2015 Rea
2015 Rea
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Suplementasi Niasin yang
Berbeda Struktur Kimia Terhadap Produktivitas Sapi Perah Laktasi: Meta-
Analisis In Vivo dan dan Kajian In Vitro adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2015
Niacin supplementation can inhibit the negative energy balance in dairy cows
because niacin can increase microbial protein synthesis, forming an essential
component of adenosine tri phosphate (ATP) and anti-lipolysis which can prevent
ketosis. The present study was aimed to determine the optimum supplementation
niacin, examines the effectiveness of niacin for energy balance, analyzing the effect
of niacin protected against performance, productivity of lactating dairy cows
(methods of meta-analysis).
In this study consisted of two phases, the first phase is a study of meta-
analysis and the second phase is the in vitro study. Meta-analysis using 51 articles
with 30 treatment associated with supplementation of niacin which detected with
scopus index. A meta-analysis using data related to the level of feed intake, nutrient
digestibility and blood profiles were performed in vivo. Meta-analysis of data
obtained were analyzed using SAS 9.1 and supplementation niacin in in vitro
optimum at 400 ppm (resulted by meta-analysis).
The in vitro study used rumen fluid from a fistulated Holstein Fresian cow
obtained from Indonesian Animal Research Center, Ciawi, Bogor. The basal ration
was consisted of 60% forage (grass) and 40% concentrate supplemented with niacin
400 ppm in the different chemical form of nicotinic acid (NA), niacinamide (NM),
niacin protected with lipid and niacin protected with buffer agent. All samples niacin
used in this study was obtained from one of the manufacturers of niacin. In vitro data
analyzed using analysis of variance (ANOVA) and orthogonal contrast test to see the
differences among treatments.
The results of the meta-analysis showed the effect of niacin supplementation
in different chemical structure can improve the digestibility of acid detergent fiber
(ADF) and neutral detergent fiber digestibility (NDF), decrease the production of
beta-hidroxybutyric acid (BHBA) and increase milk production. The results of in
vitro study of niacin supplementation protected and not protected can not affect dry
matter digestibility (DMD), organic matter digestibility (OMD), ammonia
concentration, concentration of volatile fatty acids (VFA) (acetate, propionate,
butyrate). In vitro study has a tendency may increase propionate concentrations and
significantly increase the concentration of N-valerate.
The conclusion of the study meta-analysis is the level of niacin
supplementation protected and not protected at the optimum level in 400 ppm day-1
which can reduce BHBA, increases milk production. This causes the negative energy
balance in lactating dairy cows can prevented. In others hand, in vitro studies of
niacin supplementation had no effect on digestibility, ammonia concentration, the
concentration of VFA (acetic, propionic, butyric), but can improve the concentration
of N-valerate because quality of ration not correspond standar. Niacin
supplementation effective if given appropriate quality standard ration.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
1
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Nutrisi dan Pakan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
2
Penguji luar komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.ScAgr
3
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing
Diketahui oleh
PRAKATA
Alhamdulillahirabbilallamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi yang berjudul suplementasi niasin yang berbeda
struktur kimia terhadap produktivitas sapi perah laktasi: meta-analisis in vivo
dan kajian meta analisis in vitro. Judul penelitian ini sudah diseminarkan
pada acara International Workshop on Tropical Bio-resources for
Sustainable Development di Bogor dan Asian-Australsian Animal
Production di Jogja. Tesis ini disusun berdasarkan penelitian yang Penulis
lakukan di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Kebutuhan susu masyarakat Indonesia meningkat dari tahun ke tahun,
namun produksi susu dalam negeri masih belum memenuhi sehingga impor
susu dari luar negeri masih tinggi. Hal ini disebabkan kompleksnya
permasalahan sapi perah di Indonesia, yaitu jumlah populasi sapi perah yang
sedikit dan masalah penyakit ketosis pada sapi perah.Ketosis disebabkan
tingginya beta-hidroxybutyric acid (BHBA) yang merupakan hasil samping
mobilisasi lemak tubuh pada sapi perah. Mobilisasi lemak tubuh disebabkan
karena kurangnya energi yang tersedia dalam tubuh untuk memenuhi
kebutuhan hidup pokok dan produksi susu.
Niasin merupakan vitamin B3 yang mempunyai fungsi sebagai
prekursor nicotinamide adenine dinucleotide (NAD) dan nicotinamide
adenine dinucleotide (NADP) yang dapat membentuk adenosin tri
phosphate (ATP) pada level optimimal 400 ppm hari-1, sehingga energi
untuk kebutuhan hidup pokok dan produksi susu cukup tersedia. Penelitian
di luar negeri tentang niasin sudah banyak dilakukan, namun belum ada
penelitian yang dapat menyimpulkan level dan jenis niasin yang optimum.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil optimum suplementasi
niasin, mengkaji efektivitas niasin terhadap keseimbangan energi,
menganalisis pengaruh niasin terproteksi terhadap peforma, produktivitas
sapi perah laktasi (metode meta-analisis).
Penulisan tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar
magister sains pada Program Studi Ilmu Nutrisi dan Pakan di Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor.Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan tesis ini, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran untuk perbaikan penulisan tesis ini, sehingga diharapkan
penjelasan dan informasi dalam tesis ini dapat bermanfaat bagi dunia
peternakan pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
Akhir kata penulis sampaikan terima kasih terhadap semua pihak
yang turut membantu dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini, semoga
Allah Yang Maha pengasih membalas semua kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 3
METODE 3
Waktu dan Lokasi 3
Materi 3
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Studi Meta-analisis: Pengaruh Suplementasi Niasin yang Berbeda 8
Struktur Kimia Terhadap Konsumsi dan Kecernaan Nutrien
Studi Meta-analisis: Pengaruh Suplementasi Niasin yang Berbeda 9
Struktur Kimia Terhadap Komposisi Plasma Darah
Studi Meta-analisis: Pengaruh Suplementasi Niasin yang Berbeda 10
Terhadap Produksi dan Komposisi Susu
Studi Meta-analisis: Pengaruh Suplementasi Niasin yang Berbeda 11
Struktur Kimia Terhadap Fermentasi Rumen
Pengaruh Suplementasi Niasin Terproteksi dan Tidak Terproteksi 12
Terhadap KCBK dan KCBO
Pengaruh Suplementasi Niasin Terproteksi dan Tidak Terproteksi 12
Terhadap Konsentrasi Amonia
Pengaruh Suplementasi Niasin Terproteksi Dan Tidak Terproteksi 13
Terhadap Proporsi VFA
SIMPULAN 14
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 17
RIWAYAT HIDUP 24
6
DAFTAR TABEL
1 Kandungan nutrien ransum penelitian berdasarkan bahan kering 4
2 Table 2 Pengaruh suplementasi niasin yang berbeda bentuk struktur 8
kimia terhadap konsumsi dan kecernaan nutrien
3 Table 3 Pengaruh suplementasi niasin yang berbeda bentuk struktur 9
kimia terhadap komposisi plasma darah
4 Table 4 Pengaruh suplementasi niasin yang berbeda bentuk terhadap 10
produksi dan komposisi susu
5 Tabel 5 Pengaruh suplementasi niasin yang berbeda bentuk struktur 11
kimia terhadap fermentasi rumen
6 Tabel 6 Pengaruh suplementasi niasin terproteksi dan tidak terproteksi 12
terhadap KCBK dan KCBO
7 Tabel 7 Pengaruh suplementasi niasin terproteksi dan tidak terproteksi 13
terhadap konsentrasi amonia
8 Tabel 8 Pengaruh suplementasi niasin terproteksi dan tidak terproteksi 13
terhadap proporsi VFA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada tahun 2012 konsumsi susu masyarakat Indonesia 11,09 liter kapita-1
-1
tahun , namun pasokan susu dalam negeri hanya memenuhi 20 persen dari
kebutuhan total (Ditjenak 2012). Kebutuhan susu di Indonesia sebaiknya diikuti
dengan produktivitas susu yang memadai, namun sampai saat ini program
pemerintah tersebut belum terpenuhi secara optimal. Pengembangan sapi perah di
Indonesia banyak mengalami masalah, terutama adanya keseimbangan energi
negatif yang biasa terjadi pada dua minggu pasca melahirkan (awal laktasi). Hal
ini disebabkan karena produksi susu yang terlalu tinggi namun tidak diiringi
dengan produksi energi yang cukup. Sapi perah yang kekurangan energi akan
memobilisasi lemak dalam tubuhnya untuk digunakan sebagai energi, hal ini
menyebabkan tingkat beta-hidroxybutyricacid(BHBA) tinggisehingga dapat
mengakibatkan ketosis (Gambar 1).
Gambar 1 Hubungan antara metabolisme lemak di jaringan tubuh, hati dan kelenjar susu
(Drackley 1999)
Niasin pada pakan yang masuk ke dalam rumen dapat didegradasi oleh
mikroorganisme, hal ini menyebabkan jumlah niasin yang diserap tubuh sedikit.
Oleh karena itu strategi memproteksi niasin dari degradasi rumen diharapkan
dapat mem-by pass niasin agar diserap di dalam usus dan menuju target organ
untuk melakukan perannya. Pada umumnya terdapat beberapa bentuk proteksi
niasin, yaitu dengan ikatan kovalen menjadi kompleks karbohidrat yang disebut
niacytin; proteksi niasin yang diikat dengan peptida, disebut niacinogens, proteksi
niasin dengan lipid dan proteksi niasin dengan buffer agent.
Niasin merupakan vitamin B3 yang terdiri dari dua bentuk, yaitu asam
nikotinat atau nicotinic acid (NA) dan nicotinamide atau niacinamide (NAM)
(Gambar 2).Niasin merupakan bagian yang sangat penting untuk pembentukan
koenzim NAD dan NADP.
vivodigunakan niasin 400 ppm atau 6 gr hari-1, hal ini sesuai dengan hasil meta-
analisis. Sedangkan jenis suplementasi niasin yang digunakan adalah niasin
terproteksi lipid dan buffer agent, niasin tidak terproteksi dalam bentuk NA dan
NM yang didapatkan dari salah satu produsen penghasil niasin.
Tujuan
Manfaat
METODE
Materi
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, tahap yang pertama adalah penelitian
meta-analisis menggunakan 51 artikel dengan 30 perlakuan yang berkaitan dengan
suplementasi niasin terindeks scopus. Meta-analisis menggunakan jurnal terkait
dengan suplementasi niasin pada sapi perah laktasi yang dilakukan secara in
vivo.Penelitian meta-analisis menggunakan data yang berhubungan dengan tingkat
konsumsi pakan, kecernaan nutrien dan profil darah.Salah satu hasil meta-analisis
adalah mendapatkan dosis suplementasi yang optimal untuk penelitian in vitro,
yaitu sebesar 400 ppm atau 6 gr hari-1.
Penelitian selanjutnya adalah in vitro dengan menggunakan cairan rumen
fistula sapi perah Fresian Holstein (FH) yang didapatkan di Balai Penelitian
4
Ternak Ciawi, Bogor. Ransum penelitian yang digunakan 60% hijauan (rumput
gajah) dan 40% konsentrat yang disuplementasi dengan niasin yang berbentuk
(nicotinic acid) NA, (nicotinamide) NM, niasin terproteksi lipid dan niasin yang
terproteksi buffer agentyang didapatkan dari salah satu produsen penghasil niasin.
Metode
Studi In vitro
Penelitian ini menggunakan rumen sapi perahFresian Holstein (FH)
fistula. Cairan rumen diambil melalui lubang fistula sapi, kemudian diperas
menggunakan kain kasa. Termos yang akan dipakai untuk menyimpan rumen
sebelumnya sudah diisi air panas agar suhu termos mencapai 39C, kemudian air
panas dalam termos dibuang dan rumen yang sudah diperas dimasukkan ke dalam
termos. Setelah itu termos harus segera ditutup rapat dan dialiri gas CO2 sebelum
digunakan.
Pembuatan larutan 6 liter larutan McDougal, sebanyak 5 liter aquades
dimasukkan ke dalam labu takar yang bervolume 6 liter kemudian dimasukkan
bahan kimia sebagai berikut: NaHCO3 (58,8 gram), Na2HPO4.7H2O (42 gram),
KCl (3,42 gram), NaCl (2,82 gram), MgSO4.7H2O (0,72 gram) dan CaCl2 (0,24
5
gram). Semua bahan tersebut dilarutkan kecuali CaCl2, setelah semua bahan larut
ditambahkan CaCl2 dan dialiri gas CO2 secara perlahan-lahan.
Tabung fermentor yang telah diisi dengan 500 mg sampel ransum, yang
telah ditambahkan suplementasi niasin (0 ppm, 400 ppm NA, 400 ppm NM, 400
ppm niasin terproteksi lipid, 400 ppm niasin terproteksibuffer agent). Sampel
perlakuan ditambahkan 10 ml cairan rumen dan 40 ml larutan McDougal. Tabung
fermentor dikocok dengan cara mengaliri gas CO2 selama 30 detik (pH 6.5-6.9)
dan ditutup dengan karet berventilasi. Tabung dimasukkan ke dalam shaker water
bath dengan suhu 39C (Tilley dan Terry 1963) dilakuan fermentasi selama 4 jam
untuk sampel volatile fatty acid (VFA), ammonia (NH3), fermentasi 48 jam untuk
pengukuran kecernaan bahan kering (KCBK) dan kecernaan bahan organik
(KCBO). Setelah itu tutup karet berventilasi dibuka dan ditetesi 2 tetes HgCl2
untuk menghentikan fermentasi.
Setelah 24 jam dalam suhu kamar, cawan Conway dibuka, asam borat
berindikator dititrasi dengan larutan H2SO4 0,005 N sampai terjadi perubahan
warna dari biru menjadi merah jambu. Konsentrasi amonia dihitung berdasarkan
rumus berikut : (volume H2SO4 x 0,005 N H2SO4 x 1000/1)/(Berat pakan x % BK
pakan).
Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik (Tilley dan Terry 1963)
Sebanyak 2.8 gram pepsin dilarutkan dalam 850 ml aquadest, kemudian
ditambahkan 17.8 ml HCl pekat dan campuran dimasukkan ke dalam labu takar.
Air ditambahkan hingga permukaan mencapai tanda tera 1000 ml. Setelah itu,
sampel dalam tabung fermentor yang sudah diinkubasi selama 48 jam dan ditetesi
HgCl2, kemudian disentrifuge dengan kecepatan 3500 rpm selama 15 menit.
Supernatan dan endapan dipisahkan, kemudian endapan yang terbentuk
ditambah 50 ml larutan pepsin-HCl. Campuran tersebut diinkubasi selama 48 jam
tanpa tutup karet. Setelah 48 jam campuran endapan-pepsin disaring dengan
menggunakan kertas saring Whatman No.41 dengan bantuan pompa vakum. Hasil
saringan merupakan residu yang digunakan untuk mengukur KCBK dan KCBO.
Residu kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselen yang telah diketahui
bobotnya dan dikeringkan dalam oven 105C selama 24 jam untuk mengetahui
BK. Sampel yang telah diketahui bobotnya kemudian diabukan dalam tanur 600C
selama 6 jam. Prosedur ini dilakukan untuk menentukan kadar abu dan BO residu.
Nilai KCBK dapat dihitung dengan rumus :[(BK sampel awal - (BK residu - BK
7
Yijk = + i + j + ijk
keterangan:
Yijk = Efek pemberian niasin ke-i dan kelompok ke-j
= Rataan umum
i = Efek pemberian perbedaan struktur kimia suplementasi niasin ke-i
j = Efek kelompok ke-j
ijk = Galat pemberian bentuk niasin ke-i dan kelompok ke-j
Table 4 Pengaruh suplementasi niasin yang berbeda bentuk terhadap produksi dan
komposisi susu
Respon Parameter Unit n Kontrol NA NM P-value
Produksi susu kg/d 107 30.1b 30.5b 27.8a 0.036
4% FCM kg/d 67 29.4 29.2 27.4 0.581
Protein % 78 3.15 3.07 2.89 0.226
Lemak % 97 3.70 3.66 3.87 0.156
Total solid % 22 11.8 11.7 na 0.776
Solid non fat % 43 8.06 8.12 7.95 0.259
Laktosa % 27 7.18 7.22 na 0.471
Keterangan: FCM= fat-corrected milk, n= number of data, na= data not avalaible, NA=
nicotinic acid, NM= nicotinamide, superskrip dengan huruf kecil
menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0.05)
cepat dan lebih tinggi dibandingkan dengan suplementasi niasin NM.Niasin dalam
bentuk NM mempunyai kemampuan yang lebih rendah dalam pembentukkan
energi dibandingkan dengan NA.Hal ini menyebabkan energi yang diproduksi
oleh NM lebih sedikit jika dibandingkan NA, sehingga energi untuk kebutuhan
hidup pokok dan produksi susu lebih rendah jika dibandingkan dengan
suplementasi NA.
yang diberikan pada penelitian ini memiliki nilai protein kasar (PK) yang rendah,
sehingga suplementasi niasin tidak berpengaruh secara maksimal. Menurut NRC
(2001) sapi perah yang memproduksi susu 20 kg hari-1 harus diberikan PK ransum
mencapai 15.5%-17.8% untuk mencapai target produksi, namun pada penelitian
ini PK ransum yang diberikan hanya 9.20%. Kualitas ransum yang rendah tidak
akan menghasilkan hasil yang optimal, sehingga pemberian ransum pada sapi
perah harus diperhatikan agar suplementasi niasin dapat memperoleh hasil yang
optimal.
---------------------------------------%------------------------------------------
Asetat 60.901.77 60.301.50 56.831.67 57.443.53 56.733.61 56.339.36 0.49
Propionat 23.661.68 23.981.26 23.531.33 23.872.47 22.862.93 22.653.76 0.15
Isobutirat 3.930.16 4.030.25 4.460.26 4.851.26 3.900.35 4.060.86 0.39
Butirat 8.890.42 9.190.03 10.510.92 9.921.96 9.180.56 9.101.45 0.81
Isovalerat 1.840.10 1.880.12 3.330.27 1.521.57 2.350.25 2.070.88 0.62
N-valerat 0.13a0.10 0.18b0.20 1.23a0.61 1.95a0.69 0.13b0.06 0.710.86 0.04
Total 99.3524.48 99.5623.08 99.8921.28 99.5522.85 95.1522.58 94.9121.4
Keterangan: Huruf berbeda pada baris yang sama menunjukan perbedaan sangat nyata (P<0.01),
superskrip dengan huruf kecil menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0.05)
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Jurnal Meta-Analisis
RIWAYAT HIDUP