Anda di halaman 1dari 9

REFLEKSI KASUS AGUSTUS 2016

NEURODERMATITIS

Oleh :
Amelia Angelin Ligianto

Pembimbing Klinik :
dr. Diany Nurdin, M.Kes., Sp.KK.

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2016
STATUS PASIEN
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
1) Nama pasien : Tn.JM
2) Umur : 47 tahun
3) Jenis Kelamin : Laki-laki
4) Alamat : Kelurahan Layana
5) Agama : Islam
6) Status Pernikahan : Menikah
7) Pekerjaan : Pegawai
8) Tanggal Pemeriksaan: 13 Agustus 2016

II. ANAMNESIS
1) Keluhan utama :
Gatal-gatal pada punggung kaki kiri

2) Riwayat penyakit sekarang :


Pasien datang ke Poliklinik RSUD Undata dengan keluhan gatal pada punggung
kaki kiri yang telah dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya keluhan ini hanya
berupa gatal-gatal dan kemerahan saja yang dirasakan oleh pasien. Karena keluhan
gatal tersebut pasien sering menggaruk tanpa disadari lalu timbul luka pada kulit.
Namun seminggu terakhir pasien merasa bintik-bintik yang muncul menjadi lebih
tebal dari sebelumnya, terkadang ketika pasien sangat kesal dengan keluhan gatal
tersebut pasien mengambil pisau cukur dan mengeruk bagian kaki hingga terkelupas.
Keluhan ini dirasakan terutama pada saat pasien sedang tidak beraktifitas. Pasien
mengaku Jika terkena sinar matahari dan mengonsumsi mie instan maupun telur,
keluhan gatal tersebut bertambah.

3) Riwayat penyakit dahulu :


Pasien telah mengalami penyakit ini selama 2 tahun yang lalu awalnya muncul
pada kedua punggung tangan. Saat ini tidak ada keluhan pada punggung tangan.
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan merupakan pasien dari poliklinik jantung yang
rutin mengkonsumsi obat antihipertensi sejak 3 tahun yang lalu. DM (-).

4) Riwayat penyakit keluarga :


Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit serupa dengan pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Status Generalis
1. Keadaan Umum : Sakit ringan
2. Status Gizi : Baik
3. Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 140/100 mmHg
Nadi : 70 kali/menit
Respirasi : 18 kali/menit
Suhu : Tidak diukur

Status Dermatologis
Ujud Kelainan Kulit: Tampak Papul eritema, regional dorsum pedis sinistra, Simetris,
ekskoriasi.
Lokalisasi : Dorsum pedis
1. Kepala : tidak ada ujud kelainan kulit
2. Leher : tidak ada ujud kelainan kulit
3. Dada : tidak ada ujud kelainan kulit
4. Punggung : tidak ada ujud kelainan kulit
5. Perut : tidak ada ujud kelainan kulit
6. Selangkangan : tidak ada ujud kelainan kulit
7. Ekstremitas Atas : tidak ada ujud kelainan kulit
8. Ekstremitas bawah : Tampak plak hiperpigmentasi sirkumskrip dengan krusta merah
kehitaman serta likenifikasi dan ekskoriasi yang menyebar pada regional dorsum
pedis sinistra.
IV. GAMBAR

Gambar 1. Tampak plak hiperpigmentasi sirkumskrip dengan krusta merah


kehitaman serta likenifikasi dan ekskoriasi yang menyebar pada regional dorsum
pedis sinistra.

V. RESUME
Pasien dengan keluhan utama gatal-gatal pada punggung kaki kiri yang telah dirasakan
sejak 3 bulan yang lalu. Karena keluhan gatal tersebut pasien sering menggaruk tanpa disadari
lalu timbul luka pada kulit. Namun beberapa minggu terakhir pasien merasa bintik-bintik yang
muncul menjadi lebih tebal dari sebelumnya. Keluhan ini dirasakan terutama pada saat pasien
sedang tidak beraktifitas. Pasien mengaku Jika terkena sinar matahari dan mengonsumsi mie
instan maupun telur, keluhan gatal tersebut bertambah. Keluhan tersebut pernah ia alami sejak
2 tahun yang lalu pada kedua punggung tangan, pasien pernah mendapatkan pengobatan
bethametasone namun keluhan gatal tak kunjung sembuh. Pemeriksaan fisisk tekanan darah
140/100. Tampak plak hiperpigmentasi sirkumskrip dengan krusta merah kehitaman serta
likenifikasi dan ekskoriasi yang menyebar pada regional dorsum pedis sinistra.
VI. DIAGNOSA KERJA
Neurodermatitis

VII. DIAGNOSIS BANDING


1. Dermatitis Atopik
2. Psoriasis
3. Liken planus

VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN


Pemeriksaan Darah melihat Eosinofil
Histopatologi

IX. PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
- Menghindari garukan pada daerah yang gatal
- Menghindari stress psikologis
- Menjaga kebersihan kulit dan kelembaban kulit
- Menghindari terik matahari
Medika mentosa
a. Topikal
Clobetasol propionate cream 0,05% 2x/hari selama 2 minggu
b. Sistemik
Cetirizine 1x10mg
Metilprednisolon 2x4mg

X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungtionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia
Quo ad cosmeticam : ad bonam

PEMBAHASAN
Pasien dengan keluhan utama gatal-gatal pada punggung kaki kiri yang telah dirasakan
sejak 3 bulan yang lalu. Karena keluhan gatal tersebut pasien sering menggaruk tanpa disadari
lalu timbul luka pada kulit. Namun beberapa minggu terakhir pasien merasa bintik-bintik yang
muncul menjadi lebih tebal dari sebelumnya. Keluhan ini dirasakan terutama pada saat pasien
sedang tidak beraktifitas. Pasien mengaku Jika terkena sinar matahari dan mengonsumsi mie
instan maupun telur, keluhan gatal tersebut bertambah. Keluhan tersebut pernah ia alami sejak
2 tahun yang lalu, pasien pernah mendapatkan pengobatan bethametasone namun keluhan gatal
tak kunjung sembuh. Pemeriksaan fisisk tekanan darah 140/100. Tampak nodus sirkumskrip
dengan ekskoriasi yang menyebar pada regional dorsum pedis sinistra.Berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan yang telah dilakukan pasien didiagnosis neurodermatitis sirkumskripta.

Nama lain Neurodermatitis sirkumskripta adalah liken simpleks kronikus, istilah yang
pertama kali dipakai oleh Vidal, oleh karena itu juga disebut lien Vidal.[1]
Neurodermatitis merupakan peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai dengan
kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu,
akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik. [1]
Sebagai diagnosis primer, neurodermatitis muncul tanpa diketahui kondisi yang mendasarinya
atau penyebabnya. Sebagai diagnosis sekunder, neurodermatitis disebabkan oleh garukkan
bertahun-tahun karena kondisi lain, umunya karena dermatitis atopik. [2]

Neurodermatitis sirkumskripta tidak biasa terjadi pada anak, tetapi pada usia dewasa ke
atas : puncak insidensi pada usia antara 30 hingga 50 tahun. Wanita lebih sering menderita
daripada pria. Letak lesi dapat timbul dimana saja, tetapi yang biasa di temukan ialah skalp,
tengkuk, samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha bagian
medial, lutut, tungkai bawah lateral, pergelangan kaki bagian depan, dan punggung kaki.
Neurodermatitis didaerah tengkuk (lichen nuchae) umumnya hanya pada wanita, berupa plak
kecil ditengah tengkuk atau dapat meluas hingga ke skalp. Biasanya skuamanya hanya
menyerupai psoriasis.[1] Neurodermatitis sekunder terjadi pada area kulit dengan kondisi
tertentu yang mendasari seperti dermatitis atopik pada fosa antecubital dan popliteal. [2] Sebuah
nodul prurigo adalah istilah yang digunakan untuk papula likenifikasi yang telah berkembang
kronis. Prurigo nodularis sekunder dapat muncul dengan banyak papula likenifikasi luas pada
pasien dengan pruritus menyeluruh karena penyakit sistemik seperti penyakit hati atau ginjal.
[2]
Patofisiologi pasti neurodermatitis tidak diketahui. Menggosok dan menggaruk kulit
dalam waktu yang lama menyebabkan penebalan epidermis dan fibrosis dermis. Stimulasi saraf
kulit kronis diduga mengakibatkan disfungsi saraf; sebuah siklus "gatal-awal" terjadi kemudian
menyebabkan kebutuhan untuk menggaruk daerah yang terkena goresan. [2]

Neurodermatitis ditemukan pada kulit di area yang dapat diakses untuk menggaruk.
Pruritus memprovokasi menggaruk yang menghasilkan lesi klinis, namun patofisiologi yang
mendasari tidak diketahui. Beberapa jenis kulit lebih rentan terhadap likenifikasi, seperti kulit
yang cenderung ke arah kondisi ekzematosa (yaitu, dermatitis atopik, diatesis atopik). Suatu
hubungan mungkin ada antara jaringan saraf pusat dan perifer dengan produk inflamasi sel
dalam persepsi gatal dan perubahan berikutnya pada neurodermatitis. Ketegangan emosional
pada subyek cenderung memainkan peran kunci dalam mendorong sensasi pruritus, mengarah
ke menggaruk yang dapat menjadi kebiasaan. Kemungkinan interaksi antara lesi primer, faktor
psikis, dan intensitas pruritus mempengaruhi luas dan keparahan neurodermatitis. Sebuah studi
kecil melihat neurodermatitis dan penggunaan P-phenylenediamine (PPD) yang terdapat dalam
pewarna rambut, menunjukkan perbaikan klinis yang relevan dalam gejala setelah penghentian
paparan PPD, sehingga memberikan dasar untuk peran sensitisasi dan dermatitis kontak dalam
etiologi neurodermatitis. [3]

Kasus-kasus primer yang umumnya menyebabkan likenifikasi adalah : Psoriasis


merupakan gangguan peradangan kulit yang kronik, dengan karakteristik plak eritematous,
berbatas tegas, berwarna putih keperakan,skuama yang kasar, berlapis-lapis, transparan,
disertai fenomena tetesan lilin, auspitz dan kobner. Llokasi terbanyak ditemukan didaerah
ekstensor. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa hipotesa telah
mendapatkan bahwa penyakit ini bersifat autoimun, dan residif. Peradangan kulit kronis yang
residif disertai gatal, yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak. Sering
berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau
penderita. Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan
likenifikasi, distribusinya di lipatan. Gambaran lesi kulit pada remaja dan dewasa dapat berupa
plak papuler, eritematosa, dan berskuama atau plak likenifikasi yang gatal. Lesi yang pruritis,
erupsi popular yang dikarakteristikkan dengan warna kemerahan berbentuk polygonal, dan
kadang berbatas tegas.Sering ditemukan pada permukaan fleksor dari ekstremital, genitalia dan
membrane mukus.Mirip dengan reaksi mediasi imunologis. Liken planus ditandai dengan
papul-papul yang mempunyai warna dan konfigurasi yang khas. Papul-papul berwarna merah
biru, berskuama, dan berbentuk siku-siku.[3]
Pasien biasanya mengeluh pruritus intensif pada area kulit lokal. Tidur sering terganggu.
Dalam beberapa kasus, menggaruk dan menggosok dalam waktu yang lama menjadi kebiasaan
bawah sadar atau kompulsif. Sebuah plak padat likenifikasi, yang timbul dari pertemuan papula
kecil. Kulit menebal dengan jelas; alur pada kulit (yang tak terlihat pada kulit normal) dapat
dilihat dengan mudah. Ekskoriasi. Biasanya warna kulit merah pudar, hiperpigmentasi coklat
tua atau hitam, terutama di kulit warna. Bulat, oval, linear (searah garukan berikutnya).
Berbatas tegas. Terisolasi lesi tunggal atau beberapa plak. [4]

Secara umum perlu dijelaskan kepada penderita bahwa garukan akan memperburuk
keadaan penyakitnya, oleh karena itu dihindari. Untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan
antipruritus, kortikosteroid, kortikosteroid topikal, atau intralesi, produk ter. Antipruritus dapat
berupa antihistamin efek sedatif (contoh : hidroksizin, difenhidramin, prometazin) atau
tranquilizer. Dapat pula diberikan secara topikal krim doxepin 5% dalam jangka pendek
(maksimum 8 hari). Kortikosteroid yang dipakai biasanya berpotensi kuat, bila perlu ditutup
dengan penutup impermeable; kalau masih tidak berhasil dapat diberikan secara suntikan
intralesi. Salep kortikosteroid dapat pula dikombinasi dengan ter yang mempunyai efek anti
inflamasi. Ada pula yang mengobati dengan UVB dan PUVA. Perlu dicari kemungkinan ada
penyakit yang mendasarinya, bila memang ada harus juga diobati. [1]

Prognosis bergantung pada penyebab pruritus (penyakit yang mendasari), dan status
psikologik penderita. [1]

DAFTAR PUSTAKA
[1]
Djuanda, A. dkk. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keenam.Cetakan Ketiga.
Jakarta: Universitas Indonesia.
[2]
Zaidi Zohra, Lanigan SW. 2010. Dermatology in Clinical Practice; Lichen Simpleks
Chronicus. United Kingdom: Springer Wien New York
[3]
Hogan. J. Daniel. Dkk. 2015. Lichen Simplex Chronicus. Medscape (Serial online).
Diakses pada 16maret 2015 di http://emedicine.medscape.com/article/1123423#showall
[4]
Wolff, Klaus. Dkk. 2013. Fitzpatricks Color Atlas And Synopsis of Clinical
Dermatology. Edisi 7. New York : Mc Graw Hill Education.

Anda mungkin juga menyukai