Upaya Pemerintah Republik Indonesia Di Manila
Upaya Pemerintah Republik Indonesia Di Manila
A. Latar Belakang
adalah Perwakilan Diplomatik Republik Indonesia yang dipimpin oleh seorang Duta
Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh, yang bertanggung jawab kepada Presiden
melalui Menteri Luar Negeri. Tugas pokok KBRI di Manila adalah melaksanakan
(NKRI), melindungi warga negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia
Undang-Undang No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri secara tegas
pengayoman, perlindungan, dan bantuan hukum bagi warga negara dan badan hukum
1
http://www.kemlu.go.id/manila/id/tentang-perwakilan/Documents/LKJ%202015.pdf,
2
UU tentang Hubungan Luar Negeri, http://pustakahpi.kemlu.go.id/dir_dok/UU-No.37.1999%20-
tentang-Hubungan-Luar-Negeri.pdf, diakses pada tanggal 23 maret 2017.
1
Di dalam negeri, seiring dalam rangka penguatan diplomasi Indonesia,
Kementrian Luar Negeri Indonesia telah membentuk suatu direktorat yang berkaitan
langsung dengan perlindungan WNI di luar negeri sejak tahun 2002, yaitu Direktorat
Perlindungan WNI dan BHI di luar negeri. Direktorat ini berada di bawah Direktorat
Jenderal Protokol dan Konsuler yang bertugas untuk mengurus masalah kebijakan dan
standarisasi teknis di bidang perlindungan dan bantuan hukum kepada WNI dan BHI.
Direktorat Perlindungan WNI dan BHI mempunyai tugas pokok untuk melindungi
WNI di luar negeri meliputi tenaga kerja Indonesia (TKI), professional, mahasiswa,
negeri antara lain Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Perseroan Terbatas (PT), dan
cabang di negara lain.3 Hal ini menjadi tugas penting bagi Perwakilan RI Manila untuk
November 1949. Hubungan baik Indonesia dan Filipina tercermin dari kegiatan saling
kunjung pemimpin dan pejabat tinggi kedua Negara, seperti kunjungan kenegaraan
Presiden RI, Joko Widodo pada 8-9 Februari 2015 dan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada 22-24 Mei 2014, serta kunjungan kenegaraan Presiden S. Aquino III
ke Indonesia pada 8 Maret 2011 dan pada kesempatan Bali Democracy Forum (BDF)
ke-7 di Bali, 10 Oktober 2014. Selain itu ditambah lagi dengan kunjungan kenegaraan
3
Syahmin Ak, Hukum Diplomatik Dalam Kerangka Studi Analisis, Rajawali Pers, Jakarta, 2008, hal.
241.
2
yang dilakukan oleh Presiden Filipina Rodigro Duterte ke Indonesia pada 9 September
2016.4
dan sebagai negara anggota ASEAN menjadi tantangan tersendiri bagi Perwakilan RI
di Filipina dalam melaksanakan upaya perlindungan terhadap WNI dan BHI. Hal ini
terutama terkait arus pergerakan manusia serta kerentanan transnasional. Pada tahun
2015, menurut data agregat yang tercatat di Perwakilan RI di Filipina terdapat sekitar
13.503 WNI yang tinggal menetap di Filipina.5 Kedekatan wilayah antara Indonesia
dan Filipina tidak menutup kemungkinan dari timbulnya potensi permasalahan antara
kedua negara.
yang dilakukan oleh Abu Sayyaf kepada sebanyak 25 Anak Buah Kapal (ABK)
Indonesia yang disandera di daerah Filipina Selatan. Terkait hal ini KBRI Manila
dengan bantuan berbagai pihak telah berhasil membebaskan dan memulangkan sandera
melalui diplomasi total dengan cara negosiasi satu pintu. Ketiga, mengenai
pelanggaran keimigrasian di Filipina yang dilakukan oleh sebanyak 177 WNI yang
terduga telah menggunakan paspor Filipina secara ilegal untuk tujuan pergi haji.
Terkait kasus ini, KBRI Manila telah memverifikasi WNI, memberikan pelayanan
4
Rencana Strategis (Renstra) KBRI Manila Tahun 2015-2019,
http://www.kemlu.go.id/manila/id/tentang-perwakilan/Documents/Renstra%20KBRI%20Manila.pdf,
diakses pada tanggal 23 maret 2017.
5
Data Agregat WNI di Luar Negeri,
http://www.rumahpemilu.com/public/doc/2013_05_11_05_57_18_Data_Agregat_WNI.pdf, diakses
pada tanggal 23 maret 2017.
3
penampungan sementara pada masa tunggu dan telah berhasil memulangkan ke tanah
air.
Dalam makalah ini, akan membahas secara fokus terkait masalah pelanggaran
HAM khususnya kekerasan yang menimpa warga negara Indonesia (WNI) dalam kasus
penyanderaan yang dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf terhadap Anak Buah Kapal
di wilayah Filipina Selatan oleh kelompok separatis Abu Sayyaf menjadi tantangan
tersendiri bagi KBRI di Manila dalam memberikan perlindungan WNI yang berprofesi
sebagai anak buah kapal (ABK). Bidang pekerjaan yan melibatkan banyak aktor lintas
negara ini perlu penanganan khusus dan komprehensif yang memerlukan koordinasi
dan negosiasi khususnya KBRI Manila. Sepanjang tahun 2016, marak terjadinya
penyanderaan yang dilakukan oleh kelompok separatis Abu Sayyaf sebanyak lima kali
penyanderaan dengan total ABK asal Indonesia yang menjadi korban yaitu sebanyak
25 ABK.
di Filipina Selatan dan mempromosikan pendirian sebagai suatu negara Islam yang
merdeka di Mindanao dan Kepulauan Sulu, Filipina Selatan. Kelompok Abu Sayyaf
berdiri pada awal tahun 1990-an. Abu Sayyaf juga menyebut dirinya sebagai Al-
Selatan. Kelompok ini terlibat dalam berbagai tindak kekerasan, seperti pengeboman,
4
penculikan, pembunuhan, dan pemerasan.6 Kelompok Abu Sayyaf mendeklarasikan
Mindanao Barat sebagai negara Islam Merdeka dan menentang kesepakatan damai
dengan Pemerintah Filipina di tahun 2012. Dengan semakin ketatnya tekanan militer
melakukan aksi penculikan dengan uang tebusan untuk mendanai kegiatan mereka.
Penculikan turis asing di resort-resort wisata pantai dan warga sipil lainnya dilakukan
Jolo, Tawi-Tawi dan pantai timur Sabah.7 Terkait kasus penyanderaan 10 ABK asal
membebaskan 10 ABK yang disandera sebesar 50 juta peso atau sekitar Rp14 - 15
miliar.8
Diplomasi dan negosiasi pun dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia
kepada pemerintah Filipina, namun tidak ada respon yang positif dari negara tersebut.
terhadap pemerintah Filipina. Pihak ketiga ini merupakan orang Indonesia dan
mempunyai pengalaman ditahan oleh kelompok abu sayyaf Filipina selama 12 tahun.
Sehingga pihak ketiga yang ditunjuk tersebut sudah memahami bahasa yang ada di
6
Dodo Argo Gumilar, Kerjasama Antara Filipina dan Amerika Serikat Dalam Menghadapi Ancaman
Abu Sayyaf Group di Filipina Selatan, Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013 Ilmu Hubungan
Internasional FISIP Universitas Jember, 2013, hal. 2-3.
7
Adirini Pujayanti, Upaya Pembebasan WNI Sandera Kelompok Abu Sayyaf,
http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-VIII-7-I-P3DI-April-2016-16.pdf,
diakses pada tanggal 23 maret 2017.
8
Berita 10 WNI disandera kelompok Abu Sayyaf, http://www.kabarmakkah.com/2016/03/berita-10-
wni-disandera-abu-sayyaf.html, diakses pada tanggal 23 maret 2017.
5
dengan komunikasi berbahasa melayu oleh pihak ketiga. Namun negosiasi yang
dilakukan tidak semena-mena WNI bisa dibebaskan akan tetapi ada persyaratan yang
harus dipenuhi oleh pemerintah indonesia. Syarat tersebut yaitu kelompok Abu Sayyaf
Filipina meminta uang untuk penebusan WNI tersebut dengan jumlah 50 Juta peso
tidak akan mengikuti kemauan penyandera untuk menyediakan uang sejumlah tersebut.
yang ditawan adalah hasil negosiasi penuh tanpa ada uang sepeser pun yang
dikeluarkan.9
lingkungan negaranya. Ternyata ada sekelompok orang yang bisa dikatakan juga
sebagai kelompok teroris yang selalu melakukan sandera terhadap warga negara lain.
Penyanderaan ABK asal Indonesia yang dilakukan oleh kelompok militan Abu Sayyaf
di perairan Sulu, Filipina Selatan kembali terjadi. Insiden ini kembali menambahkan
sandera WNI menjadi 14 orang di tangan kelompok separatis Filipina tersebut. Juru
dua kapal berbendera Indonesia tersebut terjadi pada 15 April 2016. Arrmanatha Nasir
menambahkan, saat berada di perairan perbatasan Malaysia dan Filipina, kapal yang
berisi 10 ABK WNI tersebut dibajak. Dari peristiwa tersebut, satu orang tertembak dan
lima orang selamat. Sedangkan empat orang lainnya dibawa oleh Kelompok Abu
9
5 Kunci Pembebasan Sandera Abu Sayyaf, http://www.kompasiana.com/kompasiana/5-kunci-
pembebasan-sandera-abu-sayyaf_573400096423bd4b0fdaa0db, diakses pada 23 maret 2017.
6
Sayyaf. Kapal yang dibajak adalah kapal tunda TB Henry dan kapal tongkang Cristi
yang sedang dalam perjalanan kembali dari Cebu, Filipina, menuju Tarakan,
Indonesia.10
Selanjutnya, pada 1 Mei 2016 kelompok Abu Sayyaf melepaskan 10 ABK yang
disandera dari kapal Anand 12. Sementara pada 11 Mei 2016, kelompok Abu Sayyaf
juga membebaskan empat WNI yang disandera dari kapal TB Henry. Namun pada 20
Juni 2016, kelompok Abu Sayyaf kembali melakukan pembajakan kapal tugboat (TB)
Charles 001 yang menarik kapal tongkang (TK) Robby 152 di Laut Sulu, Filipina
Selatan. Saat penyanderaan, kapal tersebut membawa 13 orang ABK warga negara
Indonesia. Penyandera menahan 7 ABK dan melepaskan 6 ABK lainnya dan juga
kelompok Abu Sayyaf leluasa dalam melakukan aksinya. Filipina dianggap tidak
Selatan.12
Pada 9 Juli penyanderaan juga dilakukan oleh Abu Sayyaf terhadap tiga orang
WNI dari kapal pukat penangkap ikan LLD113/5/F berbendera Malaysia di perairan
wilayah Felda Sahabat, Lahat Datu, Malaysia. Dengan demikian, total ada 10 orang
10
Sandera Abu Sayyaf Bertambah, http://www.pontianakpost.co.id/sandera-abu-sayyaf-bertambah,
diakses pada 23 maret 2017.
11
Arkhelaus W. dan Yohanes Paskalis, Ini Kronologi Penculikan Kapal Charles dan Kapal Robby,
https://m.tempo.co/read/news/2016/06/24/078782874/ini-kronologi-penculikan-kapal-charles-dan-
kapal-robby, diakses pada tanggal 24 maret 2017.
12
WNI Disandera Lagi, Bu Menteri Kecam Pemerintah Filipina,
http://www.jpnn.com/read/2016/06/24/445889/wni-disandera-lagi-bu-menteri-kecam-pemerintah-
filipina, diakses pada tanggal 24 maret 2017.
7
WNI yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf yang mana tujuh ABK sebelumnya,
disandera pada akhir Juni 2016.13 Dua ABK TB Charles 001, Ismail Tiro dan
Muhammad Sofyan telah berhasil meloloskan diri dari penyanderaan Abu Sayyaf pada
17 Agustus 2016, sedangkan pada 18 September 2016, ketiga ABK Pukat Tunda yaitu
Lorens, Teodorus, dan Emmanuel berhasil bebas. Setelah beberapa bulan, kelima ABK
Charles 001 yang masih disandera, tiga diantaranya yaitu Ferry Arifin, M Mahbrur
Dahri, dan Edi Suryono telah dibebaskan pada 1 Oktober 2016. Kemudian, pada 12
Desember 2016, dua ABK TB Charles 001 yaitu Muhammad Nasir dan Muhammad
Robin Piter juga telah dibebaskan. Sementara pada 3 Agustus 2016, dilaporkan kasus
penyanderaan yang terjadi terhadap seorang WNI bernama Herman Manggak yang
Sabah, Malaysia.14 Pada 22 September 2016, Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan
perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) sebagai prioritas utama dalam agenda
kerjanya sebagai bagian dari implementasi sembilan agenda kerja Presiden Joko
13
Menlu membenarkan tiga WNI diculik di perairan Sabah, Malaysia,
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/07/160711_indonesia_penculikan_wni.shtml,
diakses pada tanggal 24 maret 2017.
14
Lutfy Mairizal Putra, Ini 7 Peristiwa Penyanderaan WNI Sepanjang Tahun Ini, Loc. Cit.
15
Muhaimin, Sebulan Lebih Disandera Abu Sayyaf, Herman Dipulihkan dari Trauma,
http://international.sindonews.com/read/1141552/40/sebulan-lebih-disandera-abu-sayyaf-herman-
dipulihkan-dari-trauma-1474569324, diakses pada tanggal 24 maret 2017.
16
Nawa Cita merupakan istilah untuk rancangan sembilan program kepemimpinan Pemerintahan
Presiden Jokowi-JK yang mana merupakan janji dari pasangan Jokowi-JK jika terpilih sebagai presiden
8
secara terkoordinir dengan kementerian atau lembaga terkait. Indonesia
mengedepankan soft power dengan negosiasi minim korban jiwa dan biaya. Dalam hal
ini, sebagai sesama negara ASEAN, pendekatan politik sejak mula telah dikedepankan
Perwakilan RI yang bertugas untuk melindungi WNI dan Badan Hukum Indonesia
(BHI) di Filipina.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah yaitu :
C. Kerangka Teori
Di dalam pembahasan ini, kerangka teori yang digunakan adalah Teori Negosiasi.
Pengertian negosiasi dalam konteks Hubungan Internasional adalah pembicaraan antar wakil
negara untuk menyelesaikan masalah/ topik tertentu secara damai. Seorang diplomat harus
mampu mengadakan perundingan dengan pihak negara penerima atas segala masalah yang ada
dan wakil presiden. Program tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan prioritas jalan perubahan
menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian
dalam kebudayaan, lihat pada
http://nasional.kompas.com/read/2014/05/21/0754454/.Nawa.Cita.9.Agenda.Prioritas.Jokowi-JK,
diakses pada tanggal 24 maret 2017.
17
Adirini Pujayanti, Loc. Cit.
9
dalam lingkup fungsinya, tanpa harus selalu melibatkan pejabat-pejabat dalam negeri negara
pengirim secara langsung. Pada permasalahan yang sangat penting dan krusial, fungsi
negosiasi ini hanya diwujudkan dalam bentuk penyediaan sarana dan perancangan naskah
perundingan, karena pembicaraan final perundingan tersebut dilakukan oleh pejabat dalam
negeri negara pengirim yang dikirim khusus ke negara penerima, misalnya kepala negara atau
menteri luar negeri atau oleh misi khusus.18 Definisi negosiasi dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) yaitu penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak
yang bersengketa.19
Dalam studi kasus KBRI di Manila terkait hal upaya pembebasan sandera ABK
antara perompak dan kelompok teroris. Negosiasi yang intensif antara Pemerintah Indonesia
dengan Filipina dapat dilakukan untuk pembebasan sandera. Aksi terorisme maritim Abu
Sayyaf, selain bermotif finansial juga berlandaskan perlawanan yang sifatnya politik idiologis,
sehingga membutuhkan penanganan yang hati-hati.20 Menteri Luar Negeri Retno Marsudi
mengatakan upaya pembebasan yang melibatkan semua pihak bukan hanya antar pemerintah
Indonesia dan Filipina saja, namun merupakan bentuk diplomasi total. Diplomasi total
dimaksudkan tidak hanya fokus pada Government to Government tetapi melibatkan jaringan
informal lainnya dimana semua komunikasi, semua jaringan dan semua opsi dibuka dengan
18
Widodo, Hukum Diplomatik Dan Konsuler Pada Era Globalisasi, LaksBang Justitia, Surabaya, 2009,
hal. 56.
19
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), http://kbbi.web.id/negosiasi, diakses pada tanggal 8 Maret
2017.
20
Adirini Pujayanti, Loc. Cit.
21
Presiden: Pembebasan 10 WNI Dari Abu Sayyaf Hasil Kerja Sama Banyak Pihak,
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/05/160501_indonesia_wni_sandera_bebsa,
diakses pada tanggal 24 maret 2017.
10
Proses umum negosiasi terjadi dalam beberapa tahap yaitu :
1. Tahap persiapan
2. Tahap pembahasan
3. Tahap persetujuan
4. Tahap implementasi.
Dalam proses negosiasi, salah satu faktor penentu keberhasilannya adalah tahap
persiapan yang baik. Pada upaya pembebasan sandera Abu Sayyaf, dalam tahap persiapan
KBRI Manila telah membentuk sebuah Tim yang disebut dengan Tim Badoewi. Tim ini terdiri
dari unsur diplomat, TNI dan intelijen, serta lembaga internasional lainnya. Tim Badoewi yang
berada dalam bagian negosiator kemudian membuat sebuah proposal pembebasan. Proposal
pembebasan itu kemudian dijalankan untuk melakukan negosiasi pembebasan sandera ABK
WNI.
Pada proses selanjutnya perlu digunakan strategi negosiasi agar hasil negosiasi yang
dicapai sesuai dengan yang diinginkan. Terkait upaya pembebasan ABK Indonesia dari
penyanderaan Abu Sayyaf, pihak Indonesia menggunakan strategi pada gambit awal yaitu
melakukan flinch terhadap permintaan yang diajukan oleh penyandera dengan tidak mengikuti
gambit negosiasi tengah yaitu dengan taktik menghadapi orang yang tidak memiliki wewenang
memutuskan. Upaya pembebasan ABK Indonesia dari penyanderaan Abu Sayyaf negosiasi
dilakukan dengan langkah Negosiasi satu pintu. Menurut Inspektur Jenderal Polisi
Purnawirawan, Benny Joshua Mamoto mengatakan dengan diplomasi satu pintu berguna agar
tidak ada pihak yang jalan sendiri-sendiri dalam upaya pembebasan. Karena, jika demikian,
11
pelaku leluasa memutuskan pihak mana yang dianggap lebih menguntungkan untuk
kelompoknya sendiri. Negosiasi satu pintu juga lebih memungkinkan negosiator melakukan
pendekatan dan mengarahkan penyandera. Selain itu, isu solidaritas seagama juga dapat
Pada tahap akhir, proses negosiasi dalam upaya pembebasan sandera ABK Indonesia
ini dilakukan dengan menggunakan strategi gambit negosiasi akhir yaitu dengan cara
meruncingkan konsesi terhadap pihak penyandera dan juga menggunakan taktik positioning
for easy acceptance. Upaya pembebasan sandera ini dilakukan berulang kali dengan
melibatkan berbagai pihak. Pihak Indonesia pada awalnya melakukan perundingan atau
negosiasi dengan pihak Pemerintah Filipina untuk mencari solusi pembebasan sandera.
Selanjutnya, KBRI Manila membentuk sebuah tim yang terdiri dari unsur diplomat, TNI dan
intelijen, serta lembaga internasional lainnya yang disebut dengan Tim Badoewi. Tim Badoewi
yang berada dalam bagian negosiator kemudian membuat sebuah proposal. Proposal
pembebasan itu yang dijalankan untuk melakukan negosiasi pembebasan sandera ABK WNI.
Upaya pembebasan sandera ABK WNI telah dilakukan sejak 23 April 2016.
Uraian diatas menjelaskan bahwa KBRI Manila telah menjalankan perannya sebagai
perwakilan Diplomatik di luar negeri dalam upaya pembebasan ABK Indonesia dari sandera
22
Fabian Januarius Kuwado, Mantan Negosiator Sarankan Komunikasi Satu Pintu dengan Abu
Sayyaf,
http://nasional.kompas.com/read/2016/07/12/13060241/mantan.negosiator.sarankan.komunikasi.satu.p
intu.dengan.abu.sayyaf, diakses pada tanggal 24 maret 2017.
12
PEMBAHASAN
melaporkan hal tersebut kepada Kementerian Luar Negeri Indonesia dan selanjutnya
mencarikan advokat atau pengacara untuk WNI terpidana tersebut. Dalam hal
dengan penasihat hukum yang ditunjuk untuk mendampingi dan menjamin hak-hak
WNI terkait selama dalam pemeriksaan secara hukum baik di dalam maupun di luar
negeri.
Dalam hal ini, peningkatan kualitas pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI di
KBRI Manila menjadi prioritas utama. KBRI Manila di Filipina secara konsisten melaksanakan
prinsip-prinsip dasar pelayanan publik yang mengedepankan sistem pelayanan yang ramah,
murah, cepat dan transparan serta perlindungan WNI yang berpegang pada prinsip kepedulian
dan keberpihakan
dihadapi oleh para WNI. Salah satu profesi WNI yang rentan bermasalah di Filipina
adalah sebagai awak kapal. Mengingat perariran Indonesia berbatasan langsung dengan
wilayah Filipina, maka tidak diherankan lagi rentannya kasus penculikan terhadap
13
WNI diperairan menuju Filipina. Selama tahun 2016 telah terjadi sebanyak tujuh kali
permasalahan ini menjadikan tugas Perwakilan RI, salah satunya KBRI Manila dalam
warga negara Indonesia. Profil warga negara Indonesia di Filipina yang terlibat
masalah selama tahun 2016 terbagi dalam berbagai macam, salah satunya yaitu sebagai
awak kapal diantaranya adalah nahkoda dan Anak Buah Kapal (ABK). Selama tahun
2016, kasus penculikan yang menimpa warga negara Indonesia di Filipina sangat
meningkat. Kasus ini terkait dengan aksi penyanderaan yang dilakukan oleh kelompok
Hal ini memerlukan tugas utama dari KBRI Manila untuk dapat membebaskan
Terkait aksi penyanderaan yang dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf terhadap
awak kapal asal Indonesia pada tahun 2016, dengan jumlah total awak kapal WNI yang
tersebut dilakukan dengan cara negosiasi dengan pemerintah Filipina dengan tujuan
menentukan opsi dalam upaya pembebasan sandera awak kapal WNI dari kelompok
Abu Sayyaf.
14
Berbagai langkah pembebasan para awak kapal yang disandera kelompok Abu
Sayyaf yang dapat ditempuh Pemerintah Indonesia meliputi upaya fungsional dan
teknis melalui beberapa pendekatan yang melibatkan kerja sama regional. Hal ini
mengingat keterbatasan kewenangan yurisdiksi teritorial dan hukum dari tiap negara
tersebut diantaranya:23
1) Pertama, Indonesia harus mampu mengefektifkan kerja sama trilateral yang sudah
diplomatik maupun pada level teknis, dengan melibatkan kekuatan negara Indonesia
dari unsur aparat pemerintah sipil (Kementerian Luar Negeri Indonesia, Imigrasi,
2) Kedua, harus ada inisiasi Indonesia membuat nota kesepahaman (MOU) untuk
Filipina yang dilakukan langsung oleh TNI dan tentara Filipina, ketika terjadi
Davao di tingkat kerja sama bilateral Indonesia dan Filipina. Dalam pembebasan
sandera perlu melibatkan para pihak yang memiliki kedekatan kultural dengan
penyanderaan.
23
Bambang Usadi, Penculikan WNI, Harian Kompas, 30 Agustus 2016.
15
4) Keempat, menggelar pasukan TNI di dekat perbatasan terluar Indonesia yang paling
dekat dengan wilayah Filipina untuk menimbulkan efek pencegahan, sebagai bagian
gabungan. Ini sebagai bentuk kerja sama antarkekuatan penjaga laut Indonesia dan
Filipina.
fungsionalisasi alat penginderaan MRC stationer dan citra satelit yang secara efektif
8) Kedelapan, pengamanan dan pengawalan melekat secara fisik dari TNI AL serta
tentara Filipina dan Malaysia, dengan menempatkan satuan tugas personel di kapal
dan lembaga sejenis negara-negara lain untuk mendeteksi transaksi perbankan dan
16
Langkah ini dilakukan bertujuan untuk membatasi ruang gerak penculikan
dengan motif tebusan. Dengan demikian, diharapkan pada masa mendatang apabila
upaya-upaya tersebut berjalan efektif melalui komitmen bersama dan kebijakan politik
yang kuat dari pemerintahan tiap negara, baik terjadi insiden penyanderaan secara
langsung maupun disebabkan motif lain dapat segera diambil langkah cepat dan tepat.
presiden Filipina maupun pertemuan terpisah dengan Menteri Luar Negeri Filipina dan
panglima angkatan bersenjata Filipina tampak jelas komitmen kuat pemerintah Filipina
untuk melakukan upaya terbaik dalam usaha pelepasan sandera WNI. Terdapat dua
opsi yang digunakan yaitu diplomasi atau penggunaan kekuatan militer sebagai pilihan
terakhir. Selama proses negosiasi dilakukan, Indonesia juga sempat menawarkan pihak
Filipina untuk meminta izin menggunakan kekuatan militer dalam upaya pembebasan
WNI. Pasukan TNI juga telah disiapkan di sekitar wilayah Kalimantan menunggu
perintah melaksanakan kekuatan militer. Namun tawaran tersebut ditolak oleh pihak
Filipina. Hasil dari negosiasi dengan pihak Filipina, terdapat 4 poin yang diperoleh,
kerjasama yang sejauh ini telah diberikan oleh otoritas Filipina dalam rangka
17
koordinasi pelepasan sandera, dan keempat, melakukan komunikasi dengan pihak-
agar segera membebaskan sandera. Desakan ini dilakukan oleh Pemerintah Filipina
kelompok Abu Sayyaf. Militer Filipina pada 11 Juni 2016 telah melakukan penyerbuan
terhadap kelompok Abu Sayyaf atas perintah dari Presiden Filipina. Pertempuran
tersebut terjadi di Pulau Basilan dan Sulu. Menteri Pertahanan Filipina mengatakan
bahwa penyerbuan kepada kelompok Abu Sayyaf merupakan prioritas utamanya dalam
berupaya membentuk sebuah tim yang disebut dengan Tim Badoewi. Tim ini terdiri
dari unsur diplomat, TNI dan intelijen, serta lembaga internasional lainnya. Tim
Badoewi yang berada dalam bagian negosiator kemudian membuat sebuah proposal
yang akan digunakan untuk melakukan negosiasi atau dialog langsung dalam upaya
pembebasan sandera. Proposal tersebut dapat dijadikan alat agar negosiasi berjalan
24
Muhammad Taufiqqurahman, Pembebasan 10 Sandera WNI di Filipina: Diplomasi Tanpa Bedil,
http://news.detik.com/berita/3201168/pembebasan-10-sandera-wni-di-filipina-diplomasi-tanpa-
bedil?mpnews, diakses pada tanggal 25 maret 2017.
25
Marsda Pur Prayitno Ramelan, Langkah Strategis dan Taktis Menghadapi Gangguan Abu Sayyaf,
http://ramalanintelijen.net/langkah-strategis-dan-taktis-menghadapi-gangguan-abu-sayyaf/, diakses
pada tanggal 25 Maret 2017.
18
lancar karena Eddy dan tim Badoewi sudah melakukan riset dan penelitian soal tentang
tentang motivation and root causes of terrorism di wilayah Filipina sejak 2012 silam.
Pada akhirnya dapat terjun langsung dalam tim negosiator dan membantu pemerintah
Badoewi juga melibatkan Tim Kemanusiaan Surya Paloh bersama dengan Yayasan
Sukma (Sekolah Sukma Bangsa di Aceh) di gerakkan oleh Ahmad Baedowi dan
Samsul Rizal Panggabean dalam proses pembebasan ini. Eddy Mulya meyakini bahwa
adanya keterkaitan antara proposal yang dibuatnya dengan peran Yayasan Sukma yang
akan dilakukan dalam proses negosiasi tersebut. Yayasan ini telah diketahui terlibat
negosiasi dan dialog langsung dengan sejumlah tokoh, lembaga swadaya masyarakat
dan lembaga kemanusian di daerah Sulu Filipina yang memilik akses kepada pihak
kelompok Abu Sayyaf. Proses pembebasan berlangsung dinamis dan lancar karena
26
Muhammad Taufiqqurahman, KBRI Manila: Ini Kerja Sama Diplomat, TNI, Intel Dan Lembaga
Internasional, http://news.detik.com/berita/d-3201120/kbri-manila-ini-kerja-sama-diplomat-tni-intel-
dan-lembaga-internasional/komentar, diakses pada tanggal 25 Maret 2017.
19
KESIMPULAN
WNI yang diSandera Oleh Pihak Abu Sayyaf diperlukan kecermatan dan kehati-hatian karena
pelakunya merupakan kombinasi antara perompak dan kelompok teroris. Negosiasi yang
intensif antara Pemerintah Indonesia dengan Filipina dilakukan untuk pembebasan sandera.
Aksi terorisme maritim Abu Sayyaf, selain bermotif finansial juga berlandaskan perlawanan
yang sifatnya politik idiologis, sehingga sangat membutuhkan penanganan yang hati-hati oleh
Pemerintah Republik Indonesia dan Filipina. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan
upaya pembebasan yang melibatkan semua pihak bukan hanya antar pemerintah Indonesia dan
Filipina saja, namun merupakan bentuk diplomasi total. Diplomasi total dimaksudkan tidak
hanya fokus pada Government to Government tetapi melibatkan jaringan informal lainnya
seperti Tim Kemanusiaan Surya Paloh bersama dengan Yayasan Sukma (Sekolah
Sukma Bangsa di Aceh) serta Tim Badoewi bentukan KBRI di Manila dimana semua
komunikasi, semua jaringan dan semua opsi dibuka dengan tujuan mengupayakan keselamatan
Pada upaya pembebasan sandera Abu Sayyaf, dalam tahap persiapan KBRI Manila
tmembentuk sebuah Tim yang disebut dengan Tim Badoewi. Tim ini terdiri dari unsur
diplomat, TNI dan intelijen, serta lembaga internasional lainnya. Tim Badoewi yang berada
pembebasan itu kemudian dijalankan untuk melakukan negosiasi pembebasan sandera ABK
WNI. Proposal itu dibuat dengan bantuan dari Tim Kemanusiaan Surya Paloh bersama dengan
20
Pada proses selanjutnya digunakan strategi negosiasi agar hasil negosiasi yang dicapai
sesuai dengan yang diinginkan. Terkait upaya pembebasan ABK Indonesia dari penyanderaan
Abu Sayyaf, pihak Indonesia menggunakan strategi pada gambit awal yaitu melakukan flinch
terhadap permintaan yang diajukan oleh penyandera dengan tidak mengikuti kemauan
gambit negosiasi tengah yaitu dengan taktik menghadapi orang yang tidak memiliki wewenang
memutuskan. Upaya pembebasan ABK Indonesia dari penyanderaan Abu Sayyaf negosiasi
dilakukan dengan langkah Negosiasi satu pintu. Negosiasi satu pintu memungkinkan
negosiator melakukan pendekatan dan mengarahkan penyandera. Selain itu, isu solidaritas
seagama serta bantuan pendidikan juga digunakan untuk membujuk penyandera melepaskan
Pada tahap akhir, proses negosiasi dalam upaya pembebasan sandera ABK Indonesia
ini dilakukan dengan menggunakan strategi gambit negosiasi akhir yaitu dengan cara
meruncingkan konsesi terhadap pihak penyandera dan juga menggunakan taktik positioning
for easy acceptance. Upaya pembebasan sandera ini dilakukan berulang kali dengan
melibatkan berbagai pihak. Pihak Indonesia pada awalnya melakukan perundingan atau
negosiasi dengan pihak Pemerintah Filipina untuk mencari solusi pembebasan sandera.
Selanjutnya, KBRI Manila membentuk sebuah tim yang terdiri dari unsur diplomat, TNI dan
intelijen, serta lembaga internasional lainnya yang disebut dengan Tim Badoewi. Tim Badoewi
yang berada dalam bagian negosiator kemudian membuat sebuah proposal. Proposal
pembebasan itu yang dijalankan untuk melakukan negosiasi pembebasan sandera ABK WNI.
Upaya pembebasan sandera ABK WNI telah dilakukan sejak 23 April 2016 dan telah
21
22