PENDAHULUAN
A. Judul
B. Latar Belakang
ditemukan penyebabnya walaupun telah diteliti selama 1 minggu secara intensif dengan
Salah satu kondisi tersebut yaitu demam/febris adakalanya demam ringan hingga
demam panas sekali, sehingga usaha mengobatinya pun bermacam-macam, mulai dari cara
sederhana sampai ada yang pergi ke dokter , /Rumah sakit ,namun jarang orang
dinegara urbanisasi kepadatan penduduk . Sumber air minum dan standar hygiene industri
Demam (fever, febris) adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkandian yang
normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termogulasi yang terletak dalam
(virus, bakteri, parasit). Demam juga bisa disebabkan oleh faktor non infeksi seperti
kompleks imun, atau inflamasi (peradangan) lainnya. Ketika virus atau bakteri masuk ke
dalam tubuh, berbagai jenis sel darah putih atau leukosit melepaskan zat penyebab demam
Selama demam, hipotalamus cermat mengendalikan kenaikan suhu sehingga suhu tubuh
Demam atau febris merupakan pengeluaran panas yang tidak mampu untuk
peningkatan suhu tubuh abnormal. Demam yang berhubungan dengan infeksi kurang lebih
hanya 29-52% sedangkan 11-20% dengan keganasan, 4% dengan penyakit metabolik dan
11-
12% dengan penyakit lain Dampak demam jika tidak mendapatkan penenganan lebih
lanjut antara lain dehidrasi sedang hingga berat, kerusakan neurologis dan kejang demam
(Febrile Convulsion).
yang sigifikan pada klien febris antara diberikan kompres hangat dengan tanpa kompres
hangat pada reseptor suhu. Jenis penelitian yang digunakan adalah true eksperimental
dengan pretest posttest control group design. Sampel yang digunakan purposive sampel
dengan kriteria inklusi antara lain klien dengan peningkatan suhu tubuh ( suhu diatas
37,5 ?C ), klien mendapat terapi farmakologi (antipiretik), klien tidak mengalami dehidrasi
dan eksperimen dengan pemberian kompres hangat pada reseptor suhu pada klien febris.
Berdasarkan hal tersebut di atas disusunlah karya tulis ini yang lebih lanjut akan
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
2. Interview : penulis melakukan pengumpulan data dengan Tanya jawab kepada pasien
3. Studi literature/dokumentasi
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
dan tetap belum ditemukan penyebabnya walaupun telah diteliti selama 1 minggu
Febris adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko untuk
o
mengalami kenaikan suhu tubuh terus menerus lebih tinggi dari 37,8 C peroral atau
o
38,8 C perektal karena factor eksternal. (Carpenito, 2002).
tetap belum ditemukan penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara
lainnya(Nelwan, 2003).
Demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkaian yang normal sebagai
akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus
(set poin) hipotalamus sebagai akibat dari kalangan panas yang tidak memadai
(misalnya seperti yang terlihat pada waktu latihan jasmani, minum obat yang
2004).
Demam adalah peningkatan titik patokan (set poin) suhu di hipotalamus.
sinyal untuk meningkatkan suhu tubuh, tubuh berespon dengan menggigil dan
meningkatlkan metabolisme basal. Demam atau f ebris adalah keadaan dimana ter
adi kenaikan suhu hingga 37 0 C atau lebih. Ada uga yang yang mengambil batasan
lebih dari 37,5 0 C. Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 40 0C disebut demam tinggi
(hiperpireksia) (Julia,
2003).
peningkatan suhu tubuh diatas penyetelan set poin di hipotalamus yang terus menerus
dan diteliti selama 1 minggu ditemukan penyebabnya. Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa febris adalah suatu keadaan dimana seorang individu mengalami
o
kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkandian yang normal (lebih tinggi 37,8 C peroral
o
atau 38,8 C perektal) sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang
B. Etiologi
Demam biasanya disebabkan oleh infeksi selain itu uga disebabkan oleh
keadaan toksemia, karena keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat. Gangguan
pada pusat regulasi suhu sentral dapat meninggi dan temperatur seperti pada head
stroke, peredaran otak, atau gangguan sentral lainnya. Pada perdarahan internal
pada saat ter adinya reabsorbsi darah dapat pula menyebabkan peningkatan temperatur
(Soeparman, 2002 ).
Demam ter adi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
C. Anatomi Patologi
penyakit. Suhu penderita biasanya diukur dengan termometer air raksa dan tempat
pengambilannya dapat diaksila, oral atau rektum. Suhu tubuh normal berkisar antara
36,5 0
C 37,2 0C. Suhu sub normal dibawah 36 0
C. Dengan demam pada
umumnya diartikan suhu tubuh diatas 37,2 0 C. Hiperpireksia adalah suhu kaadaan
kenaikan suhu tubuh sampai setinggi 41,2 0C atau lebih, hipertermi adalah keadaan
3,5 0C Biasanya terdapat perbedaan antara pengukuran suhu tubuh di aksila, oral dan
rektum. Dalam keadaan biasa perbedaan ini berkisar sekitar 0,5 0C, suhu rektal lebih
tinggi dari pada suhu oral. Demam ter adi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit
yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen oksigen yaag dapat berasal dari
mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologi yang tidak berdasarkan
suatu infeksi. Dewasa ini diduga bahwa pirogen adalah suatu protein yang identik
D. Patofisiologi
Demam ini ter adi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang
sebelumnya telah terangsang oleh pirogen oksigen yang dapat berasal dari
mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologi yang tidak berdasarkan
suatu infeksi. Dewasa ini diduga bahwa pirogen adalah suatu protein yang identik
Suhu badan dapat bertambah tinggi lagi karena meningkatnya aktivitas metabolisme
yang juga mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena kurang adekuat
(Soeparman, 2002 ).
disebut pirogen endogen. Interleukin 1 disebabkan oleh neurotrofil akif, makrofag dan
sel
maka kadarnya akan turun. Hal ini akan mengembalikan titik patokan suhu ke normal.
Untuk jangka waktu singkat, suhu tubuh akan tertinggal dari pengembalian titik patokan
tersebut dan hipotalamus akan menganggap bahwa suhu tubuh terlalu tinggi. Sebagai
1. Demam
2. Suhu meningkat
3. Menggigil
8. Dehidrasi
F. Penatalaksanaan
d. Kompres dengan air hangat pada dahi, dada, ketiak, dan lipatan
G. Pemeriksaan penunjang
sediaan darah tepi berada dalam batas normal,kadang kadang terdapat leukositosis
walaupun tidak ada komplikasi atau infeksi sekunder. Oleh karena itu
kembali
normal setelah sembuhnya demam, kenaikan SGOT SGPT tidak memerlukan
pembatasan pengobatan.
c. Uji Widal : Uji widal aalah suatu reaksi antigen dan antibody / agglutinin. A
Antigen yang didigunakan pada uji widal adalah suspensi salmonella yang sudah
dimatikan dan telah diolah dilaboratoriaum. Maksud uji Widal ini adalah untuk
menentukan adanya agglutinin dalam serum pasien yang disangka menderita demam
thypoid.
H. Pathway Infeksi
septikimia
Mual muntah
Bakteri dalam darah
Mengeluarkan toksin
Perubahan
nutrisi kurang Tindakan Menghasilkn
dari invasif prostaglandin
kebutuhan
Merangsang
Port de Pengaturan suhu
entry dihipotalamus
Intoleransi
aktivitas
Pengaturan suhu
Tidak seimbang
Penurunan suplai Resiko serebral
O2 ke j aringan infeksi
Dan sel
Metabolisme
meningkat
Penurunan suplai
O2 ke otak hipertermi Ketidaktahua
n keluarga
Gg
perfusi
Pusing jaringan Kurang
Ketidakefekti informasi
fan
Nyeri akut termoregulasi
(Smaltzer, 2002: Price Silvia, 2006) Kurang
pengetahuan
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
b) Riwayat kesehatan
d) Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk
rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang menyertai
demam (misalnya: mual, muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll),
e) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang
f) Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang
pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak).
normal
b). Nutrisi
lain.
k). Bekerja
l). Spiritual
m). Belajar
n). Rekreasi
I. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi b.d peningkatan metabolisme tubuh.
demam.
J. Fokus Intervensi
kedinginan b. Intervensi :
menggigil/diaporesi.
sesuai indikasi.
b. Intervensi :
b. Intervensi :
2000)
b. Intervensi :
1) Batasi alat alat invasif (IV, spesimen laboratorium untuk yang
demam.
b. Intervensi :
RESUME KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal 23 Juli 2012 pada pukul 11.00 WIB oleh
1. Identitas Pasien
islam, beralamat tanjung meru Rt 1/3 Kutowinangun, pendidikan tidak sekolah, pekerjaan
tidak bekerja, suku bangsa jawa Indonesia, masuk kerumah sakit pada tanggal 23 juli
2012 pukul 02.45 WIB, No.Rekam medis 844228 dengan diagnosa medis febris.
Penanggung jawab Tn. R. berumur 65 tahun, beragama islam , bekerja sebagai petani,
2. Riwayat keperawatan
Pasien datang dari IGD dengan keluhan panas sejak 4 hari, pasien sebelum
panas muncul kembali sehingga pasien dilarikan ke Rumah Sakit pada tanggal 23 juli
2011 pukul 02.45 WIB pada saat diIGD didapatkan hasil ttv TD:130/90mmhg,
dilakukan pengkajian pada tanggal 23 juli 2011 pukul 11.00 WIB didapatkan hasil dari
keluarga pasien, keluarga pasien mengatakan pasien panasnya naik turun, dan pasien
menggigit
mulutnya dan mengarahkan tanganya kekepala di bangsal terdapat hasil ttv
sakit yang di alami saat ini, klien belum pernah di rawat di Rumah sakit sebelumnya.
ada yang menderita penyakit menular (TBC, hepatitis, HIV). Penyakit menurun
3. Fokus Pengkajian
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 23 juli 2012 pukul 11.00 WIB keluarga
pasien mengatakan panasnya naik turun sejak 4hari yang lalu, panas muncul pada
malam hari dan siang hari. Keluarga pasien mengatakan klien mengeluh nyeri pusing
saat ditanya pusing dibagian kepala dan tidak menyebar kesistem organ lain pasien
merasa tenang setelah dikompres dan dipijit kepalanya , keluarga pasien mengatakan
belum tahu tentang penyakitnya yang diderita dan apa penyebabnya dan bagaimana
dan hasil pemeriksaan fisik pada mata konjungtiva tidak anemis, ekstremitas atas
tangan kiri terpasang infus RL 20tetes/menit pada hasil pengkajian pola fungsional
menurut virgina handerson rasa aman dan nyaman didapatkan data obyektif klien
tampak gelisah saat suhu tubuh tinggi dan nyeri pusing muncul dengan menggigit
di dapatkan hasil : UREA 29,4 mg/dl yang nilai normalnya 10-50mg/dl,CREA 1,37
mg/dl yang nilai normalnya 0,6-1,1 mg/dl, SGOT 15,1 u/l yang nilai normalnya 1-
37u/l, SGPT 10.8u/l yang nilai normalnya 1-42u/l. Hasil pemeriksaan uji widal pada
tanggal 24
B. ANALISA DATA
Pada tanggal 23 juli 2012 pukul 11.00 ditemukan data subyektif. Keluaraga
pasien mengatakan panas naik turun sejak 4 hari yang lalu panas muncul pada malam
dan siang hari dan data obyektifnya : klien tampak lemah dan tiduran saja, akral hangat
o
TD:130/80mmhg N:80x/menit S:38 c RR:23x/M. pada tanggal 24 juli 2012 pukul 08.00
ditemukan data objektif tangan kanan terdapat plebitis. dan dari hasil analisa data
pada tanggal 23 juli 2012 penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa masalah
proses penyakit.
Hasil pengkajian yang kedua didapatkan data subjektif: klien mengeluh pusing
nyeri dikepala , nyeri pusing tidak menyebar kesistem organ lain, nyeri timbul saat
suhu klien naik dan panas tinggi, nyeri datang 10 menit dan data objektifnya klien
tampak gelisah jika nyeri pusing timbul. Dari hasil analisa data penulis dapat
mengatakan belum mengetahui penyakitnya dan data obyektif keluarga klien tampak
bertanya tentang penyakitnya. Dari hasil analisa data, penulis dapat mengambil
Berdasarkan keluhan yang paling dirasakan pasien maka dapat disusun diagnosa
penyakit.
termoregulasi kembali efektif dengan kriteria hasil: suhu dalam batas normal(36-37c),
Intervensinya: yang dibuat adalah kaji tanda- tanda vital, pantau tanda hidrasi,
ajarkan keluraga klien cara mengompres jika panas tinggi, kolaborasi pemberian obat
kompres hangat klien tampak dikompres dengan handuk kecil, anjurkan pasien untuk
mg, paracetamol3x500mg.
Implementasi yang telah dilakukan pada tanggal 24 juli 2012 jam 07.00 WIB.
3x500mg, mengambil semple darah dan memasang infus pukul 10.00 respon saat
diambil pasien merasa ketakutan, menganjurkan pasien untuk banyak minum respon
Evaluasi tindakan pada tanggal 25 Juli 2012 pukul 20.00 WIB. Didapatkan data
subyektif keluarga pasien mengatakan panasnya turun data obyektif hasil monitoring
o
tanda- tanda vital tekanan darah: TD:130/800mmng ,N:80x/menit , S:36,5 c ,
RR:21x/menit, pasien tampak tiduran saja, mukosa bibir kering masalah belum teratasi
dilanjutkan dengan mengajukan pasien untuk banyak minum dan istirahat yang cukup,
Diagnosa yang kedua adalah: Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera
biologis.
Tujuan: Setelahdilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
Nyeri berkurang dengan ktriteria hasil skala nyeri berkurang menjadi 2 dari skala 3,
Intervensi yang di buat adalah observasi tanda-tanda vital pasien, kaji tingkat
nyeri
/pusing, ajarkan distraksi relaksasi , memberikan posisi yang nyaman, beri kompres
Implementasi yang telah dilakukan pada tanggal 23 Juli 2012 jam 12.00 WIB
mengkaji tingkat skala nyeri, nyeri muncul saat suhu badan naik, nyeri pusing tidak
menyebar ke sistem yang lain nyeri hanya dirasakan dikepala, mengajarkan distraksi
relaksasi imajinasi, memberikan kompres hangat jika nyeri timbul, memberikan posisi
yang nyaman posisi semifowler dengan menggunakan bantal pasien terlihat nyaman,
menganjurkan pasien untuk melakukan aktivitas respon nya pasien mau duduk,
Implementasi yang telah dilakukan pada tanggal 24 Juli 2012 pukul 07.00 WIB,
saat ditanya sudah tidak merasakan nyeri pusing lagi ,mempertahan posisi pasien
Implementasi yang telah dilakukan tanggal 25 juli 2012 pukul 07.00 WIB,
tetesan pasien lancar dan masih terpasang, memberikan injeksi sesuai program
ceftriaxon
1x2000mg.
Evaluasi yang dilakukan pada tanggal 25 Juli 2012 jam 14.00 WIB didapatkan
data subyektif ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak nyeri pusing lagi, dan
data obyektifnya klien tampak posisi semifowler, pasien tampak tenang, masalah
informasi.
dengan kriteria hasil keluarga dan pasien menunjukan perubahan tingkat pengetahuan,
keluarga mampu menyebutkan dan memahami tanda dan gejala demam/ febris dan
merawatnya.
Implemmentasi yang telah dilakukan pada tanggal 25 Juli 2012 pukul 10.40 WIB.
hasil keluarga pasien mampu menyebutkan kembali pengertian, penyebab, tanda dan
penjelasan perawat.
Evaluasi yang dilakukan tanggal 25 Juli 2012 pukul 14.00 WIB, didapatkan data
subyektif pasien mengatakan jadi lebih tahu tentang perawatannya setelah diskusi