Laporan HETP - Naufal ALif Syarifuddin - TKN'14 - 011400391
Laporan HETP - Naufal ALif Syarifuddin - TKN'14 - 011400391
PRAKTIKUM OTK II
DISUSUN OLEH :
2016
HEIGHT EQUIVALENT OF THEORITICAL PLATE
(HETP)
I. TUJUAN
Menentukan nilai Height Equivalent of Theoritical Plate (HETP) atau tinggi bahan
isian dalam suatu kolom yang memberikan perubahan komposisi sama dengan perubahan
komposisi yang dicapai oleh satu plate teoritis atau ekivalen dengan satu plat teoritis.
Distilasi adalah suatu operasi untuk memisahkan larutan yang relatif volatil menjadi
komponen-komponen penyusunnya atas dasar perbedaan titik didih dengan jalan
menambahkan panas ke dalam campuran yang akan dipisahkan.Distilasi juga dapat
didefinisikan sebagai suatu proses pemisahan komponen suatu larutan berdasarkan distribusi
substansi-substansinya pada fase gas dan cair menggunakan perbedaan volatilitas dari
komponen penyusunnya yang cukup besar. Pada proses distilasi, fase uap kontak dengan fase
cair sehingga akan terjadi transfer massa dari uap ke cair dan sebaliknya. Cairan dan uap
mengandung komponen yang sama tetapi dengan jumlah atau komposisi yang berbeda.
Komponen yang lebih volatil akan lebih banyak terdapat pada fase uap, sedangkan komponen
yang kurang volatil akan lebih banyak terdapat pada fase cair.
Pada operasi distilasi fase cair berada pada titik didihnya, sedangkan fase uap berada
dalam kesetimbangan pada titik embunnya. Perpindahan massa dari fasa cair terjadi dengan
penguapan dan dari fasa uap terjadi dengan pengembunan yang berlangsung secara simultan.
Masing-masing komponen campuran umpan terdapat di dalam kedua fase itu, hanya berbeda
jumlah relatifnya.Pada larutan ideal volatilitas dapat dikaitkan langsung dengan tekanan uap
murni masing-masing.
Faktor-faktor penting dalam merancang dan mengoperasikan kolom plat adalah jumlah plat
yang diperlukan untuk mendapatkan pemisahan yang dikehendaki, diameter kolom, kalor
yang diperlukan dalam pendidihan, kalor yang dibuang pada kondensor, jarak antar plat yang
dipilih, dan konstruksi plat.
Uap mengalir ke atas dan cairan mengalir ke bawah.Uap dan cairan kemudian
dikontakkan dalam plate atau pada permukaan bahan isian. Sebagian dari kondensat pada
kondenser dikembalikan ke atas kolom sehingga mengalir di atas feed point sedangkan
sebagian dari cairan di dasar menara diuapkan dengan reboiler dan dikembalikan sebagai uap.
Bagian di bawah feed point di mana komponen yang lebih volatil berpindah dari cairan ke
uap, disebut sesi stripping sedangkan di atas feed point, konsentrasi komponen yang lebih
volatil meningkat dan disebut sesi enriching. Sering ditemui, menara distilasi dioperasikan
dengan lebih dari satu aliran umpan masuk.
Cairan mengalir ke bawah pada permukaan bahan isian dalam bentuk lapisan tipis.Hal
ini menyebabkan terbentuknya luas permukaan cairan yang lebih besar untuk kontak dengan
gas yang mengalir dari bawah ke atas.
Bila produk atas diinginkan berupa uap, hanya sebagian dari uap yang diembunkan
sebagaireflux.Oleh karena itu, digunakan kondenser parsial.Dalam kondenser parsial, terjadi
kesetimbangan fase antara cairan dan uap sehingga dapat dianggap sebagai satu stage
seimbang.
Stage dapat didefinisikan sebagai suatu unit di mana dua fase yang berbeda
dikontakkan sehingga terjadi pemisahan (transfer massa). Dalam suatu stage ideal, dua fase
tersebut dikontakkan dengan baik dan dalam waktu cukup lama sehingga kedua fase tersebut
meninggalkan stage dalam kesetimbangan. Akan tetapi, dibutuhkan waktu lama untuk
terjadinya kesetimbangan sehingga pada kenyataannya, kedua fase keluar dari
suatu stagebelum pada kesetimbangannya. Karena satu stage setimbang menggambarkan
terjadinya transfer massa maksimum yang mungkin diperoleh untuk suatu kondisi operasi,
maka dapat juga disebut sebagai theoretical plate (plate teoritis) atau plate ideal.
Gambar di bawah menunjukkan diagram neraca bahan untuk contoh umum fasilitas distilasi
kontinyu. Neraca massa untuk sistem tersebut adalah :
Neraca komponen F XF = D XD + B XB
D XF XB
F XD XB
B XD XF
F XD XB
Pendingin
Hasil atas
Kolom Distilasi
Refluks
D.XD
Lo.Xo
Umpan
F.XF
Pemanas
Hasil bawah
B.XB
Bahan isian padat dan inert yang memiliki luas permukaan per satuan volume kolom
dapat digunakan sebagai pengganti bubble cap plate. Berapa tinggi bahan isian dalam kolom
yang bisa memberikan suatu komposisi produk pemisahan campuran tertentu harus
dievaluasi.
Suatu kolom dengan bahan isian dibagi-bagi dalam unit-unit atau satuan-satuan tinggi
bahan isian, dimana setiap satuan tinggi bahan isian mampu menghasilkan uap dan cairan
keluar dari satuan ini dalam keadaan setimbang.Menurut definisi, pada satu plat edeal, uap
dan cairan yang meninggalkan plat ideal juga pada keadaan kesetimbangan fase atau
kesetimbangan termodinamik. Berarti satu satuan unit kolom tersebut ekivalen dengan satu
plat ideal. Inilah konsep HETP. Karena itu dapat dinyatakan bahwa :
Tinggi bahan isian (Z) = jumlah plat ideal atau teoritis (N) x HETP
Tentu saja pernyataan ini berlaku untuk sesuatu operasi pemisahan tertentu, seperti kolom
isian pada operasi penyulingan, absorpsi, dan ekstraksi.
Tinggi bahan isian (Z) ditentukan oleh nilai N atau jumlah plat teoritis dan nilai
HETP. Jumlah plat teoritis N dapat dievaluasi menurut metode McGabe-Thiele (campuran
biner) atau persamaan Fenske-Underwood.
Metode McGabe-Thiele
Persyaratan :
Dalam diagram entalpi-komposisi, garis uap jenuh dan cairan jenuh keduanya berupa
garis lurus dan sejajar
Kecepatan aliran molal tetap
Panas laten penguapan mendekati tetap
Campuran biner, ideal
Untuk evaluasi jumlah plat teoritis (N) diperlukan data kesetimbangan termodinamik atau y
versus x, pada suhu tekanan operasi tertentu. Biasanya mol fraksi i dalam umpan, produk atas
dan bawah dan kondisi termal umpan diketahui.Kita masih perlu melukiskan garis-garis
operasi berikut.
XD
Garis q
q XF
Y X
1q 1q
q adalah panas untuk menguapkan 1 mol umpan semula menjadi uap, dibagi panas laten
penguapannya. Dari nilai q yang didapat, bisa dihitung lereng garis q yaitu -q/(1-q) sehingga
garis q dapat dilukis dengan lereng ini melalui titik umpan (ZF) di diagonal. Beberapa harga
q untuk berbagai kondisi umpan dapat diketahui sebagai berikut :
XD
Zf
XD
RD 1
XB
Metode Fenske-Underwood
Persyaratan :
Refluks total
Nilai sifat penguapan relatif tetap
Kecepatan aliran molal dan penguapan tetap
Jika dipakai refluks total, garis operasi atas dan bawah berimpit dengan garis diagonal, dan
jumlah plat teoritis minimal (Nm). Menurut Fenske-Underwood berikut :
N
XB (1 XD )
1
minbiner ideal AB
untuk campuran log
dapatavg
ditentukan dengan persamaan
o
P
dengan : A
o
AB
P
B
o
PA : tekanan uap murni zat A pada suhu tertentu
o
PB : tekanan uap murni zat B pada suhu tertentu
dalam hal ini komponen zat A adalah lebih volatil dari pada komponen zat B.
1. Bahan
1. Alkohol
2. Aquadest
2. Alat
1. Rangkaian alat destilasi
2. Piknometer
7
3. Neraca analitik
4. Alat-alat gelas 3
5
4
Keterangan :
1. Pemanas listrik 3
2. Labu leher tiga
3. Thermometer
4. Kolom isian
5. Kran refluks
6. Penampung 2
destilat
7. Pendingin tegak
1
V. Data Pengamatan
T aquadest = 28oC
Tinggi Packing = 20 cm
5.1 Umpan
Massa
Konsentrasi Massa Piknometer+Destilat Piknometer+Brine
Alkohol T destilat (oC) T brine (oC) (gram) (gram)
80% 71 81 13,5227 13,8012
60% 75 82 13,5498 14,0952
50% 75 84 13,5527 14,2076
40% 76 85 13,5561 14,3613
20% 76 90 14,3848 14,515
VI. Perhitungan
( +)( )
28 =
(14,7725 )(8,4955 )
0,9962365 =
= 6,301
( + 60%)( )
60% =
(14,1883 )(8,4955 )
60% = 6,301
5,6928
60% = 6,301
Dengan cara dan langkah yang sama, maka didapatkan data sebagai berikut
(13,5498 )(8,4955 )
60% = 6,301
5,0543
60% = 6,301
( + 60%)( )
60% =
(14,0952 )(8,4955 )
60% = 6,301
5,5997
60% = 6,301
Massa
Kadar Massa Piknometer Volume Densitas
Alkohol Piknometer+Brine Kosong Massa Brine Piknometer Brine
(%) (gram) (gram) (gram) (mL) (gram/mL)
80 13,8012 8,4955 5,3057 6,301 0,842040946
60 14,0952 8,4955 5,5997 6,301 0,888700206
50 14,2076 8,4955 5,7121 6,301 0,906538645
40 14,3613 8,4955 5,8658 6,301 0,930931598
20 14,515 8,4955 6,0195 6,301 0,955324552
Dalam perhitungan ini digunakan data dari alkohol 60%, dari data tersebut dapat
diketahui bahwa, densitas umpannya adalah 0,9034 gram/mL
Dari buku Perry didapatkan bahwa, hubungan suhu, kadar dan densitas alkohol adalah
sebagai berikut
52 % 0,90534 /
52 % 0,90534 0,9034
=
x 0,9034 / 52 %53% 0,90534 0,90307
53 % 0,90307 /
X = 52,8546 %
51 % 0,90353 /
51 % 0,90353 0,9034
=
x 0,9034 / 51 %52% 0,90353 0,90125
52 % 0,90125 /
X = 51,057 %
Interpolasi kadar saat suhu 28oC
52,8546%
25oC
250 28 52,8546%%
= 52,8546%51,057%
25 30
28oC %
Jadi, kadar etanol dalam umpan saat suhu 28oC adalah sebesar 51,776%.
Dengan langkah dan cara yang sama maka didapatkan data seperti pada tabel berikut
Dengan cara yang sama, dengan data yang berbeda didapat data seperti pada tabel berikut
Konsentrasi Kadar Destilat fraksi mol fraksi mol
Alkohol (%) mol etanol mol air etanol (Xd) air
80% 0,947992402 0,103603204 0,018137032 0,85101859 0,14898141
60% 0,93 0,102184761 0,024411669 0,807169376 0,192830624
50% 0,9296 0,102199416 0,024551164 0,806303341 0,193696659
40% 0,9177 0,10095897 0,028701147 0,77864321 0,22135679
20% 0,37349897 0,047818424 0,218484792 0,179563823 0,820436177
Dari buku Perry dapat diketahui bahwa hubungan suhu dengan tekanan uap murni
pada etanol dan air adalah sebagai berikut:
5044
Air 75oC . Po = (20,438+273) = 322,21 mmHg
63,5 OC 400
63,50 75 400
= 400 760
75 OC 63,5 78,4
Dengan langkah dan cara yang sama, didapat data sebagai berikut
Konsentrasi P alkohol
Alkohol T destilat (oC) (mmHg)
80% 71 581,21
60% 75 677,85
50% 75 677,85
40% 76 702,01
20% 76 702,01
Konsentrasi
Alkohol T destilat (oC) P air (mmHg)
80% 71 322,2118674
60% 75 381,3612644
50% 75 381,3612644
40% 76 397,532995
20% 76 397,532995
60%
=
677,85
=
381,361
= 1,77
Dengan langkah dan cara yang sama maka didapatkan data sebagai berikut
Konsentrasi P alkohol
Alkohol T destilat (oC) (mmHg) P air (mmHg) Alpha ab
80% 71 581,21 322,2118674 1,803813139
60% 75 677,85 381,3612644 1,777448481
50% 75 677,85 381,3612644 1,777448481
40% 76 702,01 397,532995 1,765916311
20% 76 702,01 397,532995 1,765916311
= 2,859
20
=
2,859
= 11,1 cm
Dengan langkah dan cara yang sama maka didapat data seperti pada tabel berikut
VIII. Kesimpulan
1. Nilai HETP yang didapat dalam praktikum ini adalah