Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KEGIATAN

PENGELOAAN LINGKUNGAN HIDUP


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
DEDARI KUPANG
2013

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DEDARI


Jl. Rantai Damai No 69 D Oebufu Kupang
Telp (0380) 8553914
LAPORAN KEGIATAN
PENGELOLAAN LIMBAH, POLUSI DAN K3
DI RSIA DEDARI KOTA KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR

1. Latar Belakang
1.1 Umum
Rumah sakit adalah merupakan fasilitas sosial yang tak mungkin dapat dipisahkan
dengan masyarakat, dan keberadaannya sangat diharapkan oleh masyarakat, karena sebagai
manusia atau masyarakat tentu menginginkan agar keseahatan tetap terjaga. Oleh karena itu
rumah sakit mempunyai kaitan yang erat dengan keberadaan kumpulan manusia atau
masyarakat tersebut. Di masa lalu, suatu rumah sakit dibangun di suatu wilayah yang
jaraknya cukup jauh dari daerah pemukiman, dan biasanya dekat dengan sungai dengan
pertimbangan agar pengelolaan limbah baik padat maupun cair tidak berdampak negatip
terhadap penduduk, atau bila ada dampak negatip maka dampak tersebut dapat diperkecil.
Sejalan dengan perkembangan penduduk yang sangat pesat, lokasi rumah sakit yang
dulunya jauh dari daerah pemukiman penduduk tersebut sekarang umumnya telah berubah
dan berada di tengah pemukiman penduduk yang cukup padat, sehingga masalah pencemaran
akibat limbah rumah sakit baik limbah padat atau limbah cair sering menjadi pencetus konflik
antara pihak rumah sakit dengan masyarakat yang ada di sekitarnya. Peningkatan jenis
pelayanan rumah sakit yang makin kompleks bisa menjadikan rumah sakit sebagai sumber
distribusi penyakit apabila limbah yang dihasilkannya tidak dikelola dengan baik dan tepat.
Limbah yang dihasilkan rumah sakit dapat berupa limbah padat, cair, dan gas yang sebagian
merupakan limbah klinis dan non-klinis sehingga berpotensi dalam penyebaran penyakit.
Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 58 tahun 1995, sebagian limbah
rumah sakit berkategori limbah cair yang berbahaya dan beracun sehingga merupakan salah
satu sebab buruknya kondisi sanitasi di lingkungan rumah sakit. Dampak negatif lainnya
sebagai akibat dari limbah rumah sakit yang belum ditangani dengan baik adalah gangguan
kesehatan dan keselamatan kerja personil di rumah sakit. Ini disebabkan oleh komponen
infection waste yang ditunjukkan oleh kandungan mikroba patogen, zat kimia atau radiasi
dengan limbah sebagai media perantaranya
Limbah rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan yang sangat
potensial. Oleh karena itu limbah tersebut baik padat maupun cair perlu diolah terlebih
dahulu sebelum dibuang ke lingkungan ataupun saluran umum. Masalah yang sering muncul
dalam hal pengelolaan limbah rumah sakit adalah terbatasnya dana yang ada untuk
membangun fasilitas pengolahan limbah serta operasinya, khususnya untuk rumah sakit tipe
kecil dan menengah. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dikembangkan teknologi
pengelolaan limbah rumah sakit yang murah, mudah operasinya serta harganya terjangkau,
khususnya untuk rumah sakit dengan kapasitas kecil sampai sedang. Selain itu perlu
menyebar-luaskan informasi teknologi khususnya untuk pengolahan limbah rumah sakit,
sehingga dalam memilih teknologi pihak pengelola rumah sakit mendapatkan hasil yang
optimal.
Untuk menangani limbah yang dihasilkan, rumah sakit diwajibkan oleh pemerintah
menyediakan fasilitas-fasilitas baik penampungan maupun pengolahan limbah sebelum
limbah tersebut dibuang ke lingkungan. Oleh sebab itu, perlu dirancang sistem pengolahan
yang mampu mereduksi, menurunkan kadar pencemar ke taraf baku mutunya sehingga
menjamin kelestarian fungsi ekosistem. Diharapkan dengan terkelolanya limbah rumah sakit
secara benar, tingkat pencemaran yang ditimbulkan dapat dikurangi serta memberikan
kenyamanan bagi pasien ataupun masyarakat yang berada disekitar lingkungan rumah sakit
tersebut.
1.2 Khusus
Klinik Bersalin Dedari tahun 2008 yang berlokasi di jalan Rantai Damai no. 69D
Kelurahan Tuak Daun Merah. Rumah sakit yang dimiliki oleh Yayasan Dewanta Husada saat
ini sudah berubah status dari Klinik Bersalin menjadi Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
(RSIA) Dedari Kupang sejak dikeluakan Ijin Penyelenggara Rumah Sakit dari Dinas
Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan Nomor Dinkes. Yanmed. 20/445.1/II/2010.
Selain itu RSIA Dedari Kupang juga telah memperoleh penetapan Kelas Menkes, dengan
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomer :HK.03.05/I/2846/2012, tentang pemberian status
PENETAPAN KELAS RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK, tanggal 20 Desember
2012.
Maksud dan tujuan didirikannya RSIA Dedari Kupang adalah meningkatkan
perkembangan kondisi kesehatan dan menurunkan angka kematian Ibu dan Anak melalui
pemberian pelayanan kesehatan yang memadai di wilayah Nusa Tenggara Timur Khususnya
Kota Kupang
Standarisasi pelayanan RSIA Dedari Kota Kupang merupakan tantangan terbesar dalam
mewujudkan cita-cita tersebut, karena harus didukung oleh peningkatan kualitas seluruh
sumber daya yang ada dengan anggaran yang cukup tinggi. Namun dengan efisiensi dan
efektifitas di segala bidang serta semangat kebersamaan, RSIA Dedari Kota Kupang secara
berkesinambungan telah melakukan perubahan, pembaharuan dan penyempurnaan untuk
memberikan pelayanan terbaik sehingga keberadaannya dirasakan oleh masyarakat umum.
Saat ini sarana dan prasarana yang dimiliki oleh RSIA Dedari Kota Kupang untuk
memberikan standar pelayanan yang maksimal dan profesional adalah sebagai berikut:
a. Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Ibu dan Anak Dedari
b. Alamat : Jl. Rantai Damai no. 69D, TDM, Kupang-NTT
Telp/Fax. (0380) 8553914
c. Jumlah tempat tidur : 32 TT
d. Luas lahan : 1790 m2
e. Luas Bangunan : 1269 m2
f. Pemilik/pengelola : Yayasan Dewanta Husada
g. Sumber daya manusia :
- Dokter Umum : 12 Orang
- Dokter Spesialis : 7 Orang
- Tenaga medis : 19 Orang
- Tenaga non medis : 6 Orang
h. Sarana Transportasi :
- Ambulance : 1 unit
- Mobil operasional : 1 unit
- Motor operasional : 3 unit
i. Sumber air bersih :
- PAM : ada
- Sumur Bor : tidak ada
- Lain-lain : air tangki
- Bak Penampung Air : ada
j. Sumber daya listrik :
- PLN : 50 KVA
- Genset : 100 KVA
Saat ini RSIA Dedari kupang sedang melakukan pengembangan kapasitas rumah sakit
dengan melakukan pembangunan gedung baru yang terdiri dari 12 tempat Tidur sehingga
keseluruhan nantinya RSIA Dedari Kupang memiliki 50 Tempat Tidur. Dengan adanya
penambahan tersebut diharapkan RSIA Dedari dapat memberikan pelayanan yang optimal
bagi masyarakat. Dalam hal menjamin kelestarian lingkungan di sekitar rumah sakit, RSIA
Dedari berinisiatif membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah guna meningkatkan kualitas
dan standarisasi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.

2. Tujuan
Tujuan pembangunan IPAL di RSIA Dedari adalah:
a. Untuk mengurangi dan menurunkan kadar pencemaran sesuai dengan baku mutu
lingkungan yang telah ditetapkan.
b. Mengurangi dampak terhadap pencemaran lingkungan disekitar rumah sakit.
c. Memberikan kenyamanan bagi pasien dan meningkatkan standar pelayanan Rumah
Sakit.
d. Meningkatkan kualitas dan standar rumah sakit.

3. Dasar Hukum
Adapun dasar hukum yang digunakan dalam pembangunan IPAL di RSIA Dedari adalah
sebagai berikut:
a. UU No.20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air
b. UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan
c. Kepmen LH No.58 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan
Rumah Sakit
d. Permenkes No.173/Menkes/Per/VIII/1997, tentang Pengawasan pencemaran Air dari
Badan Air untuk Berbagai Kegunaan yang Berhubungan dengan Kesehatan.
e. Keputusan Direktur Jendral PPM dan PLP no.HK.00.06.6.44 tentang Persyaratan &
Petunjuk Teknis Tatacara Penyehatan Lingkungan.
f. UU No. 44/2009 tentang Rumah Sakit
g. Permenkes No.147 tahun 2010 tentang Perizinan Rumah Sakit
h. Kepmenkes No. 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit

4. Penanganan Limbah di RSIA DEDARI.


Dalam pelaksanaan kegiatan rumah sakit sehari-hari, RSIA Dedari menyadari akan
pentingnya pengelolaan limbah yang baik untuk memberikan kenyamanan bagi pasien
yang dirawat di RSIA Dedari. Beberapa tindakan sudah dilaksanakan untuk menangani
limbah yang dihasilkan dari berbagai tempat yang berpotensi menghasilkan limbah
seperti Ruang Bersalin, Laboratorium, Dapur, Ruang Cuci, tempat genset, dan lain-lain.
Adapun kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan untuk penanganan limbah di RSIA
Dedari adalah sebagai berikut:

4.1 Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


Sejak bulan Juni tahun 2013, RSIA Dedari sudah melaksanakan pembangunan instalasi
penolahan air limbah (IPAL). IPAL tersebut akan mengolah 12 m3 limbah cair perhari
yang dihasilkan dari kegiatan di RSIA Dedari. Instalasi Pengolahan Air Limbah di RSIA
Dedari Kupang hanya diperuntukan untuk mengolah limbah cair domestik yang
dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit sehari-hari. IPAL tersebut didesain oleh tenaga ahli
profesional sehingga menghasilkan desain yang sesuai dan air buangannya aman dibuang
menuju badan air ataupun dimanfaatkan kembali dan sesuai dengan standar baku mutu
air limbah rumah sakit yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Gambar 1. Pengelolaan Limbah Cair

A. Sistem Drainage
Sistem yang digunakan dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah di RSIA Dedari
adalah perpaduan Sistem Anaerobik-Aerobik dengan memanfaatkan gravitasi sebagai
alat untuk mengalirkan air limbah menuju ke lokasi IPAL. Adapun komponen-
komponen yang digunakan pada IPAL tersebut adalah sebagai berikut:

a. Settler 2 Chamber/Kamar
Komponen ini adalah sistem pengendapan awal untuk memisahkan partikel limbah
dan sampah. Waktu tinggal selama 2 jam memberikan kesempatan terciptanya
lumpur aktif untuk menguraikan limbah. Penurunan COD/BOD yang terjadi tidak
terlalu signifikan, hanya 10-20% sehingga diperlukan pengolahan lanjutan untuk
memastikan penurunan COD/BOD yang signifikan.

Gambar 2. Settler 2 Chamber

b. Anaerobik Filter (AF) 4 Chamber/Kamar


Komponen ini adalah komponen utama dalam rangka menurunkan COD/BOD.
Sering disebut dengan dengan reaktor bermedia. Komponen ini terdiri dari beberapa
reaktor yang didalamnya terdapat saringan yang tersusun oleh batu gunung sehingga
mikroorganisme dapat tinggal lebih lama di rongga dan pori-pori batu untuk
menguraikan kandungan limbah yang terdapat air limbah. Penurunan COD/BOD
yang dihasilkan dalam komponen ini bisa mencapai sampai dengan 95%.
Gambar 3. Anaerobik Filter/ Saringan Anaerobik

c. Horizontal Gravel Filter (HGF)/Taman Krikil


Merupakan komponen pengolah air limbah secara aerobik dengan memberikan
sentuhan oksigen/udara kepada air limbah setelah keluar dari Anaerobik Filter.
Sentuhan oksigen akan membunuh bakteri anaerobik sedangkan tanaman yang
ditanam akan menyerap mineral-mineral yang dihasilkan oleh air limbah.

Gambar 4. Taman Krikil


d. Dinding Aerasi
Komponen ini berfungsi hampir sama dengan horizontal gravel filter/taman krikil
yaitu memberikan sentuhan udara dengan tujuan menurunkan kadar bau yang
dihasilkan oleh hasil pengolahan air limbah dan membunuh bakteri-bakteri yang
masih tersisa dari hasil olahan di HGF.

e. Kolam Indikator
Komponen ini berfungsi untuk memastikan bahwa air limbah aman untuk dibuang ke
badan air. Biasanya kolam ini diisi ikan sebagai indikator pengukur.

Gambar 5. Kolam Indikator


B. Bagan Alir
Bagan alir ini ditujukan untuk memastikan limbah apa saja yang bisa diolah di
komponen air limbah yang sudah direncanakan sehingga menghasilkan hasil pengolahan
yang sesuai dengan standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Bagan Alir IPAL Rumah Sakit

KM/WC Dapur Laundry Laboratorium R. Operasi R. Rontgent

Grease
Trap
Pemipaan dengan Bak Kontrol Pembuangan
Limbah B3

Biogas
Plant INLET Catatan: Air limbah yang
(optional) diperbolehkan diolah
dengan system terpadu
adalah limbah organic.
Settler

Limbah B3

Pilih an Limbah Organik


Pemanfaatan Anaerobic Baffled Reactor (ABR)
gas bio berikut: (optional)

- Kompor
- Lampu
- Water Anaerobic Filter (AF)
heater

Horizontal Gravel Filter


(HGF)

Dinding Aerasi + Kolam


Indikator

Pembuangan ke Saluran
Drainase/dimanfaatkan
kembali

C. Konstruksi IPAL
Konstruksi Instalasi Pengolahan Air Limbah di RSIA Dedari Kupang terbuat dari
campuran antara batubata dan beton yang dibuat sesuai dengan perencanaan serta kedap
air sehingga komponen ipal tidak mengalami kebocoran yang dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan.(disain terlampir)

D. Parameter
Adapun parameter awal yang digunakan pada tahap perencanaan pembangunan IPAL di
RSIA Dedari adalah sebagai berikut:
Kadar Awal*
Parameter
(mg/L)
BOD5 540
COD 970
* berdasarkan hasil rata-rata kadar cod/bod rumah sakit yang pernah dibangun.
Dengan adanya instalasi pengolahan air limbah ini diharapkan bisa memenuhi standar
baku mutu air limbah rumah sakit sesuai dengan Kepmen LH No. 58 tahun 95 tentang
Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Rumah Sakit (Terlampir). Adapun baku mutu
yang disyaratkan adalah sebagai berikut:

Kadar Maksimum sesuai Kepmen


Parameter Hasil Akhir*
(mg/L)
BOD5 32 75
COD 91 100
TSS >100 100
pH 6-7 6-9
*berdasarkan perhitungan

E. Pemasangan alat Ukur Debit Air Limbah Pada Outlet IPAL


Pemasangan alat ukur debit air limbah pada outlet IPAL belum dapat dilakukan karena
alat sedang dalam proses pengadaan/pemesanan.

F. Pencatatan dan Pengukuran Debit Harian


Terkait dengan alat yang belum tersedia sehingga pencatatan dan pengukuran debit
harian pun belum dapat dilakukan

4.2 Penanganan Sampah Medis dan Non-Medis


A. Tempat Sampah
a. Sampah Medis
Dalam penangananan sampah medis seperti spite, bekas infus serta material
bekas operasi, pihak RSIA Dedari bekerjasama dengan pihak rumah sakit Kota
Kupang sesuai dengan nota kesepakatan (MoU) NOMOR:
RSUD.KJK.445/444/VI/2013. Dalam hal ini semua sampah medis yang
dihasilkan oleh RSIA dedari akan ditampung pada tempat yang sudah disediakan
dan selanjutnya oleh Pihak RSU Kota Kupang akan melakukan pengolahan
dengan pembakaran menggunakan incenerator yang dimiliki.
b. Sampah Non-medis
Untuk sampah non-medis, RSIA dedari memiliki tempat penampungan sementara
yang terletak dibelakang ruang bersalin dan selanjutnya sampah tersebut akan
diambil oleh mobil dinas kebersihan dan pertamanan pada hari jumat setiap
minggu.

4.3 Penanganan Limbah B3


RSIA Dedari memiliki sebuah laboratorium yang bekerjasama dengan Laboratorium
Citra Kartika. Kerjasama ini ditandai dengan nota kesepakatan (MoU) NOMOR:
020/LABKE3S/V/2012. Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari semua limbah B3
yang dihasilkan dilaboratorium akan ditampung dan selanjutnya dibawa ke Kantor
Pusat Apotek Citra Kartika di Koenino. Untuk lebih menjamin bahwa limbah B3 yang
ditampung tidak menimbulkan pencemaran, pihak RSIA Dedari saat ini sedang
membangun tempat penampungan limbah B3 yang lebih representatif.
5. Penanganan Polusi Udara
Untuk penanganan polusi udara yang disebabkan oleh generator listrik (genset) yang
terpasang di RSIA Dedari, sudah dilakukan penambahan panjang cerobong asap. Alat
untuk mengukur emisi udara cerobong saat ini sedang rusak dan tidak ada alat pengganti
sehingga pengukuran tidak dapat dilakukan. Laporan Hasil Pengujian Emisi Cerobong
Kepada Instansi Lingkungan Hidup Terkait belum dapat dilakukan karena belum belum
dilakukannya pengukuran emisi udara cerobong.

6. Kecelakaan Kerja dan Kebakaran


A. Sarana dan Prasarana K3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan instrumen memproteksi pekerja,
perusahaan, lingkungan hidup dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan
kerja. K3 bertujuan mencegah, mengurangi bahkan menihilkan risiko kecelakaan
kerja (zero accident). Sesuai dengan tujuannya, RSIA Dedari telah menetapkan
kebijakan berupa prosedur tetap terkait K3 kepada petugas RSIA Dedari yang harus
dipatuhi dan dijalankan setiap melakukan produr-prosedur terkait. Pelatihan-
pelatihanpun rutin dilakukan unutk meningkatkan pengetahuan dan keahlian
pegawai. Dari segi konstruksi gedung beserta perlengkapannya dan
operasionalisasinya terhadap bahaya kebakaran, jaringan elektrik dan komunikasi,
kulaitas udara, pencahayaan, kebisingan, display unuit (tata ruang dan alat), hygiene,
sanitasi, sudah cukup dikelola dengan baik sesuai dengan standart dan kebijakan.
Selain itu juga RSIA DedarI terus mengupayakan perbaikan dan peningkatan kualitas
baik dari ketenagaan maupun kualiatas perusahahan guna terciptanya kesejahteraan
bersama.

Gambar 6. Contoh Sarana K3 sederhana RS


B. Sarana Dan Prasarana Pemadan Kebakaran
RSIA Dedari telah memiliki APAR sebanyak .buah yang sudah diletakkan
ditempat yang strategis di RS dan mudah di jangkau oleh pengguna. APAR yang ada
di RSIA Dedari terus dilakukan pemeriksaan/pengecekan dan pembaharuan untuk
meyakinkan bahwa alat siap digunakan kapanpun. Pada setiap APAR telah
dilengkapi dengan tata cara singkat penggunaan APAR sehingga baik Petugas
ataupun masyarakat awam dapat dengan mudah menggunkanan APAR jika sewaktu-
waktu terjadi bencana. Petugas RSIA Dedari juga telah dibekali dengan pelatihan-
pelatihan tekait penggunaan APAR dan penanganan bencana.

Gambar 7. Kegiatan pelatihan penggunaan APAR


7. Penutup
Demikian laporan ini dibuat untuk memberikan penjelaskan tentang penanganan
Limbah, Polusi dan K3 di RSIA Dedari Kupang. Semoga hal ini dapat memberikan
gambaran tentang sistem tersebut dan menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi
Bapak/ibu. Terimakasih

Kupang, 12 Desember 2013


Dibuat oleh,

dr. Husein Pancratius R


Direktur
Lampiran

LAPORAN KEGIATAN
PENGELOAAN LINGKUNGAN HIDUP
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DEDARI KUPANG

I. Pendahuluan
1.1 Gambaran Umum Perusahaan
a. Nama Perusahaan : Rumah Sakit Ibu dan Anak Dedari
b. Lokasi Kegiatan : Jl. Rantai Damai No. 69D, TDM, Kupang-NTT
c. Nama Pemrakarsa : dr. Dewa Putu Sahadewa, SpOGK
d. Alamat Pemrakarsa : Jl. Rantai Damai No. 69D, TDM, Kupang-NTT
e. Alamat Tempat Usaha: Jl. Rantai Damai No. 69D, TDM, Kupang-NTT
f. Status Kepemilikan : Yayasan
g. Luas Bangunan : 1269 m2
h. Skala Usaha : Menengah, Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit

II. Pemantauan Kualitas Lingkungan Hidup

Kesepakatan
dalam Keadaan Sekarang
Dokumen
No. Kualitas Lingkungan Hidup Keterangan
Sedang
Ada Tidak Ada Tidak Dikerjak
an
Pencemaran Air
a IPAL Dalam keadaan baik, saat
ini sedang dalam
pengawasan
b Septi Tank Keadaan baik
c Sistem Drainage Keadaan baik
d Memasang Alat Ukur Debit Air Belum dilakukan. Sedang
Limbah Pada Outlet IPAL dalam proses pengadaan
alat
e Melakukan Pencatatan Dan Belum dilakukan. Sedang
Pengukuran Debit Harian dalam proses pengadaan
alat
f Menyampaikan Laporan Berkala Belum dilakukan. Sedang
Yang Memuat Pengujian Kadar dalam proses pengadaan

Parameter Baku Mutu Limbah alat
Cair
Peningkatan Timbunan Sampah
a Tempat Sampah Keadaan baik
b Ijin TPS Limbah B3 Berupa perjanjian
kerjasama dengan
perusahaan pengelola
limbah B3 RSIA DEDARI
yang sudah mengantongi
ijin operasi
c Membangun TPS Limbah B3 TPS limbah B3 sedang
Sesuai Persyaratan Tenkis dikerjakan

Kecelakaan Kerja Dan Kebakaran


a Ketersediaan Sarana dan Tersedia

Prasarana K3
b Ketersediaan Sarana dan Tersedia

Prasarana Pemadam Kebakaran
Penurunan Kualitas Udara
a Genset (Ruang Genset) Keadaan baik
b Melakukan Pengukuran Emisi Alat untuk mengukur emisi
Udara Cerobong udara cerobong saat ini
sedang rusak dan tidak ada

alat pengganti sehingga
pengukuran tidak dapat
dilakukan
c Menyampaikan Laporan Hasil Belum dapat dilakukan
Pengujian Emisi Cerobong karena tidak dapat

Kepada Instansi Lingkungan melakukan pengukuran
Hidup Terkait

Kupang, 12 Desember 2013


Dibuat oleh,

dr. Husein Pancratius R


Direktur

Anda mungkin juga menyukai