Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Jumat / 2 Mei 2017

ke-14 Waktu : 14.00- 18.00 WIB


Teknik persiapan dan Dosen :1. Dr. Drh.Hj Gunanti , Ms.
perawatan Pasca operasi 2. Drh. Henny endah anggraeni,
Msc
3. Drh. R Harry Soehartono
MappSC, Phd
4.Drh. Heryudianto vibowo
5.Drh. Tetty barunawati
6.Drh. surya kusuma wijaya
Asisten : Nadya safira, amd

PERSIAPAN, PROSES, DAN PERAWATAN


PASCA OPERASI KASTRASI
PADA KUCING

Kelompok 5, P-1
Anggota :
Dwiky ramadhan J3P115009
Andri J3P115025
Tata martha J3P115037
Ovi sania fahren J3P115043
Sinta br ginting J3P115056
Anggi Agustian J3P215061

PROGRAM KEAHLIAN PARAMEDIK VETERINER


DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PENDAHULUAN
Beberapa tahun terakhir pemeliharaan hewan kesayangan terutama anjing
dan kucing meningkat dengan pesat. Anjing dan kucing tidak hanya dijadikan
sebagai hewan penjaga rumah, tetapi juga sudah dianggap sebagai bagian dari
anggota keluarga. Namun populasi dari anjing dan kucing menjadi tidak
terkontrol. Dalam setahun seekor kucing betina bisa melahirkan 2-3 kali,dengan
jumlah anak 2-5 ekor.
Salah satu solusi untuk memecahkan permasalahan di atas adalah
melakukan tindakan sterilisasi pada kucing maupun anjing baik pada jantan
maupun betina. Sterilisasi merupakan tindakan pembedahan untuk mengangkat
atau menghilangkan testis (jantan) atau ovarium (betina). Pada hewan jantan
dinamakan kastrasi/orchiectomy, sedangkan pada hewan betina dinamakan
ovariohysterectomy (OH). Sterilisasi pada hewan jantan atau biasa disebut dengan
kastrasi (Orchiectomy/Orchidectomy) adalah prosedur pembedahan untuk
membuang testis dan spermatic cord (cordaspermatica). Tujuan dilakukan
pembedahan ini diantaranya untuk sterilisasi seksual, adanya neoplasma, dan
kerusakan akibat traumatik (Widyaputri 2014).
Kastrasi sering dilakukan agar anjing/kucing jantan tidak dapat memiliki
keturunan, selain itu dapat mencegah kemungkinan terjadinya infeksi oleh
beberapa penyakit pada testis ataupun kelenjar prostat, dapat juga digunakan
sebagai pengontrol penyaki-penyakit akibat gangguan hormonal. Kucing yang
akan dikebiri harus dalam keadaan sehat. Sebagian besar kucingdikebiri ketika
berumur 5 8 bulan.
Pratikum bedah kastrasi pada kucing ini bertujuan untuk mengetahui
teknik kastrasi yang benar, serta mengetahui apa peran paramedic dalam
membantu dokter hewan melakukan tindakan oprasi kastrasi.

METODE
Waktu dan tempat
Praktikum ini telah dilaksanakan di Klinik Hewan Pendidikan
Diploma Institut Pertanian Bogor (IPB) Gunung Gede. Pada
tanggal 2 Juni 2017 dan pada waktu pelaksanaan pukul 08.00-
12.00 WIB.
Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
sterilisator, meja operasi, meja obat-obatan, meja peralatan,
meja pencukuran, perlengkapan baju operasi, peralatan bedah
minor, duk, kandang, tali, timbangan, silet, sikat, handuk, jarum
jait, syiringe dan needle, stetoskop, termometer, dan lampu
operasi,.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah obat-
obatan yang digunakan (xylazine, ketamime, atropine,
oxytetracycline, ringer laktat, nacl fisiologis, alkohol 70%,
povidone iodine, benang jahitan (catgut dan silk), glove, sabun
cair, detergen, masker, tissu, kapas, kasa, tampon, plester, e-
collar, koran dan underpad.

Prosedur praktikum
Persiapan ruangan operasi
Ruangan dibedakan menjadi dua wilayah yaitu ruang
preparasi dan ruang operasi. Didalam ruangan preparasi harus
memiliki timbangan hewan, meja pembiusan, meja pencukuran,
dan dilengkapi dengan wastafel untuk pencucian. Sedangankan
pada ruang operasi : lantai ruangan dibersihkan dengan
menyapu dan mengepelnya hingga bersih, meja operasi, lampu
operasi, gagang infus, dan perlengkapan penunjang lainnya
dibersihkan, dan didisinfektan dengan desinfektan, sedangkan
sterilisasi ruangan dapat menggunkan formaline tablet atau
disinfektan.
Persiapan obat-obatan
Agen antiseptic dan desinfektan yang disiapkan yaitu
senyawa iodine, formalin dan alcohol. Sedangkan obat preastesi
disiapkan atropine dan obat antiinflamatory yaitu oxytetracycline
atau terramycin, penicillin, dexamethasone. Dan obat bius yang
digunakan yaitu kombinasi xylazin dan ketamine.
Persiapan peralatan operasi
Satu set peralatan operasi minor beserta duc pembungkus
disiapkan terlebih dahulu. Peralatan dan bahan harus bersih. Alat
dibersihkan dengan manual. Peralatan dicuci dengan sabun dan
dibersihkan dibawah air mengalir 10-15 kali dengan posisi
pencucian alat dari atas ke bawah atau ujung ke pangkal , lalu
peralatan yang telah dicuci dikeringkan dengan lap steril dan
disusun di dalam bak instrumen. Peralatan yang telah disusun di
dalam bak instrumen dibungkus dengan dua lapis kain atau duk,
setelah itu di sterilisasi selama 15 menit dengan suhu 121
derajat celcius. Peralatan yang akan digunakan disusun dimeja
peralatan dan ditata dengan urutan sesuai fungsinya. Meja
peralatan dilengkapai dengan tampon, bulat persegi, jarum
berpenampang bulat dan segitiga serta benang cat gut dan silk,
blade dan duk atau kainpenutup hewan yang sudah disterilkan.
Persiapan operator dan asisten
Seperangkat perlengkapan operator atau asisten meliputi
tutup kepala dan masker, sepasang sikat dan handuk yang sudah
dilipat dengan benar, baju operasi yang sudah dilipat dengan
benar dan sarung tangan yang sudah dibungkus dengan benar
disusun dan disterilkan 60 derajat celcius selama 30 menit
dengan dilapisi oleh dua kain, dan diberi label. Kemudian ketika
akan digunakan perlengkapan tersebut diletakan dekat wastafel.
Operator dan asisten harus bersih dan terdisinfeksi dengan
urutan yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut : sebelum
membuka bungkusan yang berisi perlengkapan operator dan
asisten, tangan dicuci bersih dan dikeringkan dengan handuk
yang bersih, lalu kemudian mengambil bungkusan tersebut dan
membukanya serta mengenakannya sesuai dengan urutan yang
ada. Operator dan asiten terlebih dahulu mengambil dan
menggunakan topi dan masker, kemudian mengambil dua sikat
tangan, sikat yang satu digunakan untuk menyikat tangan kanan
dan sikat yang lain digunakan untuk menyikat tangan kiri. Kran
dibuka dengan jari tangan dan tangan disikat sampai siku
(dimulai dari ujung kuku yang sebelumnya kuku telah dipotong
terlebih dahulu). kemudian dibilas dengan air kran yang
mengalir, dimulai dari ujung jari sampai ke siku (10 sampai 15
kali).
Cara mematikan kran yaitu menggunakan siku, lalu
mengeringkan tangan dengan handuk yang sudah di sterilisasi
( sisi yang satu untuk mengeringkan tangan kanan dan sisi yang
lain untuk mengeringkan tangan kiri), memakai baju operasi
(dimulai dari memasukan tangan kanan dan kiri , yang perlu
diingat bahwa bagian dalam baju yang harus menyentuh tubuh.
Setelah kedua tangan masuk ke dalam baju operasi, bersamaan
dengan ini kaki kanan satu langkah mundur dan baju operasi
dipakai, asisten membantu untuk mengancingkan atau mengikat
tali pada baju operasi, lalu menggunakan sarung tangan dengan
urutan yang benar. Pemakaian Sarung tangan pertama tidak
boleh menyentuh bagian luar glove sedangkan pemakaian glove
kedua boleh menyentuh bagian luar dengan tangan yang sudah
mengenakan glove.
Persiapan hewan
Persiapan hewan meliputi Pemeriksaan fisik berupa
Signalement dan keadaan umum hewan. Parameter signalement
yang dicatat adalah nama kucing, jenis dan ras, jenis kelamin,
usia, warna rambut dan kulit, serta bobot badan., pemriksaan
fisik yang meliputi kondisi tubuh hewan yaitu suhu tubuh,
frekuensi pernafasan, denyut jantung dan nadi, reflek kelopak
mata, serta diameter pupil. Kemudian hewan beri injeksi
intramuscular terramycin sesuai dosis dan setelah 10 menit
kemudian diberi atropine sesuai dosis dengan rute pemberian
injeksi subcutan. Kemudian 15 menit kemudian diberi kombinasi
ketamine dan xylazin sesuai dosis pakai yang telah dihitung
dengan rute pemberian intramuscular .
Kemudian dilanjutkan dengan pencukuran rambut dibagian
skrotum yang akan disayat. Dengan menambahkan sabun
antibakteri untuk memudahkan pencukuran. Lalu bagian tersebut
dibersihkan dengan air dan dikeringkan dan diberi antseptik
alcohol 70 % dan diberi iodine. Arah pemberian dari tempat
sayatan keluar. Kemudian hewan diletakan di atas meja operasi
dengan posisi lateral. Kaki hewan diikat dengan simpul tomful
dengan meja. Dan kemudian ditutupi dengan duk, lalu dilakukan
pembedahan atau operasi kastrasi.
Pelaksanaan operasi
Hewan diposisikan secara lateral kemudian skrotum disayat
menggunakan blade, dan besar sayatan secukupnya. Setelah itu,
testis dikeluarkan dari skrotum dan bagian yang akan dipotong
yakni ductus deferens. Bagian tersebut terlebih dahulu dijepit
dengan menggunakan tang arteri, kemudian diikat dengan
menggunakan benang, dan sayat atau dipotong. Metode ini juga
dilakukan pada bagian testis sebelahnya. Kemudian bagian
dalam skrotum diolesi iodine atau diberi penicillin. Selanjutnya
hewan dimasukkan kedalam kandang yang telah disiapkan.

Perawatan pasca operasi


Dilakukan pemeriksaan dan perawatan hewan, dengan
memeriksa suhu tubuh, frekuensi nafas, denyut jantung dan
nadi, pemeriksaan makan, minum, feses, dan urinasi. E-collar
diganti bila sudah rusak. Hewan diberi amoxillin sesui dosis pakai
secara peroral.

HASIL
Signalement hewan
Nama : Lelek
Jenis : Kucing
Jenis Kelamin : Betina
Berat Badan : 3,4 kg
Warna Rambut : Putih corak kehitaman
Tabel 1. Data Pemeriksaan Awal Hewan Sebelum Operasi
No Parameter O Menit
.
1. Temperatur 37,8
2. Frek. Nafas 44
3. Denyut Jantung 132
4. Denyut Nadi 124
5. Reflek Kelopak Mata Ada
6. Diameter Pupil 1,2

Tabel 2. Perhitungan Dosis


No Obat / Rute Perhitungan
. Sedia Pember
an ian
1. Oxytet Intramuc BB Dosis 3,4 kg 14 mg/k
Dosis pakai= =
raxycli ular Sediaan 50 mg/ml
n

2. Atrophi Subcuta 3,4 kg 0,025 mg/kg


D= =0.34 ml
ne n 0,25 mg/ml

3. Xylazin Intramus 3,4 kg 2 mg/kg


D= =0.34 ml
e kular 20 mg/ml

4. Ketami Intramus 3,4 kg 10 mg/ kg


D= =0.34 ml
n cular 100 mg/ml

5. Amoxy Peroral 3,4 kg 20 mg/kg


D= =2,72 ml
clin 25 mg/ml

Tabel 3. Catatan yang diperoleh saat pre operasi, operasi


dan pasca operasi
Tanggal Pu Keadaan / Perlakuan
/ Hari ku
l
2 Juni 08 Pemeriksaan awal
2017 / :
jumat 12
08 Pemberian Oxytetraxyclin
:
20
08 Pemberian Atropine
:
30
08 Pemberian Ketamine +
: xylazine
45
08 Hewan Terbius
:
46
09 Terapi Infra red (10 menit)
:
50
10 Pemberian Air hangat
:
00
13 Hewan sadar dan bergerak
:
18
16 Urinasi
:
15

Tabel 4. Pemeriksaan hewan saat operasi


Par Waktu Pemeriksaan Ke
ame 0 1 30 45 60 75 90 105 120 135 t
ter 5
Tem 3 3 38, 37, 37, 33, 34,0 34,6 35,0 35,1
pera 7, 8, 5 7 5 9
tur 8 6
Frek 4 3 44 40 36 40 32 32 32 36
. 4 6
Naf
as
Den 1 1 172 140 132 10 120 124 96 92
yut 3 1 8
Jant 2 6
ung
Frek 1 1 156 124 128 10 112 116 104 100
. 2 0 0
Nad 4 8
i
Refl A A - - - - - - - Ada
ekke da da
l.
Mat
a
Dia 1, 1, 1,2 1,2 1 0,9 0,9 0,9 0,9 1,2
met 2 2
er
Pupi
l
Tabel 5. Pengamatan harian pasca operasi
Param Hari
eter 1 2 3 4
P s p p s s p s
a o a a o o a o
g r g g r r g r
i e i i e e i e
Tempe 3 3 3 3 3 3 3 3
ratur 7 8 8 7 8 7 7 8
, , , , , , , ,
6 8 6 6 0 9 6 0
Frek. 2 3 4 5 6 4 5 6
Nafas 8 2 0 2 8 8 2 8
Denyu 1 9 1 1 1 1 1 1
t 0 8 1 3 3 1 3 3
Jantun 0 2 6 2 6 6 2
g
Denyu 9 1 1 1 1 1 1 1
t Nadi 2 0 0 2 2 0 2 2
8 8 8 4 8 8 4
Makan + + + + + + + +
+ + + + +
+ + + + +
Minum + + + + + + + +
+ + + + +
+ + + + +
Defek - -
asi
Urinas - -
i
Petug D D S S T T T
as w w i i a a a
pemer i i n n t t t
iksa k k t t a a a
y y a a O O O
A A A A v v v
g g n n i i i
u u d d
s s r r
i i
Keterangan :
Makan / Minum / Defekasi / Urinasi
+++ : Banyak
++ : Sedang
+ : Sedikit
- : Tidak sama sekali
Grafik hasil pemeriksaan hewan pasca operasi
1. Grafik Suhu
39

38.5

38

37.5

37
1 pagi 1 sore 2 pagi 2 sore 3 pagi 3 sore 4 pagi 4 sore

2. Grafik Denyut Jantung


160
140
120
100
80
60
40
20
0
1 pagi 1 sore 2 pagi 2 sore 3 pagi 3 sore 4 pagi 4 sore
3. Grafik Denyut Nadi
140
120
100
80
60
40
20
0
1 pagi 1 sore 2 pai 2 sore 3 pagi 3 sore 4 pagi 4 sore

4. Grafik Nafas
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 pagi 1 sore 2 pagi 2 sore 3 pagi 3 sore 4 pagi 4 sore

PEMBAHASAN

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan


yang menghasilkan spermatozoa dan hormon-hormon
reproduksi, khususnya testosteron. Saat dewasa kelamin testis
turun dari rongga perut ke dalam skrotum melalui kanalis
inguinalis. Contoh tindakan bedah yang dilakukan terhadap
testis adalah kastrasi. Kastrasi atau orchiectomi adalah tindakan
bedah yang dilakukan pada testis, berupa pengambilan atau
pemotongan testis dari tubuh. Hal ini umumnya dilakukan untuk
sterilisasi (mengontrol populasi), penggemukan hewan,
mengurangi sifat agresif, serta salah satu pilihan terapi dalam
menangani kasus-kasus patologi pada testis atau scrotum.
Kasus-kasus yang sering ditemukan antara lain: oedema
scrotalis, tumor scrotalis, orchitis (peradangan pada testis),
tumor testis (sertoli cell tumor), monorchyde, cryptorchyde,
dermatitis scrotalis (exzeem scrotalis). Pada hewan yang muda
kastrasi dilakuklan dengan maksud mengurangi sifat agresif dan
menggemukkan hewan, sedangkan pada hewan tua kastrasi
cenderung dilakukan pada kasus-kasus yang berkaitan dengan
senilitas pada testis.

Secara anatomis, lapisan yang membungkus testis dari


superficial ke profundal adalah kulit dan subkutan (scrotum),
tunika dartos, dan tunika vaginalis communis. Berdasarkan
penyayatan pada lapisan-lapisan ini, dikenal dua metode dalam
kastrasi, yaitu metode terbuka dan tertutup. Pada metode
tertutup, sayatan hanya sampai pada tunika dartos, sehingga
testis masih terbungkus oleh tunika vaginalis communis.
Pengikatan dan penyayatan dilakukan pada funniculus
spermaticus. Pada metode terbuka, sayatan dilakukan sampai
tunika vaginalis communis, sehingga testis dan epididimis tidak
lagi terbungkus. Pengikatan dan penyayatan dilakukan langsung
terhadap ductus deferens, saraf, dan pembuluh darah. Oleh
karena itu, metode ini lebih baik dalam meminimalisasi resiko
terjadinya perdarahan.

Pada operasi kastrasi kali ini, dilakukan insisi pada skrotum


untuk menemukan testis.Tindakan yang harus dilakukan terlebih
dahulu adalah pemeriksaan hewan secara umum untuk
mengetahui frekuensi jantung, nafas dan suhu tubuh. Kemudian
kucing diberi preanastesi dengan atropin sulfat untuk mencegah
muntah saat operasi karena atropine menyebabkan blockade
reversibell Setelah diberikan preanastesi maka anastesi berupa
ACP dan ketamine 10%.

Setelah dilakukan anastesi hewan di baringkan secara


dorsal recumbency, kemudian di ikat menggunakan
simpul tomful. Setelah hewan teranastesi dilakukanlah
penyayatan pada skrotum di bagian medial. Sebelumnya
dilakukan penekanan pada skrotum nutuk mendorong satu testis
ke depan menuju daerah prescrotalis dan dipertahankan testis
berada di daerah prescrotalis. Dilakukan incise pada kulit dan
subkutan di atas testis di daerah prescrotalis. Incise dilanjutkan
lebih dalam sampai pada fascia spermatica untuk dapat
mengeluarkan testis dan dilanjutkan dengan melakukan incise
pada tunika vaginalis di atas testis. Gunakan hestat untuk
memisahkan antara tunika vaginalis dengan epididimis.Ligament
pada daerah ekor epididimis dipisahkan.Testis ditarik keluar ,
duktus deferent dijepit dengan tang arteri lalu di ikat dengan
benang, setelah diikat gunting testis yang telah diikat, ulangi
perlakuan pada testis ke dua, dalam operasi kali ini tidak
dilakukan penjahitan karena sayatan yang dibuat hanya kecil,
setelah pemotongan testis beri daerah sayatan dengan
antibiotik.

Pengamatan post operasi menunjukan proses


penyembuhan luka mulai membaik. Pada hari pertama hingga
hari ke 2 post operasi kucing tidak mau makan dan minum.
Kucing mulai makan dan minum pada hari ke 3 post operasi.
Dalam peroses penyembuhan luka kami memberikan antibiotik
amoxicillin dry sirup per-oral menggunakan spoit dengan dosis
yang telah disesuaikan dengan berat badan. Untuk pengamatan
ini ,kami menghitung denyut jantung, denyut nadi, frekuensi
napas diameter pupil, suhu, defekasi, urinasi, makan dan minum.
Selama pasca operasi kucing dipakaikan colar pada leher kucing
untuk mencegah kucing menjilati sayatan operasi. Ini dilakukan
agar luka sayatan pada testis cepat mengering agar cepat
sembuh.

SIMPULAN
Kastrasi pada kucing ini terlebih dahulu dilakukan dengan anastesi, lalu
penyayatan kulit dan subkutis dengan orientasi sayatan diseluruh daerah scrotum,
serta pemotongan atau pengangkatan testis dengan memutuskan saluran
epididymis.
Peran paramedic dalam suatu oprasi ialah bembantu dalam persiapan alat,
ruangan, hewan, obat dan membantu pada saat jalannya oprasi, hingga membantu
merawat hewan post oprasi.

Anda mungkin juga menyukai