Penyusun
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
0
MODUL KETERAMPILAN KLINIS BLOK REPRODUCTIVE SYSTEM
I. PENDAHULUAN
II. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti kegiatan skills lab pada blok Reproductive System ini,
mahasiswa dapat terampil melakukan History taking obstetri dan ginekologi,
Pemeriksaan obstetrik, Pemeriksaan ginekologis, History taking kelainan payudara
persalinan normal, Pemeriksaan paps smear dan pemeriksaan apusan vagina,dan
Pemeriksaan fisik payudara.
2. TUJUAN KHUSUS
1
SL.III. RS .1
KETERAMPILAN KLINIK
KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN (HISTORY TAKING) OBSTETRI
& GINEKOLOGI
M.Fidel Ganis Siregar, Cut Adeya Adella, Riza Rivani
I. PENDAHULUAN
PENGERTIAN
Dengan berkomunikasi yang terampil, riwayat pasien yang lengkap sudah harus
didapatkan pada kunjungan pertama pasien. Bersamaan dengan hasil pemeriksaan fisik
komunikasi untuk mendapatkan informasi yang optimal akan memberikan landasan pada
seorang dokter untuk merencanakan pertanyaan prenatal lebih lanjut secara individual
selama kehamilan pada kasus obstetri dan penanganan selanjutnya pada kasus
ginekologis.
Pasien dengan komplikasi kehamilan dan persalinan atau kelainan ginekologis
biasanya juga mengalami gangguan psikis atau ketegangan jiwa, sehingga sulit untuk
berkomunikasi. Pada keadaan seperti ini harus di upayakan untuk segera menciptakan
hubungan atau komunikasi yang positif untuk mengurangi kecemasan pasien sehingga
pasien merasa sangat diperhatikan.
Terkadang pasien akan kesulitan (terutama bila ada unsur kesenjangan) untuk
menjawab atau menjelaskan faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab suatu
komplikasi. Dalam hal ini seorang dokter perlu menjelaskan secara rinci tentang kaitan
informasi yang diinginkan dengan rencana tentang kaitan informasi yang diinginkan
dengan rencana penerangan selanjutnya.
Membina hubungan komunikasi yang baik antara pasien-dokter dengan dilandasi
rasa saling percaya di antara kedua belah pihak akan sangat membantu dalam
mendapatkan informasi yang diharapkan dalam upaya menegakkan diagnosa untuk
merencanakan penatalaksanaan selanjutnya terhadap pasien.
III. RUJUKAN
1. Bickley LS, Szilagyi PG. Guide to Physical Examination and History Taking. 9th
ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2007
2
2. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Gilstrap III, LC, Wenstrom
KD. Williams obstetrics, 22nd ed. New York: McGraw Hill; 2005.
3. Speroff L, Fritz MA. Clinical gynecologic endocrinology and infertility, 7th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2005.
4. Berek JS, Hacker NF. Practical gynecologic oncology, 4th ed. Philadelphia:
Lippincott William & Wilkins; 2005.
5. Saifuddin AB, Adriaansz G, Wiknjosastro GH, Wospodo D. Buku acuan
nasional: pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: JNPKKR-POGI;
2001.
6. Saifuddin AB, Wiknjosastro GH, Affandi B, Wospodo D. Buku panduan praktis
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: Yayasan bina pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2002.
7. Ryan KJ, Berkowitz RS, Barbieri RL. Kistners gynecology, 6th ed. St. Louis;
1995.
- Meja 1 buah
- Kursi 3 buah
- Alat tulis
- Pasien simulasi yang diperankan oleh mahasiswa
- Naskah Skenario (diminta)
V. TEKNIK PELAKSANAAN
I. Perkenalan
3
III. Menelusuri Riwayat Obstetri
1. Menanyakan tentang Riwayat Penyakit Umum
Apakah ibu pernah menderita Asma (sesak nafas)?
Apakah ibu pernah menderita penyakit Jantung dan hipertensi, kejang-kejang?
Apakah ibu pernah menderita penyakit diabetes atau kencing manis?
Apakah ibu pernah menderita penyakit berat lainnya
2. Sudah berapa lama menikah dan ini pernikahan yang ke berapa ?
3. Apakah ada menggunakan kontrasepsi dalam 3 bulan
terakhir ?
Sebutkan jenis kontrasepsi yang digunakan (pil, suntik, implan, spiral, dll).
4. Menanyakan tentang riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya :
Ini hamil keberapa ?
Pernah melahirkan berapa kali? Jika pernah tanyakan proses kelahiran
sebelumnya, ditolong oleh siapa, berat badan bayi, dan kesehatan anak saat
ini.
Pernah keguguran, berapa kali ?
Bila pernah keguguran tanyakan apakah dikuret atau tidak dan apakah ada
penanganan lebih lanjut (pemeriksaan laboratorium, patologi anatomi dan
terapi lanjutan)
5. Kapankah hari pertama dari haid terakhir ibu ?
Nb : HPHT adalah hari pertama (tanggal dan bulan) ibu mendapat haid pada
siklus haid yang terakhir
Apakah haid ibu teratur ? (21-35 hari)
IV. Dokumentasi
I. Perkenalan
1. Menyapa pasien dengan ramah dan sopan
2. Mempersilahkan pasien duduk/berbaring
3. Secara rutin ditanyakan identitas ibu dan suami berupa nama, umur, agama,
pekerjaan, pendidikan, suku/bangsa, pendapatan tiap bulan, alamat dan sudah
menikah atau belum.
2. Rasa Nyeri
Dimanakah rasa nyeri dirasakan : perut, panggul, pinggang atau alat kelamin luar.
Tentukan waktu timbulnya rasa nyeri
Apakah nyeri hilang timbul / terus menerus
Apakah rasa nyeri ini timbul tiba-tiba /telah berlangsung lama?
Apakah nyeri timbul pada saat haid ?
Apakah nyeri timbul pada saat koitus ?
4
Apakah rasa nyeri ini sampai menganggu aktifitas sosial / pekerjaan sehari-hari ?
Adakah pasien meminum obat untuk menghilangkan nyeri?
3. Benjolan
Sudah berapa lamakah benjolan dirasakan ?
Apakah benjolan semakin membesar ?
Disertai rasa nyeri atau tidak ?
4. Tidak Haid
Menanyakan berapa lama tidak haid
Menanyakan apakah sudah pernah haid sebelumnya
Jika sudah pernah haid, usia berapa pertama kali haid
Apakah ada pertumbuhan payudara, rambut kemaluan dan aksila
5. Keputihan
Sudah berapa lamakah keluhan keputihan dirasakan?
Apakah sifatnya terus menerus atau pada waktu tertentu ?
Banyaknya keputihan ?
Bagaimana warna dari cairan keputihan yang keluar dari kemaluan ?
Baunya bagaimana ?
Adakah disertai rasa gatal dan/atau nyeri ?
6. Miksi
Mengetahui adanya rasa nyeri waktu buang air kecil
Seberapa seringnya buang air kecil ?
Apakah buang air kecil tidak lancar atau tertahan
7. Defekasi
Adakah kesulitan dalam buang air besar ?
Apakah buang air besar disetai rasa nyeri ?
Apakah kotorannya encer, bercampur lendir, nanah atau darah ?
Adakah keluarnya kotoran juga melalui kemaluan ?
8. Status gizi
Apakah ibu mangalami gangguan nafsu makan?
Jika ya, apakah disertai dengan berat badan yang menurun?
5
4. Riwayat Haid
Apakah sudah pernah haid? Jika ya :
Menarche pada umur berapa?
Siklus haid teratur atau tidak ?
Banyaknya darah yang keluar sewaktu haid, berapa kali ganti doek, apakah ada
gumpalan darah ? (normal: 60 cc/hari)
Lamanya haid (normal 120 jam)
Bagaimana warna darah haidnya? (merah kecoklatan)
Disertai rasa nyeri atau tidak?
Haid terakhir tanggal berapa, 3 bulan terakhir ?
Bila menopause, ditanyakan sudah berapa lama berhenti haidnya
5. Riwayat KB (bila ada)
Apa jenis KB yang dipakai
Lama pemakaian
Keluhan selama pemakaian
6. Riwayat Koitus (bila pasien infertil)
Frekuensi koitus
Nyeri saat koitus
IV. Dokumentasi
LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
I. Perkenalan
1. Menyapa pasien dengan ramah dan sopan
6
Rawat inap karena hiperemesis
III. MENELUSURI RIWAYAT OBSTETRI
1. Menanyakan tentang riwayat penyakit umum :
Apakah ibu pernah menderita Asma (sesak nafas)?
Apakah ibu pernah menderita penyakit Jantung dan hipertensi,
kejang-kejang?
Apakah ibu pernah menderita penyakit diabetes ataukencing
manis?
Apakah ibu pernah menderita penyakit berat lainnya
2. Menanyakan berapa lama sudah menikah dan ini pernikahan
yang ke berapa
3. Menanyakan penggunakan kontrasepsi dalam 3 bulan terakhir
dan jenis kontrasepsi yang digunakan (pil, suntik, implan, spiral,
dll)
4. Menanyakan tentang riwayat kehamilan dan persalinan
sebelumnya :
Ini hamil keberapa ?
Pernah melahirkan berapa kali, jika ada tanyakan proses
kelahiran sebelumnya, ditolong oleh siapa, berat badan bayi,
dan kesehatan anak saat ini.
Pernah keguguran, berapa kali ?
Bila pernah keguguran tanyakan apakah dikuret atau tidak dan
apakah ada penanganan lebih lanjut (pemeriksaan laboratorium,
patologi anatomi dan terapi lanjutan)
5. Menanyakan hari pertama dari haid terakhir ibu
Nb : HPHT adalah hari pertama (tanggal dan bulan) ibu
mendapat haid pada siklus haid yang terakhir
Apakah haid ibu teratur ? (21-35 hari)
IV. Dokumentasi
1. Mencatat hasil komunikasi dalam formulir history taking
2. Menjelaskan anjuran selanjutnya.
7
B. HISTORY TAKING GINEKOLOGI
LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
I. Perkenalan
1. Menyapa pasien dengan ramah dan sopan
2. Mempersilahkan pasien duduk/berbaring
3. Menanyakan ibu dan suami berupa nama, umur, agama, pekerjaan,
pendidikan, suku/bangsa, pendapatan tiap bulan, alamat dan sudah
menikah atau belum.
1. Perdarahan
Menanyakan adanya perdarahan dan hubungannya dengan
siklus haid ?
Banyaknya perdarahan ?
Lamanya perdarahan ?
Adakah sebelum perdarahan, pasien tidak mendapa haid ?
Adakah perdarahan ini disertai keluarnya jaringan?
Adakah perdarahan ini disertai rasa nyeri perut ?
Adakah perdarahan terjadi setelah koitus ?
2. Rasa Nyeri
Menanyakan dimana rasa nyeri dirasakan : perut, panggul,
pinggang atau alat kelamin luar.
Tentukan waktu timbulnya rasa nyeri
Apakah nyeri hilang timbul / terus menerus
Apakah rasa nyeri ini timbul tiba-tiba /telah berlangsung
lama?
Apakah nyeri timbul pada saat haid ?
Apakah nyeri timbul pada saat koitus ?
Apakah rasa nyeri ini sampai menganggu aktifitas sosial /
pekerjaan sehari-hari ?
Adakah pasien meminum obat untuk menghilangkan nyeri?
3. Benjolan
Menanyakan sudah berapa lama benjolan dirasakan
Apakah benjolan semakin membesar ?
Disertai rasa nyeri atau tidak ?
4. Tidak Haid
Menanyakan berapa lama tidak haid
Menanyakan apakah sudah pernah haid sebelumnya
Jika sudah pernah haid, usia berapa pertama kali haid
Apakah ada pertumbuhan payudara, rambut kemaluan dan
aksila
5. Keputihan
Menanyakan sudah berapa lama keluhan keputihan
dirasakan
Apakah sifatnya terus menerus atau pada waktu tertentu ?
Banyaknya keputihan ?
Bagaimana warna dari cairan keputihan yang keluar dari
kemaluan ?
Baunya bagaimana ?
Adakah disertai rasa gatal dan/atau nyeri ?
8
6. Miksi
Menanyakan adanya rasa nyeri waktu buang air kecil
Seberapa seringnya buang air kecil ?
Apakah buang air kecil tidak lancar atau tertahan
7. Defekasi
Menanyakan apakah ada kesulitan dalam buang air besar .
Apakah buang air besar disetai rasa nyeri ?
Apakah kotorannya encer, bercampur lendir, nanah atau
darah ?
Adakah keluarnya kotoran juga melalui kemaluan ?
8. Status gizi
Menanyakan apakah ada gangguan nafsu makan
Jika ya, apakah disertai dengan berat badan yang menurun.
9
C. STATUS OBSTETRI
D. STATUS GINEKOLOGI
IDENTITAS
Nama :...............................................................................................
Umur :................................................................................................
Agama :...............................................................................................
Pekerjaan : ..............................................................................................
Pendidikan : .............................................................................................
Suku/Bangsa : ...............................................................................................
Pendapatan/Bln : ...............................................................................................
Alamat : ..............................................................................................
Status : Menikah / Belum Menikah / Janda
ANAMNESA
A. KELUHAN UTAMA :
Telaah I. A. PERDARAHAN
- Banyaknya : .......... doek/hari - Disertai Jaringan/daging :Ya /Tidak
- Lamanya : .................. hari - Disertai rasa nyeri : + / -
- Warna : ............................. - Perdarahan setelah koitus : + / -
B. NYERI
- Nyeri di bagian mana : ............... - Apakah nyeri timbul pada saat
haid : Ya / Tidak
- Sifat nyeri : ................................. - Nyeri timbul pada saat koitus :
Ya / Tidak
- Nyeri timbul : tiba-tiba / telah
berlangsung lama
C. BENJOLAN
- Sudah berapa lama : ...hr/bln/thn - Nyeri : + / -
- Benjolan cepat membesar : - Riwayat Penurunan Berat Badan :
Ya / Tidak +/-
D. KEPUTIHAN
- Lamanya : .................. hari - Warnanya : ...........................
- Kapan : terus menerus / waktu - Bau : + / -
tertentu (jelaskan waktunya - Gatal : + / -
berdasarkan waktu haid) - Nyeri : + / -
II. MIKSI / BUANG AIR KECIL
- Nyeri : + / - , saat : sebelum / pada saat / sesudah BAK
- Frekuensi : .................. x / hari - Volume : sedikit / banyak
III. DEFEKASI
- Sulit BAB : + / - - Nyeri : + / -
- Konsistensi : encer / padat ; bercampur : lendir / nanah / darah
10
B. RIWAYAT PENYAKIT UMUM
TBC : + / - Jantung : + / - Ginjal : + / - DM : + / -
Riwayat Operasi : Ya / Tidak, bila ya sebutkan operasi apa : ..........................
C. RIWAYAT OBSTETRI
JENIS KELAHIRAN UMUR DITOLONG KETERANGAN
Aterm/Prematur/Abortus SEKARANG OLEH
D. RIWAYAT HAID
- Menarche : ................. - Nyeri : + / -
- Siklus Haid : teratur / tidak teratur - Haid terakhir : tgl...../ bln......./ thn..........
- Banyaknya : ................ doek / hari - (Bila menopause) sudah berapa lama tidak
- Lamanya : ................... hari dapat haid :............ tahun
F. RIWAYAT PERNIKAHAN
- Kawin : ........................... kali Umur kawin I : .................... tahun
II : ................... tahun
III : ... tahun
11
12
13
SL.III.RS.2
KETERAMPILAN KLINIS
PEMERIKSAAN IBU HAMIL CARA LEOPOLD
M.Fidel Ganis Siregar, Cut Adeya Adella, Riza Rivani
I. PENDAHULUAN
Gambar 1. Leopold I
14
Leopold II : - Menentukan batas samping
rahim kanan-kiri.
- Menentukan letak punggung
janin
- Pada letak lintang. Tentukan
dimana kepala janin.
Gambar 2. Leopold II
Gambar 4. Leopold IV
15
II. TUJUAN
II. RUJUKAN
1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Gilstrap III, LC,
Wenstrom KD. Williams obstetrics, 22nd ed. New York: McGraw
Hill; 2005.
2. Speroff L, Fritz MA. Clinical gynecologic endocrinology and
infertility, 7th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2005.
3. Berek JS, Hacker NF. Practical gynecologic oncology, 4th ed.
Philadelphia: Lippincott William & Wilkins; 2005.
4. Saifuddin AB, Adriaansz G, Wiknjosastro GH, Wospodo D. Buku
acuan nasional: pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta: JNPKKR-POGI; 2001.
5. Saifuddin AB, Wiknjosastro GH, Affandi B, Wospodo D. Buku
panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta: Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002.
16
6. Ryan KJ, Berkowitz RS, Barbieri RL. Kistners gynecology, 6th ed.
St. Louis; 1995.
7. Aziz MF, Andrijono, Saifuddin AB. Buku acuan nasional onkologi
dan ginekologi, edisi pertama. Jakarta: Yayasan bina pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2006.
8. Saifuddin AB, Wiknjosastro GH. Ilmu kebidanan. Edisi keempat.
Jakarta: Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008.
9. Saifuddin AB, Wiknjosastro GH. Ilmu kandungan. Edisi keempat.
Jakarta: Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008.
10.Rock JA, Jones III HW. Te Lindes operative gynecology, 10th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2008.
11.Berek JS. Bereks and Novak gynecology. 14th ed. Philadelphia:
Lippincott William & Wilkins; 2007.
12.Disaia PJ, Creasman WT. Clinical gynecologic oncology, 7th ed. New
York: Mosby Elsevier; 2007.
13.Hankins GDV, Clark SL, Cunningham FG, Gilstrap III LC.
Operative obstetrics. Norwalk: Appleton & Lange; 1995.
14.Baziad A. Endokrinologi ginekologi, edisi ketiga. Jakarta: Media
Aesculapius; 2008.
15.DeCherney AH, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N. Current diagnosis
& treatment obstetrics & gynecology. New York: McGraw Hill; 2007
V. TEKNIK PELAKSANAAN
17
B. Melakukan Pemeriksaan Palpasi dengan Cara Leopold I
18
E. Melakukan Pemeriksaan Palpasi dengan Cara Leopold IV
LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
I. MEMPERSIAPKAN IBU HAMIL
1. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu hamil
2. Meminta izin kepada ibu hamil untuk memulai
pemeriksaan
3. Meminta Ibu hamil berbaring telentang, kepala dan bahu
ditinggikan sedikit dengan menggunakan bantal dan
lutut ditekuk.
II. MELAKUKAN PEMERIKSAAN PALPASI DENGAN CARA
LEOPOLD I
1. Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil
2. Mencari letak fundus uteri mulai dari prosesus
xipoideus dengan kedua tangan
3. Menentukan tinggi fundus uteri dengan pita pengukur
yang diletakkan menempel dinding abdomen mulai dari
tepi atas simfisis pubis ke puncak fundus uteri melewati
linea medialis (dalam cm)
4. Menentukanlah bagian janin yang teraba di daerah
fundus uteri :
Bagian yang teraba keras dan melenting (kepala)
Bagian yang teraba lunak (bokong)
5. Menentukan konsistensi uterus
Lunak / keras
Adakah kontraksi dirasakan
III. MELAKUKAN PEMERIKSAAN PALPASI DENGAN CARA
LEOPOLD II
19
1. Posisi pemeriksa tidak berubah, tetap menghadap muka
pasien
2. Memindahkan kedua tangan ke kanan dan kiri uterus
3. Menentukan letak punggung janin dengan cara :
Merasakan bagian uterus yang lebih tegang
Merasakan bagian-bagian kecil janin
Merasakan gerakan janin
IV. MELAKUKAN PEMERIKSAAN PALPASI DENGAN CARA
LEOPOLD III
1. Pemeriksa menghadap ke perut ibu hamil
20
21
SL.III. RS. 3
KETERAMPILAN KLINIK
PEMERIKSAAN GINEKOLOGIS
M.Fidel Ganis Siregar, Cut Adella, Riza Rivani
I. PENDAHULUAN
Sikap penderita wanita yang datang pada dokter agak berbeda dengan sikap
penderita pria, lebih-lebih apabila ia datang untuk keluhan ginekologik.
Seorang wanita yang mengajukan hal-hal yang berhubungan dengan alat
kelaminnya, cenderung menunjukkan gejala-gejala kecemasan, kegelisahan,
rasa takut dan rasa malu.
III. RUJUKAN
1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Gilstrap III, LC,
Wenstrom KD. Williams obstetrics, 22nd ed. New York: McGraw
Hill; 2005.
2. Speroff L, Fritz MA. Clinical gynecologic endocrinology and
infertility, 7th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2005.
22
3. Berek JS, Hacker NF. Practical gynecologic oncology, 4th ed.
Philadelphia: Lippincott William & Wilkins; 2005.
4. Saifuddin AB, Adriaansz G, Wiknjosastro GH, Wospodo D. Buku
acuan nasional: pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta: JNPKKR-POGI; 2001.
5. Saifuddin AB, Wiknjosastro GH, Affandi B, Wospodo D. Buku
panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta: Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002.
6. Ryan KJ, Berkowitz RS, Barbieri RL. Kistners gynecology, 6th ed.
St. Louis; 1995.
7. Aziz MF, Andrijono, Saifuddin AB. Buku acuan nasional onkologi
dan ginekologi, edisi pertama. Jakarta: Yayasan bina pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2006.
8. Saifuddin AB, Wiknjosastro GH. Ilmu kebidanan. Edisi keempat.
Jakarta: Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008.
9. Saifuddin AB, Wiknjosastro GH. Ilmu kandungan. Edisi keempat.
Jakarta: Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008.
10.Rock JA, Jones III HW. Te Lindes operative gynecology, 10th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2008.
11.Berek JS. Bereks and Novak gynecology. 14th ed. Philadelphia:
Lippincott William & Wilkins; 2007.
12.Disaia PJ, Creasman WT. Clinical gynecologic oncology, 7th ed. New
York: Mosby Elsevier; 2007.
13.Hankins GDV, Clark SL, Cunningham FG, Gilstrap III LC.
Operative obstetrics. Norwalk: Appleton & Lange; 1995.
14.Baziad A. Endokrinologi ginekologi, edisi ketiga. Jakarta: Media
Aesculapius; 2008.
15.DeCherney AH, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N. Current diagnosis
& treatment obstetrics & gynecology. New York: McGraw Hill; 2007
23
V. TEKNIK PELAKSANAAN
I. PERSIAPAN
24
7. Memperhatikan labia mayora, klitoris dan perineum.
8. Pisahkan labia mayora dengan dua jari, perhatikan labia minora,
klitoris, orifisium uretra dan introitus vagina.
9. Raba labia minora dengan menggunakan jempol dan telunjuk tangan
kanan tentukan apakah ada benjolan, discharge, nyeri (tenderness),
ulkus dan fistula. Rasakan apakah ada ketidakteraturan atau nodul.
10. Memeriksa kelenjar Skene (Skenes gland) untuk melihat adanya
keputihan dan nyeri. Caranya : dengan telapak tangan menghadap ke
atas, masukkan jari telunjuk ke dalam vagina lalu dengan lembut
mendorong ke atas mengenai uretra dan memerah kelenjar pada
kedua sisinya. Jika ada discharge, ambil hapusan (smear) untuk
pewarnaan Gram, tes gonorrhea dan chlamydia.
11. Memeriksa kelenjar Bartholin untuk melihat apakah ada discharge
dan nyeri. Caranya : dengan telapak tangan menghadap ke bawah
masukkan jari telunjuk ke dalam vagina di sisi bawah introitus
vagina dan meraba dasar masing-masing labia mayora. Dengan
menggunakan jari telunjuk dan ibu jari, palpasi setiap sisi untuk
mencari apakah ada benjolan atau nyeri. Jika ada discharge, ambil
hapusan (smear) untuk pewarnaan Gram dan tes gonorrhea dan
chlamydia.
12. Periksa apakah terdapat benjolan pada dinding anterior dan posterior
vagina dengan cara meminta ibu mengedan dan pemeriksa menahan
labia dalam posisi terbuka.
13. Periksa perineum untuk melihat adanya parut (scarring), lesi,
inflamasi, atau retakan kulit.
25
V. PEMERIKSAAN BIMANUAL
1. Basahkan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan yang akan
dimasukkan ke dalam vagina (pelvic hand) dengan air bersih.
2. Pisahkan labia dengan dua jari (jempol dan telunjuk) tangan kiri
(abdominal hand)
3. Sentuh dan tekan pintu vagina ke arah bawah sampai otot perineum
menjadi relaks/lemas, lalu masukkan ujung jari telunjuk dan jari
tengah tangan kanan (pelvic hand) ke dalam vagina dengan posisi
jari telunjuk di atas menyelusuri dasar vagina sampai menyentuh
serviks.
4. Rasakan panjang, ukuran dan bentuk serviks. Perhatikan posisi dan
konsistensinya
5. Menggerakkan serviks dengan lembut dari sisi satu ke sisi lain
diantara kedua jari. Perhatikan apakah ibu merasa sakit.
6. Dengan telapak menghadap ke atas, letakkan kedua jari di rongga
belakang serviks untuk meraba rahim.
7. Meletakkan tangan yang lain pada abdomen, di tengah antara pusar
dan tulang pubis.
8. Perlahan-lahan menggeser tangan pada abdomen ke arah simfisis
pubis dengan menekan ke bawah dan ke depan dengan telapak jari-
jari tangan. Pada saat yang sama, tekan ke atas dengan kedua jari
tangan yang berada dalam vagina, berusaha memerangkap rahim
diantara kedua tangan. Jika rahim tidak teraba, periksa apakah rahim
dalam posisi retrofleksi.
9. Mempalpasi uterus dan memeriksa :
- ukuran
- bentuk
- letak
- konsistensi
- mobilitas
- nyeri
10.Mencari ovarium dengan meletakkan jari-jari tangan yang ada dalam
vagina dengan ujung jari pada forniks lateral.
11.Menggerakkan tangan yang berada pada abdomen ke sisi yang sama
dan lateral terhadap rahim. Tekan dengan tangan yang di abdomen
dan menekan keatas dengan jari tangan yang berada di dalam.
Dengan lembut menggerakkan jari-jari kedua tangan dan
menggerakkan jari-jari ke arah simfisis pubis.
12.Menentukan ukuran, konsistensi, mobilitas ovarium.
13.Ulangi prosedur di atas untuk ovarium sisi lainnya.
14.Memeriksa ukuran, bentuk, konsistensi, mobilitas dan nyeri dari
massa yang ada dalam adneksa.
26
VI. PEMERIKSAAN REKTOVAGINA
1. Menjelaskan kepada ibu tentang apa yang akan dilakukan.
2. Jika perlu mengganti sarung tangan, celupkan kedua tangan yang
masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %, lalu
lepaskan dengan membalik sisi dalam keluar. Jika akan dibuang,
masukkan ke dalam kantung plastik. Jika akan dipakai ulang,
dekontaminasi dengan merendam dalam larutan klorin 0,5%.
3. Perlahan-lahan masukkan jari tengah ke dalam rektum dan jari
telunjuk ke dalam vagina. Meminta ibu untuk menghembuskan nafas
agar lebih santai.
4. Tekan dengan kencang dan dalam dengan tangan yang berada di atas
tulang pubis sementara jari-jari yang berada dalam vagina dan rektum
menekan serviks secara anterior.
5. Meraba permukaan rahim untuk mengetahui apakah terasa halus
6. Memeriksa apakah terasa nyeri atau ada massa diantara rahim dan
rektum
7. Setelah selesai memeriksa, keluarkan kedua jari secara perlahan.
8. Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5%, melepas sarung tangan dengan membalik
sisi dalam keluar dan menaruh ke dalam kantung plastik
LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
I. PERSIAPAN
1. Menjelaskan mengapa pemeriksaan dilakukan.
2. Meminta ibu untuk BAK dan membilas daerah
abdomen dan genitalnya.
3. Meminta ibu melepas pakaian, memakai baju
pasien dan membantunya naik ke meja periksa.
4. Mencuci tangan dengan air sabun sampai benar-
benar bersih dan dikeringkan dengan kain bersih
dan kering atau dianginkan.
II. PEMERIKSAAN ABDOMEN BAGIAN BAWAH DAN GROIN
5. Meminta ibu untuk berbaring di meja periksa
dengan kedua lengan di samping
27
6. Memapar seluruh abdomen
7. Perhatikan apakah ada benjolan pada abdomen.
Perhatikan letak dan bentuk pusar (umbilikal)
8. Memeriksa abdomen untuk melihat apakah
terdapat warna yang tak biasa, parut (skar), guratan
(strecth mark) atau ruam dan lesi.
9. Menekan dengan ringan menggunakan permukaan
jari-jari tangan, mempalpasi semua area abdomen.
Mengidentifikasi adanya massa, daerah yang nyeri
atau resistensi otot. Mencatat temuan.
10.Dengan menekan lebih dalam, tentukan ukuran,
bentuk, konsistensi, kenyerian (tenderness),
mobilitas dan pergerakan massa. Mencatat massa
dan area nyeri yang ditemukan.
11.Mengidentifikasi area yang terasa nyeri (tender
area). Jika terdapat nyeri, periksa apakah terjadi
rebound tenderness.
12.Jika ada luka terbuka pada abdomen bagian bawah
(groin), memakai sepasang sarung tangan periksa
sebelum memeriksa groin. Mempalpasi kedua area
abdomen bawah apakah terdapat benjolan.
III. PEMERIKSAAN GENITALIA LUAR
13.Meminta ibu untuk menaruh kedua tumit pada
dudukan (stirrups). Jika tidak ada dudukan,
membantu ibu menaruh kedua kakinya di tepi luar
ujung meja. Tutupi ibu dengan duk/drape.
14.Mencuci tangan dengan air sabun sampai bersih
dan dikeringkan dengan kain bersih dan kering,
atau dianginkan.
15.Menyalakan lampu/senter dan mengarahkan ke
daerah genital.
16.Memakai sepasang sarung tangan periksa
17.Menyentuh paha sebelah dalam sebelum
menyentuh daerah genital ibu untuk mencegah ibu
terkejut.
18.Memperhatikan labia, klitoris dan perineum
19.Dengan memisahkan labia majora dengan dua jari,
memeriksa labia minora, klitoris, mulut uretra dan
mulut vagina
20.Mempalpasi labia minora. Lihat apakah terdapat
benjolan, discharge, nyeri (tenderness), ulcer dan
fistula. Rasakan apakah ada ketidakberaturan atau
nodules.
21. Memeriksa kelenjar skene (skenes gland) untuk
melihat adanya keputihan dan nyeri. Dengan
telapak tangan menghadap ke atas, masukkan jari
telunjuk ke dalam vagina lalu dengan lembut
28
mendorong ke atas mengenai uretra dan memerah
kelenjar pada kedua sisi kemudian langsung ke
uretra. (Jika ada discharge, ambil hapusan (smear)
untuk pewarnaan Gram dan tes apakah ada
gonorrhea dan chlamydia, jika fasilitas
laboratorium tersedia)
22. Memeriksa kelenjar Bartholini untuk melihat
apakah ada discharge dan nyeri. Masukkan jari
telunjuk ke dalam vagina di sisi bawah mulut
vagina dan meraba dasar masing-masing labia
majora. Dengan menggunakan jari dan ibu jari,
mempalpasi setiap sisi untuk mencari apakah ada
benjolan atau nyeri. (Jika ada discharge, ambil
hapusan (smear) untuk pewarnaan Gram dan tes
apakah ada gonorrhea dan chlamydia, jika fasilitas
laboratorium tersedia)
23.Meminta ibu untuk mengedan ketika menahan
labia dalam posisi terbuka. Periksa apakah terdapat
benjolan pada dinding anterior atau posterior
vagina.
24.Melihat perineum. Memeriksa apakah terdapat
parut (scarring), lesi, inflamasi, atau retakan kulit.
IV. PEMERIKSAAN DENGAN SPEKULUM
25. Mengambil spekulum bivalve (spekulum cocor
bebek) dan menunjukkannya kepada ibu.
Menjelaskan apa yang akan dilakukan
26. Memasukkan spekulum sepenuhnya dan buka
cocor bebek. Melihat dinding vagina dan
perhatikan apakah terjadi inflamasi, ulcer atau
sores. Periksa apakah terdapat discharge
27.Melihat serviks dan os lalu perhatikan warna,
posisi, kehalusan permukaan, atau discharge. Jika
serviks mudah berdarah atau terdapat mucopus,
ambil spesimen untuk pewarnaan Gram dan tes
apakah terdapat gonorrhea dan chlamydia, jika
fasilitas laboratorium tersedia.
28.Melepas spekulum
29.Menaruh spekulum dalam larutan klorin 0,5 %
untuk dekontaminasi
V. PEMERIKSAAN BIMANUAL
30.Basahkan jari telunjuk dan jari tengah tangan yang
akan dimasukkan ke dalam vagina (pelvic hand)
dengan air bersih atau sekresi vagina.
31.Memisahkan labia dengan dua jari tangan
abdomen (abdominal hand) lalu masukkan ujung
jari telunjuk dan jari tengah tangan pelvis (pelvic
hand) ke dalam vagina
29
32. Ketika memberi tekanan ke bawah, tunggu sampai
otot perineum menjadi relaks/lemas. Secara
bertahap masukkan kedua jari sepenuhnya
menyelusuri vagina posterior sampai menyentuh
serviks.
33.Rasakan panjang, ukuran dan bentuk serviks.
Perhatikan posisi dan konsistensinya
34. Menggerakkan serviks dengan lembut dari sisi satu
ke sisi lain diantara kedua jari. Perhatikan apakah
ibu merasa sakit.
35.Dengan telapak menghadap ke atas, letakkan
kedua jari di rongga belakang serviks untuk
meraba rahim
36.Meletakkan tangan yang lain pada abdomen, di
tengah antara pusar dan tulang pubis.
37.Perlahan-lahan menggeser tangan pada abdomen
ke arah simfisis pubis dengan menekan ke bawah
dan ke depan dengan telapak jari-jari tangan. Pada
saat yang sama, tekan ke atas dengan kedua jari
tangan yang berada dalam vagina, berusaha
memerangkap rahim diantara kedua tangan. Jika
rahim tidak teraba, periksa apakah rahim dalam
posisi retroverted.
38.Mempalpasi uterus dan memeriksa :
Ukuran
Bentuk
Letak
Konsistensi
Mobilitas
Nyeri
39.Mencari ovarium dengan meletakkan jari-jari
tangan yang ada dalam vagina dengan ujung jari
pada lateral forniks. Menggerakkan tangan yang
berada pada abdomen ke sisi yang sama dan lateral
terhadap rahim. Tekan dengan tangan yang di
abdomen dan menekan keatas dengan jari tangan
yang berada dalam. Dengan lembut menggerakkan
jari-jari kedua tangan dan menggerakkan jari-jari
ke arah simfisis pubis.
40. Menentukan ukuran, konsistensi, mobilitas
ovarium jika teraba.(Normalnya: kedua
ovarium/adneksa tidak teraba)
41.Ulangi prosedur di atas untuk ovarium sisi lainnya
42.Memeriksa ukuran, bentuk, konsistensi, mobilitas
dan nyeri dari massa yang ada dalam adneksa.
VI. PEMERIKSAAN REKTOVAGINA
43.Menjelaskan kepada ibu tentang apa yang akan
30
dilakukan
44.Jika perlu mengganti sarung tangan, celupkan
kedua tangan yang masih memakai sarung tangan
ke dalam larutan klorin 0,5 %, lalu lepaskan
dengan membalik sisi dalam keluar. Jika akan
dibuang, masukkan ke dalam kantung plastik. Jika
akan dipakai ulang, dekontaminasi dengan
merendam dalam larutan klorin 0,5%.
45.Perlahan-lahan masukkan jari tengah ke dalam
rektum dan jari telunjuk ke dalam vagina. Meminta
ibu untuk menghembuskan nafas agar lebih santai.
46.Tekan dengan kencang dan dalam dengan tangan
yang berada di atas tulang pubis sementara jari-jari
yang berada dalam vagina dan rektum menekan
servisk secara anterior.
47.Meraba permukaan rahim untuk mengetahui
apakah terasa halus
48.Memeriksa apakah terasa nyeri atau ada massa
diantara rahim dan rektum
49.Setelah selesai memeriksa, keluarkan kedua jari
secara perlahan.
50.Masukkan kedua tangan yang masih memakai
sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,
melepas sarung tangan dengan membalik sisi
dalam keluar dan menaruh ke dalam kantung
plastik
VII. SELESAI MELAKUKAN PEMERIKSAAN
51.Jika sarung tangan akan dibuang, letakkan dalam
kantung plastik
52.Cuci kedua tangan dengan air sabun sampai bersih,
lalu dikeringkan dengan kain bersih dan kering,
atau dianginkan.
53.Membantu ibu duduk di meja periksa dan meminta
ibu berpakaian
54.Setelah ibu berpakaian, diskusikan temuan yang
tak normal dan hal-hal perlu dilakukan, jika ada.
Jika hasil pemeriksaan normal, katakan padanya
bahwa semuanya dalam keadaan normal dan sehat.
SL.III. RS. 4
31
KETERAMPILAN KLINIK
HISTORY TAKING KELAINAN PAYUDARA
Emir Taris Pasaribu
I. PENDAHULUAN
Kelainan pada payudara sebagian besar disebabkan oleh lesi jinak 90 %, hanya
sebagian kecil kelainan tersebut yang disebabkan oleh kanker dan sebagian besar
penderita datang dengan keluhan berupa benjolan dengan atau tanpa rasa nyeri. Kelainan
pada payudara dapat berupa kelainan bawaan, infeksi, trauma dan neoplasma.
Untuk melakukan history taking yang benar pada kelainan payudara hal yang
perlu diperhatikan adalah keluhan utama dan usia penderita, di mana pada usia tertentu
akan ditemukan jenis kelainan tertentu pula misalnya pada wanita berusia < 30 tahun
sangat jarang ditemukan kanker payudara.
Dari keluhan utama dokter selanjutnya melakukan penjajakan menurut sistem
OLD CARDS/OPQRST. Kemudian menjajaki apakah ada keluhan tambahan pada
penderita, terutama di sekitar payudara yang dapat berupa nyeri, ulkus, kelainan pada
kulit seperti kulit tertarik, penebalan kulit, perubahan warna atau berupa eksema.
Selanjutnya ditanyakan apa ada perubahan pada puting susu misalnya tertarik ke
dalam, keluar cairan bening, bercampur darah, seperti susu atau kuning kehijauan dan
berbau.
Kemudian ditelusuri apakah ada timbul benjolan di daerah aksila dan leher di
mana bila ditemukan dapat sebagai pertanda telah terjadi metastase pada kelenjar limf
regional.
Penjajakan lanjutan ditujukan untuk mengetahui apakah telah terjadi metastase
jauh dengan menanyakan kepada penderita apa ada sesak nafas/batuk dan nyeri pada
tulang belakang yang merupakan lokasi metastase tersering yaitu paru dan tulang. Tidak
bisa diabaikan pada history taking adalah penyakit-penyakit yang pernah diderita, obat-
obatan yang digunakan dan pengobatan yang pernah didapat.
Pada penderita yang dicurigai mengidap kanker payudara di dalam history taking
perlu ditanyakan faktor-faktor risiko berupa pengaruh estrogen antara lain : usia
menarche, usia kehamilan pertama kali / melahirkan anak pertama, jumlah anak,
menyusui, usia menopause, penggunaan obat kontrasepsi dan penggunaan hormon
pengganti estrogen. Adanya riwayat keluarga menderita kanker payudara, pernah
menderita kanker payudara, pernah operasi tumor jinak pada payudara dan pernah
mendapat radiasi di daerah payudara juga merupakan faktor-faktor risiko.
I. 1. TUJUAN UMUM
Setelah selesai melakukan latihan komunikasi dokter-pasien (history taking) ini
mahasiswa diharapkan mampu melakukan teknik komunikasi yang benar pada
penderita kelainan payudara.
32
III. RANCANGAN ACARA PEMBELAJARAN
IV. RUJUKAN
1. Bickley LS, Szilagyi PG. Guide to Physical Examination and History Taking.
9th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins ; 2007
2. Dixon JM, ABC of Breast Diseases, International Student Edition, 3 rd ed.
BMJ Publishing group; 2006.
1. meja 1 buah
2. kursi 3 buah
3. alat tulis
4. pasien simulasi.
33
Seorang wanita umur 45 tahun, guru, menikah ,datang ke dokter dengan keluhan utama
ada benjolan pada payudara kiri sudah sejak 6 bulan yang lalu dan tidak nyeri. Akhir-
akhir ini sering batuk-batuk dan puting payudara kiri tertarik ke dalam. Haid teratur
sejak usia 15 tahun. Anak 1 orang, melahirkan pada usia 35 tahun, disusui selama 3
bulan. Kakak penderita pernah operasi payudara pada usia 40 tahun dan sudah
meninggal. Pada usia 28 tahun penderita pernah operasi tumor jinak pada payudara kiri.
A. PERKENALAN
1. Menyapa pasien dengan ramah dan sopan
2. Mempersilahkan pasien duduk
3. Menanyakan nama, umur, pekerjaan, alamat status perkawinan.
B. MENANYAKAN KELUHAN
1. Menanyakan keluhan utama yang dirasakan pasien, dan mengurai menurut
OPQRST / OLD CARDS
2. Menanyakan keluhan tambahan :
a. adanya rasa nyeri
b. kelainan pada kulit payudara, kemerahan, ulkus.
c. kelainan pada puting, tertarik, keluar cairan
3. Menanyakan apa telah terjadi penyebaran pada kelenjar limf regional, seperti :
a. timbul benjolan di aksila
b. benjolan di leher dan di tempat lain.
4. Menanyakan apa ada gejala metastase, seperti:
a. sesak nafas / batuk.
b. nyeri pada tulang belakang.
5. Menanyakan penyakit yang pernah diderita, obat-obat yang digunakan dan jenis
pengobatan yang didapat.
6. Menanyakan faktor-faktor risiko kanker payudara:
Pengaruh estrogen :
1. usia menarhe
2. usia melahirkan anak pertama
3. jumlah anak
4. menyusui, lamanya
5. penggunaan obat kontrasepsi
6. usia menopause
7. penggunaan hormon estrogen pengganti
Lain-lain :
1. riwayat keluarga menderita kanker payudara.
2. pola hidup, merokok, alkohol, banyak makan berlemak.
3. pernah operasi tumor jinak di payudara.
4. pernah menderita kanker payudara.
5. pernah mendapat radiasi.
7. Dokumentasi
1. Hal yang ditemukan
2. Jelaskan pemeriksaan selanjutnya yang akan dilakukan.
34
LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
I.PERKENALAN Ya Tidak
1. Menyapa pasien dengan ramah dan sopan
2. Mempersilahkan pasien duduk
3. Menanyakan nama, umur, pekerjaan, alamat status
perkawinan.
II. MENANYAKAN KELUHAN
4. Menanyakan keluhan utama yang dirasakan pasien,
dan mengurai menurut OPQRST / OLD CARDS
5. Menanyakan keluhan tambahan :
a. adanya rasa nyeri
b. kelainan pada kulit payudara, kemerahan, ulkus.
c. Kelainan pada puting, tertarik, keluar cairan.
6. Menanyakan apa telah terjadi penyebaran pada kelenjar
limpe regional, seperti :
a. timbul benjolan di aksila
b. benjolan dileher dan ditempat lain.
7. Menanyakan apa ada gejala metastase, seperti:
a. sesak nafas / batuk.
b. nyeri pada tulang belakang.
8. Menanyakan penyakit yang pernah diderita, obat-obat
yang digunakan dan jenis pengobatan yang didapat.
9. Menanyakan faktor-faktor risiko kanker payudara:
Pengaruh estrogen :
1. usia menarhe
2. usia melahirkan anak pertama
3. jumlah anak
4. menyusui, lamanya
5. penggunaan obat kontrasepsi
6. usia menopause
7.penggunaan hormon estrogen pengganti
Lain-lain
1. riwayat keluarga menderita kanker payudara.
2. pola hidup, merokok, alkohol, banyak makan
berlemak.
3. pernah operasi tumor jinak di payudara.
4. pernah menderita kanker payudara.
5. pernah mendapat radiasi.
10. Mendokumentasi : hal yang ditemukan
SL.III. RS. 5
KETERAMPILAN KLINIK
35
PERSALINAN NORMAL (KALA I dan II)
M.Fidel Ganis Siregar, Cut Adeya Della, Riza Rivani
I. PENDAHULUAN
Bagian ini menjelaskan kala dua persalinan dan asuhan bagi ibu selama
waktu tersebut. Di sini dijelaskan pula tanda dan gejala serta
penatalaksanaan fisiologis kala dua persalinan yang normal.
II. TUJUAN
II. 1 TUJUAN UMUM :
Setelah selesai melakukan latihan persalinan normal ini mahasiswa
diharapkan mampu melakukan pertolongan persalinan normal.
III. RUJUKAN
1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Gilstrap III, LC,
Wenstrom KD. Williams obstetrics, 22nd ed. New York: McGraw
Hill; 2005.
2. Speroff L, Fritz MA. Clinical gynecologic endocrinology and
infertility, 7th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2005.
3. Berek JS, Hacker NF. Practical gynecologic oncology, 4th ed.
Philadelphia: Lippincott William & Wilkins; 2005.
4. Saifuddin AB, Adriaansz G, Wiknjosastro GH, Wospodo D. Buku
acuan nasional: pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta: JNPKKR-POGI; 2001.
5. Saifuddin AB, Wiknjosastro GH, Affandi B, Wospodo D. Buku
panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta: Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002.
6. Ryan KJ, Berkowitz RS, Barbieri RL. Kistners gynecology, 6th ed.
St. Louis; 1995.
7. Aziz MF, Andrijono, Saifuddin AB. Buku acuan nasional onkologi
dan ginekologi, edisi pertama. Jakarta: Yayasan bina pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2006.
36
8. Saifuddin AB, Wiknjosastro GH. Ilmu kebidanan. Edisi keempat.
Jakarta: Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008.
9. Saifuddin AB, Wiknjosastro GH. Ilmu kandungan. Edisi keempat.
Jakarta: Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008.
10.Rock JA, Jones III HW. Te Lindes operative gynecology, 10th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2008.
11.Berek JS. Bereks and Novak gynecology. 14th ed. Philadelphia:
Lippincott William & Wilkins; 2007.
12.Disaia PJ, Creasman WT. Clinical gynecologic oncology, 7th ed. New
York: Mosby Elsevier; 2007.
13.Hankins GDV, Clark SL, Cunningham FG, Gilstrap III LC.
Operative obstetrics. Norwalk: Appleton & Lange; 1995.
14.Baziad A. Endokrinologi ginekologi, edisi ketiga. Jakarta: Media
Aesculapius; 2008.
15.DeCherney AH, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N. Current diagnosis
& treatment obstetrics & gynecology. New York: McGraw Hill; 2007
V. TEKNIK PELAKSANAAN
37
1. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk
mematahkan ampul oksitosin dan memasukkan 1 buah alat suntik
sekali pakai 21/2 ml ke dalam wadah partus set
38
1. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik, meminta ibu untuk mengedan saat ada his bila ia sudah
merasa ingin mengedan
2. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
mengedan. (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah
duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
39
Lahirnya badan dan tungkai
6. Setelah bahu lahir, tangan menyangga daerah posterior bahu
(menyangga kepala), leher dan bahu janin bagian posterior dengan
posisi ibu jari pada leher (bagian bawah kepala) dan ke empat jari
pada bahu dan dada/punggung janin, sementara tangan kiri
memegang lengan dan bahu janin bagian anterior saat badan dan
lengan lahir
7. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung ke
arah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai
bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara ke dua lutut
janin)
LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
I. MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA DUA
40
II. MENYIAPKAN PERALATAN
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan
persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin
dan memasukkan 1 buah alat suntik sekali pakai
21/2 ml ke dalam wadah partus set
III. MENYIAPKAN DIRI UNTUK MEMBERIKAN PERTOLONGAN
PERSALINAN
3. Memakai Celemek plastik, tutup kepala, masker,
pelindung mata. Memastikan lengan/tangan tidak
memakai perhiasan, mencuci tangan dengan sabun
dan air mengalir
4. Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan
yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam
IV. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN
JANIN BAIK
5. Membersihkan vulva dan perineum menggunakan
kapas basah dengan gerakan dari vulva ke perineum
(bila daerah perineum dan sekitarnya kotor karena
kotoran ibu yang keluar, bersihkan daerah tersebut
dari kotoran)
6. Melakukan pemeriksaan dalam pastikan
pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban
sudah pecah.
Bila selaput ketuban belum pecah : lakukan
pemecahan selaput ketuban
Pastikan kepala sudah masuk, tidak teraba bagian
kecil janin atau tali pusat
Masukkan kocher yang dipegang tangan kiri
dengan bimbingan telunjuk dan jari tengah tangan
kanan hingga menyentuh selaput ketuban
Saat his berkurang kekuatannya, gerakkan ujung
jari tangan kanan membimbing ujung kocher
menggores selaput ketuban hingga ketuban pecah
Keluarkan kocher dari vagina ibu dengan tangan
kiri, pertahankan jari-jari tangan kanan tetap dalam
vagina sehingga yakin bahwa kepala turun dan
tidak teraba tali pusat setelah selaput ketuban
dipecahkan.
Keluarkan jari-jari tangan kanan dari vagina dan
membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik
7. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi
uterus selesai pastikan DJJ dalam batas normal
(120-160 x/menit)
V. MENYIAPKAN IBU & KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES
PIMPINAN MENGEDAN
8. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik, meminta ibu untuk mengedan
41
saat ada his bila ia sudah merasa ingin mengedan
9. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi
ibu untuk mengedan. (pada saat ada his, bantu ibu
dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa
nyaman).
VI. PIMPINAN MENGEDAN
Penolong kembali memakai sarung tangan DTT
10.Melakukan pimpinan mengedan saat ibu
mempunyai dorongan yang kuat untuk mengedan :
Memimpin ibu untuk mengedan pada saat timbul
his, menyesuaikan pimpinan mengedan dengan
kecepatan lahirnya kepala
Memberi ibu kesempatan istirahat disaat tidak ada
his (diantara his)
Mempertimbangkan perlu tidaknya episiotomi
berdasarkan elastisitas dari perineum
VII. MENOLONG KELAHIRAN BAYI
Lahirnya Kepala
11.Saat sub-occiput tampak di bawah simfisis, tangan
kanan melindungi perineum (ibu jari pada satu sisi
dan empat jari yang lain pada perineum) dengan
dialas lipatan kain di bawah bokong ibu, sementara
tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak
terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir
(minta ibu untuk tidak mengedan dengan bernafas
pendek-pendek)
Bila didapatkan mekonium ada air ketuban, segera setelah kepala lahir
lakukan penghisapan pada mulut dan hidung janin menggunakan penghisap
lendir De Lee
12.Mengusapkan kasa/kain bersih untuk membersihkan
muka janin dari lendir dan darah
13.Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
14.Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan
putaran paksi luar secara spontan
Lahirnya bahu
15.Setelah kepala janin menghadap paha ibu,
tempatkan kedua telapak tangan biparietal kepala
janin, tarik (menekan) secara hati-hati ke arah
bawah sampai bahu anterior/depan lahir, kemudian
tarik secara hati-hati ke atas sampai bahu
posterior/belakang lahir
Bila terdapat lilitan tali pusat yang terlalu erat hingga menghambat putaran
paksi luar atau lahirnya bahu, minta ibu berhenti mengedan, dengan
perlindungan tangan kiri, pasang klem di dua tempat pada tali pusat dan
potong tali pusat di antara 2 klem tersebut
Lahirnya badan dan tungkai
16. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga daerah
42
posterior bahu (menyangga kepala), leher dan bahu
janin bagian posterior dengan posisi ibu jari pada
leher (bagian bawah kepala) dan ke empat jari pada
bahu dan dada/punggung janin, sementara tangan
kiri memegang lengan dan bahu janin bagian
anterior saat badan dan lengan lahir
17.Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri
menyusuri punggung ke arah bokong dan tungkai
bawah janin untuk memegang tungkai bawah
(selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara ke dua
lutut janin)
VIII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
18.Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi
bertumpu pada lengan kanan sedemikian rupa
sehingga bayi menghadap ke arah penolong. Nilai
bayi, kemudian letakkan bayi di atas perut ibu
dengan posisi kepala lebih rendah dari badan (bila
tali pusat terlalu pendek, letakkan bayi di tempat
yang memungkinkan).
19.Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan
badan bayi kecuali bagian tali pusat
20.Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3
cm dari umbilikus bayi. Melakukan urutan pada tali
pusat ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm
dari klem pertama
Periksa uterus apakah ada bayi yang lain
21.Memegang tali pusat di antara 2 klem menggunakan
tangan kiri, dengan perlindungan jari-jari tangan
kiri, memotong tali pusat diantara kedua klem
22.Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering
dan bersih, membungkus bayi hingga kepala
23.Meletakkan bayi telungkup di dada ibu dekat
dengan puting susu, biarkan bayi mencari puting
susu dan mulai menghisap
SL.III. RS. 6
KETERAMPILAN KLINIK
43
PERSALINAN NORMAL (KALA III dan IV)
M.Fidel Ganis Siregar, Cut Adeya Della, Riza Rivani
I. PENDAHULUAN
Bagian ini menjelaskan kala tiga dan emapat persalinan dan asuhan bagi
ibu selama waktu tersebut. Di sini dijelaskan pula tanda dan gejala serta
penatalaksanaan setelah ibu melahirkan pada persalinan yang normal.
III. RUJUKAN
3. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Gilstrap III, LC,
Wenstrom KD. Williams obstetrics, 22nd ed. New York: McGraw
Hill; 2005.
4. Speroff L, Fritz MA. Clinical gynecologic endocrinology and
infertility, 7th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2005.
5. Berek JS, Hacker NF. Practical gynecologic oncology, 4th ed.
Philadelphia: Lippincott William & Wilkins; 2005.
6. Saifuddin AB, Adriaansz G, Wiknjosastro GH, Wospodo D. Buku
acuan nasional: pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta: JNPKKR-POGI; 2001.
7. Saifuddin AB, Wiknjosastro GH, Affandi B, Wospodo D. Buku
panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta: Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002.
8. Ryan KJ, Berkowitz RS, Barbieri RL. Kistners gynecology, 6th ed.
St. Louis; 1995.
9. Aziz MF, Andrijono, Saifuddin AB. Buku acuan nasional onkologi
dan ginekologi, edisi pertama. Jakarta: Yayasan bina pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2006.
10.Saifuddin AB, Wiknjosastro GH. Ilmu kebidanan. Edisi keempat.
Jakarta: Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008.
11.Saifuddin AB, Wiknjosastro GH. Ilmu kandungan. Edisi keempat.
Jakarta: Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008.
12. Rock JA, Jones III HW. Te Lindes operative gynecology, 10th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2008.
16.Berek JS. Bereks and Novak gynecology. 14th ed. Philadelphia:
Lippincott William & Wilkins; 2007.
44
IV. PERALATAN DAN BAHAN
V. TEKNIK PELAKSANAAN
PENATALAKSANAAN PERSALINAN KALA TIGA
I. PENEGANGAN TALI PUSAT TERKENDALI
45
III. MASASE UTERUS
VI. Evaluasi
1. Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan
pervaginam dan tanda vital ibu
2. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk memeriksa/merasakan uterus
yang memiliki kontraksi baik dan mengajarkan untuk melakukan
masase uterus apabila konraksi uterus tidak baik
3. Bila ada robekan jalan lahir dilakukan penjahitan
4. Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi
5. Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam
larutan khlorin 0,5%
6. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
7. Beritahu kepada ibu & keluarga persalinan sudah selesai, dan setelah
selesai 2 jam kala IV ibu akan dipindahkan ke ruang rawat inap.
46
PENGAMATAN
LANGKAH/TUGAS
YA TIDAK
PENATALAKSANAAN PERSALINAN KALA TIGA
I. Penegangan Tali Pusat Terkendali
2. Berikan suntikan oksitosin 10 IU IM
3. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak
5-10 cm dari vulva
4. Meletakkan tangan kiri di atas simfisis menahan
bagian bawah uterus, sementara tangan kanan
memegang tali pusat menggunakan klem atau kain
kasa dengan jarak 5-10 cm dari vulva
5. Saat uterus kontraksi, menegangkan tali pusat
dengan tangan kanan sementara tangan kiri
menekan uterus dengan hati-hati ke arah
dorsokranial.
Bila uterus tidak segera kontraksi, minta ibu/keluarga untuk melakukan
stimulasi puting susu
I. Mengeluarkan Plasenta
6. Jika dengan penegangan tali pusat terkendali tali
pusat terlihat bertambah panjang dan terasa adanya
pelepasan plasenta, minta ibu untuk mengedan
sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat
sejajar lantai sesuai dengan sumbu jalan lahir
hingga plasenta tampak pada vulva.
Bila tali pusat bertambah panjang tetapi plasenta
belum lahir, pindahkan kembali klem hingga
berjarak 5-10 cm dari vulva
7. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan
melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu
(terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua
tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu
pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya
selaput ketuban.
II. MASASE UTERUS
8. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase
pada fundus uteri secara sirkuler menggunakan
bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi
uterus baik (fundus teraba keras)
III. PASCA TINDAKAN
9. Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya
perdarahan pervaginam, pastikan kontraksi uterus
baik.
10.Nilai kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
IV. MENGIKAT TALI PUSAT
47
11.Mengikat tali pusat 1 cm dari umbilikus dengan
simpul mati
12. Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk
keuda kalinya
13. Melepaskan klem pada tali pusat
14. Membungkus kembali bayi
15. Berikan bayi kepada ibu untuk disusui
V. EVALUASI
16. Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus,
tanda perdarahan pervaginam dan tanda vital ibu
17. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk
memeriksa/merasakan uterus yang memiliki
kontraksi baik dan mengajarkan untuk melakukan
masase uterus apabila konraksi uterus tidak baik
18. Bila ada robekan jalan lahir dilakukan penjahitan
SL.III. RS. 7
KETERAMPILAN KLINIK
48
PEMERIKSAAN PAPS SMEAR DAN PEMERIKSAAN APUSAN
VAGINA
M.Fidel Ganis Siregar, Cut Adeya Della, Riza Rivani
I. PENDAHULUAN
III. RUJUKAN
1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Gilstrap III, LC,
Wenstrom KD. Williams obstetrics, 22nd ed. New York: McGraw
Hill; 2005.
2. Speroff L, Fritz MA. Clinical gynecologic endocrinology and
infertility, 7th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2005.
3. Berek JS, Hacker NF. Practical gynecologic oncology, 4th ed.
Philadelphia: Lippincott William & Wilkins; 2005.
4. Saifuddin AB, Adriaansz G, Wiknjosastro GH, Wospodo D. Buku
acuan nasional: pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta: JNPKKR-POGI; 2001.
5. Saifuddin AB, Wiknjosastro GH, Affandi B, Wospodo D. Buku
panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta: Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002.
6. Ryan KJ, Berkowitz RS, Barbieri RL. Kistners gynecology, 6th ed.
St. Louis; 1995.
49
7. Aziz MF, Andrijono, Saifuddin AB. Buku acuan nasional onkologi
dan ginekologi, edisi pertama. Jakarta: Yayasan bina pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2006.
8. Saifuddin AB, Wiknjosastro GH. Ilmu kebidanan. Edisi keempat.
Jakarta: Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008.
9. Saifuddin AB, Wiknjosastro GH. Ilmu kandungan. Edisi keempat.
Jakarta: Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008.
10. Rock JA, Jones III HW. Te Lindes operative gynecology, 10th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2008.
17.Berek JS. Bereks and Novak gynecology. 14th ed. Philadelphia:
Lippincott William & Wilkins; 2007.
a. Kursi 2 buah
b. Manikin
c. Sarung tangan
d. Tempat cuci tangan, air, sabun, alat pengering tangan
e. Meja periksa / tempat tidur pasien
f. Lampu sorot
g. Kain penutup untuk ibu
h. Spekulum bivalve (cocor bebek)
i. Spatula Ayre
j. Alkohol 96 %
k. Kaca objek (Object glass)
l. Kapas lidi steril
m. Tabung reaksi steril.
n. Formulir pemeriksaan sitologi
o. Formulir pemeriksaan mikrobilogi
V. TEKNIK PELAKSANAAN
A.PERKENALAN
1. Perkenalkan diri dan menyapa ibu dengan sopan dan ramah
2. Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan secara
rinci
3. Pastikan ibu tidak sedang menstruasi, tidak senggama dan tidak
menggunakan obat vagina 3 hari sebelumnya (72 jam).
4. Pastikan ibu tidak melakukan pembilasan vagina dalam 3 hari
sebelumnya (72 jam)
5. Meminta persetujuan untuk dilakukan prosedur pemeriksaan.
B.PERSIAPAN
1. Periksa apakah peralatan dan bahan sudah tersedia
2. Pastikan lampu tersedia dan siap digunakan
3. Tanyakan apakah ibu telah BAK, membersihkan dan
50
membilas daerah genital luarnya (vulva)
4. Meminta ibu untuk melepas pakaian celana dalam
5. Bantu ibu naik ke meja periksa dan beri kain penutup
6. Cuci kedua tangan dengan air sabun sampai benar- benar bersih lalu
keringkan dengan kain bersih kering atau dianginkan. Mempalpasi
abdomen
7. Pakai sarung tangan periksa yang masih baru atau sarung tangan
bedah yang telah di-DTT.
8. Susun alat dan bahan pada wadah yang telah di- DTT.
E. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tanggal pemeriksaan, tanggal pengiriman dan hasil
pengamatan yang dilakukan.
LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
II. PERKENALAN
1. Menyapa ibu dengan sopan dan ramah
2. Memastikan bahwa ibu sudah memahami
mengapa dianjurkan menjalani tes Paps smear
dan menjelaskan prosedurnya
3. Memastikan ibu tidak sedang menstruasi, tidak
senggama, dan tidak menggunakan obat vagina
51
3 hari sebelumnya (72 jam). Ibu tidak
melakukan pembilasan vagina.
4. Memastikan bahwa ibu sudah memahami temuan
seperti apa yang mungkin dihasilkan dan tindak
lanjut atau pengobatan apa yang mungkin perlu
dilakukan
II. PERSIAPAN
1. Memeriksa apakah peralatan dan bahan sudah
tersedia
2. Memastikan lampu tersedia dan siap digunakan
3. Menanyakan apakah ibu telah BAK dan
membersihkan serta membilas daerah genitalnya
(vulva)
4. Meminta ibu untuk melepas pakaian celana dalam
5. Membantu ibu naik ke meja periksa dan memberi
kain Penutup
6. Mencuci kedua tangan dengan air sabun sampai
benar- benar bersih lalu dikeringkan dengan kain
bersih dan kering atau dianginkan. Mempalpasi
abdomen
7. Memakai sepasang sarung tangan periksa yang
masih baru atau sarung tangan bedah yang telah
di-DTT.
8. Menyusun alat dan bahan pada wadah yang telah
di- DTT, jika belum dilakukan
PEMERIKSAAN PAPS SMEAR
9. Memeriksa genitalia luar dan lubang uretra apakah
terdapat keputihan
10.Mempalpasi Skenes dan Bartholins glands
11. Memasang cocor bebek spekulum dalam posisi
tertutup, kemudian dibuka dan dikunci sehingga
spekulum tetap berada di tempatnya agar serviks
dapat terlihat.
12.Mengarahkan lampu/senter sehingga dapat
melihat serviks dengan jelas
13.Memeriksa serviks apakah normal atau tidak
14.Ambil spatule Ayre, tonjolan spatula Ayre
dimasukkan ke dalam endoserviks, dimulai dari
arah jam 12 diputar searah jarum jam 3600
15.Sediaan lendir serviks dioleskan di atas kaca
objek yang tersedia dengan membentuk sudut 450
satu kali sapuan.
16. Kemudian kaca objek dicelupkan ke dalam
larutan alkohol 96% selama 10 menit.
17.Sediaan dimasukkan ke dalam amplop dan
dikirim ke ahli patologi anatomi dengan
52
melampirkan formulir pemeriksaan sitologi yang
telah diisi dengan lengkap.
SL.III. RS. 8
KETERAMPILAN KLINIK
PEMERIKSAAN FISIK PAYUDARA
Emir Taris Pasaribu
53
I. PENDAHULUAN
Pemeriksaan fisik pada payudara merupakan rangkaian pemeriksaan yang harus
dilakukan oleh seorang dokter untuk menegakkan diagnosa, dilakukan setelah anamnesa,
yang terdiri inspeksi dan palpasi, sedangkan perkusi dan auskultasi jarang digunakan.
Pemeriksaan fisik payudara bertujuan untuk melihat adanya kelainan pada daerah
payudara yang terdiri dari 5 regional yaitu lateral atas, medial atas, medial bawah, lateral
bawah dan subareola dengan batas atas adalah klavikula, medial garis parasternal, bawah
setentang prosesus xypoid dan lateral linea aksilaris anterior. Pada saat yang bersamaan
pemeriksaan dilakukan di daerah aksila, infra dan supra klavikula.
Kelainan pada payudara dapat berupa kelainan bawaan, peradangan trauma dan
neoplasma.
Inspeksi, pengamatan dilakukan pada saat penderita duduk, setelah melepas seluruh
pakaian bagian atas yang dibantu oleh seorang paramedis pada 3 posisi, yaitu kedua
lengan disisi tubuh, mengangkat lengan keatas kepala dan kacak pinggang.
54
- konsistensi, keras, kenyal, lunak/fluktuasi.
- permukaan: licin rata, berbenjol-benjol .
- mobilitas, dapat digerakkan, terfikser jaringan sekitarnya, kulit/dinding dada.
- batas: tegas/tidak tegas.
- nyeri: ada/tidak ada.
- ukuran dinyatakan diameter terbesar dalam mm dengan menggunakan jangka
sorong.
Pada saat palpasi daerah subareola diamati apakah ada keluar sekret dari puting
payudara dan diperhatikan warna, berbau, kekentalan. Cairan yang keluar dari puting
dapat berupa, air susu, cairan jernih, bercampur darah dan pus. Untuk palpasi puting
menggunakan 2 jari, yaitu bagian volar distal ibu jari dan jari telunjuk.
Palpasi, kelenjar aksila, untuk mengetahui apakah pada saat yang bersamaan
dengan benjolan pada payudara didapati juga benjolan pada kelenjar getah bening
aksila yang merupakan singgahan pertama bila tejadi penyebaran limfogen pada kanker
payudara. Posisi penderita sebaiknya duduk, pemeriksa berdiri didepan penderita, bila
hendak memeriksa aksila kanan lengan kanan penderita ditopang lengan kanan
pemeriksa, diabduksikan dan pemeriksa melakukan palpasi pada daerah aksila dengan
lembut dan cermat. Hal yang sama dilakukan untuk aksila sebelah kiri.
Palpasi infra dan supra klevikula, pasien dalam posisi duduk, pemerisa berdiri
dibelakang penderita dan melakukan palpasi dengan mengunakan kedua tangan secara
bersamaan.
55
Setelah selesai melakukan latihan pemeriksaaan fisik payudara pada blok sitem
repruduksi diharapkan mahasiswa terampil dan mampu melakukan pemeriksaan
kelainan pada payudara secara benar dan sistematis.
IV. RUJUKAN
1. Bickley LS, Szilagyi PG. Guide to Physical Examination and History Taking. 9th
ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2007.
2. Dixon JM, ABC of breast diseases, international student edition, 3 rd edition
BMJ Publishing group, 2006.
56
VI. TEKNIK PELAKSANAAN
A. TAHAP PERKENALAN
1. Menyapa dan memprkenalkan diri dengan pasien/keluarga pasien.
2. Menanyakan identitas penderita
3. Informed Consent (meminta persetujuan pasien)
B. TAHAP PELAKSANAAN
1. Mohon ijin untuk dilakukan pemeriksaan
2. Pasien dibawa kekamar periksa
3. Bersama seorang paramedis.
4. Membuka seluruh pakaian bagian atas.
5. Berada diatas tempat tidur pemeriksaan
C. INSPEKSI
1. Pasien dalam posisi duduk
2. Pemeriksa berdiri didepan pasien
3. Pengamatan payudara dilakukan saat posisi kedua lengan disamping penderita,
diangkat diatas kepala dan saat kacak pinggang.
4. Hal hal yang diamati :
a. ukuran dan bentuk kedua payudara
b. warna kulit payudara / luka
c. adanya benjolan
d. pemekaran pembuluh darah
e. tarikan pada kulit
f. peau de orange
g. tarikan pada puting
h. ekzema pada puting / areola
i. benjolan / tanda-tanda radang di aksila
j. benjolan di infra / supra klavikula.
D. PALPASI
A. Payudara
1. Posisi pasien berbaring dan pundak diganjal bantal kecil dengan kedua lengan
berada diatas kepala.
2. Pemeriksa berada disisi kanan pasien dan didampingi seorang paramedis.
3. Palpasi menggunakan kedua tangan bagian volar, distal digiti 2,3 & 4.
4. Palpasi harus mencakup 5 regio payudara, dapat sirkular, radial dan bertahap.
5. Yang diperhatikan, adanya massa / benjolan :
57
- lokasi, konsistensi, permukaan ,batas / margin, pergerakan / mobilitas, adanya
nyeri dan ukuran diameter terpanjang dalam mm dengan menggunakan jangka
sorong.
6. Pada daerah subareola perlu diamati apa ada keluar cairan dari puting , warna
dan bau.
B. Kelenjar aksila.
1. Posisi pasien duduk.
2. Pemeriksa berdiri didepan pasien
3. Lengan kanan pemeriksa menopang lengan kakan pasien dan tangan kiri
pemeriksa melakukan palpasi pada aksila kiri, demikian sebaliknya.
4. Hal yang diamati, adanya pembesaran kelenjar getah bening , satu atau lebih,
konglumerasi, nyeri.
E. DOKUMENTASI
1. Catat hal-hal yang ditemukan,
2. Menyimpulkan dan menjelaskan kemungkinan penyakit pasien dan anjuran
selanjutnya.
LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
I. TAHAP PERKENALAN
1.Menyapa dan memprkenalkan diri dengan
pasien/keluarga pasien.
2. Menanyakan identitas penderita
3. Informed Consent
II. TAHAP PELAKSANAAN
1. Mohon ijin untuk dilakukan pemeriksaan
2. Pasien dibawa kekamar periksa
3. Bersama seorang paramedis.
4. Membuka seluruh pakaian bagian atas.
5. Berada diatas tempat tidur pemeriksaan
Inspeksi
1. pasien dalam posisi duduk
2. pemeriksa berdiri didepan pasien
3. pengamatan payudara dilakukan saat posisi kedua lengan
disamping penderita, diangkat diatas kepala dan saat
kacak pinggang.
4. hal hal yang diamati :
a. ukuran dan bentuk kedua payudara
b. warna kulit payudara / luka
c. adanya benjolan
d. pemekaran pembuluh darah
e. tarikan pada kulit
f. peau de orange
58
g. tarikan pada puting
h. ekzema pada puting / areola
i. benjolan / tanda-tanda radang di aksila
j. benjolan di infra / supra klavikula.
Palpasi
A. Payudara
1. Posisi pasien berbaring dan pundak diganjal bantal kecil
dengan kedua lengan berada diatas kepala.
2. Pemeriksa berada disisi kanan pasien dan didampingi
seorang paramedis.
3. Palpasi menggunakan kedua tangan bagian volar, distal
digiti 2,3 & 4.
4. Palpasi harus mencakup 5 regio payudara, dapat sirkular,
radial dan bertahap.
5. Yang diperhatikan, adanya massa / benjolan :
- lokasi, konsistensi, permukaan ,batas / margin,
pergerakan / mobilitas, adanya nyeri dan ukuran
diameter terpanjang dalam mm dengan menggunakan
jangka sorong.
6. Pada daerah subareola perlu diamati apa ada keluar
cairan dari puting , warna dan bau.
B. Kelenjar aksila.
1. Posisi pasien duduk.
2. Pemeriksa berdiri didepan pasien
3. Lengan kanan pemeriksa menopang lengan kakan
pasien dan tangan kiri pemeriksa melakukan palpasi
pada aksila kiri, demikian sebaliknya.
4. Hal yang diamati, adanya pembesaran
kelenjar getah bening , satu atau lebih, konglumerasi,
nyeri.
C. Infra / supra klavikula.
a. Pasien dalam posisi duduk.
b. Pemeriksa berdiri dibelakang
c. Mengunakan kedua tangan pada daerah yang berbeda.
d. Hal yang diamati apa ada teraba pembesaran kelenjar
getah bening.
IV. DOKUMENTASI
1. Catat hal-hal yang ditemukan
2. Menyimpulkan dan menjelaskan kemungkinan
penyakit pasien
3. Tindakan dan anjuran selanjutnya.
Note : Ya = Mahasiswa melakukan
Tidak = Mahasiswa Tidak melakukan
59