Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertambangan adalah suatu kegiatan mencari, menggali, mengolah
memanfaatkan dan menjual hasil dari bahan galian berupa mineral, batubara, panas
bumi, dan minyak dan gas. Seharusnya kegiatan pertambangan memanfaatkan
sumberdaya alam dengan berwawasan lingkungan, agar kelestarian lingkungan hidup
tetap terjaga.
Kegiatan penambangan khususnya batubara dan lain-lain dikenal sebagai
kegiatan yang dapat merubah permukaan bumi. Karena itu, penambangan sering
dikaitkan dengan kerusakan lingkungan. Walaupun pernyataan ini tidak selamanya
benar, patut diakui bahwa banyak sekali kegiatan penambangan yang dapat
menimbulkan kerusakan di tempat penambangannya.
Bukan saja menyangkut kualitas hidup manusia yang berada di lingkungan
tempat penambangan itu, namun juga alam sekitar menjadi tetata lebih baik, dengan
kelengkapan infrastrukturnya. Karena itu kegiatan penambangan dapat menjadi daya
tarik, sehingga penduduk banyak yang berpindah mendekati lokasi penambangan
tersebut.
Pada kenyataannya perubahan permukaan bumi yang disebabkan oleh
penambanag terbuka dapat mempengaruhi keseimbanga lingkungan. Hal ini
disebabkan karena dengan mengambil mineral seperti mangan tubuh tanah atau soil
harus dikupas sehingga hilanglah media untuk tumbuh-tumbuhan dan pada akhirnya
merusak keanekaragaman hayati yang ada di permukaan tanah yang memerlukan
waktu ribuan tahun untuk proses pembentukannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengontrolan lingkungan di area pertambangan batubara ?
2. Bagaimana rehabilitasi tambang terbuka ?
3. Bagaimana pencemaran lingkungan oleh adanya pembakaran batubara ?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengontrolan lingkungan di area pertambangan batubara
2. Untuk mengetahui rehabilitasi tambang terbuka
3. Untuk mengetahui pencemaran lingkungan oleh adanya pembakaran batubara

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hubungan Masalah Lingkungan dan Pemanfaatan Batubara


2.1.1 Manfaat Batubara
Batubara menjadi salah satu sumber energi terbaik yang bisa didapatkan dengan
sumber yang lebih mudah.Selain itu ketersediaan batubara bersifat panjang dan bertahan
dalam waktu lama sehingga mendukung berbagai macam proyek industri dan juga
ekonomi.Berikut ini adalah beberapa manfaat batubara yang perlu kita ketahui.
1. Sumber Tenaga Pembangkit Listrik
Batubara menjadi salah satu bahan bakar utama pada pembangkit listrik di beberapa
negara seperti China, India, Australia, Jepang, Jerman dan beberapa negara lain. Batubara
menjadi bahan bakar yang dikonversikan ke dalam bentuk uap panas dan menjadi sumber
tenaga pembangkit listrik. Batubara akan dihancurkan dengan mesin penggiling dan berubah
menjadi bubuk halus kemudian akan dibakar dalam sebuah mesin dengan sistem ketel uap.
Uap akan ditampung dalam sebuah tempat khusus dan disalurkan ke turbin yang berisi
kumparan magnet. Selanjutnya kumparan magnet yang bergerak cepat akan menghasilkan
listrik. Bahkan proses ini akan diulang sebanyak dua kali sehingga sangat hemat. Tenaga
listrik yang dihasilkan mencapai tegangan sekitar 400 ribu Volt.
2. Industri Produksi Baja
Sebuah industri yang menghasilkan baja bergantung sepenuhnya pada ketersediaan
sumber batubara. Baja memiliki fungsi yang sangat penting dalam kehidupan kita seperti
berbagai macam perlengkapan industri yang terbuat dari baja, produk kesehatan seperti
perlengkapan kesehatan, peralatan pertanian, model transportasi dan berbagai macam produk
lain yang membutuhkan baja.
Produksi baja mentah banyak memakai metalurgi batubara dari bahan batubara kokas.
Produksi baja melibatkan karbon dan bahan besi. Karbon diperlukan untuk memanaskan
bahan besi dan mengolahnya menjadi baja. Karbon dari batubara menghasilkan panas tinggi
sehingga mendukung produksi batubara. Seperti halnya manfaat tembaga dan manfaat
bauksit, pemanfaatan batu bara pada produksi baja juga akan menimbulkan efek samping.

3
3. Bahan Bakar Cair
Batubara ternyata juga bisa dirubah dalam bentuk bahan bakar cair dan sangat efektif
untuk menggantikan bahan bakar minyak. Pada dasarnya pengolahan batubara menjadi bahan
bakar cair akan merubah batubara bubuk atau bongkahan yang di larutkan dalam suhu tinggi.
produk batubara cair dapat dimurnikan dengan proses ulang dan bisa menghasilkan bahan
bakar minyak dengan kualitas yang lebih baik dari bahan bakar minyak yang didapatkan dari
kilang minyak secara langsung. Negara yang sudah memakai sistem ini adalah Afrika.Afrika
bisa mengatasi kekurangan sumber minyak dengan memanfaatkan batubara.
4. Industri Produksi Semen
Batubara menjadi salah satu bahan bakar utama dalam produksi semen. Semen
merupakan salah satu material untuk pembuatan produk kontruksi seperti rumah, gedung atau
produk lain. Semen terbuat dari campuran antara kalsium karbonat, oksida besi, oksida
aluminum dan silica. Batubara menjadi bahan bakar untuk mengolah berbagai bahan mentah
tersebut dan merubahnya menjadi semen. Batubara terbukti bisa menghasilkan suhu tinggi
hingga 1500 derajat Celcius.
5. Industri Produk Aluminum
Batubara menjadi bahan bakar yang mendukung industri aluminum. Bahan ini
diperoleh sebagai hasil sampingan dari proses oksidasi besi pada industri baja. Batubara
mendukung proses pengolahan oksidasi besi yang menghasilkan panas tinggi. Baja yang
dihasilkan dari olahan besi akan dipisahkan sesuai dengan kualitas. Dan selanjutnya produk
yang tidak memiliki syarat baja tertentu akan diolah kembali menjadi aluminum. Gas dan
panas kokas dari batubara bisa memisahkan beberapa produk baja sehingga bisa
mendapatkan produk aluminum yang dipakai untuk berbagai industri seperti pertanian,
peralatan dapur, kontruksi dan berbagai industri lain.
6. Batubara Menghasilkan Produk Gas
Batubara yang masih berada dalam tanah ternyata juga bisa menghasilkan gas secara
langsung. Proses ini memakai sebuah teknologi canggih untuk mengambil gas yang
dihasilkan oleh batubara murni. selanjutnya produk gas yang dihasilkan akan diolah di tempat
pertambangan dan bisa menjadi beberapa produk seperti untuk bahan bakar industri,
pembangkit listrik tenaga gas, produk gas hidrogen dan solar. China, Australia, India, Jepang
dan Indonesia menjadi negara yang menggunakan metode teknologi perubahan gas batubara
murni ke beberapa aplikasi industri.

4
7. Industri Pabrik Kertas
Batubara juga menjadi bahan bakar utama untuk menjalankan sebuah industri kertas.
Kertas terbuat dari komponen utama berupa sel serat dari kayu. Sel serat dari kayu hanya bisa
didapatkan dari proses rumit yang mampu memisahkan bagian serat dengan ukuran tertentu.
Batubara menghasilkan panas yang stabil dalam sebuah mesin pengolahan serat untuk
industri bahan baku kertas. Jadi tanpa batubara mungkin beberapa produk dari kertas tidak
akan bisa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
8. Industri Bahan Kimia
Batubara yang telah melewati berbagai macam proses bisa menghasilkan industri
sampingan yang ternyata berguna untuk kehidupan manusia. Hasil olahan batubara menjadi
sumber energi bisa menghasilkan produk bubuk batubara yang sangat halus dengan ukuran
skala kecil. Produk sampingan ini bisa digunakan untuk memproduksi beberapa bahan lain
seperti cairan fenol dan benzena. Produk ini penting untuk beberapa industri kimia.
9. Industri Farmasi
Batubara ternyata juga memiliki peran yang sangat penting dalam industri farmasi.
Berbagai macam produk kimia yang dihasilkan dari olahan sampingan batubara bisa menjadi
bahan utama dalam produksi obat-obatan. Berbagai macam bentuk bahan kimia telah
melewati proses pemurnian dengan teknologi canggih sehingga bisa dimanfaatkan menjadi
obat-obatan. Industri ini telah melewati berbagai macam sertifikasi sehingga sangat aman
untuk mendukung produk farmasi.
10. Produksi Bahan Metanol
Metanol merupakan salah satu bahan bakar cair yang sangat penting untuk
menggerakkan berbagai macam industri. Hasil dari metanol sebenarnya didapatkan dari
proses pemurnian batubara yang masih berada dalam tanah menjadi gas. Hasil sampingan
berupa zat cair tertentu kemudian akan dimurnikan kembali hingga mampu membuat produk
metanol.
11. Produksi Naftalen
Naftalen adalah sejenis bahan kimia cair khusus yang didapatkan dari hasil olahan
batubara.Ini adalah hasil kedua dari pengolahan batubara dalam bentuk bongkahan. Batubara
yang telah dihancurkan akan menghasilkan bahan sampingan berupa bubuk yang sangat
halus. Kemudian bubuk ini akan dimurnikan dengan proses ulang sehingga bisa
menghasilkan produk naftalen.

5
12. Produksi Fenol
Fenol merupakan salah satu produk bahan bakar minyak yang didapatkan dari hasil
pengolahan batubara. Fenol dihasilkan dari tar batubara yang berbentuk bubuk halus.
Berbagai macam industri kimia memakai produk fenol untuk menjalankan industri
mereka.Fenol mampu menghemat pemakaian komposisi bahan kimia yang biasanya
didapatkan dari minyak murni. Jadi hasil sampingan olahan batubara sangat mendukung
proses industri fenol dan industri bahan kimia lain.
13. Produksi Benzena
Benzena menjadi salah satu komponen bahan bakar cair yang sangat penting dalam
menggerakkan transportasi dunia.Benzena didapatkan dari hasil pengolahan ulang batubara
yang bisa menghasilkan bubuk halus. Pengolahan benzena biasanya akan didaur ulang dari
batubara yang didapatkan dari pertambangan atau pembangkit listrik.
14. Produksi Garam Amoniak
Garam amoniak dihasilkan dari sebuah industri pengolahan batubara.Uap atau gas
yang dikeluarkan dari oven untuk menampung kokas menghasilkan garam amoniak. Produk
ini penting untuk menjadi bahan khusus dari beberapa industri kimia seperti pupuk pertanian
atau produk bahan kimia lain. Jadi uap pembakaran batubara sangat berperan untuk
menghasilkan produk garam amoniak.
15. Produksi Asam Nitrat
Asam nitrat menjadi komponen bahan kimia dalam pengolahan produk industri bahan
kimia. Asam nitrat adalah hasil olahan sampingan lain yang didapatkan dari produk gas oven
kokas batubara. Batubara yang melewati proses pembakaran pada beberapa industri akan
menghasilkan bahan kokas batubara. Uang kokas inilah yang akan dirubah menjadi asam
nitrat untuk industri kimia.
16. Produksi Produk Pupuk Pertanian
Produksi pupuk pertanian selalu membutuhkan gas khusus atau pembakaran khusus
dari batubara.Bahkan beberapa macam produk kimia yang digunakan untuk membuat pupuk
pertanian adalah hasil olahan sampingan dari sisa pembakaran batubara. Berbagai produk
olahan sampingan akan dimurnikan dengan perlengkapan khusus sehingga bisa membentuk
produk atau bahan pembuatan pupuk kimia. Beberapa zat penting seperti asam nitrat dan
garam amoniak.
17. Komponen Bahan Sabun
Pabrik yang mengolah produk sabun juga membutuhkan bahan khusus yang
didapatkan dari hasil olahan sampingan batubara. Produk ini didapatkan dari hasil sampingan

6
olahan batubara yang telah melewati proses pembakaran, pemurnian hingga produk akhir.
Proses ini memang tidak secara langsung menghasilkan produk khusus komponen sabun.
Beberapa produk ini juga penting untuk produksi beberapa zat pelarut dan pengikat aroma
pada produk sabun.

18. Komponen Produk Aspirin


Aspirin menjadi salah satu jenis produk farmasi yang sangat penting dalam dunia
medis.Berbagai jenis obat yang mengandung aspirin mampu meredakan rasa sakit dan
meringankan berbagai keluhan terhadap penyakit. Dalam proses pengolahan aspirin ternyata
memerlukan beberapa komponen yang didapatkan dari hasil pembakaran batubara. Proses
pengolahan produk khusus ini biasanya dilakukan oleh pabrik bahan kimia dan bukan oleh
pabrik farmasi.
19. Produksi Zat Pelarut
Beberapa jenis zat pelarut memiliki peran yang penting dalam produksi bahan sabun,
bahan kimia dan farmasi. Zat pelarut ternyata juga didapatkan dari proses pengolahan
batubara seperti proses gasifikasi atau pengambilan gas secara langsung dari sumber
batubara. Zat ini didapatkan dari uap khusus yang dihasilkan dalam proses pengambilan gas.
Zat pelarut yang digunakan dalam beberapa industri saat ini ternyata hanya bisa didapatkan
dari proses pengolahan batubara.
20. Produksi Zat Pewarna
Zat pewarna sintetis yang digunakan oleh beberapa industri seperti garmen, bahan
kimia dan pewarna khusus untuk produk kimia ternyata juga didapatkan dari hasil
pengolahan batubara. Zat pewarna didapatkan dari proses batubara yang telah digiling hingga
menjadi bubuk berukuran kecil. Produk bubuk ini akan diolah kembali dan dicampur dengan
beberapa bahan pembuat warna khusus. Bubuk pewarna yang digunakan oleh produksi zat
pewarna sintetis dan didapatkan dari pengolahan batubara terbukti memiliki tingkat
keamanan dan kualitas yang lebih tinggi dibandingkan bahan komponen lain.
21. Produksi Plastik
Batubara memiliki peran yang sangat penting untuk mendukung industri
plastik.Batubara menjadi bahan khusus yang digunakan untuk pembakaran beberapa
komponen biji plastik.Bahan bakar dari batubara memiliki panas khusus sehingga sangat baik

7
untuk mendukung produk dan kualitas plastik.Beberapa pewarna untuk plastik juga
didapatkan secara langsung dari produk olahan batubara.
22. Produksi Serat ( Bahan Rayon dan Nilon)
Produksi serat seperti rayon dan nilon memiliki peran yang sangat penting dalam
industri plastik. Batubara menghasilkan panas khusus pada yang bisa mendukung proses
pengolahan biji plastik. Hasil sampingan dari pengolahan ini bisa membentuk serat khusus
yang didapatkan dari limbah plastik. Selanjutnya serat akan diolah menjadi rayon dan nilon
yang banyak digunakan dalam industri produk kemasan plastik.
23. Produksi Karbon Aktif
Karbon aktif merupakan produk yang didapatkan dari sisa hasil pembakaran batubara
dalam industri pembangkit listrik, produk pembakaran untuk menjalankan industri dan sisa
bahan bakar batubara. Karbon aktif yang dihasilkan dalam pengolahan ini berguna untuk
mendukung sistem kerja filter yang digunakan pada mesin pengolah kualitas udara dan juga
mesin untuk cuci darah.
24. Produksi Bahan Pengeras
Produksi bahan pengeras seperti jenis baja ringan dan aluminum dihasilkan dari
pembakaran baja oleh tenaga batubara. Panas yang dihasilkan oleh batubara mampu membuat
produk baja akan terpisah sesuai dengan kualitas kekerasan. Setelah itu hasil sampingan dari
bahan baja akan diolah dengan batubara untuk menghasilkan baja ringan dan aluminum.
Sehingga produk pengeras ini berperan penting untuk industri kontruksi alat transportasi dan
olahraga lain.
25. Produksi Logam Silikon
Pernahkah Anda mendengar logam silikon.Logam silikon merupakan salah satu hasil
sampingan dari pengolahan baja oleh batubara.Produk ini bisa menghasilkan beberapa jenis
komponen yang berperan untuk mendukung industri produksi bahan bakar cair seperti
pelumas mesin, resin dan berbagai macam produk kosmetik. Proses pengolahan silikon untuk
membuat produk tertentu harus diolah dengan proses pemurnian sehingga tidak bisa
digunakan secara langsung.
26. Batubara Mendukung Ekonomi Negara
Negara yang memiliki sumber melimpah batubara akan menerima keuntungan dan
berpotensi untuk meningkatkan nilai ekonomi. Batubara bisa menjadi komoditi ekspor untuk
negara yang tidak memiliki sumber batubara.Secara umum hasil dari kerjasama batubara bisa
meningkatkan penghasilan negara melalui penerimaan pajak dan biaya pengiriman. Sehingga

8
batubara akan meningkatkan kerjasama antarnegara dan mendukung proses regenerasi bahan
bakar minyak dunia.
27. Batubara Meningkatkan Ekonomi Rakyat
Batubara membutuhkan proses pengolahan yang sangat panjang dengan rantai
produksi khusus. Dengan cara ini batubara akan membutuhkan tenaga kerja dari berbagai
bidang ilmu. Jadi, batubara akan meningkatkan penghasilan masyarakat karena bisa
mendukung menciptakan lapangan kerja dan beberapa pendukung ekonomi lain.

28. Batubara Membuka Daerah Terisolasi


Penemuan batubara biasanya didapatkan di kawasan yang masih tertutup.Kawasan ini
memang memiliki penduduk yang tinggal di tempat tersebut.Pengolahan batubara bisa
mendukung pembukaan wilayah terisolasi sehingga meningkatkan kehidupan masyarakat di
sekitarnya. Sebuah pertambangan di kawasan pedalaman akan mendukung pembukaan
wilayah dengan beberapa dukungan seperti jalan raya, fasilitas transportasi, fasilitas
kesehatan dan berbagai fasilitas lain.

2.1.2Kerusakan Lingkungan akibat Pemanfaatan Batubara


Kegiatan penambangan khususnya Batubara dan lain-lain dikenal sebagai kegiatan
yang dapat merubah permukaan bumi. Karena itu, penambangan sering dikaitkan dengan
kerusakan lingkungan. Walaupun pernyataan ini tidak selamanya benar, patut diakui bahwa
banyak sekali kegiatan penambangan yang dapat menimbulkan kerusakan di tempat
penambangannya.
Konsumsienergiglobalmeningkatkansejumlah
masalahlingkunganhidup.Untukbatubara, timbulnyapolutan, seperti oksida belerang dan
nitrogen (Sox dan NOx), serta partikel dan unsur penelusuran, seperti merkuri,
merupakan suatu masalah. Teknologi telah dikembangkan dan dikerahkan untuk
menekan emisi-emisi tersebut.
Batubara memang memiliki dampak yang sangat baik untuk kemajuan berbagai
macam industri yang bermanfaat untuk kehidupan manusia.Namun terkadang beberapa
prosedur yang harus dijalankan oleh sebuah industri yang memanfaatkan batubara masih
banyak dilanggar.Jadi, batubara juga memberikan beberapa dampak buruk untuk lingkungan,
sosial ekonomi dan kesehatan.

9
Lingkungan menjadi salah satu elemen yang menerima akibat buruk dari sebuah
pertambangan batubara.Pertambangan batubara yang dilakukan tanpa melihat kondisi dan
situasi lingkungan dapat merusak potensi alam, satwa liar dan menyebabkan bencana.Berikut
ini beberapa dampak lingkungan yang dirasakan secara langsung.
Proses pembakaran batubara bisa menghasilkan zat polutan sehingga menyebabkan
kondisi oksigen bersifat asam dan tidak baik untuk kesehatan.
Proses pengolahan produk yang memakai bahan batubara dan tidak melakukan
prosedur kepentingan untuk lingkungan sering meninggalkan polusi seperti abu, hujan asam
dan air tanah yang mengandung racun.
Proses pembakaran dari batubara bisa menghasilkan beberapa zat polutan yang
merusak kualitas udara sehat seperti efek gas rumah kaca, udara yang mengandung karbon
dioksida, nitrogen oksida dan merkuri. Namun manfaat karbon dioksida yang dihasilkan pada
proses ini sebenarnya juga dapat dimanfaatkan. Akibat lain yang ditimbulkan pertambangan
batubarabagi lingkungan antara lain:
1.Penurunan produktivitas tanah

2.Terjadinya erosi dan sedimentasi

3.Terjadinya gerakan tanah/ longsoran

4.Gangguan terhadap flora dan fauna

5.Perubahan iklim mikro

6.Permasalahan sosial

Batubara memiliki dampak positif dan negatif bagi manusia dan lingkungan secara
umum. Salah satu cara untuk menyeimbangkan beberapa hal baik dan buruk dari batubara
adalah menjalankan semua industri dan pengolahan batubara sesuai dengan prosedur dan
standar lingkungan. Dengan cara ini maka batubara akan memberikan dampak positif dan
tidak menimbulkan masalah bagi manusia dan lingkungan hidup.

2.2Pengontrolan Lingkungan
Green Mining
Green Mining bagi Perusahaan Pertambangan adalah mengedepankan pelestarian lingkungan
dan kepentingan masyarakat dalam kegiatan produksi, termasuk dalam mengatasi hambatan
produksi dan menyiapkan rencana produksi masa berikutnya. Lingkungan menjadi bagian

10
yang integral dalam seluruh siklus penambangan di mana aktivitas menambang adalah bagian
dari rencana penutupan tambang. Sehingga tidak memisahkan kegiatan penambangan
dengan kegiatan penutupan tambang dalam perencanaan. Kepentingan masyarakat dikelola
bersama-sama dan tidak terpisahkan dalam keseluruhan proses bisnis, sehingga dampak
sosial yang merugikan dari kegiatan Perseroan dapat diminimalkan.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan


Seluruh aktivitas Perseroan, didahului dengan Analisis Dampak Lingkungan untuk
mengidentifikasi dampak lingkungan yang dapat terjadi dan menyusun rencana untuk
memantau dan mengelola dampak tersebut. Sesuai dengan sifat dan skala kegiatan yang akan
dilakukan dan ketentuan yang berlaku, terdapat dokumen lingkungan berupa AMDAL dan
RKL/RPL untuk kegiatan yang lebih luas dan dampak lebih signifikan, serta dokumen
UKL/UPL untuk kegiatan usaha dengan skala dampak yang lebih kecil.

Perencanaan Penambangan
Green Mining dimulai dengan perencanaan tambang yang seksama yang memperhitungkan
kelestarian lingkungan sejak awal, perencanaan tambang memiliki tujuan akhir menata paska
tambang, buka sekedar memperoleh batubara yang sebesar-besarnya.

Pelaksanaan Kegiatan Lingkungan


1. Pengelolaan Lingkungan
Perseroan melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan untuk
mengurangi dampak kegiatan pertambangan terhadap lingkungan dan masyarakat.
Untuk mengukur efektivitas pengelolaan lingkungan, setiap tahun Perseroan
menetapkan parameter indikator sasaran lingkungan sesuai dengan peraturan yang
berlaku, dalam hal ini Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 17 tahun 2005 dan
No. 8 tahun 2012 mengenai pemenuhan baku mutu lingkungan (BML).
Setiap program pengelolaan lingkungan yang dijalankan dipantau dan dievaluasi
dengan menggunakan parameter yang telah mempertimbangkan penilaian terhadap
dampak utama yang muncul akibat kegiatan penambangan. Evaluasi terhadap
indikator sasaran lingkungan tersebut kemudian dibahas secara rutin setiap tahun pada
forum manajemen lingkungan, sesuai Sistem Manajemen Lingkungan ISO
14001:2004, sehingga dampak lingkungan dari operasional kegiatan tambang dapat
dikendalikan.

11
2. Pemantauan Lingkungan
Pemantauan lingkungan secara rutin di sekitar area penambangan bertujuan
meminimalisasi kerusakan lingkungan yang mungkin terjadi, sebagai bagian dari
upaya mitigasi risiko lingkungan. Kegiatan pemantauan lingkungan yang dilakukan
Perseroan terdiri dari 14 (empat belas) kegiatan mencakup pemantauan kualitas air,
kualitas udara, kualitas tanah, pencemaran tanah, erosi hingga satwa liar dan biota air
yang hidup di sekitar area pertambangan dan lainnya. Aktivitas pemantauan rutin
yang dilakukan Perseroan Kegiatan pemantauan secara rutin menunjukkan bahwa
seluruh indikator cemaran yang diukur mememenuhi ketentuan BML. Disamping itu,
terdapat berbagai kemajuan dari sisi kualitas lingkungan hidup di sekitar maupun
dalam area kelolaan seperti:
a. Pemantauan keanekaragaman hayati (Plankton, Benthos dan Nekton) di badan
perairan sekitar lokasi kegiatan Perseroan di Tanjung Enim Sumatera Selatan oleh
pihak ketiga menunjukan secara umum semakin baik dan dapat mendukung
kehidupan biota perairan.
b. Pemantauan satwa liar menunjukan bahwa lahan-lahan lokasi bekas penimbunan
yang telah direhabilitasi dan direvegetasi telah mampu mendukung kehidupan
satwa liar. Di beberapa lokasi dapat ditemui jenis-jenis burung yang termasuk
jenis langka dan dilindungi sesuai Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 7
Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, seperti Elang Alap
Besar (Accipiter virgatus), Elang Kelelawar (Macheiramphus alcinus), Raja
Udang Meninting (Alcedo meninting) dan Cekakak Batu (Lacedo pulchella).
Selain itu dijumpai pula beberapa hewan jenis mamalia, seperti Kera
Hitam/Lutung, Kera Kecil/Simpai dan Rusa dan hewan melata, yakni ular kobra.
c. Pemantauan revegetasi menunjukan bahwa secara keseluruhan kegiatan
penanaman sudah berjalan dengan baik, dengan tingkat keberhasilan tumbuh
tanaman revegetasi di atas 80%.
d. Pemantauan Sosial Ekonomi dan Budaya (SOSEKBUD) menunjukan bahwa
secara keseluruhan pelaksanaan pengelolaan lingkungan dan pemantauan
lingkungan telah sesuai dengan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan
yang tertuang dalam dokumen AMDAL. Dari pemantauan terhadap aspek
SOSEKBUD tersebut persepsi masyarakat terhadap kegiatan Perseroan sangat
baik, dan mendukung penuh kegiatan penambangan yang dilakukan.

12
3. Penelitian dan Pengembangan Lingkungan
Untuk menjaga lingkungan di areal kegiatannya, Perseroan melakukan sejumlah
kajian dan penelitian yang sekaligus merupakan bagian proses evaluasi kondisi
lingkungan area pertambangan dan sekitarnya, serta pengembangan potensi
lingkungan di masa mendatang. Kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan adalah:
a. Implementasi recycle air tambang menjadi air bersih di lokasi Tambang Air Laya.
b. Pilot project agro-forestry seluas 12 hektar di lokasi timbunan Air Laya yang
bekerja sama dengan PT Perhutani (on progress).
c. Melakukan kerja sama jangka panjang (3 tahun) untuk pengelolaan
(pengangkutan dan pengolahan) limbah B3 dengan perusahaan yang telah
memiliki ijin dari KLH.
d. Pembangunan hutan kota seluas 50 hektar dilokasi timbunan Air Laya (on
progress).
e. Pembangunan hutan pendidikan seluas 100 hektar bekerja sama dengan IPB di
lokasi timbunan Endikat dan MTS (on progress).
f. Pelaksanaan rehabilitasi DAS di lokasi fasilitas umum (fasum) TNI Rindam
II/SWJ seluas 93 hektar, dan lokasi hutan produksi Semendo Darat Tengah (SDT)
seluas 260 hektar serta Mulak Ulu seluas 100 hektar (on progress).
g. Pelanjutkan pembuatan Rantek rehabilitasi DAS TN Sembilang seluas 100
hektar, SDT seluas 260 hektar, serta Mulak Ulu seluas 100 hektar (on progress).
h. Pembuatan Sistem Informasi Manajemen Lingkungan dan Keanekaragaman
Hayati (on progress).
i. Program penanggulangan AAT (Air Asam Tambang) melalui pengujian
keasaman batuan yang bekerja sama dengan LAPI ITB (on progress).

2.3 Rehabilitasi Tambang Terbuka


Lokasi atau lahan Pertambangan yang telah selesai ditambang untuk dikelola secara
bertanggung jawab, melalui kegiatan reklamasi, revegetasi dan pasca tambang. Perseroan
melakukan amanat ini sesuai dengan peraturan perundangan dan mengikutsertakan pemangku
kepentingan dalam pelaksanaannya. Tujuan pasca tambang adalah menciptakan manfaat dari
lahan bekas tambang untuk berbagai tujuan bagi pemangku kepentingan Perseroan.

13
Perseroan telah merealisasikan berbagai program reklamasi/rehabilitasi lahan bekas tambang
yang telah benar-benar selesai dari kegiatan penambangan sejalan dengan prinsip bahwa
Menambang adalah bagian dari rencana penutupan tambang dan Reklamasi adalah
investasi untuk emanfaatan lahan bekas tambang.
Berdasarkan prinsip tersebut, Perseroan melakukan program revegetasi pada seluruh areal
kelolaan, baik bersifat tetap maupun sementara. Pada areal yang masih memiliki prospek
dalam jangka panjang, Perseroan melakukan program revegetasi rutin, yakni menanami areal
dimaksud dengan tanaman perintis dan penutup untuk mempertahankan kesuburan. Area-area
dengan kegiatan vegetasi sementara umumnya adalah area timbunan dari aktivitas
penambangan berpola backfilling, maupun area penimbunan tanah pucuk.
Sedang pada area yang sudah tidak memiliki prospek penambangan dalam jangka panjang
atau disebut area final, Perseroan telah melakukan program pasca tambang di tambang
Ombilin.

PembaharuanRealisasi Program Pasca Tambang, Reklamasi dan Rehabilitasi


Pembukaan lahan dan proses reklamasi areal tambang Perseroan telah dilaksanakan sesuai
dengan butir-butir ketentuan pada Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri
No 18 tahun 2008 mengenai Reklamasi dan Penutupan Tambang yaitu:

1. Pembukaan lahan dilakukan bertahap.


2. Penataan lahan timbunan yang sudah final (pengaturan pola alir air, back slope,
penghamparan top soil).
3. Pengendalian erosi (pembuatan check dump, rip rap dan kolam pengendap lumpur).
4. Revegetasi lahan (cover crop dan tanaman tahunan).
5. Pengelolaan limbah B3 (incinerator, pengiriman limbah B3 ke pihak ketiga).
6. Pengendalian air asam tambang.
7. Perawatan tanaman dan sarana lingkungan.
8. Pemanfaatan tanaman kayu putih yang diolah menjadi minyak kayu putih, sumber
bahan diambil dari lahan reklamasi pasca tambang.
Perseroan telah merealisasikan berbagai program reklamasi/rehabilitasi lahan bekas tambang
yang telah benar-benar selesai dari kegiatan penambangan sejalan dengan prinsip bahwa
Menambang adalah bagian dari rencana penutupan tambang dan Reklamasi adalah
investasi untuk pemanfaatan lahan bekas tambang.

14
Berdasarkan prinsip tersebut, Perseroan melakukan program revegetasi pada seluruh areal
kelolaan, baik bersifat tetap maupun sementara. Pada areal yang masih memiliki prospek
dalam jangka panjang, Perseroan melakukan program revegetasi rutin, yakni menanami areal
dimaksud dengan tanaman perintis dan penutup untuk mempertahankan kesuburan. Area-area
dengan kegiatan vegetasi sementara umumnya adalah area timbunan dari aktivitas
penambangan berpola backfilling, maupun area penimbunan tanah pucuk.
Sedang pada area yang sudah tidak memiliki prospek penambangan dalam jangka panjang
atau disebut area final, Perseroan melakukan program rehabilitasi dan revegetasi seperti
pembangunan area wisata alam Bukit Kandi, Hutan Kota, Hutan Pendidikan dan
pembangunan TAHURA (Taman Hutan Raya) Enim. Selain kegiatan revegetasi di areal
kelolaan, Perseroan juga berpartisipasi pada program Rehabilitasi DAS.
Rehabilitasi DAS Program Konservasi Air
Perseroan menggunakan air tambang untuk kegiatan penyemprotan batubara batubara di
stockpile dan areal kegiatan untuk mengurangi debu serta untuk keperluan MCK di lapangan
dan di kantor operasional.
Perseroan melakukan upaya-upaya untuk memperbaiki kualitas air di sekitar areal
kegiatannya. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas air adalah
melakukan pengolahan air asam tambang (AAT) di kolam pengendap lumpur baik secara
aktif dengan penambahan kapur maupun secara pasif dengan metoda wetland. Metoda
wetland dilakukan dengan memanfaatkan jenis-jenis tumbuhan penyerap logam yang terbukti
berhasil menurunkan kandungan logam, khususnya Fe dan Mn, sehingga kualitas air
memenuhi baku mutu lingkungan (BML) sebelum dialirkan ke perairan umum.
Untuk menjaga ketersediaan air permukaan dan memelihara kelestarian sumber air, Perseroan
juga melakukan kegiatan konservasi sumber daya air melalui beberapa kegiatan, yakni :
1. Pemanfaatan air tambang untuk penyiraman jalan dan sarana produksi.
2. Pemanfaatan air hujan untuk pencucian unit alat berat.
3. Penggunaan air dengan sistem tertutup (closed loop).
4. Pembuatan embung-embung air untuk konservasi air dan lubang-lubang biopori di
perkantoran dan permukiman.
Upaya-upaya tersebut dimaksudkan agar seluruh air yang digunakan dalam proses penunjang
kegiatan pertambangan Perseroan dapat didaur ulang dan dikembalikan ke perairan umum
dalam keadaan baik dan layak pakai, sesuai ketentuan peraturan perundangan.

15
Dalam memenuhi kebutuhan air bersih, Perseroan juga melakukan pengolahan air dengan
sumber dari air tambang. Instalasi pengolahan air tersebut berkapasitas 350 m3 per hari.
Tujuannya adalah untuk mengurangi (reduce) volume air sungai yang diambil untuk
kebutuhan air bersih dan mengkonversi (reuse & recycle) air tambang sebagai air limbah
untuk dijadikan air bersih.

2.4 Pencemaran Lingkungan Oleh Adanya Pembakaran Batubara


Bentuk polusi yang paling banyak diakibatkan oleh pembakaran batubara adalah
polusi udara. Polusi udara adalah terkontaminasinya udara oleh bahan berbahaya yang karena
jumlah ataupun karakteristiknya, dapat membahayakan kesehatan manusia dan/atau
lingkungan sekitar. Selain menghasilkan gas-gas buang yang dapat mencemari udara,
akumulasi dari debu-debu hasil pembakaran batubara dapat menempel di pipa-pipa boiler dan
membentuk semacam kerak yang disebut slag. Melalui perlakuan khusus
menggunakan sootblower, slagakan jatuh dalam bentuk padatan yang selanjutnya
dikumpulkan untuk diperlakukan lebih lanjut. Namun kali ini saya akan menjelaskan kepada
Anda polutan-polutan pencemar udara, yang dihasilkan oleh pembakaran batubara.
Polutan-polutan penting yang dihasilkan dari proses pembakaran batubara antara lain adalah
SO2, NOx, CO, dan material partikulat. Selain itu ada bahan polutan lain yang disebut udara
beracun. Ia adalah polutan yang sangat berbahaya meskipun jumlahnya hanya sedikit
dihasilkan oleh pembakaran batubara. Namun udara beracun ini perlu kita bahas juga lebih
lanjut karena sifatnya yang sangat membahayakan kesehatan manusia. Berikut adalah
penjelasan lebih detail mengenai polutan-polutan tersebut:
1. Sulfur Dioksida
Batubara memiliki kandungan sulfur yang dapat mencapai 10% dalam fraksi berat.
Namun rata-rata kandungan sulfur di dalam batubara berada di kisaran 1-4%
tergantung dari jenis batubara tersebut. Proses pembakaran batubara menyebabkan
sulfur tersebut terbakar dan menghasilkan gas sulfur dioksida (SO2) dan sebagian
kecil menjadi sulfur trioksida (SO3).
Secara langsung, sulfur oksida dapat menyebabkan iritasi pada alat pernapasan
manusia, mengurangi jarak pandang kita, sekresi muskus berlebihan, sesak napas, dan
lebih lanjut dapat menyebabkan kematian. Reaksi sulfur oksida dengan kelembaban
ataupun hujan, dapat menimbulkan hujan asam yang sangat berbahaya bagi tanaman,
hewan terutama hewan air, serta sifatnya yang korosif dapat merusak infrastruktur-
infrastruktur yang ada.

16
2. Sulfur Trioksida
Sebagian kecil sulfur dioksida yang terbentuk pada pembakaran batubara, terkonversi
menjadi sulfur trioksida (SO3). Rata-rata SO3 terbentuk sebanyak 1% dari total gas
buang pembakaran. Satu sistem pada boiler yang berfungsi untuk mengontrol gas
buang NOx, memiliki efek samping meningkatkan pembentukan SO3 dari 0,5%
sampai 2%. SO3 sangat mudah bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat
(H2SO4) pada temperatur gas buang di bawah 260oC. Seperti yang Anda ketahui
bahwa asam sulfat bersifat amat sangat korosif dan berbahaya.
SO3 memiliki sifat higroskopis yang sangat agresif. Higroskopis adalah sebuah sifat
untuk menyerap kelembaban dari lingkungan sekitarnya. Sebagai gambaran untuk
Anda, SO3 yang mengenai kayu ataupun bahan katun dapat menyebabkan api
seketika itu juga. Kasus ini terjadi karena SO3 mendehidrasikan karbohidrat yang ada
pada benda-benda tersebut. Polutan ini juga sangat jelas berbahaya bagi manusia,
karena apabila terkena kulit, kulit tersebut akan seketika mengalami luka bakar yang
serius. Atas dasar inilah polutan SO3 harus ditangani dengan sangat serius agar tidak
mencemari lingkungan sekitar.

3. Nitrogen Oksida
Nitrogen Oksida yang dihasilkan oleh pembakaran batubara biasa disebut dengan
NOx. NOxmeliputi semua jenis senyawa yang tersusun atas atom nitrogen dan
oksigen. Nitrat oksida (NO) dan nitrogen dioksida (NOx) menjadi penyusun utama
dari polutan ini. NO, yang paling banyak jumlahnya, terbentuk pada pembakaran
bertemperatur tinggi hingga dapat mereaksikan nitrogen yang terkandung pada bahan
bakar dan/atau udara, dengan oksigen. Jumlah dari NOx yang terbentuk tergantung
atas jumlah dari nitrogen dan oksigen yang tersedia, temperatur pembakaran,
intensitas pencampuran, serta waktu reaksinya.
Bahaya polutan NOx yang paling besar berasal dari NO2, yang terbentuk dari reaksi
NO dengan oksigen. Gas NO2 dapat menyerap sprektum cahaya sehingga dapat
mengurangi jarak pandang manusia. Selain itu NOx dapat mengakibatkan hujan asam,
gangguan pernapasan manusia, korosi pada material, pembentukan smog dan
kerusakan tumbuhan.

17
4. Karbon Monoksida
Gas yang tidak berwarna dan juga tidak berbau ini terbentuk dari proses pembakaran
yang tidak sempurna. Karbon monoksida (CO) dihasilkan dari proses pembakaran
batubara di boiler dalam jumlah yang relatif sangat kecil. Bahaya paling besar yang
diakibatkan oleh CO adalah pada kesehatan manusia dan juga hewan. Jika gas CO
terhirup, ia akan lebih mudah terikat oleh hemoglobin darah daripada oksigen. Hal ini
menyebabkan tubuh akan kekurangan gas O2, dan jika jumlah CO terlalu banyak
akan dapat menyebabkan penurunan kemampuan motorik tubuh, kondisi psikologis
menjadi stress, dan paling parah adalah kematian.

5. Abu (FlyAsh)
Hasil pembakaran batubara di boiler juga menghasilkan partikel-partikel abu dengan
ukuran antara 1 hingga 100 m. Abu tersebut mudah terlihat oleh mata kita, bahkan
dapat mengganggu jarak pandang jika tersebar di udara bebas. Selain itu fly
ash sangat berbahaya jika sampai terhirup oleh manusia, karena ia dapat melukai
bagian-bagian penting sistem pernapasan kita.

Fly ash tersusun atas beberapa senyawa padat, diantaranya adalah SiO2, Al2O3,
Fe2O3, dan CaO. Di samping itu, fly ash juga mengandung logam-logam berat dan
partikel-partikel lain yang sangat beracun bagi manusia jika berada dalam jumlah
yang cukup. Racun-racun tersebut berasal dari batubara, diantaranya adalah arsenik,
berilium, cadmium, barium, chromium, tembaga, timbal, mercury, molybdenum,
nikel, radium, selenium, thorium, uranium, vanadium, dan seng.

6. KarbonDioksida
Sejak tahun 1980-an, efek dari meningkatnya jumlah emisi CO2 akibat ulah manusia
semakin diperhatikan. CO2 yang dikenal dengan sebutan gas rumah kaca, menjadi
satu dari beberapa gas buang yang mengakibatkan terjadinya global
warming (pemanasan global). CO2 selalu dihasilkan oleh semua jenis proses
pembakaran yang menggunakan bahan bakar fosil berbasis hidrokarbon.
Menangani emisi CO2 tidak semudah menangani emisi gas buang lainnya, seperti
SO2 misalnya. Karena jumlah produksi CO2 dari proses pembakaran yang secara
alamiah selalu berjumlah banyak. Salah satu metode paling efektif untuk mengurangi
pembentukan CO2 adalah dengan memperbaiki tingkat efisiensi dari proses

18
pembakaran (energi yang lebih banyak dari bahan bakar yang lebih sedikit). Saat ini
metode-metode untuk mengurangi jumlah penggunaan bahan bakar karbon untuk
menghasilkan energi yang lebih besar terus dikembangkan.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pengontrolan lingkungan dalam kegiatan pertambangan batubara dilakukan
dengan green mining, control AMDAL, penelitian dan pengembangan
lingkungan.
2. Lokasi atau lahan Pertambangan yang telah selesai ditambang untuk
dikelolasecara bertanggung jawab, melalui kegiatan reklamasi, revegetasi dan
pasca tambang.
3. Akibat yang ditimbulkan pertambangan batubarabagi lingkungan antara lain:
a. Penurunan produktivitas tanah

b. Terjadinya erosi dan sedimentasi

c. Terjadinya gerakan tanah/ longsoran

d. Gangguan terhadap flora dan fauna

e. Perubahan iklim mikro

20

Anda mungkin juga menyukai