Laporan Tetap ini dibuat sebagai Persyaratan untuk Mengikuti Ujian Akhir
Semester (UAS) Semester IV Praktikum Pengendalian Pencemaran
Disusun Oleh:
I. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum diharapkan mahasiswa dapat :
- Membuat pupuk organik/kompos dengan EM4
Polibag
Termometer 1000C
Batang pengaduk
Pipet ukur 25 ml
Bola karet
Gelas kimia 500 ml
Baskom
Cawan
Oven
Neraca analitik
Pisau
Timbangan
Manfaat Kompos
Kompos ibarat multivitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan
meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat.
Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan
organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk
mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang
bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos.
Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari
tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan
tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman
menghadapi serangan penyakit.
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik
kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal:
hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
Dasar-Dasar Pengomposan
Bahan-bahan yang Dapat Dikomposkan
Pada dasarnya semua bahan-bahan organik padat dapat dikomposkan,
misalnya : limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organik
pasar/kota, kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-limbah pertanian,
limbah-limbah agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah
pabrik kelapa sawit, dll.
Proses Pengomposan
Memahami dengan baik proses pengomposan sangat penting untuk dapat
membuat kompos dengan kualitas baik. Proses pengomposan akan segera
berlangsung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses pengomposan
secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap
pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa
yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik.
Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan
diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas
50o 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu.
Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu
mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi
dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba
di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan bahan
organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah
terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat
ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek
liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume
maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30-40% dari
volume/bobot awal bahan.
Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan
oksigen) atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan
sebelumnya adalah proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen
dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga
terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik. Namun,
proses ini tidak diinginkan selama proses pengomposan karena akan
dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses aerobik akan menghasilkan
senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti: asam-asam organik
(asam asetat, asam butirat, asam valerat, puttrecine), amonia, dan H2S
Proses pengomposan tergantung pada :
1. Karakteristik bahan yang dikomposkan
2. Aktivator pengomposan yang dipergunakan
3. Metode pengomposan yang dilakukan
1 Kadar air % 50
0
2 Suhu C Suhu air tanah
3 Warna Kehitaman
6 Kemampuan % 58
ikat air
7 pH 6,80 7,49
9 Bahan organic % 27 58
10 Nitrogen % 0,40
11 Karbon % 9,80 32
13 Fosfor (P2O5) % 10 20
16 Kadmium mg kg-1 3*
25 Kalsium % 25,50*
26 Magnesium % 0,60*
27 Besi % 2,00*
28 Aluminium % 2,20*
Prosedur Analisa
- Kadar Air
1. Menimbang cawan (C1)
2. Menimbang sampel kompos 5 gram (So) dan meletakkan ke dalam
cawan tadi
3. Mengeringkan sampel kedalam oven selama 1 jam pada suhu
105oC
4. Mendinginkan cawan berisi sampel kedalam desikator setelah itu
menimbangnya (C2)
5. Menghitung kadar air dengan rumus:
(C2C1)
Kadar air = x 100%
- Nilai pH
1. Mengencerkan contoh kompos dalam aquadest dengan
perbandingan 1:2,5
2. Melakukan pengadukan selama 30 menit
3. Mengukur pH menggunakan kertas lakmus
V. DATA PENGAMATAN
No. Objek Keterangan suhu pH Kadar Air
1. Kompos Sebelum 28 4,7 87,48%
2. Kompos sesudah 28 8 46,093%
VI. PERHITUNGAN
- Analisa awal
Dik : Berat cawan+kompos (C2) setelam dioven = 52,1583 g
Berat cawan (C1) = 47,7804 g
Berat kompos (So) = 5,0040g
Dit : Kadar air (%).?
Jawab :
C1 C 2
Kadar air = 100 %
So
52,1583 47,7804
= x 100 %
5,0040
= 87,48 %
- Analisa akhir
Dik : Berat cawan+kompos (C2) setelam dioven = 50,1023 g
Berat cawan (C1) = 47,7776 g
Berat kompos (So) = 5,0435 g
Dit : Kadar air (%).?
Jawab :
C1 C 2
Kadar air = 100 %
So
50,1023 47,7776
= x 100 %
5,0435
= 46,093 %
VII. ANALISA DATA
Tumbuhan akan tumbuh dengan baik apabila ditanam pada lahan yang
subur dan ditambahkan pupuk kompos yang dapat membantu mempercepat
pertumbuhan, oleh karena itu pada praktikum kali ini dilakukan percobaan
pembuatan kompos menggunakan sayur mayur.
Suyur mayur yang digunakan untuk pembuatan kompos dipotong potong
menjadi kecil untuk membantu mempercepat proses penguraian oleh larutan
EM4+glukosa. Saat pemberian EM4 pun harus disesuaikan dengan banyaknya
sayur mayur yang digunakan (tidak boleh terlalu lembab dan tidak boleh terlalu
kering) karena akan berpengaruh terhadap bakteri yang akan mengurai sayuran.
Apabila terlalu sedikit disemprotkan maka bakteri tidak mampu menguraikan
semua sayur mayur yang menjadi bahan pembuat kompos dan sebaliknya jika
terlalu banyak maka akan menyebabkan sayuran malah membusuk bukannya jadi
kompos.
Digunakan waktu yang lama untuk membuat kompos yang siap digunakan,
dalam praktikum kali ini waktu yang dibutuhkan adalah 1 minggu dan setiap 3 hari
sekali dilakukan pengadukan agar EM4 + glukosanya tercampur merata dan dapat
mengurangi kelembaban pada kompos.
Dilakukan pengukuran terhadap 3 parameter penting dalam kompos yaitu
suhu, pH, dan kadar air (%). Dan pada praktikum kali ini pengukuran dilakukan
terhadap kompos yang belum jadi (analisa awal) dan kompos yang sudah jadi
(analisa akhir).
Suhu didapatkan 28oC pada analisa awal maupun pada analisa akhir, dan
berdasarakan SNI 19-7030-2004 persyaratan untuk suhu kompos berkisar 30
sampai 60OC sehingga kompos yang dibuat dapat terkategori memenuhi
persyaratan.
Selanjutnya pH, dimana pH menunjukkan tingkat keasaman suatu bahan
uang dalam hal ini adalah kompos. Menurut SNI 19-7030-2004 pH kompos harus
berkisar antara 6,80 7,49, pH kompos yang dihasilkan dari praktek (analisa
akhir) adalah 8 namun masih mendekati angka 7,49 sehingga masih dapat
dikategorikan dalam jangkauan persyaratan. Sedangkan untuk analisa awal pH
yang terukur adalah 4,7 hal ini dapat dikarenakan bahan-bahan belum tercampur
sepenuhnya dan belum menyesuaikan terhadap kondisi dengan komponen
penyusun pembuatan kompos.
Dan yang terakhir adalah kadar air, menurut SNI 19-7030-2004 kadar air
yang baik untuk kompos adalah 50%. Untuk kadar air pada analisa awal
didapatkan angka sebesar 87,48% angka ini menunjukkan kadar air yang sangat
tinggi dikarenakan pengaruh penambahan EM4+glukosa yang dalam bentuk
fisiknya berupa cairan pada bahan kompos. Sedangkan untuk hasil analisa akhir
kadar air didapatkan sebesar 46,093% dan dapat dilihat bahwa kadar airnya
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Dari uraian analisa diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kompos yang
dihasilkan pada praktikum kali ini berhasil dan dapat dimanfaatkan sebagaimana
mestinya.
VIII. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum dapat disimpulkan bahwa :
- Kompos sangat membantu dalam proses pertumbuhan tanaman
- Digunakan larutan EM4 + glukosa sebagai pengurai antara sayuran serbuk
gergaji pupuk kandang
- Perbandingan bahan pembuat kompos
Sayuran : Serbuk gergaji : Pupuk kandang
3 : 2 : 1
- Parameter yang diukur terhadap kompos
1. Suhu = 28OC
2. pH =8
3. Kadar Air = 46,093 %
DAFTAR PUSTAKA
Cawan Penguapan