Tugas Mba Nunik (Revisi)
Tugas Mba Nunik (Revisi)
KAJIAN PUSTAKA
dimaksud anak usia dini yaitu individu yang berbeda, unik dan mempunyai
stimulus yang tepat sesuai usianya. Mengacu pendapat pada pendapat diatas juga
setiap anak yang memiliki karakteristik yang berbeda,tidak ada yang mengalami
Naional merupakan anak yang usianya berkisar 0-6 tahun. Selanjutnya National
Associatian Education for Young Children (NAEYC) yang dikutp oleh Sofia
Hartanti (2005:7) menyatakan bahwa anak usia dini adalah sekemlompok individu
yang memiliki rentang usia 0-6 tahun san berada dalam prose pertumbuhan dan
indonesia yaitu anak usia 0-6 tahun yang masih memerlukan bimbingan agar
Anak usia dini adalah anak usia 0-6 tahun yang masih memerlukan bimbingan
agar dapat tumbuh secara optima. Anak TK termasuk dalam rentang anak usia
dini pula. Adapun karakteristik anak usia dini menurut Richard D. Kellough
(Sofia Hartanti, 2005:8) yaitu bersifat egosentris,memiliki rasa ingin tahu yang
Anak cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan
kepentingan sendiri. Misalnya : kalau anak ingin meminta sesuatu makan anak
mengabulkan permintaannya.
Rasa ingin tahu itu bermacam macam tergantung, sesuatu apa yang menarik bagi
anak. Dengan adanya rasa ingin tahu yang dimiliki anak maka anak akan
yang dilihat dan didengarnya. Anak akan berusaha mencari tahu tentangaaa
sesuatu yang ingin diketahuinya sampai ia puas dengan jawaban yang ada.
Anak senag dalam melakukan kerja sama untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan.
Anak masih sulit berkonsentrasi pada suatu kegiatan dalam jangka waktu yang
lama. Anak dapat mengalihkan perhatian dari satu kegiatan ke kegiatan yang
lainnya. Tetapi bila kegiatan tersebut menarik bagi anak dan tidak membuat dia
merasa bosan maka konsentrasi pada kegiatan tersebut akan lebih lama.g. Masa
Pada masa ini anak mengalami masa peka untuk tumbuh kembangnya secara
cepat. Montesorri (Sofia Hartati, 2005: 46 47) menyatakan bahwa usia 4,5 tahun
5,5 tahun anak berada pada masa peka membaca. Masa peka harus
dimanfaatkan sebaik-baiknya karena pada masa peka ini tidak akan terulang
(Sofia Hartati, 2005: 47). Masa peka yaitu masa anak mudah dalam menyerap
suatu informasi dari ligkungannya (Suyadi, 2014 : 100). Mengacu pada pendapat
tersebut maka sebaiknya pendidik maupun orang tua menstimulasi anak pada
masa pekanya agar hasilnya dapat optimal. Anak akan lebih cepat menyerap
stimulasi dari lingkungannya, melalui apa yang dilihat,didengar atau dilakukan
dan dirasakan.
Pendapat Carol Seefet dan Barbara A. Wasik (2008: 330-331), bahwa pengertian
mengenali tanda-tanda atau ciri ciri dari tanda aksara dalam tata tulisan yang
mengamati setiap unsur tanda-tanda atau ciri-ciri dalam suatu huruf yang
dikenalnya,kemudian berusaha untuk meniru baik dai bentuk dan bunyi nya.
Menurut Ehri dan Mc Cormack belajar huruf adalah komponen hakiki dari
perkembangan baca tulis. Anak bisa membaca beberapa kata dan mengenal huruf
menyebut huruf pada daftar abjad, dalam daftar membaca tidak mengalami
kesulitan pada diri anak yang tidak mengenal huruf (Carol Seefelt dan Barbara A.
Wasik, 2008 : 331). Ketika anak memulai mengenal huruf huruf abjad maka
satu kata semakin banyak huruf yang dikenal dan disatukan menjadi rangkaian
Burnett menyatakan bahwa mengenal hurf merupakan hal penting bagi anak usia
dini yang didengar dari lingkungannya baik huruf latin,huruf Arab dan lainnya.
Selain pendapat diatas, menurut Slamet Suryanto (2005:165) bagi anak mengenal
huruf bukanlah hal yang mudah. Salah satu penyebabnya adalah karena banyak
huruf yang bentuknya mirip tetapi bacaannya berbeda, seperti D dan B, M dan W,
secara fisik dan psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan yang
mengamati tulisan secara indra visual. Dengan indra visual, anak mengenali dan
bunyi bahasa dalam kombinasi huruf menjadi kata yang bermakna. Proses
diberi makna. Proses ini melibatklan knowledge of the world dalam skemata yang
gudang ingatan (Imam Syafiie, 1999:7). Proses penalaran yang diterima anak
akan merespon informasi,ketika anak secara visual melihat bentuk huruf
kemudian mendengarkan bunyi huruf dengan ciri tertentu maka sangat mudah
perlu diajari membaca karena, a) anak usia balita mudah menyerap informasi
dalam jumlah yang banyak, b) anak balita dapat menangkap informasi dengan
kecepatan luar biasa c) semakin banyak yang diserap semakin banyak yang
diingat d) anak balita mempunyai energi yang luar biasa e)anak usia balita
mempelajari bahasa secara utuh dan belajar hampir sebanyak yang diajarkan.
Dari pernyataan diatas bahwa mengenal huruf adlah penting bagi anak TK
dan perlu diajarkan dengam metode bermain karena merupakan kegiatan yang
Menurut Ika Budi Maryatun (2011:1-2) tahapan membaca anak usia dini dibagi
Anak diberikan gambar, yang dalam satu halaman hanya memuat satu jenis
gambar misalnya gambar ayam, maka gambar tidak boleh dihias dengan jenis
gambar lain. Jika buku, maka buku tersebut hanya berisi gambar,belum tulisan.
kemampuan membaca pada anak usia 4-6 tahun dibagi dalam 5 tahap yakni :
a) Tahap Magic
Pada tahap ini anak belajar tentang guna buku. Anak mulai berfikir bahwa
Anak melihat dirinya sebagai pembaca, mulai yterlihat dalam kegiatan pura-
kata0kata yang sudah dikenal,dapat membaca cerita ulang yang sudah ditulis
dan dapat membaca puisi. Dalm tahap ini anak mulai mengenali alphabet.
d) Tahap Lepas Landas
e) Tahap Independen
Tahapan membaca menurut Mortimer J. Adler dan Charles Van Doren (2007:28-
tingkat prasekolah. Tahap ini dimulai sejak lahir dan biasanya berlanjut
SD. Hasilnya anak menguasai apa yang disebut keterampilan membaca tahap
umum terjadi pada kelas 4SD dan menghasilkan apa yang disebut
4. Tahap literasi kelas 8,9 dan 10, pada tahap anak bisa menjadi pembaca
dewasa, anak hampir bisa membaca semua materi yang relatif sederhana.
Pada penelitian ini baru pada tahap mengenal bentuk huruf dengan meraba.
Objek yang diteliti adalah anak TK atau masih usia prasekolah maka
minimum anak bisa menyerap dan mengingat kata dan hruuf pembentuknya.
kata sambung.
berbicara dan dengan bahasa yang benar. Metode pengembangan bahasa yang
Nurbiana Dhieni (2007:97) berpendapat bahwa usia 4-5 tahun anak sudah
hubungan antara bahasa lisan dengan tulisan (pra membaca). Anak usia 4-5
tahun penerapan bahasa dan tata bahasa vocabulary : 1400 1600 (Enny
Zubaidah,2003:22).
Perkembangan kemampuan berbahasa pada anak usia dini dengan cara
membantu anak secara cepat dalam mengenal huruf huruf, kata kata dan
C. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang berarti tengah, perantara,
bentuk dan saluran dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan
Menurut Gerlach dan Ely bahwa media secara garis besar adalah
(Azhar Arsyad : 2002 :3). Mengacu pada pendapat tersebut media adalah alat
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Arif S Sadiman
Media instruksi atau media pembelajaran selalu terdiri dari dua unsur pokok
yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang
unsur perangkat keras adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk
sebagai mdia pembelajaram jika sudah memenuhi dua unsur tersebut (Baddru
Zaman dkk,2008:45).
segala sesuatu dalam lingkungan siswa dan merupakan non personal (bukan
manusia) yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isis pelajaran
pembelajaran sebagai penyalur pesan antara gugru dan siswa agar tujuan
kepada siswa.
Selain itu juga media harus merangsang siswa mengingat apa yang sudah
dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga
2. Manfaat Media
interaksi antara guru dan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih
efektif dan lebih efisien. Tetapi secara khusus ada beberapa mamnfaat media
Fungsi dari media pembelajaran adalah sebagian daya tarik sehingga kegiatan
1. Media sebagai alat komunikasi agar proses belajar mengajar lebih efektif.
pendidikan.
5. Manfaat media pendidikan dalam pembelajaran.
Dalam penelitian ini media berperan penting sebagai daya tarik dalam kegiatan
media maka akan diperoleh hasil optimal,dan pembelajaran akan lebih efektif
dan menyenangkan.
Isi ajaran dan didikan yang ada dalam kurikulum dituangkan oleh guru atau
ruang,waktu dan daya indera, 3) penggunaan media secara tepat dan variasi
dapat mengatasi sikap pasif anak, 4) sifat unik anak dan lingkungan berbeda
penggunaan media untuk memberi perangsang yang sama,mempersamakan
5. Karakteristik media
sangat banyak dan variatif oleh karena itu dalam perkembangannya timbul
Menurut Badru Zaman dkk (2010: 4.17), media pembelajaran dibagi menjadi
tiga kelompok besar yaitu media visual,media audio,dan media audio visual.
Dibawah ini secara singkat diuraikaj keterangan dari masing masing jenis dan
adalah media visual yang dapat dilihat. Jenis media visual ini sering digunakan
oleh guru TK dan lembaga pendidikan anak usia dini untuk membantu
menyampaikan isi dari tema pendidikan yang sedang dipelajari. Media visual
adalah media yang terdiri atas media yang diproyeksikan (projected visual) dan
proyeksi (proyektor) dimana gambar atau tulisan akan nampak pada layar
(screen). Media proyeksi bisa berbentuk media proyeksi diam misalnya gambar
diam (still picture) dan proyeksi gerak misalnya gambar bergerak (motion
picture). Alat proyeksi membutuhkan aliran listrik dan ruangan tertentu yang
suara (sound slide). Pada lembaga PAUD yang ada di perkotaan mampu
didaerah daerah tertentu belum mampu mengadakan media proyeksi ini sebab
Contoh media audio yaitu program kaset suara dan program radio. Penggunaan
media audio untuk anak usia dini untuk melatih keterampilan denganaspek-
media lainnya.
menggunakan media audio untuk anak usia dini menurut Badru Zaman
(2009:4.21) yaitu :
abstrak. Sedangkan anak usia dini masih berfikir konkrit oleh karena itu
2.Media ini perlu perhatian yang lebih dibanding media lainnya,oleh karena itu
untuk anak usia dini dibutuhkan teknik-teknik tertentu yang sesuai dengan
kemampuan anak.
media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa
audio visual penyajian isi tema kepada anak akan semakin lengkap dan
optimal. Media audio juga dapat menggantikan peran tugas dan guru. Dalam
hal ini guru tidak selalu berperan sebagai penyampai materi,karena penyajian
materi bisa diganti oleh media. Peran guru bisa menjadi fasilitator belajar yaitu
memberikan kemudahan bagi anak untuk belajar. Contoh media audio visual
media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media visual yang tidak
diproyeksikan dengan media grafis yaitu berupa media meraba dengan gambar
kartun,komik dan lain lain. Media grafis sering juga disebut dengan media dua
dimensi yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. b) media tiga
dimensi yaitu media dalam bentuk model seperti model padat (solid models),
1990 : 3-4).
Pemilihan media sebaiknya mempertimbangkan kemampuan : a)
mudah seperti membalikkan telapak tangan. Memilih media yang terbaik untuk
mudah memilih media mana yang akan digunakan dalam pembelajaran guna
bahwa anak akan belajar lebih baik jika materi pelajaran disajkian dalam
yang digunakan maka hasil belajarnya semakin tinggi. Selain itu hendaknya
simbol huruf dan gambar,anak dapat meraba huruf media meraba untuk
diterima menjadi arus listrik (implus) dan dialirkan ke otak melalui syaraf
sensor. Otak akan menerima input secara otomatis dan mencari informasi yang
sebelumnya sudah ada di otak untuk mengolah nya dalam memori, sehingga
Bila terdapat kerusakan pada korteks salah satu fungsi (parsial) atau
semua (fungsi total) korteks akan terganggu. Tingkat cedera otak dapat
ketidakmampuan anak.
Fungsi otak normal sudah sangat bergantung pada integrasi dari system
sensorik (resptif) dan system otoric (ekspresif) melalui masing masing jalurnya.
hidupnya melalui jalur sensorik dibagian belakang otak dan sumsum tulang
mengecap.
Alur sensorik dan alur motorik merupakan jalan serah (one way road) yang
Perlu diperhatikan juga bahwa masih ada empat tingkatan permasalahan sensorik
pada anak bisa menjadi batu sandungan dalam perkembangan karakter karena
sudah benar.
gangguan yang belum atau tidak tertangani berubah menjadi gangguan yang
ada bertambah.
dikontrol oleh otak (Slamet Suyatno,2005:89). Baharudin & Esa, N.W (2010 :
yang dibutuhksn (retrival). Ada beberapa istilah supaya dapat memahami teori
Sort Term Memory (STM) bekerja mulai dari otak memperoleh informasi
sampai otak menentukan selesai mengolah informasi itu. Kapasitas sort term
Mengacu pada pendapat tersebut makan anak akan belajar dengan berlatih dan
mengulang informasi yang diterima. Dalam hal ini yaitu anak akan melihat dan
mendengar bunyi suatu huruf dari guru maupun temannya,kemudian anak diberi
seorang anak itu berbeda beda karena dipengaruhi oleh pengetahuan yang telah
anak memiliki persepsi yang sama dengan apa yang dikatakan guru atau tidak.
Informasi yang telah diproses dalam otak dan dianggap penting akan
diabaikan. Long Term Memory (LTM) adalah memori yang disimpan dan dapat
bertahan dalam waktu yang lama (Slamet Suyanto, 2005a : 95). Asri
dalam Long Term Memory (LTM) diasumsikan tidak akan terhapus atau hilang.
Hanya saja terlupakan bila tidak pernah digunakan. Dali Gulo (Sri Rumini : 80)
yang tertuju akan menyaring informasi yang dibutuhkan dan pengulangan akan
(loci=lobus=tempat).
Memory (LTM) ke dalam Short Term Memory (STM). Memori yaitu tertata
dengan baik akan mudah diingat. Salah satu penataan memori yaitu dengan
hal-hal yang menarik perhatian kita saat anak anak masih dapat diingat samapi
modalitas belajar.
dengan teori pemrosesan informasi maka dapat dijelaskan sebagai beriut : anak
melihat konkrit maupun tulisan dan mendengar bunyi hurf,kata maupun kalimat
telah dimiliki anak. Supaya persepsi anak tentang huruf huruf, kata maupun
awal. Informasi informasi yang penting di Short Term Memory (STM) akan
disimpan dalam Long Term Mmeory (LTM) dan diingat maka informasi
tersebut harus emnarik perhatian anak dan dapat diulang-ulang. Pada penelitian
tekstur dari lembut,kasar sangat menarik bagi anak karena dapat diraba,disentuh