Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, dan balita adalah perawatan yang diberikan oleh
bidan pada bayi baru lahir, bayi, dan balita. Neonatus, bayi, dan balita dengan masalah adalah
suatu penyimpangan yang dapat menyebabkan gangguan pada neonatus, bayi dan balita.
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal merupakan
periode yang paling kritis. Maka dari itu diperlukan pemantauan pada bayi baru lahir. Tujuan
pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan
identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan
penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan. Adapun masalah yang lazim terjadi
pada Neonatus dan Bayi Baru Lahir diantaranya ada furunkel(bisulan), milliariasis, diare
yang selanjutnya akan dibahas padah pembahasan di bawah ini.

Dengan pemantauan neonatal dan bayi kita dapat segera mengetahui masalah-masalah
yang terjadi pada bayi. Sehingga dapat diketahui tanda dan gejala, bagaimana perkembangan
bibit kuman menjangkit sistem kekebalan tubuh, langkah melakukan penatalaksanaan yang
baik, serta pencegahan terhadap penyakit tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa definisi dari penyakit Furunkel(bisulan), Miliariasis, dan Diare?
b. Apa saja tanda dan gejala dari penyakit Furunkel(bisulan), Miliariasis, dan Diare?
c. Bagaimana proses perkembangan bibit kuman sehingga timbul penyakit
Furunkel(bisulan), Miliariasis, dan Diare?
d. Bagaimana penatalaksanaan dan pencegahan dari penyakit Furunkel(bisulan),
Miliariasis, dan Diare?

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui definisi dari penyakit Furunkel(bisulan), Miliariasis, dan Diare

b. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari penyakit Furunkel(bisulan), Miliariasis, dan
Diare

1|Page
c. Untuk mengetahui dan memahami proses perkembangan bibit kuman sehingga timbul
penyakit Furunkel(bisulan), Miliariasis, dan Diare

d. Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan dan pencegahan dari penyakit


Furunkel(bisulan), Miliariasis, dan Diare

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Diare
A. Definisi

2|Page
Diare adalah Buang Air Besar yang sering. Diare akut terjadi secara tiba-tiba dan
berkurang 1 hingga beberapa hari. Diare akut paling sering disebabkan oleh virus
gastroenteritis, dimana khususnya kalau muntah menyertai diare. Biasanya, muntah terjadi
diawal sakitnya dan lalu berangsur-angsur berkurang, sedangkan diare terus terjadi. Diare
akut juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit, infeksi ditempat lain pada badan,
seperi infeksi telinga atau saluran pernafasan dan sebagai akibat sampingan dari penggunaan
antibiotika. Diare akut adalah perlu diperhatikan karena bisa menyebabkan dehidrasi.

Bayi baru lahir biasanya melakukan buang air besar sebanyak 4-6 kali perhari. Bayi yang
mendapatkan ASI cenderung sering mengeluarkan tinja berbusa, terutama jika belum
mendapatkan makanan padat. Yang perlu mendapatkan perhatian adalah jika bayi memiliki
nafsu makan yang jelek, muntah, berat badannya menurun, berat badannya tidak bertambahn
atau tinjanya mengandung darah. Infeksi bakteri atau virus bisa menyebabkan diare hebat.
Diare akut pada bayi paling sering disebabkan oleh infeksi.

B. Klasifikasi

1. Diare dehidrasi berat jika terdapat tanda, seperti letargi atau mengantuk atau tidak
sadar, mata cekung, dan turgor kulit jelek.
2. Diare dengan dehidrasi sedang atau ringan juka ditemukan tanda, seperti gelisah atau
rewel, mata cekung, serta turgor kulit jelek
3. Diare tanpa dehidrasi juka hanya ada salah satu tanda dehidrasi berat atau ringan.
4. Diare persiten jika pada bayi terjadi diare sudah lebih dari 14 hari.
5. Disentri juka diare disertai darah pada feses dan tidak ada tanda gangguan seluran
pencernaan

C. Epidemiologi

Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama morbiditas pada anak di seluruh
dunia yang menyebabkan satu billion kejadian sakitdan 3-5 juta kematian setiap tahunnya. di
amerika serikat 20-35 juta ke jadian diare terjadi setiap tahunnya. pada 16,5 juta aanak
sebelum usia 5 tahun, menghasilkan 2,1-3,7 juta kunjungan dokter, 220.000 penginapan
dirumah sakit, 924.000 hari rumah sakit dan 400-500 kematian. Mekanisme penularan utama
untuk patogem diare adalah tinja-mulut, dengan makanan dan air yang merupakan penghantar

3|Page
untuk kebanyakan kejadian. Enteropatogen yang infeksius pada pasukan (inoculum) yang
sedikit (shingella, virus enteric, giardia lambia, cryptosporidium dan mungkin eschericia coli)
dapat dilutarkan dengan kontak dari orang ke orang. Faktor-faktor yang menambah
kerentanan terhadap infeksi dengan enteropatogen adalah umur muda, defisiensi imun,
campak, malnutrisi perjalanan ke daerah endemic, kekurangan ASI , pemanjanan terhadap
keadaan sanitasi jelek, makan-makanan atau air yang terkontaminasi, tingkat pendidikan ibu,
dan pengunjung pusat perawatan harian.

D. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:

a. Gangguan osmotik

Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen
usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.

b. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena
peningkatan isi lumen usus.

c. Gangguan motilitas usus


Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

E. Etiologi
Diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi, malabsorbsi, makanan, dan
psikologi.
4|Page
1. Infeksi
a. Enternal, yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan dan merupakan
penyebab utama terjadinyadiare. Infeksi enternal meliputi:
- Infeksi bakteri: Vibrio, E. Eoli, Salmonella, Shigella campylobacter, Yersinia,
Aeromonas, dan sebagainya.
- Infeksi virus: enterovirus, seperti virus ECHO, coxsackie, poliomyelitis,
adenovirus, rotavirus, astrovirus, dan sebagainya.
- Infeksi parasite: cacing(Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongylodies), protozoa
(Entamoebahistolytica, Giardia lamblia, Trichomonashominis), sertajamur
(Candida albicans).
b. Parenteral, yaitu infeksi infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan,
misalnya otitis media akut (OMA), tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis,
dan sebagainya.

2. Malabsorbsi
a. Karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltose, dan sukrosa) serta
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada anak dan bayi
yang paling berbahaya adalah intoleransi laktosa.
b. Lemak
c. Protein
3. Makanan, misalnya makanan basi, beracun dan alergi.
4. Psikologis, misalnya rasa takut dan cemas.

F. Patogenesis
Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan terjadinya diare adalah sebagai berikut.
1. Gangguan osmotic.
Akibat adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh tubuh akan menyebabkan
tekanan osmotic dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus
untuk mengeluarkan isinya sehingga timbul diare. Gangguan sekresi akibat rangsangan
tertentu, misalnya toksin pada dinding usus yang akan menyebabkan peningkatan sekresi air
dan elektrolit berlebihan ke dalam rongga usus, sehingga akan terjadi peningkatan isi dari
rongga usus dan akhirnya timbulnya diare.
2. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan bagi usus untuk menyerap
makanan yang masuk, sehingga akan timbul diare. Akan tetapi, apabila terjadi keadaan
sebaliknya yaitu penurunan dari peristaltik usus maka akan menyebabkan pertumbuhan
bakteri yang berlebihan di dalam rongga usus sehingga menyebabkan diare juga.

5|Page
G.Tanda dan gejala

Berikut ini adalah tanda dan gejala pada naonatus atau bayi baru lahir yang mengalami
diare :

1. Cengeng menimbulkan penurunan


volume dan tekanan darah,
2. Gelisah
nadi cepat dan kecil,
3. Suhu memningkat peningakatan denyut jantung,
penurunan kesadaran, dan
4. Nafsu makan menurun
diakhiri dengan syok.
5. Feses cair dan berlendir,
8. Berat badan menurun.
kadang jugadisertai adanya
darah. 9. Turgor kulit menurun

6. Anus lecet. 10. Mata dan ubub-ubun cekung

7. Dehidrasi, bila menjadi 11. Selaput lendir dan mulut serta


dehidrasi berat akan kulit menjadi kering.

H. Komplikasi

1. Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit, yang dibagi menjadi:


a. Dehidrasi ringan, apabila terjadi kekurangan cairan<50% BB
b. Dehidrasi sedang, apabila terjadi kekurangan cairan 5-10% BB
c. Dehidrasi berat, apabila terjadi kekurangan cairan> 10-15% BB
2. Hipokalemia dengan gejala yang muncul adalah meteorismus, hipotoniotot,
kelemahan, bradikardia, dan perubahan pada pemeriksaan EKG.
3. Hipoglikemia.
4. Intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat defisiensi enzim laktosa karena kerusakan
vili mukosa usus halus.
5. Kejang.
6. Malnutrisi energy protein karena selain diare dan muntah, biasanya penderita
mengalami kelaparan.

I. Penatalaksanaan

6|Page
Prinsip perawatan diare adalah sebagai berikut:

1. Pemberian cairan (dehidrasi awal dan rumatan)


2. Diaterik (pemberian makanan)
3. Obat-obatan
A. Jumlah cairan yang diberikan adalah 100ml/kgBB/hari sebanyak 1 kali setiap
2 jam, jika diare tanpa dehidrasi. Sebanyak cairan ini diberikan dalam 4 jam
pertama dan sisanya adlibitum.
B. Sesuaikan dengan umur anak:
<2 tahun diberikan gelas,
2-6 tahun diberikan 1 gelas,
.> 6 tahun diberikan 400 cc (2 gelas)
C. Apabila dehidrasi ringan dan diarenya 4 kali sehari, maka diberikan cairan 25-
100ml/kg/BB dalam sehari atau setiap jam 2 kali.
D. Oralit diberikan sebanyak kurang lebih 100ml/kg/BB setiap 4-6 jam pada
kasus dehidrasi ringan sampai berat.
Beberapa cara untuk membuat cairan rumah tangga (cairan RT)
Larutan gula garam: 1 sendok teh gula pasir + sendok teh garam halus + 1 gelas
air masak atau air teh hangat.
Air tajin (2 liter +5 g garam).
1) Cara tradisional
3 liter air + 100 gr atau 6 sendok makan beras dimasak selama 45-60 menit.
2) Cara biasa
2 liter air + 100 gr tepung beras + 5 gr garam dimasak mendidih.
4. Teruskan pemberian ASI karena bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh
anak.

J. Asuhan Bidan sesuai Kewenangan

Kewenangan bidan pada penyakit Diare ditentukan berdasarkan klasifikasi diare.

No Klasifikasi Tindakan/Pengobatan

7|Page
1 Diare Dehidrasi Berat a. Tangani sesuai Rencana Terapi C
b. Jika bayi memiliki klasifikasi lain yang
membutuhkan rujukan segera :
- Rujuk segera setelah memenuhi syarat rujukan dan
selama perjalanan berikan larutan oralit sedikit
demi sedikit
- Nasihati agar ASI tetap diberikan jika
memungkinkan
- Cegah agar gula darah tidak menurun
- Nasihati cara menjaga bayi tetap hangat selama
perjalanan
2 Diare Dehidrasi a. Jika bayi tidak memiliki klasifikasi berat lain,
Ringan/Sedang tangani sesuai Rencana Terapi B
b. Jika bayi juga memiliki klasifikasi berat lain
- Rujuk segera dan selama perjalanan beri larutan
oralit
- Nasihati agar ASI tetap diberikan jika
memungkinkan
- Cegah agar gula darah tidak menurun
- Nasihati cara menjaga agar bayi tetap hangat
selama perjalanan
c. Lakukan asuham dasar bayi muda
d. Nasihati kapan kembali segera
e. Kunjungan ulang 2 hari
3 Diare Tanpa Dehidrasi a. Tangani sesuai Rencana Terapi A
b. Nasihati kapan kembali segera
c. Lakukan asuhan dasar bayi muda
d. Kunjungan ulang 2 hari

2.2 Miliariasis
A. Pengertian
Milia adalah bercak putih kecil dan keras seperti jerawat pada hidung bayi baru lahir.
Dapat pula muncul di dagu dan dahi. Milia berasal dari sumbatan kelenjar minyak dan dapat
menghilang sendiri. Milia adalah kista kecil seperti mutiara pada wajah pada anak yang baru
lahir disebabkan oleh pengeluaran pertama pada kelenjar minyak anak. Seperti jerawat bayi
baru lahir, milia tidak memerlukan pengobatan dan segera hilang setelah lahir. Bila terdapat
di mulut dan gusi disebut epstein pearls.
B. Epidemiologi

Umumnya, miliaria terdapat pada bayi juga anak-anak. Namun, seiring dengan
pertumbuhan anak, kemungkinannya berkurang sehingga hanya sekitar 40% dewasa yang
8|Page
mempunyai kecenderungan untuk terkena miliaria. Hal ini tampaknya mencerminkan
peningkatan kekuatan stuktur dari saluran ekrin berdasarkan umur, sehingga disamping
perkembangan dari penutupan pori dan anhidrosis, ruptur saluran gagal terjadi dan tidak
terdapat bentuk vesikel dari miliaria. Di dalam kondisi tropis yang ekstrim dan kronik,
jumlah dari orang dewasa yang kemungkinan terkena miliaria terbukti meningkat dari 70%
menjadi 90%, dan lebih dari 40% pada kondisi panas yang sedang. Pada penelitian
menjelasakan miliaria profunda biasanya terjadi sangat singkat dan menghilang sangat cepat
dalam waktu beberapa jam, tidak cukup tampak terlihat dan laporan kasus yang sangat
jarang.

C. Patofisiologi

Patofisiologi terjadinya milliariasis diawali dengan tersumbatnya pori-pori kelenjar


keringat, sehingga pengeluaran keringat tertahan. Tertahannya pengeluaran keringat ini
ditandai dengan adanya vesikel miliar di muara kelenjar keringat lalu disusul dengan
timbulnya radang dan udema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar yang kemudian
diabsorpsi oleh stratum korneum. Milliariasis sering terjadi pada bayi premature karena
proses diferensiasi sel epidermal dan apendiks yang belum sempurna. Kasus milliariasis
terjadi pada 40-50% bayi baru lahir. Muncul pada usia 2-3 bulan pertama dan akan
menghilang dengan sendirinya pada 3-4 minggu kemudian. Terkadang kasus ini menetap
untuk beberapa lama dan dapat menyebar ke daerah sekitarnya.

D. Etiologi

Penyebab terjadinya milliariasis ini adalah udara yang panas dan lembab serta adanya
infeksi bakteri.

E. Klasifikasi dan Tanda Gejala

Ada 2 tipe milliariasis, yaitu milliaria kristalina dan milliaria rubra.

1. Milliaria kristalina

9|Page
Timbul pada pasien yang mengalami peningkatan jumlah keringat, seperti pasien demam,
yang terbaring di temapt tidur. Lesinya berupa vesikel yang sangat superfesial, bentuknya
kecil, dan menyerupai titik embun berukuran 1-2 mm. umumnya, lesi ini timbul setelah
keringat, vesikel mudah pecah karena trauma yang paling ringan, misalnya akibat gesekan
dengan pakaian. Vesikel yang pecah berwarna jernih dan tanpa reaksi peradangan
2. Milliaria rubra
Memiliki gambaran berupa papula vesikel dan eritema disekitarnya. Keringat menembus
kedalam epidermis. Biasanya, disertai rasa gatal dan pedih pada daerah ruam dan daerah
disekitarnya sering juga diikuti dengan infeksi sekunder laininya dan dapat juga
menyebabkan timbulnya impertigo dan furunkel.

F. Penatalaksanaan

Asuhan yang diberikan pada neonatus, bayi, dan balita dengan milliaria bergantung pada
beratnya penyakit dan keluhan yang dialami. Asuhan yang umum diberikan adalah sebagai
berikut.

1. Prinsip asuhan adalah mengurangi penyumbatan keringat dan menghilangkan


sumbatan yang sudah timbul.
2. Jaga kebersihan tubuh bayi

10 | P a g e
3. Upaya untuk menciptakan lingkungan dengan kelembapan yang cukup serta
suhu yang sejuk dan kering, misalnya pasien tinggal diruangan ber-AC atau
didaerah yang sejuk dan kering
4. Gunakan pakaian yang menyerap keringat dan tidak terlalu sempit
5. Segera ganti pakaian yang basah dan kotor
6. Pada milliariaruba dapat diberikan bedalsalisi 2% dengan menambahkan mentol
0,5-2% yang bersifat mendinginkan ruam.

G. Asuhan Bidan sesuai Kewenangan

Berikut ini merupakan peran bidan dalam kasus milliariasis yang ditinjau dari aspek
pelayanan kesehatan promotif, kuratif, rehabilitatif, dan preventif. Diantaranya yaitu:
Pelayanan kesehatan promotif
Memberikan informasi kepada ibu mengenai:
a) Perawatan kulit yang benar dan selalu menjaga kebersihan tubuh bayi.
b) Kebersihan kuku dan tangan anak. Kuku pendek dan bersih sehingga tidak menggores
kulit saat menggaruk.
c) Keringat yang harus segera dikeringkan dan sering mandi. Segera ganti pakaian jika
basah dan kotor.

Pelayanan Kesehatan Preventif


a) Menggunakan pakaian yang tipis dan longgar serta menyerap keringat dan tidak terlalu
sempit.
b) Melakukan perawatan kulit yang benar dan selalu menjaga kebersihan tubuh bayi.
c) Menjaga kebersihan kuku dan tangan anak. Kuku pendek dan bersih sehingga tidak
menggores kulit saat menggaruk
d) Keringat harus segera dikeringkan dan sering mandi. Segera ganti pakaian jika basah dan
kotor.

Pelayanan Kesehatan Kuratif


a) Topikal bisa diberikan bedak atau bedak kocok pendingin dengan bahan antigatal, dapat
ditambah dengan mentol 0,25% sampai 1% kalau gatal. Lanolin anhidrat dan salephidrofilik
bisa menghilangkan sumbatan pori sehingga mempermudah aliran keringat yang normal.
b) Kasus ringan bisa berespon dengan bedak seperti talkum bayi. Bila sangat gatal, pedih,
luka dan timbul bisul akibat infeksi, penderita sebaiknya segera dibawa ke dokter. Dokter

11 | P a g e
akan memberikan obat minum serta krim atau salap bila diperlukan, untuk mengatasi keluhan
tersebut. Dan bila timbul bisul jangan dipijat arena kuman dapat menyebar ke sekitar
sehingga semakin meluas. (Arjatmo Tjoktronegoro dan Hendra Utama, 2000)
c) Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering, anjurkan untuk diberi bedak salicil atau
bedak kocok setelah mandi. Dan bila membasah jangan berikan bedak karena gumpalan yang
terbentuk memperparah sumbatan kelenjar. (Vivian, 2010)

Pelayanan Kesehatan Rehabilitatif


a) Sedapat mungkin mencegah produksi keringat yang berlebihan, dengan cara menghindari
hawa panas dan kelembaban yang berlebihan, misalnya memakai pakaian tipis dan menyerap
keringat, mandi dengan air dingin dan menggunakan sabun. Selama berbagai faktor penyebab
yang berpengaruh dapat diatasi, kekambuhan dapat dihindari.
b) Biang keringat dapat membaik dalam beberapa hari setelah penderita pindah ke
lingkungan yang lebih sejuk, atau ke tempat dengan ventilasi yang lebih baik. (Arjatmo
Tjoktronegoro dan Hendra Utama, 2000)

2.3 Bisulan
A.Pengertian
Bisul (furunkel) adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan jaringan
subkutan di sekitarnya penyebabnya adalah bakteri stafilokokus, tetapi bisa juga disebabkan
oleh bakteri lainnya atau jamur.

Paling sering ditemukan di daerah leher,payudara, wajah dan bokong, akan terasa sangat
nyeri jika timbul disekitar hidung atau telinga atau pada jari jari tangan. Furunkel berawal
sebagai benjolan keres berwarna merah yang mengandung nanah. Lalu benjolan ini akan
berfluktuasi dan tengahnya menjadi putih atau kuning ( membentuk pustula ). Bisul bisa
pecah spontan atau dipecahkan dan mengeluarkan nanahnya, kadang mengandung sedikit
darah.

Bisa di sertai dengan nyeri yang sifatnya ringan sampai sedang. Kulit disekitarnya tampak
kemerahan atau meradang. Kadang disertai demam, lelah dan tidak enak badan. Jika furunkel
sering kambuhan maka keadaannya disebut furunkulosisaannya d

Karbunkel adalanya sekumpulan bisul yang menyebabkan pengelupasan kulit yang luas
serta.jika furunkel sering kambuhan maka keadannya di sebut furunkulosis

12 | P a g e
Karbunkel adalah sekumpulan bisul yang menyebabkan pengelupasan kulit yang luas
serta pembentukan jaringan parut. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus. Pembentukan
dan penyembuhan karbunkel terjadi lebih lambat dibandingkan bisulan tunggal dan bisa
menyebabkan demam serta lelah karena merupakan infeksi yang lebih serius.

Lebih sering terjadi pada pria dan paling banyak ditemukan dileher bagian belakang.
Karbunkel juga cenderung mudah diderita oleh penderita diabetes, gangguan sistem
kekebalan dan dermatitis. Infeksi ini menular , bisa di sebarkan kebagian tubuh lainnya dan
bisa ditularkan ke orang lain. Tidak jarang beberapa orang dalam sebuah rumah menderita
karbunkel pada saat yang sama.

B. Epidemiologi

Tingkat prevalensi dermatitis atopik adalah 10-12% pada anak-anak dan 0,9% pada
orang dewasa. Informasi yang lebih baru memeriksa kunjungan dokter untuk dermatitis
atopik di merika Serikat dari 1997-2004 memperkirakan peningkatan besar dalam kunjungan
kantor untuk dermatitis atopik terjadi. Selain itu, kulit hitam dan Asia mengunjungi lebih
sering untuk dermatitis atopik dibandingkan kulit putih. Perhatikan bahwa peningkatan ini
melibatkan semua penyakit di bawah payung dermatitis atopik dan itu belum mungkin untuk
mengalokasikan jenis telah meningkat begitu pesat. Tingkat prevalensi dermatitis atopik
meningkat, dan dermatitis atopik mempengaruhi 15-30% dari anak-anak dan 2-10% dari
orang dewasa. Angka ini dibandingkan dengan kejadian di negara maju. Di Cina dan Iran,
angka prevalensi sekitar 2-3%. Frekuensi meningkat pada pasien yang berimigrasi ke negara-
negara maju dari negara-negara terbelakang. Gatal terus-menerus dan kehilangan pekerjaan
dalam kehidupan dewasa adalah beban keuangan yang besar. Sejumlah penelitian telah
melaporkan bahwa beban keuangan bagi keluarga dan pemerintah adalah sama dengan
mellitus asma, arthritis, dan diabetes. Pada anak-anak, penyakit ini menyebabkan beban
psikologis yang sangat besar untuk keluarga dan hilangnya hari sekolah. Kematian karena
dermatitis atopik tidak biasa. Kaposi varicelliform (herpeticum eksim) adalah suatu
komplikasi yang diakui dengan baik dermatitis atopik.

C. Patofisiologi

13 | P a g e
Infeksi dimulai dari peradangan pada folikel rambut dikulit (folikulitis) yang
menyebar pada jaringan sekitarnya. Radang pus (nanah) yang dekat sekali dengan kulit
disebut pustula. Pustula ini menyebabkan kulit diatasnya sangat tipis, sehingga pus di dalam
dapat dengan mudah mengalir keluar. Sementara itu, bisulnya (furunkel) sendiri berada pada
daerah kulit yang lebih dalam. Terkadang pus yang berada di dalam bisul diserap sendiri oleh
tubuh, tetapi lebih sering mengalir sendiri melalui lubang yang ada di kulit.
Bakteri stafilokokus aureus umumnya masuk melalui luka, goresan atau robekan pada
kulit. Respon primer host terhadap infeksi stafilokokus aureus adalah mengerahkan sel PMN
ketempat masuknya kuman tersebut untuk melawan infeksi yang terjadi. Sel PMN ini ditarik
ketempat infeksi oleh komponen bakteri seperti formylated peptides atau peptidoglikan dan
sitokolin TNF (tumor necrosis factor) dan IL (interleukin) yang dikeluarkan oleh sel endotel
dan makrofak yang teraktivasi, hal tersebut menyebabkan inflamasi dan terbentuklah pus
(gab sel darah putih, bakteri, dan sel kulit mati).

D. Etiologi

Agen penyebab hamper selalu S. aures yang masuk dikulit perifolikuler yang mengalami
abrasi. Keadaan yang menjadi predisposisi terhadap pembentukan furunkel meliputi obesitas,
hiperhidrosis, maserasi, friksi dan dermatitis sebelumnya. Furunkulosis juga lebih sering pada
individu dengan kadar besi serum yang rendah, diabetes, malnutrisi, infeksi HIV atau
berbagai keadaan imunodefisiensi. Furunkulosis kambuhan sering disertai dengan carriage S.
aureus pada hidung, aksila atau perineum atau kontak dekat dengan seseorang seperti anggota
keluarga yang menjadi pengidap. Bakteri lain atau jamur kadang-kadang dapat menyebabkan
furunkel atau karbunkel; dengan demikian pengecatan Gram dan biarkan pus terindikasi.

1. Iritasi pada kulit

2. Kebersihan kulit yang kurang terjaga

3. Daya tahan tubuh yang rendah

4. Infeksi oleh staphylococcus aureus

Bayi yang lebih beresiko terkena bisul diantaranya ialah bayi yang :

14 | P a g e
- Kurang terjaga kebersihan

Faktor kebersihan memegng peran penting terjadi tidaknya infeksi . Bila lingkungan
kurang bersih, infeksi akan mudah terjadi. Karena itu pada bayi, gejala bisul mudah
dijumpai. Bayi dan anak anak identik dengan dunia eksplorasi dalam bermain, apabila
terkena benda kotor semisal tanah . belum lagi setelah main, anak tidak dicuci tangnnya
. Sehingga akan kebersihan anak dan bayi tak dijaga, akan mempermudah terjadinya
bisul.

Pada dasarnya bisul muncul karena adanya kuman. Orang tua yang tidak menjaga
kebersihan tubuh bayi dan lingkungannya dengan baik, otomatis lebih berpeluang
terpapar kuman peneyebab bisul. Tak heran kalau mereka yang tinggal di pemukiman
padat, di daerah pengungsian dimana faktor kebersihannya terabaikan akan lebih mudah
bisulan . namun harus diingat, walaupun tinggal di tempat yang bersih tapi kalau jarang
dimandikan dan dijaga kebersihan badan bayi dengan sendirinya kuman pun akan
bersarang.

- Sistem imuniti
Badan yang lemah seperti pembawa HIV. Menurunnya daya tahan tubuh bisa
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya kurang gizi, gangguan darah seperti
anemia, mengidap penyakit keganasan seperti kanker, atau penyakit lain seperti
diabetes dan sebagainya. Biasanya faktor pemicu itu tidak muncul sendirian,
melainkan ada beberapa sekaligus misalnya karena selalu berkeringat kemudian
muncul baing keringat. Karena gatal, lalu digaruk ditambah kebersihan jelek dan gizi
rendah, akhirnya menjadi bisul.

- Daerah tropis
Secara geografis Indonesia termasuk daerah tropis. Dimana udaranya panas sehingga
dengan mudah bayi akan berkeringat. Keringat pun bisa menjadi salah satu pemicu
timbulnya bisul. Terutama bisul yang terjadi pada kelenjar keringat.
a. Faktor gizi. Gizi yang kurang juga dapat mempengaruhi timbulnya infeksi. Bila
gizi kurang, berarti daya tahan tubuh menurun, sehingga akan mempermudah
timbulnya infeksi. Terlebih pada bayi, kekebalan tubuhnya kurang dibanding
orang dewasa.

E.Tanda dan Gejala

15 | P a g e
Gejala untuk bisul ini hampir menyamai penyakit kulit lainnya :

a. Nyeri pada daerah ruam


b. Nanah di bagian tengah bisul
c. Kemerahan sekeliling kulit yang terjangkit
d. Biasanya diikuti rasa yang sakit sekali apabila disentuh

Biasanya muncul bintil atau benjol berbentuk kerucut dan bermata atau berbentuk kubah,
dapat disertai rasa demam dan nyeri dan demam karena bisul sudah terinfeksi kuman.
Apabila bisul sudah matang, maka bisul akan pecah dan diikuti keluarnya nanah dan darah
yang menyebar ke area kulit sekitarnya. Jika tidak dibersihkan dengan benar, besar
kemungkinan lokasi yang kena bekas nanah dan darah akan timbul bisul pula sebab bakteri
yang terdapat pada bisul yang pecah tadi bisa menginfeksi lokasi sekitar bisul yang pecah.
Penularan kebagian lain akibat pecahnya bisul itu disebut autoinokulasi.

Apabila menjumpai bayi dengan selulitis atau abses atau bisulan, maka penangannya
sebagai berikut:

a. Jika terdapat daerah yang berfluktuasi, insisi abses dan alirkan pus. Ambil spesimen
pus menggunakan kapas steril, kirim ke laboratorium untuk pemeriksaan kultur dan
sensitifitas. Tutup luka dengan kompres steril, ganti kompres dua kali sehari sampai
bisul sembuh.
b. Berikan kloksasilin atau linkomisin peroral dan nilai keadaan bayi sekali sehari untuk
melihat tanda-tanda perbaikan.
c. Jika selulitas mulai membaik pada hari ke-5 pengobatan, lanjutkan kloksasilin untuk
mengobati 10 hari pengobatan.
d. Jika tidak membaik setelah 5 hari pengobatan, ganti antibiotika sesuai hasil kultur dan
sensitifitas, berikan selama 10 hari berikutnya.Jika memungkinkan lakukan
pemeriksaan kultur.Bila hasil kultur negatif, lanjutkan pemberian kloksasilin atau
sefotaksim dan tambahkan gentamisin selama 10 hari.
e. Amati bayi selama 24 jam setelah antibiotika dihentikan. Jika selama pengamatan
bayi tetap baik, minum dengan baik dan tidak ada masalah yang memerlukan
perawatan dirumah sakit, maka bayi boleh dipulangkan.

16 | P a g e
F.Penatalaksanaan

Asuhan yang diberikan pada neonatus dengan furunkel tergantung dari keadaan penyakit
di dalamnya. Asuhan yang dilakukan diantaranya :
a. Kebanyakan furunkel tidak memerlukan pengobatan dan akan sembuh dengan
sendirinya.
b. Pemeliharaan kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah di
sekitarnya.
c. Pengobatan topical. Lakukan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan
melunakkan nodul. Kompres hangat dapat dilakukan dengan menutup ruam untuk
mencegah penularan ke daerah lainnya.
d. Jangan memijit furunkel terutama di daerah hidung dan bibir atas karena dapat
menyebabkan penyebaran human secara homogen.
e. Bila furunkel terjadi di daerah yang janggal seperti pada hidung atau telinga maka
dapat berkolaborasi dengan dokter untuk insisi.
f. Jika memungkinkan dapat membuka bisul dengan cara :
- Beri penjelasan apa yang akan dilakukan atau inform consent
- Minta seseorang untuk memegangi bayi.
- Ambillah sebuah pisau bedah yang steril dan buka bisul dengan segera pada
puncaknya saja. Kemudian masukkan penjeit dalam luka dan bukalah
penjepitnya. Dengan cara ini akan membuka jalan ke luar untuk nanah tanpa
mengganggu. Sesuatu pisau bedah jangan masuk ke dalam karena dapat
melukai pembuluh darah syaraf.
- Selanjutnya pemberian analgetik, misalnya aspirin atau paracetamol untuk
mengatasi nyeri. Tutuplah luka dengan kain kasa kering, usahakan agar satu
sudut dari kasa dimasukkan agar teteap terbuka, sehingga nanah dapat keluar
- Bersihkan alat-alat
- Pesankan akan ganti perban
g. Terapi antibiotika dan antiseptik diberikan tergantung kepada luas dan beratnya
penyakit . Misalnya dengan pemberian Achromyem 250 mg 3 atau 4x per hari.

17 | P a g e
h. Bila furunkel terjadi secara menetap atau berulang atau dalam jumlah yang
banyak. Maka kenali faktor predisposisi ada diabetes melitus.

G.Asuhan Bidan sesuai Kewenangan

Sebagai seorang bidan, sesuai dengan kewajiban untuk menolong sesama namun
dengan keterbatasan wewenangnya dapat membantu pasien yang mengalami masalah bisulan.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bidan dapat membantu bayi baru lahir maupun bayi
yang mengalami bisul dengan mengompres daerah bisul dengan air hangat selama 20-30
menit, 3-4 kali sehari, untuk meningkatkan sirkulasi darah ke tempat tersebut namun harus
dilakukan dengan bahan dan alat yang higienis. Bidan juga dapat menginformasikan kepada
klien bahwa bisul yang diderita oleh anaknya (bayi baru lahir atau bayi) merupakan gangguan
kulit yang tidak terlalu berbahaya dimana sebagian besar akan sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan namun dengan mempertahankan kebersihan.

Lakukan rujukan apabila :

1. Berlokasi di wajah, anus, lipat paha, atau tulang belakang


2. Menyebabkan demam atau rasa sakit yang berat
3. Mengganggu gerakan anggota tubuh
4. Menyebabkan pembengkakan, garis merah, atau perubahan warna di bagian kulit di
dekatnya
5. Anak mengalami bisul yang tidak mereda setelah penanganan selama seminggu
6. Dialami anak yang diabetes. Periksakan anak segera, bahkan ketika baru
mengalami bisul yang kecil, karena anak lebih rentan mengalami infeksi lanjutan
7. Dialami penderita beberapa kali, dalam waktu yang pendek. Dokter akan mengecek
apakah ada penyakit lain yang mempengaruhi kemampuan tubuh anak dalam
melawan infeksi.

Pencegahan

Menjaga kebersihan kulit dengan sabun cair yang mengandung zat anti bakteri merupakan
cara terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi atau mencegah penularan.

18 | P a g e
Agar bayi tidak mudah bisulan, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Jika bayi mudah berkeringat usahakan agar keringat tersebut segera dikeringkan.
2. Biang keringat yang timbul pada kulit bayi harus dibersihlan dengan handuk basah.
3. Jaga kebersihan tubuh bayi sepanjang hari dengan sering memandikannya jika terlalu
banyak keringat yang keluar.
4. Upayakan lingkungan di sekitar bayi selalu bersih.
5. Ventilasi udara di ruangan bayi harus cukup sehingga ruangan bayi tidak lembab.
6. Jangan kenakan bayi dengan bahan ketat atau dari bahan yang tidak menyerap
keringat.
7. Ganti pakaian bayi dengan segera jika basah atau kotor.
8. Jangan membubuhkan benda pada kulit bayi jika keluar keringat.
9. Usahakan kebutuhan gizi bayi selalu terpenuhi.
10. Pahami penanganannya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

19 | P a g e
Diare adalah Buang Air Besar yang sering. Diare akut terjadi secara tiba-tiba dan
berkurang 1 hingga beberapa hari. Diare akut paling sering disebabkan oleh virus
gastroenteritis, Diare akut juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit, infeksi
ditempat lain pada badan, seperi infeksi telinga atau saluran pernafasan dan sebagai akibat
sampingan dari penggunaan antibiotika. Diare akut adalah perlu diperhatikan karena bisa
menyebabkan dehidrasi.
Milia adalah bercak putih kecil dan keras seperti jerawat pada hidung bayi baru lahir.
Dapat pula muncul di dagu dan dahi. Milia berasal dari sumbatan kelenjar minyak dan dapat
menghilang sendiri. Milia adalah kista kecil seperti mutiara pada wajah pada anak yang baru
lahir disebabkan oleh pengeluaran pertama pada kelenjar minyak anak. Asuhan yang
diberikan pada neonatus, bayi, dan balita dengan milliaria bergantung pada beratnya
penyakit dan keluhan yang dialami misalnya dengan menjaga kesehatan dan kebersihan
tubuh bayi.

Bisul (furunkel) adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan jaringan
subkutan di sekitarnya penyebabnya adalah bakteri stafilokokus, tetapi bisa juga disebabkan
oleh bakteri lainnya atau jamur.Paling sering ditemukan di daerah leher,payudara, wajah dan
bokong, akan terasa sangat nyeri jika timbul disekitar hidung atau telinga atau pada jari jari
tangan.

3.2 Kritik dan Saran


Menurut pembahasan diatas diharapkan pembaca mampu memberikan asuhan kepada
bayi, balita dan anak pra sekolah mengenai penyakit diare, miliaris dan bisul selain itu di
harapkan membaca mengetahui batasan batasan yang harus dilakukan dalam
memberikan pertolongan. Pembaca juga dapat mengetahui tanda dan gejala,
mengantisipasi kejadian penyakit tertentu, serta bidan dapat melaksanakan asuhan sesuai
dengan kewenangan yang telah ditentukan

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.aziz alimul. 2008. Asuhan neonatus bayi dan balita. Jakarta : EGC
Hull, David. 1994. Kesehatan Anak. Jakarta: ARCAN
Nanny Lia Dewi, Vivian, 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika.

20 | P a g e
Nur Muskihatun, Wafi. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya
Octa Dwienda R, SKM., M. Kes, dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nenonatus, Bayi
atau Balita, dan Prasekolah untuk para Bidan. Yogyakarta : Deepublis

Departemen Kesehatan RI. 2008. Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta

http://allergycliniconline.com/

http://documents.tips/documents/miliria-profunda.html

21 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai