Anda di halaman 1dari 5

Bab I

Pendahuluan

Sirosis hepatis memiliki banyak penyebab. Gambaran patologis pada pasien


dengan sirosis hepatis adalah terbentuknya fibrosis pada struktur hepar dengan
adanya pembentukan nodul. Hal ini menyebabkan penurunan massa sel hepatosit,
juga fungsi sel hepar, dan gangguan aliran darah. (Harrisson Sirhep)

Sirosis terjadi pada ratusan juta penduduk di seluruh dunia. Di Amerika Serikat,
sirosis merupakan penyebab kematian utama diantara penyakit hepatobilier dan
digestif, sekitar 30.000 kematian per tahun. (Harrison Sirhep)

Sirosis hepatis bisa disebabkan oleh berbagai penyebab antara lain infeksi
hepatitis kronis, penggunaan alkohol berlebih, penyakit fatty liver, penyakit
autoimun, infeksi parasit (skistosomiasis), sirosis bilier, obstruksi bilier,
hemokromatosis, dan toksisitas obat-obatan (seperti metotreksat atau
hipervitaminosis A). (Harrison sirhep, don rockey, william sanchez, JOEL J.

HEIDELBAUGH,)
Bab III

Analisis Kasus

Tn. HA 64 tahun datang dengan keluhan utama perut terasa semakin


membesar sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. 4 tahun yang lalu, os
mengeluh sering demam dan meriang pada malam hari, batuk (-), sesak (-), pusing
(-), mual(-), muntah (-), nyeri perut (-), keringat dingin (-), nafsu makan menurun
(-), penurunan berat badan (-), perut terasa membesar (-), BAK dan BAB biasa,
badan terlihat kuning (-), badan lemas (-). Kemudian os berobat ke SpPD dan
dikatakan sakit liver, dirawat selama 1 bulan, os pulang dengan perbaikan.

3 tahun yang lalu, os kembali mengeluh demam dan meriang pada


malam hari, batuk (-), sesak nafas (-), batuk (-), keringat dingin pada malam hari
(-), nafsu makan menurun (-), penurunan berat badan (-), badan lemas (+), badan
terasa kuning (+), nyeri perut (-), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-), perut
terasa membesar (-), BAK dan BAB biasa. Kemudian os berobat ke SpPD di RS
Bunda dikatakan sakit hepatitis B kronis, os pulang dengan perbaikan dan rutin
mengkonsumsi obat Sebivo dan kontrol di poli PDL RSMH setiap bulan.

2 tahun yang lalu, os mengeluh BAB hitam frekuensi 3x, sebanyak


gelas, 1x/hari. Os juga mengeluh mual (+), muntah (+), muntah hitam (+),
frekuensi 1x, sekitar gelas, nyeri ulu hati (+), pusing (+), mata berkunang-
kunang (+), lemas (+). Konsumsi NSAID atau steroid jangka panjang (-).
Kemudian os datang untuk kontrol rutin di Poli RSMH, os mengalami penurunan
kesadaran saat konsultasi. Os dirawat, dikatakan mengalami anemia dan mendapat
transfusi 4 kantong darah. Os pulang dengan perbaikan.

Sejak 2 minggu SMRS, os mengeluh perut terasa semakin membesar


perlahan-lahan, pembesaran sama kiri dan kanan, perut terasa penuh (+), tidak
bisa makan banyak (+), nyeri perut (-), mual(-), muntah (-), muntah hitam (-),
nafsu makan menurun (-), penurunan berat badan (-), sesak nafas (-), pasien biasa
tidur dengan satu bantal dan lebih nyaman tidur miring ke kanan atau kiri, mata
sembap di pagi hari (-), demam (-), BAK dan BAB biasa frekuensi 1-2x/hari,
BAB hitam (-), badan kuning (-). Kemudian os berobat ke RSMH.

Pada pemeriksaan fisik, didapatkan sklera ikterik, venektasi pada abdomen


regio kanan bawah, juga didapatkan penonjolan umbilikus, lien yang teraba
membesar di skufner 2, shifting dullness (+), edema pretibial (+), sedangkan
pemeriksaan lain dalam batas normal.

Berdasarkan keluhan pasien, dapat dipikirkan beberapa kemungkinan


penyebab perut membesar yaitu adanya udara, massa, atau cairan dalam abdomen.
Pada pembesaran abdomen karena udara, pembesaran terjadi secara akut.
Sedangkan pada pasien ini perut terasa semakin membesar sejak 2 minggu yang
lalu, sehingga kemungkinan perut membesar karena adanya udara bisa
disingkirkan. Selain itu, perut membesar karena adanya udara juga biasanya
disertai dengan nyeri perut, sedangkan pada pasien ini tidak ada nyeri perut.

Sedangkan perut membesar karena adanya massa umumnya terjadi secara


perlahan. Pada pasien ini pembesaran perut sama kiri dan kanan, sedangkan pada
pembesaran karena adanya tumor umumnya terjadi secara perlahan dan tidak
simetris. Umumnya pembesaran abdomen hanya pada sisi yang ada tumor saja,
sehingga kemungkinan pembesaran abdomen karena adanya massa dapat
disingkirkan.

Perut membesar karena adanya cairan atau yang dikenal dengan ascites,
umumnya terjadi secara perlahan dan pembesaran umumnya simetris/sama kiri
dan kanan. Pembesaran abdomen karena adanya cairan bisa disebabkan oleh
adanya gangguan pada jantung, ginjal, hepar, atau adanya kelainan pada albumin
yaitu kondisi hipoalbumin. Ascites terjadi karena adanya perpindahan cairan dari
intravaskuler ke ekstraseluler, hal ini terjadi karena adanya penurunan tekanan
onkotik (yang diatur oleh albumin) atau peningkatan tekanan hidrostatik (yang
diatur oleh volume cairan intravaskuler).
Gangguan pada jantung yang bisa menyebabkan ascites adalah CHF
(Congestive Heart Failure). Pada CHF terjadi peningkatan tekanan hidrostatik,
sehingga akan terjadi perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler
(interstisial). Pada CHF gejala yang ada umumnya bukan hanya ascites saja tetapi
juga edema seperti pada pretibial dan dorsum pedis. Juga adanya sesak disertai
batuk karena adanya edema pulmonal. Sedangkan pada pasien ini hanya ada
ascites tanpa disertai sesak nafas. Selain itu, pada pemeriksaan fisik pasien CHF
seharusnya ada peningkatan tekanan vena jugularis, sedangkan pada pasien ini
tidak sehingga kemungkinan adanya cairan karena CHF bisa disingkirkan.

Gangguan pada ginjal yang dapat menyebabkan ascites adalah sindrom


nefrotik, gagal ginjal. Pasien dengan sindrom nefrotik biasanya datang dengan
keluhan bengkak pada seluruh tubuh juga termasuk sembap di kelopak mata, juga
disertai keluhan BAK berbusa. Sedangkan pada pasien ini tidak ada sehingga
kemungkinan pembesaran abdomen karena sindrom nefrotik bisa disingkirkan.
Gangguan ginjal lain yang dapat menyebabkan pembesaran abdomen adalah
CKD, karena pada pasien dengan CKD terjadi gangguan fungsi ginjal dalam hal
ini fungsi ekskresi. Sehingga akan terjadi peningkatan tekanan hidrostatik
intravaskular.

Gangguan pada hati juga bisa menyebabkan ascites, yaitu sirosis hepatis.
Asites pada sirosis hepatis terjadi karena adanya hipertensi porta yang merupakan
gabungan hasil peningkatan resistensi vaskular intra hepatik dan peningkatan
aliran darah melalui sistem porta, hipoalbuminemia, dan hiperaldosteronemia.
Gabungan dari ketiga hal tersebut menyebabkan peningkatan permeabilitas
vaskular sehingga terjadilah kebocoran plasma ke jaringan interstisial.

Kondisi lain yang bisa menyebabkan ascites adalah hipoalbuminemia.


Keadaan hipoalbumin bisa disebabkan oleh malnutrisi, gangguan pembentukan
(sirosis hepatis), keadaan seperti sindrom nefrotik dimana albumin ikut keluar
bersama urin. Keadaan malnutrisi biasanya dapat dilihat dari perbandingan BB
dan TB, pada pasien ini masih tergolong normal.
Pasien ini juga pernah mengeluh BAB dan muntah hitam pada 2 tahun
yang lalu. Adanya BAB dan muntah hitam menandakan kemungkinan adanya
varises esofagus, yang harus dibuktikan dengan pemeriksaan endoskopi. BAB dan
muntah hitam bisa menyebabkan penurunan kadar hemoglobin pasien, sehingga
pada pasien ini juga perlu dilakukan pemeriksaan darah rutin. Selain itu, dari
pemeriksaan fisik pada pasien ini ditemukan sklera ikterik yang menandakan
adanya hiperbilirubinemia. Hiperbilirubinemia jarang ditemukan pada pasien de

Anda mungkin juga menyukai