Abstract
Benoa Bay is one of the water areas that are important to the island of Bali, especially for Badung and Denpasar. The existence of the
river that empties into the Gulf port of Benoa and their activity has a great potential in improving jumblah pollutants to waters. So that
needs to be done on the level of water pollution monitoring spatially, as a baseline to determine areas that have been polluted and not
polluted and can be repaired more water conditions. Data quality of the water used is pH, BOD, Turbidity and TSS. In the data
processing water quality be started from the pollution index to interpolate using the Inverse Distance Weighted (IDW) in order to
obtain spatial data, then the data if it uses water pollution index calculation in accordance with the Decree of the Minister of
Environment No. 115 Year 2003. Based on the results it can be concluded that the majority of Benoa Bay waters including lightly
polluted and in the northern part of the bay in accordance with quality standards.
Key words: Water quality; pollution index; Benoa; estuary
Abstrak
Teluk Benoa adalah salah satu wilayah perairan yang penting bagi Pulau Bali, khususnya bagi Kabupaten Badung dan Kota Denpasar.
Keberadaan sungai yang bermuara di Teluk Benoa serta adanya aktivitas pelabuhan memiliki potensi yang cukup besar dalam
meningkatkan jumblah bahan pencemar bagi perairan. Sehingga perlu dilakukan monitoring mengenai tingkat pencemaran perairan
secara spasial, sebagai data dasar untuk mengetahui daerah yang telah tercemar dan belum tercemar sehingga dapat dilakukan
perbaikan kondisi perairan lebih lanjut. Data kualitas perairan yang digunakan adalah pH, Biological oxygen demand (BOD),
kekeruhan (Turbidity), dan total suspended solid (TSS). Dalam pengolahan data kualitas perairan menjadi indeks pencemaran dimulai
dari melakukan interpolasi menggunakan metode Inverse Distance Weighted (IDW) agar mendapatkan data secara spasial, kemudian
data di olah menggunakan perhitungan indeks pencemaran perairan sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 115
Tahun 2003. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar perairan Teluk Benoa termasuk
tercemar ringan dan di bagian utara teluk sesuai dengan baku mutu.
Kata Kunci: Kualitas perairan; Indeks pencemaran; Teluk Benoa; estuari
Index kedalaman yang diperoleh memiliki rentangan Berdasarkan hasil peta sebaran spasial indeks
1.40 1.76. peta nilai index kedalaman dapat dilihat pencemaran perairan, dapat disimpulkan bahwa
pada gambar 5. sebagian besar perairan Teluk Benoa termasuk dalam
perairan yang tercemar ringan dan hanya pada bagian
3.3 Regresi utara teluk yang termasuk sesuai dengan bakumutu air
laut untuk biota.
Regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
regresi logaritmik dengan variabel x adalah nilai index Ucapan terimakasih
kedalaman dan y adalah kedalaman dari Desidros
sehingga diperoleh persamaan 6 dari gambar 6. Penulis mengucapkan terimakasih kepadaKampung
Kepiting karena telah membantu dalam proses
= 362. () 25.47 (6)
pengambilan data lapangan. Melalui kesempatan ini,
penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Fakultas
Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana yang telah
mengijinkan menggunakan Laboratorium dalam analisis
1.2 1.4 1.6 1.8
data
-50
Daftar Pustaka
Kedalaman
-150
Guang, X., 2009, Monitoring Lake Simcoe water quality using
-250 Landsat TM images. University of waterloo: waterloo-
canada
-350
y = -362.2ln(x) - 25.473 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003
-450 Tentang Status Mutu Air.
Index Kedalaman
Peraturan Gubernur Bali No 7 Tahun 2007 tentang Baku Mutu
Lingkungan Hidup Dan Kriteria Baku Kerusakan
Lingkungan Hidup
Gambar 6. Regresi antara index kedalaman dan
kedalaman dari Desidros Prosedur Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 06-6989.3-
2004 tentang cara uji padatan tersuspensi total (Total
3.4 Batimetri Perairan Nusa Penida Suspended Solid, TSS) secara gravimetri
Watson, D. F., and G. M. Philip, 1985, A Refinement of
Rentangan kedalaman yang diperoleh dari analisis Inverse Distance Weighted Interpolation, Geo-processing,
data memiliki rentangan antara 0 250 meter. Dari hasil Vol.2, pp.315327.
yang diperoleh dapat terlihat kedalaman perairan Nusa
Penida bagian selatan lebih dangkal daripada kedalaman
2016 by the authors; licensee Udayana University, Indonesia. This article is an open access article distributed under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution license (http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/).