Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SERWARU

NO. DOKUMEN : LAB/SOP/9-05/17/191


NO. REVISI :0
TGL TERBIT : 19-04-2017
HALAMAN : 3/3

KEPALA PUSKESMAS SERWARU

SOP
D. E. LOYRA, S.KM
NIP.19710312 199103 2 008

PEMERIKSAAN HB
Pengertian Tindakan keperawatan yang di lakukan pada klien untuk mengetahui kadar Hb dalam
darah. Hemoglobin oleh asam klorida diubah menjadi hematin asam yang berwarna coklat
tua. Penambahan aquadest sampai warnanya sama dengan standart warna, kadar Hb
dibaca dalam satuan gram/dl.

Tujuan . Untuk mengetahui kadar hemoglobin didalam darah.


Mmenetapkan kadar hemoglobin dalam darah
Kebijakan Surat keputusan Kepala Puskesmas nomor 003.K tahun 2015 tentang
pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas.
Referensi Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas, Jakarta, Departemen
Kesehatan RI, 1991
Alat dan bahan . Hemoglobinometer (hemometer), Sahli terdiri dari :
a. Gelas berwarna sebagai warna standard
b. Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 sampai dengan 22.
Skala merah untuk hematokrit.
c. Pengaduk dari gelas
d. Pipet Sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/ul
e. Pipet pasteur.
f. Kertas saring/tissue/kain kassa kering
2. Reagen
a. Larutan HCL 0,1 N
b. Aquades
Langkah-langkah . Tahap PraInteraksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
4. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Masukkan kira-kira 5 tetes (angka 2) HC1 0,1 n ke dalam tabung
pengencer hemometer Darah kapiler/vena dihisap sebanyak 20l
dengan pipet sahli,
2. Bersihkan ujung luar pipet dengan kertas tissue secara hati-hati
jangan sampai darah dari dalam pipet berkurang.
3. Lalu dimasukkan ke dalam tabung Hb yang telah berisi larutan HCl
0,1 N.
4. Darah dan HCl 0,1 N dicampur, dibilas pipet sampai bersih, dan
jangan sampai terjadi gelembung udara.
5. Angkatlah pipet itu sedikit, lalu isap asam HC1 yang jernih itu ke
dalam pipet 2 atau 3 kali untuk membersihkan darah yang masih
tinggal dalam pipet.
6. Isi tabung dikocok sampai homogen supaya terjadi hematin asam
yang berwarna coklat tua (dalam waktu 3-5 menit)
7. Aquadest ditambahkan setetes demi setetes diaduk dengan batang
pengaduk yang tersedia sampai warna sama dengan standart warna.
Setiap kali penambahan aquadest harus dikocok sampai homogen.
8. Kadar Hb dibaca dalam satuan gram/dl.
9. Nilai normal :
a. Pria : 14- 16 g/dl
b. Wanita : 12- 14 g/d
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
M mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
Hal-Hl yang perlu
diperhatikan
Unit terkait
Dokumen terkait
Rekaman historis
perubahan No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal
diberlakukan
PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SERWARU

NO. DOKUMEN : LAB/SOP/9-05/17/192


NO. REVISI :0
TGL TERBIT : 19-04-2017
HALAMAN : 2/3

KEPALA PUSKESMAS SERWARU

SOP
D. E. LOYRA, S.KM
NIP.19710312 199103 2 008

Pemeriksaan Golongan Darah


Pengertian Untuk mengetahui golongan darah pendonor yang
didasarkan pada antigen yang terdapat di sel darah merah.
Tujuan Sebagai pemeriksaan awal untuk mengetahui golongan darah pendonor

Kebijakan Surat keputusan Kepala Puskesmas nomor 003.K tahun 2015 tentang
pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas.
Referensi Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas, Jakarta, Departemen
Kesehatan RI, 1991
Alat dan bahan . Handscound (sarung tangan)
Object Glass
Lancet
Pengaduk
Darah Kapiler
Serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau
Serum anti-B biasanya berwarna kuning
Serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak berwarna

Langkah-langkah 1. . Mengatur posisi klien senyaman mungkin


2. Mendekatkan alat
3. Mencuci tangan dan mengeringkan
4. Memakai sarung tangan
5. Menyiapkan reagen disuhu kamar
6. Memijit-mijit ujung jari manis/tengah donor dan kemudian
melakukan desinfeksi dengan alkohol 70%
7. Menusuk jari manis/tengah dengan posisi vertical, mengggunakan
blood lancet
8. Mengusap darah yang pertama kali keluar dari jari donor dengan
kapas kering
9. Meneteskan 1 tetes darah yang keluar pada objek glass
10. Meneteskan 1 tetes (50 ) anti-A, anti-B, anti-AB, pada objek
glass
11. Mengaduk dengan batang pengaduk masing-masing campuran
darah donor dengan antiserum dan menggoyang-goyangkan
12. Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis

Interpretasi Hasil Pembacaan Golongan Darah Cell Typing

Golongan Darah A : darah di anti serum A mengumpal, anti serum


AB mengumpal sedangkan di anti serum B tidak. Aglutinasi pada
anti-A karena golongan darah A mempunyai antigen A dan antibodi
B

Golongan Darah B : darah di anti serum A tidak mengumpal, anti


serum AB mengumpal sedangkan di anti serum B mengumpal.
Aglutinasi pada anti-B karena golongan darah B mempunyai
antigen B dan antibodi A

Golongan Darah AB : darah di anti serum A dan B mengumpal, anti


serum AB mengumpal. Aglutinasi pada anti-A dan anti-B karena
golongan darah AB mempunyai antigen A dan B tetapi tidak
mempunyai antibodi

Golongan Darah O : darah di anti serum A, B, dan AB tidak


mengumpal. Tidak terjadi aglutinasi karena golongan darah O tidak
mempunyai antigen A dan B tetapi mempunyai antibodi A dan B

Hal-Hl yang perlu


diperhatikan
Unit terkait
Dokumen terkait
Rekaman historis
perubahan No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal
diberlakukan
PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SERWARU

NO. DOKUMEN : LAB/SOP/9-05/17/193


NO. REVISI :0
TGL TERBIT : 19-04-2017
HALAMAN : 2/3

KEPALA PUSKESMAS SERWARU

SOP
D. E. LOYRA, S.KM
NIP.19710312 199103 2 008

PEMERIKSAAN GULA DARAH


Pengertian Pemeriksaan gula darah digunakan untuk mengetahui kadar gula darah
seseorang.
Macam- macam pemeriksaan gula darah:
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali
pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu 200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa 140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) 200 mg/dl.
Tujuan 1. Untuk mengetahui kadar gula pada pasien.
2. Mengungkapkan tentang proses penyakit dan pengobatannya.
Kebijakan Surat keputusan Kepala Puskesmas nomor 003.K tahun 2015 tentang
pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas.
Referensi Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas, Jakarta, Departemen
Kesehatan RI, 1991
Alat dan bahan 1. Glukometer
2. Kapas Alkohol
3. Hand scone
4. Stik GDA
5. Lanset
6. Bengkok
7. Sketsel
Langkah-langkah . Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.
2. Mencuci tangan.
3. Pasang sketsel.
4. Memakai handscone
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
6. Dekatkan alat di samping pasien.
7. Pastikan alat bisa digunakan.
8. Pasang stik GDA pada alat glukometer.
9. Menusukkan lanset di jari tangan pasien.
10. Menghidupkan alat glukometer yang sudah terpasang stik GDA.
11. Meletakkan stik GDA dijari tangan pasien.
12. Menutup bekas tusukkan lanset menggunakan kapas alkohol.
13. Alat glukometer akan berbunyi dan hasil sudah bisa dibaca.
14. Membereskan dan mencici alat.
15. Mencuci tangan.
Hal-Hl yang perlu
diperhatikan
Unit terkait
Dokumen terkait
Rekaman historis
perubahan No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal
diberlakukan
PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA
DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA PUSKESMAS SERWARU
KECAMATAN LETTI
Jalan : Pendidikan

KERANGKA ACUAN
PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM
PUSKESMAS SERWARU

I. Pendahuluan
Pelayanan laboratorium puskesmas merupakan salah satu unsur penting dalam upaya
puskesmas untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Laboratorium puskesmas
melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau
faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah
kerja puskesmas.
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut terdapat bahaya/resiko yang mungkin terjadi
terhadap petugas yang berada didalam laboratorium maupaun lingkungan di sekitarnya.
Untuk mengurangi atau mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas harus
melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Oleh karena itu perlu disusun suatu program keselamatan/keamanan laboratorium di
Puskesmas Kintamani I sebagai upaya dalam peningkatan keselamatan laboratorium yang
merupakan bagian dari program keselamatan pasien Puskesmas.
II. Latar belakang
Puskesmas Kintamani I merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten
Maluku Barat Daya yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
di wilayah kerja puskesmas serwaru..
Hingga saat ini belum tercatat adanya insiden keselamatan kerja laboratorium di
Puskesmas Serwaru. Namun demikian mengingat besarnya risiko kecelakaan dan
gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat kegiatan laboratorium, maka diperlukan
pengelolaan K3 Laboratorium yang baik melalui penerapan manajemen K3 di Puskesmas
Serwaru.
Penerapan manajemen K3 adalah agar seluruh kegiatan K3 dapat terlaksana melalui pross
identifikasi, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi serta kegiatan
pengendalian, pengawasan dengan baik
Berdasarkan hal tersebut maka di Puskesmas Serwaru perlu dilakukan manajemen K3
degan menunjuk seorang petugas atau membentuk Tim K3 yang terdiri dari ketua dan
beranggotakan staf yang memahami K3, dimana nantinya petugas atau tim ini akan
bertanggung jawab kepada kepala puskesmas sebagai penanggung jawab tertinggi dalam
pelaksanaan K3 di puskesmas.
III. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan laboratorium di Puskesmas
serwaru
b. Tujuan khusus
1. Acuan dalam melaksanakan program keselamatan/keamanan
laboratorium di Puskesmas Serwaru
2. Meningkatkan pengetahuan petugas terhadap risiko terjadinya
kesecelakaan dan gangguan kesehatan akibat kegiatan laboratorium di
Puskesmas Serwaru
3. Menjamin mutu pekerjaan di laboratorium Puskesmas Serwaru

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


a. Identifikasi
Pengenalan dari berbagai bahaya dan risiko kesehatan di tempat dan lingkungan
kerja biasanya dilakukan dengan cara melihat dan mengenal (walk through
survey). Untuk dapat mengenal bahaya dan risiko lingkungan kerja dengan baik
dan tepat diperlukan informasi mengenai:
Alur proses dan cara kerja yang digunakan
Bahan kimia, media dan reagen yang digunakan
Spesimen yang diperiksa
Sarana prasarana dan alat laboratorium
Limbah yang dihasilkan
Efek kesehatan dari semua bahan berbahaya di tempat dan lingkungan
kerja
Perkiraan petugas yang potensial terpapar/terpajan
b. Perencanaan
Analisa situasi kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium
puskesmas.
Analisa situasi merupakan langkah pertama yang harus dilakukan, dengan
melihat sumer daya yang kita miliki, sumber dana yang tersedia, dan
bahaya potensial apa yang mengancam laoratorium puskesmas.
Identifiksi masalah kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium
puskesmas dan bahaya potensial di laboratorium puskesmas.
Identifikasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja dapat dilakukan
dengan mengadakan inspeksi tempat kerja dan mengadakan pengukuran
lingkungan kerja. Dari kegiatan ini kita dapat menemukan masalah-
masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
Alternatif rencana upaya penanggulangannya
Dari masalah-masalah yang ditemukan dicari alternatif upaya
peanggulangannya berdasarkan dana dan daya yang tersedia.
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan perencanaan adalah:
o Adanya denah lokasi bahaya potensial
o Rumusan aternatif rencana upaya penanggulangannya
c. Pelaksanaan
Melaksanakan sosialisasi K3 laboratorium pada seluruh petugas dalam
bentuk pelatihan, penyuluhan, dan lain-lain
Membuat SOP pelaksanaan program keselamatan/keamanan kerja
laboratorium puskesmas dan melakukan revisi apabila diperlukan
Meingkatkan kerja sama antara personil Tim K3 melalui pertemuan secara
berkala untuk membahas pelaksanaan tugas Tim K3 dari kendala yang ada
Membuat laporan pelaksanaan kegiatan program keselamatan/keamanan
laboratorium
Mengkoordinasi pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan imunisasi
karyawan

d. Pengawasan
Melakukan pengawasan dan pengendalian penerapan program
keselamatan/keamanan laboratorium
Melakukan penyelidikan sesuai kebutuhan di dalam laboratorium jika
terjadi pelepasan bahan infeksi dan bahan berbahaya
Melaporkan kejadian yang berkaitan dengan K3 kepada pihak yang
berwenang sesuai kebutuhan
Mencatat kejadian atau masalah K3 di laboratorium puskesmas
e. Melaksanaan Upaya-Upaya Perbaikan (continues improvement)
Menetapkan kebutuhan tahun depan
Memperbaiki sistem, prosedur dan manajeman yang kurang

V. Cara melaksanakan kegiatan dan sasaran


a. Cara melaksanakan kegiatan
Melaksanakan program, meliputi:
Identifikasi :
o Alur proses dan cara kerja yang digunakan
o Bahan kimia, media dan reagen yang digunakan
o Spesimen yang diperiksa
o Sarana prasarana dan alat laboratorium
o Limbah yang dihasilkan
o Efek kesehatan dari semua bahan berbahaya di tempat dan
lingkungan kerja
o Perkiraan petugas yang potensial terpapar/terpajan
Perencanaan :
o Analisa situasi kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium
puskesmas
o Identifikasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja di
laboratorium puskesmas dan bahaya potensial di laboratorium
puskesmas.

Pelaksanaan :
o Sosialisasi K3 laboratorium
o Membuat SOP melakukan revisi
o Meningkatkan kerja sama antara personil Tim K3
o Membuat laporan pelaksanaan kegiatan program
o Koordinasi pemeriksaan kesehatan dan imunisasi karyawan
Pengawasan
o Pengawasan dan pengendalian penerapan program
keselamatan/keamanan laboratorium
o Penyelidikan jika terjadi pelepasan bahan infeksi dan bahan
berbahaya
o Melaporkan kejadian yang berkaitan dengan Mencatat kejadian
atau masalah K3 di laboratorium puskesmas
Upaya perbaikan
o Menetapkan kebutuhan tahun depan
o Memperbaiki sistem, prosedur dan manajeman yang kurang
b. Sasaran:
Tempat kerja dan lingkungan kerja yang menunjang K3
Pelaksanaan praktek laboratorium yang sesuai dengan standar dan
peraturan yang berlaku
Tersedianya peralatan keamanaan sesuai praktek di laboratorium (tempat
cuci tangan dengan air yang mengalir dan alat pemadam kebakaran)
Penggunaan APD (jas lab, masker, sarung tangan atau alas kaki) di
laboratorium
Pelaksanaan cuci tangan yang baik dan benar
Tidak ada pengelolaan spesimen yang tidak sesuai dengan standar dan
peraturan yang berlaku
Tidak ada pengelolaan bahan kimia yang menyalahi aturan
Tidak ada pengelolaan limbah yang menyalahi aturan
100% insiden keselamatan laboratorium di laporkan dan ditindaklanjuti

VI. Jadwal Kegiatan


No Kegiatan Tahun 2016
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
1 Identifikasi
2 Perencanaan
3 Pelaksanaan
4 Pengawasan
5 Upaya
perbaikan

VII. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporannya


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap setahun sekali pada bulan
Desember. Sedangkan pelaporannya dilakukan pada bulan januari tahun berikutnya

VIII. Pencatatan, pelaporan dan evalusai kegiatan


Pencatatan dan dokumentsi kegiatan dilakukan oleh petugas atau Tim K3 yang
ditugaskan melakukan manajemen K3 di Puskesmas Serwaru. Petugas atau Tim K3
kemudian membuat laporan dan laporan progam ditujukan kepada Kepala Puskeasmas
Serwaru.

Serwaru,19 April 2017

Kepala puskesmas Serwaru

D.E.LOYRA,SKM
NIP.19710312199103 2 008

Anda mungkin juga menyukai