PEGADAIAN
PEGADAIAN
2EB24/27215959
PEGADAIAN
A. Sejarah
Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC)
mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit
dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20
Agustus 1746.
Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-
1816) Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi
keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah
Daerah setempat (liecentie stelsel).Namun metode tersebut berdampak buruk, pemegang
lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang
menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu, metode liecentie stelsel
diganti menjadi pacth stelsel yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang
mampu membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah.
Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelsel tetap
dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak ternyata
banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya
pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan cultuur stelsel
dimana dalam kajian tentang pegadaian, saran yang dikemukakan adalah sebaiknya
kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan
perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131
tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli
Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi
(Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun
Pegadaian.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian yang
terletak di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan Kantor Pusat
Jawatan Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan
yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi kebijakan maupun Struktur
Organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam Bahasa Jepang disebut Sitji
Eigeikyuku, Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang bernama
Ohno-San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama M. Saubari.
TEJO RESTU FAUZI
2EB24/27215959
B. Pengertian
Menurut kitab undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150, gadai adalah hak yang
diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergaak. Barang bergerak
tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang
atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seorang yang berutang
tersebut memberikan kekuasaan kepada orang berpiutnag untuk menggunakan barang
bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berhutang tidak
dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Perusahaan Umum Pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang
secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa
pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai
seperti dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150 di atas . Tugas
Pokoknya adalah memberi pinjaman kepada masyarakat atas dasar hokum gadai agar
masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga keuangan informal yang cenderung
memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat.Hal ini didasari pada fakta
yang terjadi di lapangan bahwa terdapat lembaga keuangan yang seperti lintah darat dan
pengijon yang dengan melambungkan tingkat suku bunga setinggi-tingginya.
TEJO RESTU FAUZI
2EB24/27215959
1. Kegiatan Usaha
Penghimpunan Dana
Dana yang diperlukan oleh Perum Pegadaian untuk melakukan kegiatan usahanya
berasal dari :
a) Pinjaman jangka pendek dari perbankan
b) Dana jangka pendek sebagian besar adalah dalam bentuk ini (sekitar 80% dari
total dana jangka pendek yang dihimpun)
c) Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (utang kepada rekanan, utang kepada
nasabah, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan diterioma
dimuka, dan lain-lain)
d) Penerbitan obligasi
e) Sampai dengan tahun 1994, Perum Pegadaian sudah 2 (dua) kali menerbitkan
obligasi yang jangka waktunya masing-masing 5 tahun. Penerbitan pertama
adalah pada tahun 1993 sebesar Rp 25 miliardan penerbitan yang kedua kalinya
adalh pada tahun 1994 juga sebesar Rp 25 miliar, sehingga sampai tahun 1994
total nilai obligasi yang telah diterbitkan adalah Rp 50 miliar.
f) Modal sendiri
Modal sendiri yang dimiliki oleh Perum Pegadaian terdiri dari:
1) Modal awal: kekayaan Negara diluar APBN sebesar Rp 205 miliar
2) Penyertaan modal pemerintah
3) Laba ditahan: laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak perusahaan
pegadaian inio berdiri pada masa Hindia Belanda.
Penggunaan Dana
Dana yang berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai kegiatan usaha
Perum Pegadaian. Dana tersebutantara lain digunakan untuk hal-hal berikut :
Aktiva tetap berupa tanah dan bangunan serta inventaris ini tidak secara langsung
dapat menghasilkan penerimaan bagi perum pegadaian namun sangat penting
agar kegiatan usahanya dapat dijalankan dengan baik. Aktiva tetap dan peralatan
ini antara lain adalah berupa tanah, kantor atau bangunan, computer, kendaraan,
meubel, brankas, dan lain-lain.
c) Pendanaan kegiatan operasional
Kegiatan operasional Perum Pegadaian memerlukan dana yang tidak kecil. Dana
ini antara lain digunakan untuk : gaji pegawai, honor, perawatan peralatan, dan
lain-lain.
d) Penyaluran dana
Pengunaan dana yang utama adalah untuk disalurkan dalam bentuk pembiayaan
datas dasar hukum gadai. Lebih dari 50% dana yang telah dihimpun oleh Perum
Pegadaian tertanam dalam bentuk aktiva ini, karena memang ini merupakan
kegiatan utamanya. Penyaluran dana ini diharapkan akan dapat menghasilkan
keuntungan, meskipun tetap dimungkinkan untuk mendapatkan penerimaan dari
bunga yang dibayarkan oleh nasabah. Penerimaan inilah yang merupakan
penerimaan utama bagi Perum Pegadaian dalam menghasilkan keuntungan,
meskipun tetap ,dimungkinkan untuk mendapatkan penerimaan dari sumber yang
lain seperti investasi surat berharga dan pelelangan jaminan gadai.
e) Investasi lain
Kelebihan dana (idle fund) yang belum diperlukan untuk mendanai kegiatan
operasional maupun belum dapat disalurkan kepada masyarakat, dapat
ditanamkan dalam berbagai macam bentuk investasi jangka pendek dan
menengah. Investasi ini dapat menghasilkan penerimaan bagi Perum Pegadaian,
namun penerimaan ini bukan merupakan penerimaan utama yang diharapkan oleh
Perum Pegadaian. Sebagai contoh, Perum Pegadaian dapat memanfaatkan
dananya untuk investasi dibidang property, seperti kantor dan took. Pelaksanaan
investasi ini biasanya bekerja sama dengan pihak ketiga seperti pengembang
(developer), kontraktor, dan lain-lain.
Pada dasarnya, hampir semua barang bergerak dapat digadaikan di pegadaian dengan
pengecualian untuk barang-barang tertentu. Barang-barang yng dapat digadaikan
meliputi:
a. Barang perhiasan
b. Perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan, mutiara, dan batu mulia.
c. Kendaraan
d. Mobil, sepeda motor, sepeda,dan lain-lain
e. Barang elektronik
f. Kamera, refrigerator, freezer, radio, tape recorder, video player, televise, dan lain-
lain
g. Barang rumah tangga
h. Perlengkapan dapur, perlengkapan makan, dan lain-lain
i. Mesin-mesin
j. Tekstil
k. Barang lain yang dianggap bernilai oleh Perum pegadaian.
Penaksiran
Pinjaman atas dasar hukum gadai mensyaratkan penyerahan barang bergerak sebagai
jaminan pada loket yang telah ditentukan pada kantor.pegadaian setempat. Mengingat
besarnya jumlah pinjamna sangat tergantung pada nilai barang yang akan digadaikan,
maka barang yang diterima dari calon peminjam terlebih dahulu harus ditaksir
nilainya oleh petugas penaksir. Petugas penaksir adalah orang-orang yang sudah
mendapatkan pelatihan khusus dan berpengalaman dalam melakukan penaksiran
barang-barang yang akan digadaikan. Pedoman dasar penaksiran telah ditetapkan oleh
Perum Pegadaian agar penaksiran atas suatu barang bergerak dapat sesuai dengan
nilai sebenarnya. Pedoman penaksiran yang dikelompokkan atas dasar jenis barang
adalah sebagai berikut :
a. Barang berkantong
1) Emas
a) Petugas menaksir melihat Harga Pasar Pusat (HPP) dan standar taksiran
logam yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Harga pedoman untuk
keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan perkembangan harga
yang terjadi.
b) Petugas penaksir melakukan pengujian karatase dan berat.
TEJO RESTU FAUZI
2EB24/27215959
2) Permata
a) Petugas penaksir melihat standar taksiran permata yang telah ditetapkan
oleh kantor pusat. Standar ini selalu disesuaikan dengan perkembangan
pasar permata yang ada.
b) Petugas penaksir melakukan pengujian kualitas dan berat permata
c) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran
Nilai taksiran terhadap suatu objek barang yang akan digadaikan tidak
ditentukan sebesar harga pasar, melainkan setelah dikalikan dengan presentase
tertentu. Sebagai contoh, emas yang menurut harga pasar adalah senilai Rp 100.00,
nilai taksirannya tidak sebesar Rp 100.000. Nilai taksiran emas tersebut adalah
sebesar Rp 88.000. angka pengali sebesar 88% ditentukan oleh Perum Pegadaian, dan
angka ini bukanlah angka baku yang tetap sepanjang masa, dengan kata lain angka ini
bisa mengalami perubahan. Perum pegadaian sudah menetapkan pengali untuk berlian
adalah 45%, angka pengali untuk tekstil adalah 83%, dan seterusnya. Nilai taksiran
inilah yang dijadikan acuan untuk menentukan besarnya pinjaman yang akan
diberikan kepada nasabah.
Pemberian Pinjaman
Nilai taksiran atas barang yang akan digadaikan tidak sama dengan besarnya
pinjaman yang diberikan. Setelah itu ditentukan, maka petugas menentukan jumlah
uang pinjaman yang dapat diberikan. Penentuan jumlah uang pinjaman ini juga
berdasarkan persentase tertentu terhadap nilai taksiran, dan presentase ini juga telah
ditentukan oleh Perum Pegadaian berdasarkan golongan yang besarnya berkisar
antara 80-90%.
TEJO RESTU FAUZI
2EB24/27215959
Pelunasan
Sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan pada waktu pemberian
pinjaman, nasabah mempunyai kewajiban melakukan pelunasan pinjaman yang telah
diterima. Pada dasarnya nasabah dapat melunasi kewajibannya setiap saat tanpa harus
menunggu waktu jatuh tempo. Pelunasan pinjaman beserta sewa modalnya (bunga)
dibayarkan langsung ke kasir disertai surat gadai. Setelah adanya pelunasan atau
penebusan yang disertai dengan pemenuhan kewajiban nasabah yang lain, nasabah
dapat mengambil kembali barang yang digadaikan.
Pelelangan
Penjualan barang yang digadaikan melalui suatu pelelangan akan dilakukan oleh
Perum Pegadaian pada saat yang telah ditentukan dimuka apabila terjadi hal-hal
berikut:
1) Pada saat masa habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa menebus barang
yang digadaikan dan membayar kewajiban lainnya karena berbagai alasan, dan
2) Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak
memperpanjang batas waktu pinjamannya karena berbagai alasan
Hasil pelelangan barang yang digadaikan akan digunakan untuk melunasi seluruh
kewajiban nasabah kepada Perum pegadaian yang terdiri dari :
1) Pokok pinjaman
2) Sewa modal atau bunga
3) Biaya lelang
Apabila barang yang digadaikan tidak laku dilelang atau terjual dengan harga yang
lebih rendah daripada nilai taksiran yang telah dilakukan pada wal pemberian
pinjaman kepada nasabah yang bersangkutan, maka barang yang tidak laku dilelang
tersebut dibeli oleh negara dan kerugian yang timbul ditanggung oleh perum
pegadaian.
3. Manfaat
Bagi nasabah
Manfaat utamanya yang diperoleh oleh nasabah yang meminjam dari Perum
Pegadaian adalah ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana
dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit
perbankan. Di samping itu, mengingat jasa yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian
TEJO RESTU FAUZI
2EB24/27215959
tidak hanya jasa pegadaian, maka nasabah juga dapat memperoleh manfaat antara lain
:
a. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah
berpengalaman dan dapat dipercaya.penaksiran atas suatu barang antara penjual
dan pembeli sering sulit sampai pada suatu kesepakatan yang sama.
b. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.
Nasabah yang akan berpergian, merasa kurang aman menempatkan barang
bergeraknya ditempat sendiri, atau tidak mempunyai sarana penyimpanan suatu
barang bergerak dapat menempatkan barang bergeraknya di Perum pegadaian.
4. Pegadaian Syariah
Perkembangan produk-produk berbasis syariah kian marak di Indonesia, tidak
terkecuali pegadaian. Perum Pegadaian mengeluarkan produk berbasis syariah yang
disebut dengan pegadaian syariah. Pada dasarnya produk-produk berbasis syariah
mempunyai karakteristik seperti, tidak memunggut bunga dalam berbagai bentuk
karena riba, menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang
TEJO RESTU FAUZI
2EB24/27215959
diperdagangkan, dan melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa dan atau
bagi hasil. Pegadaian syariah atau kerap dikenal dengan istilah rahn, dalam
pengoperasiannya menggunakan metode Fee Based Income (FBI).
Sebagai penerima gadai ataudisebut mutahim,penggadai akan mendapatkan
Surat Bukti Rahn (gadai) berikut dengan akad pinjam-meminjam yang disebut dengan
Akad Gadai Syariah dan Akad Sewa Tempat (ijarah). Dalam akad gadai syariah
disebutkan bila jangka waktu akad tidak diperpanjang maka penggadai menyetujui
agunan (marhun) miliknya dijual oleh muhtarin guna melunasi pinjaman. Sedangkan
akad sewa tempat (ijaroh) merupakan kesepakatan antara penggadai dengan penerima
gadai untuk menyewa tempat untuk penyimpanan dan penerima gadai akan
mengenakan jasa simpan.
Salah satu inovasi produk yang diluncurkan oleh pegadaian adalah Program
Kredit Tunda Jual Komoditas Pertanian yang saat ini lebih dikenal dengan Gadai
Gabah.program ini diluncurkan atas landasan pemikiran bahwa dalam rangka
mengurangi kerugian petani akibat perbedaan harga jual gabah pada saat panen
raya.sasaran utama program ini adalah membantu petani agar bisa menjual gabah
yang dimilikinya sesuai dengan harga dasar yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pengalaman saat ini ketika terjadi panen raya , petani selalu dirugikan . Untuk
mencegah kerugian yang diderita oleh petani pada saat musim panen akibat anjloknya
harga gabah, Perum pegadaian meluncurkan gadai gadai gabah. Dengan sistem ini,
petani menggadaikan gabahnya pada musim panen, untuk ditebus dan dijual ketika
harga gabah kembali normal.Petani menggadaikan sebagian gabahnya pada musim
panen pada perum pegadaian dengan harga yang berlaku saat itu. Setelah harga gabah
kembali normal, petani dapat menebusnya dengan harga yang sama ketika
menggadaikan gabahnya ditambah harga sewa modal sebesar 3,5 persen per bulan.
Jika selama batas empat bulan (masa jatuh tempo kredit) petani tidak dapat
menebusnya, gabah akan dilelang oleh perum pegadaian . kelebihan harga gabah akan
diberikan kepada petani. Gabah yang diterima sebagai barang jaminan adalah Gabah
kering Giling (GKG). Bila gabah petani bukan gabah kering giling maka petani akan
dikenakan proses penanganan (handling) sebesar Rp 10 per kg.
C. Produk
1. KCA (Kredit Cepat Aman)
TEJO RESTU FAUZI
2EB24/27215959
Persyaratan :
Fotokopi KTP dan Kartu Keluarga
Menyerahkan dokumen usaha yang sah
Usaha telah berjalan minimal 1(satu) tahun
Menyerahkan dokumen kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB asli, fotokopi
STNK, dan faktur pembelian)
Memenuhi kriteria kelayakan usaha
Persyaratan :
Membawa agunan berupa perhiasan emas
Fotocopy Identitas Diri (KTP dan KK)
Fotocopy Surat Ijin Usaha atau surat keterangan domisili usaha dari
Lurah/Kades.
Prosedur Pemberian Kredit :
Nasabah mengisi formulir aplikasi kredit KRASIDA
Nasabah menyerahkan dokumen-dokumen usaha, perhiasan emas, serta
persyaratan lainnya
Petugas Pegadaian memeriksa keabsahan dokumen-dokumen yang diserahkan
Petugas Pegadaian menaksir agunan yang diserahkan
Bersama Suami/Istri untuk menandatangani surat perjanjian kredit
Pencairan kredit