TINJAUAN TEORI
A. Definisi
B. Etiologi
VIRUS
Cytomegalovirus
Herpes simpleks
1-3 bulan BAKTERI
Chlamydia Trachomatis
Sterptococcus Pneumoniae
VIRUS VIRUS
Virus Influenza
Virus Parainfluenza
Rhinovirus
5 tahun BAKTERI VIRUS
keatas
Chlamydia Pneumonia Adenovirus
H. Influenza Rhinovirus
Parainfluenza Virus
Influenza Virus
D. Patofisiologi Bronkopneumonia
1. Otitis media
Terjadi apabila anak yang mengalami bronkopnemonia tidak
segera diobati sehingga jumlah sputum menjadi berlebih dan akan
masuk ke dalam tuba eustaci sehingga menghalangi masuknya
udara ke telinga tengah.
2. Bronkiektase
Hal ini terjadi akibat bronkus mengalami kerusakan dan timbul
fibrosis juga terdapat pelebaran bronkus akibat tumpukan nanah.
3. Abses Paru
Rongga bronkus terlalu banyak cairan akibat dari infeksi bakteri
dalam paru paru.
4. Empiema
Anak yang mengalami bronkopneumonia, paru parunya
mengalami infeksi akibat bakteri maupun virus sehingga rongga
pleuranya berisi nanah.
F. Penatalaksanaan
G. Pencegahan Bronkopneumonia
A. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
Sebagian besar keluhan utama bronkopneumonia adalah sesak nafas.
Sesak nafas yang muncul akibat dari adanya
eksudat yang menyebabkan sumbatan pada lumen bronkus.
c. Riwayat Penyakit
2. Pertumbuhan
6. Riwayat Imunisasi
9. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik head to toe pada anak dengan bronkopneumonia
1. Kepala
Bentuk kepala
Warna rambut
Distribusi rambut
Ada lesi atau tidak
Kebersihan rambut
2. Mata
Sclera berwarna merah (ada peningkatan suhu tubuh)
Kaji reflek cahaya
Konjungtiva anemis atau tidak
Pergerakan bola mata
3. Telinga
Simetris atau tidak
Kebersihan
Tes pendengaran
4. Hidung
Ada polip atau tidak
Nyeri tekan
Kebersihan pernafasan cuping hidung
Fungsi penciuman
5. Mulut
Warna bibir
Mukosa bibir kering (meningkatnya suhu tubuh)
Reflek menghisap
Reflek menelan
6. Paru-paru
Inspeksi: irama nafas tidak teratur, pernafasan dangkal,
penggunaan otot bantu pernafasan
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Perkusi: sonor
Auskultasi: suara paru ronchi
7. Jantung
Inspeksi: tidak ada pembesaran pada dada sebelah kiri
Perkusi: suara jantung terdengar redup
Auskultasi: nada S1, S2 dan lub dup
8. Abdomen
Inspeksi: bentuk, lesi
Palpasi: splenomegali, hepatomegali, nyeri tekan, tirgor kulit <3
detik
Perkusi: suara abdomen timpani
Auskultasi: bising usus meningkat (normal 4-9x/menit)
9. Ekstermitas
Pergerakan sendi terbatas (nyeri sendi)
Kelelahan (malaise)
Kelemahan
CTR <2 detik
10. Genetalia
Kelengkapan (laki-laki: penis, skrotum; perempuan: labia minora,
labia mayoa. Klitoris)
Fungsi BAB
Fungsi BAK
10. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto polos : ditemukan adanya infeksi di paru dan status pulmoner
2. Nilai analisa gas darah: untuk mengetahui status kardiopulmoner
yang berhubungan dengan oksigenasi
3. Hitung darah lengkap dan hitung jenis: ditemukan adanya proses
inflamasi
4. Pewarnaan gram: untuk seleksi awal anti mikroba
5. Tes kulit untuk tuberkulin: untuk mengesampingkan kemungkinan
terjadi tuberkulosis jika anak tidak berespon terhadap pengobatan
6. Jumlah lekosit: terjadi lekositosis pada pneumonia bacterial.
pemeriksaan laborat didapatkan leukosit meningkat mencapai
15.00-40.000/cm3, urine biasanya lebih tua dan terdapat
albuminuria ringan dan pada analisa gas darah tepi menunjukkan
asidosis metabolic dengan atau beberapa lobus
7. Tes fungsi paru: digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru,
menetapkan luas dan beratnya penyakit dan membantu
memperbaiki keadaan
8. Spirometri statik digunakan untuk mengkaji jumlah udara yang
diinspirasi
9. Kultur darah spesimen darah untuk menetapkan agen penyebab
seperti virus
11. Keadaan Umum
Suhu :
Nadi :
RR :
13. Diagnosa
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan produksi sputum
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membran alveolar kapiler
4. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan demam,
menurunnya intake dan tachipnea
5. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi
berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.
Airway Management
b. Posisikan pasien
untuk memaksimalkan
ventilasi
c. Identifikasi pasien
perlunya pemasangan
alat jalan nafas buatan
e. Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
f. Keluarkan sekret
dengan batuk atau
suction
g. Auskultasi suara
nafas, catat adanya suara
tambahan
h. Lakukan suction
pada mayo
i. Berikan
bronkodilator bila perlu
j. Berikan pelembab
udara Kassa basah NaCl
Lembab
l. Monitor respirasi
dan status O2
Terapi Oksigen
a. Bersihkan mulut,
hidung dan secret trakea
b. Pertahankan jalan
nafas yang paten
c. Atur peralatan
oksigenasi
d. Monitor aliran
oksigen
e. Pertahankan posisi
pasien
f. Onservasi adanya
tanda tanda hipoventilasi
g. Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
b. Catat adanya
fluktuasi tekanan darah
c. Monitor VS saat
pasien berbaring, duduk,
atau berdiri
d. Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
g. Monitor frekuensi
dan irama pernapasan
i. Monitor pola
pernapasan abnormal
j. Monitor suhu,
warna, dan kelembaban
kulit
k. Monitor sianosis
perifer
l. Monitor adanya
cushing triad (tekanan
nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
m. Identifikasi penyebab
dari perubahan vital sign
a.
c. Identifikasi pasien
Mendemonstrasikan
perlunya pemasangan
peningkatan
alat jalan nafas buatan
ventilasi dan
oksigenasi yang d. Pasang mayo bila
adekuat perlu
Respiratory Monitoring
b. Catat pergerakan
dada,amati kesimetrisan,
penggunaan otot
tambahan, retraksi otot
supraclavicular dan
intercostal
f. Monitor kelelahan
otot diagfragma (gerakan
paradoksis)
g. Auskultasi suara
nafas, catat area
penurunan / tidak adanya
ventilasi dan suara
tambahan
h. Tentukan kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi crakles
dan ronkhi pada jalan
napas utama
i. auskultasi suara
paru setelah tindakan
untuk mengetahui
hasilnya
h. Akral hangat
h. Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan harian.
i. Monitor jumlah
nutrisi dan kandungan
kalori
j. Berikan informasi
tentang kebutuhan nutrisi
k. Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam
batas normal
b. Monitor adanya
penurunan berat badan
d. Monitor interaksi
anak atau orangtua
selama makan
e. Monitor lingkungan
selama makan
f. Jadwalkan
pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
i. Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
k. Monitor kadar
albumin, total protein, Hb,
dan kadar Ht
l. Monitor makanan
kesukaan
m. Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
n. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
p. Catat adanya
edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan
cavitas oral.
Pasien mampu:
1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada pursed lips)
2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara
nafas abnormal)
3. Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat
menghambat jalan nafas
4. Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi,
pernafasan)
5. Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress
pernafasan
6. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
7. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan
secara benar
8. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan Anak