Anda di halaman 1dari 9

FISIOLOGI PERSALINAN

1.1. Anatomi panggul


1.2. Definisi persalinan
1.3. Sebab-sebab mulainya persalinan
1.4. Kala dalam persalinan
1.5. Kebutuhan pada masa persalinan
1.6. Bagan mekanisme persalinan
Daftar pustaka

1.1. ANATOMI PANGGUL


Panggul mempunyai tiga fungsi utama yaitu:
1. rongga tulang pelvis membentuk tempat perlindungan bagi struktur-struktur pelvis
2. arsitektur pelvis sangat penting untuk mengakomodasi janin yang sedang berkembang selama
masa hamul dan selama proses melahirkan
3. kekokohannya membuat pelvis menjadi tempat berlabuh yang stabil untuk perlekatan otot, fasia,
dan ligamen.
Pelvis disusun oleh 4 tulang:
1. inominata kanan
2. inominata kiri, masing-masing terdiri dari tulang pubis kanan dan kiri, ilium dan iskium, yang
berfungsi setelah pubertas
3. sakrum
4. koksigis.
Di bawah ilium adalah iskium, suatu tulang berat yang di bagian posterior pada protuberositas
yang dikenal sebagai tuberositas iskiadika. Spina iskiadika, proyeksi tajam dari batas posterior
iskium ke dalam rongga pelvis.
Pubis, membentuk bagian depan rongga pelvis. Pada garis tengah kedua tulang pubis disatukan
oleh ligamen yang kuat dan kartilago yang tebal untuk membentuk persendian yang disebut
simfisis pubis. Pada wanita sudut yang dibentuk oleh arkus pubis secara optimal berukuran
sedikit lebih besar dari 900.
Lima tulang vertebra yang berfungsi membentuk sakrum. Bagian anterior atas korpus vertebra
sakralis pertama, promontorium, membentuk margin posterior di pinggir pelvis.
Koksigis (tulang ekor), teridiri dari tiga sampai lima tulang vertebra yang menyatu, berartikulasi
dengan sakrum.
Pelvis dibagi menjadi dua bagian, rongga atas yang dangkal atau pelvis palsu (pelvis mayor), dan
rongga bawah yang lebih dalam atau pelvis sejati (pelvis minor).
(Irene M. Bobak:2005;42)

1.2. DEFINISI PERSALINAN


Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bagi yang cukup
bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh.
(Universitas Padjadjaran Bandung:1983;221)
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin+uri), yang dapat hidup ke dunia
luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain.
(Rustam Mochtar:1998;91)
Persalinan dan kelahiran adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di luar rahim
bagi bayi baru lahir.
(Irene M. Bobak:2005;235)

1.3. SEBAB-SEBAB MULAINYA PERSALINAN


Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar yang ada hanyalah
merupakan teori-teori yang kompleks antara lain dikemukakan faktor-faktor humoral, struktur
rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi.
- Teori penurunan hormon: 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon
estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.
- Teori plasenta menjadi tua: akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
- Teori distensi rahim: rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot
rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter.
- Teori iritasi mekanik: dibelakang serviks terletak ganglion servikale
(fleksus frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan,misalnya oleh kepala janin akan
timbul kontraksi uterus.
- Induksi partus. Partus juga dapat pula ditimbulkan dengan jalan:
gagang laminaria: beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis servikalis dengan tujuan
merangsang pleksus frankenhauser
amniotomi: pemecahan ketuban
oksitosin drips: pemberian oksitosin menurut tetesan per infus.
(Rustam Mochtar:1998;92-93)
Tanda-tanda permulaan persalinan
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki
bulannyaatauminggunyaatauharinya yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of
labor). Ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut:
- lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama
pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara
- perut kelihatan lebih melebar,fundus uteri turun
- perasaan sering-sering atau susah kencing (polaksiuria) karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawah janin.
- Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari
uterus,kadang-kadang disebut false labor pains
- Serviks menjadi lembek,mulai mendatar,dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah
(bloody show).
Tanda-tanda IN-PARTU
- rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat,sering,dan teratur.
- keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada
serviks
- kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
- Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan
- kekuatan mendorong janin keluar (power)
his (kontraksi uterus)
kontraksi otot-otot dinding perut
kontraksi diafragma
dan ligamentous action terutama lig. Rotundum
- faktor janin
- faktor jalan lahir
(Rustam Mochtar:1998;93)

1.4. KALA DALAM PERSALINAN


Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu:
kala 1: waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm.
kala II : kala pengeluaran janin,waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengedan
mendorong janin keluar hingga lahir
kala III : wakltu untuk pelepasan dan pengeluaran uri
kala IV : mulai dari lahirnya uri selama 1-2 jam
1. Kala I (kala pembukaan)
In partu (partus mulai) ditandai de4ngan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show),
karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah berasal dari
pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika serviks
mendatar dan terbuka.
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase yaitu:
- fase laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat;sampai pembukaan 3 cm berlangsung
dalam 7-8jam.
- Fase aktif: berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase:
periode akselerasi: berlangsung 2 jam,pembukaan menjadi 4 cm
periode dilatasi maksimal (steady): selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat mebjadi 9 cm
periode deselarasi: berlangsung lambat,dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau
lengkap
(Rustam Mochtar:1998;94)
Pada kala I pembukaan his belum begitu kuat, datangnya setiap 10-15 menit dan tidak seberapa
menganggu ibu sehingga ia sering masih dapat berjalan. Lambat laun his bertambah kuat :
interval menjadi lebih pendek dan lebih lama. Lendir berdarah bertambah banyak. Lamanya kala
I untuk primi adalah 12 jam dan untuk multi adalah 18 jam. Untuk mengetahui apakah persalinan
dalam kala 1 maju sebagai mana mestinya sebagai pegangan kita ambil: kemajuan pembukaan 1
cm sejam bagi primi dan 2 cm sejam bagi multi,walaupun ketentuan ini sebetulnya kurang tepat.
(Universitas Padjadjaran Bandung:1983;259-260)
2. Kala II
Pada kala II terjadi pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3
menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot
dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada
rektum,ibu merasa seperti mau buang air besar,dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala
janin mulai kelihatan vulva membuka perinium meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin
akan lahirlah kepala,diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi: 1-2 jam,pada multi
-1 jam.
(Rustam Mochtar:1998;95)

Gejala-gejala kala II ialah:


- His menjadi lebih kuat,kontraksinya selama 50-100 detik,datangnya tiap 2-3 menit. Ketuban
biasanya pecah dalam kala ini dan ditandai dengan keluarnya cairan yang kekuning-kuningan
secara banyak. Ada kalanya ketuban pecah dalam kala I dan bahkan selaput janin dapat robek
sebelum persalinan mulai.
- Pasien mulai mengejan
- Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di dasar panggul sampai didasar
panggul perineum menonjol,vulva menganga dan rectum terbuka. Dipuncak his,bagian kecil dari
kepala nampak dalam vulva,tetapi hilang lagi waktu his terhenti. Pada his berikutnya kepala
yang nampak lebih besar lagi,surut kembali kalau his terhenti. Kejadian ini disebut kepala
membuka pintu. Maju dan surutnya kepala berlangsung terus sampai lingkaran besar dari kepala
terpegang oleh vulva,sehingga tidak dapat mundur lagi. Pada saat ini tonjolan tulang ubun-ubun
telah lahir dan subocciput ada di bawah symphysis. Saat ini disebut juga kepala keluar pintu.
Pada saat ini pada primigravida perineum biasanya tidak dapat menahan regangan yang
kuat,sehingga robek pada pinggir depannnya. Setelah kepala lahir ia jatuh ke bawah dan
kemudian terjadi putaran paksi luar. Sehingga kepala melintang. Sekarang vulva menekan pada
leher dan dada tertekan oleh jalan lahir sehingga dari hidung anak keluar lendir dan cairan. Pada
his berikutnya bahu lahir,bahu belakang dulu kemudian bahu depan,disusul oleh seluruh seluruh
badan anak dengan fleksi lateral,sesuai dengan paksi jalan lahir. Sesudah anak lahir sering keluar
sisa ari ketuban yang tidak keluar waktu ketuban pecah,kadang-kadang bercampur darah.
Lamanya kala II pada primi lebih kurang 50 menit pada multi lebih kurang 20 menit.
(Universitas Padjadjaran Bandung:1983;260-262)
3. Kala III (kala pengeluaran uri)
Setelah bayi lahir,kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri
setinggi pusat,dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beebrapa saat kemudian
timbullah his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu lebih kurang 5 menit seluruh plasenta
terlepas,terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas
simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
Pengeluaran plasenta disertai dengan penngeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
(Universitas Padjadjaran Bandung:1983;260-262)
4. Kala IV
Adalah kala pengawasan selama I jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu
terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.
(Rustam Mochtar:1998;94)

1.5. KEBUTUHAN PADA MASA PERSALINAN


a. Mengatur posisi
Ibu perlu untuk mengatur posisi yang nyaman selama persalinan, sebaiknya suami atau
pendamping membantu ibu mengatur posisi. Ibu boleh berjalan, berdiri atau jongkok (membantu
proses turunnya bagian terendah janin), berbaring miring (memberi rasa santai, memberi
oksigenisasi yang baik ke janin, mencegah laserasi) atau merangkak (mempercepat rotasi kepala
janin, peregangan minimal pada perineum, baik pada ibu yang mengeluh sakit punggung). Posisi
terlentang kurang dianjurkan karena dapat menyebabkan menurunnya sirkulasi darah dari ibu ke
plasenta berdampak pada terjadinya hipoksia janin.
b. Pemberian cairan dan nutrisi
Ibu memrlukan asupan makanan ringan dan minum air sesering mungkin agar tidak terjadi
dehidrasi. Dehidrasi dapat memperlambat kontraksi/ kontraksi menjadi kurang efektif.
c. Eliminasi
Buang Air Kecil (BAK)
Ibu harus mengosongkan kandung kemihnya secara rutin setiap 2 jam sekali atau lebih sering
atau jika kandung kemih penuh. Sebaiknya ibu untuk berkemih di kamar mandi, jangan
dilakukan kateterisasi kecuali ibu tidak dapat berkemih secara normal. Tindakan kateterisasi
dapat menimbulkan rasa sakit dan menimbulkan resiko infeksi serta perlukaan pada kandung
kemih.
Kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan:
memperlambat turunnya bagian terendah janin
menimbulkan rasa tidak nyaman
meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri
mengganggu penatalaksanaan distosia bahu
meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pascapersalinan
Buang Air Besar (BAB)
Jika perlu ibu sebaiknya BAB. Jika ibu ingin merasakan BAB saat fase aktif harus dipastikan
apakah yang dirasakan ibu bukan disebabkan oleh tekanan pada rektum, jika ibu belum siap
melahirkan diperbolehkan BAB di kamar mandi
d. Mencegah Infeksi
Menjaga lingkungan yang bersih sangat penting untuk mewujudkan kelahiran yang bersih dan
aman bagi ibu dan bayi. Kepatuhan dalam menjalankan praktek-praktek pencegahan infeksi yang
baik juga akan melindungi penolong dan keluarga dari resiko infeksi. Ibu sebaiknya mandi dan
mengenakan pakaian yang bersih sebelum persalinan. Anjurkan pada keluarga untuk mencuci
tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan ibu atau bayi baru lahir(BBL). Gunakan
alat-alat steril atau desinfeksi tingkat tinggi (DTT) dan sarung tangan pada saat diperlukan dalam
melakukan pertolongan persalinan
(http://lenteraimpian.wordpress.com)

1.6. BAGAN MEKANISME PERSALINAN


1. Penurunan (decent)
Sekitar 96% dari semua persalinan diawali dengan janin dalam posisi fleksi, kepala di bawah dan
tubuhnya agak berputar ke sisi kanan atau kiri. Sebagaimana kontraksi mulai terjadi kepala
bergerak lebih dalam ke pelvic dan dalam posisi menyamping, dengan wajah ke kanan dan
oksiput ke kiri, atau sebaliknya.
2. Fleksi
Sebagaimana kepala turun, dagu lebih fleksi dan semakin fleksi lagi pada dada, yang
menyebabkan os occipitale di belakang kepala untuk penunjuk jalan.
3. Rotasi internal
Karena kepala mecapai tingkat spina iskiadika, yang disebut station 0, struktur pelvic
menyebabkan kepala untuk berbalik, atau berputar, sehingga kepala akan dapat melewati tempat
yang sempit dalam pelvic. Kemudian terus ke bawah, bergerak di bawah tulang pubis.
4. Ekstensi
Pada saat ini jalan lahir ini sudut berubah. Kepala, yang mengalami dorongan ke bawah pada
dada fleksi, meluncur ke luar di bawah tulang pubis dan melewati introitus, atau orivisium
vagina, ke luar. Dagu terangkat ke atas, atau ekstensi, dan kepala lahir.
5. Restitusi
Kini kepala bebas untuk berputar ke posisi normalnya dalam hubungan dengan bahu.
6. Rotasi eksternal
Bahu dan tubuh bayi biasanya meluncur keluar dengan kesulitan yang relatif sedikit karena
kepala telah membuka jalan untuk bagian tubuh yang lebih kecil. Sebagaimana hal ini terjadi,
kepala berbalik atau berputar, dalam hubungan yang normal dengan bahu.
7. Ekspulsi plasenta
Segera setelah bayi lahir, uterus berkontraksi, mengurangi permukaan internalnya sampai 400%,
sementara plasenta tetap dalam ukuran yang sama. Hal ini menyebabkan akar plasenta atau vili,
untuk runtuh dari endometrium, memisahkan plasenta dari uterus. Bila ujungnya tetap melekat,
terkumpul darah di belakang plasenta. Kemudian ketika plsenta runtuh, terjadi semprotan darah,
dan permukaan emnion keluar seperti payung yang terbuka. Ini disebut mekanisme Schultzes,
nama orang yang pertama kali menjelaskan hal tersebut. Terjadi pada 80% persalinan.
Bila keseluruhan plasenta terpisah dalam waktu yang bersamaan, tidak terdapat pengumpulan
darah, dan plasenta dengan mudah meluncur keluar dengan sisi desidua terlebih dahulu. Hal ini
pertama kali dijelaskan oleh Duncan, sehingga disebut mekanisme Duncan. Ini terjadi dalam
20% persalinan.
8. Regresi uterus
Uterus yang berat mungkin jatuh pada salah satu sisi atau kembali ke dalam rongga abdomen.
Untuk alasan ini beberapa lembaga yang menyarankan ibu untuk berbaring telungkup ketika
istirahat sampai regresi uterus ke keadaan sebelum kehamilan, sekitar 4-6 minggu. Setelah 10
hari uterus biasanya turun ke dalam panggul sejati dan tidak lagi teraba dalam abdomen.
(Persis Mary Hamilton:1995;135-137)

Anda mungkin juga menyukai