SP 45 Pncer
SP 45 Pncer
A. PENDAHULUAN
Budaya Jawa memaknai Sedulur Papat Lima Pancer dengan berbagai versi. Hal ini terjadi
karena ada pengaruh budaya luar yang masuk ke Jawa, misalnya budaya Islam dan budaya
Hindu. Pada mulanya Sedulur papat Lima Pancer itu dimaknai sebagai berikut.
1. Sedulur Tua: ketuban
Disebut Sedulur Tua karena ketuban keluar terlebih dahulu sebelum bayi lahir.
2. Sedulur Enom: ari-air
Disebutt Sedulur Anom karena ari-ari keluar setelah bayi lahir.
3. Pembantu Setia: darah
Darah merupakan pembantu setia karena selalu ada dari janin terbentuk sampai lahir dan
ajal.
4. Pemberi Makan: pusar
Pusar ini merupakan tali penghubung antara sang ibu dengan janin. Makanan untuk janin
disalurkan dari sang ibu melalui tali pusar ini
5. Pancer: diri sendiri; sang jabang bayi
Pada referensi lain dikatakan bahwa Sedulur Tua itu letaknya di Timur dan warnanya
putih; Sedulur Enom letaknya di Barat dan warnanya kuning; Pembantu Setia letaknya
di Selatan dan warnanya merah; Pemberi Makan letaknya di utara dan warnanya hitam.
Sedangkan Pancer letaknya di pusat, di mana manusia berada. Budaya Jawa juga mengkaitkan
Sedulur Papat Lima Pancer ini dengan hari-hari Jawa, yaitu:
1. Pancer merupakan simbol KLIWON
2. Ketuban melambangkan LEGI
3. Ari-ari melambangkan PON
4. Darah menggambarkan PAHING
5. Pusar melambangkan WAGE.
Dalam dunia pewayangan, Sedulur Papat Lima Pancer diibaratkan sebagai sang kesatria
yang selalu diikuti oleh para pembantunya yang setia, yaitu Punakawan.
1. Semar: dengan ciri khas jambul putih yang melambangkan pikiran (Cipta)
2. Gareng: dengan ciri khas mata juling, kaki pincang, tangan ceko yang melambangkan
kewaspadaan, hati-hati, dan teliti (Rasa)
3. Petruk: melambangkan keinginan, kehendak (Karsa)
4. Bagong: melambangkan kesediaan bekerja keras (Karya)
Selain itu, para Wali Sanga juga mengkaitkan Sedulur Papat Lima Pancer itu dengan
macam-macam nafsu manusia, yaitu:
1. Aluamah: nafsu yang berkaitan dengan keinginan dasar manusia, seperti makan, minum,
pakaian, dan hubungan sex (disimbolkan dengan warna hitam)
2. Sufiyah: nafsu yang berkaitan dengan keinginan untuk dipuji, kekayaan, pangkat
(disimbolkan dengan warna hijau)
3. Amarah: nafsu yang berkaitan dengan harga diri, emosi kemarahan, semangat (disimbolkan
dengan warna merah)
4. Muthmainah: nafsu yang berkaitan dengan kebaikan dan ketuhanan (disimbolkan dengan
warna ungu)
5. Bashirah (pancer): mata hati
Dalam hal ini sang Pancer harus bisa mengkontrol keempat nafsu tersebut agar ada
keseimbangan. Keseimbangan di antara keempat nafsu itu tidaklah harus sama rata. Nafsu
aluamah itu penting karena menyangkut keinginan dasar manusia; tetapi kalau nafsu itu terlalu
besar, maka akan bisa menekan nafsu muthmainah. Tentu saja hal ini tidaklah baik. Nafsu
amarah tetap harus ada dalam diri manusia walaupun kita harus menekan nafsu amarah itu
agar tidak meledak-ledak.
Ada penafsiran lain lagi yang lebih global dalam hal Sedulur Papat Lima Pancer ini.
Sedulur Papat merupakan empat unsur pembentuk tubuh manusia, yaitu:
1. Tanah: berwarna hitam
2. Api: berwarna merah
3. Air: berwarna biru
4. Udara: berwarna hijau
5. Pancer: diri sendiri
Udara menjadi bagian dari tubuh kita melalui pernafasan untuk pembakaran yang
menimbulkan kehangatan dalam tubuh. Kehangatan itu merupakan bentuk dari unsur api;
unsur api juga berasal dari sinar matahari yang menyinari tubuh kita. Unsur air menjadi bagian
terbesar dalam tubuh kita. Unsur tanah masuk ke tubuh kita melalui makanan. Makanan yang
berasal dari tumbuhan merupakan saripati tanah. Hewan juga makan tumbuhan; berarti daging
juga merupakan saripati tanah.
Kalau langkah-langkah di atas dikerjakan dengan benar, maka kita akan masuk ke
rileksasi yang mendalam. Pertahankan kondisi ini beberapa saat.
1. Aktifasi Sedulur Papat Versi Semar Gareng Petruk Bagong
a. Konsentrasikan saat kita berpikir keras memecahkan suatu masalah. Perkuat konsentrasi
itu dan detailkan tentang apa yang dipikirkan saat itu.
b. Kemudian, hadirkan tokoh Semar keluar dari tubuh kita. Bayangkan dengan detail
bentuk tubuhnya, wajahnya, jambul putihnya. Perbesar bayangan tubuh tokoh Semar
itu.
c. Dalam hati katakan pada Semar itu, Wahai Semar, kamu adalah sedulurku. Tugasmu
adalah membantu aku memikirkan sesuatu, memberi jalan keluar atas suatu masalah.
Kamu keluar kapanpun aku membutuhkanmu. Terima kasih atas kerjasamamu.
Agar tetap terhubung dengan Sedulur Papat, kita sebaiknya berkomunikasi secara rutin dengan
mereka baik di saat kita membutuhkan maupun tidak. Kita bisa bersemedi menjelang tidur
dan memanggil mereka berempat. Kita bisa ajak mereka berbicara seperti ini, Wahai Sedulur
Papat-ku, terima kasih kalian selalu bersamaku selama ini dan membantuku menyelesaikan
segala permasalahanku. Aku mengasihimu, terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Abimayu, Petir. 2014. Mistik Kejawen. Yogyakarta: Palapa.
Alim, Syariful. 2013. Hakekat Tuhan dan Manusia. Yogyakarta: Pustaka Nusantara.
Byrne, Rhonda. 2007. The Secret. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
____________. 2010. The Power. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
____________. 2012. The Magic. Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama.
Losier, Michael J. 2006. Law of Attraction Mengungkap Rahasia Kehidupan. Jakarta: PT
Ufuk Publishing House.
Santosa, Iman Budhi. 2012. Spiritualisme Jawa. Yogyakarta: Memayu Publishing.
Shashangka, Damar. 2014. Induk Ilmu Kejawen. Jakarta: Dolphin.
Wahyu. 2013. Ngelmu Kejawen. Yogyakarta: Cakrawala.