Anda di halaman 1dari 15

POLIMER

A. Pengertian Definisi Polimer


Kata polimer berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu Poly dan
meros.Poly artinya banyak sedangkan Meros berarti unit atau bagian.Polimer merupakan
senyawa yang besar yang terbentuk dari hasil penggabungan sejumlah (banyak) unit-unit
molekul yang kecil.Unit molekul kecil pembentuk senyawa ini disebut monomer.Ini artinya
senyawa polimer terdiri dari banyak monomer.
Polimer bisa tersusun dari beribu-ribu atau bahkan dari jutaan monomer, sehingga
dapat disebut sebagai senyawa makromolekul.Contoh senyawa yang termasuk polimer adalah
karbohidrat, protein, lemak, karet alam, dan sejumlah plastik seperti polietilene (PE), Plastik
polipropilena PP, plastik polietilen tereftalat PET, plastik polivinil chloride PVC, plastik
polistirena PS, teflon, dan nilon.

B. Sifat-Sifat Polimer.
Karakteristik atau sifat polimer didasarkan pada empat hal-hal berikut:
1) Panjang Rantai,
2) Gaya Antarmolekul,
3) Percabangan dan
4) Ikatan silang antarrantai polimer.

Semakin panjang rantai polimer, maka kekuatan dan titik leleh senyawanya semakin
tinggi. Semakin besar gaya antarmolekul pada rantai polimernya, maka senyawa polimer
akan semakin kuat dan semakin sulit leleh.Rantai polimer yang memiliki cabang banyak
akan memiliki daya regang rendah yang disertai mudahnya meleleh.Ikatan silang
antarmolekul menyebabkan jaringan menjadi kaku, sehingga bahan polimer menjadi keras
dan rapuh. Semakin banyak ikatan silang yang dimiliki oleh polimer, maka polimer akan
semakin mudah patah.
Polimer yang mempunyai ikatan silang akan bersifat termosetting, sedangkan polimer
yang tidak mempunyai ikatan silang akan besifat termoplastik.
a) Termosetting merupakan jenis polimer yang tetap keras dan tidak bisa lunak
ketika dikenai panas. Polimer ini hanya dapat dipanaskan satu kali yaitu pada saat
pembuatannya. Jadi apabila setelah pecah tidak dapat disambung kembali. Contoh
polimer jenis ini adalah bakelit.
b) Termoplastik merupakan jenis polimer yang dapat melunak ketika dikenai panas
dan mengeras kembali setelah didinginkan. Artinya polimer jenis ini dapat
dipanaskan berulang-ulang.Contoh polimer yang masuk jenis ini adalah jenis
plastik seperti polietilena PE, plastik poliproilena PP, plastik polietilen tereftalat,
dan plastik polivinil chloride PVC.

C. Penggolongan Polimer Berdasarkan Asalnya


Berdasarkan asalnya, polimer dapat dibedakan atas polimer alam dan polimer sintesis.
1) Polimer Alam
Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam dan berasal dari makhluk
hidup. Contoh polimer alam dapat dilihat pada table di bawah ini

N P o l i m e r Monome Polimerisasi C o n t o h
o r

1 P a ti / a m i l u m Glukosa Kon den sas i Biji-bijian, akar umbi


.

2 S e l u l o s a Glukosa Kon den sas i S ay u r, Kay u , Ka pa s


.

3 P r o t e i n Asam amino Kon den sas i Susu, daging, telur, wol, sutera
.

4 Asam nukleat N u k l e o ti d Kon den sas i M ol e ku l D NA d a n R N A ( se l )


. a

5 Karet alam Isoprena A d i s Getah pohon karet


. i

Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan.Contohnya, karet alam kadang-


kadang cepat rusak, tidak elastis, dan berombak.Hal tersebut dapat terjadi karena karet
alamtidak tahan terhadap minyak bensin atau minyak tanah serta lama terbuka di
udara. Contoh lain, sutera dan wol merupakan senyawa protein bahan makanan
bakteri, sehingga wol dan sutera cepat rusak. Umumnya polimer alam mempunyai
sifat hidrofilik (suka air), sukar dilebur dan sukar dicetak, sehingga sangat sukar
mengembangkan fungsi polimer alam untuk tujuan-tujuan yang lebih luas dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari.

2) Polimer Sintesis
Polimer sintesis atau polimer buatan adalah polimer yang tidak terdapat di alam
dan harus dibuat oleh manusia.Sampai saat ini, para ahli kimia polimer telah
melakukan penelitian struktur molekul alam guna mengembangkan polimer
sintesisnya.Dari hasil penelitian tersebut dihasilkan polimer sintesis yang dapat
dirancang sifat-sifatnya, seperti tinggi rendahnya titik lebur, kelenturan dan
kekerasannya, serta ketahanannya terhadap zat kimia.Tujuannya, agar diperoleh
polimer sintesis yang penggunaannya sesuai yang diharapkan.
Polimer sintesis yang telah dikembangkan guna kepentingan komersil, misalnya
pembentukan serat untuk benang kain dan produksi ban yang elastisterhadap jalan
raya.Ahli kimia saat ini sudah berhasil mengembangkan beratus-ratus jenis
polimer sintesis untuk tujuan yang lebih luas. Contoh polimer sintesis dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :

No P o l i m e r M o n o m e r Te rd a p at p a d a
1 . Po l ie te n a E t e n a Kantung , kabel pla sti k
2 . Polipropena P r o p e n a Tali, karung, botol plastik
3 . P V C V i n i l k l o r i d a Pipa paralon, pelapis lantai
4 . Polivinil alcohol V i n i l a l c o h o l B a k a i r
5 . T e fl o n T e t r a fl u o r o e t e n a Wajan atau panci anti lengket
6 . D a k r o n Meti l tereftalat dan eti lena glikol Pipa rekam magnetik, kain atau tekstil (wol sintetis)
7 . N i l o n Asam adipat dan heksametilena diamin T e k s ti l
8 . Po l i b u t a d i e n a B u t a d i e n a B a n m o t o r
9 . P o l i e s t e r E s t e r d a n e ti l e n a g l i k o l B a n m o b i l
10. M e l a m i n F e n o l f o r m a l d e h i d a Piring dan gelas melamin
11. Epoksi resin Metoksi benzena dan alcohol sekunder Penyalut cat (cat epoksi)

D. Penggolongan Polimer Berdasarkan Proses Pembentukannya


Reaksi pembentukan polimer dinamakan polimerisasi, jadi reaksi polimerisasi
adalah reaksi penggabungan molekul-molekul kecil (monomer) membentuk molekul
yang besar (polimer).Ada dua jenis polimerisasi, yaitu polimerisasi adisi dan
polimerisasi kondensasi.
1) Polimer adisi
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa reaksi adisi adalah reaksi pemecahan
ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal sehingga ada atom yang bertambah di
dalam senyawa yang terbentuk.Jadi, polimerisasi adisi adalah reaksi pembentukan
polimer dari monomer-monomer yang berikatan rangkap (ikatan tak jenuh). Pada
reaksi ini monomer membuka ikatan rangkapnya lalu berikatan dengan monomer
lain sehingga menghasilkan polimer yang berikatan tunggal (ikatan jenuh).
Artinya, monomer pembentuk polimer adisi adalah senyawa yang ikatan karbon
berikatan rangkap seperti alkena, sterina, dan haloalkena.Polimer adisi ini
biasanya identik dengan plastik, karena hampir semua plastik dibuat dengan
polimerisasi adisi. Misalnya polietena, polipropena, polivinil klorida, teflon dan
poliisoprena.

Berikut beberapa contoh pembentukannya :


a. Pembentukan polietena (polietilena) dari etena (etilena)
O2
nCH2 = CH2 - (CH2 - CH2)n -
etena tegangan tinggi polietena

b. Pembentuka teflon dari tetrafluoro etena


nCF2 = CF2 - (CF2 - CF2)n
tetrafluoroetena politetraetilena (teflon)

c. Pembentukan polivinil dari isoprena (2-metil-1,3-butadiena)

nCH2 = CH2 - (CH2 - CH)n

Cl Cl
d. Pembentukan polisoprena dari isoprena (2-metil-1,3-butadiena)
CH3 CH3

nH2C = C CH = CH2 - (HC = C - CH = CH)n -

Pada pembentukan poliisoprena, mula-mula kedua ikatan rangkap dari nomor 1 dan C
nomor 3 terbuka, kemudian ikatan tunggal dari C nomor 2 dan C nomor 3 membentuk ikatan
rangkap. Dari contoh-contoh reaksi di atas, dapat disimpulkan bahwa pada polimerisasi adisi
tidak terbentuk hasil samping dan monomernya harus mengandung ikatan rangkap.Contoh
polimer adisi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

M o n o m e r P o l i m e r Nama polimer K e g u n a a n
P o l i e ti l e n a Tas plastik, botol, mainan, isolasi listrik
Polipropilena Karpet plasti k, botol
P o l i s ti r e n a Pernis kayu, styrofoam, isolasi plastik, gelas plastik, mainan, bahan pengepakkan
Polivinil klorid a Pipa, genteng plasti c
Polivinil dienklorid a P l a s ti k w r a p
Politetraetilena (teflon) Alat masak, isolasi listrik (penutup kabel)
Poliakrilonitril Wig (rambut palsu), cat, benang
Polivinilasetat Tekstil, gumresin, cat
Polim eti lm eta krila t Bahan pembuat gelas, pembuat bola bowling

2) Polimer Kondensasi
Kondensasi merupakan reaksi penggabungan gugus-gugus fungsi antara kedua
monomernya.Artinya, polimerisasi kondensasi adalah reaksi pembentukan
polimer dari monomer-monomer yang mempunyai dua gugus
fungsi.Misalnya, senyawa polipeptida atau protein dan polisakarida
merupakan senyawa biomolekul yang dibentuk oleh reaksi polimerisasi
kondensasi.
Polimerisasi kondensasi akan menghasilkan molekul kecil air dan
monomernya mempunyai gugus fungsi pada kedua ujung rantainya. Apabila
dirumuskan, secara umum reaksinya adalah sebagai berikut :

n monomer 1 polimer + (n - 1) H2O


Berikut beberapa contoh pembentukan polimerisasi kondensasi :
a) Pembentukan nilon
Nilon merupakan suatu polimer yang ditemukan oleh Wallace Hume
Carothers di tahun 1934 sewaktu bekerja di perusahaan Du Pont.
Polimer nilon dibentuk dari monomer asam 6-aminoheksanoat
(HOOCCH2(CH2)3CH2NH2). Dalam polimerisasi ini, gugus karboksil
dari monomer berikatan dengan gugus amino dari monomer tersebut.
b) Pembentukan polyester (polietilena tereftalat) atau dakron
Sama halnya pada nilon-66, polyester dakron dibentuk oleh 2
polimer berlainan, yaitu dari etilena glikol (polialkohol) dengan
dimetil tereftalat (senyawa ester).

E. Penggolongan Polimer Berdasarkan Jenis Monomernya


Berdasarkan jenis monomernya, polimer dapat terdiri atas homopolimer
dankopolimer.
1) Homopolimer
Homopolimer adalah polimer yang monomernya sejenis.Contohnya, selulosa dan
protein.
(-P-P-P-P-P-P-P-P-)n
Pada polimer adisi homopolimer, ikatan rangkapnya terbuka lalu berikatan
membentuk polimer yang berikatan tunggal.

2) Kopolimer
Kopolimer atau disebut juga heteropolimer adalah polimer yang monomernya tidak
sejenis.Contoh dakron, nilon-66, melamin (fenol formaldehida).
Prosespembentukan polimer berlangsung dengan suhu dan tekanan tinggi atau
dibantu dengan katalis, namun tanpa katalis strukyur molekul yang terbentuk tidak
beraturan. Jadi, fungsi katalis adalah untuk mengendalikan proses pembentukan
striktur molekul polimer agar lebih teratur sehingga sifat-sifat polimer yang
diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Contoh struktur rantai molekul polimer
tidak beraturan 9produk polimerisasi tanpa katalis) adalah sebagai berikut :

(-P-S-S-P-P-S-S-S-P-S-P-)n
Kopolimer tidak beraturan
Pada proses pembentukan polimer yang digunakan katalis, struktur molekul yang
terbentuk akan beraturan. Contoh struktur rantai molekul polimer teratur (produk
polimerisasi dengan katalis) adalah sebagai berikut :
Sistem blok :
(-P-P-P-S-S-S-P-P-P-S-S-S-)n
Kopolimer blok
Sistem berseling :
(-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-)n
Kopolimer berseling

F. Penggolongan PolimerBerdasarkan Sifatnya Terhadap Panas


Berdasarkan sifatnya terhadap panas, polimer dapat dibedakan atas polimer
termoplas (tidak tahan panas, seperti plastik) dan polimer termosting (tahan panas,
seperti melamin).
1) Polimer termoplas
Polimer termoplas adalah polimer yang tidak tahan panas. Polimer tersebut
apabila dipanaskan akan meleleh (melunak), dan dapat dilebur untuk dicetak
kembali (didaur ulang). Contohnya polietilene, polipropilena, dan PVC.

2) Polimer termosting
Polimer termosting adalah polimer yang tahan panas. Polimer tersebut apabila
dipanaskan tidak akan meleleh (sukar melunak), dan sukar didaur ulang.
Contohnya melamin dan bakelit.

G. Polimer Buatan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti banyak menggunakan polimer buatan. Berikut
ini beberapa contoh polimer buatan di sekitar kita:
1) Karet Sintetis
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan ban mobil dan motor, ahli-ahli
kimia organic telah mengembangkan pembuatan karet sintetis untuk mempercepat
perolehan kebutuhan tersebut.Karet-karet sintetis tersebut dibuat dengan
menggunakan bahan dasar monomer, seperti butadiene dan stirena dengancara
kopolimerisasi.
Polibutadiena-stirena disebut juga dengan Buna atau nama dagangnya SBR
(stirena-butadiena rubber). Ada dua jenis Buna, yaitu Buna-N dan Buna-S. tidak
seperti polimer lain yang monomernya 1:1, pada Buna-N perbandingan antara 1,3-
butadiena dan stirena adalah 3:1, sedangkan Buna-S perbandingan antara 1,3-
butadiena dan stirena adalah 7:3. polimer tersebutb merupakan karet sintetis yang kuat
hamper menyamai karet alam karena resisten oksidasi dan abrasi dibandingkan karet
alam. SBR mengandung ikatan rangkap dan dapat di cross-linkedkan dengan sulfur
dengan proses vulkanisasi. Saat ini Buna banyak digunakan sebagai ban mobil.
Jika karet yang divulkanisasi ini diregangkan, jembatan belerang menahan rantai-
rantai polimer sehingga tidak mudah putus, kemudian karet tersebut akan kembali
pada bentuk semula setelah meregang. Karet sintetis lain adalah neoprene yang
berasal dari monomer kloropropena, polibutadiena, dan Thiokol.

2) Serat Sintetis
Kapas merupakan serat alam yang merupakan polimer dari karbohidrat
(selulosa), dan polimer dari protein (wol dan sutera).Seperti halnya karet, serat
memiliki polimer sintetis, yaitu nilon dan poliester (dakron).Dakron atau tetoron
merupakan polyester.Polimer ini yang sangat kuat, sangat lentur dan transparan.
Polimer ini juga digunakan untuk membuat sintetis dan membuat lembaran
film tipis yang dalam perdagangan disebut mylar. Mylar banyak digunakan untuk pita
rekam magnetic dan untuk membuat gelembung balon yang dimanfaatkan dalam
penelitian cuaca di atmosfer.
Nilon-66 merupakan serat polimer yang titik leburnya tinggi. Disebut nilon-66
karena polimernya tersususn dari enam atom C dari 1,6-heksametilena diamina dan
enam atom C dari molekul asam 1,6 heksanadioat. Nilon-66 digunakan untuk serat
kain.

3) Orlon
Orlon merupakan polimer adisi dari monomer akrilonitril.Polimer ini
merupakan serat sintetis, seperti wol digunakan dalam tekstil sebagai campuran wol,
karpet, dan kaus kaki.

4) Plastik
Plastik merupakan polimer sintetis yang paling populer karena banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.Berdasarkan jenis monomernya, ada beberapa
jenis plastik yaitu sebagai berikut :
a) Polietena (Polietilena)
Polietilena merupakan polimer plastik yang sifatnya ulet (liat), massa jenis rendah,
lentur, sukar rusak apabila lama dalam keadaan terbuka di udara maupun apabila
terkena tanah Lumpur, tetapi tidak tahan panas. Polietena adalah plastik yang banyak
diproduksi, dicetak lembaran untuk kantong plastik, pembungkus halaman, ember,
dsb.

b) Polipropena (Polipropilena)
Polipropena mempunyai sifat yang sama dengan polietena. Oleh karena plastik ini
juga banyak diproduksi, hanya kekuatannya lebih besar dari polietena dan lebih tahan
panas serta tahan terhadap reaksi asam dan basa.Plastik ini juga digunakan untuk
membuat botol plastik, karung, bak air, tali, dan kanel listrik (insulator).

c) PVC (Polivinil Klorida)


PVC mempunyai sifat keras dan kaku digunakan untuk membuat pipa plastik,
pipa paralon, pipa kabel listrik, kulit sintetis, dan ubin plastik.

d) Teflon (Tetrafluoroetena)
Teflon merupakan lapisan tipis yang sangat tahan panas dan tahan terhadap bahan
kimia.Teflon digunakan untuk pelapis wajan (panic anti lengket), pelapis tangki di
pabrik kimia, pipa anti patah, dan kabel listrik.

e) Bakelit (Fenol Formaldehida)


Bakelit adalah suatu jenis polimer yang dibuat dari dua jenis monomer, yaitu fenol
dan formaldehida. Polimer ini sangat keras, titik leburnya sangat tinggi dantahan api.
Bakelit digunakan untuk instalasi listrik dan alat-alat yang tahan suhu tinggi, misalnya
asbak dan fiting lampu listrik.

f) Flexiglass (Polimetil Metakrilat)


Polimetil Metakrilat disingkat PMMA mempunyai nama dagang flexiglass.
Polimetil metakrilat merupakan polimerisasi adisi dari monomer metil metakrilat
(H2C = CH-COOH3). PMMA merupakan plastik yang kuat dan transparan.Polimer ini
digunakan untuk jendela pesawat terbang dan lampu belakang mobil.

H. Kegunaan Polimer

Kegunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut :


a) Plastik Polietilentereftalat (PET)
Plastik PET merupakan serat sintetik poliester (dakron) yang transparan dengan
daya tahan kuat, tahan terhadap asam, kedap udara, fleksibel, dan tidak rapuh. Dalam
hal penggunaannya, plastik PET menempati urutan pertama. Penggunannya sekitar
72% sebagai kemasan minuman dengan kualitas yang baik. Plastik PET merupakan
poliester yang dapat dicampur dengan polimer alam seperti: sutera, wol dan katun
untuk menghasilkan bahan pakaian yang bersifat tahan lama dan mudah
perawatannya.

b) Plastik Polietena/Polietilena (PE)


Terdapat dua jenis plastik PE, yaitu Low Density Polyethylene (LDPE) dan High
Density Polyethylene (HDPE).Plastik LDPE banyak digunakan sebagai kantung
plastik serta pembungkus makanan dan barang.Plastik HDPE banyak digunakan
sebagai bahan dasar membuat mainan anak-anak, pipa yang kuat, tangki korek api
gas, badan radio dan televisi, serta piringan hitam.

c) Polivinil Klorida (PVC)


Plastik PVC bersifat termoplastik dengan daya tahan kuat.Plastik ini juga bersifat
tahan serta kedap terhadap minyak dan bahan organik.Ada dua tipe plastik PVC yaitu
bentuk kaku dan bentuk fleksibel.Plastik bentuk kaku digunakan untuk membuat
konstruksi bangunan, mainan anak-anak, pipa PVC (paralon), meja, lemari, piringan
hitam, dan beberapa komponen mobil.Adapun plastik bentuk fleksibel, jenis ini
digunakan untuk membuat selang plastik dan isolasi listrik.Dalam hal
penggunaannya, plastic PVC menempati urutan ketiga dan sekitar 68% digunakan
untuk konstruksi bangunan (pipa saluran air).

d) Plastik Nilon
Plastik nilon merupakan polimer poliamida (proses pembentukannya seperti
pembentukan protein). Plastik Nilon ditemukan pada tahun 1934 oleh Wallace
Carothers dari Du Pont Company.Ketika itu, Carothers mereaksikan asam adipat dan
heksametilendiamin.Plastik yang bersifat sangat Kuat (tidak cepat rusak) dan halus ini
banyak digunakan untuk pakaian, peralatan kemah dan panjat tebing, peralatan rumah
tangga serta peralatan laboratorium.

e) Karet Sintetik
Karet Sintetik yang terkenal adalah Styrene Butadiene Rubber (SBR), suatu
polimer yang terbentuk dari reaksi polemerisasi antara stirena dan 1,3-butadiena.
Karet sintetik ini banyak digunakan untuk membuat ban kendaraan karena memiliki
kekuatan yang baik dan tidak mengembang apabila terkena minyak atau bensin.

f) Wol
Wol adalah serat alami dari protein hewani (keratin) yang tidak larut.Struktur
protein wol yang lentur menghasilkan kain dengan mutu yang baik, namun kadang-
kadang menimbulkan masalah karena dapat mengerut dalam pencucian. Oleh karena
itu, wol dicampur dengan PET untuk menghasilkan kain yang bermutu baik dan tidak
mengerut pada saat pencucian.

g) Kapas
Kapas merupakan serat alami dari bahan nabati (selulosa) yang paling banyak
digunakan (hampir 50% pemakaian serat alami berasal dari kapas).Kain katun dibuat
dari serat kapas dengan perlakuan kimia sehingga menghasilkan kain yang kuat, enak
dipakai, dan mudah perawatannya.

I. Ancaman dan Dampak dari Polimer Sintetik


Perkembangan yang sangat pesat dari industri polimer sintetik membuat
kehidupan kita selalu dimanjakan oleh kepraktisan dan kenyamanan dari produk yang
mereka hasilkan.Bahkan plastik dianggap sebagai salah satu ciri kemunculan zaman
modern yang ditandai dengan kehidupan yang serba praktis dan nyaman. Namun,
beberapa laporan ini menguak sisi lain dari kemudahan yang diberikan oleh bahan-
bahan yang terbuat dari polimer sintetis.
Kebanyakan plastik seperti PVC, agar tidak bersifat kaku dan rapuh
ditambahkan dengan suatu bahan pelembut (plasticizers).Bahan pelembut ini
kebanyakannya terdiri atas kumpulan ftalat (ester turunan dari asam ftalat). Beberapa
contoh pelembut adalah epoxidized soybean oil (ESBO), di(2-ethylhexyl)adipate
(DEHA), dan bifenil poliklorin (PCB) yang digunakan dalam industri pengepakan dan
pemrosesan makanan, acetyl tributyl citrate (ATBC) dan di(-2ethylhexyl) phthalate
(DEHP) yang digunakan dalam industri pengepakan film (Sheftel, 2000).
Namun, penggunaan bahan pelembut ini yang justru dapat menimbulkan
masalah kesehatan.Sebagai contoh, penggunaan bahan pelembut seperti PCB
sekarang sudah dilarang pemakaiannya karena dapat menimbulkan kematian jaringan
dan kanker pada manusia (karsinogenik). Di Jepang, keracunan PCB menimbulkan
penyakit yang dikenal sebagai yusho. Tanda dan gejala dari keracunan ini berupa
pigmentasi pada kulit dan benjolan-benjolan, gangguan pada perut, serta tangan dan
kaki lemas.Sedangkan pada wanita hamil, mengakibatkan kematian bayi dalam
kandungan serta bayi lahir cacat.
Contoh lain bahan pelembut yang dapat menimbulkan masalah adalah DEHA.
Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, plastik PVC yang menggunakan bahan
pelembut DEHA dapat mengkontaminasi makanan dengan mengeluarkan bahan
pelembut ini ke dalam makanan. Data di AS pada tahun 1998 menunjukkan bahwa
DEHA dengan konsentrasi tinggi (300 kali lebih tinggi dari batas maksimal DEHA
yang ditetapkan oleh FDA/ badan pengawas obat makanan AS) terdapat pada keju
yang dibungkus dengan plastik PVC (Awang MR, 1999).
DEHA mempunyai aktivitas mirip dengan hormon estrogen (hormon
kewanitaan pada manusia).Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA dapat
merusakkan sistem peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, selain
mengakibatkan kanker hati (Awang MR, 1999).Meskipun dampak DEHA pada
manusia belum diketahui secara pasti, hasil penelitian yang dilakukan pada hewan
sudah sepantasnya membuat kita berhati-hati.
Berkaitan dengan adanya kontaminasi DEHA pada makanan, Badan Pengawas
Obat dan Makanan Eropa telah membatasi ambang batas DEHA yang masih aman
bila terkonsumsi, yaitu 18 bpj (bagian per sejuta). Lebih dari itu dianggap berbahaya
untuk dikonsumsi.
Untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi jika setiap hari kita
terkontaminasi oleh DEHA, maka sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus
makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat
dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).
Bahaya lain yang dapat mengancam kesehatan kita adalah jika kita membakar
bahan yang terbuat dari plastik. Seperti kita ketahui, plastik memiliki tekstur yang
kuat dan tidak mudah terdegradasi oleh mikroorganisme tanah.Oleh karena itu
seringkali kita membakarnya untuk menghindari pencemaran terhadap tanah dan air
di lingkungan kita (Plastik dari sektor pertanian saja, di dunia setiap tahun mencapai
100 juta ton.Jika sampah plastik ini dibentangkan, maka dapat membungkus bumi
sampai sepuluh kali lipat).Namun pembakaran plastik ini justru dapat mendatangkan
masalah tersendiri bagi kita. Plastik yang dibakar akan mengeluarkan asap toksik
yang apabila dihirup dapat menyebabkan sperma menjadi tidak subur dan terjadi
gangguan kesuburan. Pembakaran PVC akan mengeluarkan DEHA yang dapat
mengganggu keseimbangan hormon estrogen manusia. Selain itu juga dapat
mengakibatkan kerusakan kromosom dan menyebabkan bayi-bayi lahir dalam kondisi
cacat.
Pekerja-pekerja wanita dalam industri getah, plastik dan tekstil seringkali
mengalami kejadian bayi mati dalam kandungan dan ukuran bayi yang kecil. Kajian
terhadap 2,096 orang ibu dan 3,170 orang bapak di Malaysia pada tahun 2002
menunjukkan bahwa 80% wanita menghadapi bahaya kematian anak dalam
kandungan jika bekerja di industri getah dan plastik dan 90% wanita yang suaminya
bekerja di industri pewarna tekstil, plastik dan formaldehida.
Satu lagi yang perlu diwaspadai dari penggunaan plastik dalam industri
makanan adalah kontaminasi zat warna plastik dalam makanan.Sebagai contoh adalah
penggunaan kantong plastik hitam (kresek) untuk membungkus makanan seperti
gorengan dan lain-lain. Menurut Made Arcana, ahli kimia dari Institut Teknologi
Bandung yang dikutip Gatra edisi Juli 2003, zat pewarna hitam ini kalau terkena
panas (misalnya berasal dari gorengan), bisa terurai, terdegradasi menjadi bentuk
radikal. Zat racun itu bisa bereaksi dengan cepat, seperti oksigen dan
makanan.Kalaupun tak beracun, senyawa tadi bisa berubah jadi racun bila terkena
panas.Bentuk radikal ini karena memiliki satu elektron tak berpasangan menjadi
sangat reaktif dan tidak stabil sehingga dapat berbahaya bagi kesehatan terutama
dapat menyebabkan sel tubuh berkembang tidak terkontrol seperti pada penyakit
kanker.Namun, apakah munculnya kanker ini disebabkan plastik itu atau karena
mengkonsumsi makanan tercemar kantong plastik beracun, harus dibuktikan.Sebab,
banyak faktor yang menentukan terjadinya kanker, misalnya kekerapan orang
mengonsumsi makanan yang tercemar, sistem kekebalan, faktor genetik, kualitas
plastik, dan makanan.Bila terakumulasi, bisa menimbulkan kanker.
Styrofoam yang sering digunakan orang untuk membungkus makanan atau
untuk kebutuhan lain juga dapat menimbulkan masalah. Menurut Prof Dr Hj Aisjah
Girindra, ahli biokimia Departemen Biokimia FMIPA-IPB, hasil survei di AS pada
tahun 1986 menunjukkan bahwa 100% jaringan lemak orang Amerika mengandung
styrene yang berasal dari styrofoam. Penelitian dua tahun kemudian menyebutkan
kandungan styrene sudah mencapai ambang batas yang bisa memunculkan gejala
gangguan saraf.
Lebih mengkhawatirkan lagi bahwa pada penelitian di New Jersey ditemukan
75% ASI (air susu ibu) terkontaminasi styrene. Hal ini terjadi akibat si ibu
menggunakan wadah styrofoam saat mengonsumsi makanan. Penelitian yang sama
juga menyebutkan bahwa styrene bisa bermigrasi ke janin melalui plasenta pada ibu-
ibu yang sedang mengandung. Terpapar dalam jangka panjang, tentu akan
menyebabkan penumpukan styrene dalam tubuh. Akibatnya bisa muncul gejala saraf,
seperti kelelahan, gelisah, sulit tidur, dan anemia.
Selain menyebabkan kanker, sistem reproduksi seseorang bisa terganggu.
Berdasarkan hasil penelitian, styrofoam bisa menyebabkan kemandulan atau
menurunkan kesuburan. Anak yang terbiasa mengonsumsi styrene juga bisa
kehilangan kreativitas dan pasif.
Mainan anak yang terbuat dari plastik yang diberi zat tambahan ftalat agar
mainan menjadi lentur juga dapat menimbulkan masalah.Hasil penelitian ilmiah yang
dilakukan para pakar kesehatan di Uni Eropa menyebutkan bahwa bahan kimia ftalat
banyak menyebabkan infeksi hati dan ginjal.Oleh karena itu Komisi Eropa melarang
penggunaan ftalat untuk bahan pembuatan mainan anak.
Ancaman kesehatan yang terakhir (sebenarnya masih cukup banyak contoh
lainnya) datang dari kegiatan yang sering tidak sadar kita lakukan (atau mungkin
karena ketidaktahuan kita).Seperti yang lazim kita lakukan apabila kita hendak
memakan suatu makanan yang panas (misalnya gorengan) atau mencegah tangan
terkotori oleh minyak dari gorengan tersebut, maka kita melapisi makanan tersebut
dengan kertas tisu.Padahal hal tersebut sebenarnya dapat mengancam kesehatan
kita.Kenapa bisa begitu?
Ternyata, zat kimia yang terkandung dalam kertas tisu yang kita gunakan
dapat bermigrasi ke makanan yang kita lapisi.Zat ini biasanya sering disebut pemutih
klor yang memang ditambahkan dalam pembuatan kertas tisu agar terlihat lebih putih
bersih.Zat ini bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).Oleh karena itu
jangan menggunakan bahan ini untuk melapisi makanan yang panas atau berlemak.

Anda mungkin juga menyukai