TIJAUAN PUSTAKA
1.1.2 Etiologi
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya
akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium,tipe folikuler
merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh
karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol. Folikel adalah suatu
rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel
yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel
telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan
bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista. Cairan yang mengisi kista
sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari perlukaan yang terjadi pada
pembuluh darah kecil ovarium.
1.1.3 Patofisiologi
Kista terdiri atas folikel folikel praovulasi yang telah mengalami atresia
(degenerasi). Pada wanita yang menderita ovarium polokistik, ovarium utuh dan FSH
dan SH tetapi tidak terjadi ovulasi ovum. Kadar FSH dibawah normal sepanjang
stadium folikular daur haid, sementara kadar LH lebih tinggi dari normal, tetapi tidak
memperlihatkan lonjakan. Peningkatan LH yang terus menerus menimbulkan
pembentukan androgen dan estrogen oleh folikel dan kelenjar adrenal. Folikel
anovulasi berdegenerasi dan membentuk kista, yang menyebabkan terjadinya
ovarium polikistik. (Corwin, 2002)
Kista bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan
abdomen dan pelvis dan sel sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen dan
pelvis. Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intra peritonial dan limfatik
muncul tanpa gejala atau tanda spesifik.
Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan
berat pada pelvis. Sering berkemih dan disuria dan perubahan fungsi gastro intestinal,
seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi. Pada
beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina skunder akibat
hiperplasia endometrium, bila tumor menghasilkan estrogen beberapa tumor
menghasilkan testosteron dan menyebabkan virilisasi. (Price, Wilson, 2006)
Kista nonneoplastik sering ditemukan, tetapi bukan masalah serius. Kista
folikel dan luteal di ovarium sangat sering ditemukan sehingga hampir dianggap
sebagai varian fisiologik. Kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf
yang tidak ruptur atau pada folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali.
Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan
serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm dan berisi
cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak,
sampai mencapai diameter 4 hingga 5 cm sehingga dapat di raba massa dan
menimbulkan nyeri panggul. Jika kecil, kista ini dilapisi granulosa atau sel teka,
tetapi seiring dengan penimbunan cairan timbul tekanan yang dapat menyebabkan
atropi sel tersebut. Kadang kadang kista ini pecah, menimbulkan perdarahan
intraperitonium, dan gejala abdomen akut. (Robbins, 2007)
Pathway
1.1.4 Manifestasi Klinis
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit
nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi ada pula kista yang berkembang menjadi besar
dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-
gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti
endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker
ovarium. Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan
ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut
mungkin muncul bila anda mempunyai kista ovarium :
1. Perut terasa penuh, berat, kembung
2. Perasaan berat pada pelvis
3. Sulit BAB atau konstipasi
4. Haid tidak teratur
5. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke
punggung bawah dan paha.
6. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba
7. Nyeri bersamaan dengan demam
8. Rasa ingin muntah
1.1.5 Komplikasi
1. Torsi
Komplikasi yang paling sering terjadi pada tumor dengan ukuran sedang.
Adanya putaran menyebebkan gangguan peredaran darah yang disebabkan
oleh torsi, ini terutama mengenai susunan vena saja. Torsi yang berlebihan
menyebabkan kista terlepas sama sekali. Peristiwa torsi kadang-kadang
disertai rasa nyeri yang hebat dan terus-menerus, terkadang rasa nyeri ini
hanya sebentar.
2. Ruptur dari kista
Hal ini disertai gejala sakit, enek dan muntah. Bila ada pembuluh darah yang
pecah dapat disertai gejala syok
3. Supurasi dari kista
Peradangan kista dapat terjadi setelah torsi/ berdiri sindiri secara secara
hematogen/ limfogen.
Gejala peradangan seperti sakit, nyeri tekan, perut tegang, demam dan
terositis.
4. Perubahan keganasan
Dari suatu tumor kistik ovarium benigna dapat terjadi keganasan
5. Partus lama/macet
Akibat dari tumor/kistoma ovarii yang cukup besar dapat menyebabkan
kelainan kelainan letak janin dalam rahim yang menghalangi masuknya
kepala janin kedalam panggul.
6. Infertilitas
Bagi pasien wanita pre manopause dengan tindakan histerektomi.
1.1.6 Klasifikasi
1 Kista Ovarium Non Neoplastik (Fungsional)
a Kista folikel
Kista folikel berkembang pada wanita muda, sebagian akibat folikel de graft
yang matang karena tidak dapat menyerap cairan setelah ovulsi. Kista ini bisanya
asimptomotik kecuali jika robek, dimana kasus ini terdapat nyeri pada panggul. Jika
kista tidak robek, bisanya meyusut setelah 2-3 siklus menstrusi.
b Kista corpus luteum
Terjadi setelah ovulasi dan karena peningkatan sekresi dari progesteron akibat
dari peningkatan cairan di korpus luteum ditandai dengan nyeri, tendenderness pada
ovari, keterlambatan menstuasi dan siklus menstuasi yang tidak teratur atau terlalu
panjang. Rupture dapat mengakibatkan haemoraghe intraperitoneal. Biasanya kista
corpus luteum hilang selama 1-2 siklus menstruasi.
c Sindroma rolisistik ovarium
Terjadi ketika endokrin tidak seimbang sebagai akibat dari estrogen yang
terlalu tinggi, testosteron dan LH serta penurunan sekresi FSH. Tanda dan gejala
terdiri dari obesitas, hirsurism (kelebihan rambut di badan) mens tidak teratur,
infertilitas.
d Kista Theca- lutein
Biasanya bersama dangan mola hydatidosa. Kista ini berkembang akibat lamanya
stimulasi ovarium dari human chorionik gonadotropine (HCG).
1.1.8 Penatalaksanaan
Pada kista ovarium dengan keluhan nyeri perut dilakukan laparatomi, pada kista
ovarium asimtomatik besarnya lebih 10 cm, dilakukan laparatomi pada trimester ke
dua kehamilan, kista yang kecil (<5cm) umumnya tidak memerlukan tindakan
operatif, kista 5-10 cm, memerlukan observasi; jika menetap atau membesar, lakukan
laparotomi, jika pada laparotomi ada kecurigaan keganasan, pasien perlu dirujuk
kerumah sakit yang lebih lengkap untuk evaluasi dan penanganan selanjutnya.
(Saifuddin, 2002).
Dalam triwulan I sebaiknya pengangkatan tumor ditunda sampai kehamilan
mencapai 16 minggu. Saat operasi yang paling baik ialah dalam kehamilan antara 16
dan 20 minggu. Operasi dalam kehamilan muda dapat disusul oleh abortus apabila
korpus luteum graviditatis yang menghasilkan progesteron ikut terangkat. Dalam hal
demikian perlu diberikan terapi penggantian dengan suntikan progestin sampai
kehamilan lewat 16 minggu. Apabila operasi dilakukan setelah kehamilan mencapai
16 minggu, maka hal tersebut di atas tidak usah dikhawatirkan karena plasenta sudah
terbentuk lengkap, fungsi korpus luteum diambil alih oleh plasenta, dan produksi
progesteron berlangsung terus walaupun korpus luteum terus terangkat. Sebaliknya
rangsangan mekanis pada uterus waktu operasi sukar dihindarkan dengan akibat
partus prematurus.(Saifuddin, 2002).
Mengenai cara mengatasi kista satu-satunya jalan yang paling efektif dengan
mengangkat kista melalui operasi.
Apabila tumor baru diketahui dalam kehamilan tua dan tidak menyebabkan
penyulit obstetric atau gejala-gejala akut, atau tidak mencurigakan akan mengganas,
maka kehamilan dapat di biarkan sampai berlangsung partus spontan. Dan operasi
baru dilakukan dalam masa nifas. Akan tetapi apabila tumor terkurung dalam
panggul, sectio sesarea merupakan tindakan pengakhiran kehamilan atau persalinan
yang paling aman.
Dalam persalinan dapat dicoba secara hati-hati reposisi tumor yang
menghalang-halangi turunnya kepala, asal disadari bahwa tumor kistik dapat pecah,
apabila reposisi sudah kembali, anak dibiarkan lahir spontan dan tumor diangkat
dalam masa nifas. lain hanya dengan tumor yang dianggap ganas atau yang disertai
gejala-gejala akut. Dalam hal ini operasi harus segera dilakukan tanpa menghiraukan
umur kehamilan.
1.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi
dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.
Kerangka kerja valuasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas
telah digambarkan tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai
criteria evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman; Widiastuty,
2014)
DAFTAR PUSTAKA