Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KHUSUS

PERBANDINGAN MIKROSKOP BIASA DAN MIKROSKOP ELEKTRON

1.1. Mikroskop Cahaya (Optik)


Merupakan salah satu jenis mikroskop biasa yang sering digunakan pada
laboratorium-laboratorium. Mikroskop cahaya adalah sebuah mikroskop yang
menggunakan cahaya lampu sebagai pengganti cahaya matahari sebagaimana yang
digunakan pada mikroskop konvensional. Pada mikroskop konvensional, sumber
cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin
datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor.

Gambar 1.1. Mikroskop Cahaya atau Optik


(Sumber: Permatasari, 2012)

Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada
suatu mikroskop cahaya kegunaan cahaya sangat penting, karna cahaya merupaka
elemen terpenting yang digunakan untuk melihat atau mendeteksi benda-benda
kecil. Cahaya ini digunakan untuk menembus bahan yang akan diamati sehingga
lensa dapat menangkap cahaya kemudian melakukan perbesaran. Cahaya juga
berfungsi mendapatkan kontras yang ideal agar perbesaran yang didapat lebih
optimal. Adapun bagian-bagian dari mikroskop cahaya atau mikroskop optik:
1. Lensa mata (lensa okuler)
2. Pemutar obyektif (untuk menahan beberapa lensa obyektif)
3. Lensa obyektif
4. Pengatur fokus dimana pengaturan secara kasar (untuk menggerakkan
platform)
5. Pengatur fokus dimana pengaturan secara halus (untuk menggerakkan
platform)
6. Platform (untuk menahan sampel/objek/preparat)
7. Sumber cahaya (lampu atau cermin)
8. Diafragma dan kondensor (memadatkan cahaya)
9. Bagian mekanis platform
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop
mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan
stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa
okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung
tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal
(monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat
dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung
mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa
yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan
lensa-lensa mikroskop yang lain. Pada suatu mikroskop cahaya kegunaan cahaya
sangat penting, karna cahaya merupaka elemen terpenting yang digunakan untuk
melihat atau mendeteksi benda-benda kecil. Cahaya ini digunakan untuk
menembus bahan yang akan diamati sehingga lensa dapat menangkap cahaya
kemudian melakukan perbesaran pada objek tersebut. Cahaya juga berfungsi
mendapatkan kontras yang ideal agar perbesaran yang didapat lebih optimal.
Pada suatu mikroskop memiliki bagian yang bernama diafragma yang
berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk dengan jalan mengatur
besar atau kecilnya lubang yang dilalui cahaya. Di baguan bawah diafrgma sering
terdapat perlengkapan untuk memasang gelas filter yang diperlukan bila bekerja
dengan cahaya buatan, misalnya cahaya listrik. Dari sini dapat kita ambil
kesimpulan pula jika fungsi cahaya pada suatu mikroskop sangat penting.
Mengapa suatu alat sampai dilengkapi alat-alat penunjang cahaya jika fungsi
cahaya tidak terlalu penting, maka dengan dilengkapi oleh alat-alat seperti ini di
inginkan agar cahaya dapat secara optimal membantu proses perbesaran suatu
benda yang diamati dengan menggunkan suatu mikroskop. Tiga parameter penting
dalam teknik penggunaan alat mikroskop atau mikroskopi adalah sebagai berikut:
1. Perbesaran, adalah perbandingan ukuran citra objek dengan ukuran yang
sebenarnya.
2. Resolusi, adalah ukuran kejelasan citra; jarak minimum yang dapat
memisahkan dua titik sehingga masih bisa dibedakan sebagai dua titik.
3. Kontras, adalah mempertajam perbedaan dalam bagian- bagian dari sampel.
Pewarnaan atau pelabelan komponen-komponen sel agar terlihat menonjol
merupakan metode terbaru dalam peningkatan kontras.
Prinsip kerja dari penggunaan mikroskop cahaya adalah cahaya difokuskan
pada spesimen oleh suatu lensa pengumpul dari kaca, citra kemudian diperbesar
oleh lensa objektif dan lensa okular, untuk diproyeksi ke mata, kamera digital,
kamera video digital atau film fotografik. Mikroskop cahaya dapat memperbesar
secara efektif sekitar 1000 kali dari ukuran asli spesimen. Mikroskop cahaya tidak
dapat meresolusi detail yang lebih kecil dari 0,2 mikrometer atau 200 nanometer,
seukuran dengan bakteri kecil sehingga tidak cocok jika digunakan.

1.2. Mikroskop Elektron


Mikroskop elektron adalah mikroskop yang digunakan dengan bantuan
listrik. Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron
digunakan sebagai pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe,
yaitu mikroskop elektron scanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi
(TEM). SEM digunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur
renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi. Sedangkan TEM digunakan
untuk mengamati struktur detil internal sel.
Dalam mikroskopi elektron, seberkas elektron (bagian atas mikroskop)
digunakan sebagai pengganti cahaya, dan elektromagnet digunakan sebagai
pengganti lensa dari kaca. Berkas elektron difokuskan pada spesimen oleh lensa
pengumpul, citra diperbesar oleh lensa objektif dan lensa proyektor untuk
diproyeksikan pada detektor digital, layar fluoresen atau film fotografik.
Mikroskop elektron modern scara teoritis dapat mencapai resolusi sekitar 0,002
nm, walaupun untuk kegunaan praktis biasanya mikroskop elektron tidak dapat
meresolusi struktur biologis yang lebih kecil daripada 2 nm. Dan mampu melihat
ultrastruktur sel sampai perbesaran 500.000 kali.
Gambar 1.2. Mikroskop Elektron
(Sumber: Permatasari, 2012)

1.2.1.Mikroskop Elektron Payar (Scanning Electron Microscop, SEM)


Khusus untuk penelitian terperinci mengnai permukaan sampel, yang
biasanya dilapisi selapis tipis emas. SEM memiliki medan kedalaman yang besar,
menghasilkan citra yang tampak berdimensi tiga. Tidak jauh dari muncul dan
berkembangnya TEM, SEM dikembangkan pertama kali tahun 1938 oleh Manfred
von Ardenne (ilmuwan Jerman). Konsep dasar dari SEM ini sebenarnya
disampaikan oleh Max Knoll (penemu TEM) pada tahun 1935. SEM bekerja
berdasarkan prinsip scan sinar elektron pada permukaan sampel, yang selanjutnya
informasi yang di dapatkan diubah menjadi gambar. Imajinasi mudahnya gambar
yang didapat mirip sebagaimana gambar pada televisi. Cara terbentuknya gambar
pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada mikroskop optic dan TEM. Pada
SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru (elektron sekunder) atau
elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan sampel
tersebut discan dengan sinar elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul yang
terdeteksi selanjutnya diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya
ditampilkan dalam gradasi gelap-terang di layar monitor CRT (cathode ray tube).
Di layar CRT inilah gambar struktur objek yang sudah diperbesar bisa dilihat.
Pada proses operasinya, SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga
bisa digunakan untuk melihat obyek dari sudut pandang 3 dimensi. Ditinjau dari
jalannya berkas media, SEM dapat dianalogikan dengan mikroskop optik
metalurgi, sedangkan TEM analog dengan mikroskop optik biologi. TEM dan
mikroskop optik biologi/kedokteran memakai prinsip transmisi, artinya berkas
media menembus spesimen yang tipis. Teknik SEM merupakan pemeriksaan dan
analisis permukaan. Data atau tampilan yang diperoleh adalah data dari permukaan
atau dari lapisan yang tebalnya sekitar 20 m dari permukaan. Gambar permukaan
yang diperoleh merupakan gambar topografi dengan segala tonjolan dan lekukan
permukaan. Gambar topogorafi diperoleh dari penangkapan pengolahan elektron
sekunder yang dipancarkan oleh spesimen.
Dasar dari prinsip kerja SEM ini adalah scanning, yang berarti bahwa berkas
elektron memindai permukaan spesimen, titik demi titik dengan pemindaian
membentuk garis demi garis, mirip seperti gerakan mata yang sedang membaca.
Sinyal elektron sekunder yang dihasilkannya pun adalah dari titik pada
permukaan, yang selanjutnya ditangkap oleh SE detector dan kemudian diolah dan
ditampilkan pada layar CRT (TV). Scanning coil yang mengarahkan berkas
elektron bekerja secara sinkron dengan pengarah berkas elektron pada tabung layar
TV, sehingga didapatkan gambar permukaan spesimen pada layar TV. Sinyal lain
yang penting adalah back scattered electron yang intensitasnya tergantung pada
nomor atom unsur yang ada pada permukaan spesimen. Dengan cara ini akan
diperoleh gambar yang menyatakan perbedaan unsur kimia seperti warna terang
menunjukkan adanya unsur kimia yang lebih tinggi nomor atomnya.

Gambar 1.3. Hasil Pengamatan mikroskop elektron payar


(Sumber: Permatasari, 2012)

1.2.2.Mikroskop Elektron Transmisi (Transmission Electron Microscope, TEM)


Digunakan untuk mempelajari ultrastruktur internal sel sehingga isi sel
terlihat sangat rinci. Mikroskop transmisi elektron (TEM) adalah sebuah mikroskop
elektron yang cara kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide, di mana
elektron ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan pengamat mengamati hasil
tembusannya pada layar. Mikroskop transmisi eletron saat ini telah mengalami
peningkatan kinerja hingga mampu menghasilkan resolusi hingga 0,1 nm (atau
1 angstrom) atau sama dengan pembesaran sampai satu juta kali. Meskipun banyak
bidang-bidang ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dengan bantuan
mikroskop transmisi elektron ini. Adanya persyaratan bahwa "obyek pengamatan
harus setipis mungkin" ini kembali membuat sebagian peneliti tidak terpuaskan,
terutama yang memiliki obyek yang tidak dapat dengan serta merta dipertipis.
Karena itu pengembangan metode baru mikroskop elektron terus dilakukan.

Gambar 1.4. Hasil Pengamatan Mikroskop Elektron Transmisi


(Sumber: Permatasari, 2012)

1.3. Beberapa Karakteristik Mikroskop Cahaya


1. Menggunakan beberapa lensa yang diatur sedemikian rupa, sebagai media
pembesaran bayangan objek. Bayangan objek diperbesar 4 kali-1.500 kali.
2. Biasanya digunakan untuk mengamati morfologi objek.
3. Objek yang diamati bisa dalam keadaan hidup maupun mati, dengan syarat
harus tembus cahaya. Objek harus berukuran tidak lebih dari 5 mikron. Air
sering digunakan sebagai media untuk memindahkan objek yang sangat kecil
ke atas kaca pengamatan, hal ini dikarenakan air bersifat tembus cahaya.
4. Mikroskop cahaya digunakan secara manual, jadi pengamat dapat secara
langsung melihat bentuk, warna, maupun gerakan objek melalui lensa okuler.
5. Dapat mengamati objek dengan ukuran 0,25 mikrometer, sehingga
memungkinkan untuk mengamati mitokondria maupun klorofil.
6. Ada dua jenis mikroskop cahaya berdasarkan jumlah lensa okulernya, yaitu
mikroskop monokuler (berlensa okuler 1) dan binokuler (berlensa okuler 2).
Sedangkan dari jenis cahaya yang digunakan, ada mikroskop cahaya
konvensional yang memanfaatkan cahaya alami dan mikroskop iluminasi
cahaya lampu.

1.4. Beberapa Karakteristik dari Mikroskop Elektron


1. Mikroskop elektron menggunakan elektron sebagai pengganti cahaya serta
magnet sebagai pengganti lensa.
2. Pengamat dapat mengamati objek berdasarkan gambar yang ditampilkan pada
layar monitor.
3. Pembesaran bayangan objek bisa mencapai sejuta kali, sehingga
memungkinkan untuk mengamati bagian yang sangat kecil dengan teliti.
Dengan mikroskop elektron, pengamat bisa mengamati bagian-bagian sel
seperti organel, membran plasma, bahkan DNA.
4. Objek yang diamati haruslah dalam keadaan mati dengan ukuran yang sangat
kecil diletakkan dalam ruang hampa udara sehingga bisa ditembus elektron.
5. Mikroskop elektron terbagi menjadi dua jenis, yaitu mikroskop elektron
pemindai (SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM). Perbedaan
keduanya ada pada objek yang diteliti. SEM biasanya digunakan untuk
meneliti bagian permukaan objek, sedangkan TEM digunakan untuk meneliti
bagian dalam objek. Dengan kata lain, SEM bekerja dengan sistem scanning
sehingga mampu menampilkan gambar 3 dimensi dari permukaan objek yang
diteliti, sedangkan TEM bekerja dengan menembuskan elektron ke dalam
objek yang diteliti sehingga menghasilkan gambar 2 dimensi dengan resolusi
yang lebih tinggi.
Jadi perbedaan mendasar pada mikroskop elektron dan mikroskop cahaya
(optik) adalah sebagai berikut:
1. Mikroskop Elektron menggunakan sinar elektron, sedangkan mikroskop optik
menggunakan sinar cahaya.
2. Pembesaran maksimum mikroskop optik adalah sekitar 2000 kali, dimana
pembesaran maksimum mikroskop elektron adalah sekitar 10.000.000 kali.
DAFTAR PUSTAKA

Kirsteen, R. 2010. Panduan Lengkap Mikroskop. Jakarta: Erlangga.


Respati. 2008. Macam-Macam Cara Penggunaan Mikroskop. Jurnal Momentum.
Vol.4, no.2, hal.42-44. (Online) http://download.portalgaruda.org/article.
php?articleval4558. (Diakses pada tanggal 21 Maret 2017).
Permatasari, N. 2012. Mikroskop Elektron SEM Hitachi 3000. (Online) http://
biosains.ub.ac.id/wrp-con/uploads/2012/01.pdf. (Diakses pada tanggal 21
Maret 2017).
Sunarto.1990. Petunjuk Pemakaian dan Perawatan Mikroskop. Yogyakarta: BPPH

Anda mungkin juga menyukai