PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berkelanjutan dan edukasi pada pasien sendiri untuk mencegah komplikasi akut
atau bahkan meningkat, tetapi sel-sel sasaran insulin kurang peka terhadap
hormon ini dibandingkan dengan normal, hal ini biasa disebut dengan resistensi
insulin. (Niswatul & Suryanto, 2012). Diabetes dapat terjadi karena pemberian
senyawa toksik seperti aloksan yang biasa digunakan dalam penelitian. Aloksan
secara cepat dapat mencapai pankreas, aksinya diawali oleh pengambilan yang
1994)
tumbuhan yang merupakan 80% dari jenis tumbuhan di dunia dan 90% dari jenis
tumbuhan di Asia. Dari jumlah tersebut, sekitar 9.600 spesies tumbuhan yang
berkhasiat obat dan sekitar 300 spesies yang sudah digunakan sebagai obat
dan semakin disukai oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena disamping
harganya murah dan mudah didapat juga mempunyai efek samping yang relatif
sedikit. Banyak tanaman disekitar kita belum dimanfaatkan dengan baik bahkan
ada tanaman yang dianggap tidak bermanfaat. Hal ini dapat terjadi karena
penyembuhan luka dan biji pepaya berefek terhadap penurunan kadar kolesterol
pengobatan, seperti obat sakit malaria, penambah nafsu makan , obat cacing, obat
besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin C, air dan kalori( Cynthia C. C. Senduk
dkk, 2016). selain itu daun papaya juga mengandung alkaloid karpainin, karpain,
Gurdita, 2011).
yang tidak tersubstitusi. Pelarut polar seperti etanol, metanol, etilasetat, atau
ekstrak daun pepaya dengan dosis 250 mg/kg BB tikus dan 500 mg/kg BBtikus
mempunyai pengaruh menurunkan kadar gula darah tikus wistar yang di induksi
aloksan selama 12 jam pasca pemberian ekstrak daun papaya. Dari penjelasan
tersebut maka dilakukan penelitian ini untuk membuktikan ekstrak etanol daun
papaya dapat memberikan efek antidiabetes terhadap tkus putih jantan galur
B. Rumusan Masalah
Apakah ektrak etanol daun papaya memiliki efek antidiabetes terhadap tikus
C. Tujuan Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini adalah terjadinya penurunan kadar gula darah
tikus putih jantan galur wistar yang di induksi aloksan pasca pemberian ekstrak
E. Manfaat penelitian
Manfaat yang ingin diambil dari penelitian ini dilakukan adalah agar hasil
F. Batasan Masalah
aktivitas efek ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap kadar gula darah
yaitu metode uji aloksan. Pada penelitian ini dilakukan uji antidiabetes dengan
mengukur kada glukosa tikus yang diberi perlakuan, dengan control positif yaitu
1. Klasifikasi Tanaman
( Muhammad Muamar,2011) :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Cistales
Familia : Cartcaceae
Genus : Carica
2. Nama Lain
( Kalimantan) serta kapalaya kaliki dan uti jawa (Sulawesi). Selain nama
daerah pepaya juga mempunyai nama asing yaitu : papaw tree, papaya,
3. Deskripsi Tanaman
batang lurus, bulat silindris, dibagian atas bercabang atau terkadang tidak,
sebelah dalam batang berupa spons dan berongga, diluar batang terdapat
Daun berjejal pada ujung batang dan ujung cabang, tangkai daun bulat
telur, bertulang dan jemari, berdaun menjari, ujung runcing dan pangkal
tidak beraturan.
Bunga hamper selalu berkelamin satu dan berumah dua, tetapi terkadang
terdapat juga bunga berkelamin dua pada karangan bunga yang jantan.bunga
jantan pada tandan yang serupa malai dan bertangkai panjang, berkelopak
dangan kecil, mahkota berbentuk terompet, putih kekuningan , dengan tepi
yang bertaju 5 dan tabung yang panjang, langsing, taju berputar dalam
kuncup, kepala sari bertangkai pendek dan dengan posisi duduk. bunga betina
kebanyakan berdiri sendiri, daun mahkota lepas atau hamper lepas, berwarna
putih kekuningan , bakal buah beruang satu, kepala putik 5, posisi duduk.
Buah bulat telur memanjang atau lonjong, berdaging dan berisi cairan, biji
temple (steenis,2002).
4. Kandungan kimia
Daun, akar, dan kulit batang pepaya ( Carica papaya L.) mengandung
alkaloid, saponin, dan flavonoid. Disamping itu daun dan akar juga
zat besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin C, air dan kalori.(3-4) selain itu daun
2011).
timbunan kedua sumber kalori ini dalam darah dapat dihindari. Tanin
menyamak kulit. Kelarutan tanin adalah larut dalam air, tidak larut
membentuk garam yang larut air dengan asam-asam mineral (Sarker &
Nahar, 2009).
dalam air dan etanol, tetapi tidak larut dalam eter (Ribonson, 1995).
5. Manfaat Tanaman
makan , obat cacing, obat batu ginjal, meluruhkan haid, dan menghilangkan
rasa sakit.2
radikal bebas, mengikat ion logam (chelating) dan memblokade jalur poliol
acarbose yang selama ini digunakan sebagai obat untuk penanganan diabetes
C. Diabetes Mellitus
Asal kata diabetes dalam bahasa Yunani yaitu diabts yang berarti pipa
penyakit yang melibatkan hormon endokrin pankreas, antara lain insulin dan
menurut Beenen (1996) adalah suatu sindrom yang mempunyai ciri kondisi
protein, terkait dengan defisiensi sekresi dan aksi insulin secara absolut atau
a. Diabetes tipe I
b. Diabetes tipe II
tetapi, tubuh manusia resisten terhadap efek insulin, sehingga tidak ada
insulin yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Diabetes tipe ini
sering terjadi pada dewasa yang berumur lebih dari 30 tahun dan
resiko utama pada diabetes tipe II. Sebanyak 80% sampai 90% dari
buruk terhadap bayi yang dikandung. Akibat buruk yang dapat terjadi
ketika lahir. Disamping itu, wanita yang pernah menderita GDM akan
(Buraerah, 2010).
a. Rusaknya sel pankreas karena pengaruh dari luar (virus dan zat kimia)
glukagon, namun pada penderita DM tipe I hal ini tidak terjadi, sekresi
penekanan terhadap kenaikan kadar gula dan badan keton. Salah satu
DM tipe I, namun pada penderita yang tidak dikontrol dengan baik, dapat
akibat dari lipolisis yang tak terkendali di jaringan adiposa. Asam lemak
Defisiensi insulin juga akan menurunkan ekskresi dari beberapa gen yang
besar dalam menyebabkan terjadinya DM tipe II, antara lain obesitas, diet
tinggi lemak dan rendah serat, serta kurang gerak badan (Depkes, 2005).
cukup di dalam darahnya, disamping kadar glukosa yang juga tinggi. Jadi,
insulin, tetapi karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tak mampu
hanya bersifat relatif, tidak absolut. Oleh sebab itu dalam penanganannya
plasma puasa < 110 mg/dL, glukosa plasma terganggu jika kadar glukosa
140-199 mg/dl. Disebut diabetes jika kadar gula darah puasa > 126
tekanan darah, berat badan dan profil lipid, smelalui pengelolaan pasien secara
a. Diet
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing
keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan,
yang seimbang dalam hal karbohidrat 60-70%, lemak 20-25% dan protein
10-15%.
raga ringan jalan kaki biasa selama 30 menit. Hindarkan kebiasaan hidup
Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan latihan fisik tetapi
a. Antidiabetik oral
pengaturan asupan energi dan karbohidrat serta olah raga. Obat golongan
ini ditambahkan bila setelah 4-8 minggu upaya diet dan olah raga
dilakukan, kadar gula darah tetap di atas 200 mg% dan HbA1c di atas
antidiabetik oral dapat dilakukan dengan satu jenis obat atau kombinasi.
komplikasi yang ada. Dalam hal ini obat hipoglikemik oral adalah
b. Insulin
Protein kecil dari insulin memiliki berat molekul 5808 pada manusia.
tubuh melalui peredaran darah. Efek insulin yang sudah sangat dikenal
dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan meningkat, dan sebaliknya sel-
a. Komplikasi akut
DM tipe I yang dapat dialami 1-2 kali per minggu, Kadar gula darah
b. Komplikasi Kronis
Percobaan akan dibuat menjadi obesitas dengan pemberian high fat diet.
minggu. Pakan kaya lemak memiliki 55% kalori lemak (Hong et al., 2009).
Pemberian pakan kaya lemak merupakan cara yang umum yang digunakan
Prinsip metode ini uji diabetes Aloksan yaitu induksi diabetes dilakukan
dalam strip test melalui aksi kapiler. Glukosa yang ada dalam darah akan
bereaksi dengan glukosa oksidase dan kalium ferisianida yang ada dalam
Rumus Bangun :
pada binatang percobaan . Pemberian aloksan adalah cara yang cepat untuk
bersifat toksik selektif terhadap sel beta pankreas yang memproduksi insulin
reaktif diawali dengan proses reduksi aloksan dalam sel Langerhans (Wilson et
al., 1984).
kalsium bebas sitosolik pada sel Langerhans pankreas. Efek tersebut diikuti oleh
sel Langerhans, lebih lanjut membuka kanal kalsium tergantung voltase dan
gangguan pada sensitivitas insulin perifer dalam waktu singkat. Selain kedua
2002).
F. Glibenklamid
Rumus Bangun :
Pemerian : Serbuk hablur, putih atau hampir putih; tidak berbau atau
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam eter; sukar larut dalam
yang hanya digunakan untuk mengobati individu dengan DM tipe II. Obat
golongan ini menstimulasi sel beta pankreas untuk melepaskan insulin yang
rendah, antara lain gangguan saluran cerna dan gangguan susunan syaraf pusat.
dihentikan, obat akan bersih dari serum sesudah 36 jam (Soegondo et al, 2005).
G. Hewan uji (Tikus Putih)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Mammalia
Ordo : Rodentia
Familia : Muridae
Genus : Rattus
ada tiga macam galur yaitu Sprague Dawley, Long Evans dan Wistar. Tikus
ahli Kimia dari Universitas Wisconsin, Dawley. Dalam penamaan galur ini,
yang lebih besar dari mencit, mudah dipelihara dalam jumlah yang banyak.
Tikus putih juga memiliki ciri-ciri morfologis seperti albino, kepala kecil,
yaitu tikus putih galur Wistar (Rattus norvegicus). Pada suatu penelitian
biasanya menggunakan tikus jantan yang berumur 2-3 bulan yang beratnya
1. Simplisia
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum
yang telah dikeringkan. Simplisia terdiri atas tiga golongan yaitu simplisia
2. Pengeringan Simplisia
oleh enzim yang terdapat pada bahan baku. Enzim yang masih terkandung
dalam simplisia dengan adanya air akan menguraikan bahan berkhasiat yang
ada, sehingga bahan kimia tersebut akan rusak dan untuk mencegah timbulnya
Pelarut merupakan suatu zat yang diinginkan untuk melarutkan suau zat
lain atau suatu obat dalam preparat larutan. Pemilihan menstrum didasarkan
mendapatkan zat yang aktif dari bahan obat tumbuhan sambil menjaga agar
memiliki sifat yang dapat melarutkan senyawa yang dibutuhkan pada tanaman
salam. Etanol juga memiliki kelebihan karena lebih selektif, dan tidak dapat
4. Ekstraksi
Ekstraksi yaitu dengan penarikan zat pokok yang diinginkan dari bahan
mentah obat dengan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat yang
atau hewan tidak perlu diperoleh lebih lanjut kecuali dikumpulkan dan
dikeringkan. Dalam banyak hal zat aktif dari tanaman obat yang secara
umum mempunyai sifat kimia yang sama, mempunyai kelarutan yang sama
dan dapat diekstraksi secara simultan dengan pelarut tunggal atau campuran.
Proses ekstraksi mengumpulkan zat aktif dari bahan mentah obat dan
a. Cara Dingin
1. Maserasi
2. Perkolasi
ekstrak (perkolat).
b. Cara Panas
1. Infundasi
untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan
2. Soxhletasi
mengunakan pelarut yang selalu baru, dengan alat soxhlet sehingga terjadi
pendingin balik.
3. Digesti
4. Refluks
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan
Dekok adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 90oC selama
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
tentang uji efek ekstrak etanol daun pepaya ( Carica papaya L.) terhadap tikus
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat untuk
aquadest, air untuk injeksi, daun pepaya ( Carica papaya L.), etanol 80% ,
1. Pengolahan Sampel
a. Sampel
1. Pengambilan sampel
Daun pepaya (Carica papaya L.) diambil pada pagi hari atau
kelima dari pucuk yang mana daun tersebut tidak terlalu tua dan tidak
terlalu muda.
Ekstrak etanol daun pepaya ( Carica papaya L.) yang telah ditimbang
dengan sesuai dosis 150 mg/kgBB dan 300 mg/kgBB diberikan peroral
perlakukan terhadap tikus, ekstrak etanol daun pepaya ( Carica papaya L.)
aquades sambil terus digerus sampai homogen. Setelah homogen semua sisa
yang dikonversi berdasarkan rumus konversi paget dan barnes, yaitu dosis
untuk setiap 200 g BB tikus setara dengan 0.018 x dosis manusia dan
Dosis aloksan yang diberikan pada tikus standar (200 g) yaitu 200
2,0 mL. Pada penelitian ini, konsentrasi aloksan yang diberikan pada tikus
standar adalah 30 mg/2 mL. Aloksan monohidrat dilarutkan dengan aqua pro
Dalam penelitian ini digunakan hewan uji tikus putih jantan galur wistar
terdiri dari 3 ekor tikus. Pengelompokan tikus dibagi menjadi dua kategori
Hewan uji diinduksi aloksan monohidrat dengan dosis 150 mg/kg BB,
glukosa darah sebelum pemberian aloksan dan pada hari ketiga setelah
(GD3) dan segera diberi perlakuan pemberian fraksi polar ekstrak daun
Hewan uji tikus yang telah mengalami diabetes segera diberi perlakuan
yaitu selama 7 hari. Tikus terdiri dari 5 kelompok, yaitu kelompok I untuk
kelompok IV tikus diberi fraksi polar EEDS dengan dosis 150 mg/kg BB,
kelompok V tikus diberi fraksi polar EEDS dengan dosis 300 mg/kg BB.
Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada hari ke 5, 7 dan 10
Gambar 1. Skema pembuatan ekstrak etanol daun Daun pepaya (Carica papaya
L)
Tikus putih jantan 15 ekor diadaptasi selama 1 minggu
Di induksi aloksan
Akbar Budi, 2010, Tumbuhan dengan Kandungan Senyawa Aktif yang Berpotensi
Sebagai Bahan Antifertilitas, Adabia Press, Jakarta.
Buraerah, H., 2010, Analisis Faktor Risiko Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas
Tanrutedong, Sidenreg Rappan, Jurnal Ilmiah Nasional.
Chapman, Soud, and Neveen H. A., 2010, Antidiabetic Effects Of Fenugreek Alkaloid
Extract In Streptozotocin Induced Hiperglikemic Rats, Journal of applied
sciences reaserch, 3 (10): 1073-1083.
Cynthia C. C. Senduk dkk, 2016, Ujifek Ekstrak Daun Pepaya ( Carica papaya L.)
Terhadap Kadar Gula Darah Tikus Wistar ( Rattus norvegicus) Yang
Diinduksi Aloksan), Fakultas Kedokteran Sam Ratulangi, Manado.
Departemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
Gandjar I. G. and Rohman A., Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Lawrence, J. C., 1994, Insulin and Oral Hypoglycemic Agents, In Brody, T. M.,
Larner, J., Minneman, K. P., and Neu, H. C. (Ed.), Human Pharmacology,
2nd Ed., 523-539, Mosby, London.
Masharani, U. and Karam J. H., 2001, Pancreatic Hormones & Diabetes Mellitus. In
th
Basic & Clinical Endocrinology. 6 ed. Greenspan FS, Gardner DG (eds),
Mc Graw Hill, New York: pp. 623-48.
Muhammad Muamar, 2011, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica
Papaya L.) terhadap Treptococcus mutans Secara In vitro, Fakultas
Kedokteran, Universitas Sebelas maret, Surakarta.
Niswatul, F. Y., and Suryanto, 2012, Perbedaan Kadar Trigliserid Pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol Dengan Diabetes Melitus Tipe 2 Tidak
Terkontrol, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Dan
Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta, Vol. 12 No. 3:
188-194.
Sarker, S. D. and Nahar, L., 2009, Kimia untuk Mahasiswa Farmasi (Bahan Kimia
Organik, Alam dan Umum), Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Tuhu, S. P. F., 2008, Efek Analgetika Ekstrak Etanol Daun Kayu Putih (Melaleuca
leucadendron L) Pada Mencit Jantan, Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah, Surakarta.
Unger, R. H. and Foster, D. W., 1992, Diabetes Mellitus, In Wilson, J. D. and Foster,
D. W., Endocrinology, 1255-1317, W. B Sunders Company, A Division of
Harcourt Brace and Company, London.
Voigth, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, edisi ke-5 (Terjemahan dari:
Terjemahan Lehrburch Der Pharmazeutishen Tecnology), Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Wahyuni, 2015, Pengaruh Fraksi Polar Ekstrak Etanol Kulit Batang Brotowali
(Tinospora crispa L. Miers) Terhadap Translokasi Glucose Transporter 4
Jaringan Otot Pada Tikus Diabetes Mellitus Tipe II Resistensi Insulin,
Tesis, Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi, Surakarta.
Walde, S.S., Dohle, C., Schott-Ohly, P., Gleichmann, H., 2002, Molecular target
structures in alloxan-induced diabetes in mice, Life Sciences, 71, 1681
1694.
Widyawati, T., Purnawan, W. W., Atangwho, I. J., Yusoff, N. A., Ahmad M. and
Asmawi, M. Z., 2015, Anti-Diabetic Activity Of Syzygium polyanthum (Wight)
Leaf Extract, The Most Commonly Used Herb Among Diabetic Patients In Medan,
North Sumatera, Indonesia , Universiti Sains Malaysia, IJPSR, Vol. 6(4): 1698-
1704.
Wijayanti, 2009, Efek Hepatoprotektif Ekstrak Etanol 70% Daun Salam (syzygium
polyanthum [wight.] Walp.) Pada tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang
Diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4), Skripsi, Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Wilson, G.L., Patton, N.J., McCord, J.M., Mullins, D.W., Mossman, B.T., 1984,
Mechanisms of streptozotocin- and alloxan-induced damage in rat cells,
Diabetologia., 27(6):587-591.
Wilson, G.L. and LeDoux, S.P., 1989, The Role of Chemical in The Etiology of
Diabetes Mellitus, Toxicologic Pathology, 17 : 357 3 62.
Yuriska, A., 2009, Efek Aloksan Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar,
Laporan Akhir Penelitian Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro, Semarang.