Anda di halaman 1dari 7

1.

DEFINISI MANAJEMEN DAN KONSERVASI ENERGI

1.1 MANAJEMEN ENERGI


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), manajemen adalah
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sehingga
manajemen adalah suatu proses kegiatan yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan yang merupakan usaha-usaha para
anggota organisasi agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Manajemen tidak terbatas pada lingkup organisasi, namun melingkupi suluruh
sistem yang dijalankan. Sementara itu manajemen energi adalah kegiatan di suatu
perusahaan yang terorganisir dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen,
dengan tujuan agar dapat dilakukan konservasi energi, sehingga biaya energi
sebagai salah satu komponen biaya produksi/operasi dapat ditekan serendah-
rendahnya.

Menurut Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No 14


Tahun 2012, manajemen energi adalah kegiatan terpadu untuk mengendalikan
konsumsi energi agar tercapai pemanfaatan energi yang efektif dan efisien untuk
menghasilkan keluaran yang maksimal melalui tindakan teknis secara terstruktur
dan ekonomis untuk meminimalisasi pemanfaatan energi termasuk energi untuk
proses produksi dan meminimalisasi konsumsi bahan baku dan bahan pendukung.

Dari kedua definisi tersebut dapat digaris bawahi bahwa konsep manajemen
energi sangat erat kaitannya dengan efisiensi dari pemanfaatan energi. Efisiensi
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ketepatan cara
(usaha,kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang waktu, tenaga,
biaya). Sehingga efisiensi dalam pemanfaatan energi adalah cara yang paling
optimum yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan energi yang ada tanpa
membuang tenaga dan biaya dalam pemanfaatannya.
1.2 KONSERVASI ENERGI
Konservasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pemeliharaan dan
perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan
dengan jalan pelestarian. Konservasi energi adalah pengelolaan energi dengan
pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin kesinambungan persediaan
dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keberagamannya.

Konservasi energi menurut peraturan menteri energi dan sumber daya alam
(ESDM) no 14 tahun 2012 adalah upaya sitematis, terencana, dan terpadu guna
melestarikan sumber daya energi dalam negeri dan meningkatkan efisiensi
pemanfatannya.

Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa konservasi energi


sendiri mengandung arti sebagai suatu usaha untuk tetap menggunakan energi
secara rasional tapi tetap mempertahankan produktifitas.

Penggunaan energi rasional diantaranya dengan penghematan dan efisiensi


energi. Jadi harus dibedakan antara penghematan energi dengan konservasi energi.
Penghematan energi bisa saja dilakukan dengan hanya mengurangi penggunaan
energinya tapi kenyamanan dan produktitas menjadi turun. Sementara konservasi
energi adalah penerapan kaidah-kaidah dalam pengelolaan energi tidak hanya
mengurangi pemakaian energinya tapi juga menerapkan pola operasi yang efisien,
pemasangan alat tambahan yang meningkatkan performa sistem sehingga
pemakaian energinya lebih rendah tapi tidak mengurangi kenyamanan dan
produktifitas (Hasan, 2014).

Pada intinya konservasi energi merupakan panduan bagaimana menghemat


energi dengan benar dan berisi metode-metode dan alat alat yang bisa dipakai
untuk penghematan energi tanpa mengurangi produktifitas dan kenyamanan.
Sementara efisiensi energi artinya perbandingan antara penggunaan energi dengan
hasil produksinya. Yang dimaksud produksinya bisa kenyamanan, gerak dan lain-
lain. Jadi efisiensi energi yang tinggi berarti pemakaian energinya rendah tapi
produksi tinggi. Dengan demikian konsep konservasi energi lebih luas
dibandingkan dengan efisiensi energi.

2. PENTINGNYA MANAJEMEN DAN KONSERVASI ENERGI


Konservasi energi sebagai sebuah pilar manajemen energi nasional belum
mendapat perhatian yang memadai di Indonesia. Manajemen energi di tanah air
selama ini lebih memprioritaskan pada bagaimana menyediakan energi atau
memperluas akses terhadap energi kepada masyarakat. Hal ini diwujudkan antara
lain melalui peningkatan eksploitasi bahan bakar fosil atau pembangunan listrik
perdesaan. Konsumsi energi di sisi yang lain masih dibiarkan meningkat dengan
cepat, lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi. Ini ditunjukkan misalnya oleh
permintaan terhadap tenaga listrik.

Konservasi energi akan mendatangkan manfaat bukan hanya untuk


masyarakat yang konsumsi energi per kapitanya telah sangat tinggi, namun juga
oleh negara yang konsumsi energi per kapitanya rendah, seperti Indonesia. Dengan
melakukan konservasi maka seolah-olah kita menemukan sumber energi baru. Bila
Indonesia dapat menghemat konsumsi BBMnya sekitar 10 persen saja, maka itu
berarti menemukan lapangan minyak baru yang dapat memproduksi sekitar
150.000 barel per hari, yang dalam kenyataannya membutuhkan biaya yang cukup
besar untuk eksplorasi dan memproduksinya. Biaya yang dapat dihemat dengan
melakukan konservasi sangat besar.

Konservasi energi bermanfaat bukan hanya untuk menekan konsumsi dan


biaya konsumsi energi, namun juga memberikan dampak yang lebih baik terhadap
lingkungan. Sebagai dimaklumi, sumber utama pemanasan global yang
dikhawatirkan masyarakat planet bumi kini adalah pembakaran bahan bakar fosil,
atau aktivitas manusia yang berkaitan dengan penggunaan energi. Kegiatan
pembakaran bahan bakar fosil, misalnya yang ditunjukkan oleh kegiatan
transportasi, menghasilkan berbagai polutan seperti COx, NOx maupun SOx di

samping partikel debu yang mengotorkan udara.

Salah satu faktor yang membuat konservasi energi tidak berkembang di


Indonesia adalah adanya pandangan di kalangan masyarakat bahwa Indonesia
adalah negara yang dianugerahi dengan kekayaan sumberdaya energi yang
berlimpah, dan karena itu menggunakan energi secara hemat tidak dianggap sebagai
sebuah keharusan. Pemahaman konservasi energi sebagai tindakan praktis juga
belum berkembang di kalangan masyarakat karena masih langkanya penyebarluasan
informasi atau kampanye mengenai teknik-teknik konservasi energi. Peraturan
perundang-undangan mengenai konservasi energi pun belum dikembangkan.
Demikian pula, pembentukan Badan Khusus di kalangan pemerintah/ swasta yang
menangani masalah konservasi energi juga belum didirikan.

Kerugian karena tidak menerapkan program konservasi energi sebetulnya


sudah dirasakan di tanah air. Berapa kerugian karena tidak melakukan konservasi
energi dengan benar merupakan angka yang belum pernah kita hitung. Penyakit
yang dilahirkan dari pola konsumsi BBM nasional yang tidak sehat (subsidi BBM,
penyelundupan, pengoplosan, serta biaya politik yang ditimbulkannya) sedikit
banyak dapat diatasi bila kita melakukan konservasi energi dengan ketat, khususnya
di sektor transportasi. Rugi-rugi (losses) dalam pengusahaan listrik nasional dapat
ditekan bila kesadaran melakukan efisiensi dan konservasi energi telah berkembang
di kalangan masyarakat dan perusahaan listrik itu sendiri. Banyak industri dapat
menekan biaya produksi mereka bila perhatian mengenai bagaimana dapat
menggunakan energi secara hemat dipraktekkan dalam kegiatan industri sehari-hari
(Nugroho,2005).

3. PENGAPLIKASIAN MANAJEMEN DAN KONSERVASI ENERGI


Secara internasional Standar tentang manajemen energi adalah dengan ISO
50001 ENERGY MANGEMENT SYSTEM. ISO (International Standard
Organization) adalah organisasi internasional untuk standar. System manajemen
energi ini juga sesungguhnya tidak berdiri sendiri karena merupakan penggabungan
dan harmonisasi dari sistem manajemen energy yang sudah diterapkan beberapa
negara serta kawasan seperti Uni Eropa. Saat ini beberapa Negara seperti Denmark,
Ireland, Sweden, US, Thailand, Korea telah memiliki national energy management
standards sendiri . Sementara Uni Eropa bahkan sudah punya regional energy
management standard yang sudah dipergunakan.

Standar manajemen energi ISO 50001 dimaksudkan untuk memberikan


kerangka kerja bagi perusahaan dalam mengintegrasikan efisiensi energi di
perusahaannya ke dalam manajemen praktis dari perusahaan. Jadi ISO berusaha
menjadikan standar Manajemen Energi agar dapat:
Memandu perusahaan dalam menggunakan energi lebih baik
Sebagai panduan dalam benchmarking, pengukuran, dokumentasi, laporan
intensitas energi dan manfaat implementasi proyek energi untuk mengurangi
dampak emisi rumah kaca (Green House Gas/GHG emissions)
Membentuk komunikasi yang terbuka antar lintas divisi dalam pengelolaan
energi
Mempromosikan kasus-kasus sukses dalam pengelolaan energi dan
mendorong perilaku pengelolaan energi yang baik.

Selain menggunakan standar ISO 50001, dapat juga digunakan peraturan


menteri energi dan sumber daya mineral (ESDM) sebagai acuan pelaksanaan
manajemen dan konservasi energi. Tertuang pada Pasal 5 UU no 14 tahun 2012,
dilaksanakan dengan :
a. Menunjuk manajer energi
b. Menyusun program konservasi energi
c. Melaksanakan audit energi secara berkala
d. Melaksanakan rekomendasi hasil audit energi
e. Melaporkan pelaksanaan manajemen energy setiap tahun kepada menteri,
gubernur, atau bupati/ walikota sesuai dengan kewenangannya.

Tugas manajer energi sesuai pasal 6 ayat 2 adalah :


a. Melakukan perencanaan konservasi energi yang meliputi antara lain
penentuan target dan program konservasi energi, penyusunan prosedur
operasi konservasi energy dan pelaksanaan audit energy
b. Melaksanakan konservasi energi yang meliputi antara lain melaksanakan
program konservasi energi, implementasi rekomendasi hasil audit energy,
dan peningkatan kesadaran serta motivasi hemat energi bagi karyawan.
c. Melakukan pemantauan dan evaluasi yang meliputi pengukuran,
pencatatan, penyiapan laporan dan usulan tindakan perbaikan pelaksanaan
program konservasi energi.

Adapun program konservasi energy dijelaskan pada pasal 7 sebagai berikut :


a. Program jangka pendek, antara lain perbaikan prosedur operasi,
pemeliharaan dan pemasangan alat-alat kendali sedderhana.
b. Program jangka menengah daan panjang, antara lain peningkatan efisiensi
peralatan dan fuel switching.
c. Peningkatan kesadaran dan pengetahuan teknik-teknik konservasi energi
bagi karyawan atau operator secara terus menerus.
Daftar pustaka :
Hasan,S., 2014, Pelaksanaan Efisiensi Energi di Bangunan Gedung,
www.nulisbuku.com.
Nugroho,H., 2005, Konservasi Energi sebagai Keharusan yang Terlupakan dalam
Manajemen Energi Nasional Indonesia: Belajar dari Jepang dan Muangthai,
www.bappenas.go.id.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://kbbi.web.id/, diakses pada 18 April 2017
pukul 11.01.
Peraturan Menteri Eneergi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia,
http://pome.ebtke.esdm.go.id/uploads/doc/No.14%20Tahun%202012.pdf,
diakses pada 18 April 2017 pukul 11.46.

Anda mungkin juga menyukai