1. Latar Belakang
1.1 Umum
Rumah sakit adalah merupakan fasilitas sosial yang tak mungkin dapat dipisahkan
dengan masyarakat, dan keberadaannya sangat diharapkan oleh masyarakat, karena sebagai
manusia atau masyarakat tentu menginginkan agar keseahatan tetap terjaga. Oleh karena itu
rumah sakit mempunyai kaitan yang erat dengan keberadaan kumpulan manusia atau
masyarakat tersebut. Di masa lalu, suatu rumah sakit dibangun di suatu wilayah yang
jaraknya cukup jauh dari daerah pemukiman, dan biasanya dekat dengan sungai dengan
pertimbangan agar pengelolaan limbah baik padat maupun cair tidak berdampak negatip
terhadap penduduk, atau bila ada dampak negatip maka dampak tersebut dapat diperkecil.
Sejalan dengan perkembangan penduduk yang sangat pesat, lokasi rumah sakit yang
dulunya jauh dari daerah pemukiman penduduk tersebut sekarang umumnya telah berubah
dan berada di tengah pemukiman penduduk yang cukup padat, sehingga masalah pencemaran
akibat limbah rumah sakit baik limbah padat atau limbah cair sering menjadi pencetus konflik
antara pihak rumah sakit dengan masyarakat yang ada di sekitarnya. Peningkatan jenis
pelayanan rumah sakit yang makin kompleks bisa menjadikan rumah sakit sebagai sumber
distribusi penyakit apabila limbah yang dihasilkannya tidak dikelola dengan baik dan tepat.
Limbah yang dihasilkan rumah sakit dapat berupa limbah padat, cair, dan gas yang sebagian
merupakan limbah klinis dan non-klinis sehingga berpotensi dalam penyebaran penyakit.
Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 58 tahun 1995, sebagian limbah
rumah sakit berkategori limbah cair yang berbahaya dan beracun sehingga merupakan salah
satu sebab buruknya kondisi sanitasi di lingkungan rumah sakit. Dampak negatif lainnya
sebagai akibat dari limbah rumah sakit yang belum ditangani dengan baik adalah gangguan
kesehatan dan keselamatan kerja personil di rumah sakit. Ini disebabkan oleh komponen
infection waste yang ditunjukkan oleh kandungan mikroba patogen, zat kimia atau radiasi
dengan limbah sebagai media perantaranya
Limbah rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan yang sangat
potensial. Oleh karena itu limbah tersebut baik padat maupun cair perlu diolah terlebih
dahulu sebelum dibuang ke lingkungan ataupun saluran umum. Masalah yang sering muncul
dalam hal pengelolaan limbah rumah sakit adalah terbatasnya dana yang ada untuk
membangun fasilitas pengolahan limbah serta operasinya, khususnya untuk rumah sakit tipe
kecil dan menengah. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dikembangkan teknologi
pengelolaan limbah rumah sakit yang murah, mudah operasinya serta harganya terjangkau,
khususnya untuk rumah sakit dengan kapasitas kecil sampai sedang. Selain itu perlu
menyebar-luaskan informasi teknologi khususnya untuk pengolahan limbah rumah sakit,
sehingga dalam memilih teknologi pihak pengelola rumah sakit mendapatkan hasil yang
optimal.
Untuk menangani limbah yang dihasilkan, rumah sakit diwajibkan oleh pemerintah
menyediakan fasilitas-fasilitas baik penampungan maupun pengolahan limbah sebelum
limbah tersebut dibuang ke lingkungan. Oleh sebab itu, perlu dirancang sistem pengolahan
yang mampu mereduksi, menurunkan kadar pencemar ke taraf baku mutunya sehingga
menjamin kelestarian fungsi ekosistem. Diharapkan dengan terkelolanya limbah rumah sakit
secara benar, tingkat pencemaran yang ditimbulkan dapat dikurangi serta memberikan
kenyamanan bagi pasien ataupun masyarakat yang berada disekitar lingkungan rumah sakit
tersebut.
1.2 Khusus
Klinik Bersalin Dedari tahun 2008 yang berlokasi di jalan Rantai Damai no. 69D
Kelurahan Tuak Daun Merah. Rumah sakit yang dimiliki oleh Yayasan Dewanta Husada saat
ini sudah berubah status dari Klinik Bersalin menjadi Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
(RSIA) Dedari Kupang sejak dikeluakan Ijin Penyelenggara Rumah Sakit dari Dinas
Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan Nomor Dinkes. Yanmed. 20/445.1/II/2010.
Selain itu RSIA Dedari Kupang juga telah memperoleh penetapan Kelas Menkes, dengan
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomer :HK.03.05/I/2846/2012, tentang pemberian status
PENETAPAN KELAS RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK, tanggal 20 Desember
2012.
Maksud dan tujuan didirikannya RSIA Dedari Kupang adalah meningkatkan
perkembangan kondisi kesehatan dan menurunkan angka kematian Ibu dan Anak melalui
pemberian pelayanan kesehatan yang memadai di wilayah Nusa Tenggara Timur Khususnya
Kota Kupang
Standarisasi pelayanan RSIA Dedari Kota Kupang merupakan tantangan terbesar dalam
mewujudkan cita-cita tersebut, karena harus didukung oleh peningkatan kualitas seluruh
sumber daya yang ada dengan anggaran yang cukup tinggi. Namun dengan efisiensi dan
efektifitas di segala bidang serta semangat kebersamaan, RSIA Dedari Kota Kupang secara
berkesinambungan telah melakukan perubahan, pembaharuan dan penyempurnaan untuk
memberikan pelayanan terbaik sehingga keberadaannya dirasakan oleh masyarakat umum.
Saat ini sarana dan prasarana yang dimiliki oleh RSIA Dedari Kota Kupang untuk
memberikan standar pelayanan yang maksimal dan profesional adalah sebagai berikut:
a. Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Ibu dan Anak Dedari
b. Alamat : Jl. Rantai Damai no. 69D, TDM, Kupang-NTT
Telp/Fax. (0380) 8553914
c. Jumlah tempat tidur : 32 TT
d. Luas lahan : 1790 m2
e. Luas Bangunan : 1269 m2
f. Pemilik/pengelola : Yayasan Dewanta Husada
g. Sumber daya manusia :
- Dokter Umum : 12 Orang
- Dokter Spesialis : 7 Orang
- Tenaga medis : 19 Orang
- Tenaga non medis : 6 Orang
h. Sarana Transportasi :
- Ambulance : 1 unit
- Mobil operasional : 1 unit
- Motor operasional : 3 unit
i. Sumber air bersih :
- PAM : ada
- Sumur Bor : tidak ada
- Lain-lain : air tangki
- Bak Penampung Air : ada
j. Sumber daya listrik :
- PLN : 50 KVA
- Genset : 100 KVA
Saat ini RSIA Dedari kupang sedang melakukan pengembangan kapasitas rumah sakit
dengan melakukan pembangunan gedung baru yang terdiri dari 12 tempat Tidur sehingga
keseluruhan nantinya RSIA Dedari Kupang memiliki 50 Tempat Tidur. Dengan adanya
penambahan tersebut diharapkan RSIA Dedari dapat memberikan pelayanan yang optimal
bagi masyarakat. Dalam hal menjamin kelestarian lingkungan di sekitar rumah sakit, RSIA
Dedari berinisiatif membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah guna meningkatkan kualitas
dan standarisasi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
2. Tujuan
Tujuan pembangunan IPAL di RSIA Dedari adalah:
a. Untuk mengurangi dan menurunkan kadar pencemaran sesuai dengan baku mutu
lingkungan yang telah ditetapkan.
b. Mengurangi dampak terhadap pencemaran lingkungan disekitar rumah sakit.
c. Memberikan kenyamanan bagi pasien dan meningkatkan standar pelayanan Rumah
Sakit.
d. Meningkatkan kualitas dan standar rumah sakit.
3. Dasar Hukum
Adapun dasar hukum yang digunakan dalam pembangunan IPAL di RSIA Dedari adalah
sebagai berikut:
a. UU No.20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air
b. UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan
c. Kepmen LH No.58 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan
Rumah Sakit
d. Permenkes No.173/Menkes/Per/VIII/1997, tentang Pengawasan pencemaran Air dari
Badan Air untuk Berbagai Kegunaan yang Berhubungan dengan Kesehatan.
e. Keputusan Direktur Jendral PPM dan PLP no.HK.00.06.6.44 tentang Persyaratan &
Petunjuk Teknis Tatacara Penyehatan Lingkungan.
f. UU No. 44/2009 tentang Rumah Sakit
g. Permenkes No.147 tahun 2010 tentang Perizinan Rumah Sakit
h. Kepmenkes No. 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit
A. Sistem Drainage
Sistem yang digunakan dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah di RSIA Dedari
adalah perpaduan Sistem Anaerobik-Aerobik dengan memanfaatkan gravitasi sebagai
alat untuk mengalirkan air limbah menuju ke lokasi IPAL. Adapun komponen-
komponen yang digunakan pada IPAL tersebut adalah sebagai berikut:
a. Settler 2 Chamber/Kamar
Komponen ini adalah sistem pengendapan awal untuk memisahkan partikel limbah
dan sampah. Waktu tinggal selama 2 jam memberikan kesempatan terciptanya
lumpur aktif untuk menguraikan limbah. Penurunan COD/BOD yang terjadi tidak
terlalu signifikan, hanya 10-20% sehingga diperlukan pengolahan lanjutan untuk
memastikan penurunan COD/BOD yang signifikan.
e. Kolam Indikator
Komponen ini berfungsi untuk memastikan bahwa air limbah aman untuk dibuang ke
badan air. Biasanya kolam ini diisi ikan sebagai indikator pengukur.
Grease
Trap
Pemipaan dengan Bak Kontrol Pembuangan
Limbah B3
Biogas
Plant INLET Catatan: Air limbah yang
(optional) diperbolehkan diolah
dengan system terpadu
adalah limbah organic.
Settler
Limbah B3
- Kompor
- Lampu
- Water Anaerobic Filter (AF)
heater
Pembuangan ke Saluran
Drainase/dimanfaatkan
kembali
C. Konstruksi IPAL
Konstruksi Instalasi Pengolahan Air Limbah di RSIA Dedari Kupang terbuat dari
campuran antara batubata dan beton yang dibuat sesuai dengan perencanaan serta kedap
air sehingga komponen ipal tidak mengalami kebocoran yang dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan.(disain terlampir)
D. Parameter
Adapun parameter awal yang digunakan pada tahap perencanaan pembangunan IPAL di
RSIA Dedari adalah sebagai berikut:
Kadar Awal*
Parameter
(mg/L)
BOD5 540
COD 970
* berdasarkan hasil rata-rata kadar cod/bod rumah sakit yang pernah dibangun.
Dengan adanya instalasi pengolahan air limbah ini diharapkan bisa memenuhi standar
baku mutu air limbah rumah sakit sesuai dengan Kepmen LH No. 58 tahun 95 tentang
Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Rumah Sakit (Terlampir). Adapun baku mutu
yang disyaratkan adalah sebagai berikut:
LAPORAN KEGIATAN
PENGELOAAN LINGKUNGAN HIDUP
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DEDARI KUPANG
I. Pendahuluan
1.1 Gambaran Umum Perusahaan
a. Nama Perusahaan : Rumah Sakit Ibu dan Anak Dedari
b. Lokasi Kegiatan : Jl. Rantai Damai No. 69D, TDM, Kupang-NTT
c. Nama Pemrakarsa : dr. Dewa Putu Sahadewa, SpOGK
d. Alamat Pemrakarsa : Jl. Rantai Damai No. 69D, TDM, Kupang-NTT
e. Alamat Tempat Usaha: Jl. Rantai Damai No. 69D, TDM, Kupang-NTT
f. Status Kepemilikan : Yayasan
g. Luas Bangunan : 1269 m2
h. Skala Usaha : Menengah, Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit
Kesepakatan
dalam Keadaan Sekarang
Dokumen
No. Kualitas Lingkungan Hidup Keterangan
Sedang
Ada Tidak Ada Tidak Dikerjak
an
Pencemaran Air
a IPAL Dalam keadaan baik, saat
ini sedang dalam
pengawasan
b Septi Tank Keadaan baik
c Sistem Drainage Keadaan baik
d Memasang Alat Ukur Debit Air Belum dilakukan. Sedang
Limbah Pada Outlet IPAL dalam proses pengadaan
alat
e Melakukan Pencatatan Dan Belum dilakukan. Sedang
Pengukuran Debit Harian dalam proses pengadaan
alat
f Menyampaikan Laporan Berkala Belum dilakukan. Sedang
Yang Memuat Pengujian Kadar dalam proses pengadaan
Parameter Baku Mutu Limbah alat
Cair
Peningkatan Timbunan Sampah
a Tempat Sampah Keadaan baik
b Ijin TPS Limbah B3 Berupa perjanjian
kerjasama dengan
perusahaan pengelola
limbah B3 RSIA DEDARI
yang sudah mengantongi
ijin operasi
c Membangun TPS Limbah B3 TPS limbah B3 sedang
Sesuai Persyaratan Tenkis dikerjakan