Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum Protein

Uji Biuret

Oleh:
Raymond Edwin Lubis
10.2010.142
Kelompok: C1
28 Januari 2011

Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Landasan Teori
Protein berasal dari kata Yunani kuno proteos artinya yang utama. Dari asal kata ini
dapat diambil kesimpulan bagaimana pentingnya protein dalam kehidupan. Protein terdapat
pada semua sel hidup, kira-kira 50% dari berat keringnya dan berfungsi sebagai pembangun
struktur, biokatalis, hormon, sumber energi, penyangga racun, pengatur pH, dan bahkan
sebagai pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi.
Protein merupakan polipeptida berbobot molekul tinggi. Protein sederhana hanya
mengandung asam-asam amino. Protein kompleks mengandung bahan tambahan bukan asam
amino, seperti derivat vitamin, lipid atau karbohidrat. Protein berperan pokok dalam fungsi
sel. Analisis terhadap protein dan enzim darah tertentu digunakan secara luas untuk tujuan
diagnostik.
Protein dapat ditetapkan kadarnya dengan metode biuret. Prinsip dari metode biuret
adalah ikatan peptida dapat membentuk senyawa kompleks berwarna ungu dengan
penambhana garam kupri dalam suasana basa.
Reaksi biuret terdiri dari campuran protein dengan sodium hidroksida (berupa larutan),
dan tembaga sulfat. Warna violet adalah hasil dari reaksi ini. Reaksi ini positif untuk 2 atau
lebih ikatan peptida.
Penyerapan cahaya oleh protein terutama disebabkan oleh ikatan peptida residu ritosil,
triptofonil, dan fenilalanil. Juga turut mempengaruhi, gugus-gugus non-protein yang
mempunyai sifat menyerap cahaya. Penyerapan maksimum albumin serum manusia terlihat
pada panjang gelombang kira-kira 230 nm (peptida) dan dengan puncak lebar pada 280 nm
karena serapan residu-residu asam amino aromatik. Spektrum absorbansi suatu larutan protein
bervariasi tergantung pada pH dan sesuai dengan ionisasi residu asam amino. Jelaslah bahwa
spektrum serapan suatu larutan protein peka terhadap berbagai variabel lingkungan. Tetapi
dalam kondisi tertentu serapan suatu larutan pada panjang gelombang tertentu berbanding
lurus dengan kadar protein dan cara ini sering dipakai dalam pengujian protein.
Kerugian dari metode ini adalah hasil penetapannya tidak murni menunjukkan kadar
protein, melainkan bisa saja kadar senyawa, yang mengandung benzena, gugus fenol, gugus
sulfhidrin, ikut terbaca kadarnya. Selain itu, waktu penetapan yang dipergunakan juga lama,
sehingga sering kali dinilai kurang efektif.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah 3 buah tabung reaksi, larutan albumin 2%, kasein
2%, pepton 2%, NaOH 10%, CuSO4 7% pipet, rak kayu tempat tabung reaksi, dan gelas
beker.

Cara kerja
Campurkan 2 ml larutan albumin 2% dengan 2 ml NaOH 10% dan tambahkan 1 tetes
larutan CuSO4 7%. Bila belum terbentuk warna merah jambu atau lembayung, tambahkan 1
tetes CuSO4 7% (maksimal 10 tetes). Kemudian ulangi percobaan dengan kasein 2% dan
pepton 2%.

Hasil Percobaan
Berikut hasil percobaan pada kasein, albumin, pepton pada tetes pertama (dari kiri):

kasein albumin pepton


Kemudian pada tetes kedua adalah sebagai berikut:

kasein albumin pepton

Pembahasan
Pada uji biuret, semua protein yang diujikan memberikan hasil positif. Biuret bereaksi
dengan membentuk senyawa kompleks Cu dengan gugus -CO dan -NH pada asam amino
dalam protein.

Kesimpulan
Kadar protein dapat ditemukan dengan metode Biuret. Prinsip metode biuret dengan ion
Cu2+ pada suasana basa yang menghasilkan warna ungu.

Anda mungkin juga menyukai