Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Case Study ini dengan

judul Asuhan Keperawatan pada Tn.AP Dengan Diabetic Foot Ulcer di

Klinik ETN Centre Makassar. Shalawat beserta salam semoga senantiasa

terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para

sahabatnya, kepada umatnya hingga akhir zaman, Aamiin.

Penulisan Case Study ini diajukan sebagai salah satu persyaratan akademis

dalam rangka memperoleh gelar Profesi pada Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Dalam penulisan Case Study tidak

lepas dari bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih. Semoga

Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Penulis

menyadari bahwa dalam penyelesaian Case Study ini, masih terdapat kekurangan

dan kesalahan. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun

akan penulis terima dengan senang hati.

Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan hasil penelitian ini dapat

memberikan banyak manfaat khsusunya bagi penulis, umunya bagi kita semua.

Makassar, 15 April 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................... i


Kata Pengantar ................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
1. Tujuan Umum..................................................................... 4
2. Tujuan Khusus.......................................................................... 5
C. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Ulkus Diabetik.................... 6
1. Definisi ............ 6
2. Etiologi . 7
3. Stadium Wagner Ulkus Diabetik... 8
4. Tanda dan Gejala Pemeriksaan Ulkus Diabetik.... 8
5. Patogenesis Ulkus Diabetik......................... 10
6. Pencegahan dan Penanganan Ulkus Diabetik 12
7. Pemeriksaan Penunjang ..... 14
8. Manajemen Perawatan Ulkus Dabetik 18
B. Tinjauan Umum tentang Modern Dressing. ............................... 28
1. Terapi Topikal........ 28
2. Gel.. 29
3. Dressing ..... 31
4. Antimikroba . . 31
5. PHMB.. .. 38
6. Antiseptik 40
7. Terapi Ozone .. 41
8. Pemakaian Veinoplus . 43

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian Pasien............................................................ 45
B. Gambar Luka.... 55
C. Masalah Keperawatan........................................................ 56
D. Tujuan Perawatan Luka.... 56
E. Implementasi Perawatan Luka.. 57
BAB IV PEMBAHASAN
A. Perawatan Luka............................................................. 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................... 65
B. Health Education..... 65
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 67

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan yang serius

baik di Negara maju maupun Negara berkembang seperti Indonesia.

Kejadian DM setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2011,

World Health Organization (WHO) memperkirakan terdapat sekitar 347

juta orang dewasa menyandang DM dan lebih dari 80% berada di negara

berkembang seperti Indonesia (WHO, 2011). Indonesia termasuk 10

negara dengan jumlah penyandang DM terbesar di Dunia. Penyebab

kematian secara langsung pada tahun 2012 disebabkan oleh DM sekitar

1,5 juta jiwa (WHO, 2015). Secara global pada tahun 2013, diperkirakan

bahwa hampir 382 juta orang menderita DM dengan prevalensi 8,3%.

International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2014, menyebutkan

bahwa terdapat sembilan juta kasus DM di Indonesia (IDF, 2014).

Sehingga WHO (2015) memproyeksikan bahwa DM akan menjadi tujuh

penyebab utama kematian pada tahun 2030. Proporsi diabetes melitus di

Indonesia tahun 2013 sebesar 6,9%; prevalensi TGT sebesar 29,9%; dan

prevalensi Gula Darah Puasa (GDP) terganggu sebesar 36,6% (Riskesdas,

2013). Dapat disimpulkan bahwa prevalensi DM yang terjadi di Indonesia

mengalami peningkatan dari 1,1% pada tahun 2007 menjadi 2,4% tahun

2013. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota

Makassar, DM sudah menempati urutan keempat dari sepuluh jenis

penyakit sebagai penyebab utama kematian di Kota Makassar tahun 2013,


dengan jumlah sebanyak 217 jiwa (Dinas Kesehatan Kota Makassar,

2013).
Seiring dengan peningkatan jumlah penderita DM, maka

komplikasi yang terjadi juga semakin meningkat, satu diantaranya adalah

ulserasi yang mengenai tungkai bawah, dengan atau tanpa infeksi dan

menyebabkan kerusakan jaringan di bawahnya yang disebut dengan kaki

diabetes (KD). Manifestasi KD dapat berupa dermopati, selulitis, ulkus,

gangrene, dan osteomyelitis. KD merupakan masalah yang kompleks dan

menjadi alasan utama mengapa penderita DM harus menjalani perawatan

di rumah sakit maupun perawatan rumah. Komplikasi kaki diabetik

merupakan penyebab tersering dilakukannya amputasi yang didasari oleh

kejadian non traumatik. Komplikasi akibat kaki diabetik menyebabkan

lama rawat penderita DM menjadi lebih panjang. Lebih dari 25%

penderita DM yang dirawat adalah akibat kaki diabetik. Sebagian besar

amputasi pada kaki diabetik bermula dari ulkus pada kulit. Akan tetapi,

bila dilakukan deteksi dini dan pengobatan/perawatan luka yang adekuat

akan dapat mengurangi kejadian tindakan amputasi.


Ulkus diabetik merupakan kejadian luka yang tersering pada

penderita DM; dimana neuropati menyebabkan hilang rasa pada kondsi

terpotong kaki, blitser/bullae atau kalus yang diikuti dengan penurunan

sirkulasi juga penyakit mikrovaskuler (Black, 1998 dikutip dalam

Maryunani, A, 2015). Ulkus diabetes disebabkan oleh beberapa faktor,

yaitu neuropati, trauma, deformitas kaki, tekanan tinggi pada telapak kaki

dan penyakit vaskuler perifer.Pemeriksaan dan klasifikasi ulkus diabetes


yang menyeluruh dan sistematik dapat membantu memberikan arahan

perawatan yang adekuat. Tujuan utama perawatan ulkus diabetes

sesegera mungkin didapatkan kesembuhan dan pencegahan kekambuhan

setelah proses penyembuhan. Tujuan penatalaksanaan perawatan ulkus

diabetic lainnya adalah untuk mengurangi atau menghilangkan factor

penyebab, mengoptimalisasi suasana lingkungan luka dalam kondisi

lembab (konsep dasar lembab), memberikan dukungan kepada klien

(nutrisi, kontrol DM, kontrol faktor penyebab), serta meningkatkan

edukasi pada klien dan keluarga (Maryunani, 2015). Dasar dari perawatan

ulkus diabetes meliputi 3 hal yaitu debridement,offloading, dan kontrol

infeksi. Ulkus kaki pada pasien diabetes harus mendapatkan

perawatan karena beberapa alasan, seperti unfuk mengurangi resiko infeksi

dan amputasi, memperbaiki fungsi dan kualitas hidup, dan mengurangi

biaya pemeliharaan kesehatan. Dari beberapa penelitian menunjukkan

bahwa perkembangan dari uklus diabetic dapat dicegah (Handayani, LT,

2016).
Metode perawatan luka yang berkembang saat ini adalah

perawatan luka dengan teknik modern yang disebutkan lebih efektif

dibandingkan metode konvensional. Perawatan luka menggunakan prinsip

moisture balance ini dikenal sebagai metode modern dressing (Sibbalad,

dikutip dalam Kartika, 2015). Perawatan luka modern harus tetap

memperhatikan tiga tahap, yakni mencuci luka, membuang jaringan

mati, dan memilih balutan. Mencuci luka bertujuan menurunkan

jumlah bakteri dan membersihkan sisa balutan lama, debridement


jaringan nekrotik atau membuang jaringan dan sel mati dari permukaan

luka. Perawatan luka modern lebih efektif dari perawatan luka

konvensional (menggunakan kasa steril), hal tersebut tampak dari

ekskresi sitokin interleukin 1 dan interleukin 6, pada perawatan luka

konvensional interleukin 1 mengalami peningkatan yang menunjukkan

bahwa proses fase inf lamasi memanjang sehingga penyembuhan luka

lambat (Nonjti, Hariati, & Arafat, 2015). Teknik perawatan luka modern

juga mampu memberikan kenyamanan fisik dan proses penyembuhan luka

DM seperti dijelaskan dalam penelitian Kristianto, H, (2010) mengatakan

bahwa teknik perawatan luka secara modern mampun meningkatkan

ekspresi TGF 1 dan menurunkan respon nyeri dibandingkan teknik

konvensional yang akan berpengaruh terhadap kenyamanan pasien secara

fisik (Kristianto, H., 2010). Oleh karena itu, penerapan perawatan luka

modern dengan menggunakan modern dressing ini harus lebih dikenal dan

ditingkatkan lagi dalam pengaplikasiannya terkhusus untuk proses

penyembuhan luka kaki diabetic.


B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Diabetic

Foot Ulcer.

2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan proses keperawatan pada pasien Tn. AP

dengan Ulkus diabetik


b. Dapat menganalisis kerusakan integritas jaringan dan kulit pada

pasien Tn. AP dengan ulkus diabetik


c. Dapat mengaplikasikan Asuhan Keperawatan dengan teknik

modern dressing pada pasien Tn. AP dengan Diabetic Foot Ulcer.


C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Penulisan ini diharapkan mampu memberikan tambahan ilmu

pengetahuan khususnya dalam bidang Ilmu Keperawatan mengenai

penatalaksanaan perawatan luka klien dengan Diabetic Foot Ulcer.


2. Bagi Pelayanan kesehatan
Penulisan ini diharapkan mampu menjadi bahan pembelajaran dan

pertimbangan bagi petugas kesehatan terkait untuk lebih mengenal

Modern Dressing sebagai salah satu metode dalam Modern Woundcare

dengan ulkus diabetik untuk mempercepat proses penyembuhan.


3. Bagi Penulis
Penulisan ini mampu memberikan tambahan pengetahuan dan

pengalaman yang berharga bagi penulis terkait penggunaan Modern

Dressing pada penatalaksanaan Woundcare Modern klien dengan

Diabetic Foot Ulcer.

Anda mungkin juga menyukai