TINJAUAN PUSTAKA
A. Pakan Ternak
B. Kepudak
1. Cangkang dan kepala udang
Udang merupakan spesies dari filum invertebrata dan merupakan
anggota kelas artrhopoda (Kaki yang berbuku-buku). Udang menjadi
salah satu spesies yang banyak dimanfaatkan sebagai salah satu sumber
pangan dengan berbagai olahan. Eksplorasi terhadap udang
meninggalkan banyak limbah cangkang dan kepala udang karena
teksturnya yang keras sehingga tidak dapat diolah secara maksimal.
Bahkan takjarang hanya menjadi sampah organik.
Menurut Haryanto (dalam Bakrie, 2011) cangkang udang
merupakan limbah organik yang berasal dari pengolahan udang yang
memiliki kepala, kulit/cangkang dan udang-udang kecil, yang sangat
berpotensi sebagai bahan pakan sumber protein dan kalsium pada ternak.
Nadarajah (Dalam Purwati, 2014), menyatakan bahwa cangkang
udang tersusun atas polimer kitin, polimer-polimer linier dengan rantai
panjang tanpa rantai samping yang tersusun dari 2-asetamido-2-deoksi--
Dglukosa yang memiliki ikatan glikosidik 1-4. Kitin telah
diidentifikasikan mempunyai struktur yang hampir sama dengan selulosa,
yaitu sama-sama memiliki monomer pada sisi 1-4. Perbedaannya
terletak pada gugus hidroksil pada atom karbon alfa pada molekul
selulosa yang diganti dengan gugus asetamida pada molekul kitin, pada
atom C nomor 2 setiap monomer pada selulosa terikat gugus hidroksil (
OH), sedangkan pada kitin berupa gugus asetamida (HCOCH).
Fernandez-Kim (Dalam Purwati, 2011) menyatakan bahwa kitin bersifat
hidrofobik, tidak larut dalam air dan beberapa pelarut organik). Hargono
dan Djaeni (dalam Purwanti, 2014) kitin merupakan suatu polisakarida
yang dapat terdegradasi dan bersifat tidak beracun sehingga banyak
dimanfaatkan pada berbagai bidang. Kandungan gizi dari cangkang
udang menurut Marganov (dalam Puspawati, 2010) antara lain, protein
25- 40%, dan kalsium karbonat 45-50%.
Pada penelitian Bakrie (2011) ternyata penambahan tepung
cangkang udang ke dalam pakan telah menurunkan daya konsumsi pakan
dan menambah bobot badan. Pada penambahan 5% tepung cangkang
udang ke dalam pakan ternak puyuh ternyata memberikan hasil yang baik
dibandingkan jika ditambahkan hingga 10%. Adapun menurut Wowor
(2015), tepung limbah udang mengandung protein kasar hingga 58,37%,
hingga 2,98%, dan fosfor sebanyak 0,98%.
2. Dedak
Dedak merupakan salah satu limbah yang jumlahnya melimpah
dan tidak lagi digunakan oleh masyarakat. Kebanyakan dedak hanya
dijadikan makanan bagi bebek di masyarakat pedesaan. Menurut
Schalbrack dalam Rusli (2011) dinyatakan bahwa dedak mengandung
protein sebanyak 13,6%, lemak 13%, dan serat kasar 12%. Dengan
demikian maka dedak dapat digunakan sebagai bahan pakan bagi ternak.
Komponen utama pada dedak padi adalah minyak, protein,
karbohidrat dan mineral. Menurut Hanmoungjai et al. (2002),
komposisi dedak padi memiliki kandungan minyak dedak yang relatif
cukup besar dibandingkan komponen kimia lainnnya yaitu sebesar
19,97%. Hanya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan kandungan
karbohidrat yaitu 22,04%. Dedak padi dapat dimanfaatkan lebih optimal
dan mempunyai nilai tambah yang lebih tinggi apabila dapat diolah
lebih lanjut dan tidak hanya terbatas untuk campuran pakan
tenak (Hadipernata, 2007).
Tabel 1. Komposisi zat makanan dalam dedak halus
Bakrie, B., Manshur E., Sukadana, M.I. 2011. Pemberian Berbagai Level Tepung
Cangkang Udang Ke Dalam Ransum Anak Puyuh Dalam Masa
Pertumbuhan (Umur 1-6 Minggu). Jurnal Penelitian Pertanian Terapan:
12 (1): 58-68.
Fadilah, Roni. 2004. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler komersial.
Jakarta: Agromedia Pustaka.
Hadipernata, M. 2007. Mengolah Dedak menjadi Minyak (Rice Bran
Oil). Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian 29 (4): 8-10.
Kartadisastra, H.R. 1994. Pengelolaan Pakan Ayam (kiat meningkatkan
keuntungan dalam agribisnis unggas). Yogyakarta : Kanisius.
Kurniawan, Heri., Utomo, Ristianto., dan Yusiati, Lies Mira. 2015. Kualitas
Nutrisi Ampas Kelapa (Cocos nucifera L.) Fermentasi menggunakan
Aspergillus niger. Buletin Peternakan 40 (1): 26-33.
Murtiajo, Bambang Agus. 2003. Pemotongan dan Penanganan Daging Ayam.
Yogyakarta: Kanisius.
Purwanti, Ana. 2014. Evaluasi Proses Pengolahan Limbah Kulit Udang Untuk
Meningkatkan Mutu Ketosan Yang Dihasilkan. Jurnal Teknogi: 7 (1): :
83 90.
Putri, M. F. 2010. Tepung Ampas Kelapa pada Umur Panen 11-12 Bulan sebagai
Bahan Pangan Sumber Kesehatan. Jurnal Kompetensi Teknik 1 (2): 97-
105.
Rasyaf, Muhammad. 2008. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Rusli, Ridho Kurniawan. 2011. Pemberian Campuran Dedak dan Ampas Tahu
Fermentasi dengan Monascus purpureus terhadap Performa dan
Kualitas Telur Ayam. Padang: Universitas Andalas.
Sosilorini, Tri Eko., dan Sawitri,Erry Manik.
Suhaeni, Neni. 2005. Petunjuk Praktis Ayam Broiler. : Nuansa.
Tamaluddin, Ferry. 2012. Ayam Broiler. Bogor: Penebar Swadaya.
Wowor. Andre R.Y. 2015. Kandungan Protein Kasar,Kalsium, dan Fosfor Tepung
Limbah Udang sebagai Bahan Pakan yang Diolah dengan Asam Asetat
(CH3COOH). Jurnal Zootek 35 (1): 1-9.
Yulvianti, Meri., Ernayati, Widya., Tarsono, dan M. Alfian R. 2015. Pemanfaatan
ampas kelapa sebagai bahan baku tepung kelapatinggi serat dengan
metode Freeze Drying. Jurnal Integrasi Proses 5 (2): 101-107.