Anda di halaman 1dari 40

Laboratorium Satuan Operasi 1

Semester IV 2015/2016

LAPORAN PRAKTIKUM

FLOW METER

Pembimbing : Tri Hartono, LRSC., M. ChemEng


Kelompok : II (Dua)
Tanggal Praktikum : Kamis, 10 Maret 2016

Nama Anggota Kelompok :


1. Puspita Sari R. (331 14 002)
2. Rezki Yunita Apriana (331 14 003)
3. Nurhikma (331 14 005)
4. Widi Aprilia Tabi (331 14 009)
5. Jusriadi (331 14 014)
6. Gleiny Yulien Picarima (331 14 025)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2016
I. JUDUL PERCOBAAN : FLOW METER

II. TUJUAN PERCOBAAN :

1. Mengetahui aplikasi pengukuran laju aliran dan kecepatan aliran didalam


17 mm artificial roughened pipe serta membandingkan h praktek dan h
teoritis.

2. Mengetahui aplikasi pengukuran laju aliran dan kecepatan aliran didalam


sudden contraction serta menentukan nilai konstanta head loss.

3. Mengetahui aplikasi pengukuran laju aliran dan kecepatan aliran didalam


gate valve serta menentukan nilai konstanta head loss.

4. Mengetahui aplikasi pengukuran laju aliran dan kecepatan aliran didalam


globe valve serta menentukan nilai konstanta head loss.

5. Mengetahui aplikasi alat ukur ventury meter dalam pengukuran laju


aliran dan kecepatan aliran di dalam pipa serta membandingkan nilai Q
praktek dan Q teoritis.

6. Mengetahui aplikasi alat ukur orifice meter dalam pengukuran laju


aliran dan kecepatan aliran di dalam pipa serta membandingkan nilai Q
praktek dan Q teoritis.

III. PERINCIAN KERJA

o Pengukuran laju aliran dan tekanan dalam 17 mm artificial roughened pipe

o Pengukuran laju aliran dan tekanan dalam sudden contraction

o Pengukuran laju alir dan tekanan dalam gate valve

o Pengukuran laju alir dan tekanan dalam globe valve


o Pengukuran laju alir dan tekanan dalam ventury meter

o Pengukuran laju alir dan tekanan dalam orifice meter

IV. ALAT DAN BAHAN

1. Alat yang digunakan :

o Instalasi pipa aliran (rangkaian alat pengukuran flowmeter)

o Stopwatch

2. Bahan yang digunakan :

o Air bersih
V. DASAR TEORI

Flowmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa atau laju
aliran volumetrik cairan (fluida) atau gas yang mengalir dalam pipa atau sambungan
terbuka. Sebelum menetapkan flowmeter, juga dianjurkan untuk menentukan apakah
aliran informasi akan lebih berguna jika disajikan dalam unit massa atau volumetrik.
Ketika mengukur aliran bahan yang mempunyai tekanan, aliran volumetrik tidak
terlalu berarti, kecuali kepadatan adalah konstan. Ketika kecepatan (volumetric
aliran) dari cairan mampat diukur, faktor gelembung udara akan menyebabkan
kesalahan, karena itu, udara dan gas harus dipindahkan sebelum mencapai fluida
meter. Tidak semua fluida yang berpindah dinamakan fluida bergerak. Yang
dimaksud fluida bergerak adalah jika fluida tersebut bergerak lurus terhadap sekitar.
Aliran fluida dikatakan aliran garis lurus apabila aliran fluida yang mengalir
mengikuti suatu garis (lurus melengkung) yang jelas ujung pangkalnya. Aliran garis
lurus juga disebut aliran berlapis atau aliran laminar (laminar flow). Kecepatan-
kecepatan partikel di tiap titik pada garis arus, searah dengan garis singgung dititik
itu. Dengan demikian garis arus tidak pernah berpotongan. Pada fluida yang tak
termampatkan, hasil kali antara kelajuan aliran fluida dan luas penampangnya selalu
tetap. Jadi A.v = konstan, atau disebut debit (Q). Debit adalah volume fluida ( m )
yang mengalir melewati suatu penampang dalam selang waktu tertentu.
Dirumuskan dengan persamaan berikut:

V
Q=
t

Keterangan :

Q = debit ( m/s )

V = volume fluida ( m )

t = waktu fluida mengalir ( s )

Head Flow Meter

Untuk mengukur aliran fluida dalam suatu pipa dengan head flow meter,
maka dengan itu dipasang suatu penghalang dengan diameter lubang yang lebih
kecil dari diameter pipa, sehingga tekanan maupun kecepatannya berubah.
Dengan mengukur perbedaan tekanan antara sebelum dan sesudah penghalang
dapat ditentukan besarnya aliran fluida. Beberapa aliran (flow) meter di bawah
ini merupakan pengukuran aliran jenis Head Flow Meter, yaitu :
Tabung Venturi

Flow Nozzle

Plat Orifice

Tabung Pitot

Hubungan antara perbedaan tekanan dan kecepatan aliran yang menjadi


cara kerja dari Head Flow Meter. Pada Gambar A terlihat suatu aliran fluida
melalui pipa dengan luas penampang di bagian masukan (input) lebih besar dari
bagian keluaran (output). Misalnya kecepatan, tekanan dan luas penampang di
bagian input adalah V1, P1 dan A1 sedangkan di bagian output adalah V2, P2 dan
A2.

Gambar A. Aliran fluida melalui saluran mengecil

Di sini berlaku persamaan kontinuitas, di mana banyaknya fluida yang


masuk sama dengan banyaknya fluida yang keluar, dapat dilihat pada persamaan :

V1 x A1 = V2 x A2

Dengan menganggap bahwa kecepatan fluida pada seluruh penampang


sama, maka berlaku persamaan Bernouli :

P1 + V1 = P2 + V2

Di mana :

P = Tekanan fluida (N/m)

V = Kecepatan aliran (m/s)

= Massa jenis fluida (m/s)


Jadi terlihat di sini bahwa dengan mengukur perbedaan tekanan (P1-P2)
dapat ditentukan besarnya laju aliran. Tetapi biasanya dalam praktek, persamaan
di atas masih harus dikoreksi dengan koefisien yang disebut koefisien discharge
(discharge coefficient). Koefisien discharge ini tidak konstan dan besarnya
ditentukan dari kerugian-kerugian gesekan akibat kekasaran bagian dalam pipa,
bentuk geometri dari saluran dan bilangan Reynolds. Aliran turbulen mempunyai
bilangan Reynolds yang lebih tinggi dari 2000, sedangkan aliran laminar
mempunyai bilangan Reynolds yang lebih rendah (kurang dari 2000). Agar dapat
mengetahui bilangan Reynold untuk aliran dalam pipa diberikan persamaan :

ud u d u (2 r 0 )
Re= atau =
v v

Dimana

u = kecepatan ratarata (m/ )

d = garis tengah pipa dalam (m)

r0 = jarijari pipa (m)

u = kekentalan kinematik fluida (m2/s)

= rapat massa fluida dalam (kg/m3)

m = kekentalan mutlak dalam (Pa s)

Head Loss Akibat Gesekan Melalui Pipa

Untuk fluida mengalir dalam pipa, head loss (m H2O) akibat gesekan dapat
dihitung dengan persamaan :
2
L u
h=f
d 2g
Dimana

L = panjang pipa antara tappings (m)

d = diameter dalam pipa (m)

u = kecepatan rata-rata air melalui pipa (m/s)

g = 9.81 (percepatan gravitasi, m/s2)


f = koefisien gesek pipa (British)

4f = l (American)

Nilai f dapat ditentukan melalui Diagram Moody setelah diperoleh Bilangan


Re untuk aliran didalam pipa.

ud
Re=

Dimana :

m = viskositas kinematik = 1.15 x 10-3 Ns/m2 at 15C

r = densitas = 999 kg/m3 at 15oC

Head Loss Akibat Melalui Sambungan-Sambungan

Suatu instalasi pipa biasanya menggunakan bermacam-macam sambungan,


misal bends, elbows, tees dan valves sehingga membentuk hambatan aliran. Head
loss dalam sambungan adalah proporsional terhadap kecepatan fluida yang
mengalir melalui sambungan-sambungan tersebut.

K u2
h=
2g
Dimana

H = Head loss across fittings (mH2O)

k = Fittings Factor

U =Mean velocity of water through the pipe (m/s)

g =9.81 (acceleration due to gravity m/s2)

Beberapa alat ukur penentuan laju volumetric dengan jenis Head Flow Meter :

Tabung Venturi
Tabung Venturi mempunyai bentuk seperti pada Gambar B. Pada
sekeliling pipa sering dibuat lubang-lubang yang jalan keluarnya dijadikan satu
dan dihubungkan dengan pengukuran tekanan disebut cincin piezometer.
Dengan demikian tekanan yang diukur merupakan tekanan rata-rata sehingga
pengukuran menjadi lebih teliti.
Gambar B. Tabung Venturi

Venturi meter terdiri dari pipa venturi dan differential pressure gauge.
Pipa venturi The venturi tube terlihat seperti gambar dibawah. Fungsi bagian
pengecilan (converging) pipa adalah untuk meningkatkan kecepatan fluida dan
menurunkan tekanan statik. Beda tekanan inlet dan and throat adalah merupakan
korelasi beda tekanan dan laju discharge. Bagian pembesaran (diverging)
menghasilkan perubahan area aliran kembali ke area dan merubah velocity head
kedalam pressure head. Dikarenakan efek gesekan dan head loss antara inlet and
throat. Sehingga, rumus untuk venturi meter yaitu :
1 /2

[ ( )] [ ( )]
2 1/2 p p2
A2 1
Qa =C d A2 1 2g +Z 1 Z 2
A1

Harga Cd (Discharge coefficient) biasanya berkisar antara 0.9 and 0.99.

Keuntungan Ventury Meter :

Bila kalibrasi dan pemasangannya tepat, jenis venturimeter ini mempunyai


ketelitian yang paling tinggi diantara semua alat pengukur aliran fluida yang
berdasarkan beda tekanan (orifis dan nosel aliran).
Mempunyai penurunan tekanan yang lebih kecil pada kapasitas yang sama.
Dapat mengukur debit aliran yang besar
Jauh dari kemungkinan tersumbat kotoran.
Rugi tekanan (pressure loss) permanan relatif rendah dari pada orifice atau
flow nozzle
Dapat digunakan untuk mengukur cairan yang mengandung endapan
padatan (solids).

Kerugian Ventury Meter :


Dari segi biaya, venturimeter lebih mahal harganya.
Sulit dalam pemasangan karena panjang
Tidak tersedia pada ukuran pipa dibawah 6 inches.
Flow Nozzle
Flow Nozzle mempunyai bentuk yang lebih sederhana bila dibandingkan
dengan Tabung Venturi, seperti terlihat pada Gambar C.

(a) (b)

Gambar C. Flow Nozzle

Tap (lubang pengukur tekanan) pada Flow Nozzle ini diletakkan kira-kira
pada jarak satu kali diameter pipa (1 x D) di muka bagian input dan setengah
diameter pipa ( x D) di belakang bagian output seperti terlihat pada Gambar C
(a) atau tepat di bagian outputnya, serta tergantung pada pabrik pembuatannya
seperti terlihat pada Gambar C (b). Flow Nozzle ini mempunyai ketelitian yang
lebih rendah bila dibandingkan dengan tabung venturi, juga harganya lebih
murah. Berbeda dengan tabung venturi yang dalam pemasangannya
menggunakan pipa saluran, maka pemasangan Flow Nozzle dapat dilaksanakan
tanpa mengganggu sambungan pipa.

Plat Orifice
Plat Orifice merupakan aliran yang paling murah, paling mudah
pemasangannya, tetapi keakuratannya kurang baik di antara pengukuran-
pengukuran aliran jenis Head Flow Meter. Plat Orifice merupakan plat
berlubang dengan pinggiran yang tajam. Plat ini terbuat dari bahan-bahan yang
kuat. Selain terbuat dari logam, ada juga orificenya yang terbuat dari plastik agar
tidak dipengaruhi oleh fluida yang mengalir, erosi atau korosi.
Penggunaan orifice sebagai peralatan pengukuran fluida dalam pipa
terdiri dari lubang concentric square-edged circular dalam suatu plat tipis, yang
dipasang diantara flanges pipa seperti terlihat dalam gambar dibawah.

A2

A1
Gambar 4. Plat Orifice
Perbedaan tekanan terjadi akibat pengecilan diameter pipa secara
mendadak (akibat adanya orifice plate). Persamaan untuk venturi meter dapat
diaplikasikan juga pada orifice meter dimana laju alir aktualnya,
2 1/2 1/2

[ ( )] [
Qa =C d A2 1
A2
A1
2g(p1 p2
)]
Coefficient of discharge, Cd untuk orifice meter berbeda dengan venturi meter.
Biasanya Coefficient of discharge, Cd untuk orifice meter sebesar 0,6.

Kelebihan plat orifice :


Kontruksinya sederhana
Pembuatannya mudah
Harga murah
Mudah dikalibrasi
Mudah didapat/dibuat
Ketelitiannya cukup baik
Biaya pengadaannya awal : rendah ~ sedang
Dapat digunakan di dalam cakupan luas (hampir semua phase fluida dan
kondisi aliran).
Strukturnya kokoh dan sederhana
Kekurangan plat orifice :
Rugi tekanan (pressure drop) : sedang ~ tinggi

Tabung Pitot
Tabung Pitot berbeda dengan ketiga Head Flow Meter yang telah
diterangkan sebelumnya untuk mengukur debit atau laju aliran, maka Tabung
Pitot ini merupakan pengukuran untuk kecepatan fluida mengalir. Prinsip
kerjanya hampir sama dengan penghalang yang lain. Dapat dilihat pada Gambar
E Tabung Pitot denga Manometer di bawah ini.

Gambar E. Tabung Pitot dengan Manometer

Tabung Pitot yang dipasang di dalam aliran fluida dengan mulut


menghadap arah aliran fluida. Untuk mengukur perbedaan tekanan (P2-P1)
sehingga kecepatan fluida langsung dapat diketahui. Keuntungan dari Tabung
Pitot adalah pengukuran yang tidak hanya dapat dilakukan dalam pipa-pipa
tertutup tetapi juga dalam saluran terbuka. Kerugiannya adalah tidak dapat
dipakai untuk mengukur kecepatan fluida yang mengandung benda-benda padat.

Dalam pengukuran menggunakan Head Flow Meter ada 5 faktor yang


mempengaruhi pengukuran fluida, antara lain adalah :
o Kerapatan (densitas) dari cairan.
o Temperatur.
o Tekanan gas.
o Kekentalan (viskositas).
o Aliran yang tidak konstan.
o Kesalahan pemasangan pipa.
o Ketelitian pembuatan orifice.
o Adanya gas yang terjebak pada cairan.
VI. PROSEDUR KERJA

1. Percobaan 1 untuk 17 mm Artificial Roughened Pipe

Menyalakan pompa aliran air.


Menghubungkan flow meter pada arus listrik.
Membuka katup kontrol sehingga air mengalir melalui flow meter.
Menghubungkan pipa dengan manometer H2O melalui selang yang
terhubung langsung dengan manometer.
Membuka katup kontrol pada 17 mm Artfical Roughtened Pipe
sehingga pipa dialiri air.
Mengukur laju alir menggunakan tangki volumetric dengan cara
menutup saluran air dari flow meter.
Menyalakan stopwatch saat skala yang terbaca pada tangki
menunjukkan angka nol (0 liter).
Menghentikan stopwatch saat skala yang terbaca pada tangki
menunjukkan angka 10 (10 liter). Kemudian membaca tekanan pada
manometer H2O.
Mencatat waktu yang diperlukan pada saat air mencapai 10 liter serta
tekanan yang terbaca pada manometer H2O.
Melakukan prosedur pengukuran laju alir pada arus yang lebih besar
minimal 5 kali.
Menghitung laju alir setiap aliran (Q).
Menghitung head teoritis pada setiap aliran.
Menghitung % error perbedaan head teoritis dan praktek.

2. Percobaan 2 untuk Sudden Contraction

Menghubungkan pipa dengan manometer H2O melalui selang yang


terhubung langsung dengan manometer.
Membuka katup kontrol pada pipa Sudden Contraction sehingga pipa
dialiri air.
Mengukur laju alir menggunakan tangki volumetrik dengan cara
menutup saluran air dari flow meter.
Menyalakan stopwatch saat skala yang terbaca pada tangki
menunjukkan angka nol (0 liter).
Menghentikan stopwatch saat skala yang terbaca pada tangki
menunjukkan angka 10 (10 liter). Kemudian membaca tekanan pada
manometer H2O.
Mencatat waktu yang diperlukan pada saat air mencapai 10 liter serta
tekanan yang terbaca pada manometer H2O.
Melakukan prosedur pengukuran laju alir pada arus yang lebih besar
minimal 5 kali.
Menghitung laju alir setiap aliran (Q).
Menghitung nilai konstanta head loss (K).
Membuat grafik hubungan Q vs K.

3. Percobaan 3 untuk Gate Valve

Menghubungkan pipa dengan manometer H2O melalui selang yang


terhubung langsung dengan manometer.
Membuka katup kontrol pada pipa Gate Valve sehingga pipa dialiri air.
Mengukur laju alir menggunakan tangki volumetrik dengan cara
menutup saluran air dari flow meter.
Menyalakan stopwatch saat skala yang terbaca pada tangki
menunjukkan angka nol (0 liter).
Menghentikan stopwatch saat skala yang terbaca pada tangki
menunjukkan angka 10 (10 liter). Kemudian membaca tekanan pada
manometer H2O.
Mencatat waktu yang diperlukan pada saat air mencapai 10 liter serta
tekanan yang terbaca pada manometer H2O.
Melakukan prosedur pengukuran laju alir pada setiap putaran 1 putaran
penuh minimal 5 kali.
Menghitung laju alir setiap aliran (Q).
Menghitung nilai konstanta head loss (K).
Membuat grafik hubungan Q vs K.
4. Percobaan 4 untuk Globe Valve

Menghubungkan pipa dengan manometer H2O melalui selang yang


terhubung langsung dengan manometer.
Membuka katup kontrol pada pipa Globe Valve sehingga pipa dialiri
air.
Mengukur laju alir menggunakan tangki volumetrik dengan cara
menutup saluran air dari flow meter.
Menyalakan stopwatch saat skala yang terbaca pada tangki
menunjukkan angka nol (0 liter).
Menghentikan stopwatch saat skala yang terbaca pada tangki
menunjukkan angka 10 (10 liter). Kemudian membaca tekanan pada
manometer H2O.
Mencatat waktu yang diperlukan pada saat air mencapai 10 liter serta
tekanan yang terbaca pada manometer H2O.
Melakukan prosedur pengukuran laju alir pada setiap putaran 1 putaran
penuh minimal 5 kali.
Menghitung laju alir setiap aliran (Q).
Menghitung nilai konstanta head loss (K).
Membuat grafik hubungan Q vs K.

5. Percobaan 5 untuk Ventury Meter

Menghubungkan pipa dengan manometer H2O melalui selang yang


terhubung langsung dengan manometer.
Membuka katup kontrol pada pipa Ventury Meter sehingga pipa dialiri
air.
Mengukur laju alir menggunakan tangki volumetric dengan cara
menutup saluran air dari flow meter.
Menyalakan stopwatch saat skala yang terbaca pada tangki
menunjukkan angka nol (0 liter).
Menghentikan stopwatch saat skala yang terbaca pada tangki
menunjukkan angka 10 (10 liter). Kemudian membaca tekanan pada
manometer H2O.
Mencatat waktu yang diperlukan pada saat air mencapai 10 liter serta
tekanan yang terbaca pada manometer H2O.
Melakukan prosedur pengukuran laju alir pada arus yang lebih besar
minimal 5 kali.
Menghitung laju alir teoritis pada setiap aliran.
Menghitung % Error perbedaan laju alir secara teoritis dan praktek
(action).

6. Percobaan 6 untuk Orifice Meter

Menghubungkan pipa dengan manometer H2O melalui selang yang


terhubung langsung dengan manometer.
Membuka katup kontrol pada pipa Orifice Meter sehingga pipa dialiri
air.
Mengukur laju alir menggunakan tangki volumetric dengan cara
menutup saluran air dari flow meter.
Menyalakan stopwatch saat skala yang terbaca pada tangki
menunjukkan angka nol (0 liter).
Menghentikan stopwatch saat skala yang terbaca pada tangki
menunjukkan angka 10 (10 liter). Kemudian membaca tekanan pada
manometer H2O.
Mencatat waktu yang diperlukan pada saat air mencapai 10 liter serta
tekanan yang terbaca pada manometer H2O.
Melakukan prosedur pengukuran laju alir pada arus yang lebih besar
minimal 5 kali.
Menghitung laju alir teoritis pada setiap aliran.
Menghitung % Error perbedaan laju alir secara teoritis dan praktek
(action).
VII. DATA PENGAMATAN

17 mm artificial roughened pipe

l No. Volume (L) Waktu (s) head (mm H2O)


1 10 44.60 1075.1
Sudden
2 10 32.63 1981.5
3 10 26.50 3061.2
4 10 22.58 4176.1
5 10 19.89 5432.0
6 10 18.46 6325.1
Contraction

No. Volume (L) Waktu (s) head (mm H2O)


1 10 34.52 1005.9
2 10 30.31 1302.1
3 10 21.46 2593.0
4 10 18.38 3547.5
5 10 16.89 4203.4

Gate Valve

No. Volume (L) Waktu (s) Head (mm H2O) Keterangan


1 10 14.32 1314.1 1 putaran
2 10 12.82 1417.2 1 putaran
3 10 11.96 1579.9 1 putaran
4 10 10.81 2112.1 1 putaran
5 10 10.42 2501.9 1 putaran
6 10 9.78 3136.6 putaran max
Globe Valve

No. Volume (L) Waktu (s) Head (mm H2O) Keterangan

1 10 25.34 1564.8 1/2 putaran

2 10 15.69 4344.9 1 putaran

3 10 12.81 5720.5 1 putaran

4 10 11.97 5794.4 1 putaran

5 10 10.54 8035.7 1 putaran

Ventury Meter

No. Volume (L) Waktu (s) Head (mm H2O)


1 10 25.38 409.1
2 10 18.63 606.1
3 10 12.74 904.9
4 10 11.96 1021.4
5 10 10.61 1198.7
6 10 7.90 1609.8

Orifice Meter

No. Volume (L) Waktu (s) Head (mm H2O)


1 10 34.58 1045.4
2 10 23.81 1470.9
3 10 15.82 2054.5
4 10 12.25 2886.6
5 10 10.24 2931.6
6 10 9.84 3069.0
VIII. DATA PERHITUNGAN

17 mm artificial roughened pipe

1m
Diketahui : Diameter pipa (d) = 17 mm =0.017 m
1000 mm

1 m3
Volume = 10 L =0.01 m3
1000 L

Berat jenis air () = 1000 kg/m3

Viskositas mutlak air () = 1.0 x 10-3 Pa/s ( kg /m s

Kekasaran pipa () = 0.061 mm=6.1 x 105 m

Panjang pipa (L) =1m

Factor gravitasi (g) = 9.81 m/s2

Laju Alir Fluida (Q)

3
V 0.01m
Q= = =2.2422 x 104 m3 /s
t 44.60 s

Luas Permukaan (A)

0.017 m


2 3.14
A= d =
4 4

Kecepatan Rata-Rata (u)


Q 2.2422 x 104 m3 /s
u= = =0.9878 m/s
A 2.2698 x 104 m2

Bilangan Reynolds (Re)

m kg

=
ud
=
( 0.9878 ) ( 0.017 m) (1000 )
s m 3
=16792.9246
0.001 kg /m s

Kekasaran Relative Pipa

6.1 x 105 m
= =3.5882 x 103=0.004
d 0.017 m

Faktor Gesekan (f)

Berdasarkan bilangan Reynolds (16792.9246) yang merupakan


aliran turbulen dan nilai kekasaran relative pipa (0.004) diperoleh
nilai factor gesekan berdasarkan Diagram Moody sebesar

f =0.034

Head Teoritis (hT)

2
L u2 1 m (0.9878 m/s)
hTeori =f =0.034
d 2g 0.017 m 2(9.81 m/s 2)

0.0994 m H2O

Persen Kesalahan (% Error)

Error= | h Teori |
hTeori h Praktek
x 100
= | 0.0994 m H 2O |
( 0.09941.0751 ) m H 2 O
x 100

= 9.81 %
Tabel 1: Hasil Perhitungan Untuk 17 mm Artificial Roughened Pipe

No.
Volume Waktu hpraktek hpraktek Q (m3/s) u (m/s) Re f. gesekan
hteori % Error
(m3) (s) (mm H2O) (m H2O) (m H2O)

1 0.01 44.60 1075.1 1.0751 2.2422E-04 0.9878 16792.9246 0.0340 0.0995 9.81

2 0.01 32.63 1981.5 1.9815 3.0647E-04 1.3502 22953.2466 0.0335 0.1831 9.82

3 0.01 26.50 3061.2 3.0612 3.7736E-04 1.6625 28262.8090 0.0330 0.2735 10.19

4 0.01 22.58 4176.1 4.1761 4.4287E-04 1.9511 33169.3728 0.0325 0.3709 10.26

5 0.01 19.89 5432.0 5.4320 5.0277E-04 2.2150 37655.3262 0.0320 0.4707 10.54

6 0.01 18.46 6.3251 6.3251 5.4171E-04 2.3866 40572.2881 0.0315 0.5379 10.76

Catatan : Nilai factor gesekan (f) diperoleh dari Diagram Moody berdasarkan nilai Reynoalds dan kekasaran relative pipa.
Sudden Contraction

1m
Diketahui : Diameter pipa (d) = 25 mm =0.025m
1000 mm
1 m3
Volume = 10 L =0.01 m3
1000 L
Berat jenis air () = 1000 kg/m3
Viskositas mutlak air () = 1.0 x 10-3 Pa/s ( kg /m s
Panjang pipa (L) =1m
Factor gravitasi (g) = 9.81 m/s2

Laju Alir Fluida (Q)


V 0.01m3
Q= = =2.8969 x 104 m3 /s
t 34.52 s

Luas Permukaan (A)


0.025 m


2 3.14
A= d =
4 4

Kecepatan Rata-Rata (u)


Q 2.8969 x 104 m3 /s
u= = =0.5901 m/s
A 4.9087 x 104 m2

Koefisien Head Loss (K)


K u2
h=
2g
h 2 g 1.0059 m x 2 x 9.81 m/s2
K= 2 = 2
=56.6676
u (0.5901 m/s)
Tabel 2 : Hasil Perhitungan Untuk Sudden Contraction

No. Volume (m3) Waktu (s) hpraktek (mm H2O) hpraktek (m H2O) Q (m3/s) u (m/s) K

1 0.01 34.52 1005.9 1.0059 2.8969E-04 0.5901 56.6676

2 0.01 30.31 1302.1 1.3021 3.2992E-04 0.6721 56.5529

3 0.01 21.46 2593.0 2.5930 4.6598E-04 0.9493 56.4548

4 0.01 18.38 3547.5 3.5475 5.4407E-04 1.1084 56.6568

5 0.01 16.89 4203.4 4.2034 5.9207E-04 1.2061 56.6890

Grafik 1 : Grafik Hubungan Laju Alir (Q) Terhadap Koefisien Head Loss (K)

Sudden Contraction
70
60
Koefsien Head Loss (K)

50
40
30
20
10
0
2.5E-04 3.0E-04 3.5E-04 4.0E-04 4.5E-04 5.0E-04 5.5E-04 6.0E-04 6.5E-04
Laju Alir (m3/s)
Gate Valve
1m
Diketahui : Diameter pipa (d) = 25 mm =0.025m
1000 mm
1 m3
Volume = 10 L =0.01 m3
1000 L
Berat jenis air () = 1000 kg/m3
Viskositas mutlak air () = 1.0 x 10-3 Pa/s ( kg /m s
Panjang pipa (L) =1m
Factor gravitasi (g) = 9.81 m/s2

Laju Alir Fluida (Q)


3
V 0.01m
Q= = =6.9832 x 104 m3 /s
t 14.32 s

Luas Permukaan (A)


0.025 m


2 3.14
A= d =
4 4

Kecepatan Rata-Rata (u)


Q 6.9832 x 104 m3 /s
u= = =1.4226 m/s
A 4.9087 x 104 m2

Koefisien Head Loss (K)


K u2
h=
2g
h 2 g 1.3141 m x 2 x 9.81m/ s2
K= 2 = =12.7395
u (1.4226 m/s)2
Tabel 3 : Hasil Perhitungan Untuk Gate Valve

No. Volume (m3) Waktu (s) Hpraktek (mm H2O) Hpraktek (m H2O) Q (m3/s) u (m/s) K
1 0.01 14.32 1314.1 1.3141 6.9832E-04 1.4226 12.7395
2 0.01 12.82 1417.2 1.4172 7.8003E-04 1.5891 11.0115
3 0.01 11.96 1579.9 1.5799 8.3612E-04 1.7033 10.6839
4 0.01 10.81 2112.1 2.1121 9.2507E-04 1.8845 11.6682
5 0.01 10.42 2501.9 2.5019 9.5969E-04 1.9551 12.8423
6 0.01 9.78 3136.6 3.1366 1.0225E-03 2.0830 14.1832
Gate Valve
16.0
Koefsien Head Loss (K)

12.0

8.0

4.0
0.0E+00 2.0E-04 4.0E-04 6.0E-04 8.0E-04 1.0E-03 1.2E-03
Grafik 2 : Grafik Hubungan Laju Alir (Q) Terhadap Koefisien Head
Loss (K)
Globe Valve
1m
Diketahui : Diameter pipa (d) = 25 mm =0.025m
1000 mm
1 m3
Volume = 10 L =0.01 m3
1000 L
Berat jenis air () = 1000 kg/m3
Viskositas mutlak air () = 1.0 x 10-3 Pa/s ( kg /m s
Panjang pipa (L) =1m
Factor gravitasi (g) = 9.81 m/s2

Laju Alir Fluida (Q)


3
V 0.01m
Q= = =3.9463 x 104 m3 /s
t 25.34 s

Luas Permukaan (A)


0.025 m


2 3.14
A= d =
4 4

Kecepatan Rata-Rata (u)


Q 3.9463 x 104 m3 /s
u= = =0.8039 m/s
A 4.9087 x 104 m2

Koefisien Head Loss (K)


K u2
h=
2g
h 2 g 1.5648 m x 2 x 9.81 m/s2
K= 2 = =47.5019
u (0.8039 m/s)2
Tabel 4 : Hasil Perhitungan Untuk Globe Valve

No. Volume (m3) Waktu (s) Hpraktek (mm H2O) Hpraktek (m H2O) Q (m3/s) u (m/s) K
1 0.01 25.34 1564.8 1.5648 3.9463E-04 0.8039 47.5019
2 0.01 15.69 4344.9 4.3449 6.3735E-04 1.2984 50.5667
3 0.01 12.81 5720.5 5.7205 7.8064E-04 1.5903 44.3783
4 0.01 11.97 5794.4 5.7944 8.3542E-04 1.7019 39.2496
5 0.01 11.54 6035.7 6.0357 8.6655E-04 1.7653 37.9995

Grafik 3 : Grafik Hubungan Laju Alir (Q) Terhadap Koefisien Head Loss (K)
Globe Valve
60.0

45.0
Koefsien Head Loss (K)

30.0

15.0

0.0
3.0E-04 4.0E-04 5.0E-04 6.0E-04 7.0E-04 8.0E-04 9.0E-04
Laju Alir (m3/s)
Ventury Meter

1m
Diketahui : Diameter pipa (d1) = 18 mm =0.018 m
1000 mm

1m
Diameter pipa (d2) = 38 mm =0.038 m
1000 mm

1 m3
Volume = 10 L =0.01 m3
1000 L

Cd ventury meter = 0.98

Factor gravitasi (g) = 9.81 m/s2

Laju Alir Fluida (Qpraktek)

V 0.01 m3
Q praktek = = =3.9401 x 104 m3 / s
t 25.38 s

Luas Permukaan (A1)

0.018 m


2 3.14
A 1= d 1 =
4 4

Luas Permukaan (A2)

0.038 m


2 3.14
A 2= d 2 =
4 4

Laju Alir Fluida (Qteori)


2 1

{ ( )}
A
Q=Cd x A 1 x 1 1
A2
2
x 2 g h

2 1
4
Q=0.6 x 2.5434 X 10 m x 1 2
{ (
2.5434 x 104 m2
1.1335 x 103 m2 )} 2
x 2 x 9.81 m/s 2 x 0.4091 m

4 3
Q=5.27 x 10 m /s

Persen Kesalahan (% Error)

Error= | hTeori h Praktek


h Teori |
x 100

= | ( 5.27 x 104 3.9401 x 104 ) m H 2 O


5.27 x 104 m H 2 O | x 100

= 25.23 %
Tabel 5 : Hasil Perhitungan Untuk Ventury Meter

No. Volume (m3) Waktu (s) Hpraktek (mm H2O) Hpraktek (m H2O) Qpraktek (m3/s) Qteori (m/s) % Error

1 0.01 25.38 409.1 0.4091 0.00039 0.00053 25.23

2 0.01 18.63 606.1 0.6061 0.00054 0.00078 31.24

3 0.01 12.74 904.9 0.9049 0.00078 0.00117 32.66

4 0.01 11.96 1021.4 1.0214 0.00084 0.00132 36.45

5 0.01 10.61 1198.7 1.1987 0.00094 0.00154 38.96

6 0.01 7.90 1609.8 1.6098 0.00127 0.00207 38.95


Orifice Meter

1m
Diketahui : Diameter pipa (d1) = 18 mm =0.018 m
1000 mm

1m
Diameter pipa (d2) = 38 mm =0.038 m
1000 mm

1 m3
Volume = 10 L =0.01 m3
1000 L

Cd orifice meter = 0.6

Factor gravitasi (g) = 9.81 m/s2

Laju Alir Fluida (Qpraktek)

V 0.01 m3
Q praktek = = =2.8918 x 104 m3 /s
t 34.58 s

Luas Permukaan (A1)

0.018 m


2 3.14
A 1= d 1 =
4 4

Luas Permukaan (A2)

0.038 m


2 3.14
A 2= d 2 =
4 4

Laju Alir Fluida (Qteori)


2 1

{ ( )}
A
Q=Cd x A 1 x 1 1
A2
2
x 2 g h

2 1
4
Q=0.6 x 2.5434 X 10 m x 1 2
{ (
2.5434 x 104 m2
1.1335 x 103 m2 )} 2
x 2 x 9.81 m/s 2 x 1.4709 m

4 3
Q=8.4124 x 10 m /s

Persen Kesalahan (% Error)

Error= | hTeori h Praktek


h Teori |
x 100

= | ( 7.4235 x 104 2.8918 x 104 ) m H 2 O


7.4235 x 104 m H 2 O | x 100

= 61.04 %
Tabel 6 : Hasil Perhitungan Untuk Orifice Meter

No. Volume (m3) Waktu (s) Hpraktek (mm H2O) Hpraktek (m H2O) Qpraktek (m3/s) Qteori (m3/s) % Error

1 0.01 34.58 1045.4 1.1620 2.8918 x 10-4 7.4235 x 10-4 61.04 %

2 0.01 23.81 1470.9 1.4709 4.1999 x 10-4 8.4124 x 10-4 50.07 %

3 0.01 15.82 2054.5 2.0545 6.3211 x 10-4 9.6887 x 10-4 34.75 %

4 0.01 12.25 2886.6 2.8866 8.1632 x 10-4 1.1484 x 10-3 28.91 %

5 0.01 10.24 2931.6 2.9316 9.7656 x 10-4 1.1573 x 10-3 15.61 %

6 0.01 9.84 3069.0 3.1690 1.0162 x 10-3 1.2033 x 10-3 15.54 %


VIII.
PEMBAHASAN
IX. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
Laju alir (Q) pada 17 mm artificial roughened pipe berbanding lurus
dengan nilai head loss (h) yang ditimbulkan dengan persentase
perbedaan head loss praktek dan teoritis rata-rata sebesar 10%.
Nilai koefisien head loss (K) konstan dengan bertambahnya laju alir
(Laju alir tidak dipengaruhi dengan koefisien head loss).
Koefisien head loss untuk sudden contraction lebih besar dari globe
valve dan gate valve.
Untuk ventury meter dan orifice meter persentase perbedaan laju alir
teoritis dengan praktek rata-rata sekitar 34 %.

X. Daftar Pustaka

Tim Dosen Satuan Operasi. 2015. Petunjuk Praktikum Satuan Operasi 1.


Makassar: Politeknik Negeri Ujung Pandang.
https://www.scribd.com/doc/137286283/Flowmeter-Kelompok-7
http://dokumen.tips/documents/13-flowmeter-55c09a0345057.html
LAMPIRAN

Rangkaian Alat Flow Meter

Untuk mengukur volume


air output.

Jenis-Jenis Pipa

Penampungan air input

Manometer H2O
Jenis- Jenis Valve (Katup)

Jenis- Jenis Sambungan

Alat ukur laju alir dengan jenis Head Flow Meter

Anda mungkin juga menyukai