Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DEFINISI menyokong terjadinya ruptur plak serta trombosis tersebut. Sel inflamasi tersebut bertanggung
Sindrom koroner akut adalah salah satu manifestasi klinis penyakit jantung koroner jawab terhadap destabilisasi plak melalui perubahan dalam antiadesif dan antikoagulan menjadi
yang utama dan sering mengakibatkan kematian. Sindrom koroner akut terjadi karena terjadinya prokoagulan sel endotelial, yang menghasilkan faktor jaringan dalam monosit sehingga
pengurangan oksigen akut atau subakut dari miokardium. Hal ini terjadi karena robekan plak menyebabkan ruptur plak.
aterosklerotik dan berkaitan dengan adanya proses inflammasi, trombosis, vasokonstriksi dan Endotelium mempunyai peranan homeostasis vaskular yang memproduksi berbagai
embolisasi. Manifestasi sinrdrom koroner akut adalah: zat vasokonstriktor maupun vasodilator lokal. Jika mengalami aterosklerosis maka segera terjadi
1. ST elevasi miokardium infark oklusi total oleh trombus disfungsi endotel (bahkan sebelum terjadinya plak). Disfungsi endotel ini dapat disebabkan
a. STEMI ; infark meningkatnya inaktivasi nitrit oksid (NO) oleh beberapa spesies oksigen reaktif, yakni xanthine
b. Angina variant(angina prinzmetal, arteri coronary spasm), jarang terjadi oxidase, NADH/NADPH (nicotinamide adenine dinucleotide phosphate oxidase), dan
2. Non-elevasi ST sindrom koroner akut oklusi parsial oleh trombus endothelial cell Nitric Oxide Synthase (eNOS). Oksigen reaktif ini dianggap dapat terjadi pada
a. NSTEMI : infark hiperkolesterolemia, diabetes, aterosklerosis, perokok, hipertensi, dan gagal jantung.
b. Unstable angina Fase selanjutnya ialah terjadinya vasokonstriksi arteri koroner akibat disfungsi
2.2 EPIDEMIOLOGI endotel ringan dekat lesi atau respons terhadap lesi itu. Pada keadaan disfungsi endotel, faktor
Setiap tahun di Amerika Serikat 1.300.000 pasien dirawat di RS dengan APTS / konstriktor lebih dominan (yakni endotelin-1, tromboksan A2, dan prostaglandin H2) daripada
Infark Miokard non Q, dibandingkan 350.000 pasien Infark miokard dengan gelombang Q ST faktor relaksator (yakni nitrit oksid dan prostasiklin).
elevasi Seperti kita ketahui bahwa NO secara langsung menghambat proliferasi sel otot polos
2.3 FAKTOR RESIKO dan migrasi, adesi leukosit ke endotel, serta agregasi platelet dan sebagai proatherogenic.
Faktor-faktor resiko penyakit jantung koroner dibagi dua yaitu faktor resiko yang Melalui efek melawan, TXA2 juga menghambat agregasi platelet dan menurunkan kontraktilitas
dapat dimodifikasi dan faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi. miokard, dilatasi koroner, menekan fibrilasi ventrikel, dan luasnya infark.
Faktor resiko yang dapat dimodifikasi antara lain: ACS yang diteliti secara angiografi 6070% menunjukkan obstruksi plak aterosklerosis yang
1. Hipertensi ringan sampai dengan moderat, dan terjadi disrupsi plak karena beberapa hal, yakni tipis -
2. Diabetes tebalnya fibrous cap yang menutupi inti lemak, adanya inflamasi pada kapsul, dan hemodinamik
3. Hiperkolesterolemia stress mekanik.
4. Merokok Etiologi:
5. Kurang latihan 1. Trombus tidak oklusif pada plak yang sudah ada
6. Diet dengan kadar lemak tinggi Penyebab paling sering adalah penurunan perfusi miokard oleh karena penyempitan arteri
7. Obesitas koroner sebagai akibat dari trombus yang ada pada plak aterosklerosis yang rupture dan biasanya
8. Stress tidak sampai menyumbat. Mikroemboli (emboli kecil) dari agregasi trombosit beserta
Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain: komponennya dari plak yang ruptur, yang mengakibatkan infark kecil di distal, merupakan
1. Riwayat PJK dalam keluarga penyebab keluarnya petanda kerusakan miokard pada banyak pasien.
2. Usia di atas 45 tahun 2. Obstruksi dinamik
3. Jenis kelamin laki-laki > perempuan Penyebab yang agak jarang adalah obstruksi dinamik, yang mungkin diakibatkan oleh spasme
4. Etnis tertentu lebih besar resiko terkena PJK. fokal yang terus menerus pada segmen arteri koroner epikardium (angina prinzmetal). Spasme
2.4 PATOGENESIS DAN ETIOLOGI ini disebabkan oleh hiperkontraktilitas otot polos pembuluh darah dan/atau akibat adanya
Patogenesis disfungsi endotel. Obstruksi dinamik koroner dapat juga diakibatkan oleh konstriksi abnormal
ACS dimulai dengan adanya ruptur plak arteri koroner, aktivasi pembekuan dan pada pembuluh darah yang lebih kecil.
platelet, pembentukan trombus, serta aliran darah koroner yang mendadak berkurang. Hal ini 3. Obstruksi mekanik yang progresif
terjadi pada plak koroner yang kaya lipid dengan fibrous cap yang tipis (vulnerable plaque). Ini Penyebab ke tiga ACS adalah penyempitan yang hebat namun bukan karena spasme atau
disebut fase plaque disruption disrupsi plak. Setelah plak mengalami ruptur maka tissue factor trombus. Hal ini terjadi pada sejumlah pasien dengan aterosklerosis progresif atau dengan
faktor jaringan dikeluarkan dan bersama faktor VIIa membentuk tissue factor VIIa complex stenosis ulang setelah intervensikoroner perkutan (PCI).
mengaktifkan faktor X menjadi faktor Xa sebagai penyebab terjadinya produksi trombin yang 4. Inflamasi dan/atau infeksi
banyak. Adanya adesi platelet, aktivasi, dan agregasi, menyebabkan pembentukan trombus arteri Penyebab ke empat adalah inflamasi, disebabkan oleh/yang berhubungan dengan infeksi, yang
koroner. Ini disebut fase acute thrombosis trombosis akut. mungkin menyebabkan penyempitan arteri, destabilisasi plak, ruptur dan trombogenesis.
Makrofag dan limfosit-T di dinding plak meningkatkan ekspresi enzim seperti metaloproteinase, ACS jenis ini antara lain karena :
yang dapat mengakibatkan penipisan dan ruptur plak, sehingga selanjutnya dapat a) Peningkatan kebutuhan oksigen miokard, seperti demam, takikardi dan tirotoksikosiso
mengakibatkan ACS. Berkurangnya aliran darah koroner,
5. Faktor atau keadaan pencetus b) berkurangnya pasokan oksigen miokard, seperti pada anemia dan hipoksemia.
Penyebab ke lima adalah ACS yang merupakan akibat sekunder dari kondisi pencetus diluar Kelima penyebab ACS di atas tidak sepenuhnya berdiri sendiri dan banyakterjadi tumpang
arteri koroner. Pada pasien ini ada penyebab dapat berupa penyempitan arteri koroner yang tindih. Dengan kata lain tiap penderita mempunyai lebih dari satu penyebab dan saling terkait.
mengakibatkan terbatasnya perfusi miokard, dan mereka biasanya menderita angina stabil yang
kronik.
Klasifikasi:
Berdasarkan jenisnya, Sindroma Koroner Akut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Jenis Penjelasan nyeri dada Temuan EKG Enzim Jantung
Angina Pectoris Tidak Stabil Angina pada waktu istirahat/ aktivitas ringan, Crescendo angina, Hilang Depresi segmen T Tidak meningkat
(APTS) dengan nitrat. Inversi gelombang T
Tidak ada gelombang Q
NonST elevasi Miocard Infark Lebih berat dan lama (> 30 menit), Tidak hilang dengan pemberian nitrat. Depresi segmen ST Meningkat minimal 2 kali nilai batas atas normal
Perlu opium untuk menghilangkan nyeri. Inversi gelombang T
ST elevasi Miocard Infark Lebih berat dan lama (> 30 menit), Tidak hilang dengan pemberian nitrat. Hiperakut T Meningkat minimal 2 kali nilai batas atas normal
Perlu opium untuk menghilangkan nyeri. Elevasi segmen T
Gelombang Q
Inversi gelombang T
Berdasarkan beratnya menurut Braunwald:
a. Kelas I: Serangan baru, yaitu kurang dari 2 bulan progresif, berat, dengan nyeri pada waktu istirahat, atau aktivitas sangat ringan, terjadi >2 kali per hari.
b.Kelas II: Sub-akut, yakni sakit dada antara 48 jam sampai dengan 1 bulan pada waktu istirahat.
c. Kelas III: Akut, yakni kurang dari 48 jam.
2.5 DIAGNOSIS Pada iskemia miokardium, dapat ditemukan depresi segmen ST ( 1mV) atau inverse gelombang
Diagnosis ACS dapat ditegakkan dari 3 kriteria utama, yaitu dari anamnesis, EKG, dan T simetris (> 2mV) pada dua lead yang bersebelahan.
pengukuran enzim-enzim jantung. Depresi ST pada iskemia miokard:
1. Anamnesis A. Depresi ST horizontal, spesifik untuk iskemia
Pasien dengan ACS biasanya datang dengan keluhan nyeri dada yang khas, yaitu: B. Depresi ST landai ke bawah, spesifik untuk
- Lokasi substernal, retrosternal, atau prekordial iskemia
- Sifat nyeri sakit, seperti ditekan, ditindih benda berat, seperti diperas/dipelintir C. Depresi ST landai ke atas, tidak spesifik untuk
- Penjalaran ke lengan kiri, leher, rahang bawah, punggung/interACSpula, perut, iskemia
atau lengan kanan. Inverse T pada iskemia miokard:
- Nyeri membaik/hilang dengan istirahat atau nitrat. A. Inverse T yang kurang spesifik untuk
- Gejala penyerta mual, muntah, sulit bernapas, keringat dingin, cemas, lemah. iskemia
- Faktor pencetus aktivitas fisik, emosi B. Inverse T berujung lancip dan simetris,
- Faktor resiko laki-laki usia >40 tahun, wanita menopause, DM, hipertensi, spesifik untuk iskemia.
dislipidemia, perokok, kepribadian tipe A, obesitas.
2. Elektro Kardiografi
Perubahan EKG yang khas menyertai infark miokardium, dan perubahan paling awal terjadi hampir seketika pada saat mulainya gangguan miokardium. Pemeriksaan EKG harus dilakukan segera pada
setiap orang yang dicurigai menderita infark sekalipun kecurigaannya kecil.
Selama infark miokard akut, EKG berkembang melalui tiga stadium:
1. Gelombang T runcing diikuti dengan inverse gelombang T
Secara akut, gelombang T meruncing (peaking), kemudian inverse (simetris). Perubahan gelombang T menggambarkan iskemia miokardium. Jika terjadi infark sejati, gelombang T tetap inverse
selama beberapa bulan sampai beberapa tahun.
2. Elevasi segmen ST
Secara akut, segmen ST mengalami elevasi dan menyatu dengan gelombang T. elevasi segmen ST menggambarkan jejas miokardium. Jika terjadi infark, segmen ST biasanya kembali ke garis
iso elektrik dalam beberapa jam.
3. Muncul gelombang Q baru
Gelombang-gelombang Q baru bermunculan dalam beberapa jam sampai beberapa hari. Gelombang ini menandakan infark miokard, syarat: lebar 0,04 detik, dalam 4mm atau 25% tinggi
R. Pada kebanyakan kasus, gelombang ini menetap seumur hidup pasien.