Anda di halaman 1dari 65

Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan (By:

Setiadi)
Tujuan instruksional :
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan pembaca mampu :
Menjelaskan pengertian pernafasan dengan benar

Menjelaskan fungsi pernafasan dengan benar

Menjelaskan fisiologi saluran pernafasan dengan benar

Menjelaskan saluran pernafasan dengan benar

Menjelaskan rongga hidung dengan benar

Menjelaskan faring dengan benar

Menjelaskan laring dengan benar

Menjelaskan trakea dengan benar

Menjelaskan percabangan bronkus dengan benar

Menjelaskan paru-paru (bronkiolus, alveolus) dengan benar


Menjelaskan proses terjadinya pernafasan dengan benar

Menjelaskan pengaturan dan pengendalian pernafasan dengan benar


Menjelaskan bentuk dari pernafasan dengan benar
Menjelaskan transportasi (pertukaran gas) dengan benar
Menjelaskan volume dan kapasitas parudengan benar
Menjelaskan bentuk dari pernafasan dengan benar
Menjelaskan masalah pernafasan dengan benar
Menjelaskan kecepatan pernafasan dengan benar

Sistem respirasi pada manusia terdiri dari jaringan dan organ tubuh yang merupakan

parameter kesehatan manusia. Jika salah satu sistem respirasi terganggu maka secara sistem lain

yang bekerja dalam tubuh akan terganggu. Hal ini dapat menimbulkan terganggunya proses

homeostasis tubuh dan dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Proses

Pernapasan terdiri dari beberapa proses penting yaitu pada sistem pernapasan, sistem saraf pusat,

serta sistem kardiovaskular . Sistem respirasi berperan untuk menukar udara kepermukaan dalam

paru-paru. Udara masuk dan menetap dalam system pernafasan dan masuk dalam pernafasan.

Sistem saraf pusat memberikan dorongan ritmik dari dalam untuk bernafas, dan secara refleks

merangsang toraks dan otot-otot diafragma, yang akan memberikan tenaga pendorong gerakan

udara. Sistem kardiovaskuler menyediakan pompa, jaringan pembuluh darah yang diperlukan untuk

mengangkut gas-gas antara paru-paru dan sel tubuh. Orang tergantung pada oksigen untuk

hidupnya, kalau tidak mendapatkannya selama lebih dari empat menit akan mengakibatkan

kerusakan pada otak yang tak dapat diperbaiki dan biasanya pasien meninggal. Bila oksigen di dalam

darah tidak mencukupi, warna merahnya hilang dan menjadi kebiru-biruan dan ia disebut menderita

sianosis.
A. Pengertian Pernafasan

Pernafasan juga merupakan peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2 dan
mengeluarkan Co2 sebagai sisa dari oksidasi dari tubuh. Penghisapan udara ke dalam tubuh disebut
proses inspirasi dan menghembuskan udara keluar tubuh disebut proses ekspirasi. Manusia
membutuhkan suplay oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan membuang
kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut. Pertukaran gas antara
oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang
dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang menyediakan kandungan gas
oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan
alat pernapasan dan pada manusia disebut alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai
permukaan untuk tempat pertukaran gas.

Bagan 1. Fisiologi saluran pernafasan

Sisa pembakaran

CO2

O2 diudara

A
Hidung

Seluruh tubuh
R

sampai tingkat sel


A

H
Trachea

Alveoli

Jantung
Pembulu kapiler

alveolus

Pertukaran gas :

Ikatan O2 dengan

Hb & pelepasan

CO2

Ada dua bagian yang mungkin dapat digambarkan dalam pernafasan yaitu :
O2 hidung trachea alveoli pembuluh kapiler alveolus ikatan O2 dengan Hb jantung

seluruh tubuh sampai ke setiap sel.

Co2 membran alveoli kapiler alveoli bronchroli bronchus trakea hidung.

Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang ditarik dari udara masuk ke dalam
darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah secara osmosis. Selanjutnya O2 masuk ke dalam tubuh
melalui kapiler-kapiler vena pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri jantung ke aorta
seluruh tubuh, disini terjadi oksidasi (pembakaran). Sebagai sisa dari pembakaran adalah CO2 dan zat
ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung (serambi kanan) ke bilik kanan dan
dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan paru-paru. Akhirnya dikeluarkan menembus
lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme,
sedangkan sisa dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan melalui traktus urogenitalis dan kulit.

Gambar : 1 saluran fisiologi pernafasan

B. Saluran Pernafasan

Saluran pernafasan dari atas kebawah dapat dirinci sebagai berikut : Rongga hidung, faring, laring,
trakea, percabangan bronkus, paru-paru (bronkiolus, alveolus). Saluran nafas bagian atas adalah
rongga hidung, faring dan laring dan saluran nafas bagian bawah adalah trachea, bronchi, bronchioli
dan percabangannya sampai alveoli. Area konduksi adalah sepanjang saluran nafas berakhir sampai
bronchioli terminalis, tempat lewatnya udara pernapasan, membersihkan, melembabkan &
menyamakan udara dengan suhu tubuh hidung, faring, trakhea, bronkus, bronkiolus terminalis. Area
fungsional atau respirasi adalah mulai bronchioli respiratory sampai alveoli, proses pertukaran udara
dengan darah.
Gambar : 2 saluran fisiologi pernafasan

1. Hidung

Hidung adalah organ indra penciuman. Ujung saraf yang mendeteksi penciuman berada di atap
(langit-langit) hidung di area lempeng kribriformis tulang etmoid dan konka superior. Ujung saraf ini
distimulasi oleh bau di udara. Impuls saraf dihantarkan oleh saraf olfaktorius ke otak di mana sensasi
bau dipersepsikan. Ketika masuk dihidung, udara disaring, dihangatkan, dan dilembabkan. Hal ini
dilakukan oleh sel epitel yang memiliki lapisan mukus sekresi sel goblet dan kelenjar mukosa. Lalu
gerakan silia mendorong lapisan mukus ke posterior didalam rongga hidung dan ke superior saluran
pernapasan bagian bawah menuju faring. Nares anterior adalah saluran-saluran didalam lubang
hidung. Saluran-saluran ini bermuara kedalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum hidung.
Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung
dengan lapisan farink dan selaput.

Pada proses pernafasan secara khusus rongga hidung berfungsi antara lain :
Bekerja sebagai saluran udara pernafasan.

Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung.

Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa


Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernafasan oleh leukosit yang terdapat
dalam selaput lendir atau hidung.

Gambar : 3 saluran pertama (hidung) pada sistem pernafasan

Pada bagian belakang rongga hidung terdapat ruangan yang disebut nasopharing dengan rongga
hidung berhubungan dengan :

Sinus paranasalis, yaitu rongga-rongga pada tulang kranial, yang berhubungan dengan rongga hidung
melalui ostium (lubang). Dan terdapat beberapa sinus paranasalis, sinus maksilaris dan sinus
ethmoidalis yang dekat dengan permukaan dan sinus sphenoidalis dan sinus ethmoidalis yang
terletak lebih dalam.

Duktus nasolacrimalis, yang meyalurkan air mata kedalam hidung.

Tuba eustachius, yang berhubungan dengan ruang telinga bagian tengah.


Gambar : 4 saluran pada sistem pernafasan (sinus)

Jika terjadi influenza atau hidung buntu, maka kemungkinan adalah tertutupnya lubang-lubang
tersebut (sinus paranasalis, duktus nasolacrimalis, tuba eustachius), sehingga dapat menimbulkan
penumpukan cairan dan terjadi radang didalam sinus paranasalis dan ruang telinga tengah akibatnya
bisa terjadi sinusitis, otitis media, keluar air mata, karena duktus nasolacrimalis buntu. Karena itu
pada hidung buntu perlu diberi obat-obatan tetes hidung untuk mengurangi kemungkinan
tertutupnya lubang-lubang tersebut diatas.

2. Faring

Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
oesofagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Bila terjadi radang disebut pharyngitis. saluran faring
rnemiliki panjang 12-14 cm dan memanjang dari dasar tengkorak hingga vertebra servikalis ke-6.
Faring berada di belakang hidung, mulut, dan laring serta lebih lebar di bagian atasnya. Dari sini
partikel halus akan ditelan atau di batukkan keluar. Udara yang telah sampai ke faring telah diatur
kelembapannya sehingga hampir bebas debu, bersuhu mendekati suhu tubuh. Lalu mengalir ke kotak
suara (Laring).
Gambar : 5 saluran pada sistem pernafasan (faring)

Beberapa fungsi faring:

Saluran nafas dan makanan, faring adalah organ yang terlibat dalam sistem pencernaan dan
pernapasan: udara masuk melalui bagian nasal dan oral, sedangkan makanan melalui bagian oral dan
laring.

Penghangat dan pelembab, dengan cara yang sama seperti hidung, udara dihangatkan dan
dilembapkan saat masuk ke faring.

Fungsi bahasa, fungsi faring dalam bahasa adalah dengan bekerja sebagai bilik resonansi untuk suara
yang naik dari laring, faring (bersama sinus) membantu memberikan suara yang khas pada tiap
individu

Fungsi Pengecap, terdapat ujung saraf olfaktorius dari indra pengecap di epitelium oral dan bagian
faringeal.

Fungsi Pendengaran, saluran auditori (pendengaran), memanjang dari nasofaring pada tiap telinga
tengah, memungkinkan udara masuk ke telinga tengah. Pendengaran yang jelas bergantung pada
adanya udara di tekanan atmosfer pada tiap sisi membran timpani.

Fungsi Perlindungan, Jaringan limfatik faring dan tonsil laring menghasilkan antibodi dalam berespon
terhadap antigen, misal mikroba. Tonsil berukuran lebih besar pada anak dan cenderung mengalami
atrofi pada orang dewasa.

Faring terbagi menjadi 3 bagian yaitu nasofaring, orofaring dan laringofaring.

Nasofaring
Bagian nasal faring terletak di belakang hidung dan di atas palatum molle. Pada dinding lateral,
terdapat dua saluran auditori, tiap saluran mengarah ke masing-masing bagian tengah telinga. Pada
dinding posterior, terdapat tonsil faringeal (adenoid), yang terdiri atas jaringan limfoid.
Tonsil paling menonjol pada masa kanak-kanak hingga usia 7 tahun. Selanjutnya, tonsil

mengalami atrofi.

Orofaring

Bagian oral faring terletak di belakang mulut, memanjang dari bagian bawah palatum molle hingga
bagian vertebra servikalis ke-3. Dinding lateral bersatu dengan palatum molle untuk membentuk
lipatan di tiap sisi. Antara tiap pasang lipatan, terdapat kumpulan jaringan limfoid yang disebut tonsil
palatin. Saat menelan, bagian nasal dan oral dipisahkan oleh palaturn molle dan uvula. Uvula (anggur
kecil) adalah prosesus kerucut (conical) kecil yang menjulur kebawah dari bagian tengah tepi bawah
palatum lunak. Amandel palatinum terletak pada kedua sisi orofaring posterior.

Laringofaring

Bagian laringeal faring memanjang dari atas orofaring dan berlanjut ke bawah esofagus, yakni dari
vertebra servikalis ke-3 hingga 6. Mengelilingi mulut esophagus dan laring, yang merupakan gerbang
untuk system respiratorik selanjutnya.

Suplay darah pada faring

kebutuhan darah pada faring disuplai oleh beberapa cabang dari arteri wajah. Aliran balik vena
menuju vena fasialis dan jugularis interna. Faring dipersarafi oleh pleksus faringeal yang dibentuk
oleh saraf vagus dan glosofaringeal (parasimpatik) serta ganglia servikalis superior (simpatik). Faring
dilapisi oleh tiga jaringan yaitu membran mukosa, jaringan fibrosa, dan otot polos.

3. Laring

Terdiri dari rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot-otot yang mengandung pita
suara, selain fonasi laring juga berfungsi sebagai pelindung. Laring berperan untuk pembentukan
suara dan untuk melindungi jalan nafas terhadap masuknya makanan dan cairan. Laring dapat
tersumbat, antara lain oleh benda asing (gumpalan makanan), infeksi (misalnya difteri) dan tumor.
pada waktu menelan, gerakan laring keatas, penutupan glotis (pemisah saluran pernapasan bagian
atas dan bagian bawah) seperti pintu epiglotis yang berbentuk pintu masuk. Jika benda asing masuk
melampaui glotis batuk yang dimiliki laring akan menghalau benda dan sekret keluar dari pernapasan
bagian bawah.
Gambar : 6 saluran pada sistem pernafasan (laring)

Fungsi Laring

Produksi suara, Suara memiliki nada, volume, dan resonansi. Nada suara bergantung pada panjang
dan kerapatan pita suara. Pada saat pubertas, pita suara pria mulai bertambah panjang, sehingga
nada suara pria semakin rendah. volume suara bergantung pada besarnya tekanan pada pita suara
yang digetarkan. Semakin besar tekanan udara ekspirasi, semakin besar getaran pita suara dan
semakin keras suara yang dihasilkan. Resonansi bergantung pada bentuk mulut, posisi lidah dan bibir,
otot wajah, dan udara di paranasal.

Berbicara, berbicara terjadi saat ekspirasi ketika suara yang dihasilkan oleh pita suara dimanipulasi
oleh lidah, pipi, dan bibir.

Pelindung saluran napas bawah, saat menelan, laring bergerak ke atas, menyumbat saluran faring
sehingga engsel epiglotis menutup faring. Hal ini menyebabkan makanan tidak melalui esofagus dan
saluran napas bawah.

Jalan masuk udara, bahwa Laring berfungsi sebagai penghubung jalan napas antara faring dan trakea.

Pelembap, penyaring, dan penghangat, dimana proses ini berlanjut saat udara yang diinspirasi
berjalan melalui laring
Di bagian larynk terdapat beberapa organ yaitu :

Epiglotis, merupakan katup tulang rawan untuk menutup larynx sewaktu orang menelan. Bila waktu
makan kita berbicara (epiglottis terbuka), makanan bisa masuk ke larynx (keslek) dan terbatu-batuk.
Pada saat bernafas epiglotis terbuka tapi pada saat menelan epiglotis menutup laring. Jika masuk ke
laring maka akan batuk dan dibantu bulu-bulu getar silia untuk menyaring debu, kotoran-kotoran.

Jika bernafas melalui mulut udara yang masuk ke paru-paru tak dapat disaring, dilembabkan atau
dihangatkan yang menimbulkan gangguan tubuh dan sel-sel bersilia akan rusak adanya gas beracun
dan dehidrasi.

Pita suara, terdapat dua pita suara yang dapat ditegangkan dan dikendurkan, sehingga lebar sela-sela
antara pita - pita tersebut berubah-ubah sewaktu bernafas dan berbicara. Selama pernafasan pita
suara sedikit terpisah sehingga udara dapat keluar masuk.

Gambar : 7 saluran pada sistem pernafasan (laring)


Gambar : 8 saluran pada sistem pernafasan (laring)

Epiglottis

Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol ke atas di belakang dasar lidah. Epiglottis ini melekat
pada bagian belakang Vertebra cartilago thyroideum.

Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju cartilago arytenoidea,
membentuk batas jalan masuk laring.

Fonasi

Suara dihasilkan oleh vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara yang dihasilkan dimodifikasi oleh
gerakan palatum molle, pipi, lidah, dan bibir, dan resonansi tertentu oleh sinus udara cranialis.

Kebutuhan darah pada laring

Laring diperdarahi oleh arteri laringeal dan dialiri oleh vena tiroid yang bekerja sama dengan vena
jugularis internal. Saraf parasimpatik yang mempersarafi laring disusun oleh saraf laringeal superior
dan laringeal rekurens, yang merupakan cabang dari sarafvagus. Saraf simpatik yang mempersarafi
laring disusun oleh ganglia servikalis. Saraf ini mempersarafi otot laring dan serat sensoris pada
membran yang melapisinya.

4. Trakea

Trakea, merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin kartilago yang terdiri
dari tulang-tulang rawan yang terbentuk seperti C. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas
epitilium bersilia dan sel cangkir. Trakea hanya merupakan suatu pipa penghubung ke bronkus.
Dimana bentuknya seperti sebuah pohon oleh karena itu disebut pohon trakeobronkial. tempat
trakea bercabang menjadi bronkus di sebut karina. di karina menjadi bronkus primer kiri dan kanan,
di mana tiap bronkus menuju ke tiap paru (kiri dan kanan), Karina memiliki banyak saraf dan dapat
menyebabkan bronkospasme dan batuk berat jika dirangsang.
Gambar : 9 saluran pada sistem pernafasan (trakea)

Fungsi trakea :

Penunjang dan menjaga kepatenan, Susunan jaringan kartilago dan elastik menjaga kepatenan jalan
napas dan mencegah obstruksi jalan napas saat kepala dan leher digerakkan. Tidak adanya kartilago
di bagian posterior trakea, memungkinkan trakea berdilatasi dan berkontraksi saat esofagus
mengalami distensi saat menelan. Kartilago mencegah kolapsnya trakea saat tekanan internal kurang
dari tekanan intratoraksik, yaitu saat akhir ekspirasi dengan upaya.

Eskalator mukosiliaris, Eskalator mukosiliaris adalah keselarasan frekuensi gerakan silia membran
mukosa yang teratur yang membawa mukus dengan partikel yang melekat padanya ke atas laring di
mana partikel ini akan ditelan atau dibatukkan

Refleks batuk, Ujung saraf di laring, trakea, dan bronkus peka terhadap iritasi sehingga
membangkitkan impuls saraf yang dihantarkan oleh saraf vagus ke pusat pernapasan di batang otak.
Respons refleks motorik terjadi saat inspirasi dalam yang diikuti oleh penutupan glotis, yakni
penutupan pita suara. Otot napas abdomen kemudian berkontraksi dan dengan tiba-tiba udara
dilepaskan di bawah tekanan, serta mengeluarkan mukus dan/atau benda asing dari mulut

Penghangat, pelembap, dan penyaring, Fungsi ini merupakan kelanjutan dari hidung, walaupun
normalnya, udara sudah jernih saat mencapai trakea
Gambar : 10 saluran pada sistem pernafasan (trakea)

Trakea terdiri atas tiga lapis jaringan yaitu:

Lapisan luar terdiri atas jaringan elastik dan fibrosa yang membungkus kartilago.

Lapisan tengah terdiri atas kartilago dan pita otot polos yang membungkus trakea dalam susunan
helik. Ada sebagian jaringan ikat, mengandung pembuluh darah dan limfe, serta saraf otonom.

Lapisan dalam terdiri atas epitelium kolumnar penyekresi mukus

Kebutuhan darah pada trakea

Arteri yang memperdarahi trakea terutama adalah arteri bronkial dan arteri tiroid inferior. Aliran balik
vena yang memperdarahitrakea adalahvena tiroid inferior yang mengalir menuju vena bronkiosefalik.
Saraf parasimpatik yang mempersarafi trakea adalah saraf laringeal rekurens dan percabangan saraf
vagus lainnya, sedangkan saraf simpatik yang mempersarafi trakea adalah saraf dari ganglia simpatik.
Stimulasi parasimpatik mengonstriksi trakea dan stimulasi simpatik mendilatasi trakea. Pembuluh
limfe bermula dari saluran napas yang mengalir ke nodus limfe yang berada di sekitar trakea dan di
karina, suatu area yang membagi trakea menjadi dua bronkus.

5. Percabangan Bronkus

Bronkus, merupakan percabangan trachea. Setiap bronkus primer bercabang 9 sampai 12 kali untuk
membentuk bronki sekunder dan tersier dengan diameter yang semakin kecil. Struktur mendasar
dari paru-paru adalah percabangan bronchial yang selanjutnya secara berurutan adalah bronki,
bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorik, duktus alveolar, dan alveoli. Dibagian
bronkus masih disebut pernafasan extrapulmonar dan sampai memasuki paru-paru disebut
intrapulmonar.
Gambar : 11 saluran pada sistem pernafasan (bagian percabagan bronkus)

Bronkus utama kanan lebih pendek dan lebar serta hampir vertikal dengan trakea. Sedangkan
bronkus utama kiri lebih panjang dan sempit. Jika satu pipa ET yang menjamin jalan udara menuju ke
bawah, ke bronkus utama kanan, jika tidak tertahan baik pada mulut atau hidung, maka udara tidak
dapat memasuki paru kiri dan menyebabkan kolaps paru (atelekteasis). Namun demikian arah
bronkus utama kanan yang vertikal menyebabkan mudahnya kateter menghisap benda asing. Cabang
Bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus lobaris dan segmentalis. Percabngan ini terus
menjadi kecil sampai akhirnya menjadi bronkiolus terminalis(saluran udara terkecil yang tidak
mengandung alveoli). bronkiolus,tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. hanya otot polos sehingga
ukurannya dapat berubah. Setelah iu terdapat asinus yang merupakan unit fungsional paru, yaitu
tempat pertukaran gas. Asinus (lobulus primer), terdiri dari bronkiolus respiratorius, duktus
alveolaris, sakus alveolaris terminalis (akhir paru) yang menyerupai anggur dipisahkan oleh septum
dari alveolus di dekatnya. Dalam setiap paru terdapat 300 juta alveolus dengan luas permukaan
seluas sebuah lapangan tenis.

Terdapat dua tipe lapisan sel alveolar: Pneumosit tipe I, merupakan lapisan yang menyebar dan
menutupi daerah permukan, Pneumosit tipe II, yang bertanggung jawab pada sekresi surfaktan. Pada
hakekatnya alveolus adalah suatu gelembung gas yang dikelilingi oleh jaringan kapiler sehingga batas
antara cairan dan gas membentuk tegangan permukan yang cenderung mencegah
pengembangan saat inspirasi dan kolaps saat ekspirasi, tetapi dengan adanya lapisan yang terdiri dari
zat lipoprotein (di sebut surfaktan) yang dapat mengurangi tegangan permukaan dan resistensi
terhadap pengembangan pada waktu inspirasi, dan mencegah kolaps alveolus pada waktu ekspirasi.
defisiensi surfaktan merupakan faktor penting pada patogenesis sejumlah penyakit paru. termasuk
sindrom gawat nafas akut (ARDS).

6. Paru-paru

Paru-paru berada dalam rongga torak, yang terkandung dalam susunan tulang-tulang iga dan
letaknya disisi kiri dan kanan mediastinum yaitu struktur blok padat yang berada dibelakang tulang
dada. Paru-paru menutupi jantung, arteri dan vena besar, esofagus dan trakea.

Paru-paru berbentuk seperti spons dan berisi udara dengan pembagaian ruang sebagai berikut :

Paru kanan, memiliki tiga lobus yaitu superior, medius dan inferior.

paru kiri berukuran lebih kecil dari paru kanan yang terdiri dari dua lobus yaitu lobus superior dan
inferior

Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula,
bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa setiap paru-paru
mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat
permukaan/pertukaran gas.
Bronkus

Dua bronkus primer terbentuk oleh trakea yang membentuk percabangan

Bronkus kanan, bronkus ini lebih lebar, lebih pendek, dan lebih vertikal daripada bronkus kiri
sehingga cenderung sering mengalami obstruksi oleh benda asing. Panjangnya sekitar 2,5 cm.
Setelah rnemasuki hilum, bronkus kanan terbagi menjadi tiga cabang, satu untuk tiap lobus. Tiap
cabang kemudian terbagi menjadi banyak cabang kecil.

Bronkus kiri, panjangnya sekitar 5 cm dan lebih sempit daripada bronkus kanan. Setelah sampai di
hilum paru, bronkus terbagi menjadi dua cabang, satu untuk tiap lobus. Tiap cabang kemudian
terbagi menjadi saluran-saluran kecil dalam substansi paru.

Bronkus bercabang sesuai urutan perkembangannya menjadi Bronkiolus, bronkiolus terminal,

bronkiolus respiratorik, duktus alveolus, dan akhirnya, alveoli.


Bronkiolus dan Alveoli Pernapasan

Dalam tiap lobus, jaringan paru lebih lanjut terbagi menjadi selubung halus jaringan ikat, yaitu
lobulus. Tiap lobulus disuplai oleh udara yang berasal dari bronkiolus terminalis, yang lebih lanjut
bercabang menjadi bronkiolus respirarorik, duktus alveolus, dan banyak alveoli (kantong-kantong
udara). Terdapat 150 juta alveoli di paru-paru orang dewasa. Hal ini memungkinkan terjadinya
pertukaran gas. Saat jalan napas bercabang-cabang menjadi bagian yang lebih kecil, dinding jalan
napas menjadi semakin tipis hingga otot dan jaringan ikat lenyap, menyisakan lapisan tunggal sel
epitelium skuamosa sederhana di duktus alveolus dan alveoli. Saluran napas distal ditunjang oleh
jaringan ikat elastik yang longgar di mana terdapar makrofag, fibroblas, saraf, pembuluh darah, dan
pembuluh limfe. Alveoli dikelilingi oleh jaringan kapiler padat. Pertukaran gas di paru (respirasi
eksternal) berlangsung di membran yang disusun oleh dinding alveolar dan dinding kapiler yang
bergabung bersama. Membran ini disebut membran respiratorik. Di antara sel skuamosa terdapat sel
septal yang menyekresi surfaktan, suatu cairan fosfolipid yang mencegah alveoli dari kekeringan.
Selain itu, surfaktan berfungsi mengurangi tekanan dan mencegah dinding aiveolus mengalarni
kolaps saat ekspirasi. Sekresi surfaktan ke saluran napas bawah dan alveoli dimulai saat janin berusia
35 minggu

Pleura

Paru-paru dibungkus oleh pleura yang menempel langsung ke paru, disebut sebagai pleura visceral.
Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga dada dalam. Diantara pleura visceral dan
pleura parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan
pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada

Esofagus
Trakea

Bronkus
Dinding Dada
Pleura Visceralis

( Selaput Paru

dalam )

Pleura Parietalis (

Selaput Paru

Luar )

RONGGA PLEURA

DIAFRAGMA
Pembulu darah yang memperdarahi paru

Trunkus pulmonal terbagi menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri, yang membawa darah yang
miskin oksigen ke tiap paru. Di dalam paru, arteri pulmonalis terbagi menjadi banyak cabang, yang
akhirnya bermuara di jaringan kapiler padat di sekitar dinding alveoli. Dinding alveoli dan kapiler
terdiri atas hanya satu lapisan sel epitelium gepeng. Pertukaran gas antara udara di paru dan darah di
kapiler berlangsung pada dua selaput yang sangat halus (keduanya disebut membran pernapasan).
Kapiler pulmonal bergabung membentuk dua vena pulmonalis di tiap paru. Vena ini keluar dari paru
melalui hilum dan membawa darah yang kaya oksigen ke atrium kiri jantung. Kapiler darah dan
pembuluh darah yang sangat banyak di paru ditunjang oleh jaringan ikat.

Inspirasi dan expirasi

Ada dua hal saat terjadi pernapasan yaitu (1) inspirasi dan (2) ekspirasi. Inspirasi atau menarik napas
adalah proses aktif yang diselengarakan kerja otot. Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada dari
atas sampai ke bawah, yaitu vertikel. Penaikan iga-iga dan sternum, yang ditimbulkan kontraksi otot
interkostalis, meluaskan rongga dada kedua sisi dan dari belakang ke depan. Paru-paru yang bersifat
elastis mengembang untuk mengisi ruang yang membesar itu dan udara ditarik masuk ke dalam
saluran udara. Otot interkostal eksterna diberi peran sebagai otot tambahan, hanya bila inspirasi
menjadi gerak sadar. Ekspirasi, yaitu udara dipaksa keluar oleh pengenduran otot dan karena paru-
paru kempis kembali yang disebabkan sifat elastis paru-paru itu. Gerakan ini adalah proses pasif,
dimana ketika pernapasan sangat kuat, gerakan dada bertambah. Otot leher dan bahu membantu
menarik iga-iga dan sternum ke atas. Otot sebelah belakang dan abdomen juga dibawa bergerak, dan
alae nasi (cuping atau sayap hidung) dapat kembang kempis.

Udara masuk ke paru-paru melalui sistem berupa pipa yang menyempit (bronchi dan bronkiolus)
yang bercabang di kedua belah paru-paru utama (trachea). Pipa tersebut berakhir di gelembung-
gelembung paru-paru (alveoli) yang merupakan kantong udara terakhir dimana oksigen dan
karbondioksida dipindahkan dari tempat dimana darah mengalir. Ada lebih dari 300 juta alveoli di
dalam paru-paru manusia bersifat elastis.Ruang udara tersebut dipelihara dalam keadaan terbuka
oleh bahan kimia surfaktan yang dapat menetralkan kecenderungan alveoli untuk mengempis.

Alveoli paru-paru kantong udara merupakan kantong kecil dan tipis yang melekat erat dengan lapisan
pembuluh darah halus (kapiler) yang mebawa darah yang bebas oksigen (deoxgenated) dari jantung.
Molekul oksigen dapat disaring melalui dinding pembuluh darah tersebut untuk masuk ke aliran
darah. Sama halnya dengan karbondioksida yang dilepaskan dari darah ke dalam kantong udara
untuk dikeluarkan melalui pernapasan, menentukan jumlah oksigen yang masuk ke dalam darah dan
jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari darah.
Oksigen dalam tubuh dapat diatur menurut keperluan. Manusia sangat membutuhkan oksigen dalam
hidupnya, kalau tidak mendapatkan oksigen selama 4 menit akan mengakibatkan kerusakan pada
otak yang tak dapat diperbaiki dan bisa menimbulkan kematian. Kalau penyediaan oksigen berkurang
akan menimbulkan kacau pikiran dan anoksia serebralis, misalnya orang bekerja pada ruangan yang
sempit, tertutup dan lain-lain. Bila oksigen tidak mencukupi maka warna darah merahnya hilang
berganti kebiru-biruan misalnya yang terjadi pada bibir, telinga, lengan, dan kaki yang disebut
sianosis.

C. Rongga Dada

Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada. Rangka dada ini terdiri dari
costae (iga-iga), sternum (tulang dada) tempat sebagian iga-iga menempel di depan, dan vertebra
torakal (tulang belakang) tempat menempelnya iga-iga di bagian belakang. Terdapat otot-otot yang
menempel pada rangka dada yang berfungsi penting sebagai otot pernafasan. Otot-otot yang
berfungsi dalam bernafas.

Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada. Rangka dada ini terdiri dari
costae (iga-iga), sternum (tulang dada) tempat sebagian iga-iga menempel di depan, dan vertebra
torakal (tulang belakang) tempat menempelnya iga-iga di bagian belakang. Terdapat otot-otot yang
menempel pada rangka dada yang berfungsi penting sebagai otot pernafasan.

Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai berikut :

interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masing iga.

sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada).

skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.

interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga.

otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut mendorong diafragma ke atas.
otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.
D. Proses terjadinya Pernafasan

Pernafasan adalah proses inspirasi udara kedalam paru-paru dan ekspirasi udara dari paru-paru
kelingkungan luar tubuh. Inspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah dapat rangsangan dari nervus
pernikus lalu mengkerut datar. Saat ekspirasi otot akan kendor lagi dan dengan demikian rongga dada
menjadi kecil kembali maka udara didorong keluar. Jadi proses respirasi terjadi karena adanya
perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru. Fungsi paru paru adalah sebagai tempat
pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.

Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui hidung dan
mulut pada waktu bernapas; oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat
berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. Oksigen menembus membran ini dan
dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri
ke semua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada
tingkat ini hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen.

Di dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan metabolisme, menembus membran
alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan
keluar melalui hidung dan mulut.

Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasan eksterna :

Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar.
Arus darah melalui paru paru. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam
jumlah tepat dapat mencapai semua bagian tubuh
Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih mudah berdifusi
daripada oksigen
Pefusi, yaitu pernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang telah menjenuhkan
hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) megintari seluruh tubuh dan akhirnya mencapai
kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari

hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung, dan darah menerima, sebagai gantinya, yaitu
karbon dioksida.

Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru menerima jumlah
tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan, lebih banyak darah datang di paru paru membawa
terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka
konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernapasan dalam otak
unutk memperbesar kecepatan dan dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi ini mngeluarkan
CO2 dan memungut lebih banyak O2.

Perubahan perubahan berikut terjadi pada komposisi udara dalam alveoli, yang disebabkan
pernapasan eksterna dan pernapasan interna atau pernapasan jarigan.

Udara (atmosfer) yang di hirup:

-
Nitrogen
79 %
-
Oksigen
20% %
-
Karbon dioksida
0-0,4%

Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembapan atmosfer Udara yang diembuskan:

-
Nitrogen
79%
-
Oksigen
16%
-
Karbon dioksida
4-0,4%

E. Mekanika Pernafasan

Pernapasan memiliki ritme yang teratur dan ritme pernapasan dihasilkan dari pusat pernapasan yang
terletak di pons dan medula oblongata (pneumotaxic center). Kontraksi otot inspirasi akan
menimbulkan tekanan negatif, menyebabkan terjadinya aliran udara dari luar masuk ke dalam paru.
Kedalaman dan frekuensi pernapasan sangat penting karena komponen pernapasan ini akan
membantu mempertahankan homeostasis kadar oksigen, karbon dioksida dan ion H+ dalam darah
arteri.

Struktur saluran napas atas sangat berperan agar udara dapat masuk ke dan keluar dari paru. Saluran
napas atas yang paten sangat tergantung struktur anatomis daerah tersebut. Ukuran konka nasalis
yang besar, lidah atau uvula yang besar, dan palatum molle yang lemah dapat mengobstruksi saluran
napas atas. Otot genioglosus (untuk menjulurkan lidah), serta styloglosus dan hyoglosus (untuk
menarik lidah) mempunyai interaksi kompleks agar jalan napas tetap terbuka.
Kemoreseptor sentral terletak di dalam otak

Badan karotis dan badan kuota Respon terhadap perubahan H+

Difusi ion H+ dari darah ke

Reseptor di paru :

dalam cairan
Pusat Respirasi dalam Otak
menerima sensasi

serebrospinal

peningkatan dan

penurunan volume

Otot respon Mempengaru


Peregangan otot dan tendon, pergerakan sendi, hi vol paru,
peningkatan olahraga laju respirasi,
inspirasi dan
ekspirasi
Faktor tan terhadap reaksi kimia.
Gambar 2 : Skema Mekanisme kimiaw dan Karbondioksida adalah produk
Kontrol Pernafasan i dalam asam dari metabolisme, yang
adalah nya merangsang pusat pernafasan
faktor geraka untuk mengirim keluar impuls saraf
F. Pengaturan dan Pengendalian utama n yang bekerja atas otot pernafasan.
Pernafasan dalam pernaf
penge asan. Latihan menyebabkan peningkatan
Mekanisme pernafasan diatur ndalia Pusat pada jumlah karbondioksida dan
dan dikendalikan oleh 2 faktor n dan pernaf yang dihasilkan oleh kerja otot-otot.
utama yaitu kimiawi dan pengat asan diPeningkatan kadar karbon dioksida
pengendalian oleh saraf. uran sumsu dalam darah, atau peningkatan
frekwe m konsentrasi ion hidrogen (H) darah,
1. Kendali Kimiawi nsi, sangat mempunyai efek kuat yang
kecepa peka langsung pada neuron-neuron
susunan retikular yang serebr frekue sentral
menyebabkan peningkatan ospinal nsi
kecepatan dan kedalaman is dan dan Yaitu neuron yang tereletak
pernafasan dengan peningkatan menye kedala dipermukaan ventral lateral
ekskresi karbon dioksida. babka man medulla. Peningkatan kadar
n respira
Pusat pengendalian ada di penyes si. karbondioksida dalam darah arteri
kemoreseptor yang mendeteksi uaian dan cairan serebrospinalis
perubahan kadar oksigen, yang Kemor merangsang peningkatan
karbondioksida dan ion hydrogen tepat rsepto
dalam darah arteri dan cairan antara r
frekuensi dan kedalaman respirasi. Penurunan kadar oksigen hanya sedikit berpengaruh

pada kemoreseptor sentral.

Kemorseptor perifer

Terletak dibadan aorta dan karotid pada system arteri. Kemoreseptor ini merespon terhadap
perubahan konsentrasi ion oksigen, karbondioksida dan ion hidrogen.

Contoh :

Kalau kita melakukan olahraga maka akan terjadi proses pembakaran didalam tubuh, hal ini
memerlukan oksigen yang sangat besar, maka efek dari kompensasi tubuh adalah dengan jalan
repirasi yang cepat dan dalam untuk menyediakan bahan bakar tersebut, sewaktu kita mulai istirahat
maka tubuh akan kembali normal karena oksigen yang dibutuhkan standart karena pembakaran yang
terjadi tidak terlalu banyak (standart).
2. Kendali syaraf

Pernafasan dikendalikan oleh sel-sel saraf dalam susunan retikularis dibatang, terutama pada
medulla. Sel-sel ini mengirim impuls menuruni medulla spinals, kemudian melalui saraf frenkus ke
diafragma, dan melalui saraf-saraf interkostalis ke otot-otot interkostalis. Jadi pusat pernafasan ialah
suatu pusat otomatik di dalam medula oblongata yang mengeluarkan impuls eferen ke otot
pernafasan impuls aferen yang dirangsang oleh pemekaran gelembung udara,
yang diantarkan oleh saraf vagus kepusat pernafasan didalam medula. Susunan retikularis
mempunyai pola aktivitas saraf dengan irama teratur yang mempertahankan aktivitas berirama dari
otot-otot ini. Irama ini dilengkapi dengan Hering-Breuer yaitu reseptor-reseptor yang regang yang
terdapat pada perenkhim paru-paru yang memancarkan rangsangan ke medula oblongata melalui
vagus, pengembangan paru-paru yang cepat menghambat rangsang respirasi. Reseptor regangan di
jaringan paru mengirim impuls-impuls melalui nervus vagus ke batang otak impuls ini menghambat
inspirasi saat paru-paru dikembangkan, dan merangsang inspirasi bila paru di kempeskan. Selain
nyeri, dan impuls saraf dari gerakan anggota badan, menyebabkan peningkatan pada kecepatan dan
kedalaman pernafasan, karena kerjanya pada susunan retikular.

Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernafasan yang terletak didalam medula oblongata, dan
kalau dirangsang maka pusat itu mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh saraf spinalis ke otot
pernafasan yaitu diafragma dan otot interkostalis. Rangsang ritmis (berirama) pada medula
oblongata menimbulkan pernafasan otomatis. Darah medula oblongata yang berhubungan dengan
pernafasan secara klasik dinamakan pusat pernafasan. Ada 2 kelompok neuron pernafasan, kelompok
sosial yang dekat dengan nukleus traktus solitarius adalah sumber irama yang yang mengendalikan
neuron motoris phrenieus kontralateral. Neuron-neuron ini juga memproyeksikan diri dan
mengendalikan golongan ventral. Golongan ini mempunyai 2 bagian, Bagian kranial dibentuk oleh
neuron-neuron nucleus ambigus yang mempersarafi otot-otot pembantu pernafasan ipsilateral, pada
hakekatnya melalui nervus vagus. Bagian caudal dibentuk oleh neuron-neuron dalam nucleus
retroambigualis yang menyelenggarakan pengendalian inspirasi dan ekspirasi ke neuron-neuron
motoris yang mempersarafi intercostalis. Pernafasan spontan ditimbulkan oleh rangsang yang ritmis
neuron motoris yang mempersafari otot-otot pernafasan. Rangsang ini secara keseluruhan
tergantung pada impuls-impuls saraf otak.

G. Bentuk Dari Pernafasan

Bentuk dari pernafasan secara garis besar dibagi 2 bagian yaitu :

Proses pernafasan pulmonal atau paru-paru ( external )

Ventilasi pulmonar atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar,
apabila ventilasi kurang baik maka pernafasan tidak baik atau terganggu.

Jumlah udara yang mencapai alveoli pada volume pernafasan semenit 6 liter adalah 500 minus 150
ml kali 12 pernafasan/menit atau 4,2 liter/menit.

Pernafasan yang cepat dan dangkal mengakibatkan ventilasi yang lebih sedikit dari pada pernafasan
lambat dan dalam pada volume pernafasan semenit yang sama. Semua proses
ini diatur sehingga darah dari paru-paru menerima jumlah tepat Co2 dan O2. Jika gerak badan lebih
banyak darah dari paru-paru membawa banyak Co2 dan sentrasinya dalam darah arteri bertambah.
Hal ini merangsang pusat pernafasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan dalamnya
pernafasan. Penambahan vertilasi yang baik akan mengeluarkan Co2 dan memungut lebih banyak
O2.

2. Pernafasan jaringan ( interna )

- Ikatan O2 + Hb dari jantung dipompa keseluruh tubuh. Tiap sel mengambil O2 untuk proses
metabolisme dan darah menerima hasil buangan Co2 dari jantung dan paru keluar.

Darah merah (Hemoglobin) yang banyak mengandung oksigen dari seluruh tubuh masuk kedalam
jaringan akhirnya mencapai kapiler, darah mengeluarkan O2 ke dalam jaringan, mengambil Co2
untuk dibawa ke paru-paru dan di paru-paru terjadi pernafasan eksterna.

Pernafasan Tingkat sel

adalah Penggunaan O2 oleh sel-sel tubuh untuk produksi energi dan pelepasan produksi CO2

oleh sel-sel tubuh.

Respirasi

1. Ventilasi

2. Difusi ( pertukaran gas )

3. Transportasi gas

4. Pertukaran gas di jaringan

Gambar 5.8 : Proses pernafasan


H. Transportasi (pertukaran gas)

1. Transportasi Darah paru Jantung & keseluruh tubuh

Penggunaan o2 oleh sel dan pembuangan CO2

Disebarkan
Jantung kanan

keseluruh jaringan

tubuh

Arteri pulmonalis (darah kotor dari jantung )


ke paru-paru
Vena pulmonalis (darah bersih)

Masuk
Kapiler yang

menyentuh dinding

Jantung kiri

alveoli

Pertukaran gas :

O2 diambil
CO2 dilepaskan
O2

O2
CO2
CO2

Atrium Kanan
Atrium Kiri

Atrium
Atrium

O2

kanan
kiri

Sistemik

CO2
O2
Paru

Glukosa + O2 = H2O + CO2 + kalori


Ventrikel

O2
Ventrikel

kanan

kiri

CO2

O2

CO2

O2

CO2
Gambar 5.9 : Pertukaran gas
2. Transpor Oksigen

Oksigen tidak terlalu mudah larut dalam air dan tidak cukup mudah dibawa dalam larutan air
sederhana untuk mempertahankan kehidupan jaringan. Sehingga sekitar 97 % oksigen dalam darah
dibawah eritorit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb), 3 % sisanya larut dalam plasma.
Hemoglobin merupakan kombinasi antara haeme ( suatu ikatan besi-purfirin) dan globin ( suatu
protein ), Hemoglobin berikatan dengan oksigen membentuk oksihemoglobin ( HbO2) .

Setiap molekul dalam keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul
oksigen untuk membentuk oksihemoglobin (HbO2) yang berwarna merah tua. Setiap sel darah
merah mengandung 280 juta molekul hemoglobin dan setiap gram hemoglobin dapat mengikat 1,34
ml oksigen. Dan 100 ml darah rata-rata mengandung 15 gram hemoglobin untuk maksimum 20 ml
O2 per 100 ml darah (15 X 1,34).

Darah arteri secara normal membawa 97 % oksigen, pernafasan dalam atau7 menghirup oksigen
murni tidak dapat memberi peningkatan yang berarti pada kejenuhan hemoglobin dengan oksigen
tetapiu menghirup oksigen murni dapat meningkatkan penghantaran oksigen kedalam jaringan
karena volume oksigen terlarur dalam plasma meningkat.

Dalam darah vena, PO2 mencapai 40 mmhg dan hemoglobin masih 75 % jenuh. Hal ini menunjukkan
darah hanya melepas sekitar seperempat muatan oksigennya saat melewati jaringan. Hal ini
memberikan rentang keamanan yang tinggi jika sewaktu-waktu pernafasan terganggu atau
kebutuhan oksigen jaringan meningkat.
Hb O2

Hb O2

O
2

HB
O

Hb
Hb
Gambar 510 : Pertukaran gas

3. Transpor Karbon dioksida

Didalam jaringan tubuh konsentrasinya relatif tinggi, karbondioksida berkombinasi dengan air dalam
korpus sel darah merah untuk membentuk ion-ion bikarbonat. Bila ion-ion bikarbonat mencapai
paru-paru konsentrasi karbon dioksida relatif rendah, terbentuk kembali karbon dioksida dan air, dan
karbon dioksida dilepaskan sebagai gas. Karbon dioksida yang berdifusi kedalam darah dari jaringan
dibawah keparu-paru melalui cara sebagai berikut sebagian kecil karbon dioksida (7 % - 8%) tetap
terlarut dalam plasma, karbon dioksida yang tersisa bergerak kedalam sel darah merah, dimana 25 %
nya bergabung dalam bentuk reversible yang tidak kuat dengan gugus amino dibagian globin pada
hemoglobin untuk membentuk karbaminohemoglobin.

I. Volume dan kapasitas Paru

Volume udara dalam paru-paru dan kecepatan pertykaran saat inspirasi dan expirasi dapat

diukur melalui spirometer.

Volume

Volume tidal (VT), yaitu volume udara yang masuk dan keluar paru-paru selama ventilasi normal
biasa. Nilai VT pada dewasa normal sekitar 500 ml untuk laki-laki dan 380 ml untuk perempuan.

Volume cadangan inspirasi (VCI), yaitu volume udara extra yang masuk ke paru-paru dengan inspirasi
maximum diatas inspirasi tidal, berkisar 3100 ml pada laki-laki dan 1900 ml pada perempuan.
Volume cadangan expirasi (VCE), yaitu volume extra udara yang dapat dengan kuat dikeluarkan pada
akhir ekspirasi tidal normal. berkisar 1200 ml pada laki-laki dan 800 ml pada perempuan.

Volume residual (VR), yaitu volume udara sisa dalam paru-paru setelah melakukan expirasi kuat.
Rata-rata pada laki-laki sekitar 1200 ml dan pada perempuan 1000 ml. Volume residual penting untuk
kelangsungan aerasi dalam darah saat jeda pernafasan.

Kapasitas

Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah penambahan volume residual dan volume

cadangan expirasi. Kapasitas ini merupakan jumlah udara sisa dalam system respiratorik setelah
ekspirasi normal. Nilai rata-ratanya adalah 2200ml. Jadi nilai (KRF = VR + VCE).

Kapasitas inspirasi (KI), adalah penambahan volume tidal dan volume cadangan inspirasi. Nilai rata-
ratanya adalah 3500 ml. Jadi nilai (KI = VT + VCI)

Kapasitas Vital (KV), yaitu penambahan volume tidal, volume cadangan inspirasi dan volume
cadangan expirasi (KT=VT + VCI + VCE) Nilai rata-ratanya sekitar 4.500 ml.

Kapasitas total paru (KTP) adalah jumlah total udara yang dapat ditampung dalam paru-paru dan
sama dengan kapasitas vital ditambah volume residual (KTP = KV + VR). Nilai rata-ratanya adalah
5.700 ml.
J. Kecepatan Pernafasan

Kecepatan pernafasan pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Jika bernafas dengan normal maka
ekpirasi akan menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar (inspirasi-ekspirasi-
istirahat)

Tabel 5.1 : Kecepatan pernafasan normal

NO
Jenis pernafasan
frekwensi
1
Bayi baru lahir
30-40
2
Dua belas bulan
30
3
Dari dua samapi lima tahun
24
4
Orang dewasa
10-20
K. Masalah Pernafasan

Hipoksia (anoksia)

Adalah defisiensi oksigen karena berkurangnya kadar oksigen dibandingkan kadar normalnya secara
fisiologis dalam jaringan dan organ. Hipoksia dapat terjadi akibat kekurangan oksigen dalam atmosfer,
anemia, gangguan sirkulasi darah, penyakit paru, adanya zat toksik (karbon monoksida atau sianida)

Hiperkapnia

Peningkatan kadar CO2 dalam cairan tubuh dan sering disertai dengan hipoksia. Jika CO2 berlebih
akan meningkatkan respirasi dan konsentrasi ion hydrogen, yang akan menyebabkan asidosis (kadar
asam berlebih)

Hipokapnia

Penurunan kadar CO2 dalam darah, biasanya terjadi akibat hiperventilasi (pernafasan cepat) dan
penghembusan CO2 menyebabkan terjadinya alkalosis (jumlah bikarbonat berlebih)

Asfisia (sufokasi)

Suatu kondisi hipoksia dan hiperkapnia akibat ketidakcukupan ventilasi pulmonar

Dispnea

Kesukaran bernafas, dan berhentinya nafas selama 3 menit (dicekik) sudah bisa menimbulkan
kematian.

Batuk

Batuk dalam bahasa latin disebut tussis adalah refleks yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan sering
berulang-ulang yang bertujuan untuk membantu membersihkan saluran pernapasan dari lendir
besar, iritasi, partikel asing dan mikroba. Batuk merupakan suatu tindakan refleks pada saluran
pernafasan yang digunakan untuk membersihkan saluran udara atas. Batuk merupakan mekanisme
reflex yang sangat penting untuk menjaga jalan nafas tetap terbuka (paten). Dengan cara
menyingkirkan hasil sekresi lendir yang menumpuk pada jalan nafas. Tidak hanya lendir yang akan
disingkirkan oleh reflex batuk tetapi juga gumpalan darah dan benda asing. Namun, sering terdapat
batuk yang tidak bertujuan untuk mengeluarkan lendir maupun benda asing, seperti batuk yang
disebabkan oleh iritasi jalan nafas.Jalan nafas dapat menjadi hiperreaktif sehingga hanya dengan
iritasi sedikit saja sudah dapat menyebabkan reflex batuk.

Mekanisme batuk memerlukan adanya penutupan glotis dan peningkatan tekanan intrathoraks
(sebagai elemen eksplosif). Jika terdapat kelumpuhan pita suara, elemen eksplosif batuk tidak
terjadidan keadaan seperti ini disebut yang berasal dari saluran nafas bawah akan didapati makrofag
alveolar. Jika banyak dijumpai sel skuamosa, dahak diperkirakan berasal dari bagian atas laring.Jika
banyak dijumpai sel polimorfonuklear, mungkin disebabkan oleh infeksi bakteri.
Proses Menelan dan Tersedak

Proses menelan merupakan proses yang kompleks. Setiap unsur yang berperan dalam proses
menelan harus bekerja secara integrasi dan berkesinambungan. Tersedak adalah merupakan
mekanisme pertahanan tubuh untuk mencegah makanan masuk ke paru. Di leher kita ada 2 saluran,
bagian depan itu namanya trachea (tenggorokan) yang merupakan tempat lewatnya udara menuju
paru-paru, dimana saluran ini itu dibentuk oleh tulang rawan. Di bagian belakang dari trachea
(tenggorokkan) terdapat saluran untuk tempat lewatnya makanan disebut esophagus (kerongkongan)
yang menuju lambung. Pada trachea terdapat epiglotis , fungsi epiglotis ini adalah untuk menutup
trakhea pada saat kita menelan makanan.

Kerongkongan sebagai jalan masuknya makanan dan minuman secara anatomis terletak di belakang
tenggorokan (jalan nafas).Kedua saluran ini sama-sama berhubungan dengan lubang hidung maupun
mulut.Agar tidak terjadi salah masuk maka diantara kerongkongan dan tenggorokan terdapat sebuah
katup (epiglottis) yang bergerak secara bergantian menutup tenggorokan dan kerongkongan seperti
layaknya daun pintu.Saat bernafas, katup menutup kerongkongan agar udara menuju tenggorokan,
sedangkan saat menelan makanan, katup menutup tenggorokan agar makanan lewat
kerongkongan.Tersedak dapat terjadi bilamakanan yang seharusnya menuju kerongkongan, malah
menuju ke tenggorokan karena berbagai sebab.

Hiccup (Cegukan)

Hiccups adalah suatu kontraksi involunter, intermiten, spasmodik dari diafragma dan otot
interkostal yang menyebabkan inspirasi mendadak yang berakhir dengan penutupan
mendadak glotis, membuat suara cegukan klasik. Frekuensinya adalah 4-60 cegukan / menit
dengan interval teratur.Kebanyakan episodenya singkat dan swasirna, tetapi kadangkala
cegukan berlangsung beberapa jam, hari atau bahkan lebih. Cegukan didefinisikan sebagai
persisten jika mereka bertahan lebih dari 48 jam dan dinyatakan parah jika mereka bertahan
lebih dari 2 bulan. Pria di atas usia 50 lebih cenderung memiliki cegukan yang parah
dibandingkan dengan perempuan.

Tidak diketahui apakah ada fungsi cegukan. Cegukan ini melibatkan lengung refleks 1) saraf
frenikus, saraf vagus, rantai simpatis 2) mediator pusat dan 3) nervus frenikus saraf, glotis,
dan otot interkostal. Mediator sentral melibatkan pusat-pusat pernapasan, nucleus nervi
frenici, bagian reticular batang otak, dan hipotalamus. Biasanya, cegukan melibatkan satu sisi
diafragma, meninggalkan lebih dari otot interkostal menyebabkan inspirasi mendadak yang
berakhir dengan penutupan mendadak glotis, membuat suara cegukan klasik.Normal tingkat
adalah 4-60 cegukan / menit dengan interval teratur.
Mekanisme Bersin

Berbeda dengan reflex batuk, rangsang yang ada ditangkap oleh reseptor taktil
dihidung.Rangsang kemudian diteruskan ke nervus trigeminus dan dilanjutkan ke pusat
pernafasan di medulla oblongata. Urutan mekanisme reflex sama dengan mekanisme reflex
batuk, namun pada reflex

bersin uvula dikondisikan kebawah, sehingga memungkinkan aliran udara ekspirasi menjadi
kuat dan dapat melalui rongga mulut dan rongga hidung. Reflex bersin bermanfaat untuk
mengeluarkan benda asing yang masuk ke rongga hidung atau saluran pernafasan bagian
bawah. Bersin adalah respon tubuh yang dilakukan oleh membran hidung ketika mendeteksi
adanya bakteri dan kelebihan cairan yang masuk ke dalam hidung, sehingga secara otomatis
tubuh akan menolak bakteri itu. Syaraf-syaraf yang terdapat di hidung dan mata itu
sebenarnya saling bertautan, sehingga pada saat kita bersin, maka secara otomatis mata kita
akan terpejam. Hal ini untuk melindungi saluran air mata dan kapiler darah agar tidak
terkontaminasi oleh bakteri yang keluar dari membran hidung. Pada saat kita bersin, secara
refleks maka otot-otot yang ada di muka kita menegang, dan jantung kita akan berhenti
berdenyut. Setelah selesai bersin maka jantung akan kembali lagi berdenyut alias berdetak
kembali.

Sebenarnya bersin adalah sebuah pertanda bahwa kita ini sehat.Sehat dalam arti mekanisme
tubuh kita berjalan dengan lancar sempurna.Bersin sebagai sebuah reaksi adanya
ketidakberesan dalam saluran pernapasan.Mungkin ada debu atau kotoran dari udara yang
kita hirup yang tidak tersaring dan ikut masuk sehingga tubuh secara spontan bereaksi
mengeluarkan kotoran melalui bersin.

Di dalam hidung, udara yang masuk dihangatkan sampai mendekati suhu tubuh.Kemudian
diberi kandungan air sampai mendekati kejenuhan dan dibersihkan lagi sehingga udara yang
masuk ke paru-paru benar-benar bebas dari benda asing. Bila udara sangat beredebu, sangat
dingin atau mengandung uap atau zat yang merangsang, ujung syaraf dihidung akan
terangsang. Akibatnya refleks bersin segera terjadi untuk membersihkan hidung.
Latihan

Eksperimen ini bertujuan untuk mempelajari organ-organ respiratori serta fungsi fisiologisnya.

A. Jodohkan nama-nama bagian dibawah ini dengan bagian yang ditunjuk pada gambar

.......... Rongga nasal

.......... Sinus

.......... Laring

.......... Sinus

.......... Adenoids

.......... Bronchus kanan

.......... Bronkus kiri

.......... Tonsil

.......... Faring

.......... Sinus

.......... Epiglotis

.......... Esophagus

.......... Paru kanan

.......... Diaphragma

.......... Bronkiole

.......... Alveolus

.......... Vena Pulmonar

.......... Pleura

.......... Cilia

.......... Spasium pleura

.......... Kapiler

.......... Lindah
.......... Rongga oral

.......... Trakea

.......... Tulang rusuk

.......... Mucus
.......... Sel

.......... Arteri pulmonal

.......... Laringofaring
.......... Epiglotis

.......... Tiroid kartilago

.......... Tulang hioid

.......... Rongga nasal

.......... Tonsil nasofaring

.......... Nasofaring

.......... Palatum mole

.......... Krikoid Kartilago


.......... Lindah

.......... Orofaring
.. .... .... S ternokleidoma stoid eus

.......... Musculus scalenus

.......... Interkostalis eksternal

.......... Interkostalis internal

.......... Diafragma

.......... Otot abdominal

B. Identifikasi organ. Pilih struktur respiratori yang cocok dengan keterangan berikut

a.
Alveoli

k.
Palatum keras
b.
Bronchi

l.
Palatum lembut
c.
Bronkhiolus
m.
Rongga pleural
d.
Epiglotis

n.
Rongga nasalis
e.
Kartilago krikoid
o.
Rongga oralis utama
f.
Kartilago tiroid
p.
Tonsil faringealis
g.
Konkhae nasalis
q.
Tonsil lingualis
h.
Laring

r.
Tonsil palatum
i.
Nasofaring
s.
Trakea
j.
Orofaring
t.
Vestibula oralis
.......
1.
Lobus berdaging di rongga nasalis
.......
2.
Pemisah rongga nasalis dari rongga oralis
.......
3.
Rongga antar bibir dan gigi

.......
4.
Tonsil yang terletak pada sisi faring
.......
5.
Tonsil yang terikat ke dasar lidah
.......
6.
Penutup fleksibel kartilago di atas laring
.......
7.
Kartilago adams apple (jakun)

.......
8.
Cincin kartilago laring yang paling bawah
....... 9. Tuba-tuba yang dibentuk oleh percabangan trakea

....... 10. Kantung-kantung udara jaringan paru-paru

....... 11. Rongga antara paru-paru dan dinding toraks

....... 12. Rongga di antara palatum lunak

....... 13. Rongga di antara palatum keras

....... 14. Rongga dekat tonsil palatin

....... 15. Rongga yang berisikan lidah

....... 16. Kotak suara

....... 17. Tuba antara laring dan bronchi

....... 18. Tuba-tuba kecil kearah alveoli

....... 19. Nama lain untuk adenoid

C. Petunjuk: Pilihlah satu jawaban yang tersedia dan hubunganya dengan suatu pertanyaan.
Tiap jawaban hanya satu kali terpilih

Untuk pertanyaan 1-5 :

Tekanan pleura

Volume tidal

Tekanan alveolus

Volume cadangan ekspirasi

Volume sisa

Jumlah udara yang dapat dikeluarkan dengan ekspirasi tidal yang normal, jumlahnya 1100 ml
dinamakan.
Volume udara yang diinspirasikan dan diekspirasikan serta diserap pernapasan normal
jumlahnya 1500 ml.
Volume udara yang masih tersisa di dalam paru-paru setelah
kebanyakan ekspirasi kuat volume ini 1200 disebut.

Tekanan cairan dalam ruangan sempit antara pleura paru-paru


dengan pleura dinding dada dinamakan.

Tekanan bagian dalam alveoli paru saat glotis terbuka dan tidak
ada udara yang mengalir ke dalam maupun ke luar paru-paru

Untuk pertanyaan 6-10 :

Kapasitas inspirasi

Ruang rugi

Kapasitas vital

Pernapasan spontan

Kapasitas total

Pernapasan yang timbul oleh rangsangan ritmis neuron motorik


yang mempengaruhi saraf otot pernapasan di otak dan
tergantung pada rangsangan impuls saraf.

Volume tidal ditambah dengan volume cadangan inspirasi dari


jumlah udara yang dihirup seseorang dinamakan.

Volume cadangan ditambah dengan volume tidal dan volume


cadangan ekspirasi, jumlah udara maksimum yang dikeluarkan
dari paru-paru setelah mengisi secara maksimal dinamakan.

Volume maksimum pengembangan paru-paru dengan usaha


inspirasi yang sebesar-besarnya disebut.
dihirup oleh seseorang dan
tidak
10. Sebagian udara yang
pernah sampai pada daerah pertukaran gas, tetapi tetap

berada dalam saluran napas. Keadaan ini disebut.

Jika memungkinkan minta praktikan pria untuk membuka pakaian atasnya. Minta praktikan
untuk bernapas dengan tenang lalu amati pergerakan dadanya sewaktu inspirasi dan setelah
ekspirasi

Apakah thoraks mengembang dan secara simetris?

....................................................................................................

Apa yang terjadi pada spasi antara tulang iga ?

....................................................................................................

....................................................................................................

Apakah abdomen berperan dalam proses respirasi?..................

Mengapa?

....................................................................................................
Gambar 1.4
E. Efek faktor kimia
(CO2)
1.
Tahan nafas anda selama mungkin setelah pernafasan normal

Waktu :
................. detik
2.
Bernafas dengan cepat selama 2 menit, lalu tahan lagi nafas anda selama mungkin.

Waktu : ..............
detik

Apakah ada perbedaan waktu antara kedua kondisi diatas?

..............................................................................................

Mengapa?

..............................................................................................

..............................................................................................

Bernafas dengan cepat ke dalam kantung plastik selama 2 menit. Perhatikan apakah anda
merasa kehabisan nafas dan ingin sekali untuk menarik nafas kembali?................

Mengapa?

..............................................................................................

..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

Aru W, Sudoyo et al. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi 4.Departemen Ilmu Penyakit
dalam FKUI. Jakarta

Anderson Sylvia Price,.(1996). Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit Jilid I & II. Jakarta: : EGC.
Aragona, C., and Galactorrahea, et.al .(1979). Endocrinology Vol. 3. Jakarta : EGC.

Asih Yasmin,.(1998). Kelenjar Endokrin dan Sistem Persarafan. Jakarta : EGC.

Cambridge Communication Limited, .(1999). Anatomi Fisiologi, Modul SWA Instruksional, Jakarta:

EGC.

Djojodibroto, Darmanto. 2009. Respirologi. Jakarta. Buku Kedokteran EGC Ganong. W,F, .(1981).
Fisiologi Kedokteran, Jakarta: EGC.

Ganong. W,F, .(1995). Review Of Medikal Physiologi , alih bahasa Adji Darma (Fisiologi Kedokteran)
Jakarta: EGC.

Guyton, .(1990). Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta : EGC.

Greber et al. 2006.Buku Saku Dokter Keluarga University of IOWA Edisi 3. Jakarta. Buku Kedokteran
EGC

Joyce L. Kee dan Evelyn R. Hayes,.(1996). Farmakologi Pendekatan Proses keperawatan, Jakarta : EGC

Lutjen, Et al,.(2001). Atlas Foto Anatomi Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia, Jakarta : EGC

Kozier. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep Proses dan Praktek. Edisi 7 Vol. 1. Jakarta.
Buku Kedokteran EGC.

Muttaqin, Arif. 2007. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Pernafasan. Jakarta.
Salemba Medika

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Somantri, Irman. 2007. Keperawatan Medikal Bedah : Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan
Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta. Salemba Medika.

Pearce Evrlyn, .(1973). Anatomi dan Phygology For nurse. Jakarta: PT. Gramedia.

Roger Watson, (1995), Anatomy and Physiology For Nurse, ed. Ke 10, Balliere Tindal : London Santosa
, Andy, A .(1994). Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia. Jakarta : Akper Sint Carolus.

Setiadi, (2004) Fisiologi Manusia Untuk Perawat Surabaya : Akper Hang Tuah

Sloana, Ethel, .(2004) Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : EGC Sobotta, .(2000). Atlas Anantomi Manusia,
Jakaerta : EGC
Sutarmo, Setiaji. V. D. (1990) Buku Kuliah Anatomi Fisiologi, Jakarta : FKUI Syaifuddin, .(2002).
Struktur dan Komponen Tubuh Manusia. Jakarta: EGC Syaifuddin,.(2006). Anatomi Fisiologi Untuk
mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai