.600.000 (0,2326) +
6.681.600.000 (0,1938)
= 5.567.777.280 + 4.639.703.040 + 3.866.641.920 +
3.222.535.680 + 2.685.335.040 + 2.237.667.840 +
1.864.834.560 + 1.554.140.160 + 1.294.894.080
= 26.933.529.600
PW Cost = Rp. 26.933.529.600
P =
OC = 38.419.200.000 OC = 38.419.200.000 OC = 38.419.200.000 OC = 38.419.200.000
C = 0 OC = 38.419.200.000 OC = 38.419.200.000 OC = 38.419.200.000 OC = 38.419.200.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
L=0
i = 20%
L 6-5
PW Cost = 38.419.200.000 (P/F20,1) + 38.419.200.000 (P/F20,2) +
38.419.200.000 (P/F20,3) + 38.419.200.000 (P/F20,4) +
38.419.200.000 (P/F20,5) + 38.419.200.000 (P/F20,6) +
38.419.200.000 (P/F20,7) + 38.419.200.000 (P/F20,8) +
38.419.200.000 (P/F20,9)
= 38.419.200.000 (0,8333) + 38.419.200.000 (0,6944) +
38.419.200.000 (0,5787) + 38.419.200.000 (0,4823) +
38.419.200.000 (0,4019) + 38.419.200.000 (0,3349) +
38.419.200.000 (0,2791) + 38.419.200.000 (0,2326) +
38.419.200.000 (0,1938)
= 32.014.719.360 + 26.678.292.480 + 22.233.191.040 +
18.529.580.160+ 15.440.676.480 + 12.866.590.080 +
10.722.798.720 + 8.936.305.920 + 7.445.640.960
= 154.867.795.200
PW Cost = Rp. 154.867.795.200
F=
OC = 6.681.600.000 OC = 6.681.600.000 OC = 6.681.600.000 OC = 6.681.600.000
C = 0 OC = 6.681.600.000 OC = 6.681.600.000 OC = 6.681.600.000 OC = 6.681.600.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
L=0
i = 20%
FW Cost = 6.681.600.000 (F/P20,1) + 6.681.600.000 (F/P20,2) +
6.681.600.000 (F/P20,3) + 6.681.600.000 (F/P20,4) +
6.681.600.000 (F/P20,5) + 6.681.600.000 (F/P20,6) +
6.681.600.000 (F/P20,7) + 6.681.600.000 (F/P20,8) +
6.681.600.000 (F/P20,9)
= 6.681.600.000 (1,2000) + 6.681.600.000 (1,4400) +
6.681.600.000 (1,7280) + 6.681.600.000 (2,0736) +
L 6-6
6.681.600.000 (2,4883) + 6.681.600.000 (2,9860) +
6.681.600.000 (3,5832) + 6.681.600.000 (4,2998) +
6.681.600.000 (5,1598)
= 8.017.920.000 + 9.621.504.000 + 11.545.804.800 +
13.854.965.760 + 16.625.825.280 + 19.951.257.600 +
23.941.509.120 + 28.729.543.680 + 34.475.719.680
= 166.764.049.920
FW Cost = Rp. 166.764.049.920
F=
OC = 38.419.200.000 OC = 38.419.200.000 OC = 38.419.200.000 OC = 38.419.200.000
C = 0 OC = 38.419.200.000 OC = 38.419.200.000 OC = 38.419.200.000 OC = 38.419.200.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
L=0
i = 20%
FW Cost = 38.419.200.000 (F/P20,1) + 38.419.200.000 (F/P20,2) +
38.419.200.000 (F/P20,3) + 38.419.200.000 (F/P20,4) +
38.419.200.000 (F/P20,5) + 38.419.200.000 (F/P20,6) +
38.419.200.000 (F/P20,7) + 38.419.200.000 (F/P20,8) +
38.419.200.000 (F/P20,9)
= 38.419.200.000 (1,2000) + 38.419.200.000 (1,4400) +
38.419.200.000 (1,7280) + 38.419.200.000 (2,0736) +
38.419.200.000 (2,4883) + 38.419.200.000 (2,9860) +
38.419.200.000 (3,5832) + 38.419.200.000 (4,2998) +
38.419.200.000 (5,1598)
= 46.103.040.000 + 55.323.648.000 + 66.388.377.600 +
79.666.053.120 + 95.598.495.360 + 114.719.731.200 +
137.663.677.440 + 165.194.876.160 + 198.235.388.160
= 958.893.287.040
FW Cost = Rp. 958.893.287.040
L 6-7
Setelah melakukan perhitungan alternatif sewa alat dengan menggunakan
Analisa Present Worth Cost (PWC) dan Future Worth Cost (FWC) dari
masing-masing alat diperoleh hasil sebagai berikut :
Alat Muat
Present Worth Cost : Rp. 26.933.529.600
Future Worth Cost : Rp. 166.764.049.920
Alat Angkut
Present Worth Cost : Rp. 154.867.795.200
Future Worth Cost : Rp. 958.893.287.040
L 6-8
LAMPIRAN 7 : Data Pengamatan Cycle Time Alat Muat Excavator
Doosan S500 Lc-V
L 7-1
Tabel L 7.2 Statistics Alat Muat
Isi Bucket Swing Isi Menumpah Swing Kosong
Valid 30 30 30 30
N
Missing 0 0 0 0
Mean 5.8270 4.6917 4.5953 4.9423
Median 5.3500 4.4950 4.2650 4.4700
Mode 5.17 3.51 2.81a 3.36
Std. Deviation 1.86057 .87492 1.49084 1.74554
Variance 3.462 .765 2.223 3.047
Minimum 3.05 3.06 2.81 3.01
Maximum 10.18 6.31 10.08 8.73
Sum 174.81 140.75 137.86 148.27
Sumber : Hasil Olahan SPSS
Dari hasil olahan data diatas maka diperoleh total waktu satu kali siklus
kerja alat muat Excavator Doosan S500 LC-V yang digunakan untuk
memuat batubara ke atas dump truck adalah sebagai berikut :
Waktu Isi Bucket = 5,83 detik
Waktu Swing Isi = 4,69 detik
Waktu Menumpah = 4,59 detik
Waktu Kosong = 4,94 detik
= 20,05 detik
L 7-2
LAMPIRAN 8 : Data Pengamatan Cycle Time Alat Angkut Dump Truck
Distribusi frekuensi alat angkut Dump Truck Mercedes Benz Actros 4046
AK pada Pit Mitra menggunakan Analisa Statistik SPSS adalah :
L 8-1
Tabel L 8.2 Statistics Pit Mitra
Isi Angkut Manuver Dumping Kembali Manuver
Bucket Isi Kosong Kosong
Valid 30 30 30 30 30 30
N
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 75.8783 452.8237 28.9440 37.2243 466.7177 33.1827
Median 74.4900 437.9650 30.2400 37.2100 464.2650 32.1350
Mode 63.83a 329.24a 18.03a 28.74a 360.86a 18.25a
Std. Deviation 7.11742 49.83419 6.88493 5.38449 58.42247 8.85657
Variance 50.658 2483.447 47.402 28.993 3413.185 78.439
Minimum 63.83 329.24 18.03 28.74 360.86 18.25
Maximum 92.95 544.14 39.98 48.78 605.04 54.61
Sum 2276.35 13584.71 868.32 1116.73 14001.53 995.48
Sumber : Hasil Olahan SPSS
Dari hasil olahan data diatas maka diperoleh total waktu satu kali siklus
kerja alat angkut Dump Truck Mercedes Benz Actros 4046 AK yang
digunakan untuk mengangkut batubara ke ROM dengan jarak angkut
3000 meter adalah sebagai berikut :
Waktu Isi Bucket = 75,88 detik
Waktu Angkut = 452,82 detik
Waktu Manuver isi = 28,94 detik
Waktu Dumping = 37,22 detik
Waktu Kembali Kosong = 466,72 detik
Waktu Manuver Kosong = 33,18 detik
= 1,094,76 detik
L 8-2
Tabel L 8.3 Data Cycle Time Alat Angkut Pit Warga Utama
Isi Manuver Kembali Manuver Cycle
Angkut Dumping
No Bucket Isi Kosong Kosong Time
(detik) (detik)
(detik) (detik) (detik) (detik) (detik)
1 59.94 187.2 20.51 36.63 207.51 31.1 542.89
2 80.54 190.23 27.93 34.26 202.16 33.08 568.2
3 75.21 225.86 24.94 35 256.8 28.45 646.26
4 75.87 255.91 24.41 36.29 212.21 33.98 638.67
5 78.98 209.35 15.48 42.79 197.04 33.06 576.7
6 71.45 201.39 20.41 39.1 195.69 26.56 554.6
7 72.67 205.91 14.31 38.01 196.25 25.95 553.1
8 83.79 247.75 57.19 38.61 254.7 44.07 726.11
9 81.12 274.7 48.16 38.02 316.91 59.11 818.02
10 76.15 261.2 18.74 40.99 272.29 49.07 718.44
11 76.66 257.96 26.39 43.6 251.31 35.87 691.79
12 75.91 244.96 20.4 52.34 248.48 36.75 678.84
13 75.23 187.3 30.09 36.91 209.06 57.57 596.16
14 75.3 210.35 30.42 49.68 181.37 35.22 582.34
15 81.51 210.9 19.45 39.06 182.65 35.4 568.97
16 73.38 259.11 33.68 23.82 275.72 31.41 697.12
17 82.09 252.84 27.72 27.52 259.45 39.91 689.53
18 85.26 307.15 34.78 30.43 308.52 40.12 806.26
19 66.07 300.08 30.14 31.45 272.46 32.11 732.31
20 76.74 269.6 32.42 30.91 275.94 37.42 723.03
21 67.38 307.39 29.52 29.31 259.3 34.57 727.47
22 70.34 312.22 35.71 34.57 308.92 39.72 801.48
23 83.65 275.04 37.93 28.34 262.49 41.34 728.79
24 73.97 262.28 32.57 37.49 262.62 32.14 701.07
25 82.64 247.42 29.49 38.97 263.06 35.63 697.21
26 81.25 264.23 20.8 37.31 272.28 30.46 706.33
27 72.23 259.31 27.89 29.73 311.42 31.45 732.03
28 66.08 266.25 30.14 27.49 301.88 32.74 724.58
29 68.05 300.86 25.24 29.45 275.56 33.97 733.13
30 69.15 303.96 27.43 25.34 305.69 30.21 761.78
Total 2258.61 7558.71 854.29 1063.42 7599.74 1088.44 20423.21
Sumber : Hasil Penelitian
Distribusi frekuensi alat angkut Dump Truck Mercedes Benz Actros 4046
AK pada Pit Warga Utama menggunakan Analisa Statistik SPSS adalah :
L 8-3
Tabel 8.4 Statistics Pit Warga Utama
Isi Angkut Manuver Dumping Kembali Manuver
Bucket Isi Kosong Kosong
Valid 30 30 30 30 30 30
N
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 75.2870 251.9570 28.4763 35.4473 253.3247 36.2813
Median 75.5850 258.5350 27.9100 36.4600 260.9700 34.2750
Mode 59.94a 187.20a 30.14 23.82a 181.37a 25.95a
Std. Deviation 6.20244 38.09712 8.92787 6.68860 41.48699 7.78243
Variance 38.470 1451.390 79.707 44.737 1721.171 60.566
Minimum 59.94 187.20 14.31 23.82 181.37 25.95
Maximum 85.26 312.22 57.19 52.34 316.91 59.11
Sum 2258.61 7558.71 854.29 1063.42 7599.74 1088.44
Sumber : Hasil Olahan SPSS
Dari hasil olahan data diatas maka diperoleh total waktu satu kali siklus
kerja alat angkut Dump Truck Mercedes Benz Actros 4046 AK yang
digunakan untuk mengangkut batubara ke ROM dengan jarak angkut
1500 meter adalah sebagai berikut :
Waktu Isi Bucket = 75,29 detik
Waktu Angkut = 251,96 detik
Waktu Manuver isi = 28,48 detik
Waktu Dumping = 35,45 detik
Waktu Kembali Kosong = 253,32 detik
Waktu Manuver Kosong = 36,28 detik
= 680,78 detik
L 8-4
Tabel L 8.5 Data Cycle Time Alat Angkut Pit 10
Isi Manuver Kembali Manuver
Angkut Dumping Cycle Time
No Bucket Isi Kosong Kosong
(detik) (detik) (detik)
(detik) (detik) (detik) (detik)
1 80.85 376.67 33.45 47.51 312.12 34.76 885.36
2 72.05 314.83 24.64 44.88 316.41 50.6 823.41
3 69.41 321.87 27.4 59.04 321.03 50.91 849.66
4 78.95 306 31.91 56.03 316.31 44.83 834.03
5 69.69 307.83 25.95 56.06 311.67 34.78 805.98
6 69.53 303.18 24.41 54.63 321.22 41.33 814.3
7 76.49 303.65 44.24 58.33 306.05 38.21 826.97
8 76.2 317.06 25.58 52.71 310.47 37.16 819.18
9 81.6 302.808 22.13 52.4 267.05 36.48 762.468
10 76.19 273.33 24.56 57.23 273.66 32.2 737.17
11 82.02 245.18 30.46 50.8 309.12 31.89 749.47
12 75.8 264.72 32.36 48.69 259.57 29.41 710.55
13 76.37 241.32 37.73 50.73 253.43 39.35 698.93
14 72.67 243.03 34.43 52.53 265.09 35.66 703.41
15 74.07 275.01 25.53 59.76 269.11 35.78 739.26
16 73.22 262.65 26.74 52.45 265.97 40.34 721.37
17 74.48 270.99 24.16 56.2 253.08 40.93 719.84
18 72.02 305.64 28.93 52.46 259.92 37.4 756.37
19 73.49 257.15 26.31 59.03 256.91 31.76 704.65
20 80.18 314.58 20.69 40.89 308.65 32.12 797.11
21 74.86 260.49 19.16 42.91 261.89 38.52 697.83
22 72.95 271.8 24.37 39.19 270.06 53.32 731.69
23 71.04 265.58 26.95 41.96 316.96 55.83 778.32
24 72.39 300.33 23.3 40.76 300.47 34.91 772.16
25 72.54 269 27.29 38.36 273.66 35.06 715.91
26 71.79 308.99 25 45.85 310.84 32.11 794.58
27 72.77 310.84 19.38 41.37 260.64 41.37 746.37
28 83.98 282.77 21.85 41.53 257.06 35.72 722.91
29 79.06 300.39 20.36 40.66 271.88 32.44 744.79
30 78.06 274.86 25.23 42.43 307.53 31.62 759.73
Total 2254.72 8652.548 804.5 1477.38 8587.83 1146.8 22923.778
Sumber : Hasil Penelitian
Distribusi frekuensi alat angkut Dump Truck Mercedes Benz Actros 4046
AK pada Pit 10 menggunakan Analisa Statistik SPSS adalah :
L 8-5
Tabel 8.6 Statistics Pit 10
Isi Angkut Manuver Dumping Kembali Manuver
Bucket Isi Kosong Kosong
Valid 30 30 30 30 30 30
N
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 75.1573 288.4183 26.8167 49.2460 286.2610 38.2267
Std. Error of
.71907 5.38125 1.01169 1.27151 4.62616 1.24310
Mean
Median 74.2750 291.5500 25.5550 50.7650 273.6600 36.1300
Mode 69.41a 241.32a 19.16a 38.36a 273.66 29.41a
Std. Deviation 3.93850 29.47431 5.54127 6.96433 25.33854 6.80874
Variance 15.512 868.735 30.706 48.502 642.042 46.359
Minimum 69.41 241.32 19.16 38.36 253.08 29.41
Maximum 83.98 376.67 44.24 59.76 321.22 55.83
Sum 2254.72 8652.55 804.50 1477.38 8587.83 1146.80
Sumber : Hasil Olahan SPSS
Dari hasil olahan data diatas maka diperoleh total waktu satu kali siklus
kerja alat angkut Dump Truck Mercedes Benz Actros 4046 AK yang
digunakan untuk mengangkut batubara ke ROM dengan jarak angkut
2000 meter adalah sebagai berikut :
Waktu Isi Bucket = 75,15 detik
Waktu Angkut = 288,42 detik
Waktu Manuver isi = 26,82 detik
Waktu Dumping = 49,25 detik
Waktu Kembali Kosong = 286,26 detik
Waktu Manuver Kosong = 38,23 detik
= 764,13 detik
L 8-6
LAMPIRAN 9 : Data Pengamatan Fill Factor Alat Muat Excavator Doosan
S500 LC-V
1 100 3.2
2 97 3.2
3 95 3.2
4 95 3.2
5 96 3.2
6 97 3.2
7 95 3.2
8 90 3.2
9 102 3.2
10 90 3.2
11 95 3.2
12 98 3.2
13 101 3.2
14 96 3.2
15 100 3.2
16 102 3.2
17 105 3.2
18 110 3.2
19 109 3.2
20 97 3.2
21 95 3.2
22 96 3.2
23 95 3.2
24 106 3.2
25 100 3.2
26 98 3.2
27 94 3.2
28 95 3.2
29 96 3.2
30 90 3.2
Sumber : Hasil penelitian PT. LIM 2016
Distribusi frekuensi Fill Factor alat muat Excavator Doosan S500 LC-V
menggunakan Analisa Statistik SPSS adalah sebagai berikut :
L 9-1
Tabel L 9.2 Statistics Fill Factor
Valid 30
N
Missing 0
Mean 97.8333
Median 96.5000
Mode 95.00
Std. Deviation 4.98331
Variance 24.833
Minimum 90.00
Maximum 110.00
Sum 2935.00
Sumber : Hasil Olahan SPSS
Dari hasil olahan data diatas maka diperoleh Faktor Pengisian (Fill
Factor) pada alat muat Excavator Doosan S500 LC-V adalah 97,83%
L 9-2
LAMPIRAN 10 : Faktor Pengembangan (Swell Factor) Dari Beberapa
Material
L 10-1
LAMPIRAN 11 : Data Perhitungan Effisiensi Kerja Alat Muat
L 11-1
Dari data perhitungan diatas maka efesiensi kerja Excavator Doosan
S500 LC-V adalah :
Waktu Efektif = Waktu kerja Hambatan
Waktu Efektif = 960 menit 333 menit = 627 menit
We
Effesiensi Kerja x 100 %
Wt
627
x 100 %
960
= 65 %
L 11-2
LAMPIRAN 12 : Data Perhitungan Effisiensi Kerja Alat Angkut
L 12-1
Dari data perhitungan diatas maka efesiensi kerja Dump Truck Mercedes
Benz Actros 4046 AK adalah :
Waktu Efektif = Waktu kerja Hambatan
Waktu Efektif = 960 menit 292 menit = 668 menit
We
Effesiensi Kerja x 100 %
Wt
668
x 100 %
960
= 70 %
L 12-2
LAMPIRAN 13 : Faktor Perbaikan Alat Berat
L 13-1
Keterangan :
1. Excavator
Kondisi 1 : Material lunak tanpa benturan-benturan.
Kondisi 2 :Pekerjaan tanah selalu menggali tanah asli
kadang-kadang dengan data penuh.
Kondisi 3 : Pemuatan material keras, batu dan sebagainya sering
menyangkut dan sering bekerja pada lokasi batuan,
banyak mengalai benturan.
2. Dump Truck
Kondisi 1 : Pemuatan dengan Back Hoe kombinasi optimal
Kondisi 2 :Pemuatan dengan berbagai kondisi metode pengangkutan
pada jalan rata.
Kondisi 3 : Pemuatan dengan Back Hoe yang lebih besar, sering
over, pengangkutan pada jalan rata.
3. Bulldozer
Kondisi 1 : Pekerjaan-pekerjaan pertanian, membuat tempat
penimbunan dan pekerjaan lainnya.
Kondisi 2 : Pekerjaan pada umumnya : penggusuran, pembajakan,
kondisi tanah dengan kekerasan sedang.
Kondisi 3 : Pembajakan batu-batuan, pekerjaan tanah pada tanah
berbatu, kondisi tanah keras.
4. Motor Grader
Kondisi 1 : Gugusan dan pemadatan pada tanah berpasir.
Kondisi 2 : Gugusan dan pemadatan pada tanah bercampur batu.
Kondisi 3 : Gugusan dan pemadatan tanah berbatu dan berkerikil.
L 13-2
LAMPIRAN 14 : Spesifikasi Alat Angkut Excavator Doosan S500 LC-V
L 14-1
Dali Gali (Iso) Lengan (Nor. Press. Naik) Ton 27,4 / 29,9
Jangkauan Penggalian Maks. mm 10290
Kedalaman Penggalian Maks. mm 6280
Tinngi Penggalian Maks. mm 9410
Panjang Keseluruhan mm 11590
Lebar Keseluruhan mm 3900
Tinggi Keseluruhan mm 4140
L 14-2
LAMPIRAN 15 : Spesifikasi Alat Angkut Dump Truck Mercedes Benz
Actros 4046 AK
Model Specifications
4046 AK
Engine
No. of cylinders V6
Total displacement 11 946 cm3
Output 265 KW (360 hp) @ 1 800 r/min
Torque 1 850 N.m @ 1 080 r/min
Air cleaner
L 15-1
Type Tandem air filter behind cab with
cyclonic pre-filter
Clutch
Type Type Double plate clutch,
reinforced, 400 mm diameter
Transmission
Type Full synchromesh with integrated
splitter unit and rear-mounted
planetary gearset
Ratios 1st gear: 14,19 : 1
16th gear: 0,826 : 1
PTO NA 131-2c
Front axle
Load capacity 9,0 ton
Rear axle
Load capacity 2 x 16,0
Axle ratio 6,0 : 1
Differential lock Yes
Steering
Type Power assisted, recirculating ball
Suspension
Front Parabolic springs (asymetric)
Rear Parabolic springs
Shock absorbers Front and rear
Stabilisers Front only
Brakes
Service Telligent brake system; dual circuit
compressedair with air drier; drum
brakes all round
Parking Spring-loaded brake cylinders on
L 15-2
rearwheels
Auxiliary 1 Air actuated engine brake with
decompression valve
Retarder
Model -
Type
Braking torque -
-
Chassis
Type Ladder frame (side and cross -
members), riveted
Fuel tank
No. x capacity 1 x approx. 400 l
Electrical systems/Electronics
System voltage 24V
Batteries - No. x capacity 2 x 12V/160 Ah
Wheels
Tyres, front 12.00 R24 tubed type
Tyres, rear 12.00 R24 tubed type
L 15-3
LAMPIRAN 16 : Peta Lokasi Penelitian