Pendahuluan
Sirosis terjadi pada ratusan juta penduduk di seluruh dunia. Di Amerika Serikat,
sirosis merupakan penyebab kematian utama diantara penyakit hepatobilier dan
digestif, sekitar 30.000 kematian per tahun. (Harrison Sirhep)
Sirosis hepatis bisa disebabkan oleh berbagai penyebab antara lain infeksi
hepatitis kronis, penggunaan alkohol berlebih, penyakit fatty liver, penyakit
autoimun, infeksi parasit (skistosomiasis), sirosis bilier, obstruksi bilier,
hemokromatosis, dan toksisitas obat-obatan (seperti metotreksat atau
hipervitaminosis A). (Harrison sirhep, don rockey, william sanchez, JOEL J.
HEIDELBAUGH,)
Bab III
Analisis Kasus
Perut membesar karena adanya cairan atau yang dikenal dengan ascites,
umumnya terjadi secara perlahan dan pembesaran umumnya simetris/sama kiri
dan kanan. Pembesaran abdomen karena adanya cairan bisa disebabkan oleh
adanya gangguan pada jantung, ginjal, hepar, atau adanya kelainan pada albumin
yaitu kondisi hipoalbumin. Ascites terjadi karena adanya perpindahan cairan dari
intravaskuler ke ekstraseluler, hal ini terjadi karena adanya penurunan tekanan
onkotik (yang diatur oleh albumin) atau peningkatan tekanan hidrostatik (yang
diatur oleh volume cairan intravaskuler).
Gangguan pada jantung yang bisa menyebabkan ascites adalah CHF
(Congestive Heart Failure). Pada CHF terjadi peningkatan tekanan hidrostatik,
sehingga akan terjadi perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler
(interstisial). Pada CHF gejala yang ada umumnya bukan hanya ascites saja tetapi
juga edema seperti pada pretibial dan dorsum pedis. Juga adanya sesak disertai
batuk karena adanya edema pulmonal. Sedangkan pada pasien ini hanya ada
ascites tanpa disertai sesak nafas. Selain itu, pada pemeriksaan fisik pasien CHF
seharusnya ada peningkatan tekanan vena jugularis, sedangkan pada pasien ini
tidak sehingga kemungkinan adanya cairan karena CHF bisa disingkirkan.
Gangguan pada hati juga bisa menyebabkan ascites, yaitu sirosis hepatis.
Asites pada sirosis hepatis terjadi karena adanya hipertensi porta yang merupakan
gabungan hasil peningkatan resistensi vaskular intra hepatik dan peningkatan
aliran darah melalui sistem porta, hipoalbuminemia, dan hiperaldosteronemia.
Gabungan dari ketiga hal tersebut menyebabkan peningkatan permeabilitas
vaskular sehingga terjadilah kebocoran plasma ke jaringan interstisial.