BCG
Imunisasi BCG sebaiknya pertamakali diberikan pada saat bayi berusia 2-3 bulan. Pemberian BCG pada
bayi beruisa < 2 bulan akan meningkatkan risiko terkena penyakit tuberkulosis karena daya tahan tubuh
bayi yang belum matang. Apabila bayi telah berusia > 3 bulan dan belum mendapatkan imunisasi BCG,
maka harus dilakukan uji tuberkulin (tes mantoux dengan PPD2TU/PPDRT23) terlebih dulu. Bila hasilnya
negatif, imunisasi BCG dapat diberikan. Imunisasi BCG tidak membutuhkan booster.
Hepatitis B
Idealnya dosis pertama imunisasi hepatitis B diberikan sedini mungkin setelah lahir (jika memungkinkan <
12 jam), kemudian dilanjutkan dengan interval 4 minggu dari dosis pertama. Interval imunisasi kedua dan
ketiga yang dianjurkan adalah 5 bulan, namun pada kondisi tertentu interval minimalnya adalah 2 bulan.
Apabila sang anak belum mendapatkan imunisasi hepatitis B semasa bayi, maka imunisasi hepatitis B
tersebut dapat diberikan kapan saja, sesegera mungkin, tanpa harus memeriksakan kadar AntiHBs-nya.
Kecuali, jika sang ibu memiliki hepatitis B ataupun sang anak pernah menderita penyakit kuning, maka ia
dianjurkan untuk memeriksakan kadar HBsAg dan antiHBs terlebih dahulu.
Bila imunisasi DPT keempat diberikan sebelum ulang tahun keempatnya, maka pemberian imunisasi
DPT kelima dapat diberikan sesuai jadwal, paling cepat 6 bulan sesudahnya.
Bila imunisasi DPT keempat diberikan setelah ulang tahun keempatnya, makan pemberian imunisasi
DPT kelima tidak diperlukan lagi.
Polio
Ada dua macam imunisasi polio yang tersedia:
Imunisasi polio oral (OPV) dengan jadwal pemberian: saat lahir, usia 2, 4, 6, dan 18 bulan
Imunisasi polio suntik (IPV) dengan jadwal pemberian: usia 2, 4, 6, 18 bulan dan 6 8 tahun
Bila imunisasi polio terlambat diberikan, Anda tidak perlu mengulang pemberiannya dari awal lagi. Cukup
melanjutkan dan melengkapinya sesuai jadwal.
CAMPAK
Imunisasi campak sebaiknya diberikan pada bayi berusia 9 bulan. Dosis penguatannya diberikan kembali
pada saat anak bersekolah di Sekolah Dasar. Pada program PIN (Pekan Imunisasi Nasional), terkadang
dilakukan imunisasi campak pula yang bertujuan sebagai penguatan (strengthening) untuk mencakup
sekitar 5% individu yang diperkirakan belum membentuk kekebalan yang cukup baik saat diimunisasi
terdahulu.
Bila anak Anda terlambat mendapatkan imunisasi campak, segera berikan kapan pun saat Anda
membawa anak anda ke dokter, selama sang anak berusia 9-12 bulan. Namun, bila anak Anda telah
berusia lebih dari 1 tahun, Anda dapat memberikannya langsung imunisasi MMR.
PCV
Tidak seperti imunisasi yang lain, jadwal kejar imunisasi terhadap pneumokokus ini diberikan tergantung
usia bayi/anak Anda. Bila bayi/anak Anda terlambat mendapatkannya, maka jadwal imunisasi
pneumokokusnya adalah sebagai berikut:
7 11 bulan 2 dosis, dengan jarak 6-8 minggu ulangan 1 dosis, usia 12-15 bulan
Rotavirus
Ada dua imunisasi Rotavirus yang terdapat di Indonesia:
Rotateq: diberikan 3 dosis, dosis pertama pada usia 6-14 minggu, yang kedua: 4-8 minggu kemudian,
yang ketiga: maksimal pada usia 8 bulan
Rotarix: diberikan 2 dosis, dosis pertama pada usia 10 minggu, yang kedua: usia 14 minggu
(maksimal pada usia 6 bulan)
Apabila bayi Anda belum diimunisasi pada usia lebih dari 6-8 bulan, maka imunisasi ini tidak perlu
diberikan lagi.
Influenza
Imunisasi influenza diberikan sesuai usia bayi/anak Anda. Dosisnya cukup diberikan separuh dosis
dewasa (0,25 mL) pada mereka yang berusia 6 35 bulan (< 3 tahun). Pemberian satu dosis dewasa
pada bayi/anak-anak tidak menimbulkan masalah atau efek apapun, dan sebaliknya, tidak pula
memberikan manfaat yang lebih. Setelah anak berusia 3 tahun, maka dosisnya sama dengan dosis
dewasa.
Pemberian imunisasi influenza yang pertama kali harus dilakukan 2 kali dengan jarak diantaranya 4 6
minggu pada bayi hingga anak berusia < 8 tahun. Untuk tahun-tahun berikutnya, pemberiannya cukup
satu kali setahun. Namun, pada anak berusia 9 tahun atau lebih, cukup diberikan satu kali setahun dan
diulang setiap tahun.
Varisela
Imunisasi varisela diberikan hanya 1 kali pada anak berusia > 1 tahun. Untuk anak berusia > 13 tahun
atau pada usia dewasa, imunisasi ini diberikan 2 kali dengan jarak 4-8 minggu. Apabila terlambat,
imunisasi ini bisa diberikan kapan saja bahkan hingga usia dewasa.
Imunisasi sebaiknya telah dilengkapi pemberiannya pada masa remaja, sehingga pada saat anak
beranjak remaja akhir dan dewasa, tubuhnya telah memiliki semua perlindungan yang diperlukannya
terhadap berbagai penyakit-penyakit menular yang berisiko tinggi. Apabila Anda tidak ingat akan status
imunisasi anak Anda dan tidak memiliki catatan imunisasinya, maka anak Anda harus dianggap belum
pernah diimunisasi dan harus memulainya kembali sesuai jadwal.
Nah, supaya afdol, bagi Anda yang memahami dan ingin mendalaminya, saya sertakan disini
rekomendasi jadwal kejar imunisasi yang terlambat menurut Centers for Disease Control and Prevention
(CDC) di Amerika. Monggo diunduh. Bila Anda tidak memahaminya atau ingin penjelasan lebih lanjut,
silakan kontak penulis dibawah.