Anda di halaman 1dari 14

1

PERENCANAAN LINGKUNGAN
WASTE HEAT RECOVERY UNTUK EFISIENSI DAN PENCEGAHAN POLUSI DI
LINGKUNGAN INDUSTRI

Disusun Oleh :

Taufik Mubarak
NIM : 25316031

Program Studi Teknik Lingkungan


Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
2017
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Limbah Panas adalah energy yang berasal dari aliran limbah udara, gas buang, dan atau cairan
yang terlepas dari fasilitas industri dan masuk ke lingkungan. Secara implisit, aliran limbah ini pada
akhirnya masuk ke udara atmosfir atau air permukaan dimana energy yang dikandungnya tidak
dapat dimanfaatkan. Penyerapan limbah energy oleh lingkungan disebut polusi termal. Dalam
defenisi yang lebih sempit, limbah panas adalah energy buangan (rejected) dari sebuah proses
dalam temperatur cukup tinggi yang memungkinkan pemulihan beberapa fraksi energy menjadi
energi bermanfaat untuk tujuan ekonomis (Arzbaecher,dkk, 2007).

Limbah panas yang dihasilkan berbagai proses dalam industri. Limbah panas salah satunya
berasal dari pembakaran bahan bakar untuk menghasilkan energi yang akan digunakan dalam
proses produksi dalam sebuah industry. Menurut US. Technology of Energy (200) Limbah panas
muncul dari ineffisiensi peralatan dan keterbatasan termodinamis peralatan dan proses.
Contohnya, pada tungku pembakaran yang digunakan untuk proses peleburan aluminium. Gas
buangan yang baru keluar dari tungku dapat memiliki terperatur yang tinggi (1.200 -1.3000C).
Selanjutnya, gas yang memiliki kandungan panas tinggi, terlepas energinya sebesar 60% dari input
energi pada tungku. Hal ini menyebabkan kerugian pada industri karena berdasarkan hukum
kekekalan energi, terdapat 60% energi yang terbuang dan hanya 40% yang dapat digunakan

Limbah panas yang berlebihan akan mengganggu kesetimbangan lingkungan karena


menyebabkan peningkatan suhu. Peningkatan suhu selanjutnya menyebabkan terjadinya
peningkatan level gas rumah kaca pada atmosefer. Menurut Horrison dalam Zevenhoven (2010)
level panas dari panas yang dihasilkan secara artifisial saat ini dapat mengubah iklim local dan
untuk di masa yang akan datang dapat merubah iklim regional bahkan iklim global.

Di lingkungan kerja industri, peningkatan suhu menyebabkan terganggunya kenyamanan kerja,


rusaknya peralatan, dan dapat memicu terjadinya kebakaran. Dari segi biaya, limbah panas yang
bersumber dari proses pembakaran untuk menghasilkan energi bersifat merugikan perusahaan
karena limbah panas pada hakikatnya adalah energi yang terlepas yang tidak dapat dimanfaatkan
untuk kebutuhan industri. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penanganan terhadap
limbah panas yang dihasilkan oleh proses industri. Saat ini berbagai inovasi telah dilakukan untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan energi dan mengurangi polusi udara. Salah satu inovasi yang
dilakukan adalah mengembangkan heat waste recovery yang dilakukan di lingkungan industri.
Hasil dari heat waste recovery ini baik berupa energi panas, listrik, dan uap panas selanjutnya
digunakan sebagai sumber energi dalam industri.
3

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini adalah :
a. Limbah panas merupakan sebuah permasalahan dalam dunia industri karena
menyebabkan inefisiensi penggunaan energi dan pencemaran lingkungan
b. Diperlukan teknologi daur ulang limbah panas untuk menolah limbah panas
c. Tipe-tipe alat daur ulang limbah panas
d. aPLIKASI Peralatan daur ulang limbah panas pada beberapa industri berdasarkan sumber
limbah panas
e. Study kasus penggunaan teknologi daur ulang limbah panas

C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah
1. Mengetahui tipe teknologi daur ulang limbah panas
2. Mengetahui aplikasi peralatan daur ulang limbah panas berdasarkan sumber panas
3. Mengetahui efisiensi penggunaan teknologi limbah panas
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Tipe Alat Heat Waste Recovery pada Industri

Menurut (Arzbaecher,dkk, 2007), terdapat dua tipe utama peralatan heat recovery yang
digunakan dalam industri yaitu :

a. Tipe Penukar Panas (Heat Exchangers)


Tipe penukar panas (Heat Exchangers) umumnya digunakan untuk mentransfer panas
dari pembakaran gas buangan ke pembakaran udara yang masuk ke tungku. Karena
pemanasan pembakaran awal memasuki tungku dalam temperature yang tinggi, maka hanya
sedikit energi yang perlu disuplay dari bahan bakar. Tipe teknologi yang digunakan untuk
pemanasan awal udara antara lain :
- Recupator
Recuperator mendaur ulang panas yang terbuang pada medium yang bertemperatur
menegah hingga bertemperatur tinggi seperti pada oven perendaman dan oven pemijaran,
tungku peleburan, insenerator gas, radiant-tube burner, dan tungku pemanas ulang.
Recuperator dapat bebasis radiasi, konveksi atau kombinasi keduanya

Gambar 1. Model Recupator untuk Daur Ulang Limbah Panas

- Regenerator
Model regenerator antara lain Furnace Regenerator yang terdiri dari partisi yang terbuat dari
batu bata dimana melalui keduanya aliran panas dan dingin berganti. Ketika buangan panas
dari pembakaran melewati salah satu partisi, batu bata menyerap panas dari pembakaran gas
dan menaikkan temperature. Aliran udara kemudian dimasukkan dan melewati partisi yang
panas sehingga panas ditransfer ke tungku pembakaran. Kedua tungku difungsikan dimana
5

salah satunya berfungsi sebagai penyerap panas dari gas buangan, dan yang lainnya
mentransfer ke pembakaran.

Gambar 2. Model Regenerator untuk Daur Ulang Limbah Panas

- Passive Air Preheater


Passive air Preheater adalah daur ulang gas ke gas panas yang digunakan pada medium yang
bertemperatur rendah dan sedang dimana pencampuran antar uap gas harus dicegah.
Medianya seperti oven, boiler uap, buangan gas turbin, daur ulang panas dari pembakaran,
dan daur ulang panas dari air conditioner.

Gambar 3. Model Passive Air Preheater untuk Daur Ulang Limbah Panas

- Regenerative/Recuperative Burners
Alat yang menyatukan regenerative dan recuperative sudah tersedia secara komersil. Lebih
sederhana dan desan lebih padat dan konstruksinya lebih baik dibanding tungku regenerative
dan recuperator. Tipe alat ini lebih efisien dalam menghasilkan energi dibanding pembakaran
yang menggunakan udara ambien. Salah satu tipe alat ini adalah Finned Tube Heat
Exchangers/Economizers yang digunakan untuk mendaur ulang limbah panas pada medium
bertemperatur rendah hingga sedang yang digunakan untuk menghangatkan cairan.
Penggunaannya termasuk pada boiler feedwater preheating, hot process liquids, atau air
panas untuk penghangat atau air panas domestiK.
6

Gambar 4. Model Regeneratif/Recupator Burners


- Waste Heat Boilers
Waste heat boilers terdiri dari dua boiler sebagaimana pada gambar yang terdiri dari water
tube boilers yang digunakan untuk mendaur ulang gas buangan bertemperatur sedang hingga
tinggi yang bertujuan menghasilkan aliran. Waste heat boilers tersedia dalam berbagai varian
kapasitas yang memungkinkan intake gas dari 1000 hingga 1 juta ft3/min.

Gambar 5. Model Waste Heat Boiler untuk Daur Ulang Limbah Panas

b. Tipe Pompa Panas (Heat Pumps)

Pada umumnya tipe pompa panas dioperasikan pada temperature sekitar 100 0F yang system
kerjanya dapat dibagi menjadi empat yaitu :

- Closed-cycle mechanical heat pumps

Sistem peralatan ini menggunakan kompresi mekanik atau refrigerator. Teknologi ini
digunakan untuk pengering kayu, pemanas permukaan, dan memanaskan air/proses
pencairan.
7

- Open-cycle mechanical heat pumps

Sistem peralatan ini menggunakan kompresi mekanis untuk meningkatkan tekanan uap limbah
cair. Peralatan ini digunakan dalam proses evaporasi dan destilasi yang umumnya ditemukan
pada industry petroleum, kimia, pulp, makanan dan minuman.

- Open-Cycle thermocompression heat pump

Sistem dari peralatan ini menggunakan upa panas bertekanan tinggi untuk meningkatkan
tekanan terhadap uap limbah cair. Peralatan ini digunakan dalam evaporator dan system
pemulihan flash-steam seperti pada pengeringan kertas.

- Closed-cycle absorbsion heat pump

Peralatan ini menggunakan dua komponen yang melibatkan fluida dan menggunakan prinsip
elevasi titik didih dan absorbs panas. Peralatan ini dapat menghasilkan temperature yang lebih
tinggi dibanding dengan peralatan yang menggunakan system yang lain.

C. Aplikasi Peralatan Waste Heat Recovery di Industri

Saat ini mesin atau perlatan waste heat recovery telah diproduksi secara luas oleh industri
sehingga penggunaan di dalam industri tak memerlukan desain khusus karena mesin ini dapat
digunakan secara fleksibel. Salah satu produk heat waste recovery yang fleksibel dan telah
beredar di pasaran adalah WHR yang diproduksi oleh Johnston Boiler Company. Pelatan ini
mengekstrak limbah panas dari berbagai sumber pada industri, kemudian dikonversi menjadi
energi untuk memanaskan air dan menjadi uap panas. Tingkat efisiensi penyerapan limbah panas
mesin ini mencapai 81%. Peralatan ini dapat digunakan di berbagai industri dengan desain yang
disesuaikan dengan sifat dan sumber panas. Peralatan ini digunakan pada industry petroleum,
Kilang, Peleburan Baja, Peleburan Biji Besi, indutri semen dan batu bata, dan indutri makanan.
Bentuk Mesin WHR dapat terdiri dari tiga komponen utama Waste Heat Inlet, Combination Gas/Oil
Support Burner, Costume Designed Electronic Control Center, dan Common Stack Outlet For All
Exhaust Gases yang didesain sebagaimana Gambar 6 (Bulletin WHR, 2011).

Gambar 6. Mesin Heat Waste Recovery (WHR) Produksi Johnston Boiler Company
8

Sistem kerja dari peralatan ini adalah panas diserap kedalam tabung mesin kemudian dilakukan
proses recovery di dalam tabung untuk dijaikan sumber energi sebagaimana pada Gambar 7.

Gambar 7. Sistem Kerja Mesin Waste Heat Recovery Boiler

Sifat fleksibilitas dari Mesin WHR memungkinkan Industri untuk mendaur ulang limbah panas yang
berasal dari berbagai sumber panas antara lain :

a. Waste Heat Recovery Boiler untuk mendaur ulang limbah panas dari gas insenerator.
Sistem kerja dari proses ini adalah Thermal oxidizer dinyalakan 24 sehari untuk menghilangkan
gas tertentu yang diemisi dari proses curing ovens. Kebutuhan uap dari pabrik terus terpenuhi
yang sebain besar diduplay dari waste heat boiler. Pembakar gas dan minyak dinyalakan
sekitar 5 10 menit per jam. Komsumsi bahan bakar tahunan akan menurun sekitar seperenam
dari kebutuhan semula. Adapun desain tata letak mesin ini dalam industri seperti pada
Gambar 8.
9

Gambar 8. Desain Penggunaan WHR pada Waste Heat Recovery yang berasal dari gas
insenerator

b. Waste Heat Recovery Boiler untuk daur ulang limbah panas dari tungku pembakaran
Tata letak mesin didesain seperti pada Gambar 9. Sistem kerja dari proses ini adalah Asap
insenerator digunakan untuk membakar gas inti dan mencetak gas 24 jam sehari. Waste heat
boiler menggunakan heat tracing, pipa eksternal, dan internal coil untuk mencegah
pembekuan. Waste head boiler menyediakan uap untuk meningkatkan suhu udara dan
ventilasi pada pengecoran. Koneksi ke system uap menghasilkan penghematan dengan cara
menghemat kebutuhan bahan bakar pada boiler pemanas.

Gambar 9. Desain Tata Letak Waster Heat Recovery Boiler untuk limbah panas yang berasal
dari tungku pembakaran.
10

c. Waste Heat Recovery untuk Panas yang berasal dari produk bahan bakar
Limbah panas yang berasal dari pembakaran bahan bakar didaur ulang oleh mesin WHR
dengan desain sebagaimana Gambar 10. Sistem kerja dari proses ini adalah dedauan kering
dibakar dan dicampur dengan potongan ranting pohon. Uap bertekanan 200 PSIG dimasukkan
ke dalam system penguapan untuk menghemat penggunaan bahan bakar

Gambar 10. Desain Tata Letak Waster Heat Recovery Boiler untuk limbah panas yang
Berasal dari pembakaran bahan bakar.

D. Studi Kasus Waste Heat Recovery di Dalam Industri


Salah satu studi kasus tentang waste heat recovery adalah penelitian yang dilakukan
oleh Chae, dkk (2009) yang bertujuan untuk mengetahui optimasi daur ulang limbah panas
untuk energi dan pengurangan limbah panas pada sebuah kompleks eko-industri di Yeosu,
Korea Selatan, dengan menggunakan model matematika. Model matematika digunakan untuk
menghitung efisiensi daur ulang limbah dan penurunan biaya energi oleh perusahaan jika
mendapat tambahan input energi hasil daur ulang limbah panas. Dena kompleks industri
tersebut seperti pada gambar 11.
11

Gambar 11. Dena Kompleks Eko-Industri Yeosu, Korea Selatan

Dalam pemodelan tersebut, dilakukan analisis terhadap tiga tipe jaringan limbah panas yang
disintesis berdasarkan perbedaan tujuan dan batasan yaitu Total Cost Minimized Waste Head Network
(CWHN), The Extra Fuel Cost-Minimized Waste Heat Network (EWHN) dan The Future Expansion-
Considered Waste Heat Networ (FWHN). Berdasarkan hasil analisis matematika perbedaan biaya
antara sebelum dan setelah penggunaan daur ulang limbah panas beserta efek yang dihasilkan dapat
dilihat pada Tabel 1. Sementara prediksi kebutuhan belanja energi di masa yang akan datang dapat
dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1. Perbandingan Biaya dan Efek Limbah Panas Sebelum dan Setelah Pengelolaan Limbah Panas.

E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
M.
N.
O.
P. Tabel 2. Perbandingan Biaya Energi antara sebelum dan setelah penggunaan enegi dari daur
ulang limbah panas di masa yang akan datang
Q.
12

Tabel 2. Perbandingan Biaya Energi antara sebelum dan setelah penggunaan enegi dari daur
ulang limbah panas di masa yang akan datang

Berdasarkan data pada Tabel 1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa melakukan daur ulang limbah
panas di dalam kompleks industri maka biaya kebutuhan energi dapat diturunkan hingga 88% dari
biaya yang dikeluarkan sekarang, sementara jumlah dari limbah panas dapat dikurangi hingga 82%
dari jumlah sebelumnya. Dengan demikian industri akan mendapat dua keuntungan yaitu efisiensi
biaya dan pencegahan polusi panas yang pada akhirnya menurunkan emisi efek rumah kaca untuk
pencegahan pemanasan global.

E. Keuntungan dari Waste Heat Recovery

Beberapa manfaat dari pengapliasian Waste Heat Recovery pada industri antara lain :

a. Mengurangi biaya energi karena semua limbah pada yang terdaur secara langsung
menggantikan energi yang telah digunakan sehingga menurunkan biaya energi
b. Mengurangi belanja modal peralatan karena penggunaan kembali limbah panas untuk
13

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai teknologi daur ulang limbah panas pada bagian
sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Limbah Panas energy yang berasal dari aliran limbah udara, gas buang, dan atau cairan yang
terlepas dari fasilitas industri dan masuk ke lingkungan yang disebabkan oleh ineffisiensi
peralatan dan keterbatasan termodinamis peralatan dan proses dalam industri.
2. Limbah panas menyebabkan inefisiensi penggunaan energi dalam industri dan menyebabkan
polusi. Untuk itu perlu dilakukan daur ulang di lingkungan industri untuk dijadikan energi dan
mencegah terjadinya polusi.
3. Tipe heat waste recovery terbagi menjadi dua yaitu tipe penukar panas (heat exchanger)
dengan jenis alat yaitu recupator, regenerator, passive air preheater,
regenerative/recuperative burners, dan waste heat boilers sementara untuk tipe yang kedua
adalah tipe pompa panas (heat Pumps) dengan jenis alat yaitu Closed-cycle mechanical heat
pumps, Open-cycle mechanical het pumps, Open-Cycle thermocompression heat pump, dan
Closed-cycle absorbsion heat pump.
4. Saat ini telah tersedia mesin waste heat recovery yang dapat dipasang secara fleksibel
berdasarkan sumber panas.
5. Penggunaan limbah panas menurut hasil riset Chae, dkk (2010) di kompleks eko-industri
Yeosu-Korea Selatan menunjukkan bahwa dengan daur ulang limbah panas di dalam
kompleks industri, biaya kebutuhan energi dapat diturunkan hingga 88% dari biaya yang
dikeluarkan sekarang, sementara jumlah dari limbah panas dapat dikurangi hingga 82% dari
jumlah sebelumnya.
6. Keuntungan melakukan daur ulang limbah panas antara lain menghemat biaya kebutuhan
energi dan pembelian peralatan, biaya operasional, mengurangi dampak lingkungan dan
mengurangi emisi gas rumah kaca, mengurangi biaya penanganan emisi rumah kaca, dan
meningkatkan kualitas produk.
14

DAFTAR PUSTAKA

Arzbaecher, dkk., 2007., Industrial Waste-Heat Recovery: Benefits and Recent Advancements in
Technology and Applications., ACEEE Summer Study on Energy Efficiency in Industry

Chae, Song Hwa, dkk., 2009., Optimization of a Waste Heat Utilization Network in an Eco-industrial
Park., Applied Energy Journal 87 (2010).

Bulletin WHR.,2011., Waste Heat Recovery Boilers., Johnston Boiler Company

U.S. Departement of Energy., 2008., Waste Heat Recovery : Technology and Opportunities in U.S.
Industry., U.S. Departement of Energy

Anda mungkin juga menyukai