Anda di halaman 1dari 8

Terjemahan Journal Ray Sirvel

Gaya hidup dan resiko mengalami Glaukoma Sudut Terbuka

Sasaran : Untuk menentukan apakah faktor resiko yang berasal dari gaya hidup seperti
status sosial ekonomi,merokok,konsumsi alkohol,obesitas berkaitan dengan Glaukoma
sudu terbuka

Metoda : partisipan dari studi Rotterdam , sistem prospektif kohort berdasarkan dari
populasi ,di katakan dapat berpartisipasi apabila tidak memiliki glaukoma sudut
terbuka.Semua peserta di lakukan pemeriksaan mata pada setiap pengecekan ,termasuk
pengukuran tekanan intra okular ,nervus optikus,dan perimetri. Faktor resiko yang terkait
gaya hidup di cari dengan kuesioner atau di ukur saat pemeriksaan (seperti indeks massa
tubuh,rasio pinggang) .

Hasil : dari 3939 peserta yang sah di dapati 108 (2.7%) mengalami glaukoma sudut
terbuka selama 9.7 tahun pengamatan. Tidak ada hasil siknifikan yang di dapat dari status
sosial ekonomi,merokok ataupun konsumsi alkohol. Pada wanita di temukan setiap
kenaikan indeks massa tubuh menunjukkan pengurangan resiko mengalami glaukoma
sudut terbuka sebesar 7%. Didapatkan hasil yang signifikan bahwa kenaikan massa tubuh
beruhubungan dengan kenaikan tekanan intraokular pada wanita.
Kesimpulan : Obesitas dapat di hubungkan dengan Tekanan intra okular yang tinggi dan
menurunkan resiko pembentukan Glaukoma Sudut terbuka . Hubungan ini hanya timbul
pada wanita. Faktor resiko yang berhubungan dengan gaya hidup seperti status sosial
ekonomi,merokok,konsumsi alkohol tidak berhubungan dengan Glaukoma Sudut
Terbuka.

Glaukoma sudut terbuka merupakan penyakit kronis mata di mana terjadi neuropati optik
dan penurunan dari lapang pandang. Penelitian telah mengidentifikasi beberapa faktor
resiko yang dapat menyebabkan Glaukoma Sudut terbuka. Beberapa dari faktor tersebut
merupakan sesuatu yang dapat berubah dan tidak dapat di ubah. Status ekonomi yang

1
rendah (baik penghasilan dan pendidikan) dapat saja menjadi indikator resiko pada
Glaukoma Sudut Terbuka .Status sosial ekonomi tidak dapat di ubah dengan mudah oleh
pasien,namun faktor lain yang berhubungan dengan gaya hidup dapat mereka ubah .
Faktor resiko yang berhubungan dengan gaya hidup yang dapat di ubah oleh pasien yang
berhubungan dengan Glaukoma Sudut Terbuka adalah merokok,konsumsi alkohol, dan
obessitas. Hasil studi tidak dapat menentukan hubungan yang jelas antara merokok dan
juga GST beserta Tekanan intra Okular. Begitu juga dengan riwayat konsumsi alkohol
dengan GST, namun di temukan kenaikan TIO terhadap riwayat konsumsi alkohol. Hasil
yang sama juga di temukan pada obesitas, dimana ditemukan hasil yang berlawanan
antara obesitas dengan GST namun berkaitan dengan TIO. Terutama dikarenakan Faktor
resiko yang berhubungan dengan gaya hidup dapat di ubah maka perlu di lakukan
evaluasi lebih lanjut.Tujuan dari pembelajaran ini adalah untuk mengetahui apakah faktor
resiko yang berhubungan dengan gaya Hidup berhubungan dengan GST. Untuk
kepentingan dari studi ini kami menggunakan data dari hasil penghitungan populasi
secara longitudinal dari Rotterdam Study . Dikarenakan hasil pembelajaran berlawanan
dengan hasil antara GST dan juga TIO, maka kita mengawasi kejadian antara GST dan
juga kenaikan TIO.

Partisipan

The Rotterdam Study menggunakan studi populasi kohort pada mereka yang berusia 55
tahun atau lebih yang tinggal di rotterdam, Belanda.Semua pengukuran dilakukan setelah
medikal komite etik dari universitas Erasmus menyetujui protokol dari penelitian dan
setelah mendapatkan informed consent dari para peserta .Pengamatan pertama dilakukan
pada tahun 1991 - 1993 dan pengamatan mengenai GST dilakukan pada tahun 1997-
1999 dan di lanjutkan pada tahun 2002-2006. Untuk hasil penelitian ini di gunakan data
yang berasal dari partisipan yang tidak memiliki GST pada awalnya.

Pemeriksaan mata

2
Pemeriksaan yang dilakukan berupa auto-refraction ,keratometri,pengukuran lapang
pandang ,tonometri Goldmann , fotografi fundus,tomografi,dan juga test lapang pandang.
TIO diukur pada awal dan juga pada saat follow up pada tahn-tahun berikutnya. Ada
setiap pemeriksaan dilakukan 3 kali pengukuran pada setiap mata . Test lapang pandang
menggunakan Humphrey field analyzer dimana di gunakan 52 titik lapang pandang yang
dapat mencapai radius penglihtan hingga 24 derajat. Hasil lapang pandang dinyatakan
tidak ada respon apabila didapatkan 3 kegagalan pada saat uji coba.
Bila hasil test pertama tidak dapat di percaya atau hasil test menunjukkan lapang pandan
berkurang pada 1 mata maka test kedua di lakukan pada mata tersebut. Bila hasil yang
didapat juga masih tidak dapat di percaya maka perimetri goldman dilakukan atau test
HFA di lakukan pada ke 2 mata. Singkatnya kehilangan lapang pandang dapat di pikirkan
sebagai salah 1 sebab dari glukoma . Peserta di perkirakan memiliki kenaikan TIO
apabila di dapatkan penurunan lapang pandang.

Penatalaksanaan dari Gaya Hidup

Peserta di interview menggunakan kuesioner mengenai pertanyaan seputar penghasilan


mereka dan tingkat pendidikan yang mereka enyam. Untuk penghasilan perbulan kita
menggunakan rata-rata penghasilan yang di dapat dari Dutch Guilder. Nilai dari Dutch
Guilder berdasarkan dari kesamaan dollar pada tahun 2010 (dengan menggunakan
persentase Indeks harga konsumsi saat terjadi inflasi ekonomi) Rata-rata pemasukan
perbulan di hitung sebagai berikut : Setiap penghasilan dari partisipan di bagi lagi
menjadi 13 kategori. Dikarenakan dalam satu rumah tangga di dapatkan penghasilan yang
berasal lebih dari satu orang .Perubahan ini dinamakan sebagai penghasilan setara dan
menggunakan variabel yang berkelanjutan, Tingkat pendidikan di bagi lagi menjadi 4
grup bear berdasarkan dari tingkat pendidikan yang di selesaikan yang terdiri dari
:Sd,Smp,Sma,dan Universitas.
Untuk perilaku merokok, para partisipan di tanyakan mengenai kebiasaan merokok di
masa lampau meliputi jenis rokok yang di gunakan, seperti rokok,cerutu atau pipa.
Kebiasaan merokok di bagi lagi menjadi banyak kateogri : tidak pernah,bekas
merokokok,dan masih merokok.

3
Untuk perilaku meminum alkohol semua partisipan di tanya oleh ahli diet dengan
menggunakan kuisioner.Dilaporkan kebiasaan meminum alkohol di bagi menjadi 4
kelompok besar yaitu : beer,anggur, minuman alkohol berkekuatan sedang . Dari setiap 4
kategori tersebut jumlah minuman yang di konsumsi dikalikan dengan rata-rata jumlah
ethanol dalam 1 minuman beralkohol . Minuman beer berukuran 200 ml di katakan
mengandung 8,0 gram ethanol,100 ml anggur merah di katakan mengandung 10.0 g
ethanol, 75 ml alkohol tinggi mengandung ethanol sebesar 10.5 g,. Minuman keras
ukuran 50 ml mengandung 14.0 g ethanol . Hasil studi mengatakan bahwa orang yang
mengkonsumsi ethanol di bawah orang yang biasa mengkonsumsi ethanol mendapatkan
perlindungan dari penyakit seperti penyakit jantung .
Terakhir kita mempelajarai 2 pengukuran anthropometri yang berhubungan dengan
obesitas : Indeks massa tubuh dan juga Ratio dari pinggang-pinggul . Indeks massa tubuh
di hitung dengan cara berat dalam kilogram di bagi dengan tinggi dalam meter.Ratio
pinggang di periksa sebagai pengukur bentuk tubuh .Ratio pinggang di hitung dengan
cara membagi ukuran pinggang dengan pinggul.

Analisa statistik

Perbedaan antara peserta yang memiliki GST dengan yang tidak memiliki GST di analisa
dengan menggunakan pemeriksaan mandiri dan juga statistik X .Perbedaan tingkat
pendidikan di nilai dua kali, dengan dan tanpa miopia. Hal ini dilakukan dikarenakan
kelainan Miopia di asosiasikan antara GST dan juga Tingkat pendidikan dari seseorang.
Myopia di bagi menjadi 3 kategori dengan menggunakan dasar kesamaan sferis . Tinggi
(<-4,00 dioptri) ,rendah (-3,99 sampai -0.01 Dioptri ) dan tidak ada miopia (>0 Dioptri) .
Mata yang mengalami ekstraksi katarak di singkirkan dari analisa ini. Pada orang yang
mengalami GST pada 1 mata nya ,refraksi yang dinilai adalah mata yang mengalami GST
nya. Pada orang yang memiliki GST atau tidak memiliki GST test refraksi di nilai secara
acak dari salah satu matanya.
Untuk analisa multivariant , digunakaan proporsi COX untuk menganalisa Rasio
Kejadian pada 95 % interval korespondan untuk mengalaisa apakah partisipan tersebut
mengalami penurunan kemungkinan terkena GST. Durasi follow up di gunakan sebagai

4
variable waktu. Faktor resiko terkait gaya hidup dengan P <,20 pada perbandingan
univariat dimasukkan kedalam analisa multivariat. Selanjutnya model penelitian
disesuaikan terhadap umur, TIO, pengobatan yang dapat menurunkan TIO,dan di
stratifikasi oleh Jenis kelamin .
Semua statistik hasil analisa di lakukan dengan menggunakan SPSS tipe 15.00 Untuk
windows dan R statistik tipe 2.9.1. Untuk Mac

Hasil

Hasil dari rata-rata follow up selama 9.7 tahun ( jarak sekitar 5-13.9 tahun ) 108
partisipan dari 3939 partisipan (2.7%) mengalami GST.
Table nomer 1 Menunjukan Populasi berdasarkan status GTS dengan perbadingan
univariat. Partisipan yang mengalami GST saat follow up rata-rata berusia tua dan juga
memiliki Myopia yang tinggi dan biasanya laki-laki
Table nomer 2 Tabel 2 menunjukkan faktor risiko gaya hidup dinilai menurut status
iOAG dengan sesuai perbandingan univariat tingkat .20, Peserta dengan GST memiliki
BMI yang lebih rendah daripada mereka yang tidak memiliki GST (P = 0,12). Tidak ada
perbedaan lain antara peserta dengan dan tanpa GST.Perbedaan tingkat pendidikan antara
peserta dengan dan tanpa GST tetap tidak signifikan setelah penyesuaian untuk miopia (P
= 0,49). Pada penelitian multi variat , indeks massa tubuh di hubungkan dengan
mengurangi risiko pengembangan GST (HR, 0,94 per unit kenaikan BMI; 95% CI, 0,89-
1,00; P = 0,03). Setelah stratifikasi berdasarkan jenis kelamin, asosiasi ini tampaknya
hanya berlaku pada wanita .wanita dengan indeks massa tubuh tinggi mendapat
perlindungan dari GST (perempuan: HR, 0,93; 95% CI, 0,86-1,00; P = 0,04; pria: HR,
0,96; 95% CI, 0,87-1,06 ; P = 0,38).
Tabel 3 menunjukkan hasil regresi linier berganda analisis dengan GST sebagai ukuran
hasil untuk semua faktor risiko gaya hidup yang dinilai, dikelompokkan berdasarkan jenis
kelamin. Tak satu pun dari variabel yang dinilai, kecuali BMI, menunjukkan hasil yang
signifikan sebuah
Hubungan bahwa indeks massa tubuh meningkatkan efek pada IOP pada wanita, tapi
tidak pada pria.

5
KOMENTAR

Kami tidak menemukan bukti untuk hubungan antara pendapatan, tingkat pendidikan,
merokok, atau konsumsi alkohol pada GST.analisa multi variate menunjukkan bahwa
indeks massa tubuh memiliki efek perlindungan GST pada wanita, tapi tidak pada pria.
Selain itu, Indeks massa tubuh dikaitkan dengan TIO yang lebih tinggi pada wanita.
Temuan hadir pada SES (pendapatan dan tingkat pendidikan) juga tidak menemukan
hubungan antara pendapatan atau pendidikan dengan GST. Studi ini didasarkan pada
orang yang hidup dalam satu dan agak homogen pinggiran, dan sebagai akibatnya,
variabilitas pendapatan terbatas, sehingga sulit untuk menemukan hubungan yang
signifikan. Selanjutnya, tingkat kematian pada orang dengan SES rendah lebih tinggi
dibandingkan dengan SES.34 tinggi Efek ini mungkin telah menyebabkan kurangnya
perwakilan dari peserta dengan SES rendah di usia yang lebih tinggi
Namun, studi prospektif besar di antara lebih dari 100.000 profesional kesehatan di
seluruh Amerika Serikat, yang dinilai status merokok selama lebih dari satu dekade,
menemukan bahwa baik mantan perokok atau perokok saat ini telah meningkatkan risiko
mengembangkan GST.Meskipun demikian, studi yang sama melaporkan hubungan yang
terbalik dalam menganalisis merokok sebagai faktor risiko mungkin bahwa asap
tembakau terhadap lingkungan tidak dapat dimasukkan sebagai perbandingan yang
terpercaya .kesalahan pembagian di kasus dan kontrol dan mungkin berkontribusi
terhadap perkiraan risiko konservatif. Ada data yang langka di kemungkinan antara efek
lingkungan dan merokok terhadap GST .38 Hasil asupan alkohol dari kasus-kontrol dan
prevalensi studi juga dicampur mengenai kemungkinan GST. Meskipun beberapa studi
tidak menemukan hubungan yang signifikan mengenai hubungan antara asupan alkohol
dan GST namun di temukan hubungan antara TIO terhadap alkohol pada pria namun ini
tidak ditemukan dalam penelitian ini. Juga, hasil yang tidak signifikan juga di temukan
saat dilakukan pembagian jenis alkohol yang di minum sejalan dengan calon
study.Akhirnya,hubungan antara indeks massa tubuh dan GST dan Indeks massa tubuh
dengan TIO menjadi berlawanan .dalam kesepakatan antara penemuan dan hasil studi
antara BMI dan TIO, 14,42 dan penelitian lain menyarankan hubungan terbalik dari

6
Indeks Massa Tubuh untuk GST Pada perempuan ditemukan untuk setiap unit
peningkatan BMI penurunan yang signifikan dari 6% dalam risiko GST untuk
perempuan, tapi tidak untuk pria. Hal ini sejalan dengan penelitian ini, Yang
menunjukkkan penurunan sebesar 7% terhadap GST untuk setiap unit peningkatan Indeks
Massa Tubuh pada perempuan, tapi tidak ada Hasil signifikan pada pria
.TheSingaporeMalayEyeStudy, yang menyelidiki parameter optik disc, melaporkanOrang
dengan Indeks massa tubuh tinggi tidak terdapat hubungan antara Optik disc, tetapi
independen BMI, pinggang yang lebih tinggi untuk rasio pinggul secara bermakna
dikaitkan dengan rasio cup-disc kecil (data tidak ditampilkan).Penjelasan mekanisme dari
BMI dengan TIO tanpa memandang jenis kelamin bisa menjadi dikarenakan peningkatan
TIO karena Kelebihan dari lemak yang ada di jaringan . Dengan obesitas, ada juga
mungkin peningkatan viskositas darah, dengan peningkatan halangan pembuluh darah
pada vena episklera Seperti disebutkan di bagian "Metode", kami mengukur TIO
menggunakanan Goldman Tonometri . Menariknya, sebuah studi pada pasien obesitas
(terutama wanita) dilaporkan hasil yang lebih tinggi saat menggunakan goldman di
bandingkan tonometri genggam baik dengan pasien dalam posisi duduk. Perbedaan ini
lebih kecil pada group kontrol.Penjelasan dari hasil dengan goldman tonometri lebih
tinggi adalah dikarenakan dada dan perut menekan pada slitlamp saat bernafas sehingga
terjadi reaksi valsava dan hal ini sangat relevan terjadi pada wanita gemuk oleh karena itu
pengukuran TIO dengan aplanasi tonometri goldman pada wanita dengan IMT tinggi
dapat mengarah pada kelebihan hasil TIO sesungguhnya yang dapat berkontribusi antara
hubungan IMT dengan TIO dan IMT dengan GST pada wanita.TIO yang tinggi pada
wanita dengan IMT yang tinggi seharusnya menghasilkan insidensi TIO yang tinggi
namun efek ini tidak di observasi saat analisa .Penjelasan lainnya adalah mungkin karena
tingginya level estrogen dan hormone therapi mungkin dapat melindungi dari terkena
GST. Obesitas sering di kaitkan dengan tingkat Post-menopause plasma estrogen
.Beberapa pembelajaran hanya mengkaitkan bahwa faktor resiko yang berhubungan
dengan gaya hidup hanya sesuai untuk penyakit yang berkaitan dengan sistem
kardivaskular dan mereka berasumsi bahwa itu dapat juga berefek pada insidensi
kemungkinan terjadinya GST .Sebelumnya kami menyelidiki hubungan antara GST dan
juga atherosklerosis diabetes melitus namun kita tidak dapat menemukan hubungan

7
antara penyakit tersebut. Terlebih lagi pengukuran pada tekanan darah ,diabetes melitus
dan juga kolesterol tidak mempengaruhi hasil.Kesimpulannya kami tidak dapat
menemukan hubungan antara status soial ekonomi,merokok,konsumsi alkohol dengan
GST.Kami menemukan efek perlindungan dari Indeks massa tubuh tinggi dengan
pembentukan GST pada wanita. Efek ini hanya berlaku pada wanita namun hasil
berlebihan yang didapatkan ini juga dapat di kaitkan dengan penggunaan Goldman
applanation tonometry .
.
Di publikasikan : 30 september 2010;di terima 25 November 2010;Di publikasikan online
14 Februuari 2011
Koresponden
:JohannesR.Vingerling,MD,PhD,DepartmentofOphthalmology,ErasmusMedicalCenterRo
tterdam, PO Box 2040, 3000 CA Rotterdam, the Netherlands
(j.vingerling@erasmusmc.nl). FinancialDisclosure:ThisworkwassupportedbyTopcon
Europe BV, Capelle aan de IJssel, the Netherlands, and Heidelberg Engineering,
Dossenheim, Germany. Funding/Support: This work was supported by
StichtingLijfenLeven,KrimpenaandeLek,theNetherlands; MD Fonds, Utrecht, the
Netherlands; Rotterdamse Vereniging Blindenbelangen, Rotterdam, the Netherlands;
Stichting Oogfonds Nederland, Utrecht; Blindenpenning, Amsterdam, the Netherlands;
Blindenhulp, the
Hague,theNetherlands;AlgemeneNederlandseVerenigingterVoorkomingvanBlindheid(AN
VVB),Doorn,the Netherlands;LandelijkeStichtingvoorBlindenenSlechtzienden, Utrecht;
Swart van Essen, Rotterdam; Stichting Winckel-Sweep, Utrecht; Henkes Stichting,
Rotterdam;LamerisOotechBV,Nieuwegein,theNetherlands; and Medical Workshop, de
Meern, the Netherlands. Role of the Sponsors: The sponsors or funding organizations had
no role in the design, con

Anda mungkin juga menyukai